Kupang, 2018
Ketua Tim MFK
1. LATAR BELAKANG
Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, di
RSUD S.K. Lerik wajib memenuhi ketentuan/peraturan perundang-undangan
yang berlaku, oleh Kepala di RSUD S.K. Lerik secara operasional dituangkan
dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap unit
pelayanan maupun unit terkait.
Sebagian dari program kegiatan tersebut ada yang harus dilaksanakan
secara terpadu yang melibatkan berbagai unit pelayanan di lingkungan RSUD
S.K. Lerik salah satu diantaranya adalah program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
Di lingkungan RSUD S.K. Lerik sendiri selalu ada kemungkinan
terjadinya kecelakaaan kerja dalam pengoperasian peralatan kedokteran serta
penunjang medik lainnya, bahkan resiko terjadinya penyakit akibat kerja
dapat pula timbul penyebabnya bisa dari fasilitas yang dimiliki rumah sakit
atau sebagian besar disebabkan faktor ketidak hati-hatian manusianya,
dipihak lain setiap sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatan profesinya/pekerjaannya,
terjamin keamanan pemakaian peralatan penunjang medik dan non medik
yang terdapat di rumah sakit termasuk pasien dan pengunjung yang
mendatangi RSUD S.K. Lerik.
Karena itu lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi petugas dan
keselamatan keamanan kerja di RSUD S.K. Lerik yang dijalankan dengan baik
dan konsisten. Dengan lingkungan yang sehat petugas dapat bekerja tanpa
Penanganan D3 Kesehatan
sampah dan limbah Lingkungan
SLTA plus
D3 Kesehatan
Lingkungan
Pengendalian SLTA plus
serangga dan tikus
Sterilisasi / D3 Keperawatan
Desinfeksi SLTA plus
Perlindungan D3 Radiologi
Radiasi
Upaya penyuluhan Sarjana Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
lingkungan D3 Kesehatan
Lingkungan
SLTA plus
2 Bidang Bahan Pengadaan Sarjana Kesehatan
berbahaya dan pembuangan limbah Masyarakat
beracun B3 Sarjana Teknik
Lingkungan
SLTA plus
No Unit Kerja Sub Unit Kerja Kategori SDM
3 Bidang Disaster program Dokter
Manajemen D3 Keperawat yang
emergensi memiliki sertifikat
PPPGD
SLTA Plus
Tenaga non medis yang
sudah terlatih
4 Bidang Keamanan SLTA Plus
Pengamanan dan Tenaga non medis yang
kebakaran sudah terlatih
5 Bidang Pelatihan Sarjana / D3
Pendidikan dan Pendidikan
Latihan SLTA Plus
Kualifikasi Pendidikan :
Dokter dan Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Tehnik Lingkungan
Sarjana Pendidikan
D3 Pendidikan
D3 Kesehatan Lingkungan
D3 Keperawatan
D3 Radiologi
SLTA Plus
Distribusi ketenagaan
Organisasi MFK di RSUD S.K. Lerik dibentuk dengan nama Tim
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan, yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Koordinator dan Anggota, Keanggotaan tenaga kerja dalam
struktur organisasi Tim MFK diganti setiap 3 tahun sekali. Dengan
bergantinya pengurus Tim MFK, maka akan semakin banyak tenaga kerja
yang memahami MFK, sehingga dapat menjadi simpul-simpul komunikasi
upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
STRUKTUR ORGANISASI TIM MFK
KETUA
SEKRETARIS
WAKIL
BIDANG BIDANG
BIDANG
MANAJEM PENGAMA BIDANG BIDANG
KESELAMAT BIDANG
EN & NAN & PERALATA SISTEM
AN DAN B3
EMERGEN KEBAKAR N MEDIS UTILITAS
KEAMANAN
CI AN
g. Pengaturan Jaga
1) Ketua MFK:
1) Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan program-program yang
berada di bawah tanggung jawab MFK.
2) Melakukan koordinasi dengan Bidang Keselamatan dan Keamanan
untuk pelaksanaan Disaster Program, Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran di rumah sakit.
3) Melakukan koordinasi dengan Bidang Bahan berbahaya dan beracun
(B3) dalam hal Pengelolaan B3 dan penanganan limbah B3 secara
aman.
4) Melakukan koordinasi dengan Bidang Manajemen Emergensi untuk
pelaksanaan perencanaan efektif tanggap terhadap wabah, bencana
dan keadaan emergensi
5) Melakukan koordinasi dengan Bidang Pengamanan dan kebakaran
dalam hal pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran.
6) Melakukan koordinasi dengan Bidang Peralatan Medis dalam hal
pemilihan, pemeliharaan peralatan medis untuk mengurangi resiko.
7) Melakukan koordinasi dengan Bagian Radiologi dalam hal
perlindungan radiasi.
8) Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk program
keamanan pasien.
9) Memantau pelaksanaan setiap program dan menerima laporan
evaluasi pelaksanaan dari masing-masing bagian yang terkait.
10) Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan bagi petugas maupun
masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit.
11) Memberikan pelatihan pendukung bagi petugas yang terlibat dalam
program-program MFK.
12) Merancang dan melaksanakan pelatihan dasar pengenalan MFK
untuk seluruh karyawan baru.
13) Bersama dengan tim MFK membuat laporan kegiatan MFK pada akhir
tahun serta menyusun rencana kerja untuk periode berikutnya.
14) Menyusun buku Pedoman Penyelenggaraan MFK sebagai acuan kerja
Tim MFK.
15) Melakukan rapat koordinasi antar anggota Tim MFK secara periodik.
3) Sekretaris:
1) Menerima surat-surat yang ditujukan kepada Tim MFK serta
menyimpannya dalam suatu bentuk pengarsipan.
2) Menyusun konsep isi surat dan mendistribusikan surat-surat yang
dikeluarkan oleh Tim MFK kepada bagian-bagian yang dituju.
3) Melakukan pengelolaan surat masuk dan surat keluar dalam suatu
bentuk pengarsipan yang efisien dan efektif, sehingga memudahkan
pencarian ketika dibutuhkan.
4) Menghadiri rapat Tim MFK dan membuat notulen hasil rapat tersebut.
5) Bersama dengan tim MFK menyusun laporan kegiatan MFK pada akhir
tahun serta rencana kerja untuk periode berikutnya.
6) Mengumpulkan dan menyimpan laporan-laporan dari program-program
yang terkait dengan MFK.
Denah Ruang
Suatu Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem
penting dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
10. Standar Fasilitas
Untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan rumah sakit disusunlah rencana
tertulis yang meliputi enam bidang:
a. Keselamatan dan Keamanan
1) Keselamatan.
Sejauh mana bangunan, wilayah dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf atau pengunjung.
2) Keamanan.
Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses atau
penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.
b. Bahan Berbahaya.
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan
lainnya dikendalikan dan limbah berbahaya ditangani secara aman.
c. Manajemen Emergensi.
Respons terhadap epidemi, bencana dan keadaan darurat
direncanakan dan dijalankan secara efektif.
d. Pengamanan Kebakaran.
Properti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari bahaya
kebakaran dan asap.
e. Peralatan Medis.
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa agar mengurangi risiko.
f. Sistem Utilitas.
Listrik, air dan system utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko
kegagalan dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.
11. Jenis kegiatan RSUD S.K. Lerik
Jenis kegiatan rumah sakit yaitu kegiatan RSUD S.K. Lerik yang merupakan
Rumah Sakit tipe C.
a. Pelayanan Utama
1) Rawat jalan
Pelayanan rawat jalan terdiri dari 12 Klinik dan pelayanan gawat
darurat.
2) Rawat Inap
Jumlah ruangan perawatan di RSUD S.K. Lerik sebanyak 9 ruangan
yaitu:
a) Ruangan VVIP yaitu untuk Pejabat Setingkat Panglima
b) Ruangan Vip yaitu untuk pejabat Mayor Keatas
c) Ruangan Dahlia yaitu ruangan bedah wanita dan Pria
d) Ruangan Nusa Indah yaitu Ruang anak anak
e) Ruangan Tulip yaitu Penyakit dalam pria dan wanita
f) Ruangan Anggrek yaitu ruangan kandungan/persalinan
g) Ruangan Neonatus yaitu ruangan Bayi
h) Ruangan Isolasi Paru
i) Ruangan ICU
b. Pelayanan
Pelayanan penunjang terdiri dari:
1) Laboratorium
Pelayanan laboratorium terdiri dari laboratorium Klinik dan
laboratorium anatomi.
2) Radiologi
Pemeriksaan radiologi di RSUD S.K. Lerik terdiri dari pemeriksaan X-
ray dan USG
3) Farmasi
Guna mendukung pelayanan obat-obatan bagi pasien anggota TNI dan
pasien dari masyarakat umum, maka pelayanan obat-obatan di RSUD
S.K. Lerik dikelola oleh Instalasi Farmasi.
4) Kamar Operasi dan Persalinan
a) Pelayanan kamar operasi dilaksanakan oleh Instalasi Kamar Bedah,
meliputi pelayanan bedah umum, bedah ortopedi, , THT dan Mata.
b) Kamar persalinan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan persalinan
normal, cesar, kuret dan tindakan lain di SMF Obsgyn.
c.Sarana Penunjang Non Medik
1) Dapur/ruang gizi
2) Ruang pencucian/laundry
3) Tenaga Kerja
RSUD S.K. Lerik mempekerjakan tenaga kerja dengan latar belakang
status kepegawaian dan latar belakang pendidikan dari berbagai disiplin
ilmu serta strata pendidikan yang berbeda-beda, yaitu terdiri dari:
a) Organik militer
b) Organik PNS
c) Karyawan Harian Lepas/honorer
4) Lokasi Rumah Sakit
Lokasi RSUD S.K. Lerik secara administratif terdafat di:
a) Kelurahan : Pasir Panjang
b) Kota : Kota Kupang
c) Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Lokasi RSUD S.K. Lerik sudah sesuai peruntukannya sebagaimana
yang diatur dalam Perda Kota Kupang Nomor 32 Tahun 2003 tentang
RT/RW Kota kupang, yaitu lokasi RSUD S.K. Lerik digunakan sebagai
pelayanan kesehatan.
Perijinan
RSUD S.K. Lerik telah berdiri sejak tahun 2010, dari tahun ke tahun
selalu melakukan penyempurnaan pada sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia. Adapun daftar peirijinan disajikan pada tabel
berikut:
NO IZIN NO IZIN MASA KET
BERLAKU
1 Izin Operasional
RS
2 Izin Gangguan
3 Izin Penangkal
Petir
4 Izin
Pembuangan
Limbah Cair
5 Izin Pengambilan
dan
Pemanfaatan Air
Bawah tanah
6 Surat
Keterangan
Pemeriksaan Air
bawah tanah
7 Izin Genset
8) Jenis limbah
a) Limbah padat
Jenis limbah yang dihasilkan terbagi menjadi sampah medis dan non
medis. Untuk pemusnahan sampah medis padat dilaksanakan oleh
rekanan PT triata mulya indonesia jl raya wiguna selatan no36
surabaya sedangkan sampah Non medis/limbah domestik diangkut
oleh petugas dinas kebersihan kota Surabaya.
b) Limbah cair
Limbah cair dan limbah Radiologi Rumah Sakit diolah di IPAL RSUD
S.K. Lerik.
9) Penggunaan Energi
RSUD S.K. Lerik dalam penggunaan listriknya bergantung pada PLN
sedangkan cadangannya berupa 1 genzet yang kemapuannya sebesar
140 KVA dan 162 PK.
BAB III
KEBIJAKAN
BAB IV
TATA LAKSANA
KORBAN
Pasien
TIM UGD pernah
diperiks Tidak
1. Memeriksa korban a
2. Pencatatan medis
3. Menyimpan barang
bukti Minta inform
4. Menelusuri pasien concern untuk
pemilik pemeriksaan
5. Melaporkan kejadian ke
MFK dan PPIN
Ada
Data Lihat
sumber Catatan Setuju
diperiksa
Tidak
Ya Tidak
Korban diperiksa
HbSag, Anti HCV
Pasien diperiksa
Terinfeksi
atau tidak
Ya Tidak
d) Prosedur penanganan korban tertusuk jarum dan sejenisnya:
1) Lokasi Kejadian
a) Segera isolasi benda tajam yang mengenai petugas dan
ditempatkan dalam wadah yang tahan terhadap tusukan
sebagai barang bukti.
b) Petugas yang terkena benda tajam harus segera melapor kepada
Penanggung Jawab Ruangan (perawat) / Dokter Jaga. Dalam
waktu 1 X 24 jam harus menyerahkan barang bukti tersebut
kepada Tim Pengendali Infeksi Nosokomial.
c) Bila tersedia fasilitas untuk melakukan pembersihan luka,
segera lakukan pembersihan luka dengan cara luka tersebut
segera dicuci dengan sabun antiseptik dan air mengalir
selanjutnya diberi antiseptik lokal. Bila terjadi percikan darah
pada mukosa hidung dan mulut segera dibilas dengan
guyuranair, bila percikan darah mengenai mata lakukanirigasi /
pencucian mata dengan menggunakan larutan garam fisiologis
(Na Cl 0,9%) atau air steril. Sebagai catatan daerah yang terkena
benda tajam tidak boleh dihisap dengan mulut.
d) Penanggung jawab ruangan harus membuat laporan kejadian
(berita acara) yang berisi informasi kejadian, data medis
karyawan dan data medis pasien yang menjadi sumber
penularan. Bila data tidak ada, dilakukan pemeriksaan HBsAG,
anti HCV dan anti HIV.
e) Rujuk petugas yang tertusuk benda tajam tsb beserta ‘Laporan
Kejadian’ ke UGD untuk penanganan lebih lanjut.
f) Laporan kejadian / berita acara ditanda tangani oleh
Penanggung jawab ruangan / dokter jaga dan petugas yang
terkena benda tajam dan kemudian dilaporkan/diserahkan ke
Kasi Tuud dalam waktu 1 x 24 jam.
2)Staf UGD
a) Segera cuci luka bila belum dilakukan di lokasi kejadian.
b) Dokter UGD akan memeriksa pasien untuk menentukan status
kesehatan petugas.
c) Dokter UGD akan memutuskan penanganan selanjutnya
dengan mengikuti ketentuan sbb :
Tercemar Hepatitis B (HBsAg Positif)
i. Bila HBsAg negatif dan tidak kebal, dalam waktu 24 jam
lakukan pemberian HBIG (Hepatitis B Imunoglobulin)
dengan dosis 0.06 ml/kg. Dilanjutkan dengan pemberian
vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali.
ii. Bila sudah kebal, tetapi titer anti HBs < 100 mIU/ml, diberi
booster.
iii. Jika Anti HBsAg positif dengan titer > 100 mlU/ml tidak
perlu dilakukan tindakan.
Tercemar Hepatitis C (HCV Positif)
i. Bila Anti HCV Positif berarti petugas pernah terinfeksi virus
hepatitis C.
ii. Lihat catatan kesehatan petugas sebelumnya, bila SGPT
sering abnormal dalam jangka waktu 6 bulan berarti petugas
tersebut kemungkinan menderita Hepatitis C menahun.
iii. Bila SGPT sebelumnya normal, pantau SGPT selama 6
bulan, bila SGPT abnormal kemungkinan terjadi penularan
dan rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Bila Anti HCV Negatif
i. Ulang pemeriksaan Anti HCV 3 bulan kemudian, jika hasil
Anti HCV tetap negatif berarti tidak terjadi penularan.
ii. Jika setelah 3 bulan terjadi serokonversi yaitu Anti HCV
menjadi positif lakukan pemantauan SGPT selama 6 bulan
iii. Bila hasil SGPT tetap normal berarti telah terjadi penularan
dan “telah sembuh”
iv. Jika terjadi kenaikan SGPT secara fluktuatif dalam jangka
waktu 6 bulan, rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Tercemar HIV (HIV Positif)
i. Lakukan konseling berupa informasi lengkap mengenai
resiko penularan HIV kepada suami/istri, manfaat dan efek
samping pemberian antiretroviral sebagai pencegahan.
ii. Bila tusukan / irisan tidak berat / superfisial tidak perlu
diberikan pencegahan.
