Anggota :
Ns. Evi Marlinda, M.Kep, Sp.Kep. An
Ns. Ifa Hafifah, M.Kep
Kontributor materi :
Ns. Eka Santi, M.Kep
Ns. Devi Rahmayanti, M.Imun
Ns. Noor Diani, M.Kep, Sp. Kep. MB
Ns. Windy Yuliana Budianto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
ijin Nya, buku panduan mata kuliah Keperawatan Anak I untuk Reguler ini dapat
kami selesaikan. Buku ini sebagai pegangan mahasiswa, dosen dan instruktur
untuk mengikuti kegiatan proses belajar mengajar selama 1 semester yang berisi
tentang seluruh kegiatan mata kuliah Keperawatan Anak mulai dari jadwal
perkuliahan sampai dengan kegiatan keterampilan yang dilaksanakan di
laboratorium keterampilan keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Unlam. Semoga buku modul ini dapat digunakan dan sesuai
dengan apa yang diharapkan
Penyusun menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, sehingga
kami mengharapkan kritikan maupun saran-saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, semoga buku ini dapat membawa kemaslahatan dan memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Editor
VISI
Menjadi Program Studi Unggul Dan Berdaya Saing dalam Pengetahuan dan
Teknologi Bidang Keperawatan yang Berorientasi Pada Lingkungan Lahan
Basah Tahun 2023 “
MISI
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
Mata kuliah Keperawatan Anak Reguler dengan jumlah 4 SKS, terdiri dari 2
SKS Tatap muka, 1 SKS praktikum dan 1 SKS praktik lapangan. Mata kuliah ini
adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang berfokus kepada respon anak dan
keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai akhir masa
remaja baik dalam keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat ataupun
dirawat di rumah sakit, serta intervensi keperawatannya baik yang bersifat mandiri
maupun kolaboratif. Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan
ilmu keperawatan dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu
mengantarkan mahasiswa untuk mendalami tentang bagaimana melakukan asuhan
keperawatan profesional (holistik), memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi bagi klien/keluarganya dengan menerapkan
komunikasi efektif, serta membuat keputusan dengan mempertimbangkan aspek
legal dan etik.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah serta
mengembangkan sikap profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa
model belajar yang relevan.
2. Materi Pembelajaran
Metode
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan
Pembelajaran
1. Mampu memahami 1. Perspektif keperawatan anak 1. Mini Lecture
konsep keperawatan dalam konteks keluarga 2. Mini Lecture, Skills
anak dalam konteks 2. Konsep tumbuh kembang anak Lab, Penkes
keluarga mulai neonatus-remaja, 3. Mini Lecture
pengukuran dan 4. Skills Lab
permasalahannya: SDIDTK, 5. Praktikum
Denver, vineland, sex 6. Mini Lecture
education, anticipatory 7. Praktikum
guidance, toilet training 8. Mini Lecture
3. Konsep hospitalisasi 9. Mini Lecture
4. Konsep bermain
5. Konsep komunikasi pada anak
6. Konsep atraumatic care
7. Pemeriksaan fisik pada anak
8. Konsep imunisasi
9.Pendekatan teori model
keperawatan pada anak
3. Pohon Topik
Asuhan keperawatan Asuhan keperawatan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan
pada neonatal : BBLR, kelainan kongenital keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan pada keperawatan keperawatan
ASFIKSIA, PREMATUR, pada sistem respirasi pada sistem pada sistem pada sistem gangguan nutrisi : pada sistem pada anak
RDS, SEPSIS respirasi : ISPA,
:BRONKHOMALASIA digestive : endokrin : OBESITAS, KKP persyarafan : dengan
NEONATORUM, PNEUMONIA,
HIPERBILIRUBINEMIA ASMA, TBC
DIARE, JUVENILE DM HIDROCEFALUS kekerasan fisik,
THYPOID , KEJANG, psikologis,
FEVER MENINGITIS seksual
Patofisiologi bayi dan anak sakit akut Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
Konsep tumbuh kembang Konsep imunisasi Konsep komunikasi pada anak Child abuse Konsep bermain
Konsep family centered care Teori model keperawatan anak Konsep hospitalisasi Konsep atraumatic care
5. Tata Tertib
a. Kehadiran pada saat perkuliahan dan diskusi minimal 80% (khusus
kelompok dan mahasiswa yang presentasi wajib hadir).
b. Ketidakhadiran hanya diperkenankan apabila :
1) Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter.
2) Mendapat musibah kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari
orang tua/wali.
3) Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari
Ketua Program Studi/Pembantu Dekan/Dekan/Rektor.
c. Bagi mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan seperti pada poin 3 maka
wajib melapor ke bagian/lab/koordinator blok/sekretariat PSIK pada saat
hadir kembali ke kampus dan penggantian jadwal praktikum, ujian, harus
segera dilaksanakan secepatnya maksimal 3 hari setelah masuk kembali.
d. Pada saat ujian mahasiswa harus hadir 30 menit sebelum ujian dilaksanakan
sesuai jadwal.
e. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat ujian maksimal 10 menit
maka tidak akan diperkenankan ikut ujian.
f. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika maka
dinyatakan tidak lulus dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya.
6. Sumber Pembelajaran
a. Burn, C.E., Dunn, A.M., Brady,M.A., Starr N.B., Blosser C.G. (2013).
Pediatric Primary Care. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc.
b. Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing.
Partnering with children and families (second edition). New Jersey,
Pearson Education Ltd.
c. Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2013). Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
d. Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infant and
Children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
e. Marcdante K.J., Kliegman R.M., Jenson H.B., Behrman R.E. , IDAI (2014)
Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial, Edisi Indonesia 6. Saunders:
Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
f. Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood
city : Addison Wesley.
g. Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The
Childbearing & Childrearing Family. Third Edition. Philadelphia : J.B.
Lippincott.
h. Pott, NL. and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for
Children and Their Families. United State : Thomson Learning.
7. Blue Print
No Materi Jumlah Soal Tipe Soal
1 UTS 70 soal
1. Konsep Keperawatan Anak
10 MCQ
2. Konsep family centered care
3. Konsep tumbuh kembang anak 10
4.Pengukuran tumbuh kembang dan permasalahannya 10 MCQ
5. Konsep hospitalisasi 5
6. Konsep atraumatic care 5 MCQ
7. Konsep imunisasi 10 MCQ
8. Teori model keperawatan anak 10 MCQ
9. Child abuse 10 MCQ
2 UAS 80 soal
1. Konsep dan asuhan keperawatan pada bayi
prematur/BBLR, sepsis neonatorum, asfiksia, RDS, 20 MCQ
hiperbilirubinemia
2. Konsep dan asuhan keperawatan pada anak dengan
15 MCQ
bronkhomalasia, diare, obesitas
3. Konsep dan asuhan keperawatan pada anak dengan
20 MCQ
KKP, hidrocefalus, meningitis dan kejang
4. Asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA,
25 MCQ
Pneumonia dan TBC, asma, thypoid fever
3 Ujian Praktikum 10 Essay
1) Cover judul
2) Analisis jurnal tentang judul, abstrak, metode, hasil penelitian (gunakan
tools sesuai dengan jurnal yang dipilih)
3) Kelebihan dan kekurangan
4) Implementasi (mahasiswa/masyarakat, institusi pendidikan, dan
pelayanan kesehatan)
5) Daftar Pustaka (Referensi ditambahkan dari jurnal).
