Anda di halaman 1dari 23

Tugas Resume Pendidikan Agama Islam :

Sejarah Peradaban Islam

Disusun oleh:

Agpirahma C.B.A 10060316189

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440 H/2018M
I. Kerajaan Turki Usmani
1.1. Asal-Usul Terbentuknya Kerajaan

Bangsa Turki berhasil mendirikan kerajaan yaitu Turki Saljuk dan Turki Usmani.
Turki Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah
Mongol dan daerah Utara Cina, yang kemudian pindah ke Turki, Persia, dan Irak.
Entogrol yang merupakan pimpinan Turki Usmani berhasil membantu Sultan Saljuk
dalam menghadapi Bizantium. Atas jasa ini, Entogrol mendapat penghargaan dari Sultan
berupa sebidang tanah di Asia kecil. Selain itu, Entogrol juga diberikan wewenang untuk
memperluas wilayahnya.
Setelah Entogrol meninggal, kedudukannya digantikan oleh Usman. Setelah itu
Saljuk mendapat serangan dari Mongol, sehingga terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil.
Pada saat itu Usman mengklaim kemerdekaan secara penuh wilayah yang didudukinya,
sekaligus mem proklamasikan berdirinya Turki Usmani, yang berarti Usman merupakan
pendiri kerajaan Turki Usmani.
1.2. Kerajaan Usmani dan Ekspansinya

Usman I memerintah pada tahun 1290 M-1326 M. Ia lebih banyak mencurahkan


perhatiannya kepada usaha untuk memantapkan kekuasaannya dan melindunginya dari
segala macam serangan. Ekspansinya dimulai dengan menyerang daerah perbatasan
Bizantium dan menaklukan kota Broessa dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan.
Setelah itu, kepemimpinan dilanjutkan oleh Orkhan pada tahun 1326 M-1360 M. Ia
membentuk pasukan tangguh yaitu Inkisyariyah (Jannisary) untuk membentengi
kekuasaannya. Kebijakan ini dikembangkan lagi oleh Murad I dengan membentuk
sejumlah korps Jannisary. Lalu, dilakukan perombakan personil-personilnya dengan cara
mendidik dan melatihnya dengan pembekalan semangat perjuangan Islam sehingga
Jannisary berhasil mengubah Kerajaan Usman menjadi mesin perang paling kuat. Pada
masa Orkhan dimulai usaha perluasan wilayah dan berhasil menaklukan Azmir (1327 M),
Thawasyanly (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli (1356 M).
Setelah Murad I, kepemimpinan dilanjutkan oleh Bayazid I. Pada tahun 1391 M,
pasukannya merebut benteng Philladerpia dan Gramania. Namun, Bayazid I tewas dalam
pertempuran melawan Timur Lenk dan hampir seluruh wilayah Usmani jatuh ke tangan
Timur Lenk. Kerajaan Usmani bangkit kembali pada masa Murad II (Al-Fatih). Dia
berhasil menaklukan kota Konstatinopel pada tahun 1453 dan menjadikan kota tersebut
menjadi ibu kota kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul.
Setelah Al-Fatih, pemerintahan dilanjutkan oleh Bayazid II. la lebih mementingkan
kehidupan Tasawuf daripada berperang sehingga di bidang pemerintahan cenderung
berdamai dengan musuh mengakibatkan ia tidak ditaati oleh rakyatnya. Oleh karena itu,
ia mengundurkan diri dan diganti oleh Salim I pada tahun 1512 M. Pada masa Salim I,
para sultan Usmani menyandang gelar sultan dan gelar khalifah. Selain itu, ia menjadi
penguasa dan pelindung kota Mekah dan Madinah.
Puncak kerajaan Usmani dicapai pada masa Sulaeman I. Ia digelari Al-Qanuni,
karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Pada masa nya
wilayah nya meliputi dataran Eropa, Austria, Mesir, dan Afrika Utara hingga ke Aljazair
dan Saja hingga Persia, serta lautan Hindia, Laut Aravua, Laut Merah, Laut Tengah, dan
Laut Hitam.
Periode-periode kesultanan turki Usmani dibagi menjadi 5 periode. Periode I pada
tahun1290-1402 M, periode II pada tahun 1402-1566 M, periode III pada tahun 1566-
1699 M, periode IV pada tahun 1699-1839 M, dan periode V pada tahun 1839-1922 M.

1.3. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani

1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan


Keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya sanggup
bertempur dimana saja dan kapan saja. Selain itu, jaringan pemerintahannya teratur.
Dalam struktur pemerintahan, Sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh Shadr al-
Azham (perdana Menteri) yang membawahi para pasya (gubernur). Dibawah gubernur
terdapat jabatan al-Awaliyah (bupati). Untuk mengatur pemerintahan, dibentuk undang-
undang pada masa Sulaeman I, yang disebut Mutaqa al-Abhur.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya


Mereka mengembangkan seni arsitektur berupa masjid Al-Muhammadi, masjid
Agung Sulaeman dan masjid al-Ansari. Masjid Al-Ansari merupakan sebuah masjid yang
semula adalah gereja Shopia. .
Adapun aspek-aspek intelektual yang dicapai, yaitu :
a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul yaitu berita harian terkini Feka (1831 M),
jurnal Tasfiri efkyar (1862 M) dan Terjukanj ahfal (1869 M).
b. Terjadi transformasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah dasar dan menengah
(1881 M) dan perguruan tinggi (1869 M) juga mendirikan fakultas kedokteran dan
fakultas hukum.

3. Bidang keagamaan
Pada masanya, ada dua aliran tarekat yang paling besar yaitu Al-Bektasu dan Al-
Maulawi. Tarekat Bektasi sangat berpengaruh terhadap kalangan tentara. Sementara
tarekat Maulawi berpengaruh besar dalam mengimbangi Jannisary Bektasi. Kebanyakan
penguasa Usmanj cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan
menentang mazhab-mazhab lainnya.
1.4. Kemunduran Dan Kehancuran Turki Usmani

Adapun faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmani dapat dikategorikan


menjadi dua bagian :
a. Secara internal, yaitu luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan
yang ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap, hilangnya keadilan,
merajalela nya korupsi, dan meningkatnya kriminalitas, heterogenitas penduduk dan
agama, kehidupan istimewa dan bermegahan, serta merosotnya perekonomian negara.
b. Secara eksternal, yaitu timbulnya gerakan nasionalisme sehingga bangsa-bangsa yang
tunduk pada kerajaan Turki berkuasa, terjadinya kemajuan teknologi di barat, khususnya
dalam bidang persenjataan. Sedangkan Turk mengalami stagnasi ilmu pengetahuan.

