Anda di halaman 1dari 1

RIFQI FAUZAN

1806232704

Analisis Perekonomian Indonesia

Perekonomian di Indonesia pada masa orde lama (1945-1966) terjadi


hiperinflasi mencapai sekitar 600% yang dikarenakan jenis mata uang yang
beredar lebih dari satu dan jumlah uang yang berdar sangat banyak sehingga
pada tanggal 13 desember 1965 pemerintah melakukan pemotongan nilai uang
1000 rupiah seharga 1 rupiah. Hal ini bertujuan untuk menurunkan inflasi
namun gagal. Pada masa orde baru (1966-1998) pertumbuhan ekonomi pesat.

Dari kedua grafik diatas yaitu grafik GDP Indonesia dan tingkat Inflasi
Indonesia paling parah terjadi pada tahun 1998 karena pada tahun ini Indonesia
mengalami krisis moneter dimana ini bermula pada krisis finansial asia tahun 14
Mei 1997 saat mata uang Thailand tertekan dan valuta asing yang dimiliki
Thailand tidak bisa mempertahankan kurs mata uang baht terhadap dolar
Amerika. Maka dari itu, Thailand mengubah kebijakan menjadi mengambang
bebas pada 2 Juli 1997. karena Thailand mengubah kebijakannya hal ini telah
mempengaruhi arus modal di Asia, hal ini menyebabakan kurs mata uang
Indonesia makin tertekan juga dan mengubah kebijakan kurs menjadi
mengambang untuk menyelamatkan nilai rupiah. Menurut Sri Mulyani,
penyebab utama krisis moneter tahun 1998 adalah neraca pembayaran. Di
samping itu, utang luar negeri swasta dan melemahnya sistem perbankan di
Indonesia juga mendukung krisis ekonomi tersebut. Dampal puncak krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1998 tersebut adalah harga kebutuhan pokok
yang sangat tinggi, daya beli masyarakat yang sangat rendah, dan makin
banyaknya jumlah pengangguran karena banyak industri dan perusahaan yang
bangkrut. Pada tahun 2008 juga terjadi krisis ekonomi global dan
mempengaruhi sedikit perekonomian Indonesia, namun pada tahun ini
Indonesia menerima dampak negatif yang paling sedikit dikarenakan proporsi
ekspornya hanya 29% berbeda dengan Negara singapura yang mencapai
200% dan Malaysia yang mencapai 100%.

Anda mungkin juga menyukai