Oleh :
Nim : 125100301111056
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Aplikasi Integral dalam Ekonomi dan Keteknikan
Integral adalah operasi invers dari differensial. Dalam konsep differensial ditentukan
turunan suatu fungsi f(x). Sebaliknya pada konsep integral, turunannya f’(x) diketahui dan yang
dicari adalah fungsi f(x). Sehingga, integral dapat dikatakan sebagai operasi invers atau
antiturunan terhadap differensial.
Integral dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas cangkupannya seperti digunakan di
bidang teknologi, fisika, ekonomi, matematika, teknik, biologi, dan bidang-bidang lain. Integral
dalam bidang teknologi diantaranya digunakan untuk memecahkan persoalan yang berhubungan
dengan volume, panjang kurva, memperkirakan populasi, keluaran kardiak, usaha, gaya dan
surplus konsumen. Dalam bidang matematika dan fisika penerapan integral juga digunakan,
seperti dalam matematika digunakan untuk menentukan luas suatu bidang, menentukan volume
benda putar dan menentukan panjang busur. Sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk
analisis rangkaian listrik arus AC, analisis medan magnet pada kumparan, dan analisis gaya-gaya
pada struktur pelengkung. Dalam bidang biologi untuk menghitung laju pertumbuhan organisme.
Adapun untuk pengaplikasian integral dalam ekonomi dan keteknikan, yaitu sebagai
berikut:
Pada umumnya aplikasi di sini berkaitan dengan mencari fungsi-fungsi ekonomi yang
merupakan fungsi primitif (fungsi asal) dari fungsi marginalnya. Mencari fungsi biaya total dari
fungsi biaya marginal, fungsi penerimaan total dari fungsi penerimaan marginal, fungsi
konsumsi dari fungsi konsumsi marginal, fungsi tabungan dari fungsi tabungan marginal serta
fungsi kapital dari fungsi investasi.
Fungsi biaya total merupakan integral dari biaya marginalnya, dan sebaliknya biaya
marginal merupakan turunan pertama dari fungsi biaya total. C=∫ MC dq
Fungsi Penerimaan Total (R)
R=∫ MC dq
Fungsi konsumsi merupakan integral dari konsumsi marginalnya (MPC), dan sebaliknya
konsumsi merupakan turunan pertama dari fungsi konsumsi.
C=∫ MPC dy
Fungsi tabungan merupakan integral dari tabungan marginalnya (MPS), dan sebaliknya
tabungan marginal merupakan turunan pertama dari fungsi tabungan.
S=∫ MPS dy
Fungsi (pembentukan) modal atau fungsi (pembentukan) kapital merupakan integral dari
(aliran) investasi bersih (I) dan sebaliknya investasi bersih merupakan turunan pertama dari
fungsi kapital.
Kt=∫ I(t) dt
Agar lebih jelas bagaimana fungsi asal dapat di dapat melalui integrasi fungsi
marginalnya, di bawah ini diberikan beberapa contoh. Untuk dapat membedakan konsumsi (C),
biaya total (C) dengan tetapan/konstanta integrasi (C), khusus dalam integrasi biaya marginal
dan konsumsi marginal, maka tetapan integrasi di simbolkan dengan K.
Contoh:
1. Biaya Marginal di tunjukkan oleh MC=150-80q+10q2. Biaya tetapnya adalah 134. Carilah
fungsi biaya totalnya, fungsi biaya rata-rata dan fungsi biaya variabelnya.
Penyelesaian:
C = ∫ MC dq
10
= 150q − 40q2 + (0)3 + 𝑘
3
(K = Konstanta Integrasi)
Bila q = 0 dimasukkan ke dalam fungsi C = f(q) tersebut, didapat biaya tetap (FC)
sebagai berikut :
10
FC = 150(0) + 40(0)2 + (0)3 + K
3
134 = K = FC
10
C = 150q − 40q2 + (𝑞)3 + 134
3
2 10 3
C 150q − 40q + 3 (𝑞) + 134 10 134
AC = = = 150q − 40q2 + (𝑞)3 +
q q 3 𝑞
Fungsi biaya variabel
VC = C – FC
10
= (150q − 40q2 + (𝑞)3 + 134) − 134
3
10
= 150q − 40q2 + (𝑞)3
3
1
MPS = 0,3 –
4√𝑦
Bila pada tingkat pendapatan masyarakat nol (y = 0), maka tabungannya minus 10,
ditanyakan :
d). kalau pendapatan masyarakat tersebut 100, hitunglah besarnya MPC dan tingkat
konsumsi masyarakat tersebut.
Penyelesaian
1
(a). MPS = 0,3 – 4√𝑦
Fungsi savingnya
S = ∫MPS dy
1
−
y 2
= ∫ (0,3 − ) dy
4
1
= 0,3y − √y + K
2
1
−10 = 0,3(0) − √y + K
2
−10 = K
𝑆 = 𝑓(𝑦)
1
= 0,3y − 2 √y + K
1
S = 0,3y − 2 √y − 10
MPC + MPS = 1
MPC = 1 – MPS
1
y −2 1
MPC = 0,7 + = 0,7 +
4 4√y
C = ∫ MPC dy
1
−
y 2
= ∫(0,7 + )dy
4
Terlebih Dahulu dicari C(konsumsi). Nillai C ini di dapat dengan memasukkan Y = 0 dan
S = -10 kedalam persamaan berikut :
Y=C+S
0 = C – 10
C = 10
1
MPC = 0,70 +
4√Y
1
MPC = 0,70 + = 0,725
40
fd : q = 9 p2 fs : q = p2 + 2p - 3
q 9 0 5 q 0 5 12
p 0 3 2 p 1 2 3
(0,9) fs
fd
Ps Cs
0 (1,0) 3
B. Aplikasi Integral dalam Keteknikan
Solusi masalah transport polutan dalam medium anisotropik adalah dengan metode
elemen batas. Metode inimenggunakan dasar persamaan integral batas, dengan mentransformasi
persamaan pengatur menjadi persamaan integral.
Persamaan pengatur :
Persamaan integral :
Pada arus DC
F(x) b
a bb a
a b
Pada waktu aproksimasi dilakukan, maka dihitung volume cakram sebagai ∆V ≈ π r2t, r
ditunjukkan oleh fungsi y = f(x) atau x = f(y) dan t ditunjukkan oleh ∆x atau ∆y.
b) Metode Cincin.
Cincin dapat dipandang sebagai cakram yang ditengah tengahnya ada lubangnya.
Jadi volume cincin adalah V = π (rb2 – rk2) h, dimana
rb :jari-jari lingkaran alas yang besar.
rk :jari-jari lingkaran alas yang kecil.
Y=f(X)
a R b X
R X = f(y)
X
c
Y = f(x)
Y = g(x)
X
∆ A ≈ (f(x) – g (x)) ∆x
A = aʃb ( f(x) – g (x))dx
DAFTAR PUSTAKA
Pesta, E.S. Anwar, Cecep. 2008. Matematika Aplikasi untuk SMA dan MA kelas XII Program
Mairy, Du. 2003. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Modul
Chiang,C. 1984. Alpha Fundamental Methods Of Mathematical Economics. Ed. Ke -3. New
Sahari, Agusman. 2011. METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT. JIMT,
Vol.8 , No.1