Anda di halaman 1dari 30

JENIS-JENIS PERDU DAN KLASIFIKASINYA

PERDU

Contoh tumbuhan perdu

Perdu adalah nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m (20
kaki). Sebuah Semak dibedakan dari pohon dengan tinggi lebih pendek, biasanya di
bawah 6 m (20 kaki). Tanaman dari banyak spesies dapat tumbuh baik dalam semak
atau pohon, tergantung pada kondisi mereka tumbuh. Kecil, semak rendah, umumnya
kurang dari 2 m, seperti lavender dan varietas taman yang paling kecil mawar, yang
sering disebut pohon tinggi.

Suatu daerah semak dibudidayakan di taman atau taman dikenal sebagai semak-
semak. Ketika dipotong sebagai topiary, spesies yang cocok atau varietas semak
mengembangkan dedaunan lebat dan banyak cabang-cabang berdaun kecil yang
tumbuh berdekatan. Banyak semak merespon dengan baik untuk pemangkasan
pembaharuan.

1. SAMBANG DARAH

Sambang darah

Sambang darah

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Eudikotil

(tidak termasuk): Rosidae

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Excoecaria

Spesies: E. cochinchinensis

Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis) adalah tumbuhan berkhasiat obat


bersifat beracun dan berasal dari China dan Asia Tenggara. Di Indonesia, tanaman ini
dikenal dengan beberapa nama: daun rĕměk daging (Jateng), daun sambang darah, ki
sambang, dan sambang darah (Mly. Btw.) saja.

Selain dikenali sebagai tanaman obat, tanaman ini rupanya terhadap ikan sangat
beracun, dan bahkan mempunyai kekuatan membunuh. Namun demikian, tanaman ini
masih juga dapat dipakai sebagai tanaman hias.

DESKRIPSI

Sambang darah adalah perdu kecil dengan tinggi 0,5 m hingga ± 3


meter.[3][5] Batangnya berkayu, dengan percabangan yang sangat banyak. Manakala
digores, dia akan mengeluarkan getah putih yang beracun. Mempunyai ranting-
ranting yang beruas dengan warna hijau-keunguan. Daunnya tunggal dan agak
panjang, dengan letak saling berhadapan, atau berselang-seling.[6][7] Daunnya
berbentuk jorong sampai lanset memanjang, ujung dan pangkalnya meruncing,
tepinya bergerigi dengan tulang daun yang menyirip dan menonjol permukaan
bawahnya. Berukuran 4 - 15 cm × 1,5 - 4,5 cm. Warna daunnya di bagian atas hijau
tua, dan bawahnya merah gelap[7] serupa daging; oleh karena itu, tanaman ini
disebut remek daging atau sambang darah. Daun mudanya mempunyai warna yang
sedikit lebih mengkilap. Bunganya tergolong sebagai bunga majemuk yang keluar dari
ujung batang atau ujung cabang, kecil-kecil, warnanya kuning, tersusun dalam tandan.
Bunga jantan lebih banyak dari bunga betina. Mahkotanya tidak tampak, putiknya 3,
melengkung. Buahnya tergolong buah kotak, berbentuk bundar, kecil, 3 keping
dengan diameter 1 cm. Bijinya bulat, kecil, berwarna coklat muda. Akarnya, tunggang
dan juga berwarna coklat muda.

PERSEBARAN DAN HABITAT

Tanaman ini berasal dari Indocina, tidak menyukai tanah yang tergenang air. Tanaman
ini banyak didapati di hutan-hutan dan tumbuh meliar, dapat juga ditemui di ladang
pada tempat terbuka atau sedikit terlindung. Sering juga tanaman ini ada di
pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, dan di taman-taman sebagai
tanaman hias.[3] Tanaman ini rupanya sudah lama bertumbuh di Jawa, bertumbuh
hingga daerah berketinggian 300 mdpl, dan mudah diperbanyak
dengan cangkokan, setek, atau dengan biji.

MANFAAT DAN NILAI GUNA

Menurut J.J. Smith -seorang botanis yang pernah ke Hindia Belanda- (1922), tanaman
ini bentuknya "kompak". Warna daunnya mungkin dapat juga berpadu di bawah sinar
matahari, dan dia juga bercerita bahwa tanaman ini di luar negeri pada masa itu
dibudidayakan sebagai tanaman hias.[7] Adapun kalau hendak memelihara tanaman
ini sebagai tanaman hias, rajin-rajinlah memangkasnya agar tampak padat. Tanaman
ini memang indah dan menarik.