II. Kerajaan Safawi

2.1. Asal-Usul Terbentuknya Kerajaan


Negara Safawi berdiri di Persia pada tahun 1501 M. Kerajaan Safawi berasal dari
sebuah gerakan tarikat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini di
beri nama tarekat Safawiyah. Nama Safawiyah, di ambil dari nama pendirinya, Safi al-
Din (1252-1334 M). Pengikut tarekat ini sangat teguh dalam memegang ajaran agama.
Pada mulanya gerakan tasawuf safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar,
kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bid’ah”.
Kecenderungan memesuki dunia politik pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460
M). Tarekat safawi memperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada
kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara juneid dengan
penguasa Kara Koyunlu (domba hitam). Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan
diasingkan ke suatu tempat. Di tempat baru ini dia mendapat perlindungan dari penguasa
ak-Koyunlu (domba putih). Ia tinggal di istana Uzun hasan. Selama di pengasingan,
Juneid dapat menghimpun kekuatan untuk beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan.
Pada tahun 1459 M. Juneid gagal merebut Ardabil. Pada tahun 1460 M, ia merebut
sircasia tetapi ia terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Kepemimpinan Syafawi dilanjutkan oleh anaknya yaitu Haidar pada tahun 1470 M.
Haidar membantu Ak Koyunlu menyerang Kara Koyunlu. Setelah berhasil
menumbangkan Kara Koyunlu, aliansi Safawi dengan Ak Koyunlu menjadi guncang.
Ketika Haidar mencoba merebut Sisilia, Haidar terbunuh.
Ali, putra dan pengganti Haidar, bersama saudaranya serta ibunya ditangkap oleh
pemimpin Ak koyunlu di fars selama 4,5 tahun. Mereka dibebaskan oleh putra mahkota
ak koyunlu. Setelah saudara sepupu rustam dapat dikalahkan. Ali bersaudara kembali ke
Ardabil. Akan tetapi, tidak lama kemudian rustam berbalik memusuhi dan menyerang ali
bersaudara, dan Ali terbunuh.
Selama 5 tahun, Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan, mempersiapkan
kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, syria, dan
anatolia. Pasukan yang dipersiapkan itu dinamai qizilbash (baret merah). Pada tahun
1501 M, pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan Ak Koyunlu Di Sharur.
Pasukan ini berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota Ak koyunlu dan
berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota ini ismail memproklamirkan dirinya
sebagai raja Dinasti Safawi.

2.2. Masa Kemajuan Dinasti Safawi


Pada tahun 1502 M, Ismail berhasil mengalahkan Sirwan, Azerbaijan dan Irak.
Pada tahun 1503 M, Ia berhasil menghancurkan sisa-sisa tentara Ak-Koyunlu di Hamdan.
Tahun 1504 M, Ia berhasil menundukan daerah Kasfia dari Mazandaran dan dan Churgan
selanjutnya ia mengalahkan Diyarbakr pada tahun 1505 M. Kota-kota Baghda jatuh ke
tangannya pada tahun 1508 M dan pada tahun 1510 M ia berhasil menguasai daerah
Khurasan. Peperangan dengan Turki Usmani terjadi tahun 1514 M di Chaldiran. Dalam
peperangan ini Ismail 1 mengalami kekalahan.
Setelah Syah Ismail meninggal dunia pada tahun 1524 M, naik tahta beberapa orang
syah kerajaan Safawi sampai pada syah Abbas. Abbas 1 memerintah dari tahun 1588-
1628 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas 1 dalam memulihkan kerajaan
Safawi ialah pertama: berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan
Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-budak.
Kedua: Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani.
Masa kekuasaan Abbas 1 merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara politik
ia mampu menyelesaikan bebagai kemelut didalam negeri yang mengganggu stabilitas
Negara dan merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain
pada masa raja-raja sebelumnya. Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan, ia
menanamkan sikap toleransi.

2.3. Kemajuan-Kemajuan Dinasti Safawi


1. Dalam Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Syah Abbas adalah membangun angkatan
senjata yang kuat dan besar bagi kerajaan Safawi. Dengan kekuatan militer yang tangguh,
usaha-usaha yang dilakukan Syah Abbas untuk membuat kerajaan Safawi kuat serta
merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaanya yang hilang akhirnya tercapai.

2. Dalam Bidang Ekonomi


Pada masa Syah Abbas ,kerajaan Safawi dapat mengusai Harmuz dan pelabuhan
Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas.Kerajaan Safawi juga menjalin hubungan
perdagangan dengan Rusia di sekitar laut Kaspia.

3. Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan


Pada masa kerajaan Safawi di Persia ,filsafat dan ilmu pengetahuan bangkit
kembali di dunia Islam. Tokoh-tokoh dalam ilmu pengetahuan yang lahir pada masa ini
seperti Muhammad Baqir Daud. Ia dianggap sebagai guru ketiga di bidang filsafat
setelah Aristoteles dan al-Faraby. Ia mempunyai banyak karya tulis dalam berbagai
bidang seperti Fiqh, theology, dan filsafat yang ditulis dalam bahasa Persia dan Arab.

4. Dalam Bidang Pembangunan Fisik dan Seni


Adapun pembangunan fisik yang terkenal ialah pembangunan kota Isfahan. Di
bidang seni, kemajuan yang dicapainya adalah di bidang arsitektur pada bangunan mesjid
yang indah di Isfahan yang di bangun pada masa Abbas. Selain itu juga dijumpai hasil
industry seperti keramik-keamik yang indah dan karpet dengan berbagai corak motifnya.

2.4. Faktor-Faktor Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Safawi


- Faktor Intern : Timbulnya perselisihan yang berkepanjangan antara kerajaan Safawi
dan kerajaan Usmani; Kerusakan moral yang melanda sebagian penguasa kerajaan;
Pasukan Ghulam yang telah di bentuk oleh Syah Abbas I tidak memiliki semangat
berperang lagi sebagaimana pasukan Qizilbash; Timbulnya konflik intern dalam
perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.
- Faktor Ekstern: Dalam keadaan lemah demikian,kerajaan Safawi mendapat serangan
dari raja Afghan, Mir Mahmud yang berlainan paham dengan syah-syah Safawi yakni
penganut paham Sunni.

