Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANCASILA

"PENERAPAN NILAI - NILAI PANCASILA DALAM DUNIA


OLAHRAGA"

Disusun oleh : Haidar Nabil Muflih


NIM : 24040118130063
Jurusan/Kelas : Fisika/A
Dosen Pengampu : Dra. Margaretha Suryaningsih, MS

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
A. Pendahuluan

1. Latar belakang

Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang melatih tubuh secara


jasmani maupun rohani. Ada banyak jenis-jenis olahraga yang bisa
dilakukan, baik olahraga yang dilakukan secara individu seperti lari,
senam, renang, memanah, dll. atau olahraga yang dilakukan secara
berkelompok atau tim seperti sepak bola, bola basket, bola voli, dll. Di
Indonesia, ada beberapa olahraga yang populer di masyarakat seperti
sepak bola, bulu tangkis, bela diri, dll.

Olahraga menjadi kegiatan yang paling disenangi dalam mengisi


waktu luang karena manfaat olahraga sendiri ada banyak sekali, sepert
membuat badan menjadi lebih sehat, menjadi hiburan dalam mengisi
waktu luang, melath kemampuan khusus, dan masih banyak lagi. Selain
itu, banyak nilai nilai positf yang didapatkan dari berolahraga atau yang
biasa kita kenal sebagai nilai nilai sportvitas. Olahraga juga bisa menjadi
sarana untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri.

Olahraga bukanlah semata-mata aktivitas fisik untuk tujuan


kesehatan dan rekreasi, melainkan pula suatu aktivitas sosial yang
mempengaruhi jiwa dan kehidupan banyak orang, baik yang
berkecimpung langsung maupun tidak di dalam olahraga tersebut. Studi
dalam sosiologi olahraga menunjukkan bagaimana aktivitas olahraga telah
berevolusi bersama dengan perkembangan masyarakat;
dikomersialisasikan dan dijadikan pertunjukan hiburan. Olahraga pun
memiliki kontribusi politik dalam relasi internasional bangsa-bangsa dan
menjadi alat pembangunan nasional (Frey & Eitzen, 1999). Melihat
banyaknya dampak positif dari olahraga membuat banyak orang yang
memutuskan untuk berkecimpung dalam dunia olahraga secara profesional
baik sebagai atlet, pelatih atlet, perangkat pertandingan,
pengurus/manager tim olahraga, dll.
Hal inilah yang membuat pemerintah Republik Indonesia melalui
Kementerian Pemuda dan Olahraga terus berupaya untuk mengembangkan
olahraga di Indonesia seperti membangun sarana dan prasarana olahraga,
mengadakan event olahraga, mengadakan pelatihan untuk para atlet, dll.
Hal ini bertujuan agar olahraga di Indonesia bisa maju dan bisa
diperhitungkan dalam kancah internasional di era globalisasi. Termasuk
yang akhir akhir ini diperbicangkan adalah Asian Games 2018 yang
digelar di Jakarta dan Palembang. Dimana Pemerintah Indonesia dipuji
oleh dunia internasional karena sukses menyelenggarakan Asian Games
2018 dengan lancar.

Meskipun begitu, nilai nilai sportivitas dalam olahraga harus tetap


dijunjung tinggi. Nilai nilai Pancasila juga hendaknya diterapkan dan
disesuaikan dengan nilai nilai sportivitas dalam olahraga. Sehingga,
penyelenggaraan olahraga bisa sejalan dengan tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia dan menciptakan masyarakat yang sportif dan madani.

2. Rumusan Masalah

1) Apa saja penerapan nilai-nilai Pancasila dalam dunia olahraga


dan contohnya?

2) Bagaimana sikap kita supaya kita bisa menghayati dan


menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam dunia olahraga?

3) Apakah nilai-nilai sportivitas dalam olahraga sudah sesuai


dengan nilai-nilai Pancasila?

3. Tujuan

1) Memahami penerapan nilai-nilai Pancasila dalam dunia olahraga

2) Melakukan sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai


Pancasila dalam dunia olahraga

3) Bisa menyelaraskan nilai-nilai sportivitas dalam olahraga


dengan nilai-nilai Pancasila
B. Pembahasan

1. Pengertian Olahraga Dan Pancasila

Ditinjau dari bahasa Jawa Kuno, olahraga tersusun dari dua kata,
yaitu ulah dan raga, ulah berarti perbuatan, laku, atau kegiatan, sedang
raga berarti anyaman, rangka, atau wadah (Juynboll, 1923). Olahraga
secara defenisi adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
melatih tubuh baik secara jasmani maupun rohani.

Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila


seseorang melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh
yang baik terhadap perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi
pertumbuhan perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh
kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan
efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah,
pernafasan dan pencernaan menjadi teratur. (Sumaryanto, 2010)

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini


terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang


Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945.
2. Peran Olahraga dalam Masyarakat

Olahraga merupakan aspek dari kehidupan sosial yang sangat


penting. Olahraga memiliki andil besar dalam proses sosialisasi seseorang
untuk menjadi warga negara yang baik. Olahraga adalah aktivitas yang
dibutuhkan untuk pergaulan yang sehat, dan keterlibatan seseorang dalam
olahraga membantu membentuk karakter, perkembangan moral, orientasi
pada tim dan jiwa kompetitif, sikap kewarganegaraan yang baik, dan sifat-
sifat baik lainnya (Frey & Eitzen, 1991).

Olahraga adalah media yang efektif (tanpa ada kesan paksaan)


untuk menanamkan nilai-nilai hidup, salah satunya adalah nasionalisme.
Pertandingan olahraga, secara tidak langsung masyarakat diajarkan arti
penting kerja keras, keunggulan kemampuan dan keterampilan, dan
kebanggaan nasional. Olahraga juga merupakan kendaraan bagi negara
untuk mencapai stabilitas internal dalam negeri dan status atau pengakuan
eksternal dari bangsa-bangsa lain di dunia(Frey & Eitzen, 1991).

Olahraga memiliki kontribusi yang besar bagi pembentukan


identitas nasional dan rasa nasionalisme dengan secara temporer
menghilangkan perbedaan-perbedaan di antara masyarakat ketika semua
fokus pada pertandingan. Olahraga berperan pula dalam pembentukan
solidaritas nasional, yaitu ketika semua pihak mulai dari atlet sampai
penonton bersatu padu membela negara (Frey & Eitzen, 1991)

3. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Dunia Olahraga

Seperti yang dijelaskan di awal, jika nilai-nilai Pancasila bisa


diterapkan dalam dunia olahraga. Nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang
seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia harus mampu menerapkan nilai-
nilai pancasila dlam kehidupan keluarga, pendidikan, kelompok bermain,
dan juga kelompok olahraga. Seorang atlet, pelatih, penonton, dan seluruh
perangkat pertandingan mestinya mampu menerapkan nilai-nilai yang
terdapat di dalam pancasila.
1. Sila Pertama

Nilai ketuhanan yang maha Esa mengandung arti bahwa


adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Dari nilai tersebut, menyatakan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius bukan bangsa
yang tidak memiliki agama atau ateis.

Dengan kepercayaan seorang terhadap adanya tuhan, tidak


menutup kemungkinan seorang atlet dan/atau tim selalu berdoa
memohon sebelum melakukan pertandingan agar dapat diberi
kemudahan dalam meraih kemenangan dan diakhir pertandingan
pun selalu mengucap syukur atas kemenangan. Tentunya para atlet
dan tim ini berdoa dengan agama dan keyakinannya masing-
masing.

Selain itu hendaknya para atlet, tim, pelatih, perangkat, dan


stakeholder menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan
masing masing orang sehingga tercipta rasa toleransi antar sesama
umat beragama. Apalagi olahraga sendiri bisa dikatakan adalah
sarana untuk menumbuhkan rasa toleransi antar sesama umat
beragama karena dalam olahraga semua orang dipandang setara
tanpa memandang agama dan keyakinan yang dianut.

2. Sila Kedua

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab ini mengandung


arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam kehidupan bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya.

Setiap atlet harus mampu menerapkan sikap dan perilaku


yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku di dalam
olahraga.
Setiap atlet juga senantiasa menjunjung tinggi nilai
Sportivitas dalam kondisi apapun. Sikap keolahragawanan atau
sportivitas adalah nilai etis yang dijunjung sebagai prinsip bidang
olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil dan anggota yang
terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku
penghormatan, pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan
olahraga yang menciptakan persaingan positif tanpa niat
merugikan pihak lain atau tanpa berlaku curang, baik dalam
pertandingan ataupun di luar pertandingan.

Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menegaskan


dalam pidato 17 Agustus 1957, bahwa pendidikan jasmani dan
olahraga sangat penting untuk pengembangan karakter bangsa.

Hal ini juga diungkapkan oleh Iain Adams dalam jurnalnya


di awal tahun 2000-an yang berjudul “Pancasila: Sport and the
Building of Indonesia - Ambitions and Obstacles.” Peneliti sejarah
olahraga ini mengungkapkan jika Soekarno memerlukan olahraga
sebagai pengikat Pancasila agar mudah dimengerti.

3. Sila Ketiga

Nilai persatuan Indonesia mengandung makana usaha


kearah untuk bersatu dalam kebutuhan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila ketiga memiliki banyak makna dan arti, seperti


cinta bangsa dan tanah air serta adanya sikap toleransi antar umat
beragama maupun suku atau ras baik itu minoritas ataupun
mayoritas. Seharusnya antar manusia bisa mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia. Adanya perbedaan bukan menjadikan sebab
perselisihan dan pertengkaran, tetapi dengan hal itu justru dapat
menciptakan bersamaan dan nantinya tercipta kerukunan antar
umat manusia. Kesadaran manusia akan toleransi memang
harusnya dapat diciptakan. Hal ini bakal menjadi suatu kekurangan
terhadap negara ini sendiri jika suatu toleransi saat ini masih tidak
bisa diciptakan. Pentingnya toleransi antar umat manusia itulah
yang nantinya bisa meningkatkan persatuan di Negara Indonesia
ini.

Selain itu Indonesia sendiri mempunyai semboyan


Bhinneka Tunggal Ika yang dimana memiliki sebuah makna dan
arti yang sangat penting untuk diamalkan guna menyatukan antar
umat masyarakat di Indonesia. Selain berkaca dari sila ketiga ,
semboyan bhineka tunggal ika pun bisa di amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui semboyan ini mungkin Indonesia
bisa menyatukan kehidupan baik itu dalam berkeyakinan beragama
dan keberagaman budaya yang dimiliki di negara ini sendiri. Untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan sendiri tidaklah mudah, ada
saja banyak hambatan untuk menyatukan perbedaan dikalangan
masyarakat pada saat ini.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia harusnya bisa


dijaga dan selalu di rawat, agar nantinya bisa terus tercipta
kedamaian dan kerukunan yang bakal dinikmati oleh semua
masyarakat di Indonesia. Pancasila harusnya bisa diamalkan pada
kehidupan sehari-hari, karena hal tersebut merupakan pokok yang
sangat penting, tanpa adanya kesatuan dari bangsa Indonesia, tidak
bakal ada nantinya . Jika negara ini terus menerus melakukan
intoleran terhadap sesama manusia hanya dengan persoalan sepele
atau persoalan mayoritas dan minoritas nantinya bakal
mengakibatkan negara ini bakal terpecah belah.
4. Sila Keempat

Nilai kerakyatan disini harus dimiliki oleh setiap elemen


petinggi Negara Indonesia. Dengan mengutamakan kepentingan
Negara dan masyarakat dengan cara mufakat atau musyawarah.

Dalam permainan olahraga, wasit merupakan elemen


tertiggi di dalam pertandingan. Seorang wasit harus mampu
mementingkan kepentingan bersama yang bersifat kebenaran
dengan cara musyawarah sehingga keputusan yang diambil bisa
disepakati secara bersama-sama dan tidak ada pihak yang merasa
dirugikan.

Tak hanya seorang wasit yang harus memiliki nilai


kerakyatan ini, pengurus kepentingan/stakholder organisasi
keolahragaan juga hendaknya dalam mengambil sebuah keputusan
lewat musyawarah mufakat, baik kebijakan ataupun hukuman
kepada atlet atau tim yang melakukan pelanggaran, sehingga
keputusan yang diambil bisa disepakati secara bersama-sama dan
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Selain itu, hendaknya para atlit, tim, pelatih, perangkat


pertandingan, dan stakeholder menerima keputusan dan kebijakan
yang sudah dimusyawarahkan. Keputusan dan kebijakan yang
sudah dimusyawarahkan ini dilakukan dengan ikhlas dan tanpa
paksaan.

