Disusun oleh :
Kintan Utami 1510631140077
Malbian Rudianto 1510631140083
Mitha Dewi 1510631140088
Muhamad Dzikry Suherman 1510631140090
Mutiara 1510631140104
Rahayu 1510631140114
Sejarah seng (Zn) dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu.
Para arkeolog telah menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan
konsentrasi seng yang tinggi, bersama dengan unsur-unsur gabungan lainnya
seperti timah dan antimon. Seng ternyata juga digunakan untuk obat. Marco Polo,
seorang penjelajah terkenal, mereferensikan penggunaan seng untuk
penyembuhan luka pada mata.
Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng merupakan alat
tukar utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-18, seng belum memiliki
nama resmi. Seng mendapatkan namanya yang sekarang setelah Antoine Laurent
Lavoisier, seorang ahli kimia dari Perancis, membuat daftar dari semua unsur
yang dikenal.
D. Sifat Seng
1. Sifat Fisika
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Seng sedikit kurang padat dibandingkan besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Logam ini keras dan rapuh, namun menjadi
dapat ditempa pada suhu 100° - 150°C. Di atas suhu 210°C, logam ini
kembali rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan cara
memukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan
logam transisi lain kecuali raksa dan kadmium, seng memiliki titik lebur dan
titik didih yang relatif rendah, yakni 420°C dan 900°C.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu
contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam lain yang
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu
35K.
2. Sifat Kimia
Seng tidak dapat ditarik oleh magnet karena semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal. Sifat kimiawi seng mirip
dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga.
Jari-jari ion seng hampir identik dengan magnesium. Oleh karenanya, garam
kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Seng
cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan
membentuk senyawa kompleks yang berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun
koordinasi 5 juga diketahui ada.
Secara umum, seng mempunyai bilangan oksidasi +2. Ketika senyawa
dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada subkulit s akan
terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi
[Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan
menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng
klorida pada temperatur di atas 285°C mengindikasikan pembentukkan
Zn2Cl2, yakni senyawa seng yang mempunyai bilangan oksidasi +1. Hingga
saat ini, tidak ada senyawa seng yang mempunyai bilangan oksidasi yang
melebihi +2.
Seng merupakan unsur yang cukup reaktif dan merupakan reduktor
kuat. Seng sendiri dapat bereaksi dengan asam, basa, halogen, dan udara.
Seng yang sangat murni akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam
jika bereaksi dengan karbon dioksida, membentuk lapisan seng karbonat
Zn5(OH)6CO3. Lapisan ini membantu mencegah reaksi logam seng dengan
udara dan air. Asam kuat, seperti, asam klorida maupun asam sulfat dapat
menghilangkan lapisan seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada
akan melepaskan gas hidrogen.