2.5. Persia Pasca Runtuhnya Dinasti Safawi


Sesudah runtuhnya dinasti safawi di persia sempat muncul atau berdiri beberapa
dinasti kecil yang tidak bertahan lama, dinasti-dinasti tersebut adalah:
1. Dinasti Qajar (1781–1925)
Dinasti Qajar adalah sebutan umum untuk menggambarkan Iran dibawah keluarga
kerajaan Qajar yang berkuasa yang memerintah Iran sejak 1794 hingga 1925. Tahun
1794 keluarga Qajar mengambil alih Iran sepenuhnya setelah mereka menyingkirkan
semua pesaingnya. Tahun 1796 Āghā Moḥammad Khān ditetapkan sebagai shah.
2. Dinasti Pahlevi (1925–1979)
Dinasti Pahlavi menguasai Iran sejak dimahkotainya Reza Shah tahun 1925 hingga
dijatuhkannya putra Reza Shah Mohammad Reza Pahlavi pada Revolusi Iran tahun 1979.
Keruntuhan Dinasti Pahlavi menandai keretakan tradisi kuno monarki Iran.
3. Revolusi Iran (1979)
Revolusi iran merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki
menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini,
pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam. Sebelumnya, Mohammad Reza
Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 M setelah
pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara. Pada 1 Februari 1979 M, Ayatullah
Khomeini kembali ke Teheran. Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi
setelah dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral
setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal kepada
Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1
April 1979 M ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum
nasional.
Revolusi ini terjadi kepada dua peringkat. Peringkat pertama bermula pada
pertengahan 1977 hingga tahun 1979 yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan
kiri dan kumpulan agama. Mereka memberontak menentang Shah Iran. Peringkat kedua
yang turut dikenali sebagai Revolusi Islam menyaksikan naiknya Ayatollah menjadi
pemimpin revolusi.

III. Kerajaan Mughal


3.1. Asal-Usul Terbentuknya Kerajaan
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi. Keberadaan
kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah. Kerajaan ini didirikan
oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530M), salah satu dari cucu Timor Lenk. Ia
berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand. Pada mulanya, ia mengalami
kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan
Samarkand pada tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul. Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur
meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis,
sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan bersama-sama Daulat Khan,
Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk
menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi. Permohonan itu langsung
diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab. Setelah itu, ia
memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran di
Panipat. Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur
memaski kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana.
Dengan demikian berdiri Kerajaan Mughal di India.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor berdirinya Kerajaan Mughal
adalah:
1. Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia
2. Sebagai jawaban atas krisis yang tengah melanda India.

3.2. Raja-raja Mughal

1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530)


Zahiruddin Muhammad Babur adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Mughal. Masa kepemimpinannya digunakan untuk membangun pondasi pemerintahan.
Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh,
utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-
orang Hindu segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan
mereka. Sementara itu, dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan
Babur. Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529. Setahun kemudian,
Babur meninggal dunia.

2. Humayun (1530-1556)
Tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun. Ia berhasil mengalahkan
pemberontakan Bahadur Syah. Pada tahun 1450, Ia mengalami kekalahan dalam
peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Humayun berhasil
menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M.

3. Akbar (1556-1605)
Ketika menerima tahta kerajaan ini, Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga
seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan. Pemberontakan yang
paling mengancam kekuasaannya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang
menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi.
Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadi peperangan
dahsyat yang disebut Panipat II. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap. Dengan
demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh. Setelah Akbar dewasa, ia
menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat. Akbar mulai
menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar,
Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah.
4. Jahangir (1605-1627)
Kepemimpinannya didukung oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan
musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan. Pada masa kepemimpinannya,
Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-
usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan mempertegas
kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.

5. Syah Jihan (1628¬-1658)


Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama,
Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun
berhasil dipadamkan. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi.
Pada tahun 1631, pemberontakan ini pun dipatahkan. Pada masa ini, para pemukim
Portugis di Hughli Bengala mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama,
mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632, Shah
Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka.
Shah Jehan meninggal dunia pada 1657.

6. Aurangzeb (1658-1707)
Pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat
Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur
akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.
7. Bahadur Syah (1707-1712)
Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. 5 tahun kemudian terjadi
perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan
tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan.
Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai
pemenang. Ia menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal
terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian
mengangkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku
Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah.

8. Jehandar (1712-1713)
Pada masa pemerintahan Syah Alam, Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan
Afghanistan. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam
kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai
sultan.

9. Akbar II (1806-1837 M)
Pengganti Syah Alam, memberikan konsensi kepada EIC untuk mengembangkan
perdagangan di India, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin
penghidupan raja dan keluarga istana.

10. Bahadur Syah (1837-1858)


Pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini
menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja
terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1885 M). Dengan demikian
berakhir kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.

3.3. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal

1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan

a. Perluasan wilayah.
b. Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.
c. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-
distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran.
d. Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua
rakyat India dipandang sama.
e. Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan
imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri
dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
f. Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan
mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu.
g. Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh
seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani.

2. Bidang Ekonomi

a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.

b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian
dan melindungi petani. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak
mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.

c. Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada
imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt.

d. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar
konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company untuk
menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600.

3. Bidang Agama

a. Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi.

b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti


pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk
terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya
Hindu yang angkuh.
c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India.

d. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan
terhadap mazhab hukum, tariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan
wali individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi’i.

e. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi
hukum Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri.

4. Bidang Seni dan Budaya

a. Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan
kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana.

b. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana
Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama
(Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199),
Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza
(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-
1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota
Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).

c. Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia
Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

3.4. Sebab-Sebab Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Mughal

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan
membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-
sultan sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan.
IV. Asia Tenggara
4.1. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Pada abad ke-5 sebelum Masehi, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan
dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para
pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Proses masukya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:

1. Saluran Perdagangan
Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat
pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran
Islamisasi melaui perdagangan sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan
turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan
saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar
sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi
orang Jawa dan kaya-kaya. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih
perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

2. Saluran Perkawinan
Para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada
kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi tertarik untuk menjadi isteri saudagar-
saudagar. Sebelum dikawin, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka
mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-
kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Ada pula wanita Muslim yang dikawini
oleh keturunan bangsawan. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila antara
saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja
dan bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.

