Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANUS

DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS)

RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

DISUSUN OLEH :

CHINDY FEBRIA RINNONI

P1337420116026

3-A1

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2019

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
(Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat
terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari
daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)
2. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa
cara antara lain:
- Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak
steril
- Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
- Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
3. Patofisiologi
Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam rongga
tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah
yang membentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada
akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan
mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut jika suatu abses pecah di dalam
tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung
kepada lokasi abses (www.medicastre.com, 2004).

4. Pathway
Bakteri

Jaringan sel terinfeksi

Sel darah putih mati

Jaringan menjadi abses dan berisi PUS (infeksi)


KERUSAKAN INEGRITAS JARINGAN

Kurang pengetahuan Kerusakan jaringan Peradangan


ttg penyakit
CEMAS Pengeluaran mediator kimia Demam
HIPERTERMI
Merangsang nervus Merangsang nasiseptor
hipoglosus NYERI
Gangguan mengunyah
dan menelan Menstimulasi RAS

Ketidaknyamanan mulut REM menurun

Anoereksia Klien terjaga


NUTRISI KURANG GANGGUAN POLA TIDUR
DARI KEBUTUHAN
TUBUH

5. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan
pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :
- Nyeri
- Teraba hangat
- Pembengakakan
- Kemerahan
- Demam
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali.
Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan
darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.
7. Komplikasi
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi akibat dari Abses mandibula menurut Siregar
(2004) adalah:
- Kehilangan gigi
- Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan selulitis wajah dan Ludwig’s
angina
- Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan osteomyelitis mandibula atau
maksila
- Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses serebral, endokarditis,
pneumonia, atau gangguan lainnya.
8. Penatalaksanaan Medis
Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus
diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang
dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi
dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 0,5 tiroid, tergantung letak dan luas
abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan sendirinya dan
mengeluarkan isinya,.kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan
infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi, abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan
yang keras.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik
biasanya sia-sia antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan untuk
mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi kebagian tubuh
lainnya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus abses mandibula
menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut :
- Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).
- Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll).
- Integritas ego
Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : cemas, bingung, depresi.
- Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
- Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
- Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot aksesoris.

2. Dignosa keperawatan
Pre Operatif
1. Nyeri Akut
2. Hipertermi
3. Ansietas
4. Gangguan Integritas Kulit
Intra Operatif
1. Resiko Infeksi
Post Operatif
1. Nyeri Akut
2. Hipotermi

