Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Dalam bab ini penulis membahas tentang keterkaitan dan kesenjangan antara landasan teori
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.D dengan Vertigo di ruang Kemuning
Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan .

Menurut Capernito & Mayet (2007) mendefinisikan diagnose keperawatan adalah “Suatu
pernyataan klinik yang disampaikan individu , keluarga atau masyarakat yang dapat
menggambarkan tentang masalah kesehatan baik secara actual maupun potensial sehingga
dapat menjadi dasar untuk penentuan intervensi yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan seseorang perawat “

Pada teori diagnose keperawatan menurut Doengoes (1999:2021) ditemukan 3 diagnosa yaitu
, Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi
oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah , Koping individual tak
efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat,
kelebihan beban kerja , Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti
instruksi . Sedangkan pada kasus kelolaan terdapat kesenjangan antara teori dan aplikasi . Pada
aplikasi didapatkan 3 diagnosa pula yaitu Gangguan pola tidur , nyeri akut , Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh . Pada kasusu kelolaan ada diangkat diagnose gangguang pola tidur bukan
koping individual tidak efektif . Penulis mengangkat diagnose diatas karena pada saat
melakukan pengkajian ditemukan data pasien mengatakan susah tidur karena ada tekanan pada
otot leher .

Adapun diagnose yang muncul pada Ny,\.D adalah sebagai berikut :

1. Diagnosa I
Gangguan pola tidur berhubungan dengan tekanan pada otot leher ditemukan pada
tinjauan kasus , tidak terdapat di dalam teori , namun terdapat pada tinjauan kasus .
Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yang terjadi
dilapangan . Hasil pengkajian ditemukan data klien
Klieng mengatakan susah tidur pada saat dirumah sakit karena rasa sakit kepala dan
tekanan pada otot leher dengan hasil Tanda – tanda vital : TD : 190/110 mmHg , Nadi
: 92x/menit Suhu : 36,0 RR : 22x/menit .
Asuhan keperawatan pada diagnose I dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah pasien . Selama 1 x 24 jam telah dilakukan tindakan mengkaji
Gangguan pola tidur dan menjelaskan kepada klien tentang pentingnya tidur yang
adekuat , mengatur posisi klien agar tekanan pada otot leher berkurang dengan cara
tidur terlentang dengan tidak memakai bantal / pengalas . Pada evaluasi perawatan hari
pertama pasien mengatakan tidurnya masih gelisah tetapi klien tampak mengantuk .
Berdasarkan kriteria hasil masalah gangguang pola tidur sebagian teratasi .