6) Lampiran (jurnal)
d. Makalah diketik dengan komputer, font Times New Roman (12) dengan spasi
1,5. Margins 4-4-3-3. Ukuran kertas A4 70 gram tanpa background. Paper
dikumpulkan 2 hari sebelum presentasi dijilid. Cover depan mika bening dan
cover belakang merah.
e. Ketentuan PL dan Praktikum dijelaskan pada modul berbeda
9. Jadwal Perkuliahan
HARI/ DOSEN METODE
NO. SUB POKOK BAHASAN
TANGGAL PENGAJAR
1 05/02/19 Kontrak perkuliahan ES Ceramah dan
Diskusi
2 07/02/19 Ruang Lingkup Keperawatan Anak ES SGD
Konsep family centered care
Konsep komunikasi pada anak
3 12/02/19 Konsep tumbuh kembang anak (neonatus – ES SGD
remaja)
Pengukuran tumbuh kembang dan
permasalahannya : SDIDTK, vineland, sex
education
4 14/02/19 Konsep Hospitalisasi ES SGD, DL
Konsep atraumatic care
5 19/02/19 Bentuk-bentuk perlakuan salah : fisik, emosi, EM Ceramah,
psikologi, kelainan emosi, seksual Diskusi, DL
Asuhan keperawatan pada anak dengan
perlakuan salah pada anak (child abuse)
6 21/02/19 Pendekatan teori model keperawatan pada anak EM Ceramah,
dan teori perkembangan Diskusi, DL
7 26/02/19 Konsep imunisasi DM Ceramah &
Kasus KLB (difteri, campak) Diskusi
8 28/02/19 UTS PJMK
9 05/03/19 Konsep pengkajian dalam keperawatan anak ES SGD,
seminar, DL
10 07/03/19 Askep bayi prematur/BBLR EM SGD,
Askep bayi Asfiksia seminar, DL
KEGIATAN
NO HARI/TGL SKILL SKILL KELOMPOK NAMA INSTRUKTUR
1 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
ANTRO
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
KAMIS, 28
MARET 2019 3 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
DDST
4 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
5 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
7 TERBIMBING BERMAIN
6 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
7 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
MTBS
08.00 - 10.30 8 HASBY PRI CHOIRUNA, S.KEP., NERS, M.KEP.
9 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
PIJAT
10 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
1 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
ANTRO
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
KAMIS, 4
APRIL 2019 3 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
DDST
4 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
5 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
8 MANDIRI BERMAIN
6 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
7 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
MTBS
08.00 - 10.30 8 HASBY PRI CHOIRUNA, S.KEP., NERS, M.KEP.
9 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
PIJAT
10 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
1 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
DDST
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
KAMIS, 11
APRIL 2019 3 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
PIJAT
4 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
5 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
9 TERBIMBING ANTRO
6 AGIANTO, S.KEP., NS., M.N.S., PH.D
7 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
BERMAIN
08.00 - 10.30 8 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
9 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
MTBS
10 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
1 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
DDST
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
JUM'AT, 12
APRIL 2019 3 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
PIJAT
4 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
5 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
10 MANDIRI ANTRO
6 AGIANTO, S.KEP., NS., M.N.S., PH.D
7 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
BERMAIN
08.00 - 10.30 8 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
9 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
MTBS
10 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
1 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
BERMAIN
2 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
KAMIS, 18
APRIL 2019 3 EKA SANTI, S.KEP., NERS, M.KEP.
MTBS
4 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
5 AGIANTO, S.KEP., NS., M.N.S., PH.D
11 OSCE PIJAT
6 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
7 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
ANTRO
08.00 - 10.30 8 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
9 ICHSAN RIZANY, S.KEP., NERS, M.KEP.
DDST
10 IFA HAFIFAH, S.KEP., NERS, M.KEP.
1 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
MTBS
2 AGIANTO, S.KEP., NS., M.N.S., PH.D
JUM'AT, 19
APRIL 2019* 3 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
ANTRO
4 EKA SANTI, S.KEP., NERS, M.KEP.
5 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
12 OSCE DDST
6 EKA SANTI, S.KEP., NERS, M.KEP.*
7 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
PIJAT
08.00 - 10.30 8 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
9 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc*
BERMAIN
10 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
KEGIATAN
NO HARI/TGL SKILL SKILL KELOMPOK NAMA INSTRUKTUR
1 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
PIJAT
2 EKA SANTI, S.KEP., NERS, M.KEP.
SELASA, 23
APRIL 2019 3 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
BERMAIN
4 EKA SANTI, S.KEP., NERS, M.KEP.
5 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
13 OSCE MTBS
6 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
7 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN*
DDST
08.00 - 10.30 8 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
9 ICHSAN RIZANY, S.KEP., NERS, M.KEP.
ANTRO
10 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
1 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
ANTRO
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
KAMIS, 25
APRIL 2019 3 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
DDST
4 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
5 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
14 OSCE BERMAIN
6 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
7 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
MTBS
08.00 - 10.30 8 HASBY PRI CHOIRUNA, S.KEP., NERS, M.KEP.
9 DEVI RAHMAYANTI, S.KEP., NERS, M.IMUN
PIJAT
10 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
1 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.
DDST
2 DHIAN RIRIN LESTARI, S.KEP., NERS, M.KEP.
JUM'AT, 26
APRIL 2019 3 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
PIJAT
4 HERRY SETIAWAN, S.KEP., NERS, M.KEP.*
5 KURNIA RACMAWATI, S.KEP., NERS, MNSc
15 OSCE ANTRO
6 AGIANTO, S.KEP., NS., M.N.S., PH.D
7 NOOR DIANI, S.KEP., NERS, M.KEP., SP.KMB
BERMAIN
08.00 - 10.30 8 EMMELIA ASTIKA F.D., S.KEP., NERS, M.KEP.