Menurut Heyne, tanaman ini memang bergetah racun. W. G. Boorsma dalam


jurnal Teysmannia (1910) -sebuah jurnal ilmiah tentang botani, kehutanan, dan
pertanian Hindia Belanda- sebagaimana dikutip Heyne[2] mengatakan bahwa dalam
konsentrasi 1:500.000, sudah cukup untuk jadi racun ikan yang mematikan dalam
waktu singkat.[2][6] Selain itu, tanaman ini juga bermanfaat untuk mengobati
pendarahan pada datang bulan berkepanjangan. Tanaman ini mengandungi asam
shikimat, tanin, asam behenat, asam palmat, asam sterat, excolabdone A, B, & C,
triterpenoid eksokarol, excoecariodes A dan B.[3][8] Bagian yang dipakai dalam
pengobatan adalah daun, ranting, dan akarnya. Sifat tanaman ini pedas, hangat,
beracun. Sifatnya membunuh parasit (parasitisid), penghilang gatal,
dan hemostatis (penghenti pendarahan). Untuk pemakaian dalam, bisa dipergunakan
daunnya 15 lembar direbus, di saring dan diminum airnya tiap sore dan pagi. Adapun
untuk pemakaian luar, gilingan daun dapat dipakai untuk mengobati luka
berdarah, psoriasis, eksema, dan neurodermatitis
Catatan lain menyebutkan bahwa tanaman ini di India dipakai untuk mengobati ayan.
Adapun penelitian ilmiah menyebut bahwa tanaman ini berkhasiat sebagai
antimikroba, yang mempunyai aktivitas signifikan terhadap Strapphylococcus
aureus dan Propionibacterium acnes. Sambang darah juga punya aktivitas sitotoksin

2. RAMBUSA MINI

Rambusa

Bunga rambusa, Palabuan


Ratu, Jawa Barat

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Passifloraceae

Genus: Passiflora

Spesies: P. foetida

Rambusa atau ermot atau "'Plantae"'(Passiflora Foetida L) adalah nama sejenis buah
kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga
dikenal dengan berbagai nama daerah seperti ceplukan blungsun (Jw.), permot,
rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur (Sd.), dan timun dendang atau timun
padang (Mal.).
PEMERIAN
Daun, bunga dan buah

Jenis yang berbunga putih

Passiflora foetida
Herba pemanjat yang berbau kurang enak, 1,5–5 m panjangnya. Batang berambut
panjang jarang.

Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur,
berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing,
pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm.

Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip
rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm. Tabung kelopak bentuk
lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5-2,5 cm,
putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya
berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.

Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm,
kuning jingga apabila masak.

EKOLOGI DAN KEGUNAAN

Diduga berasal dari Amerika Selatan, rambusa kini hidup meliar di banyak tempat.
Tumbuhan ini biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya
di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan
bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.
Pada masa lalu rambusa ditanam untuk buahnya, yang manis dan banyak sari buahnya
jika masak. Anak-anak menyukainya. Hanya saja, buah yang muda beracun.

Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah, untuk
melindungi tanah dari erosi yang berlebihan. Pucuknya yang muda kadang-kadang
dimanfaatkan sebagai sayuran.

3. BANDOTAN

Tumbuhan bandotan adalah tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar kebun dan
berpotensi menjadi gulma apabila populasinya tinggi. Tumbuhan ini mudah
ditemukan di perkarangan rumah, kebun, sawah, dan tepi jalan. Tumbuhan ini dapat
berkembang biak dengan baik di wilayah tropika dan sub tropika.

Bagi petani di indonesia tumbuhan ini sangat menjengkelkan karena dapat


menurunkan hasil tanaman budidaya yang membuat kerugian ekonomi. Walaupun
demikian tumbuhan bandotan memiliki manfaat dalam bidang kesehatan. Manfaatnya
adalah dapat mengobati bisul, rematik, radang telinga, sariawan, tumor rahim, sakit
tenggorokan dan lain-lain.

Klasifikasi Tumbuhan Bandotan

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides L
Nama umum : Bandotan, wedusan, babadotan
Morfologi Tumbuhan Bandotan

Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan gulma terna semusim, tumbuh berbaring


dipermukaan tanah dan ada pula yang tegak, tingginya kurang lebih 30-90 cm, dan
bercabang.
Batang

Batang tumbuhan bandotan berbentuk bulat dan berambut panjang, jika batang
menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.

Daun

Daun berwarna hijau, bertangkai, letaknya saling berhadapan dan ada pula yang
bersilang, bentuk daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung meruncing,
tepi daun bergerigi, panjang daun kurang lebih 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, terdapat
rambut pada permukaan daun dan kelenjar yang berada di permukaan bawah daun.

Bunga

Bunga pada tumbuhan bandotan tergolong ke dalam bunga majemuk berkumpul 3


atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, berwarna putih,
panjang bonggol bunga kurang lebih 6-8 mm, tangkai bunga terdapat rambut-rambut
pendek.

Buah

Buah berwarna hitam, bentuknya kecil dan mengandung banyak biji.

4. SUPLIR

Suplir
Adiantum
Adiantum capillus-veneris

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Pteridophyta

Kelas: Pteridopsida

Ordo: Pteridales

Famili: Pteridaceae (Adiantaceae)

Genus: Adiantum
L.