5. Sila Kelima

Nilai keadilan merupakan nilai yang sangat mendasar yang


dihadapkan dari seluruh bangsa Indonesia yaitu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Kaitannya nilai keadilan dengan olahraga dimana seorang


atlet wajib berlaku adil, baik dengan sesama atlet, pelatih,
supporter, dan perangkat pertandingan. Wasit juga harus mampu
memimpin jalannya pertandingan dengan adil dan tegas sehingga
keputusan yang diambil tidak berat sebelah dan tidak terjadi
perpecahan antar satu pihak dengan pihak yang lainnya.

Tak hanya seorang wasit yang harus memiliki nilai keadilan


ini, pengurus kepentingan/stakholder organisasi keolahragaan juga
hendaknya dalam mengambil sebuah keputusan secara adil dan
tegas, baik dalam membuat suatu kebijakan ataupun menghukum
atlit dan/atau tim yang melakukan pelanggaran. Hukuman yang
diberikan kepada atlit dan/atau tim yang melakukan pelanggaran
juga sepatutnya sesuai dengan pelanggaran yang diberikan dan
tidak terkesan berat sebelah.

4. Contoh penerapan nilai - Nilai Pancasila dalam Dunia Olahraga

1. Sila Pertama

Contohnya ketka pertarung UFC (Ultmate Fightng


Championship), Khabib Nurmagomedov ketka dirinya menghadiri
sesi konferensi pers sebelum pertandingan melawan Conor
McGregor, "Pertama-tama saya ingin mengatakan Alhamdulillah
(pujian kepada tuan dalam bahasa Arab)," kata Khabib
Nurmagomedov disambut sorak cemooh pendukung McGregor.

“Tuhan telah memberi saya segalanya. Alhamdulillah. Saya


tahu kalian tidak suka ini. Alhamdulillah. Besok malam saya akan
menghancurkan jagoan kalian," tegasnya membalas cemooh fans
McGregor.

Khabib juga berterima kasih kepada seluruh fans UFC


sehingga duel ini bisa digelar. "Karena kalian, duel ini ada. Dan
besok, Insya Allah saya 'masih' (juara)."

Selain itu terdapat kasus atlet judo tuna netra Indonesia,


Miftahul Jannah, terpaksa batal bertarung di Asian Para Games
2018 karena tidak menyanggupi aturan melepas jilbab.Miftahul
urung bertanding meski telah turun ke matras pada pertandingan
blind judo kelas 52kg, Senin (8/10/2018).

Menurut penanggug jawab judo Asian Para Games 2018,


Ahmad Bahar, Miftahul Jannah terpaksa didiskualifikasi karena
ada peraturan larangan menggunakan jilbab demi keselamatan atlet
dari federasi.

2. Sila Kedua

3. Sila Ketiga

Kita lihat juga bahwa sepak bola kental dengan pancasila


bahkan tak banyak yang menyadari bahwa dunia sepakbola di
Indonesia mempunyai pengaruh besar dalam perumusan sila ketiga
dalam Pancasila. Dapat dikatakan bahwa rumusan sila ketiga itu
lahir dari lapangan hijau, lalu merasuk ke alam pikiran para pendiri
bangsa, kemudian menjadi rumusan “Persatuan Indonesia”.

Induk organisasi sepak bola di Indonesia, yaitu PSSI


(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), yang dengan secara
tegas memperkenalkan diri sebagai organisasi pemersatu Indonesia
pada 19 April 1930. Kata pemersatu ini pun sesuai dengan sila ke-
3.

Kata “persatuan” dan “seluruh Indonesia” yang tercantum


dalam PSSI, kemudian ditangkap oleh para pendiri bangsa dengan
mencantumkannya dalam salah satu sila dalam Pancasila, yaitu sila
ketiga yang berbunyi: “Per-sa-tuan Indonesia”. Adanya sila
“Persatuan Indonesia” tentu tidak dapat dilepaskan dari suasana
kebatinan bangsa Indonesia yang ingin bersatu untuk meraih
kemerdekaan. Suasana kebatinan diproklamasikan secara tegas
melalui organisasi sepakbola dari tingkat daerah sampai tingkat
pusat. Bukan rahasia lagi bahwa banyak para pendiri bangsa yang
terlibat dalam perumusan Pancasila merupakan penggemar atau
bahkan juga pemain sepak bola.

