http://journal.fisika.or.id/rf
Volume 2
Nomor 1
Januari 2018
Risalah Fisika Vol. 2 No. 1 Halaman 1 - 29 Yogyakarta, Januari 2018 ISSN 2548-9011
ISSN 2548-9011
http://journal.fisika.or.id/rf
mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang fisika teori, fisika terapan, dan pendidikan fisika
EDITOR KETUA
Dr. Pramudita Anggraita, Physical Society of Indonesia (PSI d/h HFI)
EDITOR
Anto Sulaksono, Fisika Bintang dan Struktur Nuklir, Universitas Indonesia
L.T. Handoko, Fisika Partikel Teori, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Nazli Ismail, Fisika Bumi, Universitas Syiah Kuala
Ni Nyoman Rupiasih, Biofisika dan Polimer, Universitas Udayana
Terry Mart, Fisika Nuklir dan Partikel Teori, Universitas Indonesia
Santoso Soekirno, Fisika Instrumentasi, Universitas Indonesia
MITRA BESTARI
Ariadne L. Juwono, Fisika Material, Universitas Indonesia
Bambang Heru Iswanto, Fisika Komputasi, Universitas Negeri Jakarta
Budhy Kurniawan, Fisika Material, Universitas Indonesia
Esmar Budi, Fisika Material, Universitas Negeri Jakarta
Mirza Satriawan, Fisika Partikel Teori, Universitas Gadjah Mada
Yetty Supriyati, , Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta
ADMINISTRASI
Dewita
Frida Iswinning Dyah
Idrus Abdul Kudus
Sumadi
Penerbit:
Physical Society of Indonesia (PSI d/h HFI)
Jalan Kembar Mas Barat No. 31, Bandung 40254, Indonesia
Phone: +62-821-1659-1960
E-mail: hfipusat@gmail.com
Pengantar Redaksi i
PENGANTAR REDAKSI
Ketua Redaksi
Abstrak – Pencapaian kompetensi peserta didik masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya model
pembelajaran yang digunakan dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang digunakan tampilannya masih sederhana.
Jenis penelitian adalah quasi eksperimen research dengan rancangan penelitian randomized control group only design.
Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X. Sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling. Alat
pengumpul data berupa tes tertulis untuk kompetensi pengetahuan dan lembar unjuk kerja untuk kompetensi
keterampilan. Teknik analisis data berupa uji-t, serta uji regresi dan korelasi digunakan hanya untuk kelas eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan uji-t pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan diperoleh
masing-masing thitung = 2,07 dan thitung = 2,09. Nilai ini lebih besar dari ttabel = 2,00. Untuk uji regresi dan korelasi pada
kompetensi pengetahuan dan keterampilan memberikan pengaruh masing-masing sebesar 50,41% dan 25,77%, sehingga
hipotesis kerja diterima pada α = 0,05.
Kata kunci: kompetensi, model discovery learning, LKPD, gerak parabola, gerak melingkar
Abstract – There are several factors that affected to the low achievement competency of student, such as the learning
models and student worksheets used which were still very simple. The type of the study was quasi experimental research
with randomized control group only design plan. The population of the study was the class X students. The sampling used
cluster random sampling technique. The data were collected by using written test for knowledge competence and
worksheet for skill competence. The data were analyzed by using t-test, and the regression and correlation test were also
used for experiment class. The result of the study revealed that the calculations of t-test on knowledge and skill
competence acquired were tcalc = 2,07 and tcalc = 2,09. this value was bigger than ttable = 2,00. the regression and
correlation test on knowledge and skill competence gave influence as many as 50,41% and 25,77%, so that the work
hypothesis was accepted with α = 0,05.
Key words: competency, discovery learning model, student worksheets, parabolic motion, circular motion
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN
meningkatkan kompetensi peserta didik, di antaranya
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk dengan melengkapi sarana dan prasarana (perpustakaan,
membangun suatu bangsa. Pendidikan harus ditingkatkan laboratorium, dan lain sebagainya), penataran untuk guru,
agar tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. program sertifikasi untuk guru, dan perubahan kurikulum
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dalam dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) men-
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendi- jadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut pembe-
dikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud- lajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menggu-
kan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta nakan model pembelajaran yang dianjurkan kurikulum
didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk 2013, sehingga peserta didik mampu membangun konsep
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional dengan kegiatan penemuan.
(pengendalian diri) kepribadian, kecerdasan, akhlak Kegiatan penemuan sangat penting dalam mengem-
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangkan pemahaman materi oleh peserta didik agar
masyarakat, bangsa dan negara [1]. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik
pendidikan menghendaki peserta didik yang memiliki dapat meningkat dengan baik. Kegiatan penemuan seha-
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk rusnya menjadi suatu kegiatan wajib dalam mata pe-
dapat bersaing dengan dunia global. lajaran sains terutama dalam pembelajaran fisika [2], se-
hingga fisika menjadi mata pelajaran yang disenangi dan melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
dibutuhkan oleh peserta didik. Fisika adalah suatu ilmu masalah [6]. Hal ini yang membuat kompetensi penting
pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi untuk membuat peserta didik untuk aktif dalam setiap
dalam kehidupan sehari-hari melalui serangkaian proses pembelajaran agar pembelajaran tersebut menjadi lebih
yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas bermakna.
dasar kepribadian ilmiah yang dimiliki dan hasilnya Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang
terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga sangat ditekankan pada kurikulum 2013 salah satunya
komponen penting berupa konsep, prinsip dan teori [3]. adalah pembelajaran yang lebih menuntut untuk
Kenyataannya di lapangan saat ini, masih belum sesuai memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses
dengan yang diharapkan, meskipun berbagai upaya telah pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik, yang menekankan keaktifan peserta didik untuk
namun kenyataan di sekolah masih belum menunjukkan mengalami sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik
peningkatan kompetensi peserta didik secara signifikan, dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya,
terutama pada hasil belajar untuk kompetensi mereka belajar dan berlatih [7], sehingga dalam suatu
pengetahuan yang masih banyak belum mencapai Kriteria pembelajaran digunakan model-model pembelajaran yang
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM adalah sebuah dianjurkan dalam kurikulum 2013, salah satunya
kriteria hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam discovery learning.
satu semester. Untuk SMAN I Pariaman ditetapkan oleh Discovery learning adalah proses pembelajaran yang
pihak sekolah sebesar 75. Berdasarkan observasi yang menekankan pada mental intelektual yang dimiliki oleh
telah dilakukan di SMAN 1 Pariaman, masih adanya peserta didik yang berguna dalam memecahkan berbagai
kompetensi peserta didik yang belum mencapai KKM persoalan yang dialami sehingga peserta didik tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor: (1) Model pembelajaran dapat menemukan suatu konsep yang dapat diterapkan
yang digunakan belum sepenuhnya sesuai dengan dalam kehidpuan [8]. Peserta didik juga dapat belajar
tuntutan kurikulum 2013, (2) Pembelajaran belum berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri
terpusat kepada peserta didik, (3) Lembar Kerja Peserta masalah yang dihadapi dengan kegiatan penemuan.
Didik (LKPD) yang digunakan belum berbasis model Dalam mengaplikasikan model discovery learning guru
pembelajaran yang digunakan, (4) LKPD yang digunakan berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
tampilannya masih sederhana. kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara
Berdasarkan permasalah yang ada peneliti ingin aktif dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
memberikan suatu indikator agar KKM yang telah sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini mengubah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik, salah satu dengan kegiatan pembelajaran yang teacher oriented menjadi
menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran yang student oriented. Adapun langkah-langkah dalam
dianjurkan dalam kurikulum 2013, yang didalamnya juga penerapan model discovery learning adalah Stimulation,
terdapat suatu langkah-langkah pendekatan saintifik. Problem Statement, Data Colection, Data Processing,
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam Verification, dan Generalization [9].
pembelajaran fisika menuntut adanya pengumpulan Dalam menerapkan model discovery learning
data/informasi. Pengumpulan data/informasi dalam digunakan LKPD yang juga berbasis model discovery
pembelajaran fisika akan lebih nyata dan bermakna jika learning. Adapun struktur LKPD berbasis model
diperoleh dari percobaan dalam kegiatan praktikum discovery learning itu sendiri antara lain: (1) Judul, (2)
dengan menggunakan peralatan praktikum untuk Petunjuk belajar, (3) Kompetensi yang akan dicapai, (4)
mendukung implementasi pendekatan saintifik. Pendekat- Informasi pendukung, (5) Langkah-langkah kerja, (6)
an saintifik adalah sebuah sebuah pendekatan dalam Penilaian.
pembelajaran yang direkomendasikan oleh kurikulum Penggunaan LKPD berbasis model discovery learning
2017. Pendekatan saintifik terdiri atas proses mengamati, merupakan salah satu solusi alternatif untuk
menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. meningkatkan kompetensi fisika peserta didik dalam
Salah satu penerapan pendekatan saintifik yang baik proses pembelajaran. Kompetensi yang dilihat sesuai
adalah melalui kegiatan praktikum. Salah satu peralatan kurikulum 2013 adalah kompetensi sikap, pengetahuan,
praktikum yang digunakan alat-alat praktikum display dan keterampilan tetapi pada penelitian ini yang dilihat
automatisasi menggunakan sensor dengan display digital. hanya kompetensi pengetahuan dan kompetensi
Penggunaan alat praktikum sebagai penunjang dalam keterampilan. Artikel ini menjelaskan Pengaruh
proses pembelajaran fisika diyakini lebih efektif dan Penggunaan LKPD Berbasis Model Discovery Learning
efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana Terhadap Kompetensi Peserta Didik pada Materi Gerak
sesuai yang diharapkan [4]. Parabola dan Gerak Melingkar di Kelas X SMAN 1
Permasalahan pada penelitian ini lebih difokuskan Pariaman.
pada kompetensi peserta didik dan LKPD yang diguna-
II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
kan dalam proses pembelajaran. Kompetensi adalah
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan Jenis penelitian pada penelitian ini adalah eksperimen
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikiran dan semu (Quasi Experimental Research). Tujuan dari
bertindak[5]. LKPD adalah lembar kegiatan yang penelitian eksperimen semu adalah untuk memprediksi
berbentuk panduan yang digunakan peserta didik untuk keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang
sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan manipulasi mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
terhadap seluruh variabel yang relevan. Penelitian pelaksanaan penelitian, yaitu tempat dan jadwal peneliti-
eksperimen semu ini digunakan kelas eksperimen dan an, surat penelitian, populasi dan sampel, kelas
kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan eksperimen dan kelas kontrol, perangkat pembelajaran
berupa pembelajaran fisika dengan menggunakan LKPD (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan LKPD),
berbasis model discovery learning, sedangkan pada kelas instrument penilaian seperti soal-soal tes akhir untuk
kontrol menggunakan LKPD biasa. Rancangan penelitian kompetensi pengetahuan dan rubrik penilaian unjuk kerja
adalah Randomized Control Group Only Design. untuk kompetensi keterampilan.
Populasi dari penelitian adalah seluruh kelas X MIPA Tahap pelaksanaan merupakan tahap kegiatan yang
di SMA Negeri 1 Pariaman yang terdaftar pada tahun dilakukan saat melakukan penelitian. Tahap pelaksanaan
ajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel yang pembelajaran dilakukan pada kedua kelas yakni kelas
digunakan adalah Cluster Random Sampling. Sampel eksperimen dan kelas kontrol, dimana kedua kelas sama-
yang dipilih adalah kelas X MIPA 3 sebagai kelas sama menggunakan model pembelajaran discovery
eksperimen dan X MIPA 4 sebagai kelas kontrol dengan learning, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
alasan kedua kelas sampel merupakan kelas yang rata- LKPD biasa dan pada kelas eksperimen menggunakan
rata nilai fisikanya hampir sama. LKPD berbasis model pembelajaran discovery learning.
Untuk melihat apakah kedua kelas sampel memiliki Pada tahap penyelesaian dilakukan uji coba soal tes
kemampuan yang sama maka dilakukan uji kesamaan dua akhir, menganalisis hasil uji coba soal dengan
rata-rata dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menentukan validitas, reliabilitas soal, indeks kesukaran,
dan uji homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan daya beda soal, kemudian menentukan butir soal
diperoleh Lo untuk kelas eksperimen 0,127, dan kelas yang layak untuk tes akhir. Dilakukan tes akhir untuk
kontrol 0,133, sedangkan nilai dari Lt = 0,161, maka nilai kedua kelas sampel, mengumpulkan data kompetensi
dari Lo < Lt, yang menunjukkan bahwa kedua kelas keterampilan peserta didik melalui rubrik penskoran dan
sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. menganalisis kompetensi peserta didik melalui uji
Pada uji homogenitas masing-masing kelas sampel statistik.
dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan varians 251,03 untuk kelas eksperimen dan meliputi instrumen untuk kompetensi pengetahuan,
324,41 untuk kelas kontrol, dengan Fh = 1,30 dan Ft = kompetensi keterampilan dan instrument penilaian LKPD
1,84 maka nilai Fh < Ft, yang menunjukkan bahwa kedua berbasis model discovery learning. Instrumen kompetensi
kelas sampel memiliki varian yang homogen. pengetahuan dalam penelitian ini adalah lembaran tes
Setelah diperoleh kedua kelas sampel normal dan objektif dengan lima pilihan jawaban (multiple choice
homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata- test) yang dilaksanakan diakhir penelitian. Agar tes ini
rata untuk membuktikan kedua kelas sampel memiliki menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan tes uji
kemampuan yang sama pada kompetensi pengetahuan. coba soal. Soal yang dipakai untuk penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh th = 0,38 dan tt = soal yang dikatakan valid dari validitas isinya, reliabilitas
2,00, maka nilai th < tt sehingga dapat disimpulkan kedua tes dengan klasifikasi tinggi dan sangat tinggi, tingkat
kelas sampel mempunyai kemampuan yang sama kesukaran soal dengan klasifikasi sedang dan daya beda
sebelum diberikan perlakuan. soal dengan klasifikasi diterima. Langkah-langkah dalam
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, menganalisis data untuk kompetensi pengetahuan yang
yakni variabel bebas adalah LKPD berbasis model didapatkan melalui tes tertulis yang merupakan perolehan
discovery learning. Variabel kontrol adalah (1) model nilai peserta didik dalam menjawab soal. Soal yang telah
pembelajaran discovery learning (2) materi yang dipakai untuk tes akhir pada kompetensi pengetahuan
digunakan sesuai dengan kurikulum 2013 (3) jumlah jam yakni 30 soal. Soal ini dikatakan valid untuk validitas isi,
pelajaran sama (4) guru dan buku sumber sama (5) reliabilitas dengan klasifikasi sangat tinggi sebesar 0,82,
jumlah dan jenis soal yang diujikan pada kedua kelas tingkat kesukaran soal dengan klasifikasi sedang, dan
sama. Variabel terikat merupakan kompetensi fisika kelas daya beda soal dengan klasifikasi diterima. Data untuk
X SMAN 1 Pariaman yang meliputi kompetensi kompetensi keterampilan didapatkan melalui penilaian
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. unjuk kerja yang dilihat saat proses praktikum dengan
Data pada penelitian ini menggunakan data primer, pemberian dan penghitungan skor keseluruhannya dari
yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sampel setiap aspek keterampilan yang dinilai. Skor yang
dalam bentuk kompetensi fisika peserta didik yang diperoleh dikonversikan dalam bentuk nilai.
diperoleh setelah diberikan perlakuan dengan Penilaian pada instrumen kompetensi keterampilan
menggunakan LKPD berbasis model discovery learning yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yang ditinjau dari kompetensi pengetahuan dan ketika melakukan percobaan dengan mengacu pada
keterampilan. lembar penilaian unjuk kerja, sedangkan instrumen
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah penilaian LKPD peserta didik berbasis model discovery
ditetapkan perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara learning yang digunakan ini memberikan permisalan
umum prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga untuk setiap soal yang memiliki tingkat kesukaran yang
tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan hampir sama atau bobot soal yang sama, di mana kalau
penyelesaian. Pada tahap persiapan, penulis tidak dijawab memperoleh skor 0, dijawab salah skor 10,
jika dijawab setengah benar skor 25 dan dijawab benar nilai Lo< Lt pada taraf nyata 0,05, berarti data hasil tes
skor 50 [10]. akhir masing-masing kelas sampel terdistribusi normal.
Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, diterima pada Kompetensi Pengetahuan.
atau ditolak. Teknik analisis data atau uji hipotesis untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan Kelas N L0 Lt Keterangan
menggunakan analisis uji kesamaan dua rata-rata dan
Eksperimen 30 0,102 0,161 Normal
pengaruh dari LKPD berbasis model discovey learning
Kontrol 30 0,088 0,161 Normal
yang digunakan. Sebelum melakukan uji kesamaan dua
rata-rata dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data
homogenitas. hasil belajar kelas sampel mempunyai varians yang
Penggunaan uji normalitas bertujuan untuk melihat homogen atau tidak. Setelah dilakukan perhitungan
apakah sampel tersebut berasal dari populasi yang diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 2.
terdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji
homogenitas bertujuan untuk menjelaskan apakah kedua Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel
kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai Kompetensi Pengetahuan.
varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui
apakah sampel berasal dari populasi terdistribusi normal Kelas S2 Fh Ft Keterangan
dan memiliki varians yang homogen, jika nilai L0 lebih
kecil dari nilai Lt dan jika nilai Fh lebih kecil dari nilai Ft. Eksperimen 65,88
1,04 1,85 Homogen
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan digunakan Kontrol 68,97
uji kesamaan dua rata-rata, berdasarkan uji normalitas Tabel 2 memperlihatkan bahwa hasil uji homogenitas
dan uji homogenitas. Untuk melihat besarnya presentase varians yang dilakukan terhadap data tes akhir kedua
pengaruh hasil belajar peserta didik dihitung koefisien kelas sampel ternyata diperoleh Fhitung = 1,04 dan Ftabel
korelasi dan determinasi antara nilai LKPD berbasis dengan taraf nyata α = 0,05 dkpembilang 29 dan dkpenyebut 29
model discovery learning dan hasil belajar peserta didik adalah 1,85. Hasil menunjukkan Fh < F(0,05);(29,29), hal ini
harus memenuhi regresi linier. Teknik analisis data yang berarti data kedua kelas sampel mempunyai varians yang
digunakan untuk mengetahui korelasi adalah teknik homogen. S2 merupakan nilai varians dari data yang
korelasi product moment. Hal ini dilakukan jika uji diperoleh, Fh nilai Fhitung yang diperoleh menggunakan
hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang berarti statistik dan Ft nilai Ftabel yang dipeloreh dari tabel
pada LKPD berbasis model discovery learning terhadap statistik yang sesuai, sedangkan dk diartikan sebagai
hasil belajar peserta didik. derajat kebebasan yang bergantung pada banyak sampel
dalam penelitian yang digunakan untuk menentukan nilai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN kritis.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas data
1. Hasil hasil belajar tes akhir didapatkan masing-masing kelas
sampel terdistribusi normal dan mempunyai variansi
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data homogen, sehingga uji hipotesis yang digunakan antara
kompetensi fisika peserta didik pada kompetensi dua kelas sampel adalah uji t, seperti terlihat pada Tabel
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Data 3.
kompetensi pengetahuan dan keterampilan diperoleh
melalui uji kesamaan dua rata-rata, dengan syarat terlebih Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel Pada Kompetensi
dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Pengetahuan.
Uji normalitas digunakan uji Liliefors, sedangkan uji
Kelas X S2 S th tt
homogenitas digunakan uji F.
Eksperimen 81,10 65,88
a. Kompetensi Pengetahuan 8,21 2,07 2,00
Kontrol 76,70 68,97
Hasil penilaian kompetensi pengetahuan peserta didik
pada aspek pengetahuan diperoleh dari tes akhir meng- Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai varians (S2) pada
gunakan teknik penilaian tes tertulis berbentuk pilihan kelas eksperimen adalah 65,88 dan kelas kontrol 68,97
ganda sebanyak 30 butir. Sebelum dilakukan tes akhir sedangkan nilai simpangan baku (S) adalah 8,21. Nilai
soal tersebut di uji coba terlebih dahulu. Tes akhir thitung untuk kompetensi pengetahuan adalah 2,07.
diberikaan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan
dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang. bahwa thitung berada di luar daerah −tt < th < tt, artinya Hi
Hasil analisis data untuk kompetensi pengetahuan yang berbunyi terdapat pengaruh yang berarti pengguna-
dilakukan terlebih dahulu uji normalitas untuk melihat an LKPD berbasis model discovery learning terhadap
apakah sampel berasal dari populasi yang terdistribusi kompetensi peserta didik pada materi gerak parabola dan
normal atau tidak setelah dilakukan perlakuan. Hasil uji gerak melingkar di kelas X SMAN 1 Pariaman diterima
normalitas data tes akhir dapat dilihat pada Tabel 1, yang pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan 58 adalah
memperlihatkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai t0,975, 58 = 2,00, dan th =2,07. Uji korelasi digunakan untuk
menentukan keberartian hubungan antara dua variabel, terdiri atas: penunjukan pemahaman masalah, pengemu-
dalam hal ini variabelnya adalah hasil belajar kompetensi kaan hipotesis, pengumpulan data, pengolahan data,
pengetahuan kelas eksperimen dan nilai LKPD berbasis pembuktian hipotesis, dan penarikan kesimpulan
model discovery learning. Hasil analisis data hasil belajar kompetensi keteram-
Model persamaan regresi yang diperoleh melalui hasil pilan diperoleh dengan melakukan uji kesamaan dua rata-
belajar kompetensi pengetahuan kelas eksperimen dan rata. Uji kesamaan dua rata-rata berfungsi untuk
nilai LKPD berbasis model discovery learning adalah menunjukkan apakah perbedaan rata-rata kedua kelas
sampel tersebut signifikan atau tidak. Untuk menentukan
Y = -5,64 + 1,13 X
statistik yang digunakan dalam uji kesamaan dua rata-rata
dengan Y menyatakan data hasil belajar kompetensi dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
pengetahuan kelas eksperimen dan X menyatakan nilai Untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi
LKPD berbasis model discovery learning. Hasil uji yang terdistribusi normal atau tidak maka digunakan Uji
independen variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat Lilliefors. Dari uji normalitas yang dilakukan, didapatkan
pada Tabel 4. nilai L0 dan Lt pada taraf nyata 0,05, seperti terlihat pada
Tabel 6.
Tabel 4. Hasil Uji Independen Variabel X terhadap variabel Y.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Eksperimen pada
S2reg S2res N Fh Ft
Kompetensi Keterampilan.
974,17 33,44 30 29,13 4,20
Kelas N L0 Lt Keterangan
Tabel 4 memperlihatkan nilai Fh yang diperoleh lebih Eksperimen 30 0,053 0,161 Normal
besar dibandingkan dengan Ft pada taraf nyata 0,05. Jika Kontrol 30 0,088 0,161 Normal
Fh <F(1-α)(1,n-2), maka H0 diterima. Nilai Fh lebih besar dari
Ft. sehingga H0 ditolak yang berarti variabel X terhadap Tabel 6 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel
variabel Y independen. mempunyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini
Hasil uji untuk menentukan model linear yang berarti data hasil tes akhir masing-masing kelas sampel
diperoleh betul-betul cocok dengan keadaan atau disebut berasal dari populasi terdistribusi normal.
juga dengan uji kelinearan berbentuk regresi dapat dilihat Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah
pada Tabel 5. kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau
Tabel 5. Hasil Uji kelinearan bentuk regresi. tidak. Uji homogenitas dilakukan melalui Uji F. Hasil uji
homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel
S2TC S2E N Fh Ft 7.
27,05 43,32 30 0,62 2,69
Tabel 5 memperlihatkan nilai Fh yang diperoleh lebih Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel
kecil dibandingkan dengan Ft pada taraf nyata 0,05. Jika Kompetensi Keterampilan.