Spesies

Total spesies: sekitar 200, lihat teks.

Suplir adalah tumbuhan paku populer untuk penghias ruang atau taman yang
termasuk dalam marga Adiantum, yang tergolong dalam anaksuku
Vittarioideae, suku Pteridaceae . Suplir memperbanyak diri
secara generatif dengan spora yang terletak pada bagian tepi sisi bawah daun yang
sudah dewasa.

Suplir memiliki penampilan yang khas, yang membuatnya mudah dibedakan dari jenis
paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung
membulat. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
Kumpulan indusia (sorus) berada di sisi bawah daun pada bagian tepi yang agak
terlindung oleh lipatan daun. Tangkai entalnya khas karena berwarna hitam dan
mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan
lain, daun tumbuh dari rimpang dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa
Jawa: mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-
lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rimpang.

PEMANFAATAN

Adiantum venustum. Tumbuh di Eropa.

Suplir tidak memiliki nilai ekonomi penting selain sebagai tanaman hias yang bisa
ditanam di dalam ataupun di luar ruang namun tidak tahan penyinaran matahari
langsung. Suplir menyukai tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus).
Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora
memerlukan tambahan fosfor dan kalium.

Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan penyiraman.


Kekeringan yang dialami suplir tidak bisa diperbaiki hanya dengan penyiraman
karena daun yang kering tidak bisa pulih. Penanganannya adalah dengan membuang
seluruh ental yang kering hingga dekat rizoma dan memberi sedikit media tumbuh
tambahan. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul.

5. TEH-TEHAN

Acalypha siamensis

Teh-tehan

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Eudicots


Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Acalypha

Spesies: A. siamensis

Nama binomial

Acalypha siamensis
Oliv. ex Gage, 1922

Teh-tehan atau Acalypha siamensis merupakan tanaman bercabang banyak


membentuk semak. Daunnya berukuran sedang dan tumbuh membentuk rumpun,
cocok dijadikan pagar hidup.

Genus Acalypha merupakan genus terbesar ketiga dari suku Euphorbiaceae yang
terdiri dari sekitar 450 spesies. Setidaknya klasifikasi tanaman teh tehan ada 28 spesies
dapat ditemukan di Asia Tenggara. Nama latin tanaman teh-tehan disebut Acalypha
siamensis, nama lainnya disebut daun teh siam atau wild tea. Acalypha
siamensis merupakan tanaman asli yang tumbuh di Thailand, Vietnam, Malaysia
(semenanjung), Singapura, Sumatera, dan Sulawesi.

Biasa dimanfaatkan sebagai pagar hidup yang paling sesuai tanpa perlu material
tambahan. Tanaman ini bercabang banyak membentuk semak, dirawat dan dipangkas
hingga membentuk tembok pagar. Bentuk daun berukuran sedang akan membentuk
rumpun yang rapat, menghalau pandangan dari luar dan debu. Umumnya masyarakat
menanam daun teh tehan di depan rumah sebagai pagar yang mengelilingi tanah
sekitar rumah.

Cara memperbanyak teh-tehan dengan stek batang merupakan cara termudah.


Perawatan tanaman dianggap sangat mudah, hanya diperlukan perawatan khusus pada
awal menanam. Di awal penanaman, lakukan penyiraman secara rutin hingga tanaman
berusia tiga minggu.

Tanaman ini masih banyak digunakan masyarakat sebagai hiasan yang dipangkas
secara rutin. Salah satunya untuk membuat pagar tradisional yang membatasi tanah
orang lain. Manfaat daun teh-tehan ternyata tidak hanya untuk pembuatan batas tanah
ataupun pagar, tetapi juga digunakan sebagai tanaman obat untuk membantu
peningkatan kesehatan tubuh.

6. SINYO NAKAL

Sinyo nakal

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Eudikotil

(tidak termasuk): Asteridae

Ordo: Lamiales

Famili: Verbenaceae

Genus: Duranta

Spesies: D. erecta

Nama binomial

Duranta erecta
L.

Sinonim

Duranta repens L.

Sinyo nakal (Duranta erecta L.) adalah sejenis perdu hias yang biasa ditanam orang
sebagai pagar hidup atau komponen taman. Terdapat sejumlah kultivar berupa tanaman
pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal
sebagai teh-tehan karena menjadi tanaman pangkas seperti di perkebunan teh.
Tumbuhan berasal dari Amerika Tengah ini sekarang menyebar di semua tempat tropis,
di beberapa tempat bahkan mulai menjadi gulma atau spesies
invasif(Australia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan beberapa tempat di Oceania).

