Bahan UTS
Bahan UTS
LOGIKA
DASAR
Oleh
:
Gema
Arifrahara,
M.Ds
Materi
bahan
ajar
Logika
di
FIK
Telkom
University
Logika
berasal
dari
kata
Yunani
kuno
(logos)
yang
berarti
hasil
pertimbangan
akal
pikiran
yang
diutarakan
lewat
kata
dan
dinyatakan
dalam
bahasa.
Logika
adalah
salah
satu
cabang
filsafat.
Sebagai
ilmu,
logika
disebut
dengan
logike
episteme
(Latin:
logica
scientia)
atau
ilmu
logika
(ilmu
pengetahuan)
yang
mempelajari
kecakapan
untuk
berpikir
secara
lurus,
tepat,
dan
teratur.
Logika
merupakan
ilmu
tentang
batas-‐batas
dan
ukuran
dari
penciptaan
semesta.
Logika
lebih
memfokuskan
kepada
aturan
dan
sebab
akibat
kejadian
dari
sebuah
sistem
makro
yang
terdapat
di
dunia
dengan
batasan-‐batasan
yang
dapat
diukur
secara
metodis
berdasarkan
keilmuannya.
Ketetapan
atau
konvensi
semesta
merupakan
sebagian
dari
bukti
keberadaan
kehidupan
dimuka
bumi
ini
beserta
seluruh
aturan
yang
menyertainya.
Logika
juga
termasuk
dalam
ilmu
pengetahuan
yang
dijelaskan
diatas.
Kajian
ilmu
logika
adalah
azas-‐azas
yang
menentukan
pemikiran
yang
lurus,
tepat,
dan
sehat.
Agar
dapat
berpikir
seperti
itu,
logika
menyelidiki,
merumuskan,
serta
menerapkan
hukum-‐hukum
yang
harus
ditepati.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
logika
bukanlah
sebatas
teori,
tapi
juga
merupakan
suatu
keterampilan
untuk
menerapkan
hukum-‐
hukum
pemikiran
dalam
praktek.
Ini
sebabnya
logika
disebut
filsafat
yang
praktis.
Objek
material
logika
adalah
berfikir.
Yang
dimaksud
berfikir
disini
adalah
kegiatan
pikiran,
akal
budi
manusia.
Dengan
berfIkir,
manusia
mengolah
dan
mengerjakan
pengetahuan
yang
telah
diperolehnya.
Dengan
mengolah
dan
mengerjakannya
ia
dapat
memperoleh
kebenaran.
Pengolahan
dan
pengerjaan
ini
terjadi
dengan
mempertimbangkan,
menguraikan,
membandingkan,
serta
menghubungkan
pengertian
satu
dengan
pengertian
lainnya.
Tetapi
bukan
sembarangan
berfikir
yang
diselidiki
dalam
logika.
Dalam
logika
berfikir
dipandang
dari
sudut
kelurusan
dan
ketepatannya.
Karena
berfikir
lurus
dan
tepat
merupakan
objek
formal
logika.
Suatu
pemikiran
disebut
lurus
dan
tepat,
apabila
pemikiran
itu
sesuai
dengan
hukum-‐hukum
serta
aturan-‐aturan
yang
sudah
ditetapkan
dalam
logika.
Dengan
demikian
kebenaran
juga
dapat
diperoleh
dengan
lebih
mudah
dan
aman.
Semua
ini
menunjukkan
bahwa
logika
merupakan
suatu
pegangan
atau
pedoman
untuk
pemikiran.
Sejarah
Logika
Masa
Yunani
Kuno
Logika
dimulai
sejak
Thales
(624
SM
–
548
SM),
filsuf
Yunani
pertama
yang
meninggalkan
segala
dongeng,
takhayul,
dan
cerita-‐cerita
isapan
jempol
dan
berpaling
kepada
akal
budi
untuk
memecahkan
rahasia
alam
semesta.
Thales
mengatakan
bahwa
air
adalah
arkhe
(Yunani)
yang
berarti
prinsip
atau
asas
utama
alam
semesta.
Saat
itu
Thales
telah
mengenalkan
logika
induktif.
Aristoteles
kemudian
mengenalkan
logika
sebagai
ilmu,
yang
kemudian
disebut
logica
scientica.
Aristoteles
mengatakan
bahwa
Thales
menarik
kesimpulan
bahwa
air
adalah
arkhe
alam
semesta
dengan
alasan
bahwa
air
adalah
jiwa
segala
sesuatu.
Sejak
saat
Thales
sang
filsuf
mengenalkan
pernyataannya,
logika
telah
mulai
dikembangkan.
