Anda di halaman 1dari 21

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan


Garam Rangkap dan Garam Kompleks “ disusun oleh :
Nama : Rahmawati
NIM : 1513040027
Kelas/Kelompok : Pendidikan Kimia A/ VI (Enam)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan dinyatakan telah diterima.

Makassar, Juni 2017


KooridanatorAsisten Asisten

Satria Putra Jaya Negara Ridha Wahyuni


NIM. 1313142005 NIM. 1313141004

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Mohammad Syahrir, S.Pd, M.Si


NIP.197409007 200501 1 004
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan garam kompleks dan garam rangkap

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium
sulfat dan garam kompleks tetraamintembaga (II) sulfat monohidrat.

C. LANDASAN TEORI
Ada berbagai pandangan perihal kelompok unsur -unsur transisi. Dari
kerangka sistem periodik, nampak bahwa dari kiri ke kanan ada pergeseran sifat
kelompok unsur-unsur dari logam reaktif berkurang secara perlahan dan akhirnya
menjadi bersifat nonlogam. Dengan demikian secara sederhana unsur-unsur
transisi menunjuk pada unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam reaktif
dengan kelompok nonlogam, atau antara kelompok s dengan kelompok p yaitu
kelompok d dan kelompok f yang sering disebut transisi
dalam (Sugiyarto, 2003: 168).
Menurut Chang (2005), Ciri logam transisi adalah memiliki sub kulit d
yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan ion-ion dengan sub kulit d yang
yang tidak terisi penuh.Ciri ini menyebabkan beberapa sifat khas dari logam
transisi yaitu meliputi warna yang unik, pembentukan senyawa paramagnetik,
aktivitas katalitik, memiliki bilangan oksidasi yang beragam dan terutama
kecenderungan besar untuk membentuk ion kompleks.Ada tiga kelompok unsur-
unsur transisi d yaitu transisi pertama 3d, transisi kedua 4d dan transisi ketiga 5d.
Kelompok transisi pertama 3d meliputi unsur-unsur Sc sampai pada Zn. Akan
tetapi logam zink tidak termasuk unsur transisi seri 3d sebab baik atom Zn
maupun senyawanya yang dikenal tidak ditentukan oleh karakter peran elektron
3d10, karena orbital ini telah penuh berisi elektron. Jadi unsur-unsur transisi
didefinisikan sebagai unsur-unsur baik dalam atom netralnya dan atau atom
dalam senyawanya mengandung konfigurasi elektronik belum penuh pada orbital
d, karena inilah yang berperan khas bagi sifat-sifat unsur
transisi (Sugiyarto, 2003: 168-169).
Menurut Effendy (2013: 3), senyawa koordinasi adalah satu senyawa
yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara
ion logam atau atom logam dengan atom nonlogam. Sedangkan menurut
Ramlawati (2005: 1), senyawa kompleks merupakan senyawa tersusun atas atom
pusat, biasanya logam, atau kelompok atom, seperti VO, VO2, dan TiO yang
dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral. Anion atau molekul netral
yang mengelilinsi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau
dari sistem asam basa lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa
kompleks tersebut bertindak sebagai asam lewis, sedangkan liganya bertindak
sebagai basa lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan
ikatan kovalen koordinasi, sehingga senyawa kompleks disebut juga dengan
senyawa koordinasi. Adapun jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat
menyatakan bilangan koordinasi. Sama dengan pernyataan Chang (2005), yaitu
mendefinisikan bilangan koordinasi sebagai banyaknya atom donor diseputar
atom logam pusat dalam ion kompleks.
Bilangan koordinasi sebagai bilangan yang menyatakan jumlah ruang
yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan
koordinasi, yang masing-masingnya dapat dihuni oleh satu ligan (Svehla,1985:
95). Bergantung pada banyaknya atom donor yang ada, ligan digolongkan sebagai
monodentat, bidentat, atau polidentat.H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat
dengan masing-masing hanya mampu memberi satu pasang atom donor. Salah
satu logan bidentat yaitu etilenadiamin (bisa disingkat “en”). Ligan bidentat dan
polidentat juga disebut dengan agen pengelat karena kemempuanya dalam
mengikat atom logam (Chang, 2005: 239).
Menurut Effendy (2013: 19-23), terdapat enam jenis ligan yaitu:
1. Ligan monodentat
Ligan monodentat memliki sebuah atom donor, contohnya adalah NH3, H2O,
CO dan Cl. Ligan monodentat yang atom donornya memiliki satu PEB
biasanya hanya dapat membentuk sebuah ikatan kovalen koordinasi.
2. Ligan bidentat
Ligan bidentat memiliki dua atom donor, contohnya adalah 1,2-diaminaetana
(etilenadiamina), 1,3-diaminopropana, ion oksalat, 2,2-bipiridina dn 1,10-
fenantrolina.
3. Ligan tridentat
Ligan tridentat memiliki tiga atom donorm contohnya adalah
dietilenatriamina (dien) dan 2,2’,6’,2”-terpiridina (terpy).
4. Ligan tetradentat atau kuadridentat
Ligan tetradentat atau kuadridentat memiliki empat atom donor, contohnya
adalah tris (2-amonietil) amina (tren).
5. Ligan pentadentat
Ligan pentadentat memiliki lima atom donor, contohnya adalah eter mahkota
15-crown-5.
6. Ligan heksadentat
Ligan hekasadentat memiliki enam atom donor, contohnya adalah ion
etilenadiamina-tetraasetat (EDTA).
Beberapa garam dapat mengkristal dari larutannya dengan mengikat
sejumlah molekul air sebagai hidrat. Sebagai contoh antara lain CuSO4.5H2O,
FeSO4.7H2O dan Al2(SO4)3.9 H2O. Bentuk struktur dalam Kristal terdiri atas
kation terhidrat dan anion terhidrat, seperti Cu(H2O)42+ dan SO4(H2O)2- dalam
CuSO4.5H2O (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017: 17).
Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun
hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan
air, hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru, yang karateristik dari warna
ion kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2+. Kekecualian yang terkenal yaitu
tembaga (II) klorida yang berwarna kehijuan oleh kompleks [CuCl4]2+ yang
mempunyai bangun geometri dasar tertahedral atau bujursangkar bergantung pada
kation pasangannya. Dalam larutan encer ion menjadi berwarna biru oleh karena
pendesakan ion ligan Cl- oleh ligan H2O. Oleh karena itu, jika warna hijau ingin
dipertahankan, ke dalam larutan pekat CuCl2 dalam air ditambahkan ion senama
Cl- dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas.
[CuCl4]2+(aq) + 6H2O (aq) [Cu(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq)
Hijau Biru

Jika larutan amonia ditambahkan ke dalam larutan ion Cu2+, larutan biru berubah
menjadi biru tua karena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan amonia
menurut reaksi:

[Cu(H2O)6]2+(aq) + 5NH3aq) [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(3-1)]2+ + 5H2O (aq)


(Sugiarto, 2003: 266)
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat.Ia
melebur pada 1038oC. Karena potensial elektrode standarnya positif (+ 0,34 V
untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang
pekatnya (8 M) dengan mudah melarutkan tembaga:
3 Cu + 8 HNO3 3 Cu2+ + 6 NO3- + 2 NO + 4 H2 O
Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga:
Cu + 2 H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2 H2O
tembaga mudah pula larut dalam air raja:
3 Cu + 6 HCl + 2 HNO3 3 Cu2+ + 6 Cl- + 2 NO + 4 H2O
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari
tembaga (I) oksida Cu2O yang merah dan mengandung ion tembaga (I),
Cu+.Senyawa-senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I) tak larut
dalam air. Mereka mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga (II), yang
dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan air, warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja (Svehla, 1985: 229-230).
Penelitian mengenai kristal CuSO4.5H2O, ternyata dapat dibuat dari bahan
baku yang dapat berupa kawat tembaga bekas kumparan dinamo. Pada Penelitian
ini, mencakup penanganan produk dan persiapan bahan baku. Sebelum digunakan,
bahan baku logam dibersihkan dari pengotor lalu dipotong kecil-kecil yang
bertujuan agar mempermudah dan mempercepat proses pelarutan tembaga dengan
HNO3. Setelah pelarutan, larutan direaksikan dengan H2SO4 pekat yang sudah
diencerkan pada suhu tertentu.Kemudian dilakukan kristalisasi disertai dengan
pengadukan. Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kristal
CuSO4.5H2O dengan 99% yield dan ukuran kristal rata-rata 0,7 mm dapat dibuat
dari tembaga bekas kumparan dengan suhu reaksi 90ºC. Semakin tinggi suhu
reaksi maka kelarutan CuSO4 dalam air semakin besar sehingga semakin banyak
yield kristal yang dihasilkan (Fitrony, 2013: 121).
Penelitian lain mengenai tembaga (II) yaitu sintesis kompleks ion logam
Cu (II) dengan ligan L-feniletilamin yang dilakukan pada perbandingan logam
dan ligan 1:2. Pelarut yang digunakan adalah metanol karena metanol dapat
melarutkan logam dan ligan dengan baik. Senyawa yang dihasilkan berbentuk
Kristal berwarna orange dengan rendemen sebesar 57,76% (Swastika, 2012: 2).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Neraca Analitik 1 buah
b. Tabung reaksi kecil 5 buah
c. Rak tabung reaksi 1 buah
d. Gelas ukur 10 mL 1 buah
e. Gelas kimia 100 mL 3 buah
f. Gelas kimia 250 mL 1 buah
g. Gelas arloji 2 buah
h. Batang pengaduk 1 buah
i. Penjepit tabung 2 buah
j. Corong biasa 1 buah
k. Spatula 1 buah
l. Pompa vakum 1 buah
m. Labu Erlenmeyer isap 250 mL 1 buah
n. Pembakar spiritus 1 buah
o. Korek gas 1 buah
p. Kaki tiga 1 buah
q. Kasa asbes 1 buah
r. Pipet tetes 4 buah
s. Botol semprot 1 buah
t. Corong Buchner 1 buah
u. Gunting 1 buah
v. Lap kasar 1 buah
w. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Kristal kupri sulfat pentahidrat (CuSO4. 5H2O)
b. Kristal diammonium sulfat [(NH4)2 SO4]
c. Kristal kuprisulfat anhidrat (CuSO4)
d. Aquades (H2O)
e. Etanol (C2H5OH)
f. Ammonium hidroksida (NH4OH) 15 M dan 6 M
g. Kertas saring biasa
h. Kertas saring Whatman
i. Es batu (H2O(s))
j. Tissu

