Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2018, Volume 49, Number 2: 71-75


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Penatalaksaanaan anestesi pada koreksi


atresia esofagus

Asterina Dwi Hanggorowati,* Made Wiryana, Ketut Sinardja, Putu Kurniyanta


CrossMark
ABSTRACT

3-day-old neonate, given a diagnosis of esophageal atresia (EA) with scope has been described. In most of the medical centers, however, the
tracheoesophageal fistula (TEF), which is large and just above the carina, pediatric fiberoptic scope may not be available. We present a case of a
was scheduled for TEF repair. Routine anesthetic management focuses on neonate undergoing type C EA/TEF repair and describe a simple intra-
adequate ventilation and avoidance of gastric distension during positive operative technique that could temporarily occlude the gastroesophageal
pressure ventilation. Using a balloon-tipped embolectomy catheter or junction, which allowing stable vital signs of the patient and definitive
a Fogarty catheter to block the fistula under the guidance of fiberoptic repair of the tracheoesophageal fistula.

Keywords: Esophageal atresia (EA), tracheoesophageal fistula (TEF), repair, occlude, ligation
Cite This Article: Hanggorowati, A.D., Wiryana, M., Sinardja, K., Kurniyanta, P. 2018. Penatalaksaanaan anestesi pada koreksi atresia esofagus.
Medicina 49(2): 71-75. DOI:10.15562/medi.v49i2.108

ABSTRAK

Neonatus 3 hari, didiagnosis atresia esofagus (EA) dengan fistula Namun, di sebagian besar pusat kesehatan, cakupan serat optik
trakeoesofagus (TEF), yang berukuran besar dan tepat di atas carina, anak mungkin tidak tersedia. Kami menyajikan kasus bayi
dijadwalkan untuk operasi perbaikan TEF. Manajemen anestesi yang baru lahir yang menjalani perbaikan atresia esofagus tipe
rutin berfokus pada ventilasi yang memadai dan menghindari C/fistula transesofageal dan menggambarkan teknik intraoperatif
distensi lambung selama ventilasi tekanan positif. Pada beberapa ligasi sederhana yang sementara dapat menutup persimpangan
kasus dikatakan dengan menggunakan kateter Fogarty untuk gastroesofagus, yang memungkinkan tanda vital perbaikan fistula
menghalangi fistula di bawah panduan bronkoskopi serat optik. trakeoesofagus yang pasti.

Kata kunci: Atresia esofagus (EA), fistula trakeoesofagus (TEF), perbaikan, menutup, ligasi
Cite Pasal Ini: Hanggorowati, A.D., Wiryana, M., Sinardja, K., Kurniyanta, P. 2018. Penatalaksaanaan anestesi pada koreksi atresia esofagus.
Medicina 49(2): 71-75. DOI:10.15562/medi.v49i2.108

PENDAHULUAN
Atresia esofagus didefinisikan sebagai kelainan Bayi dengan atresia esofagus akan menun-
kongenital berupa gangguan kontinuitas pada jukkan gejala hipersalivasi dan sesak napas yang
PPDS Bagian Anestesi dan Terapi lumen esofagus. Atresia esofagus dapat disertai ditimbulkan akibat aspirasi pneumonia. Ketika
Intensif Fakultas Kedokteran dengan fistula trakeoesofagus yaitu lumen peng- selang nasogastrik tidak dapat melewati esofagus
Universitas Udayana hubung antara bagian proksimal dan atau distal maka dapat diduga adanya atresia. Pemeriksaan
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah esofagus dengan jalan nafas (trakea). Pertama kali radiologi memiliki peran penting dalam mendiag-
Denpasar
diperkenalkan oleh Thomas Gibson pada tahun nosis atresia esofagus, menegaskan atresia esofagus
1967. Terjadi pada 2500-3000 kelahiran hidup, dengan fistula atau tanpa fistula dan mendiagnosis
*
dua sampai tiga kali lebih sering terjadi pada anak anomali lainnya yang terkait dengan VACTERL.4,5
Correspondence to:
Asterina Dwi Hanggorowati kembar.1,2,3 Pengetahuan dan kemampuan seorang anestesi-
PPDS Bagian Anestesi dan Terapi Etiologi atresia esofagus merupakan multifak- ologis dalam menangani pasien-pasien dengan
Intensif Fakultas Kedokteran torial dan masih belum diketahui dengan jelas. kelainan tersebut akan sangat memainkan peranan
Universitas Udayana Adanya hubungan atresia esofagus dengan berb- penting dalam keberhasilan durante operasi.
asterina123@gmail.com
agai kelainan bawaan lainnya, menunjukkan bahwa Pemahaman terhadap komplikasi yang mungkin
lesi ini terjadi akibat adanya gangguan dalam terjadi dan hasil jangka panjang serta gejala sisa
Diterima: 2017-07-24 embriogenesis, yang penyebab pastinya belum yang muncul setelah operasi, akan menentukan
Disetujui:  2017-07-27 teridentifikasi.2 prognosis dari pasien tersebut.1

71
ARTIKEL ASLI

Manajemen jalan napas perioperatif pada perubahan hemodinamik yang signifikan yang
neonatus yang menjalani perbaikan fistula trake- terjadi selama operasi berlangsung. Pasien sembuh
oesophageal (TEF) dapat menjadi tantangan bagi dan dipulangkan satu minggu kemudian.
ahli anestesi. Kita perlu menempatkan ujung pipa
endotrakeal (ETT) di bawah fistula tapi di atas
DISKUSI
carina untuk memastikan perlindungan saluran
napas, ventilasi yang memadai dan menghindari Atresia esofagus merupakan malformasi kongen-
dilatasi lambung selama ventilasi tekanan positif ital yang terjadi pada 2500-3000 kelahiran hidup.
(positive pressure ventilation/ PPV). Kesulitannya Dua sampai tiga kali lebih sering terjadi pada
terletak pada mempertahankan posisi ETT yang anak kembar. Angka kejadian atresia esofagus di
tepat selama manipulasi bedah terutama pada Amerika Serikat sekitar satu pada 4500 kelahiran.
tipe C, dengan atresia esofagus (EA) dan fistula Di Finlandia memiliki angka kejadiaan yang tinggi
besar tepat di atas carina. Untuk mencegah yaitu satu pada 2440 kelahiran.2,4
dilatasi lambung pada bayi baru lahir, penerapan Atresia esofagus lebih sering terjadi pada lelaki
balon kateter embolektomi atau kateter Fogarty daripada perempuan. Walaupun beberapa kasus
dengan bantuan broncho fiberoptik dianjurkan bersifat sporadik, adanya riwayat keluarga dengan
untuk melalukan penutupan TEF. Namun, di atresia esofagus telah dilaporkan. Sekitar 6% bayi
sebagian besar pusat medis, bronkoskop fiberop- dengan atresi esofagus merupakan anak kembar.
tik anak mungkin tidak tersedia dan prosedur ini Orang tua yang memiliki satu bayi dengan atresia
memakan waktu lama. Ada kebutuhan mendesak esofagus, anak selanjutnya berisiko 0,5-2 % memi-
untuk mencari strategi alternatif untuk mengatasi liki atresia esofagus. Jika terdapat lebih satu orang
masalah ini. Kami menghadirkan kasus bayi yang keluarga dengan atresia esofagus angka risiko
baru lahir yang menjalani perbaikan C EA / TEF memiliki kelainan yang sama sekitar 20%.4
dan menggambarkan teknik intraoperatif seder- Adanya hubungan atresia esofagus dengan
hana yang sementara menutup fistula dan refluks berbagai kelainan bawaan lainnya, menunjukkan
yang menyebabkannya, memungkinkan tanda vital bahwa lesi ini terjadi akibat adanya gangguan dalam
yang stabil dari perbaikan fistula trakeoesofagus embriogenesis, yang penyebab pastinya belum
yang pasti. teridentifikasi. Adanya gangguan organogenesis
pada awal kehamilan dapat menyebabkan gangguan