Kaum
Sofis
beserta
Plato
(427
SM-‐347
SM)
juga
telah
merintis
dan
memberikan
saran-‐saran
dalam
bidang
ini.
Pada
masa
Aristoteles
logika
masih
disebut
dengan
analitica,
yang
secara
khusus
meneliti
berbagai
argumentasi
yang
berangkat
dari
proposisi
yang
benar,
dan
dialektika
yang
secara
khusus
meneliti
argumentasi
yang
berangkat
dari
proposisi
yang
masih
diragukan
kebenarannya.
Inti
dari
logika
Aristoteles
adalah
silogisme.
Pada
370
SM
–
288
SM
Theophrastus,
murid
Aristoteles
yang
menjadi
pemimpin
Lyceum,
melanjutkan
pengembangn
logika.
Istilah
logika
untuk
pertama
kalinya
dikenalkan
oleh
Zeno
dari
Citium
334
SM
–
226
SM
pelopor
Kaum
Stoa.
Sistematisasi
logika
terjadi
pada
masa
Galenus
(130
M
–
201
M)
dan
Sextus
Empiricus
200
M,
dua
orang
dokter
medis
yang
mengembangkan
logika
dengan
menerapkan
metode
geometri.
Abad
pertengahan
dan
logika
modern
Petrus
Hispanus
(1210
–
1278)
Roger
Bacon
(1214-‐1292)
Raymundus
Lullus
(1232
-‐
1315)
yang
menemukan
metode
logika
baru
yang
dinamakan
Ars
Magna,
yang
merupakan
semacam
aljabar
pengertian.
William
Ocham
(1295
–
1349)
Pengembangan
dan
penggunaan
logika
Aristoteles
secara
murni
diteruskan
oleh
Thomas
Hobbes
(1588
–
1679)
dengan
karyanya
Leviatan
dan
John
Locke
(1632-‐
1704)
dalam
An
Essay
Concerning
Human
Understanding
Francis
Bacon
(1561
–
1626)
mengembangkan
logika
induktif
yang
diperkenalkan
dalam
bukunya
Novum
Organum
Scientiarum.
J.S.
Mills
(1806
–
1873)
melanjutkan
logika
yang
menekankan
pada
pemikiran
induksi
dalam
bukunya
System
of
Logic
Lalu
logika
diperkaya
dengan
hadirnya
pelopor-‐pelopor
logika
simbolik
seperti:
Gottfried
Wilhelm
Leibniz
(1646-‐1716)
menyusun
logika
aljabar
berdasarkan
Ars
Magna
dari
Raymundus
Lullus.
Logika
ini
bertujuan
menyederhanakan
pekerjaan
akal
budi
dan
lebih
mempertajam
kepastian.
Lalu
Chares
Sanders
Peirce
(1839-‐1914),
seorang
filsuf
Amerika
Serikat
yang
pernah
mengajar
di
John
Hopkins
University,melengkapi
logika
simbolik
dengan
karya-‐karya
tulisnya.
Ia
memperkenalkan
dalil
Peirce
(Peirce’s
Law)
yang
menafsirkan
logika
selaku
teori
umum
mengenai
tanda
(general
theory
of
signs)
Puncak
kejayaan
logika
simbolik
terjadi
pada
tahun
1910-‐1913
dengan
terbitnya
Principia
Mathematica
tiga
jilid
yang
merupakan
karya
bersama
Alfred
North
Whitehead
(1861
–
1914)
dan
Bertrand
Arthur
William
Russel
(1872
–
1970).
Definisi
Logika
Logika
adalah
pengetahuan
tentang
kaidah
berpikir;
jalan
pikiran
yg
masuk
akal.
Secara
leksikal,
Oxford
Dictionary
mendefinisikan
logika
sebagai
“science
of
reasoning,
proof,
thinking,
or
inference;
particular
scheme
of
or
treatise
on
this;
chain
of
reasoning,
correct
or
incorrect
use
of
argument,
ability
in
argument,
arguments.”
Meriam
Webster’s
Desk
Dictionary
menjelaskan
bahwa
logika
adalah
“a
science
that
deals
with
the
rules
and
tests
of
sound
thinking
and
proof
by
reasoning.”
Menurut
Irving
Marmer
Copi
(1917-‐2002),pengarang
buku
Introduction
to
Logic
dan
Informal
Logic,
“logika
adalah
ilmu
yang
mempelajari
metode
dan
hukum-‐hukum
yang
digunakan
untuk
membedakan
penalaran
yang
betul
dari
penalaran
yang
salah.”
Menurut
Jan
Hendrik
Rapar
(1996:5)
logika
adalah
suatau
pertimbangan
akal
atau
pikiran
yang
diatur
lewat
kata
dan
dinyatakan
dalam
bahasa.
Menurut
Soekadijo
(1983-‐1994:3)
logika
adalah
suatu
metode
atau
teknik
yang
diciptakan
untuk
meneliti
ketepatan
nalar.
Macam-‐macam
logika
A.
Logika
alamiah
Logika
alamiah
adalah
kinerja
akal
budi
manusia
yang
berpikir
secara
tepat
dan
lurus
sebelum
dipengaruhi
oleh
keinginan-‐keinginan
dan
kecenderungan-‐kecenderungan
yang
subjektif.
Kemampuan
logika
alamiah
manusia
ada
sejak
lahir.
B.
Logika
ilmiah
Logika
ilmiah
memperhalus,
mempertajam
pikiran
serta
akal
budi.
Logika
ilmiah
menjadi
ilmu
khusus
yang
merumuskan
azas-‐azas
yang
harus
ditepati
dalam
setiap
pemikiran.
Berkat
pertolongan
logika
ilmiah
inilah
akal
budi
dapat
bekerja
dengan
lebih
tepat,
lebih
teliti,
lebih
mudah
dan
lebih
aman.
Logika
ilmiah
dimaksudkan
untuk
menghindarkan
kesesatan
atau,
paling
tidak,
dikurangi.
Kegunaan
logika
1. Membantu
setiap
orang
yang
mempelajari
logika
untuk
berpikir
secara
rasional,
kritis,
lurus,
tetap,
tertib,
metodis
dan
koheren.
2. Meningkatkan
kemampuan
berpikir
secara
abstrak,
cermat,
dan
objektif.
3. Menambah
kecerdasan
dan
meningkatkan
kemampuan
berpikir
secara
tajam
dan
mandiri.
4. Memaksa
dan
mendorong
orang
untuk
berpikir
sendiri
dengan
menggunakan
asas-‐asas
sistematis.
5. Meningkatkan
cinta
akan
kebenaran
dan
menghindari
kesalahan-‐
kesalahan
berpkir,
kekeliruan
serta
kesesatan.
6. Mampu
melakukan
analisis
terhadap
suatu
kejadian.
7. Terhindar
dari
klenik
,
gugon-‐tuhon
(
bahasa
Jawa
)
8. Apabila
sudah
mampu
berpikir
rasional,
kritis,
lurus,
metodis
dan
analitis
sebagaimana
tersebut
pada
butir
pertama
maka
akan
meningkatkan
citra
diri
seseorang.
Kebenaran
Kebenaran
adalah
nilai
utama
yang
terdapat
dalam
kehidupan
manusia.
Nilai
utama
selalu
memiliki
kesejalanan
dengan
realita
kehidupan.
Realita
akan
selalu
tunduk
kepada
hukum
alam
semesta
Tingkatan
Kebenaran
• Kebenaran
Indera
• Kebenaran
Ilmiah
• Kebenaran
Filosofis
• Kebenaran
Religius
Teori
Kebenaran
• Teori
Korespondensi
(berhubungan)
Kebenaran
berdasarkan
hubungan
dengan
fakta
yang
ada.
• Teori
Koherensi
(konsistensi)
Kebenaran
berdasarkan
kekonsistensian
proposisi
dari
sebelumnya.
• Teori
Pragmatik
Kebenaran
yang
dibatasi
oleh
referensi
ilmiah
• Teori
Performatif
Kebenaran
yang
dipegang
oleh
otoritas
tertentu.
• Teori
Konsensus
Kebenaran
yang
berdasark
pada
paradigma
dibenarkan
oleh
sebagian
dan
bisa
tidak
dilaksankan
oleh
lainnya
Kesesatan
Terminologi
Kesesatan
1. Proses
penalaran
/
argumentatif
yang
sebenarnya
salah
arah
dan
menyesatkan
akibat
pemaksaan
prinsip-‐prinsip
logika
tanpa
ada
relevansi
(sumaryono;1999).
2. Kesesatan
dalam
menarik
kesimpulan
(surajiyo;
2005).
Sumber
Kesesatan
1. Induktif
Kesesatan
yang
berasal
dari
prasangka,
prejudice,
asumsi,
gosip,
kesalahan
karena
terburu-‐buru
menyimpulkan.
Generalisasi
yang
keliru.
2. Deduktif
Kesesatan
berasal
dari
kesamaan
makna
kata
(semantik)
umumnya
terdapat
ambiguitas
arti
kata
yang
memiliki
kecenderungan
menyesatkan.