9 ENDANG PERTIWIWATI, S.KEP., NERS, M.KES.
MTBS
10 RISMIA AGUSTINA, S.KEP., NERS, M.KEP.
Prosedur OSCE
a. OSCE hanya dapat diikuti oleh mahasiswa yang memenuhi syarat kehadiran
Lab Skills.
b. OSCE dilakukan diakhir semester sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
c. Mahasiswa dinyatakan lulus OSCE jika memproleh nilai 75 atau lebih pada
masing-masing skill.
d. Mahasiswa yang tidak lulus pada salah satu skill akan diumumkan di akhir
kegiatan OSCE dan akan mengikuti ujian remedial pada jadwal yang telah
ditentukan.
e. Nilai maksimal yang didapat diperoleh pada ujian remedial adalah 75.
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukahlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang di-
perlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15 -20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah
dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 -100% bayi
dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada 'follow-
up" selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalarni, kegagalan di sekolah
5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat meng-
identifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenberg melakukan revisi dan
restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah,
yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
a. Aspek perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R. yang kemudian pada
Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas
perkembangan. Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat:
peningkatan 86% pada sektor bahasa,
2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa Skala umur yang baru
kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan
Skala penilaian tingkah lake
materi training yang baru
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam
4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati se-
suatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
- Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
- Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang
horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada
waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kah skrining hanya berkisar antara 25-
30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
d. Penilaian
Skor dari setiap komponen yang dilakukan pada sebelah kiri dari kotak segi empat
- P = Passed/Lulus
Anak melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh memberi laporan yang
dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya
- F = Fail/Gagal)
Anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh
memberikan laporan bahwa anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik
- NO = No Opportunity/Tidak mendapat kesempatan
Anak tidak dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan komponen karena ada
hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk komponen yang ada kode “L”
(Laporan) dari orang tua atau pengasuh.
- R = Refusal/Menolak
Anak menolak melakukan tes perkembangan. Penolakan dapat dikurangi dengan
mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukannya (komponen tugas yang dilaporkan
oleh orang tua atau pengasuh tidak diskor sebagai penolakan). Jika tidak, tanyakan
kepada anak apakah dapat melakukannya (tes perkembangan yang dilaporkan oleh orang
tua atau pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan)
Garis umur
- Normal
Komponen individual yang gagal atau ditolak tidak menunjukkan satu keterlambatan dalam
perkembangan (garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75). Anak dapat “lewat”, “gagal” atau
“menolak” pada garis umur
Garis umur Garis umur
F R
P F R
- Caution/Peringatan
Satu Caution (C) pada komponen individu perlu diperhatikan saat menginterpretasi hasil tes. Bila
anak “gagal” (F) atau “menolak” (R) melakukan komponen tes pada garis umur terletak pada atau
di antara 75 sampai 90 persen maka diberikan skor C. Ini menunjukkan lebih dari 75 persen anak-
anak sampel standar dapat “lewat” pada umur lebih mua dibandingkan dengan umur anak yang
sedang di tes. Setelah itu tulislah C di sebelah kanan kotak segi panjang.
F C R C R C F C
- Delayed/Keterlambatan
Komponen individual yang terlambat perlu diperhatikan saat menginterpretasikan tes. Komponen
dinilai “terlambat” bila anak “gagal” atau “menolak” melakukan komponen tes yang terletak jelas
berada di sebelah kiri garis umur. Hal ini disebabkan anak telah “gagal” atau “menolak” pada
komponen tes yang 90 persen anak-anak pada sampel standar telah dapat “lewat” pada umur yang
lebih muda. Keterlambatan komponen diberi warna pada tepi akhir kotak.
Garis Umur Garis Umur
F D R D
NO NO
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Contoh 1 :
Perhitungan umur adalah sebagai berikut:
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
Contoh 2 :
Bila pada perhitungan pertama diketahui anak berusia kurang dari 2 tahun, tanyakan apakah ia
lahir kurang dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan persalinan (HPL). Jika jawaban ya, maka
lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara umur anak dikurangi jumlah minggu tersebut.
2009 - 8 - 20 (saat tes dilakukan)
2009 - 6 - 1 (tanggal lahir anak)
Umur anak 2 19
Prematur 6 minggu -1 -14
Penyesuaian umur anak 1 5
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining
dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3
t u g a s ( s e hingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila
didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap "suspect" dan perlu dilanjutkan
dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada
pemeriksaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-screening Developmental Questiotwaire)
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA keatas.
Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10
pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai
berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan
tes DDST lengkap.
NAMA :
NIM :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order sesuai tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat
Alat yang digunakan
- Alat peraga: gulungan benang wol merah, kerincingan dengan
gagang kecil, cangkir plastik kecil dengan pegangan,
kismis/manik-manik, kubus warna merah kuning-hijau-biru
masing-masing 2 buah dengan ukuran 2,5x2,5x2,5, botol bening
kecil dengan tutup berdiameter kira-kira 1,5 cm, lonceng kecil
bergagang, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.
B. Tahap Orientasi
3. Memberi salam, panggil pasien dan keluarga dengan panggilan yang
disenangi.
4. Memperkenalkan nama perawat
5. Menjelaskan prosedur dan tujuan penilaian DDST pada keluarga
6. Menjelaskan informed consent pada pasien dan keluarga
7. Menunjukkan rasa empati pada pasien.
8. Menanyakan keluhan pasien (keluarga) dan mengikut sertakan anak
saat berkomunikasi dengan keluarga
9. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
10. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan
perawat)
C. Tahap Kerja
11. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa (Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan
untuk satu tahun- Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari
dibulatkan ke atas)
12. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
13. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, jumlah P dan jumlah
F.
Lakukan penilaian pada masing-masing sektor; seperti contoh poin dibawah ini :
14. Coba tersenyum, berbicara atau melambaikan tangan kepadanya
jangan menyentuh anak.
15. Orang tua dapat menolong mengarahkan sikat gigi dan menaruh odol
pada sikat.
16. Gerakkan benang dengan perlahan-lahan dalam suatu busur dari satu
sisi kesisi lain + 20 cm di atas muka anak.
25. Meminta anak menyebutkan garis mana yang lebih panjang dengan
sesekali memutar kertas sampai terbalik
26. Meminta anak membuat garis menyilang
27. Meminta anak membuat kotak (Biarkan anak meniru, Jika tidak dapat
demonsirasikan)
28. Taruh satu kubus di cangkir, kocok per lahan-lahan dekat telinga anak.
Ulangi untuk telinga lainnya.
29. Tunjuk masing-masing gambar dan minta anak menyebutkan nama
gambar tersebut (Gagal bila hanya suara). Bila 4 name yang betul,
minta anak menunjuk gambar dari nama yang disebut oleh pemeriksa.
Ket :
0 =Tidak dilakukan ...................................
1= Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
KETERAMPILAN ANTROPOMETRI
Devi Rahmayanti, Ns, M.Imun
A. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Ukuran Antropometri digunakan
untuk menilai pertumbuhan fisik anak.