3. Saluran Tasawuf
Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.

4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau
pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah
keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah
ketempat tertentu mengajarkan Islam.

5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang. Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.
Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan
alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni
ukir.

6. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam
di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian
Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan
non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan
bukan Islam itu masuk Islam.
Ada 3 teori tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa
wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian
melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa lokal
yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap
perusahaan perdagangan para penguasa pesisir.
b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para
sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang
memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan
memasuki perkampungan di wilayah pedalaman.
c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elit
pemerintah.

4.2. Perkembangan Islam di Malaysia

Islam masuk ke wilayah ini lewat jalan pedagang-pedagang Arab. Mereka sampai
ke Malaka pada tahun 1276 M. Raja Malaka masuk Islam melalui tangan mereka, dan
mengganti namanya menjadi Muhammad Syah, lalu diikuti oleh rakyatnya. Malaka
merupakan kerajaan islam pertama di sana. Malaysia berada di jalur perdagangan dunia
yang Menghubungkan kawasan-kawasan di Arab dan India dengan Wilayah China, dan
dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting.

4.3. Perkembangan Islam di Thailand

Umat Islam memiliki sejarah yang panjang dalam kerajaan Thailand. Hubungan
mereka dengan masyarakat Thailand serta peran mereka dalam negara dapat ditelusuri ke
zaman kerajaan ayyuthaya. Kedatangan Islam di negeri Muangthai telah ada pada masa
kerajaan Sukhathai di abad ke-13. Hal ini bermula dari dua orang bersaudara dari Persia
yaitu Syeikh Ahmad dan Muhammad syaid menetap di kerajaan tersebut yang terus
melakukan perdagangan sekaligus menyebarkan agama Islam. Sebelum berdirinya
kerajaan Ayyuthaya sebagai pengganti kerajaan Shukhotai setelah yang terakhir ini runtuh
pada abad ke-14, Islam telah memiliki kekuatan politik yang sangat besar. Perdagangan
merupakan perintis proses islamisasi dan perkembangan politik kerajaan-kerajaan maritim
di wilayah kepulauan di abad ke-15, 16, dan 17.

4.4. Perkembangan Islam di Philiphina

Hampir semua silsilah bermula pada masa raja sipad. Pada masa pemerintahan di
pulau Jolo, datang seorang muslim bernama Tuanku Masha’ika ke suatu tempat yang
disebut Maimbuang. Sebuah batu nisan atas nama Maqhealhe ditemukan di Badatto, tidak
jauh dari Jolo pulau Sulu. Penemuan batu nisan dijadikan salah satu bukti Arkeologis
masuk dan berkembangnya Islam di Filipina, pada waktu itu masyarakat pulau Jolo masih
menganut Animisme dan Dinamisme.
Masuknya agama Islam di pulau Mindanao adalah pada abad ke-15. Yang mula-
mula membawanya ialah ‘Syarif’ Kebungsuan yang datang dari negeri Johor. Dalam
catatan sejarah pulau Sulu memeluk islam, yang datang ke sana ialah Sayid Abdul Aziz
yang dahulu telah mengislamkan Sultan Muhammad Syah di Melaka. Kemudian itu
datang penyair Islam yang kedua namanya Abu Bakar. Sesudah dia, datang seorang
bangsawan dari Minangkabau, bernama Rajo Bagindo.

V. Indonesia
5.1. Kedatangan Islam di Indonesia
- Teori Pertama: Ahli sejarah menyatakan bahwa islam masuk ke indonesia pada abad ke-
13. pernyataan ini didasarkan pada masa runtuhnya Dinasti Abbassiah d Baghdad (1258
M), berita dari Marco Polo (1292 M), berita dari Ibnu Batiuttah (abad ke-14), dan Nisan
Kubur Sultan Malik as-Saleh (1297 M) di Samudra Pasai. Dan pendapat ini diperkuat
juga dengan masa penyebaran ajaran tasawuf.
- Teori Kedua: Islam masukke indonesia sejak abad ke-7 atau abad ke-1 Hijriyah. Pendapat
ini didasarkan pada berita dari Cina zaman Dinasti Tang yang menyebutkan adanya
orang-orang Ta Shih yang mengurungkan niatnya untul menyerang Ho Ling di bawah
pemerintahan Ratu Sima(674).
Uraian dari isi perjanjian bahwa:
1. Masuknya Islam ke Indonesia dimungkinkan terjadi pada abad ke-7 sampai dengan abad
ke-8 M
2. Penyebaran islam di indonesia ke berbagai penjuru pulau di Nusantara mulai abad ke-13
sampai ke abad ke-16 M
3. Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-15 M dst melalui kerajaan-kerajaan
islam.
5.2. Jalur- jalur Masuk Islam Ke Indonesia
• Jalur Perdagangan • Jalur pendidikan
• Jalur Perkawinan • Jalur Seni Budaya
• Jalur Tasawuf • Jalur Dakwah dan Politik

5.3. Kerajaan – Kerajaan Islam di Indonesia


1. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pada akhir abad ke-
12, di pantai timur Sumatera terdapat negara Islam bernama Perlak. Negara Islam perlak
didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroco, Persi, dan Gujarat yang menetap
di wilayah itu sejak abad ke-12. Pendirinya adalah orang Arab suku Quraisy. Pedagang
Arab (Sayid Ali) itu menikah dengan puteri (Makhdum Tansyuri) pribumi, keturunan raja
perlak. Dari perkawinan tersebut ia mendapat seorang anak bernama Sayid Abdul Azis,
Sayid Abdul Azis inilah sultan pertama Negeri Perlak.

2. Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Samudra Pasai Didirikan Oleh Maurah Selu dengan gelar Sultan Al-
Malikus Shalih (1261-1289M). Maurah Selu masih keturunan Raja Perlak, Makhdum
Sultan Malik Ibrarhm Johan Berdaulat. Samudra Pasai mengalami puncak kejayaan pada
masa Sultan Malikuzh Zahir pada tahun 1345M , dan berakhir pada tahun 1524M ketika
direbut oleh Kerajaan Aceh Darussalam dibawah pimpinan Sultan Ali Mughhayat Syah.