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sufat CuSO4(NH4)2.6H2O
a. Kristal tembaga sulfat pentahidrat ditimbang sebanyak 4,8953 gram.
b. Kristal diammonium sulfat ditimbang sebanyak 2,9950 gram.
c. Kristal tembaga sulfat pentahidrat dan diammonum sulfat dilarutkan dengan
10 mL air.
d. Larutan kemudian dipanaskan sambil diaduk.
e. Larutan didiamkan beberapa menit pada suhu kamar.
f. Larutan didinginkan dalam gelas kimia yang berisi es batu.
g. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dengan kertas saring biasa.
h. Kristal kemudian dikeringkan di atas kaca arloji yang dibawahnya terdapat
air yang dipanaskan.
i. Kristal yang telah kering ditimbang.
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamincopper (II) Sulfat Monohidrat Cu
(NH3)4.SO4.H2O
a. Kristal CuSO4. 5H2O ditimbang sebanyak 4,9090 gram.
b. Kristal dilarutkan dengan 5 mL aquades dan ditambahkan 8 mL amonia.
c. Larutan ditambahkan 8 ml etanol melalui dinding tabung dengan digunakan
pipet tetes.
d. Lautan didiamkan selama 1 jam dan ditutup dengan kaca arloji.
e. Larutan diaduk pelan-pelan dan kristal yang diperoleh disaring dengan
corong Buchner yang dilengkapi dengan kertas saring Whatman dan pompa
vakum.
f. Kristal dicuci dengan 5 mL amonia dan 5 mL etanol.
g. Kristal yang diperoleh dikeringkan diatas kaca arloji yang dibawahnya
terdapat air yang dipanaskan .
h. Kristal yang kering ditimbang.
3. Perbandingan Beberapa Sifat Garam
a. Kristal CuSO4 anhidrat ditimbang sebanyak 0,5062 gram dan dilarutkan
dengan 2 mL air dan ditambahkan 4 mL NH4OH pada tabung reaksi.
Perubahan yang terjadi diamati.
b. Kristal garam rangkap dan garam kompleks yang diperoleh masing-masing
dilarutkan dengan 3 mL air pada tabung reaksi dan ditambahkan kembali 10
mL. Perubahan yang terjadi diamati.
c. Kristal garam rangkap dan garam kompleks yang diperoleh dipanaskan pada
tabung reaksi yang berbeda. Perubahan yang terjadi diamati.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sufat CuSO4(NH4)2.6H2O
No. Perlakuan Hasil
1 Kristal tembaga sulfat pentahidrat 4,8953 gram
ditimbang
2 Kristal diammonium sulfat ditimbang 2,9950 gram
3 Kristal tembaga sulfat pentahidrat dan Larutan berwarna biru muda
ammonium sulfat dilarutkan dengan
10 mL air
4 Larutan dipanaskan Kristal larut sempurna
5 Larutan didiamkan beberapa menit Terbentuk kristal berwarna
pada suhu kamar biru muda
6 Larutan didinginkan dalam gelas kimia Kristal yang terbentuk
yang berisi es batu bertambah banyak
7 Kristal saring ditimbang 0,6837 gram
8 Larutan disaring Filtrat: larutan berwarna biru
Residu: kristal berwarna biru
muda
9 Kandungan air dalam kristal
Kristal dikeringkan ditimbang
10 Kristal kering ditimbang 6,5122 gram
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamincopper (II) Sulfat Monohidrat
Cu(NH3)4.SO4.H2O
No. Perlakuan Hasil
1 Kristal tembaga sulfat pentahidrat 4,9090 gram
ditimbang
2 Kristal dilarutkan dengan 8 mL Larutan berwarna biru tua
ammonia dan 5 mL aquades
3 Larutan ditambahkan 8 mL etil alkohol Lapisan atas: larutan berwarna
melalui dinding tabung biru tua
Lapisan bawah: terbentuk
endapapan biru tua
4 Larutan didiamkan selama 1 jam Terbentuk Kristal berwarna
biru tua
5 Larutan diaduk pelan-pelan dan Residu: Kristal biru tua
disaring dengan pompa vakum Filtrat: larutan berwarna biru
6 Kristal dicuci dengan 5 mL ammonia Kristal berwarna biru tua
dan 5 mL etil alkohol
7 Kristal dicuci lagi dengan 5 mL etil Kristal berwarna biru tua
alkohol
8 Kristal dikeringkan Kandungan air dalam Kristal
hilang

9 Kristal ditimbang 4,8726 gram

3. Perbandingan Beberapa Sifat Garam


No. Perlakuan Hasil
1  Kristal CuSO4 anhidrat ditimbang 0,5062 gram
 Dilarutkan dengan 2 mL aquades Larutan berwara biru
 Ditambahkan 4 mL NH4OH Larutan biru tua dan terdapat
endapan
2  Kristal A + 3 mL H2O + 10 mL H2O Larutan berwarna biru muda

 Kristal B + 3 mL H2O + 10 mL H2O Larutan berwarna biru dan


terbentuk suspensi
3  Kristal A dipanaskan Kristal meleleh

 Kristal B dipanaskan Kristal meleleh dan berbau


amonia

G. ANALISIS DATA
1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Diketahui : m CuSO4.5H2O = 4,8953 gram


Mr CuSO4.5H2O = 249,690 g/mol
Mr (NH4)2SO4 = 132 g/mol
m (NH4)2SO4 = 2,6090 gram
V H2O = 10 ml
ρ H2 O = 1 g/ml
Mr H2O = 18 g/mol
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,668 g/mol
Ditanyakan : % Rendemen .... ?
Penyelesaian :
massa CuSO4 5H2 O
n CuSO4 . 5H2 O =
Mr CuSO4 5H2 O
4,8953 gram
= 249,604 g/mol

= 0,02 mol
massa (NH4 )2 SO4
n(NH4 )2 SO4 =
Mr (NH4 )2 SO4
2,9950 gram
= 132,064 g/mol

= 0,02 mol
m H2O = V H2O x ρ H2O
= 10 ml x 1 g/ml
= 10 gram

mH O
n H2 O = Mr H2 O
2

10 gram
= 18 g/mol

= 0,56 mol

Reaksi yang terjadi:


CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
M: 0,02 mol 0,02 mol 0,56 mol -
B: 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
S: - - 0,54 mol 0,02 mol
Massa teori CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = n x Mr
= 0,02 mol x 399,668 g/mol
= 7,9933 gram
Massa praktek CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 6,5122
Massa Praktek
% rendemen = ×100%
Massa teori
6,5122 gram
= ×100%
7,9933 gram
=81,47 %
2. Pembuatan garam kompleks tetrammintembaga (II) sulfat monohidrat,
Cu(NH3)4SO4.H2O

Diketahui : m CuSO4.5H2O = 4,9090 gram


Mr CuSO4.5H2O = 249,604 g/mol
V H2O = 5 ml
Mr H2O = 18 g/mol
ρ H2 O = 1 g/ml
V NH4OH = 8 ml
Mr NH4OH = 35 g/mol
ρ NH4OH = 0,91 g/ml
Mr Cu(NH3)4SO4.H2O = 245,664 g/mol
Diketahui : % rendemen .... ?
Penyelesaian :
massa CuSO4 5H2 O
n CuSO4 .5H2 O =
Mr CuSO4 5H2 O
4,9090 gram
= 249,604 g/mol

= 0,02 mol
m NH4OH = V NH4OH x ρ NH4OH
= 8 ml x 0,91 g/ml
= 7, 28 gram
M NH4 OH
n NH4 OH =
Mr NH4 OH
7,28 gram
=
35 g/mol
=0,20 mol
m H2O = V H2O x ρ H2O
= 5 ml x 1 g/mL
= 5 gram
mH O
n H2 O = Mr H2 O
2
5 gram
= 18 g/mol

= 0,28 mol
Reaksinya:
CuSO4.5H2O + 4 NH4OH + H2O Cu (NH3)4SO4.H2O + 8 H2O
M: 0,02 mol 0,20 mol 0,28 mol - -
B: 0,02 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
S: 0,1996 mol - 0,2577 mol 0,0201 mol 0,1608 mol
Massa teori Cu (NH3)4SO4.H2O = n x Mr
= 0,02 mol x 245,664 g/mol
= 4,9132 gram
Massa praktek Cu (NH3)4SO4.H2O = 4,8726 gram
Massa Praktek
Jadi, % rendemen = ×100%
Massa teori
4,8726 gram
= ×100%
4,9132 gram

= 99,173%

H. PEMBAHASAN
1. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat
CuSO4(NH4)2SO4 . 6H2O
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam rangkap
kupri ammonium. Prinsip dasarnya yaitu pengkristalan dua garam secara bersama-
sama dalam perbandingan molekul tertentu. Adapun prinsip kerja dari percobaan
ini adalah pencampuran, penguapan, pengkristalan, penyaringan dan
penimbangan. Percobaan ini dilakukan dengan meraksikan Kristal CuSO4.5H2O
yang berwarna biru dengan (NH4)2SO4 berwarna putih. Kristal terlebih dahulu
dilarutkan dengan sedikit air agar kristal lebih cepat larut, dimana aquades
berfungsi untuk melarutkan kristal tembaga sulfat pentahidrat serta untuk
mengionkan garam ammonium sulfat menjadi ion-ionnya. Sedangkan pemanasan
dilakukan agar kristal dapat larut secara sempurna. Larutan didinginkan dengan
menggunakan es batu untuk mempercepat proses pembentukan kristal. Namun
sebelum didinginkan dengan es batu, dilakukan pendinginan pada suhu kamar
untuk menurunkan suhu dari larutan. Karena jika langsung didinginkan pada es
batu dikhawatirkan kristal yang terbentuk kurang maksimal. Untuk memisahkan
kristal yang diperoleh dari larutanya maka dilakukan proses filtarsi, filtrasi ini
merupakan proses pemisahan campuran dengan bantuan corong biasa yang telah
di lapisi dengan kertas saring biasa. Kristal ynag telah disaringkemudian
dikeringkan dengan tujuan untuk mempercepat proses penguapan air pada Kristal.
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu terbentuk kristal dari garam
rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang berwarna biru prusi dengan berat sebesar
6,5122 gram dan persen rendemen sebesar 81,47%. Artinya jumlah produk garam
rangkap CuSO4(NH4)2SO4 . 6H2O hasil praktek adalah sebanyak 81,47 gram
apabila terdapat 100 gram Kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori dimana dikatakan bahwa
garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat,
padat, maupun dalam bentuk larutan air (Svehla, 1985: 230).
Reaksi yang terjadi yaitu:

