Anda di halaman 1dari 7

PENGETAHUAN BAHAN ALUMINIUM

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan yang dibimbing oleh

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG
2015
Latar Belakang

Perkembangan dalam pekerjaan maupun pendidikan yang signifikan dewasa


ini banyak dipicu oleh temuan-temuan melalui penelitian serta percobaan
penerapan aplikasi dari teori-teori serta bahan material yang ada. Mahasiswa yang
menguasai pengetahuan bahan yang dipadukan dengan teknologi dapat membuat
bahan referensi maupun sebagai bekal ilmu di dunia pekerjaan. Oleh karena itu
pengetahuan bahan mendasar sangat penting, khususnya bagi mahasiswa yang
bergelut dengan bidang sains.

Di dalam mata kuliah Pengetahuan Bahan terdapat banyak sekali material


alam yang diperkenalkandan dipelajari dengan berlandaskan teori-teori yang telah
diungkapkan oleh para ilmuan.

Salah satu contoh material yang berasal dari alam adalah Aluminium ( Al ).
Aluminium adalah unsur kimia dengan lambang kimia Al, bernomor atom 13, dan
massa atom relatif 26,981.

Makalah ini dibuat untuk membahas material Aluminium (Al) dan


pejelasannya.
LANDASAN TEORI

A. Sejarah Aluminium

Gambar Aluminium

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium


hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan
dengan elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium
dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu dianggap sebagai logam
berharga, Napoleon III dari Perancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang
pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas
dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-
1914) dan Paul L.T. Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses
elektrolisis yang sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.

B. Ciri – Ciri Alumunium


Alumunium memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Fase : Solid
2. Massa jenis(mendekati suhu kamar) : 2.70 g.cm-3
3. Titik Lebur : 933.47 K, 660.32 ˚C, 1220.
4. Titik Didih : 2792 K, 2519 ˚C, 4566 ˚F
5. Kalor Peleburan : 10.71 kJ.mol-1
6. Kalor Penguapan : 294.0 kJ.mol-1
7. Kapasitas Kalor : 24.200 J.mol-1. K-1
8. Jari – Jari Atom : 143 pm
9. Penampilan abu abu perak metalik

C. Sumber Aluminium ( Al )

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam
yang berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis
2,7 gr cm3.

Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan


elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah
ketiga.

Gambar Bauksit Alumunium

Di alam, logam alumunium tidak terdapat dalam keadaan bebas tetapi


terdapat dalam senyawa oksidanya.

Secara ekonomi, bijih tambang yang terpenting dari alumunium adalah


bauksit (Alumunium Oksida Hidrat) dengan rumus molekul Al2O3. 2H2O (padat).
Bijih alumunium juga terdapat secara luas sebagai alumunium silikat (terkandung
dalam tanah lempung), kriolit (Na3AIF6), dan bijih mika.
PEMBAHASAN

A. Cara Pengolahan Aluminium ( Al )

Pembuatan Alumunium terjadi dalam dua tahap, yaitu :


1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk
memperoleh alumunium oksida (alumina).
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan alumunium
oksida untuk menghasilkan alumunium murni.

PROSES BAYER
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat
pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang
tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amtofer dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama
dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan
TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium
hidroksida (NaOH)
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
Alumunium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor – pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
alumunium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan alumunium hidroksida disaring, dikeringkan lalu dipanaskan
sehingga diperoleh alumunium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)
PROSES HALL – HEROULT
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
alumunium oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)dalam bejana baja
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis
dilakukan pada suhu 950˚C. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Setelah memperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah
elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan
2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik
lebur Al2O3 murni mencapai 2000˚C), campuran tersebut akan melebur pada suhu
antara 850-950˚C. Anode dan katodenya tersebut dari grafit. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
Al2O3(l) 2Al3(l) + 302-(l)
Anode (+) : 302-(l) 3/2 O2(g) + 6e-
Katode (-) : 2Al3+(l) + 302-(l) 2Al(l) + 3/2 O2(g)

Peleburan alumina menjadi alumunium logam terjadi dalam tong baja


yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan
karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari
sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana
lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot
dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon di bagian atas pot
sebagai katoda. Karbon anoda berada di bagianbawah pot sebagai lapisan pot,
dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis
terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam
keperluan industri. Alumina mengalami pemutusann ikatan akibat elektrolisis,
lelehan alumunium akan menuju kebawah pot, yang berkala akan ditampung
menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton alumunium per tahun (Anonymous,2009).
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya
akan menghasilkan 1 ton alumunium.
B. Contoh Penggunaan Aluminium ( Al ) dalam Bidang Listrik/Teknik

Contoh alumunium dalam bidang listrik, yaitu :


- Bahan baku inti kabel sebagai pengganti tembaga.
- Bahan-bahan alat2 penghantar listrik.
- Bahan komponen automotif.
- Dll.
Contoh alumunium dalam bidang teknik, yaitu :
- Bahan baku alat-alat dapur, seperti sendok, panci, penggorengan, dll.
- Alat – alat rumah tangga, seperti pintu alumunium, kusen alumunium, dll.
- Dll.

Anda mungkin juga menyukai