Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
S/162010300157/A2
Tugas Resume Auditing 2
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha adalah sebagai berikut :
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkaitdan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (Detail tie-in)
Auditor mempelajari industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan
manajemen dan proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren (tahap
1)
Dari hasil pengujin pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko pengendalian
untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Dan auditor menggunakan hasil
pengujian substantif atas ransaksi untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang
direncanakan akan dipenuhi setiap tujuan audit.
Auditor harus melaksanakan prosedur analitis untu siklus penjualan dan penagihan secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan hubungan yang erat antara akun – akun laporanlaba rugi
dan neraca. Jika auditor mengdentifikasi salah saji yang mungkin terjadi dalam retur dan
pengurangan penjualan dengan menggunakan prosedur analitis, piutang usaha mungkin
mengoffset salah saji itu.
1. Piutang usaha telah ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan file dan buku
besar umum.
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada apakah bukti
yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah , sedang , atau tinggi . Sebagian besar
pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada Aged Trial
Balance. Aged Trial Balance menyajikan daftar saldo- saldo dalam file name induk piutang
usaha pada file neraca.
Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling penting
untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha yang dicatat.
Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan pada Aged Trial Balanced
kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha.
Konfirmasi yang akan dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian atas rincian saldo yang
paling umum bagi keakuratan piutang usaha.
Untuk memenuhi klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, auditor harus
menentukan apakah klien telah memisahkan dengan benar klasifikasi yang berbeda.
Salah saji pisah batas (cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode berjalan dicatat
dalm periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuannya adalah untuk memverifikasi apakah
transaksi yang mendekati akhir periode telah dicata pada periode yang tepat.Salah saji pisah
batas dapat terjadi untuk penjualan , retur dan pengurangan penjualan dan penerimaan kas.
Bagi masing – masing pos tersebut , auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk
menentukan keltakan pisah batas :
Pisah batas retur dan pengurangan penjualan ,prisip – prisip akuntansi yang
diterima umum memngharuskan bahwa retur dan pengurangan penjualan
ditandingkan dengan penjualan yang terkait.
Pisah batas penerimaan kas, untuk sebagian besar audit , pisah batas atas
penerimaan kas yang benar begitu penting dibandingkan pisah batas penjualan atau
retur pengurangan penjualan karena pisah batas kas yang tidak tepat hanya
mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha bukan laba.
Nilai realisasi piutang usaha sama dengan piutang usaha kotor dikurangi penyishan utang tak
tertagih. Untuk menghitung penyishan, klien mengestimasi total jumlah piutang usaha yang
diperkirakan tidak dapat ditagh.
Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak menimbulkan masalah audit karena
biasanya piutang memang memilki klien.
Merancang dan melakukan pengujian rinci atas saldo akun piutang dagang
Perencanaan risiko deteksi untuk setiap tujuan audit merupakan keputusan yang diambil
auditor secara subjektif setelah mereka mengkombinasikan kesimpulan tentang setiap faktor
dalam daftar.
Mengkombinasi faktor yang menentukan risiko deteksi yang direncanakan merupakan hal
yang sangat komplek karena pengukuran untuk setiap faktor sangat subjektif bergantung pada
masing-masing auditor. Contohnya auditor mengetahui bahwa risiko bawaan tinggi atau
risiko pengendalian menurunkan risiko deteksi yang direncanakan dan meningkatkan
pengujian substantif yang direncanakan, sebaliknya hasil yang baik atas pengujian substantif
transaksi meningkatkan risiko deteksi yang direncanakan dan menurunkan pengujian
substantif yang lain.
Standar auditing mengharuskan komfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. Adpun
pengecualian itu ada tiga diantaranya :
Kertas kerja perencanaan bukti harus disiapkan auditor ntuk membantu memutuskan luas
pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sbagai berikut :
c. Risiko inhern
d. Pisiko pengendalian
Pengujian Perincian Saldo Jumlah uang dalam saldo akun yang mengalami
salah saji secara material.
Terdapat 3 (tiga) jenis metode utama dalam pengambilan sampel yang digunakan untuk
menghitung salah saji nilai rupiah dalam saldo akun:
ARACR (acceptable risk of accessing control risk too low/risiko yg diterima jika risiko
pengendalian terlalu rendah).
Kemungkinan terjadi
Risiko audit yg dapat kebangkrutan rendah Berkuran
Bertambah
diterima (risiko audit yg dpt diterima g
meningkat)
Contoh: dalam konfirmasi piutang dagang, akun dengan saldo Rp.5.000.000,- memiliki
kemungkinan untuk dipilih 10 kali lebih besar dibandingkan yang saldonya Rp.500.000,-
karena terdiri atas 10 kali unit uang yang lebih besar. Hasilnya pengambilan sampel
bertingkat tidak diperlukan dalam MUS, karena proses stratifikasinya terjadi secara
otomatis.
- Setiap akun menggunakan penilaian awal materialitas dan bukan salah saji yang
diterima.
Aspek unik lainnya dari MUS adalah penilaian awal materialitas yang secara langsung
menentukan jumlah salah saji yang dapat diterima untuk proses audit setiap akun.
Contohnya: Diasumsikan auditor memutuskan bahwa penilaian materialitas seharusnya
sebesar Rp.60.000.000,- untuk seluruh laporan keuangan. Materialitas sejumlah
Rp.60.000.000,- akan digunakan sebagai salah saji yang dapat diterima dalam seluruh
penerapan MUS, yaitu persediaan, piutang dagang dan lain-lain.
Sampel unit moneter dipilih dengan menggunakan Proporsi probability jumlah sampel
PPS sample selection. Sampel PPS bisa didapatkan menggunakan peranti
Lunak komputer, tabel angka acak, atau teknik pengambilan sampel yang sistematis.
- Generalisasi dari sampel ke populasi ketika salah saji tidak ditemukan dengan
menggunakan MUS
Asumsi 1 : jumlah lebih saji adalah 100%, jumlah salah saji adalah 100% batas salah saji
pada aria 5% adalah:
Diasumsikan secara rata-rata, bagian populasi ini telah salah saji sebesar total uang dari
nilai tercatat. Oleh karena batas salah saji adalah 3%, maka nilai salah saji mungkin tidak
melebihi Rp.36.000.000,- Jika seluruh jumlah ternyata lebih saji, maka terdapat lebih saji
sebesar Rp.36.000.000,-. Jika seluruhnya kurang saji, maka terdapat kurang saji sebesar
Rp.36.000.000,-
Asumsi 100% salah saji tersebut sebenarnya sangat konservatif, terutama untuk lebih saji.
Asumsikan tingkat pengecualian populasi aktual adalah 3%. Di bawah ini merupakan dua
kondisi yang muncul sebelum nilai Rp.36.000.000,- secara tepat menunjukkan jumlah
salah saji sebenarnya:
- Seluruh jumlah salah saji. Saling hapus (offsetting) akan mengurangi jumlah salah
saji.
- Seluruh bagian populasi yang salah saji harus 100% salah saji. Oleh karena itu tidak
mungkin, misalnya salah saji sebesar Rp.226.000,- dicatat sebesar Rp.262.000,-
berarti hanya ada 13,71% salah saji (262.000-226.000 = 36.000 lebih saji;
36.000/262.000 = 13,7%).
Dalam perhitungan lebih saji dan salah saji sebesar Rp.36.000.000,- diatas, auditor tidak
menghitung titik estimasi dan kesalahan dalam pengambilan sampel. Hal ini disebabkan
karena tabel menggunakan keduanya, baik titik estimasi maupun jumlah presisi untuk
memperoleh tingkat pengecualian batas atas. Meskipun titik estimasi dan jumlah presisi
tidak dihitung dalam MUS, keduanya masuk dalam perhitungan batas-batas salah saji
secara implisit dan dapat ditentukan pula dari tabel. Pada Ilustrasi ini, titik estimasi adalah
nol dan jumlah presisi statistik adalah Rp.36.000.000,-.
Asumsi 2: Jumlah lebih saji adalah 10%, jumlah kurang saji adalah 10% batas atas salah
saji pada ARIA 5% yaitu:
Batas atas salah saji = Rp.1.200.000 X 3% X 10% = Rp.3.600.000,-
Asumsinya adalah bahwa secara rata-rata, bagian-bagian yang salah saji tidak melebihi
10%. Jika seluruh bagian telah salah saji pada satu arah, maka batas salah saji adalah +
Rp.3.600.000,- dan – Rp.3.600.000,-. Perubahan asamsi salah saji dari 100% menjadi
10% secara signifikan mempengaruhi batas salah saji. Dampaknya secara langsung pada
nilai perubahan.