perkembangan organ secara bersamaan, seperti
ILUSTRASI KASUS
jantung, musculoskeletal, gastrointestinal dan geni-
Pasien berusia 3 hari, 3010 gram, lelaki, lahir setelah tourinari. Terdapat pola yang simultan dengan keja-
usia gestasi 37 minggu dengan persalinan per vagi- dian atresia esofagus yang disebut sebagai VACTERL
nam. Tabung nasogastrik tidak bisa dilewati ke dan CHARGE. VACTERL merupakan singkatan
perut, dan distensi abdomen progresif diperhatikan. dari beberapa kelainan organ yaitu vertebra, malfor-
Pasien didiagnosis fistula trakeoesofagus (tipe C) masi anorektal, malformasi cardiovascular, atresia
dengan fistula besar (diameter 5 mm) tepat di atas esofagus, anomali renal dan limb defect. CHARGE
carina. Tidak didapatkan anomali kongenital lain- berhubungan dengan colobomata, penyakit jantung,
nya. Bayi itu dijadwalkan menjalani koreksi tinda- atresia coana, retardasi mental, hipoplasia genital
kan pembedahan. Anestesi umum diinduksi dengan dan kelainan telinga. 4,9,10,11
sevofluran sampai 4% tanpa relaksan otot. Setelah Etiologi atresia esofagus merupakan multifak-
anestesi topikal dengan lidokain, pipa endotrakeal torial dan masih belum diketahui dengan jelas.
dimasukkan sampai suara nafas terdengar baik kiri Kelainan kromosom seperti trisomi 18 dan 21,
maupun kanan, yang berarti pipa ETT berada pada adanya agen infektif seperti kekurangan vitamin
posisi yang tepat. Kemudian pasien ditempatkan A dan penggunaan dosis tinggi pil kontrasepsi
di posisi lateral kiri. Pembedahan dimulai dengan yang mengandung progesteron selama kehamilan
anestesi umum yang dijaga dengan sevofluran. Dua diduga sebagai penyebab atresia esofagus. 2,4,7
dosis tambahan fentanil (0,5 μg / kg) diberikan Esofagus dan trakea berasal dari foregut prim-
(dosis 3 μg) untuk suplemen anestesi perioperatif, itif. Terjadi selama minggu ke empat dan kelima
sampai pasien tidak bereaksi terhadap thoracot- perkembangan embrio. Pemisahan struktur tubular
omy saat mempertahankan respirasi otonom. Pada terjadi pada minggu keempat kehamilan dan leng-
saat eksplorasi dan ligasi fistula, operator akan kap pada 34-36 hari. Trakea sebagai divertikulum
menjepit bagian distal esofagus tepat di atas dengan ventral dari faring primitif yaitu bagian kaudal dari
bulldog clamp. Seluruh prosedur dilakukan dalam foregut. Septum trakeoesofageal berkembang pada
waktu 5 menit. Kemudian relaksan otot dan PPV tempat dimana lipatan trakeoesofageal bersatu.
normal diberikan. Tidak ada dilatasi lambung atau Septum ini membagi foregut menjadi bagian ventral

