Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUHAN
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporasi.
2. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporator.
3. Untuk mengetahui tentang prinsip kerja dari evaporator.
1
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dari evaporator.
5. Untuk mengetahun rangkaian peralatan dari evaporator.
6. Untuk mengetahui aplikasi dari evaporator.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure
perlu diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal.
2. Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan
gelembung.
3. Pemisahan uap dari cairan.
4
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan
untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali
pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam
liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.
5
4. Gerakan Udara
Pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara
atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama saja
dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat Cairan
Cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada
cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357°C lebih
susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35°C.
2.4 Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan yang berbentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.
Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Penukar Panas
2. Bagian Evaporasi (Tempat Di Mana Cairan Mendidih Lalu Menguap)
3. Pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam
kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan
atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatil (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan
dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam
diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam
evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di
dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan
6
panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
7
Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana
larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam
selubung (jaket) atau dalam pipa spiral yang dicelupkan. Kadang-kadang ketel
dipanasi api langsung. Pengaduk dapat ditempatkan didalamnya.
Evaporator ini murah dan operasinya sederhana. Luas perpindahan panas
umumnya sangat kecil karena bentuk dari bejana dan koefisien perpindahan
panasnya cenderung kecil karena konveksi natural. Kapasitas evaporator kecil
karena rendahnya koefisien dan luas perpindahan panas. Perpindahan panas dapat
ditingkatkan dengan adanya pengadukan. Penggunaannya terbatas karena
rendahnya kapasitas penguapan.
8
memudahkan penggantian tube-tubenya. HTE merupakan evaporator yang sudah
tua dan jarang digunakan. Tube-tube dalam HTE merupakan tempat masaknya
pemanas (biasanya steam).
Feed masuk (di luar pipa), baru kemudian steam (di dalam pipa), di dalam
pipa atau tube terjadi perpindahan panas karena adanya pemanasan, sehingga
liquid yang di luarnya mendidih dan uap yang terjadi mengalir ke atas, kemudian
liquidnya menjadi pekat, lalu dikeluarkan melalui lubang bagian dasar evaporator,
sedangkan kondensat dikeluarkan melalui lubang yang sudah disediakan,
demikian juga gas non kondensat dikeluarkan melalui vent.
Horizontal Tube Evaporator memiliki beberapa kekurangan, seperti
perpindahan panasnya (rate of heat-transfer) rendah sekali, khususnya untuk
liquid yang viscous karena sirkulasi yang kecil, mudah terjadi kerak pada bagian
luar tube, dan pembersihan sukar dilakukan. Karena alasan-alasan itulah, alat ini
cocok untuk larutan non viscous (encer), larutan yang tidak mengandung endapan
9
atau difosit, larutan yang tidak terjadi endapan Kristal, kapasitas kecil, dan larutan
yang tidak menimbulkan buih (foaming).
Steam Outlet
Flue Gas
Outlet
Kekurangannya:
10
1. Perpindahan panasnya (rate heat-transfer) rendahsekali,khususnya untuk liquid
yang vicous
2. Karena sirkulasi yang kecil
3. Mudah terjadi kerak pada bagian luar tube
4. Pembersihan sukar dilakukan
Kelebihan:
1. Cocok untuk larutan non viscous (encer)
2. Cocok untuk larutan yang tidak mengandung endapan atau difosit
3. Cocok untuk larutan yang tidak terjadi endapan Kristal
4. Cocok untuk apasitas kecil
5. Larutan yang tidak menimbulkan buih (foaming)
11
Gambar 5 Vertical-type natural circulation evaporator
(sumber: makalah-evaporator-melly.pdf)
Keuntungan:
13
1. Koefisien transfer panas karena sirkulasi alami (natural circulation) lebih besar,
sehingga transfer panas bisa lebih efisien
2. Waktu pembersihan lebih pendek
3. Cocok untuk fluida yang sangat viskous hingga 1000 cP. (Tabel 4-7 Ulrich,
1984)
4. Efektif untuk memekatkan cairan yang memepunyai kecenderungan untuk
berbusa
5. Efektif untuk menangani material yang sensitif terhadap panas karena
evaporator ini dapat dioperasikan tanpa resirkulasi
6. Kapasitasnya besar
7. Permukaan panas yang lebih besar daripada evaporator yang lainnya
Kerugian:
1. Jumlah cairan yang menguap setiap pas sangat besar (karena pipa panjang)
sehingga konsentrasi lokal dimulut pipa bagian atas akan sangat tinggi (ingat:
cairan dalam evaporator tidak homogen, karena adanya perbedaan suhu dan
konsentrasi padatan lokal). Hal ini dapat menyebabkan kristalisasi /
pembentukan gel pada pipa, sehingga bisa mengganggu sirkulasi aliran.
