Anda di halaman 1dari 14

0 | Jurnal Pendidikan Musik Edisi...

Tahun 2018
PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KESULITAN BELAJAR SENI
BUDAYA DI SMP NEGERI 1 SUKOREJO KENDAL

The Impact of External Factor to The Students’ Difficulties in Learning Culture and Arts Subject at
SMP 1 Sukorejo Kendal

Oleh: Danung Pratama Santoso, Pendidikan Musik Universitas Negeri Yogyakarta


Email:danungmusic@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor eksternalyang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik
dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1 Sukorejo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
dengan jenis survei. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Sukorejo berjumlah 256
peserta didik. Sampel berjumlah 100 peserta didik, dan teknik sampling yang digunakanadalah acak sederhana.
Metode pengumpulan data menggunakan angket tertutup.Validasi instrumen menggunakan validitas konstruk
dengan rumus korelasi pearson product moment. Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumuscronbach’s
alpha. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif dengan rumus penghitungan mean teoritik. Hasil
penelitian menunjukkan tiga aspek faktor eksternal yaitu aspek lingkungan keluarga memiliki prosentase (28%),
lingkungan sekolah (97%), kurikulum (91%) dan lingkungan masyarakat sebesar (27%), dan yang menimbulkan
kesulitan belajar yaitu faktor eksternal dari aspek lingkungan sekolah (97%), dan kurikulum (91%).

Kata Kunci: seni budaya, musik, sukorejo

Abstract
This research is purposed to find out the external factors that influence the learning difficulties of student in
learning Culture and Arts at Smp Negeri 1 Sukorejo. This research uses quantitative methods, whit types of
surveys, The research population was 256 students of SMP Negeri 1 Sukorejo Samples totaled 100 students, and
the sampling technique used was simple random. Data collection method uses closed questionnaire. Instrument
validation uses construct validity with the formula of Pearson product moment correlation. Reliability is done by
using formula Cronbach's alpha. Data analysis uses descriptive statistical techniques with a theoretical mean
calculation formula. The results showed three aspects of external factors, namely the family environment has a
percentage (28%), the school environment (97%), curriculum (91%) and the community environment (27%), and
which lead to learning difficulties namely external factors of environmental aspects school (97%), and curriculum
(91%).