Jenis
Kesesatan
1. Kesesatan
Paralogi
Kesesatan
yang
tidak
disadari
(tidak
direncanakan)
tidak
disengaja.
Terjadi
karena
keterbatasan
dalam
ilmu,
pengetahuan,
atau
penalaran
yang
belum
terjangkau.
2. Kesesatan
Sofisme
Kesesatan
yang
dibuat,
dirancang
dan
dijadikan
sebagai
fatwa.
Menggunakan
dasar
argumentasi
logika
untuk
membantah
para
lawan
bicara.
Jenis
kesesatan
1. Sesat
bahasa
(semantik)
2. Sesat
formal
3. Sesat
material
Kesesatan
semantik
Makna
kata
dari
bahasa
yang
berbeda
antara
relevansi
antara
premis
dan
konklusi.
a) Term
ekuivocal
Ambiguitas
kata
(sinonim)
Pengertian
yang
berbeda
antara
satu
kata
yang
sama
(homonim)
hal
ini
berpeluang
ditafsirkan
berbeda-‐beda.
Fallacy
of
equivocation
Contoh:
malang,
pagar,
medan,
tegas,
cerah,
jarak,
dll
b) Term
metamorfosis
Kata
dengan
makna
yang
berubah
menjadi
bentuk
yang
lebih
simbolis.
Fallacy
of
metaphoriztion
Contoh
:
pemuda
tulang
punggung
negara
c) Term
aksentuasi
Penggunaan
kata
sama
yang
memiliki
bunyi
yang
berbeda
dengan
maksud
yg
berbeda.
Fallacy
of
accent
Apel
=
buah
Apel
=
upacara
d) Term
amfiboli
Kalimat
yang
bermakna
ganda
akibat
susunan
yang
berurutan.
Fallacy
of
amphyboly.
Pa
ahmad
mencintai
isterinya
begitu
juga
saya.
Saya
dapat
diartikan
juga
mencintai
isteri
pa
ahmad.
Kesesatan
formal
Kesesatan
karena
melanggar
ketentuan
yang
berlaku
secara
formal.
Hal
ini
karena
bentuk
penalaran
yang
tidak
tepat
atau
tidak
sah/sahih.
Terjadi
karena
pelanggaran
prinsip-‐prinsip
logika.
1.
Kesesatan
simpulan
ke-‐4
(fallacy
of
four
term)
Kekeliruan
karena
menggunakan
4
term.
Kesesatan
berfikir
karena
menggunakan
empat
term
dalam
silogisme.
(term
penengah
diartikan
ganda)
yang
seharusnya
3
term.
Contoh:
orang
berpenyakit
menular
harus
diasingkan.
Orang
berpenyakit
panu
dapat
membuat
menular.
Jadi
orang
berpenyakit
panu
harus
diasingkan.
2.
Kesesatan
simpulan
penengah
(fallacy
of
undistributed
middle)
Kekeliruan
karena
proses
tidak
benar.
Kekeliruan
karena
kedua
term
penengah
tidak
cocok.
Contoh
:
orang
yang
banyak
membuat
karya
seni
badannya
kurus.
Amir
seorang
supir
yang
kurus.
Amir
adalah
seorang
seniman.
3.
Kesesatan
kurangnya
fakta
(fallacy
of
illicit
process)
Kekeliruan
karena
term
tidak
cukup
tetapi
pada
hasil
simpulannya
cukup.
Contoh
:
kura-‐kura
adalah
binatang
melata,
ular
bukan
kura-‐kura.
Maka
ular
bukanlah
binatang
melata.
4.
Kesesatan
dari
2
fakta
yg
kurang
(fallacy
of
two
negative
premises)
Kekeliruan
karena
kesalahan
penyimpulan
dua
premis
negatif.
Hal
ini
sama
halnya
tidak
dapat
ditarik
konklusi
Contoh:
tidak
satu
pun
barang
berkualitas
itu
murah.
Semua
barang
yang
ada
di
toko
itu
mahal.
Semua
barang
yang
dijual
di
toko
itu
merupakan
barang
berkualitas.
5.
Kesesatan
dari
hasil
data
yang
benar
(fallacy
of
affirming
the
consequent)
Kekeliruan
karena
membenarkan
akibat
yang
ditimbulkan
dan
membenarkan
akibat
tersebut.
Contoh
:
bila
terjadi
perang
harga,
maka
harga
akan
naik.
Saat
ini
harga
sudah
naik.
Maka
saat
ini
telah
terjadi
perang
harga.
6.
Kesesatan
menolak
yang
tidak
umum
(fallacy
of
denying
antecedent)
Kekeliruan
karena
menolak
sebab
yang
menyimpulkan
bahwa
akibat
tidak
dapat
dijalankan.
Contoh:
bila
datang
elang
maka
ayam
akan
berlarian.
Saat
ini
elang
tidak
muncul.
Maka
saat
ayam
tidak
akan
berlarian.
7.
Kesesatan
alt
fakta
belum
tentu
(fallacy
of
disjunction)
Kekeliruan
dalam
simpulan
karena
mengingkari
alternatif
pertama
dan
membenarkan
alternatif
yang
lain.
Padahal
bila
mengingkari
alternatif
1
maka
yang
lain
tak
terlaksana.
Contoh;
somad
lari
ke
jakarta
atau
ke
bandung.
Ternyata
somad
tidak
di
bandung.
Berarti
somad
lari
ke
jakarta
(
somad
bisa
saja
tidak
ada
di
bandung
atau
jakarta)
8.
Kesesatan
labilitas
fikiran
(fallacy
of
inconsistency)
Kekeliruan
karena
ketidakkonsistensian
premis
1
dengan
premis
yang
diakui
sebelumnya.
Contoh
:
tuhan
adalah
maha
kuasa,
karena
itu
ia
bisa
menciptakan
tuhan
lain
yang
lebih
kuasa
dari
ia.
Kekeliruan
informal
1. Fallacy
of
hasty
generalization
Kekeliruan
karena
terburu-‐buru
mengeneralisir
terhadap
suatu
kasus
individual.
Kesimpulan
melampaui
batas-‐batas
lingkungan.
Isis
menggunakan
cara
sadis
dalam
perjuangannya,
seluruh
orang
islam
menggunakan
cara
sadis
dalam
berjuang.
2.
Fallacy
of
force
hypothesis
Kekeliruan
karena
memaksakan
kebenaran
dengan
praduga
yang
sementara.
Seseorang
mahasiswa
matanya
lebam
biru
saat
berada
di
kampus.
Sebagian
orang
mengatakan
bahwa
dia
sering
terlihat.
3.
Fallacy
of
begging
the
question
Kekeliruan
berfikir
karena
mengambil
ketetapan
konklusi
meski
belum
dibuktikan
dahulu
kebenarannya.
Berita
dari
kompas.com
mengabarkan
tentang
informasi
tertentu.
Orang
beranggapan
apapun
yang
dikabarkan
oleh
kompas
merupakan
berita
yang
valid.
4.
Fallacy
of
circular
argument
Kekeliruan
karena
menjadikan
satu
sebab
karena
akibat
dan
berputar
menjadi
konklusi
argumen
yang
berputar.
Indonesia
saat
ini
belum
menjadi
negara
maju,
indonesai
banyak
terjadi
korupsi
dalam
birokrasinya.
Indonesia
belum
maju
karena
banyak
korupsi.
5.
Fallacy
of
argumentative
leap.
Kekeliruan
karena
mengambil
kesimpulan
melompati
sehingga
tidak
berurutan.
Ia
akan
menjadi
profesor
karena
orang
tuanya
kaya.
Ia
cantik
parasnya,
pendidikannya
pasti
tinggi.
Tulisannya
bagus
pastilah
ia
anak
yang
pandai.
6.
Fallacy
of
appealing
to
authority
Kekeliruan
karena
kewibawaan
dan
kehormatan
namun
bukan
dalam
bidang
keahlian
otoritas
yang
bersangkutan.
Dr.
Haris.
Sp.
A
mengatakan
bahwa
rumah
sakit
anak
hermina
memiliki
bangunan
yang
kokoh
dengan
arsitektur
yang
modern.
(dr
haris
bukan
seorang
yang
kompeten
di
bidang
bangunan
dan
arsitektur).
7.
Fallacy
appealing
to
force
Kekeliruan
karena
otoritas
kekuasaan
dan
hirarki
yang
dimiliki.
Mahasiswa
senior
memerintahkan
kepada
juniornya
agar
tidak
berkumpul
di
halaman
kampus.
Mahasiswa
senior
memiliki
otoritas
karena
sudah
lebih
awal
berada
di
kampus.
8.
Fallacy
of
abusing
Kekeliruan
yang
menyerang
personal
kepada
individu
dengan
premis
yang
lain
yang
berhubungan
dengan
yang
bersangkutan.
Jangan
simak
omongan
dari
anggota
dewan
poltak
tentang
arah
perekonomian
desa
ini.
Karena
dia
pernah
korupsi
dan
bantuan
desa.
Kesesatan
material
Kesesatan
yang
terjadi
karena
materi
atau
isi
penalarannya.
Kesesatan
ini
digunakan
untuk
membangkitkan
emosi
atau
sebagai
pengalih
perhatian
kelompok
orang
dari
permasalahan
yang
dipersoalkan.
1.
Anggapan
berasaz
personal
(argumentum
ad
hominem)
Sesat
berfikir
karena
argumentasi
yang
diberikan
bukan
pada
persoalannya
melainkan
pada
pribadi
yang
menjadi
lawan
bicara.
Contoh
:
DPRD
DKI
Jakarta
tidak
menyetujui
pembangunan
monorel
karena
ahok
seorang
pemarah.
2.
Anggapan
sepihak
(argumentum
ad
verecundiam)
Sesat
karena
terjadi
argumentasi
memang
sengaja
tidak
terarah
kepada
persoalan
yang
sesungguhnya.
Hanya
untuk
membangkitkan
rasa
percaya
diri.
Contoh
:
Orang
yang
benar-‐benar
bijaksana
adalah
orang
selalu
menggunakan
produk
kami.
3.
Anggapan
dari
sosok
individu
(argumentum
auctotitaris)
Kesesatan
berdasarkan
argumentasi
kewibawaan
seseorang.
Contoh:
Saya
yakin
apa
yang
dikatakan
beliau
adalah
benar,
karena
beliau
adalah
mantan
jenderal
yang
pernah
memimpin
kopasus.
4.
Anggapan
disertai
ancaman
(argumentum
ad
bacalum)
Kesesatan
dengan
argumen
mengancam
jika
menolak
akan
berakibat.
Contoh:
Anda
harus
mengikuti
kami,
kalau
tidak
berarti
anda
akan
terkena
azab
tuhan.
5.
Anggapan
empati
(argumentum
ad
misericordiam)
Kesesatan
dengan
argumen
membangkitkan
rasa
kasihan
untuk
memperoleh
pengampunan
Contoh:
Tolonglah
kami,
kami
sudah
tidak
makan
tiga
hari,
untuk
ongkos
pulang
kami
sudah
habis.
6.
Anggapan
karena
rakyat
argumentum
ad
populum)
Kesesatan
dengan
argumen
demi
rakyat.
Contoh:
Kita
harus
berjuang
demi
rakyat,
rakyat
sudah
lelah
dengan
pemerintah
yang
kejam.
7.
Anggapan
karena
tidak
tahu
(argumentum
ad
ignoratiam)
Kesesatan
dengan
argumen
karena
ketidaktahuan.
Contoh:
Kita
tidak
boleh
pergi
kesana
karena
hanya
orang-‐orang
tertentu
yang
diizinkan
kesana.
Dasar
penalaran
• Bahasa
• Kata
• Istilah
• Sintaksis
Fungsi
bahasa
• Ekspresif
(emotif)
:
curahan
rasa
takut/takjub
• Afektif
(praktis)
:
penyampaian
untuk
mempengaruhi
orang
lain
• Simbolis
:
penyampaian
berupa
fakta
Bahasa
dan
proposisi
• Ungkapan
yang
tercetus
melalui
mulut
atau
suatu
indera
lainnya
dengan
bertujuan
menjadi
bahasa
dari
sesuatu
maksud;
kita
kenal
dengan
proposisi.
Proposisi
Terdiri
dari:
• Tunggal
:
pernyataan
kalimat
sederahana
untuk
satu
makna
• Kategoris
:
pernyataan
yang
terdiri
dari
dua
konsep
kalimat
tidak
berhubungan.
• Majemuk
:
pernyataan
dari
dua
kalimat
yang
saling
berhubungan
Konsep
&
term
• Konsep
è
ide,
gagasan
yang
dinyatakan
dalam
kata.
• Kata
dibagi
2
jenis:
1. Kategorimatis
;
kata
yang
maknanya
dapat
berdiri
sendiri.
2. Sinkategorimatis
;
kata
yang
maknanya
tidak
dapat
berdiri
sendiri.
Kategori
konsep
• Kolektif
><
distributif
(kumpulan
&
satuan)
• Batalyon
><
prajurit
• Lusin
><
gelas
• Kongkret
><
abstrak
• Ahmad
amat
pintar
><
kepintarannya
amat
sangat
• Sindiran
><
terus
terang
• Kabur
><
nyata
• Jenis
term
1. Konkret
(nyata)
2. Abstrak
(khayal)
3. Tunggal
(singular)
4. Kolektif
(kelompok)
5. Unggul
Term
berdasar
jumlah
• Singular
• Partikular
• Universal
• Kolektif
Term
berdasar
perlawanan
• Kontradiktoris;
benar><salah,
ada><tiada
• Kontraris;
panas><dingin,
hitam><putih
• Relatif;
ibu><anak,
suami><istri
Term
berdasar
ketepatan
makna
• Univok;
satu
arti
satu
makna.
Pohon
• Equivok;
bermakna
ganda.
Sinonim.
Malang,
• Analog;
arti
makna
lebih
dalam.
Kaki,
Term
kodrat
referent
• Kongkret;
mudah
diamati
– Kacamata,ballpoint
• Abstrak;
dimengerti
setelah
abstraksi
– Keadilan,
kebenaran
• Nihil;
tidak
ada
objek
referensi
– Malaikat,
unicorn
Definisi
Pernyataan
yang
memuat
ciri-‐ciri
yang
lebih
penting
dari
suatu
hal
dan
bertujuan
untuk
menentukan
batas
suatu
pengertian
secara
tepat,
jelas
dan
singkat.
Jenis
definisi
• Stipulatif
:
definisi
berdasar
aturan
yang
berlaku
• Lexical
:
berdasarkan
fakta
perkataan
sesuai
kamus
• Ketetapan
:
definisi
yang
dapat
menimbulkan
definisi
baru
• Theoritical
:
definisi
yang
diluncurkan
dapat
dengan
mudah
diterima
oleh
masyarakat.
• Persuasif
:
bertujuan
untuk
mempengaruhi
pikiran
dari
orang
lain
Pembagian
&
klasifikasi
Memecah
belah
secara
jelas
ke
bagian-‐bagian
dari
keseluruhan.
Dan
terdiri
dari
keseluruhan
logis
dan
keseluruhan
realistis.
Contoh:
Buah-‐buahan
=
keseluruhan
Mangga,
sawo,
durian,
nangka
=
bagian
Pembagian
universal
• Penggolongan
(klasifikasi)
• Kodrati
-‐
Sifat
atribut
dapat
ditemukan
langsung
• Buatan
-‐
Ditentukan
karena
tujuan
tertentu
• Diagnostik
-‐
Gabungan
kodrati
dan
buatan
Prinsip
penalaran
• Prinsip
aristoteles
– P.
Identitas
:
sesuatu
hal
yang
sama
dengan
halnya
sendiri
– P.
Kontradiksi
:
suatu
pernyataan
tidak
mungkin
memiliki
nilai
benar
dan
salah
pada
saat
yang
sama.
– P.
Eksklusi
tertii
:
sesuatu
yang
benar
atau
salah
tidak
memiliiki
kemungkinan
ketiga.
• Prinsip
george
leibnez
– Prinsip
cukup
alasan
:
suatu
perubahan
yang
terjadi
haruslah
memiliki
alasan
yang
cukup,
tidak
tiba-‐tiba
tanpa
sebab
yang
mencukupi.
Proposisi
• Suatu
kalimat
yang
mempunyai
nilai
kebenaran
benar
atau
salah.
• Istilah
adalah
kalimat
tertutup,
kalimat
deklaratif,
statement
atau
proposisi.
KBBI
PROPOSISI
• pro·∙po·∙si·∙si
n
1
rancangan
usulan;
2
Ling
ungkapan
yg
dapat
dipercaya,
disangsikan,
disangkal,
atau
dibuktikan
benar-‐tidaknya;
• eksklusif
proposisi
yg
di
dalamnya
terdapat
kata-‐kata
hanya,
sendiri,
tak
lain,
tak
satu
pun,
kecuali
sifat
proposisi
• BENAR
ATAU
SALAH
• ADA
ATAU
TIDAK
ADA
• TRUE
OR
FALSE
• PASTI
ATAU
KABUR
Contoh
kalimat
PROPOSISI
• Sembilan
adalah
bilangan
ganjil.
• Kucing
adalah
hewan
yang
tidak
suka
makan
ikan.
• Ibukota
Indonesia
adalah
Yogyakarta.
• Pada
segitiga
siku
-‐
siku
berlaku
kuadrat
sisi
miring
sama
dengan
jumlah
kuadrat
sisi-‐sisi
yang
lain.
Proposisi
adalah
kalimat
yang
hanya
mempunyai
nilai
Benar
atau
Salah
saja,
tetapi
tidak
sekaligus
kedua
-‐
keduanya.
Kalimat
bukan
proposisi
• x+5
=
17.
• P
adalah
bilangan
prima.
• Ani
adalah
gadis
yang
cantik.
• Jarak
antara
Jakarta
dan
Surabaya
adalah
dekat.
kalimat
bukan
proposisi
adalah
suatu
kalimat
merupakan
bukan
pernyataan
jika
kalimat
tersebut
tidak
dapat
ditentukan
benar
atau
salahnya
atau
mengandung
pengertian
Relatif.
Proposisi
(pernyataan)
• Proposisi
merupakan
bagian
terkecil
dari
rangkaian
maksud
yang
memiliki
arti
benar
atau
salah
yang
sempurna.
• (mundiri,1994).
• Proposisi
merupakan
kalimat
dengan
rangkaian
kata
yang
memiliki
satu
maksud
yang
bersifat
pasti/mutlak.
PROPOSISI
• MACAM
PROPOSISI
• PROPOSISI
ANALITIK
adalah
proposisi
yang
term
predikatnya
menjelaskan
lagi
term
subjeknya.
• PROPOSISI
SINTETIK
adalah
proposisi
yang
term
predikatnya
memberikan
maksud
baru
bagi
term
subjeknya.
KLASIFIKASI
PROPOSISI
(PERNYATAAN)
• PERNYATAAN
TUNGGAL
Pernyataan
yang
tidak
memuat
pernyataan
lain
atau
sebagai
bagiannya,
• PERNYATAAN
MAJEMUK
Kalimat
baru
yang
diperoleh
dengan
cara
menggabungkan
beberapa
pernyataan
tunggal.
Pernyataan
majemuk
• Bunga
mawar
berwarna
merah
dan
bunga
melati
berwarna
putih.
• Ani
dan
Ana
anak
kembar.
• Cuaca
hari
ini
mendung
atau
cerah.
• Jika
x
=
0
maka
x2
=
x
• Suatu
segitiga
dikatakan
segitiga
sama
sisi
jika
dan
hanya
jika
ketiga
sudutnya
sama.
Operasi
Negasi
• Negasi
atau
ingkaran
adalah
operasi
yang
dikenakan
hanya
pada
sebuah
pernyataan.
• Operasi
negasi
dilambangkan
“
~
“
Jika
p
adalah
pernyataan
tunggal,
• maka
~p
adalah
pernyataan
majemuk.
Negasi
dari
suatu
pernyataan
yang
bernilai
benar
adalah
salah
dan
negasi
dari
suatu
pernyataan
yang
bernilai
salah
adalah
benar.
Contoh
operasi
negasi
• p
:
Jakarta
ibukota
negara
Republik
Indonesia
• ~
p
:
Jakarta
bukan
ibukota
negara
Republik
Indonesian
Operasi
Disjungsi
Disjungsi
adalah
gabungan
dari
dua
pernyataan
yang
dirangkai
dengan
menggunakan
kata
hubung
atau.
Disjungsi
pernyataan
p
dan
pernyataan
q,
ditulis
dengan
lambang:
Operasi
konjungsi
Konjungsi
adalah
pernyataan
yang
dibentuk
dari
dua
pernyataan
yang
dirangkai
dengan
kata
hubung
dan.
Konjungsi
pernyataan
p
dan
pernyataan
q,
ditulis
dengan
lambang:
Operasi
Implikasi
Suatu
pernyataan
majemuk
yang
dibentuk
dengan
cara
menggabungkan
dua
pernyataan
tunggal
dengan
memakai
kata
perangkai
:
..Jika
..
maka
..
disebut
implikasi.
Operasi
implikasi
dilambangkan
dengan
“ “
Operasi
biimplikasi
Suatu
pernyataan
majemuk
yang
dibentuk
dengan
cara
menggabungkan
dua
pernyataan
tunggal
dengan
memakai
kata
perangkai
jika
dan
hanya
jika
disebut
biimplikasi.
Operasi
biimplikasi
dilambangkan
dengan
“
“
KUANTOR
(QUANTIFIER)
• Adalah
suatu
ucapan
yang
apabila
dibubuhkan
pada
suatu
kalimat
terbuka
akan
mengubah
kalimat
terbuka
tersebut
menjadi
suatu
kalimat
tertutup
atau
pernyataan.
Contoh:
• Semua
manusia
fana
• Semua
mahasiswa
mempunyai
kartu
mahasiswa
• Ada
bunga
mawar
yang
berwarna
merah
• Tidak
ada
manusia
yang
tingginya
3
meter
MACAM
KUANTOR
1.
Kuantor
Universal/
Umum
(Universal
Quantifier)
2.
Kuantor
Khusus
(
Kuantor
(Eksistensial
Quantifier)