Anda di halaman 1dari 8

SENG ( Zn )

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan yang


dibimbing oleh Ibu Endah Purwanti, S. Si., M. Si.

Disusun oleh :
Kintan Utami 1510631140077
Malbian Rudianto 1510631140083
Mitha Dewi 1510631140088
Muhamad Dzikry Suherman 1510631140090
Mutiara 1510631140104
Rahayu 1510631140114

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
2016
A. Sejarah Seng

Gambar seng (Zn)

Sejarah seng (Zn) dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu.
Para arkeolog telah menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan
konsentrasi seng yang tinggi, bersama dengan unsur-unsur gabungan lainnya
seperti timah dan antimon. Seng ternyata juga digunakan untuk obat. Marco Polo,
seorang penjelajah terkenal, mereferensikan penggunaan seng untuk
penyembuhan luka pada mata.
Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng merupakan alat
tukar utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-18, seng belum memiliki
nama resmi. Seng mendapatkan namanya yang sekarang setelah Antoine Laurent
Lavoisier, seorang ahli kimia dari Perancis, membuat daftar dari semua unsur
yang dikenal.

B. Sumber Seng (Zn)


Sumber utama dari seng adalah sfalerit ((ZnFe)S) yang biasanya terdapat
bersama dengan galena (PbS). Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam,
melainkan dalam bentuk terikat yang biasanya ditemukan bersama logam lain
seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil.
Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm.
Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya
hanya 0,1–4 µg/m3.
Gambar sfalerit (seng sulfida)

Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini


memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan
dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi
atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi.
Sfalerit merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida yang juga
merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng
karena ia mengandung sekitar 60-62% seng. Mineral lain yang mengandung seng
meliputi smitsonit (seng karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng
sulfida lainnya), dan hidrozinkit.
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8
gigaton. Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan
Amerika Serikat. Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng
diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055.

C. Cara Pengolahan Seng


Logam seng yang didapat dari pertambangan bukanlah seng murni karena
masih mengandung logm lain di dalamnya. Untuk mendapatkan seng murni, dapat
dilakukan dua cara, yaitu dengan metode destilasi (pyrometallurgy) dan metode
elektrolisis (hydrometallurgy). Namun sebelum melakukan destilasi maupun
elektrolisis, logam seng yang didapat haruslah digiling terlebih dahulu.
Proses destilasi diawali dengan pemanggangan (roasting) concentrate yang
bertujuan untuk memisahkan seng dengan belerang yang ada di dalamnya dengan
reaksi:
2 ZnS + 5 O2 → 2 ZnO + 2 SO4
Temperatur yang digunakan dalam proses pemanggangan bergantung pada jenis
dan besar butiran concentrate. Setelah dipanggang, concentrate yang didapat akan
dibakar bersama dengan batubara (karbon maupun karbon monoksida) di dalam
dapur hingga temperaturnya mencapai 1400°C. pada dapur ini, seng akan
direduksi menjadi uap dengan reaksi:
ZnO + CO → Zn(g) +CO2
Uap seng yang didapat selanjutnya akan dilebur di dalam kondensor.
Sementara untuk elektrolisis, metode ini diawali dengan proses leaching
yang bertujuan untuk mengubah seng oksida menjadi larutan seng sulfat dengan
reaksi:
ZnO + H2SO4 → ZnSO4 + H2O
Larutan seng sulfat yang didapat dari proses leaching selanjutnya akan dipisahkan
untuk dielektrolisis menggunakan elektroda karbon. Pada proses elektrolisis, akan
dihasilkan endapan logam seng pada katoda dan gas oksigen pada anoda. Reaksi
pada proses elektrolisis dapat dituliskan sebagai berikut:
2ZnSO4 → 2Zn2+ + 2SO42-
k(-): 2Zn2+ + 4e‒ → 2Zn
a(+): 2H2O → 4H+ + O2 + 4e‒
2ZnSO4 → 2Zn + 2SO42- +4H+ + O2
Larutan yang tertinggal berupa asam belerang dapat digunakan untuk elektrolisis
ulang.

