Anda di halaman 1dari 13

PROMOSI KESEHATAN

KEJANG DEMAN

Di susun oleh:

Nama : Rizki rahayu

Nim: 0213045

Dosen Pembimbing : Trilia,S.Pd.,M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas
penyuluhan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin tugas ini tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

penyuluhan ini agar pembaca dan pendegar dapat memperluas ilmu tentang ispa,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. penyuluhan ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dariAllah
SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yaitu ibu
“Trilia,S.Pd.,M.Kes” yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami memberikan penyuluhan

Semoga penyuluhan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
dan pendegar Walaupun penyuluhan ini memiliki kelebihan dan kekurangan Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.

Palembang, 22 MEI 2015

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. BIDANG STUDI : PROMOSI KESEHATAN

1. Topik : Kejang Deman


2. Sasaran : Masarakat Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
3. Tempat : Rumah Sakit muhammadiyah palembang
4. Hari/Tanggal : Jum’at,22 mei 2015
5. Waktu : 25 menit

II. TUJUAN
I. Tujuan Instruksional Umum
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat Menambah pengetahuan
kesehatan masyarakat tentang penyakit kejang deman.

II. Tujuan Instruksional Khusus


 Setelah penyuluhan kesehatan tentang kejang deman diharapkan masyarakat
mampu:
a. Mahasiswa dapat Mengetahui definisi dari kejang deman
b. Mahasiswa dapat Mengetahui etiologi atau penyebab kejang deman
c. Mahasiswa dapat Mengetahui tanda gejala kejang deman
d. Mahasiswa dapat Mengetahui cara pengobatan kejang deman
e. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan kejang deman

III. Materi
1. Defenisi kejang deman
2. Etiologi atau penyebab kejang deman
3. Tanda gejala kejang deman
4. cara pengobatan kejang deman
5. pencegahan kejang deman
IV. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu


Kegiatan

Pendahuluan 1) Mengucapkan 1. Menjawab salam


dan salam
persiapan 2) Apersepsi tentang 2. Merespon persepsi
alat, tempat. materi yang akan penyuluhan 5 Menit
dibahas

3. Memperhatikan
3) Menjelaskan
penjelasan tentang
tujuan penyuluhan
tujuan penyuluhan
yang hendak
yang ingin dicapai
dicapai

Penyajian 1) Menjelaskan 1. Memperhatikan penjelasan

pengertian kejang tentang pengertian kejang 20 Menit

deman deman

2) Menjelaskan 2. Memperhatikan penjelasan

penyebab kejang tentang penyebab kejang

deman deman

3) Menjelaskan tanda 3. Memperhatikan penjelasan

gejala dan kejang tentang tanda gejala

deman kejang deman

4) Menjelasan deman

pencengahan 4. Memperhatikan penjelasan


kejang deman tetang pencengahan kejang

deman

5) Menjelaskan 5. Memperhatikan penjelasan

pengobatan kejang tetang pengobatan kejang

deman deman

Penutup 1) Memberikan 1. Mengajukan pertanyaan


kesempatan pada dari materi yang
orang yang ingin disampaikan
bertanya 5 Menit
2) Melakukan 2. Menjawab pertanyaan
evaluasi dengan
bertanya tentang
materi yang telah
disampaikan
3) Memberi salam 3. Menjawab salam
penutup

V. Metode
- Persentasi
- Tanya jawab
- Evaluasi

VI. Sasaran
Masyarakat rumah sakit muhammadiyah palembang

VII. Media
- Leaflet
VIII. Evaluasi
Mengkaji pemahaman peserta tentang apa yang di sampaikan dengan memberikan
beberapa pertanyaan secara lisan.
a. etiologi atau penyebab kejang deman
b. tanda gejala kejang deman
c. pencegahan kejang deman
d. pengobatan kejang deman
e. perawatan kejang deman.

IX. Referensi

Staf Pengajar FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 2 : Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI Jakarta.

Kriasa I Made, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3: EGC Marilynn, Jakarta.

Kartika Dina, Buku Saku Pediatricia: Tosca Enterprise, jogjakarta


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih
bila anaknya mengalami kejang demam.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai
4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat
dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2009;72-73)
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-
sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik,
mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. (Iskandar
Wahidiyah, 2012 : 858) .
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera.
Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari
cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga
perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta
mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan
serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.
Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam adalah : Mencegah/mengendalikan
aktivitas kejang, melindungi pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas,
meningkatkan harga diri yang positif, memberikan informasi kepada keluarga tentang
proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penanganannya. (I Made Kariasa, 2008; 262).
1.2.Rumusan masalah
1. Masyarakat belum mengetahui pengertian kejang deman
2. Masyarakat belum mengetahui etiologi atau penyebab kejang deman
3. Masyarakat belum mengatahui tanda gejala kejang deman
4. Masyarakat belum mengetahui pencegahan kejang deman
5. Masyarakat belum mengetahui cara pengobatan kejang deman

1.3.Tujuan
1. Masyarakat dapat mengetahui pengertian kejang deman
2. Masyarakat dapat mengetahui etiologi atau penyebab kejang deman
3. Masyarakat dapat mengetahui tanda gejala kejang deman
4. Masyarakat dapat mengetahui pencegahan kejang deman
5. Masyarakat dapat mengetahui cara pengobatan kejang deman

1.4.Metode
a. Ceramah
b. Diskusi (Tanya jawab)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat
dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2002).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (rectal
38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (FKUI)
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-
sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik,
mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Fase dari aktifitas kejang adalah fase prodromal, aura, iktal, dan posiktal. Fase
prodromal meliputi perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali
kejang beberapa jam / beberapa hari. Fase aura adalah awal dari munculnya aktifitas kejang
dan mungkin berupa gangguan penglihatan, pendengaran atau fase raba. Fase iktal
merupakan fase dari aktifitas kejang, yang biasanya terjadi gangguan muskuloskeletal. Fase
optiakal adalah periode waktu dari kekacauan mental /somnolen/peka rangsang yang terjadi
setelah kejang tersebut.
2.2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
2. Riwayat kejang demam dalam keluarga
3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
4. Riwayat demam yang sering
5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;
Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti
tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
9. Gabungan dari faktor-faktor diatas

2.3. Tanda Dan Gejala


1. Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku
2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala
3. Pernafasan bermasalah
4. Hilang kesadaran
5. Mengompol
6. Muntah
7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 38.5ºC

2.4. Pencegahan kejang deman


Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang
demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.
Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya
berikan parasetamol begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang.
Demam juga dapat dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai
pakaian yang terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat
menyebabkan Reye’s Syndrome
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam
(valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek
samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda
pasien karena sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap
tumbuh sehat walau mengalami kejang demam ini.

2.5. Cara Pengobatan Kejang Deman


1. Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.
2. Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau
tajam.
3. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir
keluar darimulut.
4. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya
sendiri..
5. Hubungi dokter anak anda
6. Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan.
7. Jangan memegang anak untuk melawan kejang

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesinpulan
3.1.1. Pengertian kejangdeman adalah Kejang merupakan perubahan fungsi otak
mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan
pelepasan listrik serebral yang berlebihan
3.1.2. Kejang deman disebabkan Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama, Riwayat
kejang demam dalam keluarga, Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam
atau saat suhu sudah relatif normal, Riwayat demam yang sering.
3.1.3. Tanda dan gejala Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau
kaku, Bola mata berputar ke arah belakang kepala, Pernafasan bermasalah, Hilang
kesadaran, Mengompol, Muntah, Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari
38.5ºC.
3.1.4. Pencengahan Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit.
Seringkali kejang demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya
sedang sakit.
3.1.5. Cara pengobatan jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk
mencegah luka, Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari
benda yang keras atau tajam, Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva
(ludah) atau muntah dapat mengalir keluar darimulut, Jangan menaruh apapun di
mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya sendiri, Hubungi dokter anak
anda,Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan,
Jangan memegang anak untuk melawan kejang.

3.2. Saran
Akhirnya terselesainya makalah ini kami selaku penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini yang membahas masalah Kejang Demam pada anak masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari

DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 2 : Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI Jakarta.
Kriasa I Made, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3: EGC Marilynn, Jakarta.

Kartika Dina, Buku Saku Pediatricia: Tosca Enterprise, jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai