Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum berasal dari bahasa latin”Curriculae” artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Waktu itu kurikulum diartikan jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Ijazah pada hakiktnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah
menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat yang lainnya dan akhirnya mampu
menempuh finish.
Kurikulum pada dasarnya adalah “program akademik”< karena itu untuk
setiap lembaga pendidikan, kurikulum menjadi sesuatu yang terpenting dari semua
yang ada pada lembaga pendidikan tersebut. Dalam proses pendidikan, kurikulum
disebut menempati posisi yang sangat sentral dari semua unsur yang ada dalam proses
pendidikan tersebut.
Pendidkan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa
dan berahklak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya,
yaitu kitab suci AL-qur’an dan Al-Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
penelitian, serta penggunaan pengalaman.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kurikulim?
2. Rekonstruksi Kurikulum dan Tujuan Pendidikan Islam?
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Kurikulim.
2. Mengetahui Rekonstruksi Kurikulum dan Tujuan Pendidikan Islam.
3. Mengetahui Kurikulum Pendidikan Agama Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin”Curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari. Waktu itu kurikulum diartikan jangka waktu pendidikan yang harus
ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Ijazah pada hakiktnya
merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu
tempat ketempat yang lainnya dan akhirnya mampu menempuh finish. Dengan kata lain
suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik
akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.1
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. paea ahli
pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian
dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaanna. Bahwa kurikulum
berhubungan erat dengan usaha pengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Kurikulum memang diperuntukkan untuk anak didik, seperti yang
diungkapkan Murray Print (1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi:
1. Planned learning experiences;
2. Offered within an educational institution/program;
3. Represented as a document; and
4. Includes experiences from implementing that document.
Print memandang bahwa sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman
belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen
serta hasil dari sebuah implementasi dokumen yang telah disusun.2
B. Rekonstruksi Kurikulum dan Tujuan Pendidikan Islam
Kurikulum pada dasarnya adalah “program akademik”< karena itu untuk setiap
lembaga pendidikan, kurikulum menjadi sesuatu yang terpenting dari semua yang ada
pada lembaga pendidikan tersebut. Dalam proses pendidikan, kurikulum disebut
menempati posisi yang sangat sentral dari semua unsur yang ada dalam proses

1
Oemar hamalik, kurikulum dan pembelajaran (PT. Bumu Aksara, Jakarta:2001) hlm. 16
2
Wina sanjaya, kurikulum dan pembelajarn (Kencana, Jakarta:2013) hlm. 3-4

2
pendidikan tersebut. Maka dengan memperhatikan posisi kurikulum makna kurikulum
itu sendiri tidak hanya dipahami ebagai alat pendidikan. lebih dari itu kurikulum adalah
“Pedoman” sekaligus “Pemikat” bagi semua unsur yang terlibat dalam proses
pendidikan, baik pelaksana maupun pendukung-pendukung. Dengan melihat posisi
kurikulum yang demikian penting, kurikulum juga berarti kendaraan didalam mencapai
tujuan pendidikan.
Dalam arti recana pendidikan kurikulum dapat terdokumenkan, akan tetapi dalam
arti proses kurikulum tidak semuanya dapat terdokomenkan, karena banyak hal yang
berkembang diruangan kelas. Oleh sebab itu kurikulum, sebagus apapun disuun, tidak
akan berarti apa-apa karena kurikulum masih harus ditentukan oleh “motor” dan alat-
alat pendukung lainnya. Adapun yang menjadi “motor” kurikulum adalah tenaga
pengajar dan peserta didik, sedangkan alat-alat pendukungnya adalah administrasi,
sarana atau prasarana, situasi dan media pendidikan.kebermaknaan suatu kurikulum
akan bergantung pada kualitas”motor” dari alat-alat pendukung lain yang mendukun
krikulum tersebut.
Adapun yang menjdi permasalahan pokok mengenai kurukulum adalah bagaiman
mendesain kurikulum yang benar-benar dapat dijadikan pedoman untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang sekaligus menjadi tujuan hidup masyarakatnya. Hal ini
penting diperhatikan karena pendidikan selalu terkait dengan kehidupan, pendidikan
tidak hanya untuk pendidikan akan tetapi pendidikan juga untuk kehidupan. Karena itu
tujuan pendidikan harus dirancang berdasarkan pandangan-pandangan hidup dan
sekaligus menjadi tujuan-tujuan hidup masyarakat tersebut. 3
Manakali berbicara mengenai tujuan pendidikan islam, maka hal tersebut harus
dikaitkan dengan pandangan hidup islam, karena pandangan hidup islam membentuk
tujuan hidup seseorang muslim. Di dalam Al-qur’an surat Az-Zariyat, ayat 5-6 Allah
secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah
untuk mengabdikan dirinya kepada Allah SWT. Firman Allah menyebutkan
artinya”dan tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdiku”.4
Berdasarkan isi kandungan ini dapat ditegaskan bahwa tujuan hidup setiap musim
adalah mengabdi kepada Allah SWT. Manusia mengabdikan diri kepada Allah melalui
syariat yang telah ditentukan Allah atasnya. Syariat Allah ini adalah sistem kehidupan

3
Lias hasibuan, kurikulum dan pemikiran pendidikan (Gaung persada(GP Press) Jakarta:2010) hlm. 176-177
4
Ibid, hlm.178

3
yang Allah desain sedemikian rupa untuk seluruh umat manusia. Uraian yang lebih rinci
dari pokok syariat Allah tercakup dalam istilah “Maqosid Al-syariah” sesuai denagn
tujuan pokok syariat ini, maka tujuan okok pendidikan adalah diarahkan untuk
memlihara ekaligus mengembangkan lima kebutuha dasar yng sekaligus disebut
kemaslahatan pokok dalam kehidupan manusia yang terdiri dari:
1) Agama
2) Jiwa
3) Akal
4) Keturunan
5) Harta benda
Menurut teori Maslow, kebutuhan pokok tersebut bersifat hirakis yang dimulai dari
 Kebutuhan biologis
 Keamanan
 Kepemilikan
 Harga diri
 Aktualisasi diri
Dalam melihat hasil yang seperti itu maka akan tampak hasil-hasil pendidikan yang
berbeda berdasarkan desain perbedaan isi, proses dan tujuan pendidikan. tampaknya
dari sudut pendidikan islam desain orientasi keakhiratan didalam proses pendidikan
menjadi suatu teramaat penting dan melalui perspektif ini kehidupan-kehidupan
keduniaan dibentuk berdasarkan perspektif keakhiratan.
Artinya ide pembanguanan keduniaan ini didesain dari ide-ide keakhiratan dimana
melalui titik tolak pandangan yang demikian kehidupan keduniaan menjadi dapat
tertundukkan terhadap nilai-niali keakhiratan, dimana melalui tolak pandangan yang
demikian kehidupan keduniaan menjadi dapat tertundukkan terhadap nilai-nilai
keakhiratan. Sementara dari teori Malwos memperlihatkan betapa hal-hal yang bersifat
abstrak. Dan atas dasar pandangan ini boleh jadi yang bersifat abstrak tidak bisa
terkendalikan oleh tuntutan –tuntutan kehidupan yang bersifat konkrit.5
Dengan demikian akan ada kesenjangan yang akan muncul pada kehidupan
abstrak karena didasarkan atas nilai-nilai yang bersifat konkrit. Pembangunan dunia
yang menghasilkan peradaban moderen sekarang ini telah melupakan salah satu
fenomena yang disumbangkan dari hasil-hasil pendidikan islam. Sebagai implikasi dari

5
Ibid, hlm.177-178

4
berbagai bahasan diatas maka perlulah dipahami bahwa dengan penyusunan diatas
kurikulum pendidikan islam mesti mempertimbangkan kompetensi agama. Agam haus
menjadi “basic competensi” yang tidak dapat ditawar-tawar. Penguasaan terhadap
kompotensi ini harus menjadi ukuran utama terhadap pembentukan kompotensi-
kompotensi lainnya.6
C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
A. Pengertian PAI, Fungsi dan Tujuannya
a. Pengertian
Pendidkan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa
dan berahklak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya,
yaitu kitab suci AL-qur’an dan Al-Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
penelitian, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar uamt
beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Mata
kuliah pelajaran pendidikan agama islam meliputi Al-Qur’an, keimanan akhlak,
ibadah, dan sajarah. Ruang lingkup pendidkan agama islam juga mecakup perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT.
Diri sendiri sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.7
b. Fungsi
 Penanaman nilai pengajaran agama islam sebagai pedoman mencapai
keahagiaan hidup di dunia dan diakhirat;
 Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga;
 Menyusuaikan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
pendidikan agama islam.
 Perbaikan kesalahan-kesalahan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
meyakini, pengalaman ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
 Pencegahan pesrta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan
dihadapinya setiap hari.

6
Ibid, hlm.178-180
7
Hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam(CV. PUSTAKA SETIA,Bandung:2009)hlm. 150-151

5
 Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata da
non nyata), sistem dan fungsionalnya.
 Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi.8
c. Tujuan
Pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, melipuputi
pemberian dan pemupukan pengetahuan dan penghayatan, pengalaman peserta didik
tentang agama hingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan kepada Allah SWT. 9

8
Ibid, hlm
9
Hendra akhdiyat, ilmu pendidikan islam(CV. PUSTAKA SETIA,Bandung:2009)hlm. 151

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum berasal dari bahasa latin”Curriculae” artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Waktu itu kurikulum diartikan jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah. Ijazah pada hakiktnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah
menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat yang lainnya dan akhirnya
mampu menempuh finish.
Kurikulum pada dasarnya adalah “program akademik”< karena itu untuk
setiap lembaga pendidikan, kurikulum menjadi sesuatu yang terpenting dari semua
yang ada pada lembaga pendidikan tersebut. Dalam proses pendidikan, kurikulum
disebut menempati posisi yang sangat sentral dari semua unsur yang ada dalam
proses pendidikan tersebut.
Pengertian
B. Kritik dan Saran
Kami mengharap saran atau kritikan terhadap makalah kami dari dosen dan
teman-teman, mungkin ada kekurangan atau kelebihan yang kurang berkenan. Dan
kami dengan senang hati akan menerima saran atau kritikan tersebut supaya makalah
kami menjadi lebih baik lagi.

7
Dafatar Pustaka

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumu Aksara, Jakarta:2001


Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta:2013

Hsibuan Lias, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Gaung persada(GP Press Jakarta:2010

Akhdiyat Hendra, Ilmu Pendidikan Islam, CV. PUSTAKA SETIA,Bandung:2009

Anda mungkin juga menyukai