1. Total batas salah saji yang dihasilkan saat ditemukan salah saji mungkin terlalu tinggi
sehingga tidak dapat digunakan auditor. Hal ini karena metode evaluasi dengan
sendirinya bersifat konservatif ketika salah saji ditemukan dan kadang-kadang
menghasilkan batas jauh melebihi materialitas. Untuk mengatasi hal tersebut maka
diperlukan jumlah sampel yang banyak.
2. Sulit dalam memilih sampel PPS (ProbabilityProportional to size) dari populasi besar
tanpa bantuan komputer.
X = ∑ Xj
Dimana, _
sebagai ilustrasi, asumsikan terdapat populasi dengan rata-rata Rp.40.000,- dan standar
deviasi Rp.15.000,- ( x = Rp.40.000,- dan SD = Rp.15.000,-) yang kita pilih untuk
mengambil 100 sampel acak untuk setiap bagian. Standar deviasi dari dari distribusi
pengambilan sampel ini adalah Rp.1.500,- (SD/√n = 15.000/ √100 = 1.500). Patokan untuk
“SD” dari populasi dan “SD” dari distribusi pengambilan sampel kadang-kadang
membingungkan. Untuk menghindari kebinggungan ingatlah bahwa standar deviasi dari
distribusi rata-rata sampel sering kali disebut the standard error of the mean”(SE).
Inferensi Statistik
Inferensi statistik adalah auditor yang dengan pengetahuan mengenai distribusi
pengambilan sampel dapat menarik kesimpulan.
Contoh:
Ciz = X ± Z.SE
Di mana,
Contoh:
Metode Variabel
1. Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan untuk mengukur total jumlah salah saji
dalam populasi ketika nilai tercatat dan nilai yang diaudit muncul disetiap bagian
dalam sampel. Sebagai contoh auditor dapat mengorfimasikan sampel atas piutang
dagang dan menentukan perbedaan (salah saji) antara jumlah yang dicatat klien
dengan jumlah ang dianggap benar oleh auditor untuk setiap akun yang dipilih.
2. Estimasi Risiko
Estimasi risiko sama dengan estimasi perbedaan, kecuali auditor menghitung rasio
antara salah saji dan nilai yang mereka catat lalu memproyeksikannya ke populasi
untuk mengestimasikan total salah saji populasi.
Contoh Diasumsikan auditor mengambil 100 sampel dari daftar persediaan yang
terdiri atas 3.000 bagian dan nilai tercatat Rp.265.000.000,-. Jika nilai rata-rata dari
sampel adalah Rp.85.000,- maka estimasi nilai persediaan adalah Rp.255.000.000,-
(Rp.85.000,- X Rp.3000,-). Jika nilai tercatat Rp 265.000.000,- berada diantara batas
keyakinan, maka auditor akan menerima saldo populasi. Estimasi rata-rata per unit
jarang digunakan dalam praktik karena jumlah sampel biasanya lebih besar
dibandingkan kedua metode sebelumnya.
ARIA (Acceptable risk of incorrect acceptance/Risiko yang dapat diterima atas kesalahan
penerimaan) adalah risiko statistik yang diterima auditor bahwa populasi secara material telah
salah saji. ARIA merupakan hal serius bagi auditor karena memiliki dampak hukum atas
pengambilan keputusan terhadap kewajaran penyajian suatu akun ketika akun tersebut salah
saji secara material.
99 0,5 1 2,58
95 2,5 5 1,96
90 5 10 1,64
80 10 20 1,28
75 12,5 25 1,15
70 15 30 1,04
60 20 40 0,84
50 25 50 0,67
40 30 60 0,52
30 35 70 0,39
20 40 80 0,25
10 45 90 0,13
0 50 100 0
Saldo akun dapat lebih saji atau kurang saji. ARIA merupakan pengujian statistik satu ekor.
Koefisien keyakinan untuk ARIA berbeda dengan tingkat keyakinan. (tingkat keyakinan = 1–
2 X ARIA. Jadi, jika ARIA sama dengan 10% maka tingkat keyakinannya adalah 80%).
ARIR adalah risiko statistik yang muncul akibat auditor menyimpulkan bahwa populasi
secara material telah salah saji, padahal tidak. ARIR memegaruhi tindakan auditor hanya jika
mereka menyimpulkan bahwa suatu populasi tidak disajikan secara wajar, mereka biasanya
akan menambah jumlah sampel atau melakukan pengujian lain.
Keputusan Audit Aktual Salah saji material Salah saji tidak material