2. Diagnosa II
Nyeri akut beruhubungan dengan agen injuri biologi ditemukan pada tinjauan kasus ,
didalam teori juga ditemukan diagnose ini . Hasil pengkajian sesuai dengan teori
ditemukan data pasien bahwa pasien mengatakan nyeri kepala berputar . Pasien juga
memiliki mengatakan mempunyai riwayat hipertensi Dengan tanda – tanda vital : TD
190/110mmHg , Nadi 92x/menit , Suhu : 36,0 , RR : 22x/menit skala nyeri 4 tingkat
kesadaran composmentis .
Menurut (http://www.kalbefarma.com). Penyebab nyeri pada pasien vertigo yang
terjadi pada dasarnya keseimbangan tubuh dikendalikan pada otak kecil yang mendapat
informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata .
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam satu gangguan
penglihatan . Gangguan pada otak kecil yang mengakibatkan vertigo jarang sekali di
temukan . Namun kurangnya pasokan oksigen ke otak dapat pula menyebabkan vertigo.
Selama 1 x 24 jam telah dilakukan mengkaji nyeri , mengukur tanda tanda vital ,
anjurkan posisi nyaman sesuai kebtuhan , anjurkan teknik relaksasi nafas dalam ,
kolaborasi dengan tim medis tentang kolaborasi terapi . Pada evaluasi perawatan
pertama pasien mengatakan masih pusing seperti berkurang pasien mengatakan nyeri
sedang , klien bias mempraktekan teknik nafas dalam , kolaborasi obat IV
asamtranesamat 1 x 1 amp. Memberikan posisi terlentang tanpa bantal . Penulis
berasumsi bahwa nyeri yang dialami klien masih dalam nyeri skala sedang sehingga
dapat diatasi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan pemberian analgetik .
3. Diagnosa III
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan dan
mual tidak terdapat didalam teori namun terdapat pada tinjauan kasus . Terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yang terjadi dilapangan .Hasil
pengkajian ditemukan pada data pasien .
Pasien mengatakan kurangnya nafsu makan dan terasa mual dan tidak terdapat muntah
dengan hasil tanda – tanda vital Td : 150/70 mmHg , Suhu : 36,0 , Nadi : 80x/menit RR
: 20xmenit . Asuhan keperawatan pada diagnose II dapat di rencanakan dan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah pasien . Selama 3 x 24 jam telah dilakukan
tindakan timbang BB klien , menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering , kolaborasi
dengan ahli gizi tentang pemberian diet .
Dalam evaluasi hari pertama klien mengatakan kurangnya nafsu makan pasien disertai
dengan adanya mual , klien mengatakan mulai makan sedikit tp sering . Berdasarkan
kriteria hasil yang telah ditetapkan masalah klien sebagian teratasi penulis berasumsi
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami dapat diatasi dengan dorong pasien
makan sedikit tapi sering dan kolaborasi dalam pemberian eat . dengan demikian nurtisi
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi sebagian .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus kelolaan pada Ny.D dengan Vertigo saya melakukan asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian dan ditemukannya data-data yang dapat mendukung untuk
menegakan 3 diagnosa yaitu gangguan pola tidur , nyeri akut , dan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh . Dan dapat membuat perencanaan ssuai dengan perencanaan
dan sesuai SOP serta dapat mengevaluasi untuk mengetahui perkembangan dan
respon dari rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat dengan hasil gangguan
pola tidur sebagian teratsi , nyeri sebagian teratasi , dan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh sebagian teratasi .
B. Saran
Pasien dengan penyakit apapun pasti ada kalanya obat yang dapat menyembuhkan
penyakit tersebut. Oleh karenanya jika pasien dengan vertigo ini sulit untuk
disembuhkan hendaknya setiap tindakan keperawatan baik mandiri perawat
maupun kolaborasi harus dilakukan secara bertahap dan jangan sampai berhenti.
Pasien vertigo ini telah merasakan nyeri atau pusingnya sedikit turun setelah
diberikan injeksi. Dari informasi pasien tersebut kita dapat memberikan terapi obat
injeksi sesuai yang telah diberikan pada pasien agar nyeri yang dirasakan tidak
kembali ke episode nyeri awal yang dirasakan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, namun dalam proses
pembuatan makalah penulis menemukan beberapa macam kendala dan kesulitan
dalam pencarian sumber-sumber dikarenakan belum mampu menemukan suatu hal
yang mendeksti sempurna dan tepat dalam teori.
Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi untuk mendekati kesempurnaan dalam proses pembuatan makalah yang
penulis susun. Semoga makalah yang penulis susun dapat menjadi bermanfaat
dikemudian harinya.
DAFTAR ISI

Buku kapita skeletal kedokteran jilid 1

NIC NOC dalam berbagai kasus . Yogyakarta : Mediaction

Rencana Asuhan keperawatan Jilid 1

Marilynn E.Doengoes Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian pasien, ed.3,EGC, Jakarta , 1999

http://buddifarma.blogspot.co.id/2014/01/askep-vertigo-gejala-pusing-
berputar.html

Kang L.S , Pengobatan vertigo dengan Akupunktur . cermin dunia kedokteran No


144 Jakarta 2004

Anda mungkin juga menyukai