Keywords: culture and arts, music, sukorejo

PENDAHULUAN yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan


Kebutuhan akan pendidikan pada zaman negara.
sekarang sangatlah penting. Dalam Undang- Pencapaian pengembangan potensi diri
Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem secara optimal juga dapat membentuk seseorang
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1 lebih berkualitas. Berkembangnya potensi diri
dinyatakan bahwaPendidikan adalah usaha sadar penting untuk mencapai tujuan pendidikan di
dan terencana untuk mewujudkan suasana Indonesia sesuai yang tercantum dalam pasal 3
belajar dan proses pembelajaran agar peserta Undang-Undang Sistem Pendidikan No.20 tahun
didik secara aktif mengembangkan potensi 2003 “untuk berkembangnya potensi peserta
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, didik agar menjadi manusia yang beriman dan
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17
demokratis serta bertanggung jawab” (Siswoyo tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia
dkk, 2011:28). Pengembangan sumber daya mata secara hukum. Dalam masa peralihan inilah
manusia melalui pendidikan meliputi 3 aspek seseorang mengalami gejolak emosi diiringi
yaitu pengembangan kemampuan kognitif, pertumbuhan fisik dan psikis yang variatif, pada
afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, masa ini juga seseorang mudah terpengaruh oleh
pendidikan harus direncanakan dan diterapkan lingkungan dan banyak yang terjerumus ke hal-
secara matang sejak dini, agar mencapai tujuan hal yang negatif. Muatan pendidikan seni sangat
yang maksimal. penting dalam masa ini untuk membentuk
Pendidikan di Indonesia dapat diperoleh
pribadi yang berakhlak mulia, budi pekerti yang
dari pendidikan formal (sekolah) dan non formal
luhur, berkarakter dan menghargai nilai-nilai
(bimbingan belajar, lembaga pendidikan kursus).
keindahan.
Sekolah formal merupakan program dan sarana
Pendidikan seni di tingkat SMP saat ini
pendidikan yang wajib ditempuh generasi muda
dirangkum menjadi mata pelajaran seni budaya,
selama 12 tahun di Indonesia. Program wajib
dimana di dalamnya terdapat cabang-cabang seni
belajar 12 tahun terdiri atas pendidikan dasar 6
yaitu seni musik, seni rupa, seni drama dan tari.
tahun, pendidikan menegah pertama 3 tahun dan
Kurikulum pendidikan seni budaya yang
pendidikan menengah lanjut 3 tahun. Dalam
diterapkan pada sekolah formal di Indonesia
program pendidikan wajib tersebut, sekolah
khususnya kurikulum 2013 memang bukan
tidak hanya dituntut mengajarkan pendidikan
ditujukan untuk mencetak seniman, melainkan
keilmuan saja, namun juga ada pengembangan
mata pelajaran seni budaya di SMP/MTs pada
sikap, moral, karakter, estetika, kreativitas dan
dasarnya untuk menumbuhkembangkan
seni.
kepekaan rasa estetik dan artistik, sehingga
Sekolah menengah pertama (SMP)
terbentuk sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada
merupakan lanjutan dari sekolah dasar dengan
diri setiap peserta didik secara menyeluruh
rentang usia peserta didik antara 13 sampai 16
seperti yang tercantum dalam buku guru
tahun, dimana dalam masa ini adalah masa
kurikulum 2013.
peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa
Pendidikan seni budaya di Indonesia
(remaja). Usia SMP adalah usia dimana peserta
dimaksudkan untuk peningkatan potensi seni
didik sedang mencari identitas/jati dirinya,
yang ada di dalam diri peserta didik. Selain itu
mereka sudah tidak mau diperlakukan seperti
juga untuk meningkatkan apresiasi peserta didik
anak-anak lagi walaupun perkembangan fisik
terhadap karya seni Indonesia. Kemampuan
belum dapat dikatakan seperti orang dewasa.
mengapresiasi dan mengekspresi keindahan serta
Hurlock (1991:206) menyatakan awal masa
harmoni mencapai apresiasi dan ekspresi, baik
remaja berlangsung dari tiga belas tahun sampai
dalam kehidupan individual sehingga menikmati
enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan
dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu Tingkat apresiasi musik para peserta didik juga
menciptakan kebersamaan yang harmonis masih kurang terutama apresiasi pada karya