3. Intervensi Keperawatan
Pre operatif
Daftar Diagnosa NOC NIC
Nyeri Akut setelah dilakukan tindakanPain Management
Definisi : keperawatan selama 1x 24 jam- Lakukan pengkajian nyeri
Sensori yang tidak menyenangkan diharapkan nyeri berkurang secara komprehensif termasuk
dan pengalaman emosional yang dengan Kriteria Hasil: lokasi, karakteristik, durasi,
muncul secara aktual atau potensial - Mampu mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan faktor
kerusakan jaringan atau (tahu penyebab nyeri, mampu presipitasi
menggambarkan adanya kerusakan menggunakan tehnik- Observasi reaksi nonverbal
(Asosiasi Studi Nyeri nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan
Internasional): serangan mendadak mengurangi nyeri, mencari- Gunakan teknik komunikasi
atau pelan intensitasnya dari ringan bantuan) terapeutik untuk mengetahui
sampai berat yang dapat - Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien
diantisipasi dengan akhir yang berkurang dengan- Kaji kultur yang
dapat diprediksi dan dengan durasi menggunakan manajemen mempengaruhi respon nyeri
kurang dari 6 bulan. nyeri - Evaluasi pengalaman nyeri
- Mampu mengenali nyeri masa lampau
Batasan karakteristik : (skala, intensitas, frekuensi- Evaluasi bersama pasien dan
- Laporan secara verbal atau non dan tanda nyeri) tim kesehatan lain tentang
verbal - Menyatakan rasa nyaman ketidakefektifan kontrol nyeri
- Fakta dari observasi setelah nyeri berkurang masa lampau
- Posisi antalgic untuk - Tanda vital dalam rentang- Bantu pasien dan keluarga
menghindari nyeri normal untuk mencari dan menemukan
- Gerakan melindungi dukungan
- Tingkah laku berhati-hati - Kontrol lingkungan yang dapat
- Muka topeng mempengaruhi nyeri seperti
- Gangguan tidur (mata sayu, suhu ruangan, pencahayaan
tampak capek, sulit atau dan kebisingan
gerakan kacau, menyeringai - Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Terfokus pada diri sendiri - Pilih dan lakukan penanganan
- Fokus menyempit (penurunan nyeri (farmakologi, non
persepsi waktu, kerusakan farmakologi dan inter
proses berpikir, penurunan personal)
interaksi dengan orang dan - Kaji tipe dan sumber nyeri
lingkungan) untuk menentukan intervensi
- Tingkah laku distraksi, contoh : - Ajarkan tentang teknik non
jalan-jalan, menemui orang lain farmakologi
dan/atau aktivitas, aktivitas - Berikan analgetik untuk
berulang-ulang mengurangi nyeri
- Respon autonom (seperti - Evaluasi keefektifan kontrol
diaphoresis, perubahan tekanan nyeri
darah, perubahan nafas, nadi - Tingkatkan istirahat
dan dilatasi pupil) - Kolaborasikan dengan dokter
- Perubahan autonomic dalam jika ada keluhan dan tindakan
tonus otot (mungkin dalam nyeri tidak berhasil
rentang dari lemah ke kaku) - Monitor penerimaan pasien
- Tingkah laku ekspresif tentang manajemen nyeri
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel, Analgesic Administration
nafas panjang/berkeluh kesah) - Tentukan lokasi, karakteristik,
- Perubahan dalam nafsu makan kualitas, dan derajat nyeri
dan minum sebelum pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang
Faktor yang berhubungan : jenis obat, dosis, dan frekuensi
- Agen injuri (biologi, kimia, - Cek riwayat alergi
fisik, psikologis) - Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
hipertermi Thermoregulation Fever treatment
Definisi : suhu tubuh naik diatas - Monitor suhu sesering
rentang normal Setelah dilakukan tindakan mungkin
keperawatan selama 1x24 jam- Monitor warna dan suhu kulit
Batasan Karakteristik: diharapkan suhu tubuh kembali - Monitor tekanan darah, nadi
- Kenaikan suhu tubuh diatas normal dengan Kriteria Hasil : dan RR
rentang normal - Suhu tubuh dalam rentang- Monitor penurunan tingkat
- Serangan atau konvulsi (kejang) normal kesadaran
- Kulit kemeraha - Nadi dan RR dalam rentang- Monitor WBC, Hb, dan Hct
- Pertambahan RR normal - Monitor intake dan output
- Takikardi - Tidak ada perubahan warna- Berikan anti piretik
- Saat disentuh tangan terasa kulit dan - Berikan pengobatan untuk
hangat  Tidak ada pusing mengatasi penyebab demam
- Selimuti pasien
Faktor faktor yang berhubungan : - Berikan cairan intravena
- Penyakit/ trauma - Kompres pasien pada lipat
- Peningkatan metabolisme paha dan aksila
- Aktivitas yang berlebih - Tingkatkan sirkulasi udara
- Pengaruh medikasi/anastesi - Berikan pengobatan untuk
- Ketidakmampuan/penurunan mencegah terjadinya
kemampuan untuk berkeringat menggigil
- Terpapar dilingkungan panas
- Dehidrasi Temperature regulation
- Pakaian yang tidak tepat - Monitor suhu minimal tiap 2
jam
- Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
- Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Ansietas - Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Definsi : Perasaan gelisah yang tak - Coping kecemasan)
jelas dari ketidaknyamanan atau - Gunakan pendekatan yang
ketakutan yang disertai respon Setelah dilakukan tindakan menenangkan
autonom (sumner tidak spesifik keperawatan selama 1x24 jam- Nyatakan dengan jelas harapan
atau tidak diketahui oleh individu); diharapkan kecemasan yang terhadap pelaku pasien
perasaan keprihatinan disebabkan dirasakan klien berkurang- Jelaskan semua prosedur dan
dari antisipasi terhadap bahaya. dengan Kriteria Hasil : apa yang dirasakan selama
Sinyal ini merupakan peringatan - Klien mampu prosedur
adanya ancaman yang akan datang mengidentifikasi dan- Temani pasien untuk
dan memungkinkan individu untuk mengungkapkan gejala cemas memberikan keamanan dan
mengambil langkah untuk - Mengidentifikasi, mengurangi takut
menyetujui terhadap tindakan mengungkapkan dan- Berikan informasi faktual
menunjukkan tehnik untuk mengenai diagnosis, tindakan
Batasan karakteristik mengontol cemas prognosis
- Gelisah - Vital sign dalam batas normal- Dorong keluarga untuk
- Insomnia - Postur tubuh, ekspresi wajah, menemani anak
- Resah bahasa tubuh dan tingkat- Lakukan back / neck rub
- Ketakutan aktivitas menunjukkan- Dengarkan dengan penuh
- Sedih berkurangnya kecemasan perhatian
- Fokus pada diri - Identifikasi tingkat kecemasan
- Kekhawatiran - Bantu pasien mengenal situasi
- Cemas yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
- Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan

Intra Operatif
Daftar diagnosa NOC NIC
Resiko Infeksi - Immune Status Infection Control (Kontrol
Definisi : Definisi : Peningkatan - Knowledge : Infectioninfeksi)
resiko masuknya organisme control - Bersihkan lingkungan
patogen - Risk control setelah dipakai pasien lain
- Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko : Setelah dilakukan tindakan- Gunakan sabun
- Prosedur Infasif keperawatan dalam 1x24 jam antimikrobia untuk cuci
- Trauma diharapkan klien terhindar dari tangan
- Kerusakan jaringan dan resiko infeksi dengan Kriteria- Cuci tangan setiap sebelum
peningkatan paparan Hasil : dan sesudah tindakan
lingkungan - Klien bebas dari tanda dan keperawtan
- Agen farmasi (imunosupresan) gejala infeksi - Gunakan baju, sarung tangan
- Peningkatan paparan lingkungan - Jumlah leukosit dalam batas sebagai alat pelindung
patogen normal - Pertahankan lingkungan
- Ketidakadekuatan imum buatan aseptik selama pemasangan
- Tidak adekuat pertahanan alat
sekunder (penurunan Hb, - Ganti letak IV perifer dan
Leukopenia, penekanan respon line central dan dressing
inflamasi) sesuai dengan petunjuk
- Tidak adekuat pertahanan tubuh umum
primer (kulit tidak utuh, trauma - Gunakan kateter intermiten
jaringan, penurunan kerja silia, untuk menurunkan infeksi
cairan tubuh statis, perubahan kandung kencing
sekresi pH, perubahan - Tingktkan intake nutrisi
peristaltik) - Berikan terapi antibiotik bila
perlu

Infection Protection (proteksi


terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung granulosit,
WBC
- Monitor kerentanan terhadap
infeksi
- Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
- Laporkan kecurigaan infeksi