2. Biaya tinggi
3. Miskin distribusi umpan
4. Umumnya membutuhkan resirkulasi pada evaporator falling film
5. Tidak diperuntukkan untuk garam dan liquid yang dapat menggumpal
6. Heat transfer tidak efektif pada beda temperatur untuk climbing film
evaporator.
5. Falling-Film-Type Evaporator
14
Dalam falling film evaporator, cairan mengalir kebawah membentuk film
disekeliling dinding dalam pipa. Aliran disebabkan oleh gaya berat dan gesekan
uap. Uap yang terbentuk bergerak kebawah. Meskipun kecil, tetapi aliran tetap
baik karena adanya gaya gravitasi (bandingkan dengan natural convection
evaporator). Luas permukaan pemanasan jauh Iebih besar dibandingkan dengan
volume cairandalam evaporator. Hal ini memungkinkan transfer panas yang cukup
dan perusakan bahan belum banyak terjadi karena waktu tinggal yang kecil
(volume cairan dalam evaporator kecil). Kapasitas alat ini tidak bisa divariasi
terlalu besar. Pembahasan lebih detil tentang alat ini ada pada sub-bab berikutnya.
6. Forced-Circulation-Type Evaporator
15
Sirkulasi cairan untuk memperbesar koefisien transfer panas dibantu dengan
pompa. Perpindahan panas terjadi karena konveksi paksa (forced convection)
sehingga koefisien transfer panas bisa lebih tinggi. Disamping itu, karena
arussirkulasi besar, maka penyumbatan-penyumbatan dalam pipa bisa diatasi oleh
aliran oleh pompa.
Pipa tidak terlalu panjang. Sirkulasi berjalan cepat, sehingga larutan dalam
evaporator lebih homogen. Adanya pompa yang menjadi satu dengan evaporator
membuat alat ini lebih mahal (baik biaya pembelian maupunbiaya operasinya).
Karena aliran keluar pipa cepat, maka pemisahan uap-cairan dalam ruang uap
menjadi Iebih sulit, sehingga diperlukan baffle,yang Iebih balk dan ruang pemisah
yang Iebih besar dibagian atas.Aplikasi: processingviscousliquid.
16
7. Agitated-Film Evaporator
18
Gambar 11. Flow Sheet Pembuatan Garam Menggunakan Solar Evaporation
(sumber: makalah-evaporator-melly.pdf)
19
9. Evaporator Efek Tunggal (Single Effect)
Yang dimaksud dengan single effect yaitu produk hanya melalui satu buah
ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah panas.
20
Gambar 12. Evaporator Efek Ganda
(sumber: makalah-evaporator-melly.pdf)
22
(sumber: makalah-evaporator-melly.pdf)
23
13. Short Tube Evaporator
Prinsip kerja short tube evaporator:
Di dalam evaporator ini terdapat suatu kolam zat cair. Dimana umpan masuk
akan bercampur dengan zat cair di dalam kolam, dan campuran itu lalu dialirkan
melalui tube-tube evaporator. Lalu zat cair yang tidak menguap dikeluarkan dari
tube dan kembali ke kolam, sehingga hanya sebagian saja dari keseluruhan
evaporasi yang berlangsung dalam satu lewatan. Zat cair yang menguap akan
mengisi daerah bagian atas evaporator dan dikeluarkan melalui pipa uap.
Sementara cairan pekat dari evaporator dikeluarkan dari kolam melalui pipa cairan
dibagian bawah evaporator.
Keuntungan:
1. Koefisien perpindahan panasnya besar 200-500 Btu/h.ft2.F (Geankoplis, 1993),
sehingga dapat menguapkan sejumlah besar air untuk membuat larutan pekat
dengan kadar yang diinginkan
2. Relatif lebih murah serta pengoperasian dan pembersihannya lebih
mudah.(Ulrich, 1984)
3. Digunakan untuk fluida dengan viskositas < 10 cP (Tabel 4-7 Ulrich, 1984)
4. Dapat beroperasi dengan jangkauan konsenterasi yang cukup luas antara umpan
dan cairan pekat dalam satu unit saja
5. Cocok untuk evaporasi efek tunggal
6. Umumnya dioperasikan dengan sirkulasi alamiah
7. Dapat digunakan untuk larutan yang memebentuk deposit padatan, karena
padatan yang terbentuk dapat dibersihkan secara mekanis
Kelemahan:
1. Tidak cocok menguapkan larutan dalam masa yang singkat
2. Tidak cocok untuk memekatkan zat cair yang peka terhadap panas
3. Tidak cocok untuk memekatkan larutan yang sangat viskous dan mudah
memebentuk busa.
25
Dengan demikian pekatnya larutan, maka konsentrasi solute makin tinggi
pula, sehingga batas hasil kali kelarutan dapat terlampaui, yang akibatnya
terbentuk Kristal solute. Jika dengan adanya hal ini, dalam evaporasi harus
diperhatikan batas konsenrasi solute yang maksimal yang dapat dihasilkan oleh
proses evaporasi.
Pada umumnya, kelarutan suatu gram/solid makin besar dengan makin
tingginya suhu, sehingga pada waktu drainage dalam keadaan dingin dapat
terbentuk Kristal yang dalam hal ini akan merusak evaporator. Jadi harus
diperhatikan suhu drainage.
c. Sensitifitas Materi Terhadap Suhu Dan Lama Pemansan
Beberapa zat materi yang dipekatkan dalam evaporator tidak tahan terhadap
suhu tinggi atau terhadap pemanasan yang terlalu alam. Misalnya bahan-bahan
biologis seperti susu, orange, juice, sari sayuran, bahan-bahan farmasi dan
sebaginya. Jadi untuk zat-zat semacam ini diperlukan suatu cara tertentu untuk
mengurangi waktu pemanasan dan suhu operasi.
d. Pembentukan Buih Dan Percikan
Kadang-kadang beberapa zat, seperti larutan NaOH, skim milk dan beberapa
asam lemak akan menimbulkan buih dan busa yang cukup banyak selama
penguapan disertai dengan percikan-percikan liquida yang tinggi. Buih/percikan
ini dapat terbawa oleh uap yang keluar dari evaporator dan akibatnya terjadi
kehilangan.
e. Pembentukan Kerak
Banyak larutan yang sifatnya mudah membentuk kerak/endapan. Dengan
terbentuknya kerak ini akan mengutrangi overall heat transfer coefficient, jadi
diusahakan konsentrasi/tekhnik evaporator yang tepat, karena biaya pembersihan
kerak akan memakan waktu dan biaya.
26
2.8 Kegunaan Evaporator
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan.
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil. Penggunaan
evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai
dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan.
Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator., contohnya proses
pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang tentunya
memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam evapotor dan
dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan sehingga yang
tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam evaporator.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan
adalah pembuatan susu kental manis.
Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan
larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan
kinerja kolom destilasi. Dalam skala komersial, proses evaporasi membutuhkan
peralatan pendukung seperti kondensor, perangkap uap, injeksi uap dan evaporator
itu sendiri.
Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun
sodium hydroxide pada kraft pulping bisajuga untuk menguapkan limbah agar
proses penanganan limbah lebih murah. Contoh nya Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitratdan lain-lain.
Evaporator dapat juga digunakan untuk memisahkan sebuah zat yang terlarut
dalam sebuah pelarut dimana diantara keduanya terdapat perbedaan titik
uap.Perbedaan suhu inilah yang digunakan untuk memisahkan keduanya.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaporator adalah alat industry untuk memekatkan larutan dengan jalan
menguapkan pelarutnya. Hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi yang
lebih pekat. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan adanya
perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan pelarut, dan
transfer panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk menguapkan
pelarut. Sumber panas yang biasa digunakan adalah uap air (steam).
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa dikembangkan lebih baik lagi dikemudian
hari.Serta bermanfaat bagi yang akan melakukan tugas pra perancangan pabrik.
28