PEMERIAN

Semak atau perdu tahunan, kadang-kadang berupa pohon yang dapat mencapai 6
meter tingginya. Tumbuhan dewasa dapat memiliki duri yang tidak tumbuh sewaktu
tumbuhan masih muda. Daun berbentuk oval atau elips, agak bergelombang tepinya,
tersusun berpasangan, warnanya mulai dari kuning cerah hingga hijau agak pekat,
tergantung spesies dan lingkungan tumbuh (lebih terang, warna daun lebih
cerah). Bunga berwarna biru sampai ungu dengan rona putih, tersusun dalam satu
cabang yang keluar dari ketiak cabang atau ujung cabang, berbunga sepanjang
tahun. Buahnya berwarna kuning (hijau ketika muda), bulat, dengan diameter dapat
mencapai 1 cm.

Daun dan buahnya beracun bagi manusia dan hewan peliharaan besar (dilaporkan
telah membunuh anjing dan kucing)[1] meskipun tidak berakibat apa-apa terhadap
burung.

BUDIDAYA

Duranta erecta 'Aurea' (teh-tehan)

Sinyo nakal dikenal sebagai tanaman hias yang populer di daerah beriklim hangat
sepanjang tahun.[2] Beberapa kultivar yang ada antara lain alba, aurea, gold
mound, geisha girl, sapphire showers, dan variegata.[3]

Tumbuhan ini tidak banyak memerlukan perhatian untuk tumbuh baik. Pemangkasan
adalah hal yang perlu diperhatikan karena pertumbuhannya cepat dan mudah
membentuk semak yang tebal.

7. BELUNTAS

Beluntas
Daun beluntas

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Pluchea

Spesies: P. indica

Nama binomial

Pluchea indica

Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus, dan
berbulu lembut[1]. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan
tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga
seringkali ditanam sebagai pagar pekarangan[2]. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering
pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi
pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari
atau sedikit naungan, dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada
batang yang cukup tua[3]. Nama
daerah: beluntas (Melayu), baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa), baluntas (Ma
dura), lamutasa(Makasar), lenabou (Timor), sedangkan nama asing untuk tanaman
beluntas adalah Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh fleabane (Inggris)[1].
Nama simplisia beluntas adalah Plucheacea folium (daun), Plucheacea radix (akar).

CIRI MORFOLOGI
Daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling, berbentuk bulat telur sunsang,
ujung bundar melancip[1]. Tepi daun bergerigi, berwarna hijau terang, bunga keluar di
ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan
berwarna ungu[2]. Buahnya longkah agak berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan
bersudut putiH.

SIFAT DAN KHASIAT

Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium,


flafonoida, magnesium, dan fosfor[1]. Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan
tannin[6]. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan,
berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan,
meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam,
nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat
sebagai peluruh keringat dan penyejuk[1]. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi
sebagai lalaban atau dikukus[2]. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar
20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli

8. POHON SIWAK

Salvadora persica

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Brassicales

Famili: Salvadoraceae
Genus: Salvadora

Spesies: S. persica

Nama binomial

Salvadora persica
Wall.

Pohon siwak (Salvadora persica, pohon sikat gigi, kayu sugi, bangsa
Arab menyebutnya pohon Arak, Galenia asiatica, Pilu, Salvadora indica) adalah
sejenis pohon yang termasuk ke dalam spesies Salvadora.[1][2]

Salvadora persica memiliki fungsi anti-urolithiatik.[3] Dahan dan akar pohon ini
selama berabad-abad digunakan sebagai pembersih gigi alamiah, sebagai mana dahan
ranting yang berserat dan lembut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami. Penelitian
menunjukkan bahwa di dalam serat pohon ini mengandung bermacam-macam zat
yang sangat bermanfaat, seperti fluoride, abrasive, antiseptik, astringent, deterjen,
dan enzyme inhibitor.

BENTUK TUMBUHAN

Salvadora persica termasuk ke dalam kategori pohon kecil atau semak


belukar dengan dahan yang berliku-liku dan sangat jarang yang memiliki diameter
lebih dari satu kaki.

PENGGUNAAN

Dahan dan akar pohon ini selama berabad-abad digunakan sebagai pembersih gigi
alamiah, sebagai mana dahan ranting yang berserat dan lembut telah
direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membersihkan
gigi dan mulut secara alami. Penelitian menunjukkan bahwa di dalam serat pohon ini
mengandung bermacam-macam zat yang sangat bermanfaat,
seperti fluoride, abrasive, antiseptik, astringent, deterjen, dan enzyme inhibitor.

KONTEKS RELIGI

Penggunaannya sangat popular di dunia Arab, dan juga di negara-negara yang


mayoritas Muslim.[10] Digunakan sebagai pembersih gigi, atau dalam istilahnya
disebut dengan bersiwak, dan direkomendasikan oleh Nabi Muhammad yang
tercantum dalam beberapa hadis.[11]

9. JAYATI

Sesbania sesban

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Eudikotil

(tidak termasuk): Rosidae

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Genus: Sesbania

Spesies: S. sesban

Nama binomial

Sesbania sesban
(Jacq.) W. Wight

Jayanti adalah sejenis perdu atau pohon kecil dari


famili Papilionaceae.[1][2] Tanaman dengan nama Latin Sesbania sesban ini memiliki
beberapa nama dalam bahasa Jawa, yaitu janti, giyanti, atau kelor
warna.[1][2] Di Indonesia, Jayanti banyak ditemukan di Pulau Jawa, khususnya
daerah persawahan dan perkebunan.[2] Hampir seluruh bagian tanaman jayanti dapat
dimanfaatkan untuk obat-obatan, pakan ternak, ataupun bahan bangunan.