Organisasi ini pula dijadikan satu alat untuk berjuang


melawan penjajah di level lapangan hijau. Kemenangan
Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) dalam kompetisi PSSI 1933
cukup mengagetkan bangsa Belanda. Sebab Soerabajasche
Indonesische Voetbal Bond (SIVB) yang memakai bintang-bintang
dari NIVB berhasil ditekuk VIJ dengan skor 2-1.

PSSI sudah melibatkan banyak tokoh-tokoh perjuangan


kemerdekaan, seperti Bung Karno yang sudah terlibat dalam
kegiatan sepakbola setidak-tidaknya sejak tahun 1932. Setelah
keluar dari penjara Sukamiskin, Bung Karno mendapatkan
kehormatan dari PSSI untuk melakukan pertandingan resmi dalam
pertandingan final Kompetisi PSSI ke-2 di Jakarta. Bung Hatta
juga seorang pemain sepak bola yang handal dan tercatat pernah
menjadi anggota klub sepak bola di Bandung. Pada tahun 1935, M.
Hatta dan Sutan Sjahrir diasingkan ke Boven Digul, sebuah daerah
di Papua yang dekat dengan Papua New Guinea (PNG). Pada tahun
1936 kedua tokoh itu akan dipindah ke pulau Banda Neira,
Kepulauan Maluku. Untuk itu, pada 1 Februari 1936, tokoh-tokoh
perjuangan di Boven Digul mengadakan pertandingan sepakbola
untuk melepas kepindahakan kedua tokoh itu ke Maluku.

Sepakbola benar-benar menjadi olah raga perjuangan


karena juga menjadi permainan favorit para pejuang kemerdekaan
di dalam pembuangan sekalipun. Tokoh lain yang terlibat dalam
perumusan dasar negara Pancasila dalam sidang BPUPKI adalah
Liem Koen Hian. Dalam Sidang BPUPKI, tokoh Tionghoa ini
selalu menyerukan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam dunia
sepakbola, Liem Koen Hian adalah tokoh penting di balik
pemboikotan pertandingan sepakbola Belanda di Surabaya.
Banyak tokoh-tokoh kemerdekaan lain yang menjadikan
sepakbola sebagai olahraga favoritnya, seperti Tan Malaka,
Sutomo, Muhammad Husni Thamrin, Sutan Syahrir, dan lain
sebagainya. Ini menegaskan bahwa hubungan antara sepakbola dan
pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Secara ringkas, pengaruh dunia
sepakbola terhadap perumusan sila “Persatuan Indonesia” dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pertama, organisasi yang menggunakan
atau memuat kata “Persatuan” dan “Seluruh Indonesia” sebelum
Indonesia merdeka hanya terjadi di dunia sepakbola. Fakta itu
seakan-akan memberikan pesan yang jelas kepada para pendiri
bangsa bahwa “Persatuan Indonesia” yang secara substansial
termuat dalam organisasi sepakbola harus menjadi salah satu sila
dalam Pancasila. Kedua, sepakbola sebelum kemerdekaan sudah
menjadi olah raga rakyat yang dimainkan oleh lapisan masyarakat
Indonesia dalam kondisi kekurangan sekalipun. Nah, jika induk
organisasi yang menaungi olah raga rakyat sudah berpesan tentang
“Persatuan Seluruh Indonesia” maka pada pendiri bangsa harus
menangkap pesan itu sebagai “perintah rakyat” bahwa salah satu
dasar dari Indonesia merdeka adalah “Persatuan Indonesia.” Pesan
ini ditangkap dengan baik oleh para pendiri bangsa, sehingga salah
satu sila dalam Pancasila berbunyi: “Persatuan Indonesia”. Ketiga,
organisasi sepakbola dari daerah sampai PSSI secara sadar
didirikan sebagai wahana perjuangan untuk memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa, sebagai tandingan atas induk organisasi yang
didirikan oleh Belanda. Karena itu, dari sisi nama pun, PSSI penuh
dengan pesan perjuangan dan persatuan. Kata “persatuan” dan
“seluruh Indonesia” dalam PSSI mencerminkan semangat
perjuangan bahwa untuk meraih kemerdekaan, seluruh Indonesia
harus bersatu dan bahu membahu satu sama lain. Keempat, sejak
tahun 1930-an, induk organisasi sepakbola PSSI secara sadar selalu
melibatkan para pejuang kemerdekaan, terutama Bung Karno dan
Bung Hatta, dalam even-even penting, baik untuk melakukan
tendangan pertama atau menjadi tamu kehormatan. Karena itu,
ketika dalam dunia sepakbola penuh dengan jargon “Persatuan
Indonesia” atau “Persatuan Seluruh Indonesia”, maka para pejuang
kemerdekaan yang terlibat di dalamnya akan terpengaruh dengan
jargon-jargon itu. Kelima, organisasi sepakbola, dari tingkat daerah
sampai tingkat pusat, secara sadar didirikan untuk melawan
penjajahan atau melawan dominasi penjajah melalui lapangan
hijau. Perlawanan ini berangkat dari kesadaran bahwa ketika
dominasi penjajah dibiarkan begitu saja, maka bangsa Indonesia
tidak akan dapat menikmati olah raga sepakbola dengan baik. Ini
merupakan pesan yang jelas, bahwa PSSI juga merupakan
organisasi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Melalui sepakbola kita bisa menemukan apa itu yang


namanya kesatuan. Sepakbola merupakan olahraga yang paling
sering digemari oleh kalangan masyarakat dan semua umur dari
mulai muda sampai tua pun sebagian besar menyukai olahraga ini.
Kesatuan yang diciptakan oleh sepakbola sendiri terkesan luar
biasa, terutama ketika memainkan olahraga sepakbola (dan
olahraga lainnya), para pemain bisa bermain dengan kompak
sebagai sebuah kesebelasan tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan
agama. Begitu juga ketika Timnas Indonesia akan bermain pasti
semua masyarakat datang berbondong-bondong ramai
menyaksikan pertandingan tersebut, baik itu nonton bareng melalui
layar tancap ataupun ada sebagian yang lebih senang menyaksikan
pertandingan tersebut secara langsung.

Melalui pertandingan sepakbola ini dan berkat Timnas


Indonesia jika akan bertanding, jiwa nasionalisme kita meningkat
drats dan kebersamaan-pun bakal terasa baik dari kalangan
masyarakat manapun di saat sedang menonton. Timnas Indonesia
merupakan suatu hal yang tdak boleh ditnggalkan
pertandingannya karena pada moment itulah kita bisa merasakan
apa yang namanya itu kesatuan dan keanekaragaman antar umat
manusia bersatu pada saat menyaksikan pertandingan tersebut.
Menonton sepakbola jika Timnas Indonesia bermain juga
merupakan suatu momentum yang tepat untuk mendekatkan diri
kepada masyarakat atau menambah jiwa sosial kita terhadap para
warga untuk saling akrab dan mengenal.

4. Sila Keempat

Contoh penerapan nilai ini bisa dilihat ketika Arema FC


diberi sanksi berupa menggelar pertandingan tanpa penonton pada
laga kandang dan suporter mereka dilarang memberikan dukungan
pada saat laga tandang. Sanksi tersebut berlaku sampai akhir
musim kompetisi 2018. Sanksi tersebut merupakan keputusan
Komite Disiplin PSSI atas sejumlah pelanggaran kode disiplin
pada pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya di
Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 6 Oktober 2018 lalu.

Dari laporan pengawas pertandingan dan tim pemantau


PSSI, ditemukan beberapa pelanggaran. Beberapa pelanggaran
yang dimaksud adalah pengeroyokan yang dilakukan suporter
Arema FC terhadap suporter Persebaya Surabaya. Selain itu, ada
pula intimidasi yang dilakukan oleh suporter Arema FC dengan
cara mendekati pemain Persebaya Surabaya.

Meski timnya diberikan hukuman berat dari Komisi


Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI),
Arema FC mengeluarkan pernyataan melalui akun Twitter
resminya terkait kericuhan yang terjadi pada laga melawan
Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu
(6/10/2018). Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Arema FC
siap menerima hukuman soal pelanggaran suporter di laga
melawan Persebaya.

5. Sila Kelima

Contoh penerapan nilai keadilan ini terjadi ketika Komisi


Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI)
menjatuhkan hukuman buat Persib Bandung terkait dengan
kematian suporter Persija Jakarta, Haringga Sirilia, yang dikeroyok
Bobotoh sebelum pertandingan melawan Persija Jakarta di
Bandung pada 23 September lalu. Hukuman itu dijatuhkan pada 1
Oktober diumumkan PSSI dalam laman resminya pada Selasa, 2
Oktober 2018.

Persib Bandung dikenai sanksi pertandingan kandang atau


home di luar Pulau Jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai
akhir musim kompetisi 2018. Persib Bandung juga harus menjalani
pertandingan home tanpa penonton di Bandung sampai setengah
musim kompetisi tahun 2019. Suporter Persib dilarang
menyaksikan pertandingan Persib Bandung pada saat home
maupun away serta pertandingan Liga 1 lainnya sejak putusan ini
ditetapkan sampai pada setengah musim kompetisi 2019. Panitia
penyelenggara pertandingan Persib juga dihukum. Ketua panpel
dan security officer dikenai sanksi larangan ikut serta dalam
kepanitiaan pertandingan Persib Bandung selama 2 (dua) tahun.
Panpel juga didenda sebesar Rp 100 juta. Panpel Persib wajib
memerangi dan melarang rasisme dan tulisan provokasi serta
slogan yang menghina pada spanduk, poster, baju dan atribut
lainnya dengan cara apapun. Seluruh tersangka pengeroyokan
Haringga Sirla dihukum Komdis PSSI tak boleh menonton sepak
bola di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.
Dari contoh kasus diatas menunjukkan Komdis PSSI
sebagai pengurus kepentingan/stakeholder sepakbola Indonesia
memberikan hukuman berat kepada Persib Bandung karena aksi
supporter Persib Bandung yang mengeroyok salah satu supporter
Persija Jakarta, yaitu Haringga Sirila hingga Haringga Sirila
langsung meregang nyawa pada saat dikeroyok supporter Persib
Bandung. Hukuman berat ini sudah sesuai karena pelanggaran
yang dilakukan termasuk pelanggaran berat karena dengan sengaja
menghilangkan nyawa seseorang.

D. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

Juynboll, H.H. 1923. Oud Javaansch-Nederlandsche Woordenlijs. Amsterdam,


Jakarta: W. Versluys, NV.

Sumaryanto. 2010. NILAI-NILAI ESENSIAL OLAHRAGA DALAM


KONTRIBUSINYA MEMBENTUK KARAKTER. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta. Diunduh dari : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Drs.
%20Sumaryanto,%20M.Kes./NILAI-NILAI_ESENSIAL_OLAHRAGA_.pdf

Frey, J. H. & Eitzen, S. 1991. Sport and Society.Annual Review of Sociology. 17,
503-533. Diunduh dari: http://www.pages.drexel.edu/~rosenl/sports
%20Folder/Sport%20and%20Society.pd
Anirotul Qoriah. 2015. Nasionalisme Olahraga. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia. 5(1) : 2-3. Diunduh dari :
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article/viewFile/7877/5439

https://bola.tempo.co/read/1132135/kasus-haringga-ini-daftar-sanksi-komdis-pssi-
bagi-persib-bandung

http://bola.kompas.com/read/2018/10/07/11400538/ricuh-di-kanjuruhan-arema-fc-
siap-terima-sanksi.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/10/08/17433288/atlet-judo-tuna-netra-
indonesia-didiskualifikasi-ini-alasannya

https://www.viva.co.id/sport/onepride/1081929-ditendang-mcgregor-khabib-
nurmagomedov-alhamdulillah

https://www.kompasiana.com/kuncikunci/59311c2843afbdf927cf323c/memaknai-
arti-pancasila-sila-ketiga-melalui-sepakbola

https://www.indosport.com/sepakbola/20160601/3-hal-yang-buat-sepakbola-
bersanding-dengan-pancasila

http://faridmuhammad875.blogspot.com/2016/12/pandangan-pancasila-didalam-
sepakbola.html

http://dblindonesia.com/v2/news/jangan-ngaku-anak-basket-kalau-5-nilai-
pancasila-ini-belum-diterapkan

Seputar Indonesia, 23 Desember 2010

https://dakwahuinsuka.wordpress.com/2010/12/23/sepak-bola-pancasila/

http://koran-sindo.com/page/news/2016-04-
18/5/67/Bangun_Ideologi_Pancasila_Lewat_Olahraga

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sikap_keolahragawanan
https://www.suaramerdeka.com/sport/baca/93415/menpora-apresiasi-film-lima-
yang-tanamkan-pancasila-dan-spirit-olahraga

Anda mungkin juga menyukai