Fh < F(1-α)(k-2,n-k), maka H0 diterima. Nilai Fh lebih kecil Kelas S2 Fh Ft Keterangan
dari Ft, sehingga H0 diterima dan model linear yang
diperoleh benar-benar cocok dengan keadaan. Eksperimen 37,81
1,25 1,84 Homogen
Keberartian hubungan antara variabel ditentukan Kontrol 47,40
dengan menghitung koefisien korelasi (r) melalui
perhitungan. Nilai koefisien korelasi antara nilai hasil Tabel 7 menunjukkan bahwa sampel mempunyai nilai Fh
belajar kompetensi pengetahuan dengan nilai LKPD < Ft. Hal ini berarti kompetensi keterampilan kedua kelas
berbasis model discovery learning sebesar r = 0,71, sampel bersifat homogen
artinya tingkat hubungan antara dua variabel kuat. Untuk Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, diperoleh
menentukan besarnya pengaruh variabel X terhadap kedua kelas sampel berasal dari populasi yang terdistri-
variabel Y dilakukan perhitungan terhadap koefisien busi normal dan mempunyai varians yang homogen.
determinasi. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar Maka digunakan statistik uji t. Hasil uji hipotesis kedua
KD = 50,41%, artinya besar pengaruh LKPD berbasis kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 8.
model discovery learning terhadap hasil belajar
pengetahuan peserta didik adalah 50,41%, sedangkan Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Tes Akhir Kedua Kelas Sampel
Kompetensi Keterampilan.
faktor lain hanya sebesar 49,59%.
b. Kompetensi Keterampilan Kelas N X S2 S th tt
Data hasil belajar pada kompetensi keterampilan Eksperimen 30 85,33 37,81
6,52 2,09 2,00
diperoleh melalui praktikum selama proses pembelajaran Kontrol 30 81,80 47,40
berlangsung. Aspek penilaian meliputi kegiatan persiap-
an, kegiatan pelaksanaan, kegiatan hasil pengamatan, dan Pada Tabel 8 diperoleh nilai varians (S2) pada kelas
kegiatan pelaporan. Nilai kompetensi keterampilan yang eksperimen adalah 37,81 dan kelas kontrol 47,40
diperoleh dari rata-rata nilai keterampilan yang dilakukan sedangkan nilai simpangan baku (S) 6,52. Nilai thitung
setiap pertemuan dalam proses pembelajaran di labora- untuk kompetensi keterampilan adalah 2,09.
torium dengan menggunakan rubrik penilaian unjuk Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan
kerja. Komponen-komponen dari rubrik unjuk kerja bahwa thitung berada di luar daerah −tt < th < tt, artinya Hi
yang berbunyi terdapat pengaruh yang berarti pengguna- keterampilan menunjukkan rata-rata hasil belajar peserta
an LKPD berbasis model discovery learning terhadap didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kompetensi peserta didik pada materi gerak parabola dan kontrol. Kedua kompetensi ini memiliki perbedaan rata-
gerak melingkar di kelas X SMAN 1 Pariaman diterima rata hasil belajar yang signifikan, ini membuktikan bahwa
pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan 58 adalah perbedaan hasil belajar merupakan akibat dari pengaruh
t0,975, 58 = 2,00, dengan th = 2,09. pemberian treatmen di kelas eksperimen, maka dapat
Uji korelasi digunakan untuk menentukan keberartian disimpulkan penggunaan LKPD berbasis model
hubungan antara dua variabel, dalam hal ini variabelnya discovery learning mempunyai pengaruh berarti terhadap
adalah hasil belajar kompetensi keterampilan kelas kompetensi peserta didik pada materi gerak parabola dan
eksperimen dan nilai LKPD berbasis model discovery gerak melingkar di kelas X SMAN 1 Pariaman.
learning Pada dasarnya kedua kelas sampel mengalami
Model persamaan regresi yang diperoleh melalui hasil peningkatan hasil belajar setelah dilakukan penelitian.
belajar kompetensi keterampilan kelas eksperimen dan Hal ini disebabkan, dalam penelitian kedua kelas sampel
nilai LKPD berbasis model discovery learning adalah sama-sama diberikan LKPD serta menggunakan model
Y = 38,74 + 0,61X pembelajaran yang sama, yaitu model discovery learning.
Model discovery learning memberikan pengaruh
Y menyatakan data hasil belajar kompetensi keterampilan terhadap peningkatan kompetensi peserta didik, karena
kelas eksperimen dan X menyatakan nilai LKPD berbasis peserta didik tersebut mempunyai konsep yang dapat
model discovery learning. Hasil uji independen variabel diterapkan di lapangan. Hal ini sesuai dengan arti
X terhadap variabel Y dapat dilihat pada Tabel 9. discovery learning itu sendiri, bahwa discovery learning
Tabel 9. Hasil Uji independensi variabel X terhadap Y. adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada
mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan
S2reg S2res N Fh Ft berbagai persoalan yang dihadapi sehinggan menemukan
282,43 29,08 30 9,71 4,20 suatu konsep yang dapat diterapkan di lapangan [7].
Tabel 9 memperlihatkan nilai Fh yang diperoleh lebih Perlakuan yang berbeda antara kedua kelas sampel dalam
besar dibandingkan dengan Ft pada taraf nyata 0,05. Jika penelitian ini adalah kelas eksperimen diberiken LKPD
Fh < F(1-α)(1,n-2), maka H0 diterima. Nilai Fh lebih besar berbasis model discovery learning sedangkan kelas
dari Ft, sehingga H0 ditolak yang berarti variabel X kontrol diberikan LKPD biasa.
terhadap Y independen. LKPD berbasis model discovery learning merupakan
Hasil uji untuk menentukan model linear yang LKPD yang disusun dengan berlandaskan kepada
diperoleh betul-betul cocok dengan keadaan atau disebut tahapan-tahapan yang terdapat dalam model discovery
juga dengan uji kelinearan berbentuk regresi dapat dilihat learning tersebut. LKPD ini digunakan untuk melihat
pada Tabel 10. tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disajikan. Karena LKPD adalah lembar kerja peserta
Tabel 10. Hasil uji kelinearan bentuk regresi. didik yang berbentuk panduan yang digunakan untuk
S2RC S2E N Fh Ft
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
25,00 35,39 30 0,70 2,69 masalah [9].
Berdasarkan analisis data pada kompetensi
Tabel 10 memperlihatkan nilai Fh yang diperoleh lebih pengetahuan terlihat bahwa rata-rata hasil belajar peserta
kecil dibandingkan dengan Ft pada taraf nyata 0,05. Jika didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
Fh < F(1-α)(k-2,n-k), maka H0 diterima. Nilai Fh lebih kecil kontrol yaitu 81,1 untuk kelas eksperimen dan 76,7
dari Ft. sehingga H0 diterima yang model linear yang untuk kelas kontrol. Pengujian hipotesis dilakukan
diperoleh benar-benar cocok dengan keadaan. dengan analisis statistik uji-t, diperoleh bahwa hipotesis
Keberartian hubungan antara variabel ditentukan penelitian ini diterima. Pada kompetensi keterampilan
dengan menghitung koefisien korelasi (r) melalui perhi- nilai rata-rata kelas ekeprimen lebih tinggi dibandingkan
tungan. Nilai koefisien korelasi antara nilai hasil belajar dengan kelas kontrol yaitu 85,33 untuk kelas eksperimen
kompetensi keterampilan dengan nilai LKPD berbasis dan 81,8 untuk kelas kontrol. Dilihat dari standar deviasi
model discovery learning sebesar r = 0,507, artinya dan simpangan baku dari kedua sampel sebelum dan
tingkat hubungan antara dua variabel kuat. Untuk setelah diberi perlakuan, menunjukkan bahwa standar
menentukan besarnya pengaruh variabel X terhadap deviasi dan simpangan baku untuk kedua kelas sampel
variabel Y dilakukan perhitungan terhadap koefisien mengecil, itu berarti kompetensi yang dimilki peserta
determinasi. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar didik meningkat dari sebelumya. Berdasarkan hasil
KD = 25,77%, artinya besar pengaruh LKPD berbasis analisis data dengan uji-t, diperoleh bahwa hipotesis
model discovery learning terhadap hasil belajar penelitian ini diterima. Maka didapatkan kesimpulan bah-
pengetahuan peserta didik adalah 25,77%, sedangkan wa adanya pengaruh yang berarti terhadap penggunaan
faktor lain hanya sebesar 74,23%. LKPD berbasis model discovery learning.
Untuk melihat kontribusi LKPD berbasis model
2. Pembahasan
discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan
kedua kompetensi yaitu kompetensi pengetahuan dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Uji korelasi
antara variabel yang akan dikorelasikan harus memenuhi 1. Manajemen waktu dalam pembelajaran harus diopti-
model regresi linear. Pada kompetensi pengetahuan malkan dengan baik sehingga proses pembelajaran
didapatkan koefisien korelasi sebesar r = 0,71. dapat tercapai, karena penggunaan LKPD berbasis
Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi memiliki model discovery learning membutuhkan waktu yang
tingkat hubungan antara kedua variabel kuat dengan maksimal.
koefisien determinansi yang diperoleh adalah sebesar KD 2. Selama melakukan observasi aktivitas peserta didik
= 50,41% [11]. Hal ini berarti prosentase kontribusi terasa agak sulit dilakukan, karena observernya masih
LKPD berbasis model discovery learning terhadap sedikit, oleh karena itu dibutuhkan observer yang
kompetensi pengetahuan peserta didik adalah 50,41%, lebih banyak lagi agar setiap peserta didik dapat
sedangkan faktor lain hanya sebesar 49,59%. terpantau secara baik dan mendapatkan pernilaian
Untuk kompetensi keterampilan didapatkan koefisien yang maksimal.
korelasi sebesar r = 0,507. Berdasarkan interpretasi 3. Penggunaan LKPD berbasis model discovery learning
koefisien korelasi memiliki tingkat hubungan antara akan lebih efektif apabila sebelumnya peserta didik
kedua variabel cukup kuat dengan koefisien determinansi telah memiliki pengetahuan awal tentang konsep dan
yang diperoleh adalah sebesar KD = 25,77% [11]. Hal ini prinsip pada materi fisika yang akan dipelajari.
berarti prosentase kontribusi LKPD berbasis model UCAPAN TERIMA KASIH
discovery learning terhadap kompetensi keterampilan
peserta didik adalah 25,77%, sedangkan faktor lain Terimakasih kepada Kemenristek Dikti RI atas Penelitian
sebesar 74,23%. Hibah Pascasarjana (HPS) 2017, No. Kontrak:
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tingkat 35/UN.35.2/PG/2017 PPS UNP [13]. Terima kasih kepada
keberartian hubungan antara LKPD berbasis model semua pihak yang sudah membantu terlaksananya
discovery learning dengan hasil belajar kompetensi penelitian ini.
pengetahuan kuat dan kompetensi keterampilan cukup PUSTAKA
kuat. Dari perhitungan terhadap koefisien determinasi
[1] Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
didapatkan presentase kontribusi LKPD berbasis model Pendidikan Nasional.
discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik [2] Yulkifli, Yohandri, dan Virmani, Novita. Pengembangan
untuk kompetensi pengetahuan sebesar 50,41% dan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Tegnologi Digital.
keterampilan 25,77%. Dengan demikian dapat Prosiding Konapsi UNJ 12-15 Oktober 2016. ISBN 978-
disimpulkan LKPD berbasis model discovery learning 602-60240-0-8.
memiliki kontribusi yang kuat dan cukup kuat terhadap [3] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara,
hasil belajar peserta didik. Jakarta 2010.
Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar [4] Yulkifli dan Yohandri, Pengembangan Teknologi Sensor
fisika peserta didik dapat meningkat, salah satunya Menjadi Alat-Alat Praktikum Fisika dalam Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013. Prosiding Semirata.
karena penggunaan LKPD berbasis model discovery Wilayah Barat 22-23 Mei 2016. ISBN 978-60271798-1-3.
learning yang sudah teruji validitas dan praktikalitasnya [5] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep,
oleh mahasiswa pasca sarja pendidikan fisika UNP [12]. Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. PT Remaja
LKPD berbasis model discovery learning yang digunakan Rosdakarya, Bandung 2002.
oleh peneliti ini didalamnya terdapat langkah-langkah [6] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
pendekatan saintifik yang dianjurkan kurikulum 2013. Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2009.
Selain itu dengan menggunakan LKPD berbasis model [7] Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
discovery learning ini peserta didik dapat menemukan Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia, Bogor 2014.
konsep-konsep yang relevan dalam pembelajaran. [8] Takdir, Pembelajaran Discovery Strategi dan Mental
Vocational Skill. Diva Press, Yogyakarta 2012.
[9] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
V. KESIMPULAN Baru.PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2004.
[10] Handaka. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Tuntas.
Setelah melakukan penelitian tentang penggunaan Graha Pustaka, Jakarta 2016.
LKPD berbasis model discovery learning terhadap [11] Sunarto Ridwan, Pengantar Statistika untuk Penelitian:
kompetensi peserta didik pada materi gerak parabola dan Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.
gerak melingkar di kelas X SMAN 1 Pariaman, sehingga Alfabeta, Bandung 2012.
hipotesis kerja diterima, maka dapat disimpulkan bahwa [12] Novita Virmani. Pengembangan Lembar Kerja Peserta
terdapat pengaruh yang berarti penggunan LKPD Didik Berbasis Model Discovery Learning. UNP, Padang
2016.
berbasis model discovery learning jika ditinjau pada [13] Yulkifli, Desain Pembuatan Alat-alat Praktikum Berbasis
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan Teknologi Digital Sebagai Pendukung Perangkat Mata
pada α = 0,05. Kuliah Pengembangan Alat Laboratorium Fisika Berbasis
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan pada KKNI untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika PPS UNP.
penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut: Laporan Penelitian 2016.
Nasrullah Idris1, Tjoet Nia Usmawanda1, Herman1, Kurnia Lahna1, Muliadi Ramli2
1
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala,
Jl. Syech Abdurrauf No. 3 Darussalam, Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia
2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala,
Jl. Syech Abdurrauf No. 3 Darussalam, Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia
nasrullah.idris@unsyiah.ac.id
Abstrak – Teknik LIBS akan dipakai untuk analisis sampel daging kerang sungai karena diperkirakan kerang sungai
dapat memberi petunjuk mengenai polusi logam berat akibat limbah penambangan emas tradisional. Namun,
karakteristik-karakteristik plasma LIBS yaitu suhu, densitas elektron dan derajat ionisasi, ditentukan oleh berbagai
parameter termasuk jenis sampel. Daging kerang termasuk sampel yang rumit karena banyak mengandung air dan
secara umum mengandung elemen-elemen organik utama sama (C, H, O, dan N). Studi ini dilakukan untuk mengestimasi
suhu dan densitas elektron plasma yang dibangkitkan pada sampel daging kerang sungai. Perangkat LIBS utama yang
digunakan dalam studi ini adalah sebuah laser Nd-YAG dan sebuah detektor optik kanal banyak. Sampel kerang sungai
diambil dari Sungai Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Indonesia yang berhulu di pegunungan Gunong Ujeun, salah
satu lokasi penambangan emas tradisional di Aceh Jaya. Estimasi suhu dan densitas elektron plasma dilakukan dengan
plot Boltzmann menggunakan garis-garis emisi spektral besi, Fe. Ditemukan bahwa suhu plasma dan densitas elektron
plasma cenderung berfluktuasi, namun demikian secara umum suhu dan densitas elektron plasma relatif lebih rendah
dibandingkan suhu dan densitas plasma yang dibangkitkan dari sampel padat lainnya. Suhu dan densitas elektron
plasma tersebut memenuhi kriteria Maxwell dan kriteria Mcwhriter untuk plasma laser berada dalam kondisi
kesetimbangan termal lokal (local thermal equilibrium, LTE).
Kata kunci: teknik sepektroskopi plasma laser, suhu plasma, densitas elektron plasma, daging kerang, laser Nd-YAG
Abstract – LIBS technique will be used for analyzing muscle of the river clam for tracing heavy metal pollution due to
the traditional gold mining tailing. However, LIBS plasma characteristics namely temperature, electron density and
ionization degree, depend on various parameters including sample kind. The clam muscle is complex sample due to large
content of water and common content of main organics (C, H, O, and N). This study is to estimate the temperature and
electron density of the plasma produced on the river calm sample. Main LIBS equipment used this work is a Nd-YAG
laser and an optical multichannel analyzer (OMA) system. The river clam sample was collected from Panga River, Aceh
Jaya Regency, Aceh, up streaming in Gunong Ujeun, a traditional gold mining location in Aceh Jaya. Temperature and
electron density of the plasma was estimated by Boltzmann plot method using Fe emission spectral lines. It is found that
the temperature and electron density of the plasma is rather fluctuated; however in average the plasma temperature and
the plasma electron density of the river calm muscle sample is lower than that of ordinary solid samples. The
temperature and electron density of the plasma fulfill Maxwell and Mcwhriter criteria for a laser induced plasma in local
thermal equilibrium (LTE) condition.
Key words: laser induced breakdown spectroscopy, plasma temperature, electron density, clam muscle, Nd-YAG laser
mendeteksi polusi pada sampel-sampel biologis dari
I. PENDAHULUAN
lingkungan. Analisis sampel biologis sangat penting,
Teknik LIBS sebagai sebuah teknik analitik baru dan misalnya untuk mengetahui polusi logam berat dalam
sedang berkembang pesat memiliki berbagai keunggulan lingkungan akibat penambangan. Dalam studi ini, teknik
dibandingkan dengan teknik analitik konvensional. Salah LIBS akan digunakan untuk analisis daging kerang
satu keunggulannya adalah dapat digunakan untuk sungai. Sebelumnya teknik LIBS telah dipakai untuk
mengukur hampir semua unsur kimia yang ada dalam analisis permukaan kerang laut guna mempelajari
tabel periodik secara serempak. Selain itu, teknik ini tidak perkembangan pertumbuhannya dan evolusi ekosistem
merusak sampel, sensitif dan cepat, serta tidak memerlu- samudera [2]. Namun sejauh ini belum ada penerapan
kan persiapan sampel yang rumit [1]. Oleh karena itu teknik LIBS untuk analisis sampel kerang sungai
teknik LIBS ini sangat memungkinkan digunakan untuk khususnya dengan tujuan deteksi polusi lingkungan.
transisi, dan λki,Z panjang gelombang garis transisi terse- divariasikan menggunakan pompa. Sampel daging kerang
but. Dengan substitusi persamaan (1) ke persamaan (2) sungai yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diperoleh kerang sungai yang diperoleh dari Sungai Panga,
Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh,
, (3) Indonesia. Sungai Panga tersebut berhulu di pegunungan
Gunong Ujeun yang berlokasi di Kabupaten Aceh Jaya
juga. Pegunungan Gunong Ujeun tersebut pernah menjadi
. (4) lokasi aktifitas penambangan emas tradisional yang
. sangat intensif, dan sampai sekarang kegiatan penam-
Dengan menggunakan nilai-nilai spektroskopik dari basis bangan tradisional dalam skala yang jauh mengecil masih
data spektrum atomik untuk suku-suku dalam persamaan berlangsung.
tersebut dan nilai intensitas emisi garis-garis spektral Teknik LIBS sangat diminati sekarang karena dapat
yang bersesuaian yang diperoleh dari hasil pengukuran, digunakan untuk menganalisis sampel secara langsung
maka persamaan (4) dapat diplot menghasilkan garis dalam berbagai fase, padat, cair dan gas. Namun
lurus dengan kemiringan m = −1/kBT . Pengeplotan demikian, kinerja analitiknya tidak sama untuk ketiga
persamaan yang menghasilkan garis lurus tersebut fase sampel tersebut meskipun penyusunnya sama. Oleh
disebut plot Boltzmann (Boltzmann-Plot, BP). Oleh karena itu, sampel daging kerang diuji baik dalam bentuk
karena itu metode perhitungan suhu ini disebut metode segar maupun dalam bentuk pelet. Dalam bentuk segar,
plot Boltzmann. Berdasarkan persamaan (4) tersebut, daging kerang mengandung banyak air. Sementara dalam
khususnya suku pertama pada sebelah kanan, maka bentuk pelet daging kerang dibuat dengan mengeringkan
besarnya suhu plasma (T) dapat diperoleh dengan sampel kerang dalam oven pada suhu 100ºC selama 1
menghitung kemiringan (m) kurva plot Boltzmann jam. Kemudian dilakukan penggerusan dan penekanan
tersebut. Suhu plasma dapat diungkapkan dalam satuan menjadi pelet menggunakan mesin tekan dengan tekanan
elektron volt (eV) atau kelvin (K). sebesar 30 atmosfir. Dengan demikian daging kerang
Selanjutnya, perhitungan densitas elektron dilakukan dalam bentuk pelet, sifat fisiknya berupa kerapatan dan
menggunakan persamaan Saha-Boltzmann kandungan air berbeda dengan daging kerang dalam
kondisi segar meskipun penyusun utamanya sama.
Sehingga perlu diamati karakteristik plasma baik pada
(5) sampel daging kerang dalam kondisi segar maupun dalam
kondisi sudah dikeringkan dan dibuat dalam bentuk pelet.
(a)
laser berenergi 36 mJ dalam lingkungan udara bertekanan memenuhi kriteria distribusi Maxwell dan Mcwhriter
rendah, 5 Torr. Waktu tunda dan lamanya pewaktu sistem untuk plasma dalam keadaan kesetimbangan termal lokal.
OMA adalah 100 ns dan 50 μs, kondisi khas teknik LIBS
tanpa perangkat pewaktu. UCAPAN TERIMA KASIH
Menggunakan kemiringan kurva plot Boltzmann dalam
Gambar 5 tersebut, telah dilakukan estimasi dan Para penulis sangat berterimakasih atas pembiayaan
diperoleh suhu plasma adalah T = 4211 K dan densitas penelitian oleh Program Pascasarjana melalui Lembaga
elektron plasma adalah Ne = 3,78×1015 cm−3untuk plasma Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Syiah
yang dibangkitkan dari sampel daging kerang yang Kuala dalam skema insentif hibah penelitian pascasarjana
dipeletkan (Gambar 5a) untuk kondisi dan konfigurasi dengan kontrak no. 1714/UN11/SP/PNBP/2016 tahun
eksperimen disebutkan di atas, energi berkas laser 36 mJ 2016.
dalam lingkungan udara bertekanan rendah 5 Torr serta
waktu tunda dan lebar pulsa perangkat pewaktu sistem PUSTAKA
OMA adalah 100 ns dan 50 μs. Sementara untuk plasma
yang dibangkitkan dari sampel daging kerang segar [1] D. A. Cremers, Handbook of Laser-Induced Breakdown
diperoleh suhu plasma dan densitas elektron plasma Spectroscopy Second Edition. Applied Research
masing-masing adalah T = 6428 K dan Ne = 4,67×1015 Associates, 2013.
cm−3 dengan kondisi eksperimen yang sama. Dapat
dilihat ada perbedaan yang sangat signifikan suhu dan [2] Y. Lu, Y. Li, Y. Wang, S. Wang, Z. Bao, R. Zheng, Micro
densitas elektron plasma dari kedua keadaan sampel Spatial Analysis Of Seashell Surface Using Laser-Induced
Breakdown Spectroscopy and Raman Spectroscopy,
tersebut. Nilai suhu dan densitas elektron plasma hasil Spectrochimica. Acta Part B, vol. 110, 2015, hal. 63-69.
estimasi ini secara umum dapat dikatakan memenuhi
kriteria distribusi Maxwell (Ne > 1016 cm-3 dan suhu kT < [3] S. C. Jantzi, V. Motto-Ros, F. Trichard, Y. Markushin, N.
5 eV atau kT < 50.000 K) dan kriteria Mcwhriter (Ne > Melikechi, A. De Giacomo, Sample Treatment and
1,6×1012T1/2(ΔE)3) untuk plasma laser berada dalam Preparation for Laser-Induced Breakdown Spectroscopy,
keadaan kesetimbangan termal lokal (local thermal Spectrochimica. Acta Part B, vol 115, 2016, hal. 52-63.
equilibrium, LTE). [4] S. Zhang, X. Wang, M. He, Y. Jiang, B. Zhang, W. Hang,
V. KESIMPULAN and B. Huang, Laser-Induced Plasma Temperature,
Spectrochimica. Acta Part B, vol. 97, 2014, hal. 13–33.
Plasma dapat dibangkitkan dari sampel daging kerang
sungai baik dalam keadaan segar maupun dalam bentuk [5] Z. Wang, L. Li, L. West, Z. Li and W. Ni, Spectrum
Standardization for Laser-Induced Breakdown
pelet menggunakan sebuah laser Nd-YAG berenergi
Spectroscopy Measurement, Spectrochimica. Acta Part B,
relatif rendah, 36 mJ dalam lingkungan udara pada vol. 68, 2012, hal. 58-64.
tekanan rendah sekitar 5 Torr. Garis-garis emisi spektral
dari unsur-unsur organik utama (C, H, O, N) dapat [6] J. Feng, Z. Wang, W.D. Li, Study to Reduce Laser-
dideteksi dengan jelas. Garis-garis emisi spektral dari Induced Breakdowns Spectroscopy Measurement
unsur-unsur lain seperti garam dan logam juga muncul Uncertanity Using Plasma Characteristic Parameters,
dengan jelas. Profil spektrum emisi memperlihatkan Spectrochimica. Acta Part B, vol. 65, 2010, hal. 549-556.
bahwa spektrum emisi yang dideteksi dari sampel daging [7] V.K. Unnikrishnan, K. Alti, V.B. Kartha, C. Santhosh,
kerang dalam bentuk pelet lebih baik karakteristiknya G.P. Gupta, and B.M. Suri, Measurements of Plasma
dibandingkan dengan yang dideteksi dari sampel daging Temperature And Electron Density in Laser-Induced
kerang segar. Garis-garis emisi spektral besi khususnya Copper Plasma by Time-Resolved Spectroscopy of Neutral
yang muncul dalam jangkauan panjang gelombang 370 Atom and Ion Emissions, Pramana Journal of Physics,
nm sampai 380 nm, yaitu Fe I 371,99 nm, Fe I 373,71 vol. 74, No. 6, 2010, hal. 938-993.
nm, Fe I 373,49 nm, Fe I 374,95 nm, dan Fe I 375,82 [8] A. Kramida, Y. Ralchenko, J. Reader, and NIST ASD
nm,dapat digunakan untuk estimasi suhu plasma menggu- Team (2015). NIST Atomic Spectra Database (ver. 5.3),
nakan metode plot Boltzmann. Hasil estimasi suhu dan http://physics.nist.gov/asd, diakses 25 April 2017. National
densitas elektron plasma menunjukkan bahwa plasma Institute of Standards and Technology, Gaithersburg, MD.
Abstrak – Optimasi proses iradiasi lateks karet alam menggunakan Mesin Berkas Elektron (MBE) dilakukan untuk
mendapatkan film lateks yang memenuhi standar untuk produk sarung tangan. Proses vulkanisasi dilakukan dengan cara
mengiradiasi sampel lateks yang telah ditambahkan dengan normal Butyl Akrilat (nBA) sebanyak 5 psk (per satuan
karet) dan Kalium Hidroksida sebanyak 0,2 psk. Sampel dicetak pada kaca setebal 0,4 mm kemudian diiradiasi dengan
memvariasi waktu radiasi. Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang berdiri
sendiri, meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Film lateks yang dihasilkan dari proses vulkanisasi
iradiasi ini kemudian dilakukan pengujian sifat mekanik meliputi kuat tarik dan perpanjangan putus. Dari proses
vulkanisasi yang telah dilakukan, didapatkan film karet dengan kuat tarik terbesar yaitu 8,860 N dengan perpanjangan
mulur sebesar 900 %. Hasil tersebut diperoleh pada kondisi waktu iradiasi 150 menit. Hasil pengujian tersebut sudah
memenuhi persyaratan SNI ISO11193-1-2008 untuk produk sarung tangan dengan standar kuat tarik sebesar 7 N dan
perpanjangan mulur 650%.
Kata kunci: film lateks, vulkanisasi, MBE, ikatan silang, kuat tarik
Abstract – Optimization of natural rubber latex vulcanization process using Electron Beams Machine (EBM) carried out
to obtain a rubber film for standard glove product. Vulcanization process carried out by irradiating samples of latex that
have been added to the normal Butyl Acrylate (nBA) as much as 5 phr and Potassium Hydroxide as much as 0.2 phr.
This sample was printed in glasses with 0,4 mm of thickness and irradiated by varying the irradiation time. Vulcanization
is the process of forming chemical crosslinking of a stand-alone molecular chain, increasing elasticity and decreasing
plasticity. Latex film resulting from irradiation vulcanization process is then performed testing the mechanical properties
of latex films which include tensile strength and elongation at break. From the experiments that have been carried out,
obtained a rubber film with the largest tensile strength is 8.86 N with elongation of 900% extension. The results obtained
on the condition of irradiation time of 150 minutes. The results of these tests has fulfilled the requirements of SNI
ISO11193-1-2008 for standard gloves products with 7 N tensile strength and elongation of 650% extension.
Keywords: latex film, vulcanization, EBM, crosslinking, tensile strength
terpadu, dalam mendukung keberhasilan pembangunan
I. PENDAHULUAN
ekonomi, khususnya dalam perolehan devisa negara dari
Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat ekspor non migas.
penting peranannya di Indonesia, yaitu antara lain sebagai Hasil kajian para pakar memperlihatkan bahwa
sumber pendapatan dan lapangan kerja penduduk, sumber prospek perdagangan karet alam dunia sangat baik.
devisa negara dari ekspor non migas, serta dapat Dalam jangka panjang, perkembangan produksi dan
mendorong tumbuhnya agro-industri di bidang konsumsi karet menurut ramalan ahli pemasaran karet
perkebunan, sumber daya hayati dan pelestarian dunia menunjukkan bahwa konsumsi karet alam akan
lingkungan. Luas areal tanaman karet Indonesia pada mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Oleh
tahun 2015 sekitar 3,62 juta hektar, dimana sebesar 3,07 karena itu peningkatan kualitas produk karet sangat
juta ha (84,78%) adalah perkebunan rakyat dan diperlukan terutama dalam proses pembuatannya.
selebihnya, yaitu sebesar 0,32 juta ha (8,84%) adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai
perkebunan besar swasta dan hanya 0,23 juta ha (6,38%) salah satu lembaga riset sudah lama melakukan penelitian
yang diusahakan oleh perkebunan besar negara, sehingga tentang karet sebagai upaya dalam memecahkan masalah
menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil karet dalam industri lateks. Permasalahan utama dalam industri
alam terbesar kedua setelah Thailand [1,2]. Di sektor lateks adalah adanya kandungan nitrosamin dan protein
perdagangan, karet dan produk karet merupakan salah alergen akibat proses vulkanisasi lateks karet alam
satu dari 10 (sepuluh) produk utama yang menjadi dilakukan secara konvensional menggunakan belerang
program prioritas Departemen Perdagangan, yang perlu [3,4]. Oleh karena itu, pembuatan MBE 300 keV/20 mA
ditingkatkan pengembangan ekspornya melalui berbagai untuk industri lateks merupakan salah satu upaya
kebijakan dan program yang berkesinambungan dan BATAN khususnya Pusat Sains dan Teknologi
Akselerator (PSTA) dalam pengembangan penguasaan e. Mengukur rapat optik dosimeter CTA setelah
teknologi akselerator dan sebagai upaya membantu diiradiasi dengan menggunakan Spectrophoto-
pemerintah dalam pengembangan produksi karet nasional meter Genesys 5.
[5]. Untuk itulah, dalam rangka pemanfaatan MBE 300 f. Menentukan dosis terserap dengan mengguna-
keV/20 mA untuk industri lateks, maka diperlukan kan kurva kalibrasi dosis vs respon dosimeter.
penguasaan proses vulkanisasi lateks karet. Skema eksperimen penentuan keseragaman dosis
Pada penelitian ini dilakukan optimasi proses serap di sepanjang jendela pemayar (window)
vulkanisasi lateks karet alam menggunakan MBE. Proses ditunjukkan pada Gambar 1, sedangkan perangkat
optimasi proses dilakukan karena hasil uji sifat mekanik alat ukur dosis serap Spectrophotometer Genesys 5
film lateks pada penelitian sebelumnya belum didapatkan ditunjukkan pada Gambar 2.
hasil yang optimal. Hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya didapatkan kuat tarik film lateks berkisar
antara 1-4 N/mm2 6]. Optimasi proses diawali dengan
melakukan preparasi sampel dengan baik agar didapatkan Berkas elektron
film karet yang lentur dan kuat. Proses vulkanisasi
dilakukan dengan memvariasi waktu proses iradiasi. Film
karet yang dihasilkan dari proses vulkanisasi selanjutnya
dianalisis sifat fisik dan mekaniknya yaitu meliputi kuat Jendela pemayar
tarik dan perpanjangan putus. Kadar protein yang
terkandung dalam karet alam sebelum dan sesudah
iradiasi juga dianalisis untuk mengetahui tingkat Dosimeter CTA
keberhasilan proses vulkanisasi. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat diperoleh film karet yang telah teruji
dan telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 50 cm
Acuan standar yang digunakan untuk film karet pada
penelitian ini yaitu SNI ISO11193-1-2008 dengan acuan Gambar 1. Skema eksperimen penentuan keseragaman
pengujian ISO 37 tentang “Sarung tangan karet steril, dosis serap di sepanjang jendela pemayar
untuk keperluan bedah sekali pakai–Spesifikasi”, dengan (window).
persyaratan gaya saat putus (kuat tarik) minimum 7 N
dan perpanjangan putus 650 % [7,8].
II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan meliputi: lateks pekat,
nBA, Neopelex FS, Aquadest, dosimeter CTA tipe FUJI
FTR-125, dosimeter go-nogo.