B. Ukuran Antropometri
Ukuran-ukuran antropometri sering dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Tergantung umur (age dependence)
- Berat Badan (BB) terhadap umur
- Tinggi/ panjang badan (TB) terhadap umur
- Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
- Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak
semua anak mempunyai catatan mengenaai tanggal lahirnya.
b. Tidak tergantung umur
- BB terhadap TB
- LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring Stick)
- Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan kulit pada trisep,
subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku
c. Antropometri pada keperluan khusus; antara l;ain :
- Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher
- Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakrominal untuk lebar bahu, bitrokanterik
untuk lebar panggul, bitemporal untuk lebar kepala, dll
C. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah :
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa,
dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga
lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
b. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
c. Secara alamiah diakui kebenaranya.
D. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena :
1) Pengukuran
2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
e. Analisis dan asumsi yang keliru
Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan :
1) Latihan petugas yang tidak cukup
2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3) Kesulitan pengukuran
E. Jenis Parameter
a. Berat badan
Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada
kesehatan anak disemua usia. Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya.
Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan.
(intake) makanan dan minuman, dengan keluaran (output) melalui urin, feces dan keringat dan
bernmafas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat sangat individual,
yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram bahkan lebih sehingga
emempengaruhi hasil penilaian.
Kerugiannya, indikator BB ini tidak sensitive terhadap proporsi tubuh misalnya pendek
gemuk atau tinggi kurus
5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan anak:
1) Pemeriksaan alat timbangan
2) Anak balita yang ditimbang
3) Keamanan
4) Pengetahuan dasar petugas
Cara Pengukuran :
1) Berat Badan Bayi 1 -1 2 bulan
- Buka semua pakaian bayi termasuk popok
- Bayi diletakkan diatas timbangan bayi
- Lapisi permukaan timbangan dengan kain
b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Keistimewaannya
adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi
maksimum tercapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan
meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur
18- 20 tahun.
Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas tulang belakang
berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah
korpus-korpus ruas-ruas tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu 3-5
mm. Antara umur 30- 45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusus.
Keuntungan :
- Pengukuran objektif dan dapat diulang
- Alat dapat dibuat sendiri
- Murah dan mudah dibawa
- Indikator untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai
perbandingan terhadap perubahan-perubahan yang relative terhadap nilai BB & LLA
Kerugian :
- Perubahan tinggi badan relative pelan; sukar mengukur tinggi badan yang tepat
- Kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga pemeriksa
- Diperlukan 2 macam tekhnik pengukuran
Peningkatan nilai rata- rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan indikasi
peningkatan kesejahteraan/ kemakmuran (perbaikan gizi , perawatan kesehatan dan keadaan
social ekonomi), jika potensi genetic belum tercapai secara optimal.
Cara mengukur pada anak umur kurang 2 tahun dengan menggunakan papan atau baki ukur:
1. Anak dalam posisi tidur telentang (Supinasi)
2. Sejajarkan kepala bayi terhadap bagian puncak dan minta orang tua memegang kepala bayi
ditempat tersebut
3. Luruskan badan bayi dan tahan kaki pada posisi vertical, tarik papan bagian kaki merapat
dengan bagian terbawah kaki bayi.
Perhatian Khusus :
1. Jika anak merasa takut berdiri pada tempat pijakan kaki, minta anak untuk berdiri tegap
menghadap tegak menghadap dinding
2. Letakkan objek datar seperti penggaris diatas kepala anak pada sudut kanan dinding
3. Baca tinggi badan pada titik tempat objek datar menyentuh pita ukuran stadiometer
Kerugiannya :
- Identifikasi anak dengan gangguan gizi/ pertumbuhan yang berat
- Sukar menentukan LLA tanpa menekan jaringan
- Hanya untuk anak 1- 3 tahun
Alat Pengukuran Lingkar Lengan : Meteran plastik
Cara mengukur:
Mengukur pertengahan lengan atas sebelah kiri
Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian
Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkaran
lengan.
b. Lingkar Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk menaksir
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada
lingkar kepala(LK) yang lebih kecil dari normal(mikrosefali), maka menunjukkan adanya
retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada
hidrosephalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal.
Umur Lingkar Kepala Normal
Lahir 34 cm
6 bulan pertama 44 cm
1 tahun 47 cm
2 tahun 49 cm
Dewasa 54 cm
Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari
34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan.
Sehingga manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai umur 2 tahun
karena pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosephalus.
- Bayi besar
- Hidranensepali
- Tumor serebri
- Keturunan
- Efusi subdural
- Hidrosephalus
- Penyaklit canavan
- Megalensefali
Untuk menilai apakah kepala yang kecil/ besar tersebut diatas masih dalam batas-batas
normal/ tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik menyertainya.
Alat Pengukuran Lingkar Kepala : Meteran kertas/ meteran logam elastis
Cara mengukur:
Dudukkan atau baringkan anak pada posisi yang nyaman (Bayi atau anak kecil lebih senang
duduk diatas pangkuan ibunya)
Letakkan meteran (meteran kertas atau meteran logam elastis) melingkari kepala tepat diatas
alis dan pinna dan melingkari oksipital yang menonjol
Referensi :
Soetjiningsih (1995) , Tumbuh Kembang Anak Label, EGC, Jakarta
Engel, Joyce (2008) Pengkajian Pediatrik, EGC, Jakarta
Wong, Donna L (2003) Pedoman klinis keperawatan pediatric, EGC, Jakarta
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
ANTROPOMETRI
Ket :
0 =Tidak dilakukan ...................................
1= Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
A. Definisi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan
dalam tatalakana bayi dan balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan di pelayanan
kesehatan dasar. MTBS mencakup upaya perbaikan manajemen penatalaksanaan terhadap
penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, serta upaya
peningkatan peleyanan kesehatan, pencegahan penyakit seperti imunisasi, pemberian vit K, vit
A dan konseling pemberian ASI atau makan. MTBS digunakan sebagai standar pelayanan bayi
dan balita sakit sekaligus pedoman bagi tenaga keperawatan khususnya di pelayanan kesehatan
dasar.
Dalam “Tracking Progres in Maternal, Newborn and Child Survival the 2008 Report”
disebutkan bahwa 10 juta anak meninggal setiap tahunnya, yang berarti diperkirakan terdapat
lebih dari 2600 balita meninggal tiap harinya. Data 2001 penyebab kematian balita di Indonesia
adalah infeksi saluran napas 22,8%, diare 13,2%, penyakit syaraf 11,8%, tifus 11,0%, kelainan
saluran cerna 5,9% dan lain-lain 35,3%.
MTBS adalah pendekatan yang mampu mengintegraskan dan memadukan penanganan
berbagai masalah tersebut. Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan
kasus secara dini, memperbaiki manajemen penangana dan pengobatan, promosi serta
peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya di rumah serat upaya
mengoptimalkan system rujukan dari masyarakat ke fasilias pelayanan primer dan rumah sakit
sebagai pusat rujukan.
