Anda di halaman 1dari 19

PERLINDUNGAN HUKUM

Tugas :

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Administrasi Negara

Pada Jurusan Hukum Tata Negara

Dosen Pembina :

Bpk. M. NUR, M.H

Kelompok 3

Anggota :

Alaidin ( 170105056) Ade Syahreza ( 170105044)

Aldi Sardiyan ( 170105060) Siska Alfaini ( 170105016)

Muhammad Fasya ( 170105081) Muhammad Haikal ( 170105024)

Nur Vina ( 170105053)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR – RANIRY
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah nya

makalah ini dapat di selesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini, Oleh karena itu

penulis minta maaf jika makalah yang di sajikan kurang lengkap atau tidak sempurna sebagaimana

mesti nya.

Kritik dan Saran demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan, semoga makalah ini

dapat membantu kita dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah Hukum Administrasi Negara

serta bermanfaat bagi pembaca.

Banda Aceh, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ..................................................................................…….1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Perlindungan Hukum ............................................................................................... 3

A. Tinjauan umum Perlindungan Hukum .....................................................................3

1. Pengertian Perlindungan Hukum .......................................................................3

2. Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum.................................................................4

a) Sarana Perlindungan Hukum Preventif .......................................................6

b) Sarana Perlindungan Hukum Refrensif ......................................................7

3. Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum.................................................................8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................................................10

B. SARAN ..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan hukum yang diterapkan di Indonesia saat ini kurang memperhatikan

kepentingan korban yang sangat membutuhkan perlindungan hukum. Bisa dilihat dari

banyaknya kasus saat ini yang terjadi di dalam masyarakat mengenai perlindungan

hukum terhadap korban sangat lemah. Kasus-kasus yang sering terjadi dalam masyarakat

terutama dalam kasus tindak pidana kekerasan sangat memerlukan perlindungan hukum

bagi korbannya. Aparat penegak hukum kurang memperhatikan kepentingan korban

yang telah menderita akibat tindak pidana yang telah menimpanya. Pentingnya

perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana bisa meringankan kondisi bagi

korbannya yang sudah menderita.

Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum, hal tersebut tertuang dalam

Undang-Undang Dasar Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan Negara Indonesia

adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan

masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya

ketertiban di dalam masyarakat diharapkan kepetingan manusia akan terlindungi.2

Oleh karena itu hukum mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat saat

beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain. Penerapan hukum merupakan salah

satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat

sebagai pencegahan terjadinya pelanggaran hukum. Dengan penerapan hukum yang baik

diharapkan kepentingan manusia dapat terlindungi dari suatu perbuatan tindak pidana.

Menurut Moeljatno, bahwa tindak pidana ialah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

1
Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amandemen.
2
Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, hal 77.
1
hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi

barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Perlindungan Hukum. ?

2. Bagaimana Bentuk- Bentuk Perlindungan Hukum. ?

3. Untuk Apa Perlindungan Hukum Terhadap Administrasi Negara. ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Tinjauan Perlindungan Hukum.

2. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum dan Dampaknya

terhadap Administrasi Negara.

3. Untuk Mengatahui Manfaat & Kegunaan Perlindungan Hukum bagi

Administrasi Negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PERLINDUNGAN HUKUM

A. Tinjauan Umum Perlindungan Hukum

1. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan

untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan hukum korban

kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai

bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan

hukum.3 Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam bentuk

perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat reprensif, baik yang lisan

maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum

sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep

bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan

kedamaian. Pengertian di atas mengundang beberapa ahli untuk mengungkapkan

pendapatnya mengenai pengertian dari perlindungan hukum diantaranya :

Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan

perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua

hak-hak yang diberikan oleh hukum.4

3
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press. Jakarta, 1984, hlmm 133.
4
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, ( Bandung : Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V, 2000). Hlm 53

3
Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah

perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia

yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan5.Sedangkan menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau

upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman

sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.6

Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi

individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma

dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup

antar sesama manusia.7

Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan

peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan

dengan konsumen, berarti hokum memberikan perlindungan terhadap hak-hak

pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut.

2. Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk

mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.

Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum

sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam

5
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Bagi Rakyat diindonesia, PT Bina Ilmu Surabaya, 1987, Hlm 1-2
6
Setiono Rule of Law ( Supremasi Hukum), ( Surakarta; Magistem Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret, 2004) Hlm 3.
7
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Inverstor di Indonesia (Surakarta; Magister Ilmu
Hukum Program Pasca sarjana Universitas Sebelas Maret, 2003) Hlm 14
4
bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis

dalam rangka menegakkan peraturan hukum.

Menurut Hadjon,8perlindungan hukum bagi rakyat meliputi dua hal,yakni:

a. Perlindungan Hukum Preventif, yakni bentuk perlindungan hukum dimana

kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau

pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang

definitif;9

b. Perlindungan Hukum Represif, yakni bentuk perlindungan hokum dimana

lebih ditujukan dalam penyelesaian sengketa. 10

Secara konseptual, perlindungan hukum yang diberikan bagi rakyat Indonesia

merupakan implementasi atas prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat

dan martabat manusia yang bersumber pada pancasila dan prinsip negara hukum yang

berdasarkan pancasila. Perlindungan hukum hakekatnya setiap orang berhak

mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat

perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hukum.

Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat beberapa diantaranya

yang cukup populer dan telah akrab di telinga kita, seperti perlindungan hukum terhadap

konsumen. Perlindungan hukum terhadap konsumen ini telah diatur dalam Undang-

Undang tentang Perlindungan Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang

menjadi hak dan kewajiban antara produsen dan konsumen. Selain itu, terdapat juga

perlindungan hukum yang diberikan kepada hak atas kekayaan intelektual (HaKI).

Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan hak atas

8
Philipus M. Hadjon, Op cit, Hlm 4
9
Ibid
10
Philipus M. Hadjon Op cit , Hlm 5
5
kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah

dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang

Merek, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain sebagainya.

a) Sarana Perlindungan Hukum Preventif

Pada tahun 1975, sebuah tim dari Council of Europe mengadakan suatu penelitian

yang titik beratnya adalah pada perlindungan hukum yang preventif, misalnya the rights

to be heard ( hak didengar pendapatnya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di negara-

negara Eropa terdapat 3 kategori dalam hubungannya dengan the rights to be heard

tersebut:11

1. Negara – negara yang mempunyai ketentuan-ketentuan umum

prosedur administrasi negara pada dasarnya mengakui hak-hak

tersebut. Seperti Austria, Jerman, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan

Swiss.

2. Negara-negara yang tidak memiliki UU tentang ketentuan-ketentuan

umum prosedur administrasi negara, hak itu diakui sebagai suatu

ketentuan ( general Rules ). Seperti Denmark dan Irlandia.

3. Negara- negara yang tidak mempunyai UU tentang ketentuan-

ketentuan umum prosedur administrasi negara, namun menjamin hak-

hak tersebut dalam kasus-kasus tertentu. Seperti Turki, Belgia, Prancis

& Inggris.

Menurut hasil penelitian itu, arti penting dari the rights to be heard adalah:

11
S.F. Marbun Dkk, tulisan Deno Kamelus, Op.cit, Hlm 255-257
6
1. Individu yang terkena tindakan pemerintah dapat mengemukakan hak-

haknya.

2. Cara demikian menunjang suatu pemerintahan yang baik (good

administration) dan dapat tumbuh suasana saling percaya antara yang

memerintah dan yang diperintah.

3. Dengan adanya hak untuk didengar, kemungkinan sengketa antara

pemerintah dengan rakyatnya dapat dikurangi.

b) Sarana Perlindungan Hukum Refrensif

Dalam garis besarnya, hukum di dunia modern sekarang ini terdiri atas 2 induk,

yaitu Civil Law System dan Common Law System. yang berbeda ini melahirkan perbedaan

mengenai bentuk dan jenis sarana perlindungan hukum bagi rakyatnya. Negara-negara

dengan Civil Law mengakui adanya dua jenis pengadilan, yaitu pengadilan umum dan

pengadilan administrasi. Sedangkan negara-negara dengan Common Law System, hanya

mengenal satu jenis pengadilan, yaitu ordinary court. Diantara kedua tersebut, ada negara-

negara seperti Skandinavia, yang telah mengembangkan sendiri suatu lembaga

perlindungan hukum yang dikenal dengan Ombudsman. Ombudsman adalah suatu badan

yang berdiri sendiri untuk memeriksa pengaduan-pengaduan mengenai tindakan

penguasa.12

Setiap orang berhak meminta kepada lembaga ini secara tertulis untuk memeriksa

cara suatu organ administrasi negara yang telah bertindak dalam suatu keadaan terhadap

seseorang atau suatu badan hukum. Dia juga berwenang untuk dengan atas prakarsa

sendiri mengadakan suatu pemeriksaan. Dalam rangka pemeriksaan ini, lembaga tersebut

memiliki kewenangan tertentu, seperti dapat memanggil pejabat administrasi, pegawai-