Post Operatif
Nyeri Akut - Pain Level, Pain Management
Definisi : - pain control, - Lakukan pengkajian nyeri
Sensori yang tidak menyenangkan - comfort level secara komprehensif
dan pengalaman emosional yang termasuk lokasi,
muncul secara aktual atau potensial setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan atau keperawatan selama 1x 24 jam frekuensi, kualitas dan
menggambarkan adanya kerusakan diharapkan nyeri berkurang faktor presipitasi
(Asosiasi Studi Nyeri dengan Kriteria Hasil: - Observasi reaksi nonverbal
Internasional): serangan mendadak - Mampu mengontrol nyeri dari ketidaknyamanan
atau pelan intensitasnya dari ringan (tahu penyebab nyeri, mampu- Gunakan teknik komunikasi
sampai berat yang dapat menggunakan tehnik terapeutik untuk mengetahui
diantisipasi dengan akhir yang nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien
dapat diprediksi dan dengan durasi mengurangi nyeri, mencari- Kaji kultur yang
kurang dari 6 bulan. bantuan) mempengaruhi respon nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri- Evaluasi pengalaman nyeri
Batasan karakteristik : berkurang dengan masa lampau
- Laporan secara verbal atau non menggunakan manajemen- Evaluasi bersama pasien dan
verbal nyeri tim kesehatan lain tentang
- Fakta dari observasi - Mampu mengenali nyeri ketidakefektifan kontrol
- Posisi antalgic untuk (skala, intensitas, frekuensi nyeri masa lampau
menghindari nyeri dan tanda nyeri) - Bantu pasien dan keluarga
- Gerakan melindungi - Menyatakan rasa nyaman untuk mencari dan
- Tingkah laku berhati-hati setelah nyeri berkurang menemukan dukungan
- Muka topeng - Tanda vital dalam rentang- Kontrol lingkungan yang
- Gangguan tidur (mata sayu, normal dapat mempengaruhi nyeri
tampak capek, sulit atau seperti suhu ruangan,
gerakan kacau, menyeringai pencahayaan dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri - Kurangi faktor presipitasi
- Fokus menyempit (penurunan nyeri
persepsi waktu, kerusakan - Pilih dan lakukan
proses berpikir, penurunan penanganan nyeri
interaksi dengan orang dan (farmakologi, non
lingkungan) farmakologi dan inter
- Tingkah laku distraksi, contoh : personal)
jalan-jalan, menemui orang lain - Kaji tipe dan sumber nyeri
dan/atau aktivitas, aktivitas untuk menentukan
berulang-ulang intervensi
- Respon autonom (seperti - Ajarkan tentang teknik non
diaphoresis, perubahan tekanan farmakologi
darah, perubahan nafas, nadi - Berikan analgetik untuk
dan dilatasi pupil) mengurangi nyeri
- Perubahan autonomic dalam - Evaluasi keefektifan kontrol
tonus otot (mungkin dalam nyeri
rentang dari lemah ke kaku) - Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku ekspresif (contoh : - Kolaborasikan dengan dokter
gelisah, merintih, menangis, jika ada keluhan dan
waspada, iritabel, nafas tindakan nyeri tidak berhasil
panjang/berkeluh kesah) - Monitor penerimaan pasien
- Perubahan dalam nafsu makan tentang manajemen nyeri
dan minum
Analgesic Administration
Faktor yang berhubungan : - Tentukan lokasi,
- Agen injuri (biologi, kimia, karakteristik, kualitas, dan
fisik, psikologis) derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
Hipotermi Termoregulasi Temperature regulation
- Monitor suhu minimal tiap
Setelah dilakukan tindakan 2 jam
keperawatan selama 1x24 jam- Rencanakan monitoring
diharapkan suhu tubuh klien suhu secara kontinyu
dalam batas normal dengan- Monitor TD, nadi, dan RR
kriteria hasil : Kriteria- Monitor warna dan suhu
Hasil : Nadi dan RR dalam kulit
rentang normal - Monitor tanda-tanda
hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta :
EGC.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC,
kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

http://blog-nyaners.blogspot.com/2015/12/laporan-pendahuluan-abses-mandibula.html

Anda mungkin juga menyukai