D. Sifat Seng
1. Sifat Fisika
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Seng sedikit kurang padat dibandingkan besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Logam ini keras dan rapuh, namun menjadi
dapat ditempa pada suhu 100° - 150°C. Di atas suhu 210°C, logam ini
kembali rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan cara
memukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan
logam transisi lain kecuali raksa dan kadmium, seng memiliki titik lebur dan
titik didih yang relatif rendah, yakni 420°C dan 900°C.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu
contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam lain yang
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu
35K.
2. Sifat Kimia
Seng tidak dapat ditarik oleh magnet karena semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal. Sifat kimiawi seng mirip
dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga.
Jari-jari ion seng hampir identik dengan magnesium. Oleh karenanya, garam
kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Seng
cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan
membentuk senyawa kompleks yang berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun
koordinasi 5 juga diketahui ada.
Secara umum, seng mempunyai bilangan oksidasi +2. Ketika senyawa
dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada subkulit s akan
terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi
[Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan
menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng
klorida pada temperatur di atas 285°C mengindikasikan pembentukkan
Zn2Cl2, yakni senyawa seng yang mempunyai bilangan oksidasi +1. Hingga
saat ini, tidak ada senyawa seng yang mempunyai bilangan oksidasi yang
melebihi +2.
Seng merupakan unsur yang cukup reaktif dan merupakan reduktor
kuat. Seng sendiri dapat bereaksi dengan asam, basa, halogen, dan udara.
Seng yang sangat murni akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam
jika bereaksi dengan karbon dioksida, membentuk lapisan seng karbonat
Zn5(OH)6CO3. Lapisan ini membantu mencegah reaksi logam seng dengan
udara dan air. Asam kuat, seperti, asam klorida maupun asam sulfat dapat
menghilangkan lapisan seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada
akan melepaskan gas hidrogen.

E. Contoh Penggunaan Seng


Dalam bidang teknik, seng banyak digunakan untuk:
1. Melapisi pelat baja
Logam seng paling sering digunakan sebagai agen anti korosi karena
seng lebih reaktif terhadap oksigen dibandingkan dengan besi ataupun baja.
Cara untuk mendapatkan lapisan seng pada paduan besi atau baja adalah
sebagai berikut:
a. Merendam paduan besi atau baja dalam bak seng cair.
b. Melapisi paduan besi atau baja dengan menggunakan cat kaya
seng (minimal mengandung 93% seng).
c. Melakukan elektrolisis untuk mendapatkan lapisan seng.
2. Sebagai bahan dasar untuk cetakan komponen otomotif dan listrik.
3. Sebagai bahan campuran tembaga untuk membuat kuningan.
4. Seng sulfida banyak digunakan untuk industri tabung televisi dan
lampu pijar.
5. Seng klorida digunakan untuk mengawetkan kayu.
Pertanyaan dan jawaban tentang makalah ini
1. Bagaimana sumber seng di alam?
Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat
bersama logam lain. Biasanya, seng ditemukan dalam bentuk yang berikatan
dengan besi dan sulfur yang disebut sfalerit ((ZnFe)S). Selain itu, seng juga
ditemukan dalam bentuk seng karbonat (smitsonit), seng silikat
(hemimorfit), dan seng sulfida lain (wurtzit).
2. Apa yang kalian ketahui tentang pyrometallurgy dalam pengolahan seng?
Pyrometallurgy merupakan cara mengolah seng secara destilasi yang
diawali dengan proses pemanggangan bijih seng yang bertujuan untuk
memisahkan seng dengan belerang yang ada di dalamnya. Setelah itu,
dilakukan pembakaran bersama dengan karbon hingga seng berubah
menjadi uap. Uap seng tersebut selanjutnya dialirkan ke kondensator untuk
mendapatkan seng murni.
3. Apa yang kalian ketahui tentang hydrometallurgy dalam pengolahan seng?
Hydrometallurgy merupakan cara mengolah seng secara elektrolisis yang
diawali dengan proses leaching terhadap bijih seng untuk mengubah seng
oksida menjadi seng sulfat. Setelah itu, dilakukan elektrolisis larutan seng
sulfat menggunakan elektroda karbon. Proses elektrolisis tersebut akan
menghasilkan endapan logam seng di bagian katodanya.
4. Sebutkan sifat fisika seng yang kalian ketahui!
Sifat fisika seng:
 Berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik.
 Berstruktur kristal heksagonal.
 Keras dan rapuh, namun menjadi dapat ditempa pada suhu 100°-
150°C dan akan menjadi sangat rapuh pada suhu di atas 210°C.
 Mampu menghantarkan listrik.
 Memiliki titik lebur 420°C dan titik didih 900°C.
 Dapat membentuk aloi dengan tembaga, aluminium, antimon, bismut,
emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium.
5. Sebutkan contoh penggunaan seng yang kalian ketahui!
Contoh penggunaan seng:
 Sebagai pelapis pelat baja dengan cara merendam pelat tersebut di
dalam bak cair atau melapisi pelat tersebut menggunakan cat kaya
seng (minimal 93% seng).
 Sebagai bahan dasar cetakan komponen otomotif dan listrik.
 Sebagai bahan campuran tembaga untuk membuat kuningan.

Anda mungkin juga menyukai