CIRI-CIRI UMUM
Tanaman jayanti termasuk jenis perdu dan mampu tumbuh hingga tinggi 2-
6 meter.[1][2] Daunnya berupa daun majemuk menyirip dengan 7-25 pasang anak daun
pada setiap cabang tangkainnya.[1][2] Anak daun berbentuk garis memanjang dan
memiliki ujung bulat serta tepi rata.[1][2] Bunga tanaman jayanti berwarna kuning dan
termasuk bunga majemuk berbentuk tandan.[1][2] Buahnya adalah buah polong yang
tumbuh menggantung.

MANFAAT

Dalam kehidupan sehari-hari, hampir seluruh bagian tanman jayanti dapat


dimanfaatkan, baik sebagai obat-obatan maupun bahan pangan.[1] Daunnya dapat
digunakan untuk lauk dan mengobati tuberkulosis, kencing nanah, infeksi ginjal,
dan demam.[1][2] Selain itu, olahan kulit kayu tanaman jayanti mampu mengobati
kesulitan buang air kecil dan berkeringat.[1] Akarnya juga dimanfaatkan untuk
mengobati kencing nanah dan sifilis.[1]

Dalam dunia pertanian, daun tanaman jayanti digunakan sebagai bahan


pembuat pupuk organik dan pakan ternak.

10. KACANG HANTU

Kacang hantu (Centrosema plumieri) adalah suatu jenis perdu membelit yang berasal
dari Amerika tropik.[1] Tumbuhan ini tumbuh liar di beberapa tempat di bawah ketinggian
450 meter di atas permukaan laut di bagian barat Pulau Jawa.[1] Buahnya beracun
sehingga dapat dipakai untuk menuba ikan. Dan meracuni orang.

11. MYRTUS

Myrtus
Murad
Myrtus communis

Murad (M. communis)[1]

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Eudikotil

(tidak termasuk): Rosid

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Myrtus
L.

Myrtus, dengan nama umum murad (bahasa Inggris: myrtle) merupakan


suatu genus tumbuhan bunga dalam familia Myrtaceae. Pertama kali dipaparkan
oleh Linnaeus pada tahun 1753.
TAKSONOMI

Lebih dari 600 nama pernah diusulkan termasuk ke dalam genus ini, tetapi hampir
semuanya telah dipindahkan ke genus lain atau dianggap sinonim.

Genus Myrtus beranggotakan 2 spesies yang dikenal sekarang:[4]

 Myrtus communis — "Murad umum" (Common myrtle); tumbuhan asli di


daerah Laut Tengah di bagian selatan Eropa.
 Myrtus nivellei — "Murad sahara" (Saharan myrtle); tumbuhan asli di Afrika
Utara.
PEMERIAN

Murad umum[sunting | sunting sumber]

Myrtus communis, atau Murad umum (juga disebut true myrtle; "murad sejati"),
merupakan tumbuhan asli di bagian utara Mediterania (terutama di
pulau Sardinia dan Corsica, di mana memiliki nama setempat murta).[5]

Murad sahara

Myrtus nivellei atau Murad sahara, (bahasa Tuareg: tefeltest), tumbuh endemik di
pengunungan Gurun Sahara tengah.

Myrtus communis, dibiakkan luas sebagai suatu tanaman hias dalam


bentuk perdu di kebun dan taman. Sering menjadi tanaman pagar, di mana daun-daun
kecilnya dicukur rapi.

Jika lebih jarang dicukur, bunganya lebat pada akhir musim panas. Membutuhkan
musim panas yang lama dan terik untuk menghasilkan bunga, dan perlu dilindungi
dari frost musim dingin.

Spesies dan subspesies M. communis subsp. tarentina telah memperoleh


penghargaan Award of Garden Merit dari Royal Horticultural Society.[7][8]

Makanan

Myrtus communis digunakan di pulau Sardinia dan Corsica untuk menghasilkan


minuman keras beraroma yang disebut Mirto dengan
cara maserasi dalam alkohol. Mirto merupakan salah satu minuman khas Sardinia,
tersedia dalam dua varietas: mirto rosso (merah) dihasilkan dari maserasi buah
(berries), dan mirto bianco (putih) dihasilkan dari buah kuning, bahkan daun-daun,
yang kurang lazim ditemukan.[9]

Buah-buahnya (berries), utuh atau digiling, telah digunakan sebagai


pengganti merica.[10]