(Mulyasa, 2008:48). Sub mata pelajaran seni musik nusantara. Peserta didik tersebut lebih
musik khususnya, juga mengajak peserta didik antusias mengapresiasi karya musik pop masa
untuk mengembangkan apresiasi terhadap karya kini. Dalam hal ini tentunya ada faktor-faktor
seni musik nusantara dan pengenalan musik penghambat dalam proses pembelajarannya.
mancanegara. Faktor penghambat proses belajar dapat muncul
SMP Negeri 1 Sukorejo adalah salah satu
dari dalam diri peserta didik seperti kurangnya
sekolah negeri yang terletak di Kecamatan
motivasi belajar, guru mata pelajaran yang
Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
kurang menguasai kompetensi yang diajarkan,
Secara geografis SMP Negeri 1 Sukorejo berada
serta sarana dan prasarana pembelajaran yang
di daerah pegunungan ujung selatan Kabupaten
kurang mendukung. Berdasarkan hasil
Kendal dengan jarak lebih kurang 40 kilometer
pengamatan awal tersebut peneliti ingin
dari pusat kota Kabupaten Kendal. Sekolah ini
mengetahui lebih dalam faktor yang
sudah menerapkan kurikulum 2013 dalam
mempengaruhi kesulitan belajar para peserta
kegiatan pembelajaran.
didik.
Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
1 Sukorejo dilaksanakan dari kelas VII, VIII
faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi
hingga IX. Dalam mata pelajaran seni budaya
kesulitan belajar seni budaya khususnya seni
terbagi sub materi pelajaran menjadi seni musik,
musik di sekolah. Setelah dilakukan penelitian
seni rupa, drama dan tari. Dalam kurikulum 2013
diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat
mata pelajaran seni budaya (seni musik),
untuk mengatasi berbagai kesulitan yang muncul
terdapat standar kompetensi yaitu mengapresiasi
di dalam proses pembelajaran.
karya musik, mengekspresikan diri melalui karya
seni musik dan dapat menyanyikan atau
METODE PENELITIAN
memainkan karya musik baik perseorangan
Jenis Penelitian
maupun kelompok. Kendala yang sering terjadi
Jenis penelitian yang digunakan adalah
dalam pembelajaran seni musik di sekolah
penelitian kuantitatif dengan metode survey.
formal adalah tidak semua peserta didik
“Penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian
memiliki bakat seni, sehingga muncul
yang banyak dituntut dengan menggunakan
permasalahan dalam proses pembelajaran yang
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
berdampak pada nilai dan hasil akhir yang
terhadap data tersebut serta penampilan dari
kurang optimal.
hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Menurut
Hasil pengamatan awal wawancara dengan
Moleong (2004:31), “penelitian kuantitatif
beberapa peserta didik pada tanggal 4 Desember
berusaha menjelaskan penyebab fenomena sosial
2017 , banyak peserta didik yang masih merasa
melalui pengukuran objektif dan analisis
kesulitan dalam proses pembelajaran seni musik.
numerikal”. Menurut Suharsimi (1992:312), sama dari objek yang merupakan sumber data”.
“survei merupakan satu jenis penelitian yang Dengan demikian sampel adalah sebagian atau
banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang wakil dari populasi yang merupakan sumber
sosiologi, bisnis politik, pemerintah dan data. Untuk menentukan ukuran sampel dalam
pendidikan serta digunakan untuk pengumpulan penelitian ini digunakan rumus Slovin (Sevilla
data yang luas dan banyak”. Dalam hal ini et.al, 2007;182) sebagai berikutdi mana:
penggunaan penelitian kuantitatif deskriptif
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar dalam mata
pelajaran seni budaya (seni musik) pada peserta n : ukuran sampel
didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Sukorejo tahun N : ukuran populasI
pelajaran 2016/2017. e : kelonggaran, ketidak telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang dapat
Waktu dan Tempat Penelitian
ditolerir, dalam penelitian ini diambil sebesar
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
10% (Riduwan, 2005: 65).
Negeri 1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Maret 2018. Pemilihan waktu
pada bulan Februarikarena peserta didik sudah
mendapatkan pembelajaran seni budaya pada
semester sebelumnya, sehingga dapat mengisi Jadi dalam penelitian ini yang dijadikan
data instrument penelitian sesuai dengan kondisi sebagai sampel adalah sebanyak:
pembelajaran yang mereka dapatkan.
n = 99,61 dibulatkan menjadi 100 peserta didik
Populasi dan Sampel
Populasi Variabel
Populasi merupakan “keseluruhan subjek Variabel adalah “objek penelitian atau apa
penelitian” (Suharsimi, 2002:108). Dalam yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”
penelitian ini populasi yang diambil adalah (Suharsimi, 2002:96). Variabel yang digunakan
seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 dalam penelitian ini adalah variabel tunggal
Sukorejo tahun pelajaran 2018/2019 yang yaitu faktor-faktor kesulitan pembelajaran seni
berjumlah 256 peserta didik terbagi menjadi 8 budaya di SMP Negeri 1 Sukorejo.
kelas dari kelas VIII A sampai VIII H.
Metode Pengumpulan Data
Sampel
Metode pengumpulan data merupakan
Sampel adalah sebagian atau wakil
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
populasi yang diteliti (Suharsimi, 2002: 109).
dalam pengumpulan data. Menurut Sugiyono
Menurut Sukandar (2006) “sampel adalah bagian
(2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa dua
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data buah angket tertutup.
pada penelitian ini menggunakan angket atau Angket yang pertama adalah angket faktor
kuisioner. kesulitan belajar seni budaya. Angket ini berisi
Angket atau kuisioner adalah sejumlah butir-butir yang digunakan untuk mengetahui
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk faktor-faktor penyebab kesulitan belajar seni
memperoleh informasi dari responden dalam arti budaya. Angket ini terdiri atas 30 butir
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang pernyataan. Setiap skala diberi skor untuk
diketahui (Suharsimi, 2002:128). Responden jawaban sering : 4, ya:3, kadang-kadang: 2, tidak
yang dimaksud adalah orang yang menerima dan pernah: 1, supaya data yang didapatkan bersifat
mengisi daftar pertanyaan yang diajukan oleh kuantitatif. Angket yang kedua adalah angket
peneliti. Dalam penelitian ini responden diambil proses pembelajaran seni budaya. Butir- butir
dari peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 angket proses pembelajaran seni budaya berisi
Sukorejo.Angket dibagikan kepada responden pertanyaan-pertanyaan tentang komponen-
dan diisi yang selanjutnya menghasilkan data- komponen pembelajaran yaitu tujuan
data yangdigunakan untuk mengetahui faktor pembelajaran, strategi pembelajaran, materi
penyebab kesulitan pembelajaran seni budaya. pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Setiap butir soal dalam angket ini
Instrumen Penelitian
memiliki lima pilihan jawaban yaitu 1 yang
Instrumen penelitian adalah alat atau
berarti aspek yang dinilai sangat tidak setuju
fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan
(sangat kurang), 2 berarti aspek yang dinilai
data agar hasilnya lebih lengkap dan sistematis
tidak setuju (kurang), 3 berarti aspek yang dinilai
(Suharsimi, 2010:203). Menurut Sugiyono
ragu ragu (cukup), 4 berarti aspek yang dinilai
(2012:92), instrumen penelitian digunakan untuk
setuju (baik), dan 5 berarti aspek yang dinilai
mengukur nilai variabel yang diteliti. Angket
sangat setuju (sangat baik). Sugiyono (2013:
dibedakan menjadi dua jenis menurut cara
135).
pemberian responnya yaitu angket terbuka dan
Kisi-kisi instrumen faktor kesulitan belajar
angket tertutup. Angket terbuka adalah angket
seni budaya dan kisi-kisi instrumen proses
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa,
pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1
sehingga responden dapat memberikan isian
Sukorejo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
sesuai dengan kehendak atau keadaanya
(Suharsimi, 2002:128), sedangkan angket Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Faktor
tertutup adalah angket yang sudah disediakan Eksternal
jawabannya sehingga responden tinggal memilih
Indikator Deskripsi No.
jawabannya (Suharsimi, 2002:129). Instrumen Item
Lingkungan Cara orang tua 1
Keluarga mendidik
Relasi antar anggota 2 Validitas
keluarga Validitas adalah suatu ukuran yang
Suasana rumah 5, 6
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
Ekonomi keluarga 7
Pengertian orang tua 3 sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
Latar belakang 4 atau sahih mempunyai validitas tinggi.
kebudayaan
Metode pembelajaran 8, 9
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
Relasi guru dengan 12 memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2013:
peserta didik
211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
Disiplin sekolah 13, 14
Alat pelajaran 15, 16 dapat mengungkap data dari variabel yang
Lingkungan Waktu pembelajaran 17, 18 diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
Sekolah Standar pelajaran 19 instrumen menunjukkan sejauh mana data
tersebut ukuran
Tugas rumah 20, 21 terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
Fasilitas sekolah 22, 23 tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji
Kegiatan dalam 24, 25
tingkat validitas empiris instrumen, peneliti
masyarakat
Media massa 26, 27 mencoba pada sasaran dalam penelitian.
Lingkungan Teman bergaul 28
Masyarakat Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji
Kondisi tempat 29, 30
tinggal coba (try-out) instrumen. Apabila data yang
didapat dari uji coba ini sudah sesuai, maka
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
berarti instrumen tersebut sudah baik dan sudah
Kurikulum Pembelajaran Seni Budaya
valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini
Variabel Indikator No. Item diperlukan teknik uji validitas (Suharsimi, 2013:
Kurikulum Tujuan pembelajaran 1
212).
Materi pembelajaran 3, 6 Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
Strategi pembelajaran 2, 8
tingkat validitas suatu instrumen yang digunakan
Media pembelajaran 5
Evaluasi pembelajaran 4, 7 dalam penelitian ini, ditempuh dengan uji
validitas butir. Setelah dilakukan uji coba akan
Validitas dan Reliabilitas diperoleh skor, maka skor tiap item dikorelasikan
Validitas dan reliabilitas instrumen sebagai dengan skor total. Skor butir dianggap sebagai X
alat ukur perlu ditetapkan sebelum instrumen dan skor total dipandang sebagai Y.
tersebut digunakan. Hal ini diperlukan, karena Selanjutnya, untuk menguji validitas
tingkat validitas dan reliabilitas instrumen instrumen digunakan rumus korelasi Pearson
digunakan untuk menunjukkan mutu dari proses product moment. Angket dinyatakan valid
pengumpulan data dalam suatu penelitian, apabila r hitung lebih besar daripada r tabel.
apakah mutu instrumen tersebut baik sehingga Selain dengan cara tersebut pengujian digunakan
benar-benar dapat mengukur apa yang akan dengan menggunakan Construct Validity
diukur dan apakah instrumen tersebut dapat (Validitas Konstruksi) melalui expert judgment
diandalkan. yaitu validitas berdasarkan pendapat para ahli.
Ahli dalam penelitian ini adalah dosen terdapat 8 butir soal, pada nilai r hitung item Y1
Pendidikan Seni Musik yaitu Drs. Sritanto M.Pd. sampai Y8 lebih besar dari r tabel 0,300 maka
Setelah instrumen dikonsultasikan kepada ahli dapat disimpulkan bahwa seluruh item
dan direvisi, maka langkah selanjutnya adalah pertanyaan pada variabel desain pembelajaran
menganalisis per item instrumen. Analisis item dinyatakan valid.
Reliabilitas
dilakukan dengan menghitung korelasi antara
Reliabilitas menunjukkan pada suatu
skor butir item dengan skor total.
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
Perhitungannya menggunakan analisis product
dipercaya atau dapat diandalkan untuk
moment dengan rumus
Rumus Pearson Product Moment: digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji
keandalan instrumen dalam penelitian ini
digunakan rumus Cronbach’sAlpha. Rumus
Arikunto, (2010: 180) Cronbach’s Alpha digunakan untuk instrumen
dengan : dengan penskoran yang merupakan rentangan
r : angka indeks korelasi product nilai 1 sampai 4. Adapun rumus Cronbach’s
moment Alpha tersebut adalah sebagai berikut
Y : skor total (Suharsimi, 2003: 193).
X : skor butir
N : jumlah subjek

adalah koefisien antara variable x dan

y. Selanjutnya harga dapat dikonsultasikan Keterangan :


: reliabilitas instrumen
dengan product moment dengan taraf

signifikansi 5%. Butir instrumen dikatakan valid K : banyaknya butir pertanyaan


: jumlah varians butir
jika harga lebih besar dari .
t² : varians total
Berdasarkan hasil uji reliabilitas
Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket
instrumen, nilai Cronbach’s Alpha pada variabel
penelitian faktor eksternal yang mempengaruhi
faktor eksternal sebesar 0,883 dengan jumlah
kesulitan belajar seni budaya terdiri dari 30 butir
pertanyaan sebanyak 30pertanyaan. Nilai
soal, pada nilai r hitung item X1 sampai X30
Cronbach’s Alpha sebesar 0,883 lebih dari 0,700
lebih besar dari r tabel 0,30 maka dapat
maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan
disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan
pada variabel faktor eksternal dinyatakan
pada variabel faktor eksternal dinyatakan valid.
reliabel. Nilai Cronbach’s Alpha pada variabel
Pada instrumen angket desain pembelajaran
desain pembelajaran sebesar 0,821 dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
jumlah pertanyaan sebanyak 8 pertanyaan. Nilai Proses yang dilakukan setelah melakukan
Cronbach’s Alpha sebesar 0,821 lebih dari 0,700 pengumpulan data menggunakan instrumen yang
maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan valid dan reliabel, adalah menginterpretasikan
pada variabel desain pembelajaran juga data hasil penelitian secara deskriptif. Berikut ini
dinyatakan reliabel. diuraikan hasil dari penelitian tersebut.
Berikut adalah hasil analisis deskriptif
Teknik Analisis Data pada masing-masing dimensi faktor kesulitan
Data yang didapatkan harus diolah dan menggunakan rumus Mean teoritik.
dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan teknik
Data Faktor Kesulitan Belajar
analisis statistik deskriptif. Teknik analisis
Data yang diperoleh dari hasil angket
tersebut digunakan untuk menganalisis data
untuk mendeskripsikan pengaruh kesulitan
dengan cara mendeskripsikan atau
belajar peserta didik. Jumlah nilai yang lebih
menggambarkan data yang telah terkumpul. Data
besar dari Mean teoritik jika prosentase lebih
ditampilkan dalam bentuk prosentase dan tabel,
dari 50 % berarti faktor tersebut merupakan
untuk mengolah data digunakan program SPSS.
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Rumus yang digunakan pada penelitian ini
peserta didik.
adalah Mean teoritik, digunakan untuk
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Eksternal
mengetahui kesulitan pembelajaran yang terjadi.
rumus Mean teoritik : JUMLAH PROSENTASE
Mt FREKUENSI
NILAI (%)
>Mt 72 72%
74,5 ≤Mt 28 28%
JUMLAH 100 100%

Keterangan :
SR : Skor terendah teoritik
ST : Skor tertinggi teoritik

Dari analisis tersebut akan didapat


prosentase nilai yang lebih besar atau lebih kecil
dari Mean Teoritik dari setiap aspek. Jika nilai
kurang dari Mean Teoritik mempunyaiprosentase
kurang dari atau sama dengan 50% maka aspek
tersebut dinyatakan sebagai faktor kesulitan.
Sebaliknya jika nilai yang lebih besar dari Mean Gambar 1. Diagram Distribusi Frekuensi Faktor
Eksternal Kesulitan Belajar Seni Budaya
Teoritik mempunyai prosentase lebih besar dari
Berdasarkan data yang diperoleh faktor
50% maka aspek tersebut tidak dinyatakan
eksternal kesulitan belajar Seni Budaya peserta
sebagai faktor kesulitan belajar.
didik di SMP Negeri 1 Sukorejo ditinjau dari dan sebanyak 72 peserta didik atau 72%
faktor eksternal terdapat 30 butir pertanyaan responden mempunyai jumlah nilai yang lebih
dengan jumlah responden yaitu 100 peserta didik kecil sama dengan Mean teoritik. Jadi terlihat
diperoleh skor tertinggi 94 dan skor terendah prosentase peserta didik yang mengalami
sebesar 55. Hasil analisis harga Mean (M) kesulitan dalam aspek lingkungan keluarga ini
sebesar 74,5. Faktor eksternal dibagi menjadi 2 adalah 28% dan yang tidak mengalami kesulitan
aspek yaitu sosial (lingkungan keluarga, sekolah adalah 72% dari total 100 responden.
dan masyarakat) dan non sosial (alat
Lingkungan Sekolah
pembelajaran, waktu pembelajaran, fasilitas
Data hasil analisis faktor eksternal aspek
sekolah) berikut hasil analisis data tersebut.
lingkungan keluarga didapatkan nilai sebagai
Lingkungan keluarga. berikut:
Data hasil analisis faktor eksternal aspek
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Aspek Sekolah
lingkungan keluarga didapatkan nilai sebagai JUMLAH PROSENTASE
Mt FREKUENSI
berikut: NILAI (%)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Aspek Lingkungan >Mt 97 97%
35,
Keluarga 5 ≤Mt 3 3%
JUMLAH 100 100%
JUMLAH PROSENTASE
Mt FREKUENSI
NILAI (%)
>Mt 28 28%
17 ≤Mt 72 72%
JUMLAH 100 100%

Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi Aspek


AspekLingkungan Keluarga. Lingkungan Sekolah.

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa Berdasarkan gambar tersebut diketahui

faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bahwa faktor yang mempengaruhi kesulitan

peserta didik ditinjau dari aspek belajar peserta didik ditinjau dari aspek sosial

sosiallingkungan keluarga bahwa sebanyak 28 lingkungan sekolah bahwa sebanyak 97 peserta

peserta didik atau 28% responden mempunyai didik atau 97% responden mempunyai jumlah

jumlah nilai yang lebih besar dari Mean teoritik nilai yang lebih besar dari Mean teoritik dan
sebanyak 3 peserta didik atau 3% responden adalah 27% dan yang tidak mengalami kesulitan
mempunyai jumlah nilai yang lebih kecil sama adalah 73% dari total 100 responden.
dengan Mean teoritik. Jadi terlihat prosentase
Kurikulum
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam Tabel7. distribusi frekuensi kurikulum
aspek lingkungan sekolah ini adalah 97% dan pembelajaran.
yang tidak mengalami kesulitan adalah 3% dari
Mt JUMLAH PROSENTAS
total 100 responden. NILAI
FREKUENSI
E (%)
>Mt 91 91%
Lingkungan Masyarakat 24 ≤Mt 9 9%
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Aspek Masyarakat JUMLAH 100 100%
JUMLAH PROSENTASE
Mt FREKUENSI
NILAI (%)
>Mt 27 27%
17 ≤Mt 73 73%
JUMLAH 100 100%