B. Klasifikasi Penyakit
Klasifikasi pada bagan MTBS sesuai dengan warna pada bagan:
1. Klasifikasi di baris merah, berarti perlu dirujuk.
2. Klasifikasi di baris kuning, berarti dapat ditangani oleh puskesmas, misalnya dg pemberian
antibiotik/antimalaria, dll.
3. Klasifikasi di baris hijau, berarti cukup dengan nasihat perawatan di rumah.
Anak dengan satu / lebih tanda bahaya umum harus segera dirujuk. Segera lengkapi
pemeriksaan dan beri pengobatan pra-rujukan.
NAMA MAHASISWA :
NIM :
NAMA ANAK :
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Tahap Pre Interaksi
1 Persiapan alat: Stetoskop, jam tangan, Timbangan, Temp Axilla,
Meteran
2 Cuci tangan
Tahap Orientasi
1 Memberi salam, panggil klien serta mengenalkan diri pada keluarga
klien
2 Menerangkan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien
Tahap Kerja
I. Identitas Klien
1 Menanyakan Umur
2 Menimbang Berat Badan
3 Mengukur PB/TB
4 Mengukur Suhu Badan
5 Menanyakan sakit/masalah anak
a. Dengarkan dengan seksama yang disampaikan ibu
b. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti
c. Beri ibu waktu cukup untuk menjawab
d. Ajukan pertanyaan tambahan jika ibu tidak pasti jawabannya
6 Menanyakan kunjungan pertama/baru atau ulang
a. Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian untuk keluhan utama
b. Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak
lanjut
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
II. Tanda Bahaya Umum (TBU)
1 Menanyakan apakah anak bisa minum/menetek
Minta ibu memberi anak minum atau menyusuinya
a. Jika anak terlalu lemah atau tidak bisa mengisap/menelan
apabila diberi minum/disusui(): menunjukkan TBU
b. Jika anak sulit mengisap karena hidung tersumbat, setelah
hidung dibersihkan kemudian dapat menyusu: tidak
menunjukkan TBU
IV. Diare
1 Menanyakan apakah anak diare
2 Menanyakan berapa lama anak diare (……hari)
3 Menanyakan apakah ada darah dalam tinja
4 Melihat anak gelisah atau rewel:
a. Menujukkan gelisah/rewel jika disentuh
b. Tenang saat disusui tetapi menjadi gelisah/rewel jika
berhenti diteteki
5 Melihat apakah mata anak cekung
6 Melihat apakah ada rasa haus pada anak:
a. Apakah anak tidak bisa minum/mengisap
b. Apakah anak malas minum (lemah/tidak bisa minum jika tidak
dibantu)
c. Beri minum:
- jika lahap dan merajuk jika minuman disingkirkan (+)
- Jika mau minum dengan bujukan dan tidak mau minum
lagi(-)
7 Menetukan cubitan kulit perut:
- Cubit daerah perut anak di tengah antara pusar dan sisi
perutnya
- Cubit dengan ibu jari dan jari telunjuk, arah cubitan sejajar
dengan tubuh anak dan tidak melintang tubuh anak
a. Sangat lambat: kulit tetap terangkat tinggi seelah cubitan
dilepas dalam waktu > 2 detik
b. Lambat: Kulit tetap terangkat tinggi setelah cubitan dilepas
walaupun hanya sebentar < 2 detik
c. Segera/cepat: Kulit akan segera kembali setelah cubitan dilepas
<2 detik
8 Menetapkan klasifikasi berdasarkan derajat dehidrasi
a. Diare Dehidrasi berat: Terdapat dua atau lebih tanda-tanda
berikut:
1. Letargis/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minum
4. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
b. Diare Dehidrasi ringan/sedang : Terdapat dua atau lebih tanda
berikut:
1. Gelisah/rewel/mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembali lambat
c. Diare Tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat/ringan/sedang
Ket :
0 =Tidak dilakukan ...................................
1= Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
NAMA MAHASISWA :
NIM :
IDENTITAS KLIEN
NAMA ANAK :
USIA :
BERAT BADAN : SUHU BADAN :
TINGGI BADAN : KUNJUNGAN KE :
KELUHAN :
Klasifikasi: Klasifikasi:
Terapi: Terapi:
TERAPI BERMAIN
Windy Yuliana Budianto, Ns
Bermain adalah sebuah komponen penting bagi anak-anak. Stress karena sakit dan
proses hospitalisasi menambah pentingnya bermain. Tidak hanya untuk memfasilitasi
perkembangan anak, terapi sesi bermain dapat menambah pengertian anak untuk belajar
mengenai perawatan kesehatan, mengeksplorasi kecemasan, mengatasi perasaannya dan untuk
mencapai penguasaan perasaan atau control terhadap ketakutan yang berlebihan karena
sedikitnya pemahaman tentang situasi yang buruk.
Program bermain dapat meminimalisasi rasa sakit oleh karena itu perawat seharusnya
mendokumentasikan apa yang mereka perlukan dan manfaat bermain.
Terapi bermain adalah suatu kesempatan untuk mengadakan perjanjian dengan rasa
takut, keprihatinan dan stressor bagi kesehatan anak. Terapi bermain akan memberikan 2
keuntungan pada anak & professional kesehatan. Terapi bermain akan memberikan kesempatan
pada anak untuk mengenang, mengerti & mengintegrasikan rasa takut dengan pengalaman
perawatan kesehatan. Anak-anak dapat mencapai penguasaan dengan kontrol kejadian selama
bermain. Pada kesempatan ini akan membantu memperpendek stress &kecemasan anak.
Dan bagi perawatan professional dapat mengobservasi permainan anak-anak; belajar
banyak mengenai type peristiwa yang dapat menyebabkan cemas pada anak. Metode koping
anak dapat diobservasi & menambah tekhnik perawatan anak.
Terapi bermain adalah suatu mental tekhnik yang digunakan untuk mentreatment anak-
anak dengan masalah kesehatan mental. Hal ini tidak digunakan pada anak dengan kecemasan
yang disebabkan oleh kejadian hidup normal.
Terapi bermain dapat mempersiapkan pengetahuan anak mengenai sakit atau luka yang
dapat dinilai atau diakses/ ditaksir. Suatu tekhnik yang bisa digunakan adalah dengan
menggunakan gambar yang besar mengenai tubuh, digunakan mengidentifikasi apa yang anak
ketahui& dimengerti mengenai tubuh atau gambar kejadian anak dengan hospitalisasi.
Menggambar dapat digunakan untuk membedakan apa yang anak ketahui mengenai
hospitalisasi. Mereka dapat juga memberikan suatu indikasi berhubungan dengan perasaannnya
berupa cemas & stress.
Perawat dapat menggunakan gambar tubuh anak untuk membesarkan hati anak mengenai
apa yang dipikirkan mengenai masalah pengobatan mereka. Dari gambar anak akan menyatakan
hasil interpretasinya. Yangmana perawat dapat bekerja dengan dengan menyediakan
mempertinggi mengajar.
Menggambar dapat digunakan sebagai pengkajian dan dapat dijadikan sebagai suatu
intervensi bagi perawat. Penampilan anak dalam suatu gambar selama proses treatment
pembedahan. Anak-anak menggambarkan ekspresinya.
BERMAIN DRAMA
Pada situasi pengobatan akan ada reaksi penolakan dari anak, perlu upaya membantu
anak menanggulangi treatment yang menyakitkan dan prosedur intrusive.
Penjagaan pengobatan dilengkapi seperti perban, suntikan tanpa jarum dan seragam
untuk pakaian, adalah benda yang efektiv untuk membesarkan hati dalam permainan drama.
Aktivitas yang membolehkan anak mendapatkan kesempatan untuk terbiasa dengan lingkungan
hospital & prosedur-prosedurnya. Observasi permainan drama akan menemukan persepsi anak
mengenai kesakitan& procedure-prosedure dan kemudian mengklarifikasi beberapa
miskonsepsi. Permainan drama juga akan menawarkan jalan keluar untuk kecemasan anak,
mencoba untuk melakukan perjanjian dengan stress dan situasi yang membingungkan.
Tekhnik yang sfesifik dapat dipilih untuk menggambarkan tiap tahapan perkembangan
anak & tehnik yang dapat digunakan untuk mempromosikan terapi & permainan drama.
1. Bercerita
a. Pengkajian
Anak membuat cerita mengenai gambar, menganalisa isi dan petunjuk emosional. Anak
bercerita mengenai ekspresi hal yang penting dalam suatu group atau ke anak yang lain.
b. Intervensi
Membaca menyusun cerita untuk menjelaskan kesakitan, hospitalisasi atau asfek yang
sfesifik dalam perawatan emosi seperti rasa takut termasuk didalamnya
2. Menggambar
a. Pengkajian
Minta anak untuk menggambar suatu gambar yang terjadi diRumah sakit baik subjek
yang diperhatikan, ukuran dan tempat dalam gambar, warna yang digunakan, kehadiran
atau ketidakhadiran fisik , perasaan emosional secara umum
b. Intervensi
Menggunakan gambar anak atau outline tubuh untuk menjelaskan perawatan, procedure
atau kondisi. Keuntungan yang bisa didapatkan untuk anak yang menggambarkan
gambar. Pilihan topic langsung seperti gambar mengenai keluarga atau pertemuan
perawatan. Kemudian sampaikan kepadanya “ Katakan kepada saya mengenai
gambarmu” Perhatikan emosi anak “ anak ketakutan dengan mesin radiografi yang
besar”
3. Musik
a. Pengkajian
Observasi tipe musik yang dipilih dan efek musik yang bermain pada kebiasaan
b. Intervensi
Membesarkan hati orang tua&anak untuk membawa Tape& CD keRS untuk
meringankan stress. Tape dimainkan selama tess dan procedur pemeriksaan. Orangtua
dapat merekam suara mereka untuk dimainkan untuk bayi dan anak selama pemisahan.
Selama waktu yang lama dalam proses hospitalisasi anak dapat memutar pesan untuk
saudara kandung & atau teman sekelas. Yang kemudian untuk membesarkan hati
dengan merekam respon mereka. Waktu bermain dapat masuk dalam kesempatan untuk
bermain instrument dan menyanyi.
4. Puppets (Golek/ wayang)
a. Pengkajian
Puppets dapat menanyakan tentang pertanyaan anak, yang lebih suka menjawab puppet
kemudian 1 orang
b. Intervensi
Tampilan lakon pendek & lucu untuk mengajarkan anak keperluan informasi kesehatan.
Termasuk didalamnya berisi kondisi emosional yang tepat
6. Permainan Drama
a. Pengkajian
Menyediakan boneka dan perlengkapan medis dan analisa /batasan tanda untuk boneka
oleh anak, kebiasaan untuk mendemonstrasikan boneka dalam permainan anak, dan
emosi yang jelas kelihatan. Boneka dengan kesakitan atau masalah kesehatan seperti
beberapa anak yang suka memberikan bantuan special .
b. Intervensi
A. LATAR BELAKANG
B. TOPIK
C. TUJUAN
D. LANDASAN TEORITIS
E. FUNGSI BERMAIN
F. KLIEN
1. Karakteristik / kriteria.
2. Proses Seleksi
3. Jumlah Klien
H. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari / Tanggal
b. Waktu
c. Tempat
2. Tim Terapi
K : Klien
L : Leader
C: Co Leader
O : Observer
M: Mainan
F : Fasilitator
3. Tim Terapis dan Perannya
a. Leader :
Uraian Tugas :
1) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAB.
2) Menjelaskan peraturan kegiatan TAB sebelum kegiatan dimulai.
3) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
4) Mampu memimpin TAK dengan baik.
b. Co Leader :
Uraian Tugas:
1) Menyampaikan Informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
3) Mengingatkan leader tentang waktu.
c. Fasilitator :
Uraian Tugas :
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
G. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan.
a. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
c. Memberi kesempatan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya ( BAB, BAK, makan
dan minum ).
2. Orientasi.
a. Salam Teraupetik.
b. Evaluasi / Validasi
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memenuhi kebutuhan bermain saat anak sakit
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 20 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
4. Feed Back/timbal balik
5. Kesimpulan
NAMA ANAK :
UMUR/ TTL :
DX MEDIS : THYPUS ABDOMINALIS
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. Persiapan
1. Alat
a. Perban
b. Suntikan tanpa jarum
c. Seragam untuk pakaian
d. Intravena set
e. Stateskop mainan
f. Boneka
2. Persiapan Suasana & Tempat
3. Pesiapan Pasien; memperhatikan & mempersilahkan pemenuhan
kebutuhan dasar Klien
4. Persiapan tim therapist (Perawat)
B. Tahap Pre Interaksi
1. Orientasi.
a. Salam Teraupetik.
" Assalammuallaikum Wr...Wb.... ( Selamat pagi Ibu, adik ) "
b. Evaluasi / Validasi
" Bagaimana dengan kondisi anak ibu...........semoga semakin membaik ya
Bu...........
Bisa saya berbicara dengan adik ......
C. Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan tujuan terapi bermain
4. Menjelaskan aturan bermain; kontrak waktu (lama), peran klien, peran
perawat dan alat-alat yang akan digunakan
D. Tahap Kerja
1. Membawa alat-alat ke dekat klien
2. Memberi kesempatan kepada klien untuk memilih permainan yang
diinginkan/ diminati
3. Menanyakan kepada klien apakah telah mengetahui tata cara
permainan tersebut
4. Menjelaskan & memberikan contoh ketika klien nampak bingung
atau tidak tahu cara menggunakan alat permainan dengan terlebih
dulu meminta ijin dengan klien
5. Memberikan reinfocement ketika klien dapat mengikuti sampai pada
tahapan ini
6. Mengawasi tingkah-laku dan pola anak-anak dalam bermain.
6. Tanyakan dan temukan :
Ket :
0 =Tidak dilakukan ...................................
1= Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
PIJAT BAYI
Noor Diani, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB
Pijat bayi merupakan salah satu bentuk dari terapi sentuhan yang berfungsi sebagai salah satu
teknik pengobatan penting. Bahkan menurut penelitian modern, pijat bayi secara rutin akan
memantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi serta mempertahankan kesehatannya. Bayi yang
dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus-nya (saraf otak ke 10). sehingga membuat
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan
pun menjadi lebih baik.
B. WAKTU PEMIJATAN
Pemijatan dapat di lakukan pada bayi usia 0 – 24 bulan. Untuk bayi yang berusia di bawah 7
bulan, pemijatan dapat dilakukan setiap hari. Waktu pemijatan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari
yaitu:
1. Pagi hari, saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru
2. Malam hari, sebelum tidur sangat baik agar bayi tidur lebih lelap.
E. SELAMA PEMIJATAN
Selama melakukan pemijatan, di anjurkan untuk selalu melakukan hal-hal berikut :
1. Memandang mata bayi, di sertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung.
2. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang dan lembut, untuk membantu
menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung
3. Awalilah pemijatan denagn melakukan sentuhan ringan dan lembut, kemudian secara
bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila anda
sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan lotion ke tangan anda
5. Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih menerima apabila di
pijat di daerah kaki, dengan demikian akan memberi kesempatan pada bayi untuk
terbiasa di pijat sebelum bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan di akhiri pada
bagian punggung
6. Tanggaplah pada isyarat yang yang diberikan bayi. Jika bayi menangis cobalah
menenangkan bayi seblum melakukan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras,
hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengahrapkan untuk digendong, disusui, atau
sudah sangat ingin tidur.
7. Hindarkan mata bayi dari baby oli/lotion
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, sepert memegang pemukul soft ball. Gerakan
tangan ke bawah secara bergantian,seperti memerah susu
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan
putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki.
c. Telapak kaki
f. Titik tekanan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara
bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki
dari arah tumit ke jari-jari
g. Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dari
pergelangan kaki ke arah jari-jari secara
bergantian
j. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan
anda. Buatlah gerakan menggulung dari
pangkal paha menuju pergelangan kaki
k. Gerakan akhir
Setelah gerakan a sampai k dilakukan
pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua
kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda
secara bersamaan pada pantat dan
pangkal paha. Usap kedua kaki bayi
dengan tekanan lembut dari paha ke arah
pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan
akhir bagian kaki.
2. PERUT
Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk
a. Mengayuh Sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke
bawah perut, bergantian dengan tangan kanan
dan kiri
d. Bulan-matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan
jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus buntu) ke
atas, kemudian kembali ke daerah kanan
bawah (seolah membentuk gambar
matahari {M} beberapa kali. Gunakan
tangan kanan untuk membuat gerakan
setengah lingkaran mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B}). Lakukan kedua gerakan ini
bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).
3. DADA
a. Jantung Besar
Buatlah gerakan yang menggambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua
telapak tangan Anda di tengah dada bayi/ulu
hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah
leher, kemudian ke samping di atas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk
jantung, dan kembali ke ulu hati.
b. Kupu-kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-
kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat
gerakan memijatmenyilang dari tengah dada/ulu
hati ke arah bahu kanan,dan kembali ke ulu hati.
Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali
ke ulu hati.
4. TANGAN
a. Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari
atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat
pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
d. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari
e. Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah
ujungjari dengan gerakan memutar.
Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada
tiap ujung jari
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda
Usap punggung tangannya dari pergelangan
tangan ke arah jari-jari dengan lembut
i. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan
kedua telapak tangan
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal
lengan menuju ke arah pergelangan tangan/jari-
jari
5. MUKA
Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka
a. Dahi : Menyetrika dahi (open book)
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda pada
pertengahan dahi. Tekankan jari-jari Anda dengan
lembut mulai. Dari tengah dahi keluar ke samping
kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau
membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke
daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil
di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam
melalui daerah pipi di bawah mata.
b. Alis : Menyeterika alis
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis
mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika
alis.
c. Hidung : Senyum I
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis
Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis
turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan
membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah
membuat bayi tersenyum.
g. Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan
kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu
6. PUNGGUNG
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melindang di depan anda dengan
kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda.
Pijatah sepanjang punggung bayi dengan gerakan
maju mundur menggunakan ke dua telapak tangan,
dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali
lagi ke leher.
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan
Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah
sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan
pantat bayi seolah menyetrika punggung
d. Gerakan melingkar
Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah
gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari
batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan
kiri tulang punggung sampai ke pantat
Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah
pantat.
e. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan
kanan anda pada punggung bayi
Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang
sampai ke pantat bayi
N NILAI
ASPEK YANG DINILAI
o 0 1 2
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Cek catatan medis dan perawatan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam, panggil klien serta mengenalkan diri pada keluarga
klien
5. Menerangkan prosedur dan tujuan tindakan pijat bayi pada keluarga
klien
6. Menjelaskan informed consent pada keluarga klien
7. Menunjukkan rasa empati pada klien dan keluarga klien
TAHAP KERJA
8. Memberikan kesempatan pada keluarga klien untuk bertanya
9. Menjaga privasi dengan menempatkan klien diruang khusus
10. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan (prinsif bersih, bila
diperlukan)
A. PIJAT BAGIAN KAKI
11. Perahan cara India : gerakan tangan dari pangkal paha ke pergelangan
kaki seperti memerah susu atan seperti memeras
12. Peras dan putar :
13. Telapak Kaki : urutlah telapak kaki bayi secara bergantian atau
buatlah lingkaran-lingkaran kecil dari tumit kaki menuju jari
14. Tarikan lembut jari : pijat jari kaki dengan gerakan memutar dan
diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujungnya
15. Gerakan Peregangan (Stretch) :
16. Titik Tekanan :
17. Punggung kaki : buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki dan urut
punggung kaki secara bergantian atau buatlah lingkaran-lingkaran
kecil dari pergelangan kaki ke arahjari
18. Perasan dan putar pergelangan kaki (angkle circles)
19. Perahan cara Swedia : gerakan tangan seperti memerah susu atau
memeras dari pergelangan kaki ke pangkal paha
20. Gerakan menggulung : buat gerakan menggulung dari pangkal paha
menuju pergelangan kaki
21. Gerakan akhir dari pijatan kaki : usap kedua kaki bayi dari atas ke
bawah.