72 Medicina 2018; 49(2): 71-75 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.108


ARTIKEL ASLI

yaitu tabung laringotrakeal dan bagian dorsal


(esofagus). Atresia esofagus terjadi jika septum
trakea menyimpang ke posterior. Penyimpangan
ini menyebabkan pemisahan yang tidak lengkap
esofagus dari tabung laringotrakeal dan menghasil-
kan fistula trakeoesofageal secara bersamaan.4,8,12,13
Atresia esofagus selalu mempengaruhi motalitas
esofagus. Kelainan peristaltik biasanya terjadi di
esofagus segmen distal. Apakah kelainan motalitas
merupakan kelainan primer akibat inervasi abnor- Gambar 2 Klasifikasi atresia esofagus oleh Gross
mal seperti kejadian pada abnormalitas distribusi dan Vogt
neuropeptida atau akibat sekunder kerusakan
nervus vagal yang terjadi selama operasi perbaikan Bayi yang dilahirkan premature dari ibu dengan
belum jelas diketahui. Tekanan saat relaksasi di kondisi kehamilan polihidramnion perlu dicurigai
seluruh esofagus secara signifikan lebih tinggi dari terdapat kelainan trakeoesofageal fistula. Kondisi
pasien normal dan tekanan pada spinkter esofagus polihidramnion ini kemungkinan akibat dari
distal berkurang.2,14,15 adanya obstruksi esofagus yang mencegah proses
Pada atresia esofagus juga terdapat kelainan pada menelan cairan intra uterin.
trakea berupa berkurangnya kartilago trakea dan Gejala yang dapat terlihat dalam hari pertama
peningkatan panjang muskulus transversus pada setelah kelahiran berupa tidak bisa minum ASI,
dinding posterior trakea. Pada kondisi lanjut dapat tersedak atau muntah dan tidak dapat menelan
menimbulkan trakeomalasia dengan kolaps trakea air liur sehingga terjadi hipersalivasi. Jika disertai
sekitar 1-2 cm dari fistula. Meskipun beberapa teori dengan fistula trakeoesofagus proksimal (tipe B)
embriologi telah mengungkapkan proses pemben- dapat terjadi aspirasi ASI ke paru-paru karena
tukan malformasi trakea, tidak semuanya dapat seluruh ASI yang ditelan bayi akan berakhir di
menjelaskan variasi anomali anatomi. Terdapat paru-paru sehingga bayi tampak sesak nafas dan
kejadian cukup tinggi yang menunjukaan adanya sianosis. Adanya ASI (makanan/benda asing)
kerusakan jaringan mesenkimal selama minggu ke di paru-paru dapat menyebabkan pneumonia.
empat kehamilan.2,4 Distensi abdomen dapat terjadi jika terdapat aliran
Perbedaan gambaran anatomi atresia esofagus udara dari trakea ke lambung melalui fistula trake-
dengan atau tanpa fistulatrakeoesofagus menim- oesofagus distal (tipe C danD). Atresia esofagus
bulkan perbedaan dalam hal pengklasifikasianny- tipe D selain adanya fistula trakeoesofagus distal
a,namun salah satu klasifikasi yang banyak dipakai juga terdapat fistula di bagian proksimal dan
dan praktis secara klinis adalah sistem klasifikasi merupakan salah satu tipe yang sulit terdiagnosis.
oleh Gross dan Vogt yang membedakan atresiae- Gejala klinisnya dapat berupa asma atau batuk
sofagus menjadi 5 tipe sebagai berikut: yang persisten karena aspirasi dalam beberapa
tahun. Namun, pada tipe D dengan adanya fistula
1. Tipe A : atresia esofagus terisolasi. Angka keja- memberikan jalan bagi ASI dan makanan menca-
diannya sekitar 8% darisemua kasus. pai lambung melalui fistula proksimal ke trakea
2. Tipe B : atresia esofagus distal dengan fistula dan melalui fistula distal kembali ke esofagus dan
yang menghubungkan bagian proksimal esofa- akhirnya ke lambung.
gus dengan trakea (fistula trakeoesofagus prok- Atresia esofagus tipe E atau disebut juga tipe H
simal) dengan angka kejadian 0,8%. merupakan tipe yang sulit didiagnosis dini dan
3. Tipe C : merupakan tipe yang paling sering dapat terdiagnosis setelah bayi tumbuh menjadi
terjadi yaitu sekitar 88,5%-90% dimana anak-anak atau dewasa. Pada tipe ini tidak terdapat
terdapat proksimal atresia esofagus disertai atresia esofagus sehingga makanan dapat mencapai
fistula trakeoesofagus di bagian distal. lambung namun, makanan juga dapat masuk kepa-
4. Tipe D : atresia esofagus dengan double fistula ru-paru melalui fistula. Begitu juga sebaliknya udara
trakeoesofagus yaitu dibagian proksimal dan dari trakea dapat masuk ke lambung melalui fistula
distal esofagus dengan angka kejadian 1,4%. sehingga terdapat udara dalam jumlah yangbanyak
5. Tipe E : disebut juga tipe-H dimana tidak di abdomen dan tampak distensi abdomen. Gejala
terdapat atresia esophagus namun terdapat tipikal lainnyaberupa sering tersedak ketika makan
fistula trakeoesofagus dengan angka kejadian dan minum, dan pneumonia aspirasi yang berulang.
sekitar 4% dari semua kasus. Untuk itu, Bayi dengan atresia esofagus baik dengan
6. Tipe F : Stenosis esophagus fistula atau tidak memiliki mortalitas yang tinggi