Gambar 5. Diagram Distribusi Frekuensi Aspek


Kurikulum Pembelajaran

Berdasarkan data yang diperoleh Hasil

Gambar 4. Diagram Distribusi Frekuensi Aspek analisis harga Mean (M) sebesar 24. Dari gambar
Lingkungan Masyarakat. tersebut diketahui bahwa faktor yang
Berdasarkan gambar tersebut diketahui mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik
bahwa faktor yang mempengaruhi kesulitan ditinjau dari aspek kurikulum sebanyak 91%
belajar peserta didik ditinjau dari aspek sosial responden mempunyai jumlah nilai yang lebih
lingkungan masyarakat bahwa sebanyak 27 besar dari Mean teoritik dan sebanyak 9%
peserta didik atau 27% responden mempunyai responden mempunyai jumlah nilai yang lebih
jumlah nilai yang lebih besar dari Mean kecil sama dengan Mean teoritik. Jadi terlihat
teoritikdan sebanyak 73 peserta didik atau 73% prosentase peserta didik yang mengalami
responden mempunyai jumlah nilai yang lebih kesulitan dalam aspek lingkungan masyarakat ini
kecil sama dengan Mean teoritik. Jadi adalah 91% dan yang tidak mengalami kesulitan
terlihatprosentase peserta didik yang mengalami adalah 9% dari total 100 responden.
kesulitan dalam aspek lingkungan masyarakat ini
Pembahasan SIMPULAN DAN SARAN
Faktor eksternal yang mempengaruhi
Simpulan
kesulitan belajar dibagi menjadi tiga aspek Berdasarkan hasil penelitian dan
meliputi aspek lingkungan keluarga, sekolah dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV
masyarakat. Dalam instrumen penelitian terdapat maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Faktor eksternal yang mempengaruhi
7 butir soal untuk aspek lingkungan keluarga, 7
kesulitan belajar seni budaya (musik) di SMP
butir aspek lingkungan sekolah, 7 butir aspek
Negeri 1 Sukorejo dalam penelitian ini adalah
lingkungan masyarakat, 2 butir aspek alat
faktor eksternal dalam aspek lingkungan sekolah
pembelajaran, 5 butir aspek waktu pembelajaran
karena mendapatkan nilai frekuensi yang paling
dan 2 butir aspek fasilitas sekolah.
Faktor eksternal ditinjau dari aspek tinggi dari faktor yang lain yaitu dengan
lingkungan keluarga dapat dilihat pada tabel 4 prosentase 97% lebih besar dari 50% nilai mean
menunjukkan aspek lingkungan keluarga tidak teoritik. Faktor eksternal selanjutnya yang
menimbulkan kesulitan belajar dengan mempengaruhi kesulitan belajar seni budaya
prosentase 28%. Aspek lingkungan sekolah adalahfaktor sekolah dari aspek kurikulum
menunjukkan kesulitan belajar seni budaya pada dengan prosentase nilai frekuensi sebesar 91%
peserta didik, dapat dilihat pada tabel 5 tentang lebih besar dari 50% nilai mean teoritik. Kedua
kategorisasi dengan prosentase 97%. aspek tersebut termasuk dalam faktor eksternal
Aspek lingkungan masyarakat tidak lingkungan sekolah. Hal ini mengartikan bahwa
menunjukkan pengaruh kesulitan belajar seni faktor eksternal lingkungan keluarga dan
budaya, dalam hal ini dapat dilihat pada tabel 6 lingkungan masyarakat tidak menunjukkan
kategorisasi dengan prosentase 27%. adanya pengaruhterhadap kesulitan belajar seni
Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka budaya (musik) di SMP Negeri 1 Sukorejo
dapat disimpulkan faktor eksternal yang karena hasil nilai tidak lebih dari 50% mean
mempengaruhi kesulitan belajar di SMP Negeri teoritik.
1 Sukorejo menunjukkan bahwa aspek sekolah
menimbulkan kesulitan belajar seni budaya.
dalam penelitian ini yang berkaitan dengan Saran

aspek sekolah adalah bagaimana kondisi Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang

sekolah, penguasaan materi guru, penyampaian dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:Bagi

materi guru dan hubungan guru dengan peserta pihak sekolah, perlu meningkatkan fasilitas

didik maupun hubungan antar peserta sekolah yang menunjang proses pembelajaran

didik.Faktor eksternal ditinjau dari aspek seni budaya (musik). Langkah yang dapat

kurikulumpembelajaran menunjukkan pengaruh dilakukan adalah dengan memperbaiki fasilitas

kesulitanbelajar peserta didik. Hal ini dapat belajar dan praktik seperti gedung khusus atau

dilihat pada table 7 dengan prosentase 91%. ruang musik untuk peserta didik.
Bagi guru, perlu menyempurnakan Suharsimi, A. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
kurikulum, hubungan guru dengan peserta didik
Cipta.
dan kesesuaian materi belajar peserta didik. serta
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003.
dengan menyelenggarakan kegiatan belajar Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
mengajar yang menarik bagi peserta didik. Jakarta : Depdiknas.
Bagi peserta didik, hendaknya selalu
meningkatkan semangat belajar serta
Reviewer :
memaksimalkan menambah materi atau Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd.
wawasan seni budaya melalui media internet,
Pembimbing :
massa dan masyarakat. Francisca Xaveria Diah K, S.Pd, M.A.

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research


Methods. Rex Printing Company. Quezon
City.

Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai