Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nicolaus Roy D.

N
NPM : C3217110073
Jurusan : PTMO
Dosen : Akhmad Riszal, S.Pd, M.Eng

Sistem Pengapian CDI

Sepeda motor rata-rata menggunakan sistem pengapian tipe CDI atau capacitor
discharge ignition. Secara lengkap, sistem pengapian CDI sudah pernah kita bahas
pada artikel berikut : Prinsip kerja pengapian CDI sepeda motor.

Untuk selengkapnya bisa anda baca pada link tersebut, namun disini akan kita
review secara singkat mengenai pengapian CDI.

Pengapian CDI memanfaatkan komponen capacitor yang mampu menyimpan dan


melepaskan sejumlah elektron secara spontan. Kemampuan ini digunakan untuk
melakukan induksi elektromagnetik pada ignition coil.

Arus discharge dari capacitor akan diarahkan menuju kumparan primer sehingga
pada kumparan sekunder coil terjadilah peningkatan tegangan mencapai 20 KV
bahkan lebih. Tegangan ini selanjutnya dikirim ke busi untuk dipercikan.
Sesuai namanya, sistem pengapian CDI menggunakan Capasitor sebagai komponen utama. Capasitor
berfungsi untuk menyimpan arus yang kemudian dilepaskan ke ignition coil.

Sistem pengapian CDI ada dua macam, yaitu ;

1. Sistem CDI AC

Sistem ini menggunakan tegangan utama yang bersumber dari spul atau altenator mesin. Altenator
akan menghasilkan arus bolak-balik atau AC yang kemudian digunakan untuk pengapian CDI. Namun
sebelum masuk ke Capasitor, ada komponen dioda yang berfungsi mengubah arus tersebut menjadi
searah (DC).

2. Sistem CDI DC

Skema pengapian CDI DC juga sama persis, hanya saja pada CDI unit tidak diperlukan lagi komponen
rectifier. Karena arus listrik yang dipakai itu berasal dari output kiprok yang sudah disearahkan (DC).

Sehingga meski memiliki nama berbeda, dua macam pengapian ini memiliki komponen dan
rangkaian yang sama.

Perbedaan pengapian CDI dengan pengapian lain ;

 Sistem pengapian CDI menggunakan metode pengaliran arus betegangan tinggi untuk
menghasilkan output yang lebih besar. Sementara pengapian biasa, menggunakan metode
pemutusan arus.

 Sistem ini memiliki tingkat keawetan yang lebih baik, karena tidak ada komponen yang
bergesekan sehingga minim untuk melakukan penyetelan.

Cara Kerja Pengapian CDI Sepeda motor

Pengapian CDI memiliki dua jenis berdasarkan sistem kontrol. Pada CDI versi sederhana, keberadaan
platina masih kita temukan. Namun platina dalam hal ini bukan berperan sebagai pemutus arus
primer melainkan sebagai pengalih arus capasitor.

Untuk CDI versi lebih modern, keberadaan platina digantikan dengan pulse igniter yang akan
mengirimkan sinyal PWM sesuai timing mesin.

cara kerja pengapian CDI adalah, saat kunci kontak berada pada posisi ON, akan terjadi aliran arus
dari baterai CDI unit. Sebelum masuk ke CDI unit, arus baterai akan melewati converter. Tujuanya
untuk menaikan tegangan dari baterai hingga 300 Volt.

Dalam hal ini mesin belum menyala karena pick up coil belum mengirimkan sinyal PWM yang berisi
perintah untuk melakukan discharging. Sehingga dalam fase ini, arus dari baterai masih tertahan
didalam capasitor

Bagaimana dengan pengapian AC ? kalau untuk CDI AC, karena arus listrik berasal dari spul maka
saat kunci kontak ON tidak ada aliran listrik masuk ke CDI unit karena spul tidak akan menghasilkan
arus listrik kalau mesin belum hidup.

Saat ini (kunci kontak ON), juga belum terjadi induksi pada ignition coil karena kumparan pada
ignition coil belum terhubung dengan arus utama.

Saat mesin mulai berputar, maka pick up coil akan mengirimkan sinyal PWM dengan frekuensi sesuai
RPM mesin. Sehingga terdapat pulse dengan frekuensi tertentu yang dikirimkan ke SCR.
Saat SCR mendapatkan triger dari pulse igniter, SCR akan mengalihkan arus capasitor. Rangkaian dari
baterai akan terputus dan rangkaian dari capasitor akan terhubung dengan ignition coil.

Saat capasitor terhubung dengan ignition coil, tegangan didalam capasitor langsung mengalir dengan
cepat menuju kumparan primer pada ignition coil. Sehingga akan timbul kemagnetan pada
kumparan primer secara tiba-tiba. Karena tegangan dari capasitor mencapai 300 Volt, maka
kemagnetan yang dihasilkan juga lebih besar.

Kemagnetan itu akan menginduksi kumparan sekunder sehingga akan menghasilkan output
tegangan hingga 7 kali lebih besar. Output dari kumparan sekunder selanjutnya dikirimkan ke busi
untuk menimbulkan percikan.

Saat SCR tidak mendapatkan triger, maka arus baterai kembali terhubung untuk mengisi capasitor.
Dan proses ini berlangsung sangat cepat. Karena triger yang dikirimkan pulse igniter hanya
berlangsung dalam satuan mili second.

Untuk keperluan pemajuan pengapian, diatur oleh rotor pada pulse igniter. Rotor akan
menyesuaikan putaran berdasarkan RPM dan beban mesin sehingga triger dari pulse igniter bersifat
siap pakai.

Komponen Sistem Pengapian CDI Dan Fungsinya

Meski memiliki perbedaan prinsip kerja, sistem pengapian model CDI masih menggunakan beberapa
komponen yang sama seperti pengapian biasa. Yaitu;

1. Baterai
Berfungsi untuk menyediakan arus awal untuk mengisi capasitor.

2. CDI unit

Didalam komponen CDI unit terdapat beberapa komponen yang saling terintegrasi antara lain dioda,
resistor, thrysistor dan capasitor. Komponen Capasitor menjadi komponen utama dalam sistem ini.

Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dalam voltase besar dan
dapat disalurkan ke komponen elektrika. Fungsi ini layaknya baterai namun dalam bentuk lebih kecil.

Didalam CDI unit juga terdapat komponen SCR yang berfungsi mengatur aliran arus Capasitor sesuai
pulse yang dikirimkan oleh pulse igniter.

3. Voltage Converter

fungsi converter berfungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk pengisian capasitor.
Converter bekerja seperti trafo step up yang akan menaikan tegangan primer 12 Volt menjadi 200 -
300 Volt. Tegangan ini akan digunakan untuk pengisian capasitor.

4. Pulse Igniter/Pick up coil

Pulse igniter adalah komponen yang akan mengirimkan trigger berupa sinyal PWM, yang
mengindikasikan timing pengapian. Sinyal dari Pulse Igniter akan digunakan untuk menentukan
kapan waktu discharge dari capasitor didalam CDI unit.

Pulse igniter bekerja dengan prinsip perpotongan garis gaya magnet melalui magnet permanen dan
rotor bergerigi. Saat gerigi pada rotor itu memotong Garis gaya magnet, maka akan timbul pulse
dengan frekuensi sesuai dengan kecepatan rotor.
5. Ignition Coil

Ignition coil berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari 12 Volt menjadi 20 KV atau lebih agar
terjadi percikan api pada busi. Ignition Coil bekerja seperti trafo step-up yang menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik

6. Busi

Fungsi busi adalah untuk memercikan bunga api.

Busi dapat memercikan bunga api karena ada celah antara elektroda dan masa. Celah itu kurang dari
1 mm sehingga saat elektroda busi dialiri listrik dengan tegangan mencapai 20 KV otomatis akan
timbul percikan. Percikan tersebut dikarenakan arus pada elektroda akan selalu mendekati masa.
Soal
1. Jelaskan macam macam CDI
2. Sebutkan Komponen CDI
3. Apa fungsi Voltage Converter?

Jawaban
1. Sistem pengapian CDI ada dua macam, yaitu ;

1. Sistem CDI AC

Sistem ini menggunakan tegangan utama yang bersumber dari spul atau altenator
mesin. Altenator akan menghasilkan arus bolak-balik atau AC yang kemudian digunakan
untuk pengapian CDI. Namun sebelum masuk ke Capasitor, ada komponen dioda yang
berfungsi mengubah arus tersebut menjadi searah (DC).

2. Sistem CDI DC

Skema pengapian CDI DC juga sama persis, hanya saja pada CDI unit tidak diperlukan lagi
komponen rectifier. Karena arus listrik yang dipakai itu berasal dari output kiprok yang
sudah disearahkan (DC).

Sehingga meski memiliki nama berbeda, dua macam pengapian ini memiliki komponen
dan rangkaian yang sama.

Perbedaan pengapian CDI dengan pengapian lain ;

 Sistem pengapian CDI menggunakan metode pengaliran arus betegangan tinggi untuk
menghasilkan output yang lebih besar. Sementara pengapian biasa, menggunakan metode
pemutusan arus.
 Sistem ini memiliki tingkat keawetan yang lebih baik, karena tidak ada komponen yang
bergesekan sehingga minim untuk melakukan penyetelan.

2. Komponen Sistem Pengapian CDI

 Aki
 CDI Unit
 Voltage Converter
 Coil
 Ignition Coil
 Busi

3. Fungsi Voltage Converter

fungsi converter berfungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk
pengisian capasitor. Converter bekerja seperti trafo step up yang akan
menaikan tegangan primer 12 Volt menjadi 200 - 300 Volt. Tegangan ini akan
digunakan untuk pengisian capasitor

Anda mungkin juga menyukai