CuSO4.5H2O(s) + (NH4)2SO4(s) + H2O(aq) CuSO4(NH4)2SO4.6H2O(s)


(biru) (putih) (bening) (biru muda)
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetramitembaga(II) Sulfat Monohidrat,
Cu(NH3)4SO4.H2O
Percobaan pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O dilakukan
dengan meraksikan antara larutan amonium hidroksida (NH4OH) bening ,kristal
CuSO4 . 5H2O berwarna biru prusi dan air. Penambahan amonia berfungsi sebagai
ligan kuat yaituNH3 yangdapat mendesak ligan netral (H2O) sehingga warnanya
berubah dari biru menjadi biru tua. Persamaan reaksinya yaitu :
[Cu(H2O)6]2+ + 5NH4OH [Cu(NH3)(4-5)H2O(2-1)]2+ + 5H2O
(biru) (biru tua)
(Sugiyarto, 2003:267).
Kristal CuSO4.5H2O pada percobaan ini berfungsi sebagai penyedia
atom pusat, yaitu Cu. Adapun penambahan etil alkohol berfungsi untuk mencegah
penguapan dari amonia. Penambahan etil alkohol dilakukan melalui dinding gelas
kimia tempat larutan berada. Penambahan ini dilakukan dengan pelan-pelan agar
larutan tertutupi oleh alkohol dan tidak bercampur dengan larutan sebab apabila
larutan bercampur dengan etil alkohol maka atom pusat Cu akan bereaksi dengan
OH- membentuk gelatin biru muda garam tembaga (II) hidroksi sulfat bukan
garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O (Sugiyarto, 2003: 267),
Dengan reaksi yaitu :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Larutan yang telah ditambahkan dengan etil alkohol ditutup dengan kaca
arloji yang bertujuan untuk mengurangi penguapan selama pembentukan kristal.
Larutan yang didiamkan selama satu jam bertujuan agar pembentukan kristal
dapat terjadi sempurna. Larutan kemudian diaduk agar bercampur dan disaring
dengan corong Buchner yang dilengkapi dengan kertas saring Whatman dimana
kertas saring Whatman digunakan karena memiliki pori-pori yang lebih kecil
dibandingkan kertas saring biasa. Larutan disaring dengan corong Buchner karena
corong Buchner memiliki lubang yang kecil sehingga penyaringan kristal dapat
lebih efektif. Kristal selanjutnya dicuci dengan ammonia hidroksida untuk
mempermantap ligan yang terbentuk dan dicuci dengan etil alkohol yang
berfungsi untuk mengikat air yang ada pada kristal. Kristal yang terbentuk
kemudian dikeringkan untuk mempercepat proses penguapan air yang masih
terkandung dalam kristal. Kristal yang diperoleh ditimbang dan diperoleh kristal
Cu(NH3)4SO4.H2O yang berwarna biru tua dengan berat sebesar 4,8726 gram dan
persen rendemen 99,173%. Artinya jika terdapat 100 gram kristal
Cu(NH3)4SO4.H2O maka terdapat 99,173 gram kristal yang diperoleh. Adapun
reaksi yang terjadi:
CuSO4.5H2O + 4NH4OH + H2O [Cu(NH3)4SO4]H2O + 5H2O
(Biru) (bening) (bening) (biru) (bening)
Berdasarkan teori dikatakan bahwa garam-garam tembaga (II) umumnya
berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam bentuk larutan air
dan kristal dari kompleks [Cu(NH3)4SO4]H2O berbentuk monoklin. Dimana
kristal ini memiliki tiga sumbu yaitu sumbu a, b dan c yang tidak sama (a ≠ b ≠
c). Adapun sudut dari satuan sel kristal ini, diantaranya sudut α = γ = 900 ≠
β (Svehla, 1985: 230).
3. Perbandingan Beberapa Sifat Garam Tunggal, Rangkap Dan Garam Kompleks
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat garam tunggal,
garam rangkap dan garam kompleks. CuSO4 anhidrat direaksikan dengan
aquadest menghasilkan larutan biru muda, dimana CuSO4 anhidrat merupakan
penyedia atom pusat Cu dan H2O merupakan penyedia liganH2O.Kemudian
direaksikan lagi dengan ammonium hidroksida (NH4OH) yang merupakan
penyedia ligan dihasilkan larutan biru tua.Terjadinya perubahan warna disebabkan
karena terjadinya pergantian ligan H2O menjadi NH3 karena NH3 adalah basa
lewis yang lebih kuat sedangkan H2O lebih lemah. Setelah direaksikan dengan
larutan ammonium hidroksida setetes demi setetes maka larutan terbentuk 2
lapisan, dimana lapisan atas berupa larutan berwarna biru tua dan lapisan bawah
berupa endapan biru tua. Warna yang diperoleh telah sesuai dengan uji positif
yaitu berwarna biru tua. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:
CuSO4 + NH4OH + 2H2O [Cu(NH3)4 ]SO4.6H2O
(biru) (bening) (bening) (biru tua)
Warna biru setelah pencampuran dengan ammonia menandakan garam tunggal
berpotensi untuk membentuk garam rangkap dan garam kompleks.
Garam kompleks setelah diencerkan dengan aquadest terjadi perubahan
warna dari biru muda menjadi bening kebiruan.Hal ini karena garam kompleks
terurai menjadi ion-ion penyusunnya. Sedangkan pada garam rangkap setelah
diencerkan berubah menjadi larutan biru tua bening, ini menandakan apabila
garam kompleks diencerkan maka kepekaan warnanya akan berkurang dan
berpotensi membentuk garam rangkap. Hal ini juga karena garam rangkap terurai
menjadi ion-ionpenyusunnya sehingga menghasilkan warna biru muda encer
Reaksinya:
Garam rangkap :CuSO4(NH4)2SO4 . 6H2O Cu(SO4)22+ + 2NH4 + 7H2O
(biru muda) (bening kebiruan)
Garam kompleks :[Cu(NH3)4SO4]H2O [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2H2O
(biru) (biru bening)
Garam kompleks dan garam rangkap hasil percobaan kemudian
dipanaskan untuk membandingkan pengaruh pemanasan. Uji positif pada garam
kompleks yaitu berbau tengik (ammonia). Adapun hasil yang diperoleh garam
rangkap dipanaskan melepaskan H2O yang tidak menimbulkan bau sedangkan
gara kompleks menghasilkan bau ammonia. Hasil yang diperoleh telah sesuai
dengan uji positif. Adapun reaksi yang terjadi:
Garam rangkap :CuSO4(NH4)2SO4.6H2O CuSO4 + (NH4)2SO4 + ↑ 6 H2O
Garam kompleks: Cu(NH3)4SO4.H2O CuSO4 + H2O + ↑ NH3

I. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dapat dibuat dari garam
CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4 dengan massa yang diperoleh sebanyak 6,5122 gram
dan rendemen sebesar 81,47%. Sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O
dapat dibuat dari garam CuSO4.5H2O dan NH4OH dengan massa yang diperoleh
sebanyak 4,8726 gram dan persen rendemen 99,173%. Garam rangkap
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O terionisasi menjadi Cu2+, SO42-, NH4+, dan H2O
sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O terionisasi menjadi [Cu(NH3)4]2+,
SO42-, dan H2O.Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O tidak mengeluarkan bau
bila dipanaskan sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O mengeluarkan bau
tengik (ammonia) bila dipanaskan.
2. Saran
Diharapkan untuk praktikan selanjutnya diharapkan agar lebih berhati-hati
dalam penambahan larutan etanol pada percobaan pembuatan garam kompleks
yang harus dilakukan melalui dinding gelas kimia supaya etanol tidak bercampur
dengan larutan sehingga diperoleh kristal yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Effendy. 2013. Kimia Koordinasi Jilid 1 Edisi 2. Malang: Indonesian Academic


Publising.

Fitrony.2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pantahidrat (CuSO4.5H2O) Dari


Tembaga Bekas Kumparan.Jurnal Teknik POMITS. Vol.2, No.1.

Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makassar: Jurusan Kimia Fakultas


Pendidikan Matematika Dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Makassar.

Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.

Svehla G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi


Kelima.Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Swastika, Lexy Nindia dan Fhimah Martak. 2012. Sintesis dan Sifat Magnetik
Kompleks Ion Logam Cu (II) dengan Ligan 2-Feniletilamin. Jurnal Sains
dan Seni Pomits. Vol. 1. No.1.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.
TUGAS RESPON
1. Tuliskan uji positif masing-masing percobaan!
2. Perbedaan garam rangkap, garam tunggal dan garam kompleks
Jawab:
1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat (CuSO4(NH4)2SO4.6H2O)
Uji positif: garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dalam bentuk larutan air.
Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
[Cu(NH3)4SO4]H2O
Uji positif: kristal yang diperoleh umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dalam bentuk larutan air dan kristal
kompleks berbentuk monoklin. Adapun sudut dari satuan sel
kristal ini, diantaranya sudut α = γ = 900 ≠ β.
Perbandingan sifat garam tunggal, rangkap dan kompleks
Uji positif: CuSO4 anhidrat + H2O larutan berwaarna biru
CuSO4 anhidrat + H2O + NH4OH larutan berwaarna biru tua
(CuSO4(NH4)2SO4.6H2O) + H2O bening kebiruan
[Cu(NH3)4SO4]H2O + H2O biru bening
Δ
(CuSO4(NH4)2SO4.6H2O) melepaskan air
Δ
[Cu(NH3)4SO4]H2O bau tengik (ammonia)
2. Perbedaan garam rangkap, garam tunggal dan garam kompleks
 Garam tunggal adalah garam yang terbentuk dari reaksi asam basa.
 Garam rangkap adalah garam yang dibentuk dua garam yang mengkristal
bersama-sama dengan perbandigan molekul tertentu
 Garam kompleks yaitu garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks
TUGAS PENUNTUN
1. Dalam langkah bagian c.1 tentukan ion-ion Cu apa saja yang terbentuk dan
tulis strukturnya?
Jawab:
Ion-ion yang terdapat pada percobaa a adalah Cu2+, strukturnya adalah

NH3 NH3
Cu2+

NH3 NH3
2. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam rangkap kupri ammonium sulfat
dilarutkan dalam air?
Jawab:
Ion yang terdapat dalam garam rangkap yaitu Cu2+, SO42- dan ion NH4+.

3. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam kompleks tetraamincopper (II) sulfat
dilarutkan ke dalam sedikit air. Bagaimana perubahan yang terjadi bila
dilarutkan dalam air berlebih
Jawab:
Jenis ion pada garam kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan SO42- dan apabila
ditambahkan air diperoleh air berlebih maka akan terbentuk endapan putih.
4. Jelaskan perubahan yang terjadi apabila garam-garam itu dipanaskan!
Jawab:
Garam rangkap dan garam kompleks dilakukan pemanasan masing-masing
akan menghasilkan uap air untuk garam kompleks dan meghasilkan bau
amonia untuk garam rangkap.

5. Berdasarkan percobaan di atas, sebutkan jenis-jenis komponen penyusun kristal


garam berikut:
a. Kupri sulfat anhidrat
b. Kupri sulfat pentahidrat
c. Kupri ammonium sulfat heksahidrat
d. Tetraamintembaga (III) sulfat monohidrat
Jawab:
1. Komponen penyusun dari:
a. Kupri sulfat anhidrat (CuSO4): Cu2+ dan SO42-
b. Kupri sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O): Cu2+, SO42- dan 5H2O
c. Kupri ammonium sulfat heksahidrat (CuSO4(NH4)2SO4.6H2O): Cu2+, SO42-,
NH4+ dan 6H2O
d. Tetraamintembaga (III) sulfat monohidrat [Cu(NH3)4SO4]H2O: Cu2+, SO42-,
NH3 dan H2O

Anda mungkin juga menyukai