12
Ibid.
7
pegawai yang melakukan perbuatan melanggar hukum, saksi dan pemohon. Mereka yang

dipanggil itu berkewajiban untuk memberi informasi yang dibutuhkan dan untuk hadir

disana. Setelah penutupan pemeriksaan, lembaga ini menyusun suatu laporan yang

didalamnya diutarakan pengalaman-pengalaman dan pendapat-pendapatnya. Laporan

lembaga ini tidak mengikat, tergantung dari daya meyakinkan dan ia harus berusaha

memperolehnya.

3. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum.

Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber

dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena

menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan peletakan

kewajiban masyarakat dan pemerintah.13Aspek dominan dalam konsep barat tertang hak

asasi manusia menekankan eksistensi hak dan kebebasan yang melekat pada kodrat

manusia dan statusnya sebagai individu, hak tersebut berada di atas negara dan di atas

semua organisasi politik dan bersifat mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat. Karena

konsep ini, maka sering kali dilontarkan kritik bahwa konsep Barat tentang hak-hak asasi

manusia adalah konsep yang individualistik. Kemudian dengan masuknya hak-hak sosial

dan hak-hak ekonomi serta hak kultural, terdapat kecenderungan mulai melunturnya sifat

indivudualistik dari konsep Barat.

Dalam merumuskan prinsip-prinsip perlindungan hukum di Indonesia, landasannya

adalah Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara. Konsepsi perlindungan hukum bagi

rakyat di Barat bersumber pada konsep-konsep Rechtstaat dan ”Rule of The Law”.

Dengan menggunakan konsepsi Barat sebagai kerangka berfikir dengan landasan

13
http://raypratama.blogspot.co.id/2015/04/teori -perlindungan-hukum.html. diunduh pada Selasa 15
November pada jam 01.00 Wib.
8
pada Pancasila, prinsip perlindungan hukum di Indonesia adalah prinsip

pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada

Pancasila. Prinsip perlindungan hukum terhadap tindak pemerintah bertumpu dan

bersumber dari konsep tentang pengakuan danperlindungan terhadap hak-hak asasi

manusia karena menurut sejarahnya di Barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan

dan perlindungan terhadap hak-hak asasi menusia diarahkan kepada pembatasan-

pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah.10

9
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan

untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan hukum korban

kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai

bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan

hukum.

Perlindungan Hukum Terbagi 2 Bentuk yaitu :

a. Perlindungan Hukum Preventif.

b. Perlindungan Hukum Refrensif.

2. Saran

Perlindungan hukum sangat membantu seseorang dalam memperoleh hak dan rasa

aman terhadap dalam hal lalu lintasnya dan saran kelompok kami agar perlindungan

hukum diindonesia semakin bagus dan terhindar dari yg namanya KKN ( Korupsi Kolusi

dan Nepotisme ).

Demikian dari Pemaparan Makalah kelompok kami semoga menambah wawasan

terhadap pembacanya jika ada kesalahan kata atau pembuatan makalah ini mohon

dimaklumi.

10
DAFTAR PUSTAKA

E. Utrecht dan Moh. Saleh Djindang, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia,

Cet. IX, Balai Buku Ichtiar, Jakarta, 1990.

Indro Harto, Usaha Memahami UU Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000

Philupus M. Hadjon Dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cet v, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, 1997.

Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Gahlia Indonesia, Cet. 10 – Revisi,

1995, Jakarta.

S. F Marbun dan Moh. Mahfud Md., Pokok –Pokok Hukum Administrasi Negara, Cet II,

Liberty, Yogyakarta, 2000.

S. F Marbun dkk,., Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Pres,

Yogyakarta 2001.

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai