Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SISTEM POLITIK “ FILM IRON JAWED ANGELS “

BERDASARKAN TEORI DAVID EASTON

Disusun oleh :

Ismail Bagus Fauzi

IP 2’D

1810631180103

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2019
Kondisi Awal Sistem Politik

Pada masa abad 20-an di Amerika Serikat,perempuan tidak memiliki hak


kewarganegaraan penuh sebagaimana laki-laki.Dengan begitu,mereka tidak memiliki Hak
Pilih dalam ajang Pemilihan Umum(Pemilu),hal ini berdampak sangat besar bagi
kehidupan mereka.tentunya.Perempuan seakan-akan tidak dilihat sebagai subyek
hukum,mereka tidak bisa melakukan tindakan-tindakan umum secara mandiri.Mengenai
Hak Pilih akibat yang berdampak pada mereka disadari maupun tidak,mereka tidak
mempunyai hak untuk memilih perwakilan mereka di parlemen,tentu saja dengan begini
berarti kepentingan dan kebutuhan mereka serta aspirasi perempuan secara umum tidak
akan sampai ke parlemen.Sehingga,tidak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah terasa
tidak berpihak pada kepentingan perempuan.Dalam.aspek hukum,mereka juga terikat
dengan berbagai macam peraturan(konstitusi) yang bahkan mereka tidak ikut serta dalam
proses pembuatan konstitusi tersebut.

TUNTUNAN DAN DUKUNGAN

Alice Paul dan Lucy Burns mempunyai ide untuk merubah keadan perempuan
Amerika pada masa itu. Alice paul adalah seorag yang memperjuangkan hak bagi pada
perempuan di Amerika pada saat itu. Menurutnya tugas perempuan bukan hanya
melayani, tapi perempuan berhak untuk memberikan aspirasi terutama demi kemajuan
banyak hal salah satunya mempunyai hak untuk bersuara dalam berpolitik. Alice dan
Lusy datang menemui Carrie dan Anna untuk menawarkan diri bergabung dengan
NAWSA. Alice dan Lusy sebenarnya membawa misi gugatan “Amandemen Konstitusi”
terhadap Presiden Amerika (Woodrow Wilson). Mereka akan menuntut Amandemen
konstitusi yang mengatur mengenai hak kewarganegaraan – agar perempuan juga bisa
diberi hak pilih dalam pemilu berikutnya

Misi ini awalnya diragukan oleh Carrie dan Anna, tetapi setelah Alice
mengajukan konsepnya, akhirnya mereka menyetujui. Langkah demi langkah mereka
lakukan. Dan waktu pun semakin mendekati masa Pemilu lagi. Jumlah anggota mereka
telah bertambah, dan upaya pencerdasan dan peningkatan kesadaran pun telah
dilangsungkan. Tetapi, di tengah jalan, ada masalah yang dihadapi dan menyebabkan
NAWSA menekan Alice dan Lusy (serta para anggotanya), dan pada akhirnya NAWSA
menarik dukungannya dari Alice dan Lusy.
PROSES TUNTUNAN DAN DUKUNGAN

Banyak rintangan dan halangan yang dihadapi oleh Alice Paul dan rekannya
dalam menuntuk hak akan perempuan. Kegiatan Alice dan Lucy yang pertama adalah
melakukan pawai untuk memproklamirkan hak perempuan. Alice memilih waktu
penyelenggaraan pawai saat pelantikan presiden Amerika Serikat dengan pakaian adat
Yunani, disertai kuda-kuda putih sehingga dapat menarik perhatian massa dan media.

Sebelum melakukan pawai, Alice turun langsung ke masyarakat dalam


menyebarkan informasi, mengajak serta menggerakkan masyarakat untuk mendukung
gerakannya dalam memperjuangkan hak asasi perempuan. Target kampanye Alice
pertama kali adalah pada para buruh pekerja perempuan. Banyak buruh perempuan yang
menolak kampanye Alice atas anggapan tidak akan berperngaruh, kesia-siaan semata
bahkan dapat mengancam pekerjaan mereka. Namun atas kelihaian Alice berkomunikasi
dan mengungkapkan gagasannya secara logis, Alice akhirnya dapat menyadarkan
buruhburuh perempuan untuk ikut serta dalam kegiatan pawai. Alice menjelaskan bahwa
perempuan seharusnya juga harus memiliki hak pilih. Hak pilih tersebut akan
memberikan akses untuk berpartisipasi dalam kebijakan pemerintah dalam pemberian
suara. Suara yang diberikan pemilih akan memunculkan seseorang yang berkuasa, yang
kan menentukan masa hidup mereka. Setiap orang, tak terkecuali perempuan, seharusnya
mendapatkan kesempatan yang sama dalam memilih wakilnya diranah politik.

RESPON AKHIR SISTEM POLITIK TERHADAP TUNTUTAN

Keadaan Negara yang sedang menghadapi perang mengubah pandangan massa


terhadap perjuangan NWP. Aksi dibubarkan paksa oleh sekelompok laki-laki yang tidak
simpatik. Aktivitis NWP, salah satunya Lady Burns, ditangkap dengan tuduhan
mengganggu ketertiban lalu lintas, walaupun mereka beraksi di troatoar jalan.NWP
diminta untuk membayar denda untuk kejahatan yang tidak mereka lakukan, para aktivis
NWP, karena mereka menolak untuk membayar denda, mereka dijatuhi hukuman 60 hari
penjara di Occoquan, sebuah penjara perempuan di Virginia.Hal yang sama terjadi pada
Alice Paul ketika melakukan aksi yang sama di depan Gedung Putih. Paul digelandang ke
penjara dengan tuduhan yang sama. Situasi ini dimanfaatkan Catt untuk melakukan lobby
politik terhadap Presiden, namun Presiden tetap menolak amandemen konstitusi
mengenai hak pilih perempuan.
Selama di penjara perempuan-perempuan ini mendapatkan perlakuan yang sangat
buruk. Mereka pun melakukan aksi mogok makan untuk mendukung perjuangan mereka.
Akan tetapi pihak penjara melakukan pemaksaan makan dengan cara memasukkan
adonan susu dan telur mentah melalui selang ke dalam mulut tahanan.Perlakuan buruk di
penjara Occoquan akhirnya bocor ke media dan memperoleh tanggapan luas di
masyarakat. Perjuangan Alice Paul dan kawan-kawan semakin menggema meski mereka
masih dalam tahanan. Media menyebut wanita-wanita ini sebagai Malaikat berahang besi

OUTPUT

Pada akhirnya presiden Woodrow Wilson membebaskan tahanan ini. Pengadilan


juga memberikan dukungan dengan mengatakan bahwa penahanan tersebut tidak sesuai
UU.Akhirnya tanggal 26 Agustus 1920, Amandemen ke-19 Konstitusi Amerika, resmi
menjadi UU sehingga wanita Amerika pun secara resmi mendapatkan hak suara yang
sama dengan pria dalam pemilu.

Anda mungkin juga menyukai