Obat-obatan

Minyak atsiri dari murad (Myrtus communis) dalam vial kaca bening.
Murad menempati posisi utama dalam tulisan-
tulisan Hippocrates, Plinius, Dioscorides, Galen, dan penulis-penulis Arab.[11]

Di beberapa negara, terutama di Eropa and Tiongkok, ada tradisi untuk menggunakan
bahan ini dalam pengobatan infeksi hidung (sinus infections). Suatu tinjauan
sistematik obat-obatan tanaman yang digunakan untuk
mengobati rhinosinusitismenyimpulkan bahwa bukti manfaat tanaman obat dalam
pengobatan rhinosinusitis jumlahnya terbatas, dan tidak cukup bukti
dari Myrtus untuk memastikan signifikansi hasil klinik

12. PERDU PROSTAD

Gastrolobium minus, sebuah perdu prostrat asal Australia Barat, yang populer dalam
hortikultura
Perdu prostrat adalah sebuah tumbuhan berkayu, yang kebanyakan dahannya berada
di atas atau tempat di atas tanah, ketimbang berdiri sebagai dahan-dahan dari
kebanyakan pohon atau perdu. Prostasi terjadi karena jaringan-jaringan pendukung
pada bagian pokok tak kuat mendukung berat tumbuhan tersebut, menyebabkan
tumbuhan merunduk sampai mencapai tanah

13. PUCUK MERAH

Manfaat tanaman pucuk merah biasanya digunakan sebagai tanaman hias karena
keunikan dan keindahan dari tanaman ini. Tanaman pucuk merah atau dalam bahasa
ilmiahnya Syzygium oleana adalah jenis tanaman perdu yang saat ini cukup popular,
meskipun tidak sepopuler anhurium.

Jika diperhatikan sekilas, tanaman ini mirip dengan tanaman cengkih. Keistimewaan
tanaman ini terdapat pada ujung daun mudanya yang berwarna oranye dan merah yang
membuatnya dikenal sebagai tanaman pucuk merah. Daun muda yang berwarna merah
biasanya akn menyembul disela sela daun yang hijau disekitarnya yang membuatnya
seperti bunga diantara dedaunan.

Tanaman pucuk merah masauk dalam klasifikasi family yang sama dengan tanaman
cengkih. Jika anda memperhatikan dengan seksama, tajuk dan daunnya pun sangat
menyerupai tanaman cengkih.

Agar tanaman ini mampu tumbuh dengan indah, diperlukan cahaya matahari yang
cukup sehingga warna tunasnya akan tetap berwarna merah dan bentuk tajuk tanaman
tetap terjaga. Untuk menjaga keindahannya anda dapat melakukan pemotesan pada
bagian ujungnya dua minggu sekali. Jika warna daun daun pada bagian pucuk telah
memudar, anda dapat memetiknya dengan menggunakan tangan, dipotong tepat pada
ruas cabang, sehingga tunas baru dapat segera tumbuh dari ruas.

Dengan melakukan pemotongan pada ujung ujung tanaman anda dapat mengatur
tanaman ini, pada bagian mana yang ingin ditampilan warna yang dominan merah.
Dengan rajin memotong pucuk tanamn ini maka tumbuh tanaman akan dapat merata
dan teratur dengan rapi.

Jika anda menanam tanaman ini di pot dan ingin mengatur warnanya, anda
membutuhkan sinar matahari dan sinar matahari yang paling baik adalah pada pagi
hari. Perawatan tanaman ini juga dilakukan dengan pemangkasan secara rutin. Anda
dapat melakukan pemangkasan tanaman secara rutin 2 hingga 3 bulan sekali. Jika
pertumbuhan tanaman sangat cepat, pemangkasan harus dilakukan dengan segera
untuk mempertahankan bentuk sesuai dengan yang anda inginkan.
Selain pemangkasan hal yang harus diperhatikan adalah pemberian air dan pupuk.
Untuk pemberian pupuk idealnya 2 hingga 3 bulan sekali.

Anda dapat menanam tanaman pucuk merah sebagai border, sebagai pembatas jalur
hijau misalnya, namun pucuk merah juga tidak kalah indahnya saat anda tanaman pada
media pot.

Klasifikasi tanaman pucuk merah

Klasifikasi Pucuk Merah

 Nama Lokal : pucuk merah

 Nama latin : Syzygium oleina

 Famili : Myrtaceae

 Tinggi rata-rata tanaman pucuk merah : 50 cm — 3 m

 Keindahan : terletak pada bagian tunasnya yang berwarna oranye dan merah

Manfaat Dari Tanaman Pucuk Merah

 Sebagai garis atau border atau pembatas, anda dapat menggunakannya sebagai pembatas
jalur hijau.

 Digunakan sebagai tanaman hias dalam pot

 Sebagai tanaman hias bertema tropis

 tanaman pengarah

Perawatan Tanaman Pucuk Merah

 pemupukan dengan NPK 2–3bln sekali

 kebutuhan air sedang

 memerlukan cahaya matahari penuh


 pemotesan 2minggu sekali

 termasuk jenis tanaman evergreen

 pemangkasan 2–3bln sekali

Demikian tadi beberapa cara perawatan tanaman pucuk merah sebagai tanaman hias
yang baisanya digunakan sebagai tanaman border dan sebagai tanaman hias bernuansa
tropis.

14. LILI PARIS

Berasal dari Afrika selatan, tumbuh subur di daerah tropis dan basah, tumbuh pada
ketinggian 50-800 m dpl. Termasuk tanaman berumpun dan berumbi yang tumbuh
sepanjang tahun. Daun tipis berwarna hijau atau variegata dengan panjang sekitar 10-
15cm. Bunga putih bertangkai panjang tumbuh di antara daun dan tunas anak.
Memiliki cabang (rhizome) yang membawa tunas-tunas baru. Ada Chlorophytum
jenis lain yang memiliki daun sedikit lebih lebar, yaitu Chlorophytum capense dan
Chlorophytum bichetii.

Macam jenis
Chlorophytum comosum 'variegatum'
Chlorophytum comosum 'vittatum'

Chlorophytum bichetii Chlorophytum capense


15. EKOR TUPAI

Klasifikasi Kaktus Ekor Tupai


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Berpembuluh)
Super divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Carysphyllales
Familia : Cactaceae (Suku kaktus-kaktusan)
Genus : Opuntia
Spesies : Opuntia Linguiformis Griffiths
Deskripsi Tanaman Ekor Tupai

16. BROMELIA

Bromelia

Bromelia karatas
Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Monokotil

(tidak termasuk): Commelinids

Ordo: Poales

Famili: Bromeliaceae

Subfamili: Bromelioideae

Genus: Bromelia
L.

Bromelia

Bromelia adalah kelompok tanaman yang bernaung di bawah


keluarga Bromeliaceae yang terdiri atas sekitar 3000 spesies dan ratusan hingga
ribuan hibrida. Asal muasal tanaman yang salah satunya adalah nanas yang berasal
dari Amerika. Tercatat hanya satu yang habitat nya di Afrika, yaitu Pitcairnia
Feliciana.

Bentuk unik dan warna mencolok bunga yang berada di antara hijau helai-helai
daunnya, adalah daya tarik utama bromelia. Warna daun dan bunganya cemerlang
hampir di segala musim. Bunga bromelia bisa bertahan satu sampai tiga bulan. Rata-
rata sebuah bromelia memiliki 40 helai daun yang bagian ujungnya melengkung. Pada
beberapa spesies bagian daunnya terdapat gerigi, sedangkan pada spesies lainnya
lembut, tanpa gerigi. Bromelia bisa ditanam tunggal di dalam pot, bisa pula disusun
membentuk koloni. Pada umumnya, koloni bromelia diletakkan di tepi jalan setapak
atau dijadikan point of interest di tengah-tengah taman.

Tanaman ini umumnya dikembangkan dengan biji atau anakan. Bromelia termasuk
keluarga Bromeliaceae. Ia berasal dari Argentina dan Brasil. Warga Amerika Latin
mengenal bromelia sebagai tanaman berkhasiat obat, yakni sebagai obat cacing.
Tanaman yang masih satu keluarga dengan nanas ini kaya kalsium dan vitamin C. Daun
bromelia juga bisa mengempukkan daging. Nama bromelia diambil dari nama seorang
ahli botani asal Swedia, Olof Ole Bromell. Total jumlah spesiesnya di dunia mencapai
belasan, tetapi di Indonesia, jenis bromelia yang populer kebanyakan berbunga oranye
(Bromelia alta, B. flemingii, B. humilis, B. scarlatina, dan B. serra) atau merah
(Bromelia alsodes, B. antiacan, B. goyazensis, dan B. hieronymii). Bromelia kuning
(Bromelia chrysantha, B. goeldiana, dan B. palmeri), ungu (Bromelia horstii dan B.
karatas), dan merah jambu ada, tetapi jumlahnya sedikit.

Bromelia tidak terlalu rewel, dalam arti tidak perlu disiram terlalu sering dan tahan
ditanam di dataran rendah. Penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
medianya, jangan terpancang dengan rutinitas. Siramlah kalau medianya sudah terlihat
kering. Ingat, bahwa kondisi media pasti berbeda antara cuaca panas, mendung, dan
hujan. Selain itu, bromelia paling benci lingkungan yang kering.

Di ketiak daunnya harus selalu ada genangan air. Pemupukan bromelia juga tidak
terlalu sulit. Jika Anda menggunakan pupuk slow release maka pemupukan cukup
dilakukan tiga bulan sekali. Pupuk NPK juga bisa digunakan tapi pupuk jenis ini mudah
sekali diserap. Jadi frekuensi pemupukan harus lebih sering.

Agar bromelia Anda segar dan dan rajin memamerkan warna-warni bunganya,
sebaiknya jangan ditanam di tanah.
17. MIRTEN

Tanaman ini dapat tumbuh baik di setiap jenis tanah. Tanaman ini mampu
memekarkan bunga dengan warna putih dan merah. Tak hanya mampu memekarkan
bunga indah, bentuk daunnya yang kecil dan mempunyai batang lurus serta mudah
diatur, membuat tanaman ini banyak digunakan sebagai tanaman bonsai.
18. SUTRABOMBAI
Tanaman ini sangat menyukai daerah yang lembab. Karena memiliki bunga cantik
berwarna ungu yang dikolaborasikan dengan corak kekuningan, tanaman ini biasanya
dipajang pada sudut-sudut ruang, sebagai penyedap pandangan mata.

19. POHON EKOR TUPAI

Disebut ekor tupai karena bentuk dari daunnya yang mirip dengan ekor tupai. Daun
tanaman ini sangat lembut sekali, sehingga dapat dengan mudah terkelupas. Sedangkan
batangnya memiliki tekstur yang keras. Bentuknya yang unik inilah yang membuat
pohon ekor tupai banyak diminati sebagai tanaman hias.

20. TALIPUTRI

Tali putri

Cuscuta europaea pada Sambucus ebulus

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae
Divisi: Angiospermae

Kelas: Eudikotil

(tidak termasuk): Asterids

Ordo: Solanales

Famili: Convolvulaceae

Genus: Cuscuta
L.

Cuscuta atau Tali putri adalah salah satu genus dari tumbuhan
berbunga, cuscuta terdiri dari sekitar 160 sepesies.[1][2][3] Genus ini merupakan
golongan tumbuhan parasit yang hidup pada tanaman inang.[1] Tali putri tersebar luas
di Eropa dan Amerika Utara, di Amerika Serikat bagaian selatan tali putri menjadi
parasit pada alfalfa dan semanggi.[1] Tanaman lain yang menjadi inang dari tali putri
antara lain; bawang, bit gula, kentang, dan beberapa jenis tanaman hias (ornamental)
PARASIT

Sebagai parasit, tali putri bergantung sepenuhnya kepada tanaman inang sebagai
sumber nutrisi.[3] Selama pertumbuhannya tali putri akan memenetrasikan jaringan
menembus pembuluh tapis tumbuhan inang yang kemudian tersambung dengan
pembuluh tapis tali putri.[3][4] Cuscuta terbagi menjadi dua jenis yaitu; hemiparasit,
jenis yang memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis, dan holoparasit, jenis
yang tidak memiliki klorofil dan tidak melakukan fotosintetis.[5] Cuscuta merupakan
parasit batang, sebelum menempel pada inang biji dari semua spesies hidup mandiri
bergantung pada cadangan makanannya.[5] Evolusi yang mengarah ke parasitisme
menyebabkan berkurangnya aktifitas fotosintetis pada spesies hemiparasit.[5]Spesies
yang lebih tua seperti subgenus Monogynella memiliki plastid yang utuh serta aktifitas
fotosintesis yang rendah.[5] Spesies hemiparasit yang paling hijau pun tetap
bergantung hampir sepenuhnya pada tanaman inang dalam memenuhi kebutuhan
hidup seperti air, nutrisi, dan sumber karbon organik.[5] Contohnya pada
spesies Cuscuta reflexa, 99% karbon dalam tubuhnya berasal dari tanaman
inangnya.[5]

SPESIES MERUGIKAN
Sekitar 15 spesies Cuscuta sp. di seluruh dunia merupakan parasit serius yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil sampai dengan 80%.[5] Selain itu biji yang mudah
tersebar menjadi masalah yang menyebabkan kontaminasi benih.[5] Beberapa negara
telah menetapkan peraturan perundang-undangan untuk mencegah masuknya benih
yang terkontaminasi.[5]

Spesies menguntungkan

Beberapa tali putri dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya Cuscuta
chinensis, belakangan ini cuscuta mulai diteliti sebagai tanaman obat.[5] Beberapa
spesies digunakan sebagai pewarna seperti Cuscuta tinctoria. Dalam
ekosistemnya Cuscuta sp. menjadi kunci ekosistem, Cuscuta memiliki kemampuan
untuk mengurangi biomasa dan menentukan modifikasi bentuk tumbuhan.[5]

SIKLUS HIDUP

Setelah perkecambahan, biji hanya akan tumbuh dan berkembang pada inang yang
cocok.[5] Jika biji tidak menemukan inang yang cocok maka tumbuhan muda hanya
akan bertahan dalam satu atau dua minggu, hal ini disebabkan karena organ akar tidak
berfungsi sementara cadangan makanannya telah habis.[5] Biji tali putri telah
berevolusi secara khusus untuk beradaptasi, bijinya relatif baru berkecambah ketika
tumbuhan inang sudah tumbuh secara matang

Anda mungkin juga menyukai