B. PIJAT BAGIAN PERUT
22. Mengayuh pedal sepeda : lakukan gerakan seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah perut
23. Menekan perut : tekuk kedua kak bayi bersamaan atau bergantian
dengan lembut ke permukaan perut bayi.
24. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
25. Ibu jari ke samping
26. Bulan – Matahari : buat lingkaran dengan tangan kanan mulai dari
perut sebelah bawah kanan (sesuai arahjarumjam), kemudian kembali
ke daerah kanan bawah (bulan), diikuti tangan kiri yang membuat
bulatan penuh (matahari).
27. Gerakan I Love You : "i" pijat perut dari bagian kiri atas ke bawah
Keperawatan Anak I Reguler 2019 Page 83
[Type text]
membentuk huruf "1", "LOVE" pijat dari kanan atas perut bayi ke kiri
atas kemudian ke kiri bawah membentuk "L" terbalik. "You" pijat
dari kanan bawah ke atas kemudian ke kiri, dan berakhir di perut kiri
bawah membentuk huruf "U" terbalik.
28. Gelembung atau jari-jari berjalan (Walking Finger) : buat gerakan
dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kanan bawah ke kiri
bawah.
C. PIJAT BAGIAN DADA
29. a. Buku tua : buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar
b. Jantung kecil : buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di
sekitar puting susu.
30. Jantung Besar : buatlah jantung besar hingga ke tepi selangka,
lalujariijari tangan diregangkan seolah membuat gambar sayap burung
kecil, dari samping dada ke atas.
31. Kupu-Kupu : gerakan ujung jari dari ulu hati ke bawah leher,
kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu kembali ke ulu
hati. Tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke bahu
kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian tangan kiri ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati
D. PIJAT BAGIAN TANGAN
32. Memijat Ketiak (armpits) :
33. Perahan cara India : gerakkan tangan seperi memerah susu atau
seperti memeras dari pundak ke pergelangan tangan
34. Peras dan Putar (Squeeze and twist) :
35. Membuka tangan :
36. Putar Jari-Jari : pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan
gerakan memutar, diakhiri dengan tarikan di tiap ujungnya
37. Punggung tangan : pijat telapak dan punggung tangan dengan gerakan
melingkar dari pergelangan tangan ke arahjari
38. Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
39. Perahan cara Swedia : gerakkan tangan seperti memerah susu atau
memeras dari pergelangan ke arah pundak
40. Gerakan menggulung : bentuk gerakan menggulung dari pangkal
lengan ke pergelangan tangan/jari-jari
41. Gerakan akhir : usap kedua lengan bayi secara bersamaan dari
pundak ke pergelangan tangan.
E. PIJAT BAGIAN MUKA
42. Membasuh muka : gerakan kedua tangan anda dari tengah wajah ke
samping seperti membasuh.
43. Menyetrika dahi (open book) : tekanlahjari-jari anda dari tengah dahi
ke samping. Buatlah lingkaran-lingkaran kecil di pelipis kemudian
gerakkan ke dalam melalui bagian bawah mata
44. Menyetrika alis : pijat bagian atas mata/alis mulai dari tengah ke
samping seperti menyetrika alis
45. Hidung : Senyum I : tekankan ibujari dari pertengahan kedua alis
menurun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian ke samping dan
ke atas seolah membuat bayi tersenyum
46. Mulut bagian atas : Senyum II/ Rahang atas : gerakkan kedua ibu jari
dari tengah rahang atas ke samping dan pipi atas seolah membuat bayi
tersenyum
47. Mulut bagian bawah : Senyum III :
48. Lingkaran kecil di rahang (small circle around jaw) :
49. Belakang telinga
F. PIJAT BAGIAN PUNGGUNG
50. Gerakan melincinkan kertas : usapkan kedua sisi tulang belakang
dengan lembut dari pantat ke atas sampai ke bahu seolah melincinkan
kertas.
51. Gerakan maju mundur (Kursi Goyang) : kuda goyang, tangan
digerakkan maju mundur dari bawah leher ke pantat bayi.
52. Gerakan menyetrika : usapkan telapak tangan kanan anda seperti
menyetrika, dari pundak ke pantat.
53. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki :
54. Gerakan melingkar : buatlah lingkaran-lingkaran kecil dari batas leher
atas ke leher bawah, kemudian ke bahu kanan dan kiri. Lalu dari leher
bawah ke sebelah kanan dan kiri punggung sampai ke pantat.
55. Gerakan menggaruk : tekankan dengan lembut tangan kanan pada
punggung bayi, kemudian buat gerakan seperti menggaruk ke bawah
sampai ke pantat bayi. Usapkan telapak tangan kanan anda seperti
menyetrika dari pundak ke pantat.
56. Setelah prosedur dilakukan, lepas sarung tangan (jika
menggunakannya) dan cuci tangan
57. Merapikan alat-alat
TAHAP TERMINASI
58. Mengevaluasi klien setelah tindakan
59. Memberikan reinforcement pada klien dan keluarga klien
60. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya pada keluarga klien
61. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam pada klien dan
keluarga klien
62. Mencuci tangan
63. Pendokumentasian
TOTAL NILAI
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NO NAMA NIM
1 OKTA VIANUS AUGUSTUS MUSI WASO '1610913210014
2 RAHMAD '1610913210015
3 SAYYIDINA SCLEROPAGES '1610913210020
KEL 4 ANNA SESSI INTI PERANITA '1610913220002
5 ZAUHAR LATIPAH '1610913220021
6 MIFTAKHUL JANNAH '1610913320019
7 MIRA DAMAYANTI '1610913320020
8 MUTIA SYLVANA '1610913320026
9 NADILA '1610913320027
KEL NO NAMA
NIM
1 AYU APRILLA MAHARANI '1610913220003
2 BELLIA YULISE '1610913220006
3 EVI NOVIANTI '1610913220007
4 IRENE ADELINA SILALAHI '1610913220008
VIII 5 NADILLA SHINTA '1610913320028
6 NINDA ANGGRAINI '1610913320029
7 NOR AMELIA '1610913320030
8 NOR SYAFA'ATUL UZMA '1610913320031
9 NOVITA SARI '1610913320032
NO NAMA NIM
1 RIFDA NUR ACHRIYANA ARIF '1610913220016
2 RIKA DIVIANTY '1610913220017
3 RISMA YANTI MAIMNAH '1610913220018
KEL X 4 RIZKI THAYIBAH '1610913220019
5 SUNITA PERMATA INDAH '1610913320038
6 TRI WIDYA ROMADANINGSIH '1610913320040
7 UUN SHAFA'ATUN NIKMAH '1610913320041
8 WINDA LESTARI '1610913320042
9 YULIA NOOR AGRIANI '1610913320044