3. Kerajaan Aceh Darussalam


Kerajaan Aceh Darussalam Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun
1524M, Peletak dasar Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sultan Alaudin Riayat Syah.
Kerajaan ini mencapai puncaknya pada masa Sultan Iskandar Muda (1608-1637M). Pada
masanya, Aceh menguasai seluruh pesisir timur dan barat Sumatra. Setelah itu,
kedudukannya digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani yang memerintah lebih liberal. Pada
masanya, perkembangan ilmu pengetahuan islam mengalami masa keemasannya. Akan
tetapi setelah ia meninggal, semua penguasanya dari kalangan perempuan (1641-1699M),
sehingga kekuasaan mengalami kelemahan, yang pada akhirnya pada abad ke -18
kebesarannya mulai menurun.

4. Kerajaan Siak (Islam)


Kerajaan Siak terletak di kepulauan Riau Selat Malaka. Raja Islam pertama
adalah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746M). Kerajaan Siak, yaitu di zaman
Islam memiliki wilayah yang cukup luar dan bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan
Siak, baik dalam penyebaran agama Islam maupun alam menghadapi imperialisme
Portugis dan Belanda . Kerajaan Siak memiliki peran yang sangat besar.

5. Kerajaan Islam Palembang Darussalam


Pada awalnya Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan
kesultanan Demak. Sultan Pertama sekaligus pendiri kesultanan ini adalah Ki Gendeng
Suro (1539-1572M). Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang sangat pesat dengan
hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang. Kesultanan Palembang menjadi transit
ekspor lada karena letaknya yang strategis. Salah satu peninggalan Kesultanan
Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan
Sultan Abdur Rahman.

6. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh para walisongo di bawah pimpinan Sunan Ampel
Denta. Walisongo bersepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama kerajaan
Demak. Ia mendapat gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang
Sayidin Panatagaama. Masa pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira akhir abad
ke-15 hingga awal abad ke-16, Raden Fatah raja pertama Demak yang sangat berjasa
dalam pengembangan agama islam diwilayah daerah kekuasaannya.

7. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan Islam Demak. Kerajaan
Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia adalah menantu Sultan
Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Ia bergelar Sultan Hadi Wijaya. Pada masa
kekuasaan Sultan Hadiwijaya, ia berusaha memperluas wilayah kekuasaannya ke
pedalaman ke arah timur sampe ke Madiun. Pada tahun 1581M, ia mendapat pengakuan
dari raja-raja di Jawa sebagai Raja Islam.

8. Kerajaan Mataram Islam


Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh panembahan Senopati. Senopati berkuasa
sampai tahun 1601 M. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas
Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun
1613 M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar
Sultan Agung Hanyokrokusuma Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi
(1613-1646 M).

9. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Islam Cirebon merupakan Kerajaan Islam pertama di daerah Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunungjati. Dari Cirebon, Gunungjati
mengembangkan ajaran Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka,
Kuningan, Galuh, Sunda Kelapa dan Banten. Setelah Sunan Gunungjati wafat, ia
digantikan oleh cicitnya yang bergelar Panembahan Ratu. Panembahan Ratu wafat pada
tahun 1650 M dan digantikan oleh Panembahan Giriliya. Sepeninggalnya, kesultanan
Cirebon diperintah oleh dua orang putranya, yaitu Martawijaya atau Panembahan Sepuh
yang memerintah Kesultanan Kesepuhan dengan gelar Syamsuddin, dan Kartawijaya atau
Panembahan Anom yang memerintah Kesultanan Kanoman dengan gelar Badrudin.

10. Kerajaan Banten


Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Sunan Gunungjati. Setelah Sunan
Gunungjati menaklukan Banten pada tahun 1525 M, ia kembali ke Cirebon dan
kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yaitu Sultan Hasanuddin. Pada tahun 1568 M,
ketika kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Sultan Hassanudin memerdekakan Banten.
Ketika Ia meninggal pada tahun 1570 M, kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu
Pangeran Yusuf. Setelah Pangeran Yusuf meninggal pada tahun 1580 M, ia digantikan
oleh putranya, yaitu Maulana Muhammad yang masih muda. Maulana Muhammad
bergelar Kanjeng Ratu Banten. Mulana Muhammad meninggal pada tahun 1596 M dalam
usia 25 tahun. Setelah itu, kedudukannya digantikan oleh anaknya yang masih kecil
bernama Abdul Mufakir Mahmud Abdul Qadir. Ia memerintah secara resmi pada tahun
1638 M.

11. Kerajaan Sukadana ( Kalimantan Barat )


Berdiri Sekitar tahun 1590 M , Sukadana berada di bawah pengaruh Kerajaan
Demak. Raja-raja Sukadana yang banyak berjaa dalam penyiran islam dikalimantan
adalah : Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590 M dan Sultan Muhammad
Safrudin yang meninggal pada tahun 1677 M. Pada tahun 1725 M, Kerajaan Islam
Sukadana melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Demak. Sukadana runtuh ketika
penjajah Belanda mulai menguasai Kalimantan tahun 1787 M . Kerajaan Sukadana
berdiri selama 1 abad.

12. Kerajaan Banjar ( Abad ke-16)


Kesultanan Banjar berdiri pada tahun 1595 M dengan penguasa pertama Sultan
Ardiansyah. Islam masuk ke ke wilayah ini pada tahun 1470 M. Kesultanan Banjar
mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang
pengangkatan pangeran Tamijidillah (1857-1859 M). Sebagai Sultan oleh Belanda. Pada
tahun 1859-1905 M , terjadi perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari ( 1809-
1862 M ) melawan Belanda. Akibat perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan
Banjar pada tahun 1860 M. Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari
bangunan Masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Tamjildillah.

13. Kerajaan Goa (Makassar)


Raja Goa yang pertama masuk Islam adalah Karaeng Toniggalo. Setelah masuk
Islam, ia bergelar Sultan Alaudin Awwalul Islam, kemudian Kerajaan Goa dinyatakan
sebagai kerajaan Islam Makassar pada tahun 1603 M. Sultan Alauddin Awwalul Islam
sejak 1591-1638 M. Kerajaan Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun, sejak
diproklamirkan oleh Sultan Alaudin Awwalul Islam tahun 1603- 1669 M.

14. Kerajaan Bugis


Raja bugis yang pertama masuk Islam adalah Lamdu Sadat. Setelah ia mangkat
digantikan oleh putranya bernama Apu Tanderi. Kerajaan Bugis meliputi Wajo, Sopeng,
Sindenrengi, Tanette. Ibukotanya adalah Luwu. Kerajaan ini berdiri semasa dengan
Kerajaan Islam Goa yang berpusat di Makassar.

15. Kerajaan Ternate


Raja Ternate yang pertama masuk Islam adalah Raja Gapi. Raja Gapi Baguna
memerintah dari tahun 1465-1486 M. Setelah ia mangkat, namanya dikenal sebagai Raja
Marhum. Setelah Raja Marhum meninggal, digantikan oleh putranya bernama Zainal
Abidin Sultan Ternate. Pada tahun 1459 M, ia merantau ke Jawa belajar agama Islam
kepada Sunan Giri dan urusan memerintah diserahkan kepada wakilnya.

16. Kerajaan Tidore


Wilayah kerajaan Tidore meliputi sebagian Harmahera, pantai barat Irian Jaya,
dan sebagian Kepulauan Seram. Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirali
Lijtu, yang kemudian berganti nama menjadi Jamaludin. Setelah Sultan Jamaluddin
meninggal, digantikan oleh putranya Sultan Mansur.

17. Kerajaan Bacan


Pada tahun 1521 M, Raja Bacan yang memerintahkan negeri ini masuk Islam,
namanya diganti menjadi Sultan Zainul Abidin. Wilayah Kerajaan Bacan meliputi
kepulauan Bacan, Obi, Waigeo, Salawati dan Misol.

18. Kerajaan Jailolo


Raja Jailolo yang pertama masuk Islam adalah Raja yang ke-9. Setelah masuk
Islam namanya berganti menjadi Sultan Hasanuddin. Kerajaan Islam Jailolo ini berdiri
pada tahun 1521.

19. Kerajaan Buton


Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di pulau Buton,
Sulawesi Tenggara. Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh Syaikh Abdul Wahid
bin Syarif Sulaiman Al-Pathani, seorang ulama dari kesultanan Johor asal Pathani.

20. Kesultanan Kutai


Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam Timur. Islam berkembang
pada kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600 M). Penyebaran Islam dilakukan oleh
seorang mubaligh bernama Said bin Muhammad bin Abudullah bin Abu Bakar Al-Wars.
Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa Kesultanan Aji Sultan
Muhammad Salehuddin (1780-1850 M).

21. Kesultanan Bima


Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa Timur.
Kesultanan Bima berubah menjadi Kesultanan Islam pada tahun 1620 setelah Rajanya La
Ka’I memeluk Islam dan mengganti namanya Sultan Abdul Khair. Pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi
pusat penyebaran Islam kedua di Timur Nusantara setelah Makassar. Kesultanan Bima
berakhir pada masa 1951, ketika Muhammad Salahuddin , sultan terakhir wafat.

5.4. Perlawanan Umat Islam terhadap Kaum Penjajah


• Fase persaingan dagang
• Fase penetrasi dan agresi
• Fase perluasan daerah jajahan
• Fase penindasan
• Masa pendudukan Jepang

5.5. Gerakan Pembaharuan di Indonesia


Pembaharuan di era modern di kalangan umat Islam dimulai dengan sosok Jamal al-Din al-
Afghani yang melakukan perjalanan panjang semasa hidupnya sejak dari Afghanistan, India,
Mesir, Syria, Paris, Turki dan Iran. Adapun gerakan pembaharuan di tanah Jawa dipelopori
oleh K.H Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912 M di
Yogyakarta. Organisasi ini bertujuan ingin memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan di
Indonesia berdasarkan ajaran Islam serta meningkatkan kehidupan beragama di kalangan
anggotanya. Syekh Ahmad Soorkati berasal dari Sudan, ia melancarkan pembaharuannya
melalui organisasi Jamiah Khair, yang kemudian pada tahun 1913 M mendirikan organisasi
baru bernama al-Irsyad. Kemudian di Bandung, H. Zamzam bersama H. Muhammad Yunus
pada tahun 1923 M mendirikan Persatuan Islam.

5.6. Pasca Kemerdekaan


• Membangun negara dalam bidang ekonomi,sosial,budaya dan keamanan
• Mendirikan dan meresmika masjid Istiqlal
• Membentuk Badan Amil Zakat (BAZ)
• Mendirikan Yayasan amal bakti muslim pancasila
• Ikut serta membina kerukunan hidup umat beragama
• Memberlakukan yuridis formal sebagai hukum islam
• Mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan

VI. Sejarah Peradaban Islam di Amerika

6.1. Sejarah Masuknya Islam Ke Amerika Serikat

Para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang bahwa


kedatangan pertama yang sesungguhnnya orang-orang muslim di Amerika Serikat terjadi
pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat itu, para imigran muslim
yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang ke Amerika Utara dengan maksud
untuk memperoleh peruntungan besar ataupun kecil kemudian kembali ke tanah airnya.

Muslim menyeberangi Atlantik dan juga Pasifik. Yang paling terkenal dari mereka ini
adalah Jenderal Estevanio de Azemor. Dia dapat mencapai wilayah New Mexico dan
Arizona. Selama periode yang sama, seorang pangeran Mesir dengan nama Nasir al-Din
bergabung dengan Suku Mohawk di daerah yang membentuk negara bagian New York
sekarang. Dia menduduki kedudukan yang sangat tinggi dalam suku ini.

Kaum muslim di Amerika Serikat terdiri dari para imigran yang dari keturunan Afrika
(Afro-Amerika), penduduk Eropa yang masuk Islam, dan para pendatang sementara
(mahasiswa, diplomat dan lainnya). Komposisi asal-usul mereka adalah: Afrika (42 %); Asia
Selatan (India, Pakistan, Bangladesh (24,4 %));Turki (2,4%); Asia Tenggara (2%); Kulit
Putih Amerika (1,6 %); dan lain-lain (6,4 %) termasuk sekitar 5.000 muslim keturunan
Spanyol (Hispanik). Sebagian besar mereka, sekitar 70 %, tinggal di sepuluh Negara bagian:
California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan
Maryland.

Gelombang Pertama, Migrasi terjadi pada pada tahun 1875 hingga 1912. mereka yang
bermigrasi pada umumnya adalah para pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak
mempunyai keterampilan. Mereka berasal dari syiria, Jordania, Palestina, dan Libanon yang
ketika masih berada dibawah Pemeruntahan Utsmani. Mereka bermigrasi karena keadaan
ekonomi dinegrinya tidak menguntungkan dan mereka berharap mendapatkan keuntungan
financial di Amerika Serikat. Pada umumnya, mereka bekerja di pabrik-pabrik dan toko-toko.

Gelombang Kedua, Migrasi terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi
Perang Dunia Pertama. Mereka pada umumnya, orang-orang intelek dan terdidik yang
berasal dari perkotaan. Mereka umumnya adalah saudara, kawan, atau orang kenalan imigran
yang telah ada di Amerika Serikat.

Gelombang Ketiga, Migrasi terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan karena
kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada mereka yang
keluarganya telah lebih dahulu menetap di Amerika Serikat.

Gelombang Keempat, Migrasi terjadi pada tahun 1947 hingga tahun 1960. para imigran
yang datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini bukan saja berasal dari Timur Tengah,
tapi berasal dari India, Pakistan, Eropa Timur, dan Uni Soviet. Mereka datang untuk mencari
kehidupan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk
mendapatkan latihan teknik lanjutan dan memperoleh pekerjaan secara spesialis.

Gelombang Kelima, Migrasi dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang
datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi, juga yang
utama dikarenakan politik. Dunia arab pada masa-masa itu mengalami penderitaan karena
konfrontasi dengan Israel dan konflik-konflik lainnya. Imigran Muslim ke Amerika Serikat
yang populer pada gelombang ini, antara lain Fazlur Rahman dari Pakistan yang menjadi
Guru Besar Universitas Chicago, Sayyed Hosein Nashr dari Iran yang menjadi Guru Besar
Universitas Washington, Ismail Al-faruqi yang menjadi Guru Besar Universitas Harvard, dan
lain-lain.

Orang-orang muslim kulit hitam Amerika yang tergabung dalam himpunan dakwah
muslim Amerika, yaitu Nation of Islam yang didirikan oleh Fard Muhammad. Perjuangan
Fard Muhammad dilanjutkan muridnya Elijah Muhammad. Elijah Muhammad mengajarkan
bahwa orang kulit hitam yang harus berhenti membeda-bedakan diri dengan orang berkulit
putih dan belajar untuk menerima dirinya sendiri. Muhammad mendorong kulit hitam untuk
memulai bisnis dan tinggal di komunitas mereka sendiri. The Nation of Islam mengajarkan
bahwa orang kulit hitam adalah "orang asli" dengan keilahian 4 Ibid.
Wallace D. Muhammad meneruskan kepemimpinan Nation of Islam, sebuah organisasi
yang dianggap sebagai Ku Klux Klan orang berkulit hitam. Dia mengikuti apa yang
diajarkan oleh ayahnya, tetapi semakin bertambah usianya ia sadar akan perbedaan antara
Islam yang diajarkan oleh ayahnya dan Islam diajarkan dalam Al Quran yang dipraktekkan
oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia. Wallace akhirnya menuntunnya untuk memandu
Nation jauh dari separatis, teologi berbasis ras dan menuju masyarakat dunia Islam. Ia
mengganti Nation of Islam dengan The American Bellian Community yang bermakna
Masyarakat Bilal Amerika. Kemudian diubah menjadi The World Community of Islam in the
West tahun 1976. Kemudian pada 30 April 1980, Warits mengumumkan pergantian nama
organisasi The World Community of Islam in the West menjadi American Moslem Mission (
AMM ). Perubahan ini bermaksud bahwa tugas pokok organisasi adalah dakwah islamiyah.
Kantor organisasi ini berpusat di Chicago. Di Amerika terdapat 266 Masjid, 156 didirikan
oleh Masyarakat Bilal Amerika, dan 110 masjid lainnya didirikan masyarakat muslim di
beberapa Negara bagian. Masjid terbesar adalah Islamic Centre Detroit, dibangun tahun 1949
dan diresmikan tahun 1957.

Ada beberapa alasan sejumlah warga amerika yang memeluk Islam, antara lain :

Pertama, Islam mereka akui sebagai agama yang memberikan tuntunan arti hidup,
hakekat hidup, dan petunjuk bagaimana manusia hidup di dunia serta bagaimana
mempersiapkan ke hidupan untuk akhirat.

Kedua, Islam dianggap satu-satunya agama yang tidak membedakan manusia


berdasarkan ras, warna kulit, pekerjaan.\

Ketiga, Islam mereka terima sebagai ajaran yang memberi kehormatan, harga diri,
semangat kerja, dan menanamkan persaudaraan sesama Muslim di mana pun.

VII. Peristiwa-Peristiwa Penting

7.1. Perang Salib

Perang Salib merupakan sebuah perang super maraton yang berlangsung sepanjang 200
tahun, dimana bangsa-bangsa Kristen Eropa memerangi pusat-pusat negeri islam selama
kurang lebih 90 tahun. Dalam perspektif Kristen, perang ini merupakan serangkaian operasi
militer terhadap musuh-musuh gereja yang bertujuan membebaskan tanah suci dari
cengkraman kaum Muslim. Dalam perang salib lebih mengangkat motif agama sebagai
masalah utama.

A. Latar Belakang Timbulnya Perang Salib

1. Perang Salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri Barat (pihak
Kristen) dan negeri Timur (pihak Muslim) yang pada saat itu perkembangan dan
kemajuan umat islam sangat pesat.
2. Munculnya kekuatan Bani Seljuk yang berhasil merebut Asia Kecil dan Baitul Maqdis
setelah mengalahkan pasukan Bizantium dan Dinasti Fathimiah.

3. Pasukam Muslim menjadi penguasa jalur perdagangan di lautan tengah semenjak abad
ke-10.

4. Propaganda Alexius Comnesius kepada Paus Urbanus II untuk membalas


kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Seljuk.

Periodenisasi Perang Salib terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :

1. Perang Salib I (1094-1144 M)

2. Perang Salib II (1144-1193 M)

3. Perang Salib III (1193-1291 M)

4. Perang Salib IV (1202-1206 M)

5. Perang Salib V (1217-1221 M)

6. Perang Salib VI (1228-1229 M)

7. Perang Salib VII (1248-1254 M)

8. Perang Salib VIII (1270-1272 M)

9. Perang Salib lanjutan (1291-1344 M)

Dampak perang salib diantaranya :

- Hubungan Orientalisme, bahwa orientalis sudah lama berkembang di Barat.

- Hubungan Kolonialisme, merupakan suatu kelanjutan dari perang salib, karena perang
salib itu merupakan jembatan bagi kolonialisme untuk menjajah Dunia Islam.

- Hubungan Kristenisasi

7.2. Keruntuhan Granada

Bani Ahmar merupakan penguasa penghujung kekuasaan Islam di Andalusia yang


berasal dari Afrika Utara, mereka berkuasa pada tahun 122-1492 M Kerajaan ini
didirikan oleh Sultan Muhammad bin Ali al-Ahmar. Pada saat itu, Islam dikenal dengan
Al-Hambra. Istana ini dilengkapi dengan taman mitra dan taman singa, serta dikelilingi
sebanyak 128 tiang marmer. Istana ini juga memiliki beberapa ruangan yang memiliki
berbagai fungsi. Selain kemajuan dalam bidang arsitektur, ada pun kemajuan dalam
bidang keilmuan yang ditandai dengan lahirnya ilmuwan-ilmuwan ternama seperti Ibnu
Bathutah. Faktor utama Kehancuran Bani Ahmar yaitu adanya sengketa perebutan
kekuasaan sehingga orang kristen memanfaatkan keadaan ini untuk menaklukan kerajaan
tersebut. Pada akhirnya, kerajaan Bani Ahmar hancur.

7.3. Penaklukan Konstantinopel

Kejatuhan Konstantinopel adalah penaklukan ibu kota kekaisaran Romawi Timur,


yang terjadi setelah pengepungan di bawah komando Muhammad al-Fatih, melawan
tentara-tentara Byzantium. Pada waktu itu, tentara yang mempertahankan Konstantinopel
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pihak Dinasti Utsmaniyah. Dengan berbagai
serangan dan strategi, akhirnya serangan pada petang 26 Mei dan berlanjut keesokan
harinya selama 36 jam, Dinasti Utsmaniyah berhasil menaklukan Konstantinopel.
Penaklukan Konstantinopel secara tidak langsung menjadi salah satu tonggak dalam
peradaban umat manuasia.

7.4. Pertempuran Munzikart

Perang Munzikart adalah Perang antara kaum muslimin asal Saljuk yang dipimpin
oleh Alib Arselan Dengan orang- Romawi Byzantium. Kaum muslimin menorehkan
kemenangan besar atas mereka dan menguasai Arab Kecil. Perang ini dianggap sebagai
titik tolak dalam perjalanan sejarah Islam secara umum dan sejarah Asia Barat secara
khusus. Sebab, peristiwa ini menjadi jalan bagi penghancuran pengaruh Romawi.
peristiwa ini juga menjadi salah satu faktor terjadinya perang salib.

7.5. Pertempuran ‘Ain Jalut

Pertempuran ‘Ain Jalut terjadi pada tahun 1260 M di Palestina antara Bani
Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara
Mongol pimpinan Kitbuqa. Terjadi perang ‘Ain Jalut sebagai permulaan dari kehancuran
kekhalifahan Abbasiyah di Bagdhad dan khilafah Islam, orang-orang Mongolia
menguasai negeri-negeri Asia Tengah. Terjadi perguncangan Abbasiyah yang akhirrnya
banyak dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dari Bagdhad. dinasti-dinasti kecil
tersebut adalah Persia, Turki, Kurdi. Hulaku Khan (panglima Mongolia) dan pasukannya
menyerang Bagdhad. Lalu, Khalifah Al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke
Basis pasukan Mongolia.Setelah itu, para pemimpin dan Fukaha juga keluar, sehingga
Bagdhad kosong. orang-orang Mongolia menghancurkan Bagdhad.
Resensi Buku Sejarah Peradaban Islam

Buku Sejarah Peradaban Islam menjelaskan bagaimana seluk beluk peradaban Islam
berlangsung. Pembahasan dalam buku ini terdiri dari 13 belas bab, mulai dari masa Arab pra
Islam hingga peristiwa- peristiwa penting dalam sejarah Islam. Bab I membahas tentang definisi
atau arti peradaban Islam. Bab II membahas tentang sejarah Masyarakat pra Islam. Bab III
membahas tentang sejarah Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam. Bab IV membahas masa
kemajuan Islam pada masa khulafaur rasyidin. Bab V membahas perkembangan Islam pada
masa dinasti Umayyah di Spanyol. Bab VI membahas tentang perkembangan Islam pada masa
dinasti Abbasiyah. Bab VII-IX membahas tentang perkembangan Islam pada masa Kerajaan
Turki Usmani, kerajaan Syafawi, dan kerajaan Mughal di India. Bab X-XI membahas peradaban
Islam di Asia Tenggara dan Indonesia. Bab XII membahas peradaban Islam di Amerika, dan Bab
XIII membahas peristiwa- peristiwa penting dalam sejarah Islam seperti Perang Salib,
Keruntuhan Granada, Penaklukan Konstantinopel, Pertempuran Munzikart, dan Pertempuran
‘Ain Jalut.
Buku ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu isi buku ini menceritakan sejarah peradaban
Islam dari masa Arab pra Islam, masa Nabi Muhammad, masa dinasti kerajaan besar, sampai
membahas peristiwa- peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kelebihan lainnya adalah
penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh buku ini berusaha mengungkapkan sejarah
dengan objektif, tidak hanya berbagai kemajuan dan kebaikan, tetapi juga masa kelam peradaban
Islam juga diceritakan. Di samping berbagai kelebihan tersebut, buku ini juga memiliki
kekurangan. Pembahasan perjuangan kaum muslimin dalam penegakan Islam yang tidak begitu
rinci. Buku ini cukup memadai sebagai sebuah buku pengantar dalam kajian sejarah peradaban
Islam.
Buku ini diperuntukkan bagi kalangan pelajar yang ingin mempelajari lebih dalam
tentang sejarah peradaban Islam, selain itu juga sebagai referensi dalam pembuatan makalah atau
karya tulis lainnya yang berhubungan dengan sejarah peradaban Islam. Tidak hanya kalangan
pelajar, siapa pun juga yang ingin memperdalam dan mengetahui seluk beluk perkembangan
Islam dari zaman ke zaman.

Anda mungkin juga menyukai