Medicina 2018; 49(2): 71-75 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.108 73


ARTIKEL ASLI

Neonatus yang lahir dengan atresia esofagus juga dengan tidak adanya udara gaster, hal ini dapat
dan fistula trakeoesofagus sering membutuhkan ditemukan di kelainan lainnya. 1,10,15
intubasi dan ventilasi mekanis. Terlalu banyak gas Diagnosis postnatal atresia esofagus dapat dibuat
masuk ke saluran cerna akan menyebabkan dilatasi ketika terjadi kesulitan atau ketidakmampuan
lambung, yang sering menyebabkan kematian selang nasogastrik atau orogastrik melewati esofa-
bayi baru lahir. Kontrol fistula yang cepat sangat gus. Normalnya kardiak lambung pada bayi terletak
penting untuk meningkatkan efisiensi ventilasi 17 cm dari gusi bayi, tetapi pada kasus atresia
dan meringankan dilatasi lambung, yang penting esofagus, selang berhenti ketika masuk sepanjang
untuk perbaikan bedah secara menyeluruh. Teknik 10-12 cm. Foto sinar X babygram memperlihatkan
meliputi intubasi terjaga (awake intubation), meng- selang nasogatrik melingkar dalam kantung esofa-
hindari relaksan otot dan PPV yang berlebihan gus proksimal. Untuk memperkirakan celah atau
sampai fistula telah dikontrol. Bagian yang penting jarak antara segmen esofagus, selang nasogastrik
adalah posisi yang benar dari tabung endotrakea. dimasukkan semaksimal mungkin. Jarak antara
Pada pasien dengan atresia esofagus tipe C, perha- ujung selang dengan karina memperkirakan celah.
tian khusus harus diberikan pada intubasi karena Jika jarak kurang dari 2-2,5 cm corpus vertebra
fistula berada tepat di atas carina dan ujung pipa merupakan sesuatu yang menguntungkan dalam
ETT dapat dengan mudah masuk ke fistula selama tindakan operasi.1,4
proses pembedahan. Kami menyarankan untuk Radiografi thorax dan abdomen penting dilaku-
menutup fistula menggunakan kateter Fogarty di kan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari
bawah panduan bronkoskop serat optik. Sedangkan atresia esofagus. Selain mengevaluasi letak dari
untuk rumah sakit tanpa peralatan ini, praktik selang nasogastrik, juga dapat menilai letak distri-
anestesi akan sulit dilakukan. Kondisi intubasi busi udara usus, arkus aorta, pneumonia aspirasi,
yang baik dapat dicapai dengan agen volatile yang kelainan bawaan jantung dan anomali tulang
dalam,namun menjaga kondisi ventilasi dan oper- belakang.1,10
asi yang memadai termasuk torakotomi, eksplorasi Pemeriksaan dengan barium tidak diindikasikan
dan ligasi fistula tanpa relaksan bisa menjadi tanta- dalam penegakan diagnosis atresia esofagus karena
ngan. Sebaliknya, ujung bawah esofagus mudah adanya risiko tinggi terjadinya trakeobronkitis aspi-
didapat. Seperti yang ditunjukkan dalam kasus rasi kimia.1,4 Penilaian kardiologi termasuk echo-
ini, prosedur ini dapat diselesaikan dalam waktu cardiografi merupakan rutinitas sebelum dilakukan
15 menit dan tanda-tanda vital pasien berhasil operasi untuk mengetahui adanya kelainan jantung
dipertahankan stabil setelah sementara menutup bawaan.9
ujung esofagus (persimpangan gastoesofagus), Bayi dengan atresia esofagus memerlukan
sementara fistula sama-sama tertutup. Strategi resusitasi awal. Jika terjadi gangguan pernafasan,
alternatif ini memberikan cara sederhana untuk maka bayi membutuhkan ventilator. Bayi yang
mengelola pasien dengan EA / TEF, terutama di menggunakan ventilator harus segera di operasi
rumah sakit tanpa bronkoskop serat optik anak karena terdapat risiko memburuknya gangguan
Diagnosis atresia esofagus sebaiknya ditegakkan pernafasan dan perforasi lambung. Operasi dilaku-
sedini mungkin untuk meminimalkan komplikasi kan kurang dari 8 jam setelah pemakaian ventilator.7
paru, dapat ditegakkan baik pada prenatal maupun Hal yang paling penting pada bayi dengan
postnatal. Diagnosis prenatal dapat dilakukan atresia esofagus tanpa ventilator adalah pencega-
dengan pemeriksaan ultrasonografi pada ibu. han aspirasi sekresi faring dan refluks isi lambung
Adanya temuan polihidramnion, berkurangnya melalui fistula. Yang pertama diperlukan adalah
cairan intraluminal usus bayi dan ketidakmam- pengisapan secara berkala atau aspirasi dari
pun mendeteksi lambung janin pada pemeriksaan kantong proksimal esofagus menggunakan kateter
ultrasonografi dapat memberikan petunjuk awal double lumen bertekanan rendah. Bayi diletakkan
atresia esofagus. Adanya pouch sign yang tampak dengan kepala lebih tinggi untuk meminimalkan
sebagai bayangan echoic di tengah janin pada usia refluks lambung.7
26 minggu kehamilan juga menunjukkan adanya Repair pembedahahan merupakan terapi defini-
atresia esofagus, tetapi dalam pemeriksaan membu- tif untuk atresia esofagus dan TEF. Pembedahan
tuhkan pengalaman. Nilai diagnosis prenatal ini umumnya dikerjakan dalam 24-72 jam pada
sangat rendah kecuali ditemukan pouch sign dan neonatus dengan kondisi yang baik.1,2,4,9 Penundaan
polihidramnion secara bersamaan. Polihidramnion pembedahan meningkatkan risiko aspirasi saliva
tanpa pouch sign merupakan indikasi yang lemah akibat penumpukan saliva dalam kantong buntu
atresia esofagus. Hanya 1 dari 12 pasien dengan esofagus bagian distal dan fistula trakeoesofagus
polihidramnion dengan atresia esofagus. Begitu dapat menyebabkan pneumonitis. Repair primer

74 Medicina 2018; 49(2): 71-75 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.108


ARTIKEL ASLI

meliputi tindakan isolasi dan ligasi fistula diikuti DAFTAR PUSTAKA


dengan anastomosis primer esofagus. Repair 1. Abdul Latief, Penatalaksanaan Anestesi pada Bedah Akut
bertahap merupakan teknik alternatif pembedahan Bayi Baru Lahir. Jakarta.1993
bagi neonatus yang tidak dapat mentolerir pembe- 2. Dipraja, K. Penatalaksanaan Anestesi pada Bedah
Darurat Anak. Makalah Simposium Anestesi Pediatri
dahan satu tahap terkait dengan alasan adanya Bandung.1998
pneumonia dan atau kelainan kongenital lainnya. 3. Cote, CJ. Pediatric Anesthesia. Edisi ke-5, Churchil
Sebelum operasi dilakukan tes darah seperti Livingstone. Philadelphia.
4. Muhiman, Muhardi. Dkk. Anestesiologi FKUI.
hitung darah lengkap, elektrolit, glukosa darah, Jakarta.2000
pembekuan darah dan cross match. Jika kelainan 5. Warih BP, Abubakar M. Fisiologi pada Neonatus. Dalam:
yang berhubungan telah teridentifikasi, kemudian Kumpulan makalah Konas III IDSAI. Surabaya.1992
6. Reeves ST, Burt N, Smith CD. Is it time to reevaluate the
dinilai tingkat keparahan sebelum operasi dilaku- airway management of tracheoesophageal fistula? Anesth
kan. Bedah dilakukan dengan anastesi umum Analg. 1995;81:866–869.
dengan pemasangan pipa endotrakeal. Tujuan 7. Filston HC, Chitwood WR Jr, Schkolne B, Blackmon LR.
The Fogarty balloon catheter as an aid to management of
prosedur bedah yaitu untuk memisahkan fistula the infant with esophageal atresia and tracheoesophageal
dan menutupnya pada sisi trakea serta menyam- fistula complicated by severe RDS or pneumonia. J Pediatr
bung ujung- ujung segmen esofagus.9 Surg. 1982;17:149–151.
8. Gupta A. Tracheo oesophageal fistula oesophageal atre-
sia and anaesthetic management. Indian J Anaesth.
2002;46:353–355.
SIMPULAN 9. Gayle JA, Gomez SL, Baluch A, Fox C, Lock S, Kaye A.
Anesthetic considerations for the neonate with tra-
Kami melaporkan sebuah teknik sederhana yang cheoesophageal fistula. Middle East J Anesthesiol.
kami temukan bermanfaat untuk menutupi fistula. 2008;19:1241–1254.
Dalam kasus kami, tutup ujung esofagus yang lebih 10. Decision Making in Anesthesiology, An Algorithmic
Approach. Third edition: By Louis L. Bready Rhonda M.
rendah sebelum terkena dan ligasi fistula untuk Mullins, Swan Helene Naprity, R. Brain Smith; Mosby Inc.
neonatus dengan EA / TEF (tipe C), terbukti aman 2000, page 86-105.
dan efektif, terutama di rumah sakit tanpa bron- 11. Taneja B, Saxena KN. Endotracheal intubation in a neo-
nate with esophageal atresia and trachea-esophageal fis-
koskop fiberoptik anak-anak. tula: pitfalls and techniques. Journal of neonatal surgery.
2014;3:18.
12. Broemling N, Campbell F. Anesthetic management of con-
SARAN genital tracheoesophageal fistula. Paediatric anaesthesia.
2011;21:1092-9.
Perlu dilaporkan secara tertulis laporan kasus 13. Alabbad SI, Shaw K, Puligandla PS, Carranza R, Bernard
mengenai penatalaksaanaan anestesi pada koreksi C, Laberge JM. The pitfalls of endotracheal intubation
beyond the fistula in babies with type C esophageal atresia.
atresia esophagus dengan penyulit lain selain TEF Seminars in pediatric surgery. 2009;18:116-8.
agar dapat mengevaluasi hambatan apa saja yang 14. Teague WJ, Karpelowsky J. Surgical management of oesoph-
kemungkinan muncul saat koreksi tersebut diker- ageal atresia. Paediatric respiratory reviews. 2016;19:10-5.
15. Malakounides G, Lyon P, Cross K, Pierro A, De Coppi
jakan dan komplikasi yang dapat terjadi setelah P, Drake D, Kiely E, Spitz L, Curry J. Esophageal atresia:
dilakukannya koreksi atresia esophagus tersebut improved outcome in high-risk groups revisited. European
Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan Journal of Pediatric Surgery. 2016;26(03):227-31
menjadi pembelajaran bagi praktisi kesehatan agar
kedepannya dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik khususnya dalam melakukan tindakan
koreksi atresia esophagus agar memberikan progno-
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
sis yang baik bagi pasien setelah tindakan dilakukan.

Medicina 2018; 49(2): 71-75 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.108 75

Anda mungkin juga menyukai