BAB 1 THT
BAB 1 THT
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Rhinitis alergi adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan
peningkatan imunitas humoral yang dimediasi oleh IgE (hipersensitivitas tipe I)
dan terjadi sebagai respons terhadap antigen lingkungan yang mengakibatkan
inflamasi saluran nafas atas.
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama
serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan
alergen spesifik tersebut.
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin,
rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang
diperantarai oleh IgE.
1.2 Etiologi
Rhinitis alergi disebabkan oleh alergen yaitu zat yang dapat menimbulkan
alergi. Zat tersebut tidak menimbulkan reaksi apapun pada orang yang tidak
alergi, namun pada orang yang alergi, ceritanya bisa berbeda. Misalnya saja debu.
Pada orang yang tidak alergi debu, paparan terhadap debu tidak menimbulkan
reaksi. Namun paparan debu pada orang yang alergi debu dapat memicu reaksi
antibodi. Antibodi ini menyebabkan sel mengeluarkan zat kimia yang
menyebabkan gejala seperti hidung berair, gatal, hidung tersumbat, bersin-bersin,
bahkan sesak napas.
Orang yang sedang terkena rhinitis alergi menjadi lebih sensitif terhadap
zat iritan lainnya seperti asap rokok, udara dingin, dan polusi. Rhinitis juga dapat
menjadi faktor pemberat pada asma, sinusitis, infeksi telinga, dan menyebabkan
gangguan tidur. Berbeda dengan rinitis alergi, rinitis non-alergi timbul tanpa
reaksi alergi. Rinitis jenis ini dapat timbul akibat infeksi virus, infeksi bakteri,
dipicu oleh makanan dan alkohol, polutan udara, perubahan hormonal, dan dipicu
oleh beberapa jenis obat.
1.3 Patofisiologi
Alergen diingesti oleh makrofag, sel dendrite dan limfosit B (sel pembawa
antigen atau APC). Alergen kemudian diproses dan di bawa ke permukaan sel
tersebut untuk berinteraksi dengan limfosit T helper (sel CD4). Pada pasien alergi,
jumlah sel dendrite dan limfosit B di mukosa saluran pernapasan meningkat, yang
memungkinkan stimulasi imunitas humoral. pada alergi, interleukin-4 (IL-4)
secara istimewa dilepaskan oleh sel CD4 (fase TH2 pada produksi sitokin)
menghasilkan proliferasi limfosit B. Sel B mengalami “perubahan isotope”
sedemikian rupa sehingga mereka berubah dari memproduksi IgM menjadi
memproduksi sejumlah besar IgE. IgE berikatan dengan sel mast via reseptor Fc
berafinitas tinggi dengan hasil degranulasi sel mast dan pelepasan mediator
vasoaktif (misalnya histamin), kemotaktik, dan inflamasi (misalnya leukotrien).
Interleukin lain (IL-8, IL-5) juga dilepaskan dan mengaktivasi neutrofil (PMN)
dan eosinofil (EOS). Tingginya tingkat aktivitas IL-5 mungkin merupakan tahap
penting dalam perpindahan dari sensitisasi alergi ke gejala penyakit aktual. IL-4
dan IL-5 juga mendorong ekspresi adhesi molekul pada sel endotel dan epitel
mengakibatkan semakin banyak migrasi sel inflamasi, terutama netrofil dan
eosinofil. Respons alergi merupakan respons vascular dan selular yang
menyebabkan inflamasi. proses ini terjadi secara episodic sebagai respons
terhadap pajanan allergen, tetapi dapat mengakibatkan perubahan kronis dalam
mukosa pernapasann dengan gejala menetap.
1.4 Manifestasi Klinis
Gejala rinitis dapat dimulai pada waktu yang berbeda sepanjang tahun, itu
tergantung pada substansi apa alergi pasien. Jika seseorang alergi terhadap serbuk
sari yang umum, maka ketika jumlah serbuk sari lebih tinggi gejalanya akan
makin parah.
a. Gejala umum rinitis diantaranya :
1. Bersin
2. Mata berair
3. Tenggorokan gatal
4. Hidung gatal
5. Diblokir/ pilek
b. Gejala rinitis yang parah mungkin termasuk :
1. Berkeringat
2. Sakit kepala
3. Kehilangan bau dan rasa
4. Muka terasa sakit yang disebabkan oleh sinus diblokir/pilek
5. Gatal menyebar dari tenggorokan, ke hidung dan telinga
6. Kadang-kadang gejala rinitis dapat menyebabkan :
7. Kelelahan (fatigue)
8. Sifat lekas marah
9. Insomnia
Orang dengan penyakit asma mungkin menemukan bahwa ketika gejala
rinitis muncul maka mengi dn sesak nafas menjadi lebih parah.
1.5 Komplikasi
Gejala sinusitis seperti sakit gigi, demam, hidung tersumbat atau berair,
serta rasa sakit yang parah di sekitar mata, dahi atau pipi bisa diatasi dengan obat
pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, atau parasetamol. Jika sinus yang dialami
terinfeksi bakteri, disarankan untuk mengonsumsi antibiotik yang akan diresepkan
dokter.
Defisiensi pengetahuan Setelah diberikan asuhan 1. Tentukan persepsi klien tentang 1. Memungkinkan dilakukan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 alergi dan pengobatannya, ceritakan pembenaran terhadap kesalahan
kurangnya informasi jam diharapkan pasien pada klien tentang pengalaman persepsi dan konsepsi serta
tentang penyakit yang menyatakan pemahaman klien lain yang menderita alergi. kesalahan pengertian
dialami. tentang penyakitnya dengan 2. Berikan pasien tindakan mandi 2. Meningkatkan insisi bersih,
kriteria hasil : dengan air hangat. meningkatkan
1.Pasien mampu sirkulasi/penyembuhan.
melaksanakan prosedur 3. Berikan informasi yang akurat dan 3. Membantu klien dalam memahami
yang dijelaskan. faktual. Jawab pertanyaan secara proses penyakit.
2.Pasien mampu spesifik, hindarkan informasi yang 4. Tindakan pencegahan terutama
menjelaskan kembali tidak diperlukan. berhubungan dengan penyakit
apa yang dijelaskan 4. Diskusikan dan berikan daftar pasien.
perawat. tertulis tanda/gejala tentang
penyakit pasien kepada dokter
2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan.
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan kriteria hasil yang diperlukan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan membantu dan mengarahkan
kerja aktivitas kehidupan sehari-hari. Implementasi keperawatan sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat.
2.5 Evaluasi
Evaluasi dari masalah polisitemia yaitu:
a. Masalah teratasi
b. Masalah sebagaian teratasi
c. Masalah tidak teratasi
d. Muncul masalah baru.
DAFTAR PUSTAKA