Alat
Alat-alat yang digunakan meliputi: MBE 350 keV/10
mA, peralatan gelas (pipet ukur, pipet volume, gelas
beker, gelas ukur, pengaduk kaca, labu takar), alat
pencetak film lateks, ballpet, magnetic stirrer, log book Gambar 2. Perangkat alat ukut dosis serap
MBE 350 keV/10 mA, alat uji tarik, pisau pond dan alat Spectrophotometer Genesys 5.
pres, Spectrophotometer Genesys, Mesin Berkas Elektron
350 keV/10 mA sebagai sumber berkas elektron, double
2. Pembuatan sampel lateks
tape, selotip, spidol permanen, tisu, sarung tangan, pinset,
gunting. Lateks karet alam dengan KKK 60 % diencerkan menjadi
KKK 30 %. Neopelex FS 70% diencerkan menggunakan
Cara Kerja
aquadest menjadi 1%. Dibuat emulsi nBA dengan cara
1. Penentuan keseragaman dosis serap di sepanjang larutan nBA 50% dicampur larutan Neopelex FS 1 %
jendela pemayar (window) dengan perbandingan 50:50, diaduk dengan kecepatan
a. Memotong dosimeter CTA sepanjang sekitar 7 cm 150 rpm selama sekitar 15 menit. Selanjutnya sampel
sebanyak 9 potong dan diberi nomer urut. lateks dituangkan ke dalam cetakan kaca berukuran 20
b. Memasang dosimeter CTA di bawah jendela cm × 20 cm × 2 cm, dengan dibuat setipis dan serata
pemayar sepanjang 50 cm (Gambar 1), dengan mungkin. Sampel lateks kemudian diiradiasi mengguna-
jarak 10 cm untuk setiap dosimeter CTA. kan MBE dengan variasi waktu dan di sebelah sampel
c. Mengiradiasi dosimeter CTA dengan tegangan diberi CTA untuk mengetahui dosisnya, selanjutnya
pemercepat dan arus berkas tertentu. sampel yang telah diiradiasi dibiarkan satu malam.
d. Mengkondisikan dosimeter CTA yang telah Setelah kering, film karet dikeluarkan dari cetakan dan
diiradiasi selama sekitar 2 jam. dicuci dengan 1% amonia dan aquadest. Film karet
kemudian dianalisis sifat mekanisnya. Flow diagram kecepatan tertentu. Hasil uji terbaca sebagai beban
pembuatan sampel lateks ditunjukkan pada Gambar 3. (dalam kilogram, kg) untuk memutus film karet sebagai
kuat tarik (yang selanjutnya dikonversi ke dalam satuan
newton N/mm2), sedangkan perpanjangan putus diukur
dengan meteran yang ditera selama penarikan potongan
uji. Tahapan uji sifat mekanik film karet ditunjukkan
pada Gambar 5.
pada penelitian ini sudah memenuhi persyaratan sebanyak 0,2 psk menghasilkan film karet dengan kuat
ISO11193-1-2008. tarik terbesar yaitu 8,86 N dan perpanjangan putus 900
Syarat teknis sarung tangan karet selain memenuhi %. Hasil proses vulkanisasi tersebut dapat dikatakan
sifat mekanik juga harus aman pada saat digunakan. sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan SNI
Salah satu bahaya dalam lateks karet alam adalah ISO11193-1-2008 untuk produk sarung tangan dengan
kandungan protein alergen yang dapat menyebabkan standar kuat tarik ≥ 7 N.
alergi, terutama untuk alat-alat terbuat dari karet yang
sering digunakan pada tubuh manusia dan alat-alat UCAPAN TERIMA KASIH
kesehatan [13][14]. Protein yang terdapat dalam getah
karet antara 1–1,8 % tergantung dari tempat tumbuh, Penulis mengucapkan terima kasih kepada PSTA-
spesies, dan tempat penyemaian. Saat ini telah terdeteksi BATAN atas pendanaan dalam penelitian ini, serta
sebanyak sekitar 200 jenis protein dan telah diketahui teman-teman Bidang Fisika Partikel yang ikut membantu
beberapa protein yang menyebabkan alergi. Sebagian dan diskusi dalam penelitian ini.
besar protein alergen yang terdeteksi di dalam karet alam
juga terdeteksi pada produk barang jadi lateks, kadang- PUSTAKA
kadang dalam keadaan terurai atau bergabung dengan [1] https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-
protein lain sewaktu pengolahan. Untuk itulah, salah satu Karet-Indonesia-2015--.pdf, Statistik Karet Indonesia,
cara menurunkan kadar protein terlarut dalam karet alam Badan Pusat Statistik, Nomor ISSN 1978-9920, 2015,
saat penyadapan adalah dengan menambahkan amonia 1– diakses tanggal 7 Oktober 2016.
5 %. Protein mengandung asam amino, dimana asam [2] http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/stati
amino dapat dihidrolisa dengan amonia sehingga protein stik/2016/KARET%202014-2016.pdf, Statistik Perkebun-
yang terlarut dalam air jumlahnya meningkat. Protein an Indonesia 2014-2016, Direktorat Jenderal Perkebunan,
yang terkandung di dalam lateks juga dapat terdegradasi Jakarta, 2015, diakses 7 Oktober 2016.
[3] Makuuchi. An Introduction to Radiation Vulcanization of
karena berinteraksi dengan elektron. Akibat degradasi
Natural Rubber Latex. T.R.I Global Co.,Ltd. Bangkok.
inilah maka berat molekul akan menurun drastis, 2003.
sehingga menjadi asam-asam amino yang mudah larut [4] H. Chirinos, F. Yoshii, K. Makuuchi, A. Lugao, Radiation
dalam air. Kemudian setelah dibuat film dan dicuci, maka Vulcanization of Natural Rubber Latex using 250 keV
protein (penyebab alergi) akan larut selama pencucian, Electron Beam Machine, Elsevier Physics Research B 208
akibatnya film karet bebas dari protein. Selain itu, protein (2003) p.256–259
yang terkandung dalam lateks juga dapat dihilangkan [5] Darsono, "Rancangan Dasar Mesin Berkas Elektron 350
pada saat proses sentrifuge (pemusingan) [8]. keV/20 mA Untuk Industri Lateks". Prosiding PPI
Dalam penelitian ini, kadar protein lateks karet alam Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Edisi khusus, Juli
2006.
sebelum dan sesudah iradiasi diuji dengan metode
[6] Wiwien Andriyanti, Suprapto, Elin Nuraini, Agus Tri
kjeldhal untuk mengetahui efek interaksi elektron Purwanto, "Peningkatan Efektivitas Crosslinking Pada
terhadap lateks. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel Vulkanisasi Lateks Dengan Mesin Berkas Elektron
2. (MBE)", Laporan Teknis Tahun 2013.
Tabel 2. Hasil uji kadar protein lateks karet alam sebelum dan [7] ISO 11193-1:2008. Single-use medical examination gloves
sesudah iradiasi -- Part 1: Specification for gloves made from rubber latex
or rubber solution.
Hasil [8] SNI ISO 37:2010, Karet, vulkanisat atau termoplastik -
Parameter
Lateks Lateks Satuan Penentuan sifat-sifat tegangan-regangan
uji
sebelum iradiasi sesudah iradiasi [9] Utama, M. Teknologi Lateks Alam Radiasi : Solusi
Protein 2,81 2,15 % Problema Produksi Barang Karet. Pusat Pengembangan
Informatika Nuklir-BATAN. Jakarta. 2007.
Dari Tabel 2 terlihat bahwa kadar protein lateks karet [10] Utama, M., Aplikasi Akselerator untuk Industri, Diklat
Pelatihan Bekerja Akselerator, Pusdiklat-BATAN, Jakarta,
alam mengalami penurunan. Namun kadar protein yang
2003.
terkandung dalam lateks masih tergolong besar karena [11] Prihatin, S., Utama, M., dan Andriyanti, W., “A Review on
protein yang terdapat dalam getah karet biasanya antara the rubber products from irradiation vulcanization natural
1–1,8% tergantung dari tempat tumbuh, spesies, dan latex”, Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan
tempat penyemaian. Hal ini dapat terjadi kemungkinan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014.
dalam persiapan sampel, protein belum terhidrolisa [12] Kardha, M.S., Pembuatan Kopolimer Lateks Karet Alam-
sempurna. Selain itu, dapat juga karena interaksi antara Stiren Iradiasi untuk Sarung Tangan Listrik, Jurnal Sains
berkas elektron dengan gugus fungsional pada film karet Materi Indonesia Vol. 11, No. 3, Juni 2010, hal 24-27
belum berlangsung dengan sempurna sehingga mengaki- [13] Utama, M., Herwinarni, Sumarti, M., Siswanto,
Suharyanto, Ruslim, S., Trial Production of Surgical
batkan peristiwa degradasi yang tidak sempurna pula.
Gloves from Irradiated Natural Rubber Latex on Factory
IV.KESIMPULAN Scale, Jurnal Atom Indonesia, 2005
[14] Sizue O. Rogeroa, Ademar B. Lugaoa, Fumio Yoshiib,
Proses vulkanisasi lateks karet alam dengan berkas Keizo Makuuchib, Extractable Proteins from Irradiated
elektron, di mana sampel lateks ditambah normal Butyl Field Natural Rubber Latex, Elsevier Science Ltd.
Akrilat (nBA) sebanyak 5 psk dan Kalium Hidroksida Radiation Physics and Chemistry 67 (2003) 501–503.
Terima kasih diucapkan kepada para mitra bestari yang telah terlibat dalam penilaian makalah-
makalah yang diterbitkan dalam Risalah Fisika Vol. 2 No. 1 Januari 2018:
Abstrak – Telah dilakukan analisis dan uji kinerja operasi reaktor Kartini dalam rangka menyediakan sumber neutron
untuk fasilitas eksperimen SAMOP (Subcritical Assembly for 99Mo Production). Metode yang digunakan adalah dengan
melakukan rekonfigurasi teras, perhitungan ulang parameter operasi reaktor seperti reaktivitas total bahan bakar,
reaktivitas lebih teras, reaktivitas batang-batang kendali, suhu pendingin, dan sebagainya. Reaktor dioperasikan secara
bertahap mulai 20 jam, 50 jam dan 100 jam pada daya 100 kW dan parameter operasi diamati. Digunakan perangkat
lunak TRIGA-MCNP untuk perhitungan reaktivitas reaktor dan konfigurasi teras agar mencapai kondisi kritis. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa teras reaktor Kartini akan kritis pada konfigurasi teras berisi 65 elemen bakar, yang
ekivalen dengan 2470 gram masa 235U. Untuk menambah reaktivitas lebih, teras reaktor Kartini dimuati dengan 71
elemen bakar. Hasil analisis dan uji kinerja menunjukkan bahwa reaktor Kartini dapat dioperasikan 100 jam secara
kontinu dan berdasar pengamatan, parameter-parameter operasi reaktor berada di bawah nilai batas kondisi operasi
(BKO) yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa reaktor Kartini siap menyediakan sumber neutron melayani
eksperimen produksi isotop dengan metode SAMOP.
Abstract – The analysis and performance test of Kartini reactor operation to provide neutron source of SAMOP
(Subcritical Assembly for 99Mo Production) experimental facility have been done. The used method was recalculation the
operating parameters such as reactivity of fuels, core excess reactivity, control rod worth, coolant temperature were and
reactor core configuration. The reactor was operated step by step from 20 hours, 50 hours and 100 hours, and reactor
parameters were monitored. The criticality calculation using TRIGA-MCNP was done to determine the core
configuration in such that the critical mass was achieved. The results of TRIGA-MCNP calculations shows that Kartini
reactor core will be critical with core configurations contain 65 fuel elements, which is equivalent to 2470 grams 235U
mass. The Kartini reactor core was then loaded by 71 fuel elements to increase the core excess. The analysis and
operating performance test result shows that Kartini reactor can be operated 100 hours continuously and safely, reactor
operation parameters are all belows the limit operating conditions (LCO). It can be concluded that Kartini reactor is
ready to provide neutron source for SAMOP experimental facility for isotope production.
dan 50 jam secara kontinyu ternyata diperlukan tindak sesudah dan sebelum batang kendali disisipkan. M2 = L2
lanjut untuk memastikan reaktor Kartini dapat digunakan + זadalah luas migrasi termal, dengan L2 luas difusi dan ז
dengan selamat untuk operasi 100 jam. Prioritas utama umur Fermi.
dalam tindak lanjut ini adalah aspek keselamatan teras Reaktivitas reaktor ( ) dinyatakan sebagai
reaktor. Tindak lanjut yang telah dilakukan yakni
k 1 (3)
penambahan bahan bakar sekaligus rekonfigurasi teras
reaktor. Kegiatan wajib yang melekat setelah dilakukan k
penambahan bahan bakar adalah kalibrasi batang kendali dan reaktivitas batang kendali (rod worth) dinyatakan
reaktor dan kalibrasi daya. Berdasarkan data yang sebagai
diperoleh dari rangkaian kalibrasi ini adalah reaktor
Kartini telah siap digunakan untuk operasi 100 jam.
k0 k ( B 2 B02 ) M 2
Parameter yang menjadi perhatian utama adalah suhu w (4)
air tangki reaktor, suhu bahan bakar, posisi batang k 1 B02 M 2
kendali serta paparan radiasi yang timbul. Parameter Buckling reaktor selain fungsi geometri reaktor juga
maksimal yang terukur selama operasi masih dalam batas sebagai fungsi bahan bakar reactor. Untuk reaktor Kartini
BKO yang tercantum dalam laporan analisis keselatan geometrinya sudah fixed sehingga buckling akan berubah
reaktor Kartini revisi 7 tahun 2012 [7]. dengan berubahnya posisi batang-batang kendali secara
Reaktor Kartini selama ini telah banyak digunakan aksial dan jumlah bahan bakar, yaitu meliputi burn-up
untuk pendidikan dan pelatihan, untuk teknik analisis dan konfigurasi bahan bakar di dalam teras reaktor. Oleh
nuklir, dan sebagai sarana Nuclear Training Centre [8,9]. karena itu parameter-parameter fisis tersebut harus dihi-
Diharapkan dengan dapat direalisasikannya sumber tung dan diamati selama pengoperasian reaktor.
neutron dari beamport untuk fasilitas eksperimen Demikian pula parameter operasi lainnya seperti suhu
SAMOP dapat semakin meningkatkan dayaguna reaktor bahan bakar, suhu dan laju aliran pendingin, paparan
Kartini. radiasi di atas deck reaktor, dan sebagainya.
posisi batang kendali, suhu pendingin air tangki reaktor muncul yaitu reaktivitas negatif sebesar 14 sen yang
(ATR), suhu masuk dan keluar penukar panas (HE), daya diketahui dari kenaikan batang kendali kompensasi dan 5
reaktor, dan sebagainya. Dilakukan perhitungan dan sen dari kenaikan batang kendali pengatur, sehingga total
analisis kinerja operasi apakah parameter-parameter kenaikan reaktivitas adalah 19 sen. Satuan reaktivitas
operasi reaktor tersebut masih berada pada batas kondisi adalah bilangan biasa seperti yang ditunjukkan oleh
operasi (BKO) yang telah ditetapkan seperti yang korelasi pada persamaan (1) atau dalam satuan “dollar”
tercantum di dalam Laporan Analisis Keselamatan (LAK) ($) yaitu bilangan biasa dibagi dengan parameter fraksi
reaktor Kartini [7] neutron kasip efektif dari reaktor (βeff), untuk reaktor
Kartini βeff = 0,0069 atau dalam satuan sen yaitu 0,01$.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan rekonfigurasi awal menggunakan
TRIGA-MCNP adalah reaktor Kartini baru dapat
mencapai kondisi kritis saat teras telah terisi oleh 65
elemen bakar dan ketiga batang kendali semua pada
posisi up 100%. Bahan bakar sejumlah 65 buah tersebut
ekivalen dengan 2470 gram 235U. Konfigurasi seperti itu
akan menghasilkan nilai keff = 1,00076 dengan standar
deviasi 0,00076. Program TRIGA MCNP dijalankan
dengan mengatur jumlah cycle sebanyak 100 kali, jumlah
ini akan berpengaruh pada keauratan nilai keff yang
diperoleh.
Selanjutnya teras reaktor Kartini dimuati dengan total
69 elemen bakar yang terdistribusi pada 6 buah pada ring Gambar 2. Posisi batang-batang kendali sebagai fungsi waktu
B, 10 buah pada ring C, ring D terdapat 18 elemen bakar , operasi pada daya 100 kW.
23 elemen bakar pada ring E dan 12 buah elemen bakar
pada ring F, dan 15 elemen dummy (grafit) pada ring F. Hasil evaluasi operasi 50 jam, pada akhir operasi
Hasil konfigurasi berdasar simulasi dengan MCNP ini semua batang kendali pada posisi 100%. Tepatnya pada
sangat bersesuaian dengan hasil perhitungan pada reaktor jam ke 45 setelah operasi, semua batang kendali sudah
sejenis [10-12]. Konfigurasi teras sebelum eksperimen uji mencapai 100%, yang artinya daya reaktor sudah tidak
operasi 100 jam kontinyu, disajikan pada Gambar 1. Hal dapat dinaikkan lagi jika terjadi penurunan daya. Maka 2
ini juga sudah dilaporkan sebelumnya oleh penulis [13]. jam terakhir menjelang shutdown, reaktor hanya mampu
kritis pada daya 97 kW, data parameter operasi dapat
dilihat pada Gambar 2. Keadaan ini menjadi bagus dari
sisi keselamatan karena tidak akan mungkin lagi reaktor
mengalami kenaikan daya melebihi BKO. Namun
sebaliknya dari sisi produktivitas, maka keadaan ini
menunjukkan kekurangan bahan bakar, sehingga diperlu-
kan penambahan bahan bakar untuk tetap memperta-
hankan kekritisan reaktor pada daya 100 kW dalam
jangka waktu yang lebih lama.
Keputusan penambahan bahan bakar memerlukan
dukungan analisis reaktivitas lebih teras terlebih dahulu
dengan simulasi. Pada kondisi awal, yakni sebelum
penambahan bahan bakar, reaktivitas lebih teras pada
waktu reaktor berdaya 100 kW adalah sekitar 45 sen.
Pada jam ke 45 dari kritis awal, sesuai prediksi maka
peracunan xenon mencapai puncaknya.
Berdasarkan kenaikan semua batang kendali pada
posisi 100%, dapat disimpulkan besarnya peracunan
Gambar 1. Konfigurasi teras reaktor Kartini sebelum xenon adalah sebesar 45 sen. Agar reaktor dapat
operasi 20 jam dan 50 jam kontinu [13]. dioperasikan di atas 50 jam dan digunakan untuk iradiasi
sampel maka diperlukan minimal 45 sen tambahan
Hasil uji kinerja operasi reaktor Kartini tahap pertama reaktivitas.
adalah operasi 20 jam secara kontinu, berjalan lancar dan Reaktivitas teras dapat ditambahkan dengan penam-
selamat, tidak terjadi gangguan scram. Selama operasi bahan bahan bakar ataupun rekonfigurasi teras atau
reaktor 20 jam, semua parameter berada dalam rentang kombinasi antara penambahan bahan bakar dan
BKO yang diizinkan. Secara alamiah reaktivitas lebih rekonfigurasi teras. Berdasarkan hasil perhitungan
teras (parameter untuk mempertahankan reaktor tetap simulasi dengan TRIGA-MCNP, dengan penambahan 2
kritis pada daya tertentu) terus menurun dikarenakan buah bahan bakar dan rekonfigurasi 3 posisi bahan bakar
peracunan xenon. Selama 20 jam peracunan xenon yang akan menambah reaktivitas sebesar 130 sen. Setelah
dilakukan rekonfigurasi teras kemudian dilakukan [2] Syarip, Tegas Sutondo, Edi Trijono BS, Endang
kalibrasi batang kendali, hasilnya menunjukkan hanya Susiantini, Design & Development of Subcritical
terjadi penambahan reaktivitas sebesar 58 sen. Walaupun Assembly for 99Mo Production (SAMOP). Proceedings
antara hasil simulasi dan eksperimen terpaut jauh namun 2nd International Conference on Science and
Technology, October 27-28th 2016, Yogyakarta.
secara kenyataan bahwa telah ada penambahan reaktivitas [3] Tegas Sutondo and Syarip: Beam Characteristics of
diatas 45 sen untuk mengatasi peracunan xenon. Pierching and Tangential Beamports of Kartini Reactor,
Sehingga reaktor telah siap dioperasikan diatas 100 jam. “Ganendra” Journal of Nuclear Science and Technology,
Pelaksanaan operasi reaktor pada daya 100 kW selama Volume 17(2), 2014, pp. 83-90.
100 jam nonstop dimulai pada tanggal 13 September [4] U.S. Department of Energy DOE-HDBK-1019/2-93:
2016. Reaktor mulai kritis pada pukul 9.15 dan DOE fundamentals Handbook Nuclear Physics and
shutdown setelah kurang lebih 100 jam beroperasi pada Reactor Theory, Volume 2 of 2, 1993.
tanggal 17 September 2016 pukul 14.00 WIB. Selama [5] Kasmudin, Simulasi Dosis Serap Radial Sumber Iridium-
pelaksanaan operasi 100 jam tersebut, operator selalu 192 Untuk Brakiterapi Dengan Menggunakan MCNP.
mengamati parameter reaktor yang menjadi batasan Prosiding Seminar Nasional XI SDM Teknologi Nuklir
kondisi operasi (BKO) dan memastikan masih dalam Yogyakarta. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir,
batas yang diizinkan. Parameter yang menjadi perhatian Yogyakarta, 15 September 2015.
utama adalah suhu air tangki reaktor, suhu bahan bakar, [6] Yazid Putranto Ilham, TRIGA-MCNP Computer Code
posisi batang kendali serta paparan radiasi yang timbul. Version-9, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Bandung,
Parameter maksimal yang terukur selama operasi masih 2006.
dalam batas BKO seperti yang tertuang pada LAK [7] PSTA BATAN, Laporan Analisis Keselamatan Reaktor
reaktor Kartini [7]. Kartini Revisi 7, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Bahan, Yogyakarta, 2012.
V. KESIMPULAN [8] Syarip, Puradwi Ismu Wahyono, Tegas Sutondo.
Berdasarkan hasil analisis dan uji kinerja operasi reaktor Evaluation on the Utilization of Kartini Research Reactor
Kartini di atas menunjukkan bahwa reaktor Kartini dapat for Education and Training Programs. Proceeding of 2nd
Nuclear Energy Technology Seminar, Denpasar, 2015.
dioperasikan 100 jam secara kontinyu. Hasil pengamatan [9] Adi Abimanyu, Syarip, Elisabeth Supriyatni, The
selama operasi menunjukkan bahwa parameter operasi Development of Kartini Reactor data Acquisition System
reaktor berada di bawah nilai BKO yang telah ditetapkan. to Support Nuclear Training Centre (NTC), Proceedings
Dapat disimpulkan bahwa reaktor Kartini siap of Joint International Conference: The 3rd International
menyediakan sumber neutron melayani eksperimen Conference on Nano Electronics Research and Education
produksi isotop dengan metode SAMOP. Hasil (3rd ICNERE) and The 8th International Conference on
perhitungan menunjukkan bahwa massa kritis minimum Electrical, Electronics, Communications, Controls and
teras reaktor Kartini adalah pada konfigurasi teras berisi Informatics System (8th EECCIS). Batu, 2016.
65 elemen bakar, atau ekivalen dengan 2470 gram masa [10] Noble B., et al.: Experimental and MCNP5 Based
235 Evaluation of Neutron and Gamma Flux in the Irradiation
U. Agar dapat beroperasi 100 jam pada daya 100 kW Ports of the University of Utah Research Reactor.
maka reaktivitas lebih teras reaktor Kartini perlu Nuclear Technology & Radiation Protection, Volume
ditambah yaitu dengan memuati teras reaktor dengan 71 27(3), 2012, pp. 222-228.
elemen bakar. [11] Antonio Cammi et.al.: Characterization of the TRIGA
Mark II reactor full-power steady state, Nuclear
UCAPAN TERIMA KASIH Engineering and Design Vol. 300, 2016, pp. 308–321.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala [12] Borio di Tigliole, A., Cammi, A., Clemenza, M., Memoli,
PSTA BATAN, Kabid Reaktor, yang telah memberikan V., Pattavina, L., Previtali, E., Benchmark evaluation of
dukungan moril maupun materil pada pelaksanaan reactor critical parameters and neutron fluxes
distributions at zero power for the TRIGA Mark II reactor
kegiatan ini. Demikian pula kepada para operator dan at the University of Pavia using the Monte Carlo code
supervisor reaktor Kartini, serta para petugas proteksi MCNP. Prog. Nucl. Energy Vol. 52, 2010, pp. 494–502.
radiasi, atas kerjasamanya. [13] Argo Satrio Wicaksono dan Syarip, Validasi program
komputer TRIGA MCNP dengan percobaan kekritisan
PUSTAKA
reaktor Kartini. Prosiding Seminar Penelitian dan
[1] Syarip, Laporan Akhir Insinas SAMOP, Dok. No.:RT- Pengelolaan Perangkat Nuklir Pusat Sains dan Teknologi
2016-0151, PSTA BATAN, 2016. Akselerator, Surakarta 9 Agustus 2016.
Abstrak – Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki perkembangan cukup pesat. Beberapa
pembangunan infrastruktur yang cukup masif di kota Surakarta adalah hotel-hotel dengan ketinggian lebih dari 25 lantai,
pembangunan jalan flyover, jembatan dan kawasan industri di utara dan selatan kota Surakarta. Telah dilakukan survei
mikrotremor untuk menentukan ketebalan pelapisan sedimen di kota Surakarta. Peta ketebalan sedimen digunakan untuk
menentukan daerah yang rawan terhadap amplifikasi magnitud gempa, semakin tebal lapisan sedimen semakin besar
amplifikasi sehingga berbahaya bagi infrastruktur yang terletak diatasnya. Pengukuran mikrotremor dilakukan di 12 lokasi
dengan interval jarak antar lokasi 1-3 km. Peralatan yang digunakan adalah P.A.S.I Seismograph Mod. 16S24-P dengan
sensor 3D Borehole Geophone Model GFA 60/100. Lama waktu pengukuran setiap lokasi adalah 20 menit dengan tiga kali
pengulangan perekaman data di setiap lokasi. Pengolahan data mikrotremor menggunakan software Geopsy dan Surfer 11.
Diperoleh hasil ketebalan sedimen di Lokasi 4 yang berada di wilayah Dawung merupakah lokasi dengan ketebalan sedimen
yang paling tebal yaitu 24,65 m. Kemudian ketebalan sedimen semakin menipis ke utara, yaitu pada tengah kota sekitar 15
meter dan pada sisi utara sekitar 5 meter. Hal ini mengindikasikan bahwa pada sisi selatan kota Surakarta merupakan daerah
yang rawan terhadap amplifikasi jika terjadi gempa bumi.
Abstract – Surakarta is one of the cities in Central Java that has a rapid development. Some of the massive infrastructure
developments in Surakarta are hotels with a height of more than 25 floors, fly over roads, bridges and industrial estates in the
north and south of Surakarta. Microtremor surveys have been conducted to determine the thickness of sediment layer in the
city of Surakarta. The map of sediment thickness is used to determine areas prone to amplification of earthquake magnitude,
the thicker the sediment layer the greater the amplification so that it is harmful to the infrastructure located above it.
Microtremor measurements were performed in 12 locations with interval spacing between locations 1-3 km. The equipment
used is P.A.S.I Seismograph Mod. 16S24-P with 3D Borehole Geophone Model GFA 60/100 sensor. The measurement time for
each location is 20 minutes with three repetitions of data recording. Microtremor data processing using Geopsy and Surfer 11
softwares. The result of thickness of sediment in location 4 located in Dawung region is the area with thickest of sediment
layer that is 24,65 m. Then the thickness of the sediment, gradually thinned to the north, which is in the middle of the city about
15 meters and in the north side about 5 meters. This indicates that in the southern part of the city of Surakarta is an area prone
to amplification in case of an earthquake.
permukaan tanah yang terjadi secara terus menerus sehingga HVSR (Horizontal to Vertical Ratio)
terjebak pada lapisan sedimen dan terpantulkan akibat Nilai amplitudo spectrum frekuensi komponen
adanya bidang batas lapisan dengan frekuensi tetap yang Utara-Selatan
disebabkan oleh getaran mikro dan kegiatan alam lainnya di Nilai amplitude spektrum frekuensi komponen
bawah permukaan tanah. Adapun parameter yang dapat Barat-Timur
diukur dengan metode ini yaitu frekuensi dominan (f0) dan Nilai amplitudo spektrum frekuensi komponen
ketebalan sedimen [3]. vertikal
B. Metode HVSR
C. Frekuensi Dominan
Metode HVSR merupakan getaran gelombang geser yang
terrukur pada medium sedimen atau medium yang berada di Frekuensi dominan adalah frekuensi yang muncul sebagai
atas bedrock [4]. Adapun persamaan HVSR dinyatakan nilai frekuensi dari lapisan batuan di suatu wilayah yang
sebagai [5] menunjukkan karakteristik serta jenis batuan yang ada di
bawah permukaan tanah [6]. Hal ini dapat diketahui
(1) berdasarkan klasifikasi tanah dan nilai frekuensi dominan
dengan yang telah dikelompokkan oleh Kanai seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi tanah menurut Kanai [7] berdasarkan nilai frekuensi dominan mikrotremor [8].
Klasifikasi Tanah Frekuensi
Klasifikasi Kanai Deskripsi
Tipe Jenis Natural (Hz)
Batuan tersier atau lebih tua. Terdiri dari batuan hard Ketebalan sedimen permukaannya sangat tipis,
Jenis I 6,667 - 20
sandy, gravel, dll. di dominasi oleh batuan keras.
Tipe IV
Batuan alluvial, dengan ketebalan 5m. Terdiri dari Ketebalan sedimen permukaanya masuk dalam
Jenis II 10 - 4
sandy-gravel, sandy hard clay, loam, dll. kategori menengah 5 hingga 10 meter.
Batuan alluvial, dengan ketebalan >5 m. Terdiri dari Ketebalan sedimen permukaan masuk dalam
Tipe III Jenis III 2,5 - 4
sandy-gravel, sandy hard clay, loam, dll. kategori tebal, sekitar 10 hingga 30 meter.
Tipe II Batuan alluvial, yang terbentuk dari sedimentasi delta, Ketebalan sedimen permukannya sangatlah
Jenis IV < 2,5 top soil, lumpur, dll. Dengan kedalaman 30 m atau tebal
Tipe I
lebih.
Tabel 2. Klasifikasi jenis tanah berdasarkan Kanai [7] dari hasil frekuensi dominan.
Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
Lokasi Keterangan f0 (Hz) Lokasi Keterangan f0 (Hz) Lokasi Keterangan f0 (Hz)
1 MJ 11,68 3 SGKRH 5,03 4 DWG 2,8
2 MWRD 14,96 5 SMPN 10 8,71
7 MJSG 15,40 6 MNHN 8,76
9 LWYN 14,20 8 BANYR 4,46
10 KA 16,96 11 JBRS 5,58
12 TPS 4,32
Indeks warna biru memiliki ketebalan yang tipis di menunjukkan nilai ketebalan sedimen dari 12 lokasi ukur.
bandingkan lokasi yang berada pada indeks warna lain. Pada Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan sedimen berkaitan
indeks warna hijau menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki dengan hasil frekuensi dominan yang menunjukkan bahwa
ketebalan sedimen berkisar antara 11-15 meter. Kemudian semakin besar nilai frekuensi dominan maka ketebalan
lokasi 4 (Dawung) yang berada di sekitar warna merah sedimen semakin tipis. Maka dari itu diketahui bahwa nilai
dengan ketebalan sedimen 24,65 meter. Lokasi 4 berada di frekuensi dominan akan berbanding terbalik dengan
wilayah Dawung dan termasuk lokasi dengan ketebalan ketebalan sedimen. Ketebalan sedimen akan mempengaruhi
sedimen yang lebih tebal daripada lokasi lain. Tabel 3 respon bangunan yang ada di atas permukaan apabila terjadi
gempa bumi karena magnitudo gempa akan teramplifikasi. Vertical Spectral Ratio) untuk Pemetaan Mikrozonasi di
Secara umum untuk kota Surakarta, ketebalan sedimen Kelurahan Kejawan Putih Tambak Surabaya. Jurnal Teknik
paling tebal ada di sisi selatan (24 meter), kemudian di POMITS. Vol. 1, No. 1, 1-4, 2013.
tengah kota sekitar sekitar 15 meter dan sisi utara dengan [4] M. Mucciarelli, C. Other, D. Gosar, A. Herak, M. Albarello,
Assesment of Seismic Site Amplification and of Seismic
ketebalan sekitar 5 meter. Building Vulnerability in the Republic of Macedonia, Croatia
V. KESIMPULAN and Slovenia, The 14th World Conference on Earthquake
Engineering, October 12-17, Beijing, China, 2008.
Ketebalan sedimen di Kota Surakarta paling tebal adalah di [5] Yutaka Nakamura. On The H/V Spectrum. The 14th World
sisi selatan (24 meter) kemudian semakin ke utara semakin Conference on Earthquake Engineering October 12-17,
menipis sampai dengan 5 meter. Untuk di sisi selatan Beijing, China, 2008.
sebaiknya tidak didirikan bangunan tinggi yang dikha- [6] Sungkono, B.J. Santosa. Karakterisasi Kurva Horizontal-To-
watirkan akan terdampak apabila terjadi amplifikasi Vertical Spectral Ratio: Kajian Literatur dan Pemodelan,
magnitud gempa bumi. Jurnal Neutrino. Vol.4, No.1, 2011.
[7] Kanai, K, Engineering Seismology, University of Tokyo
PUSTAKA Press, Tokyo, Japan, 1983.
[1] Ari Yuni Ani. Analisa Struktur Bawah Permukaan di [8] Satria Subkhi Arifin, Bagus Sapto Mulyanto, Marjiyono.
Wilayah Surakarta Menggunakan Metode Gravitasi. Skripsi. Roby Setianegara. Penentuan Zona Rawan Guncangan
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Bencana Gempa Bumi Berdasarkan Analisis Nilai
2011. Amplifikasi HVSR Mikrotremor dan Analisis Periode
[2] H. Arai, K. Tokimatsu, S-wave Velocity Profiling by Joint Dominan Daerah Liwa dan Sekitarnya, Jurnal Eksplorasi,
Inversion of Microtremor H/V Spectrum. Bulletin of the Vol. 2 No.1, 2014.
Seismological Society of America. 94(1), 54-63, 2004. [9] Unwanus Sa’adah, Yusep Muslih Purwana, Noegroho
[3] Reza Agus Parlindungan Harahap, Laily Endah Fatmawati, Djarwanti. 2015. Analisis Risiko Gempa di Kota Surakarta
Ria Asih Aryani Soemitro, Trihanyndio Rendy Satrya, dengan Pendekatan Metode Gumbel. Matriks Teknik Sipil,
Analisa Mikrotremor Dengan Metode HVSR (Horizontal to Maret 2015. e-ISSN 2354-8630.
1. Contoh (template) yang berisi petunjuk penulisan dan formulir penyerahan makalah dapat diunduh
(download) di situs Risalah Fisika (http://journal.fisika.or.id/rf).
2. Makalah yang ditulis dalam Microsoft Word dengan format sesuai contoh (template) disertai formulir
penyerahan makalah (sebagai supplementary file) yang telah diisi dan ditandatangani oleh semua penulis
dapat diunggah (upload) melalui situs Risalah Fisika setelah melakukan pendaftaran.
3. Pendaftaran dalam situs akan memberikan nama pengguna (user name) dan sandi pengguna (password)
untuk masuk dalam situs dan memeriksa status makalah tersebut.
4. Pada pendaftaran mohon diberikan data pengguna lengkap dengan alamat surat elektronik (email) dan
telepon (khususnya telepon gengggam/handphone) untuk komunikasi lebih lanjut dengan penulis.
5. Jika terjadi kesulitan dalam pendaftaran dan pengunggahan makalah maupun masalah lain terkait dengan
Risalah Fisika, dapat dihubungi pengelola melalui alamat surat elektronik: rf@fisika.or.id.
ISSN 2548-9011
Volume 2 Nomor 1
Januari 2018
Daftar Isi
Pengantar Redaksi…………………………………………………………………………………………….. i
Penggunaan LKPD Materi Gerak Melingkar dan Parabola Berbasis Discovery Learning Terhadap
Kompetensi Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Pariaman
Yulkifli, Ifzi Ihsan , Yenni Darvina ...................................................................................................... 1
Karakteristik Fisik Plasma dalam Laser-Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) Menggunakan Laser
Neodymium:Yttrium-Aluminum-Garnet (Nd-YAG) Pada Sampel Daging Kerang Sungai
Nasrullah Idris, Tjoet Nia Usmawanda, Herman, Kurnia Lahna, Muliadi Ramli ..................................... 9
Optimasi Proses Iradiasi Lateks Karet Alam Menggunakan Mesin Berkas Elektron (MBE)
Elin Nuraini, Wiwien Andriyanti, Rany Saptaaji ................................................................................... 15
Analisis dan Uji Kinerja Operasi Reaktor Kartini Sebagai Sumber Neutron Fasilitas Eksperimen
SAMOP
Argo Satrio Wicaksono, Syarip ………………………….................……….…………………….…….. 21