iii. Untuk luka tusukan / irisan lebih berat / menembus kulit
berikan AZT selama 4 minggu.
iv. Untuk luka tusukan / irisan berat / menembus kulit lebih
dalam hingga keluar darah berikan AZT + indinavir /
nelfinavir selama 4 minggu.
v. Setelah pemberian antiretroviral lakukan pemantauan hasil
pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan selama 1 tahun.
vi. Bila pemantauan anti HIV selama 1 tahun tetap negative
berarti tidak tertular.
vii. Bila anti HIV positif, petugas dirujuk ke Dokter Spesialis
Penyakit Dalam. Dokter UGD membuat laporan
perkembangan status kesehatan karyawan yang terkena
benda tajam selama periode pemantauan dan diserahkan ke
Kasi Tuud, Tim Pengendali Infeksi Nosokomial dan Tim
K3RS. Kasi Tuud bersama dengan pimpinan rumah sakit,
akan memutuskan pengobatan selanjutnya bila petugas
tersebut positif tertular.
8) Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyelaraskan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan
tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi – tingginya. Manusia
memiliki keterbatasan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan
fisik, beban kerja fisik dan psikologis. Tanpa penerapan konsep-konsep
ergonomi ditempat kerja ternyata meningkatkan resiko terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ergonomi:
a) Faktor Manusia
Desain rancangan kerja berpusat pada manusia atau Human
Centered Design (HCD) yang meliputi:
Faktor dari dalam (Internal Factors)
Contohnya: - Umur
- Jenis kelamin
- Kekuatan otot
- Bentuk dan Ukuran tubuh
Faktor dari luar ( External Factors )
Contohnya: - Penyakit
- Gizi
- Lingkungan kerja
- Sosial ekonomi
- Adat istiadat
b) Anthropometri.
Adalah ilmu yang mempelajari ukuranukuran tubuh manusia secara
sistematis. Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan
tempat kerja akan mempengaruhi sikap tubuh saat bekerja sehingga
dapat menyebabkan berbagai gangguan muskuloskeletal, mulai dari
nyeri sampai cedera otot dan memperbesar resiko untuk terjadinya
kecelakaan kerja. Secara teoritis semua peralatan harus di desain
untuk mengakomodasi semua individu, dari yang paling kecil sampai
yang paling besar. Pendekatan yang umum dilakukan adalah
mendesain peralatan atau tempat kerja untuk persentil tertentu dari
populasi. Otomatisasi di tempat kerja tetap harus memperhitungkan
ukuran – ukuran tubuh manusia dalam rancangan tempat kerja.
Penggunaan data anthropometri misalnya jarak, jangkauan, postur,
kekuatan.
c. Sikap Tubuh Dalam Bekerja.
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap
sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektifitas, keselamatan dan
produktifitas kerja, selain SPO yang terdapat pada setiap jenis
pekerjaan.
d) Keterkaitan manusia dan peralatan.
Manusia sebagai pengarah atau pengendali jalannya peralatan dan
peralatan sebagai sarana kerja manusia.
e) Pengorganisasian kerja.
Menyangkut: Waktu kerja, waktu istirahat dan kerja lembur.
f) Pengendalian Lingkungan Kerja Menyangkut:
1) Faktor fisik
2) Faktor kimia
3) Faktor Biologis
4) Faktor Psikologis
g) Kelelahan kerja
1) Kelelahan otot
2) Kelelahan umum
h) CTD ( Cumulative trauma disorder ).
Kerusakan trauma cumulative. Penyakit ini timbul karena terkumpulnya
kerusakan – kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk
kerusakan yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit (rasa nyeri,
kesemutan, dan pembengkakan).
i) Kesegaran jasmani dan musik.
Kegiatan kesegaran jasmani perlu disesuaikan dengan situasi, kondisi
dan kebutuhan masing – masing perusahaan. Pengadaan musik di
tempat kerja sebaiknya dilakukan untuk jenis pekerjaan yang monoton
dan pekerjaan tangan ( manual work ) yang berulang serta pekerjaan
lain yang memerlukan aktivitas mental.
Tata laksana ergonomi:
a) Sikap tubuh yang benar saat bekerja
1) Tidak membungkuk.
2) Tidak jongkok.
3) Tidak memutar tubuh.
4) Tinggi tempat kerja antara tinggi pusat dan tinggi sikut.
5) Tidak meraih obyek atau alat kerja melebihi tinggi bahu.
6) Letak obyek pada lapang pandang (30 derajat dari masing-masing
mata – 60 derajat)
b) Sikap tubuh yang benar saat duduk
1) Duduk sedekat mungkin dengan area pekerjaan.
2) Duduk di kursi dengan kedua kaki menempel di lantai.
3) Duduklah di kursi dengan sandaran punggung sesuai bentuk tulang
belakang.
4) Pertahankan posisi duduk yang benarn saat bekerja.
c) Sikap tubuh yang benar saat berdiri
1) Taruh satu kaki di pijakan dengan posisi lebih tinggi 15 cm dan
bergantian saat aktifitas berdiri lama.
2) Jaga posisi bekerja anda pada ketinggian yang sesuai.
3) Ganti posisi secara teratur.
4) Berdiri pada alas yang nyaman.
d) Aturan umum angkat dan angkut
1) Pegangan harus tepat dan dengan kontak tangan penuh.
2) Lengan harus sedekat – dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus.
3) Punggung harus diluruskan.
4) Dagu ditarik segera setelah kepala tegak dan tulang belakang lurus.
5) Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk
mengimbangi momentum.
6) Yang terjadi dalam posisi mengangkat.
7) Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong serta gaya
untuk gerakan dan perimbangan.
8) Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal
yang melalui pusat grafitasi tubuh.
9) Semua barang atau benda yang menghalangi pandangan mata
sebaiknya disingkirkan lebih dulu.
10) Tinggi maksimum tempat pemegang dari lantai tidak lebih dari 35 cm.
11) Jika beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan
menggunakan alat bantu angkat.
12) Beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan
tubuh
13) Punggung harus lurus agar bahaya kerusakan terhadap diskus dapat
di hindari.
14) Lutut di tekuk dan punggung harus dalam posisi tetap lurus.
15) Beban agar sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh.
Beban Angkat dan Angkut bagi laki-laki dan Wanita yang Direkomendasikan
International Labor Organisation (ILO)
2 Hydrogen
Choride
3 Formaldehy
de
4 Chlorine
5 HCl 37%
6 Sulfuric
acid
7 Metanol
8 Etanol
9 Barium
Klorida
10 NaOH
11 H2SO4
12 KOH 10%
13 H2O2 3%
4) Penanganan tumpahan:
a) Amankan area tumpahan dengan tanda/kursi.
b) Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan.
c) Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala, sepatu,
kacamata google)
d) Batasi penyebaran tumpahan dengan tisu/kain lap sekali pakai:
1) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk cairan, serap dengan tisu/kain
lap sekali pakai untuk menutupi tumpahan lalu masukan kedalam
kantong
2) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk serbuk, basahi tisu/kain lap
sekali pakai dengan air untuk menutupi tumpahan serbuk lalu sapu
dan masukan kedalam kantong
e) Bersihkan area tumpahan dengan cara:
1) Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan skop atau
sapu dan pengki kecil sampai benar-benar bersih.
2) Buang bahan penyerap bahan tumpahan tadi dengan kantong
3) Dekontaminasi area tumpahan dengan detergen sebanyak 3 kali
lalu semprotkan disinfektan, biarkan selama 2 menit kemudian
keringkan dengan tisu/kain lap sekali pakai lalu buang ke kantong
4) Lakukan hal di atas 3 kali berturut-turut sampai benar-benar
bersih.
5) Lepaskan APD dan masukan kedalam kantong ungu.
6) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
7) Laporkan kebagian Urdal rumah sakit untuk pembersihan lebih
lanjut.
5) Pengisian Formulir Laporan Kejadian Tumpahan B3
a) Isi identitas petugas yang menemukan tumpahan pertama kali atau
yang dilaporkan pasien atau pengunjung.
b) Isi waktu kejadian.
c) Ceritakan kronologis kejadian dan lokasinya.
d) Identifikasi tipe insiden yang meliputi KNC (Kejadian Nyaris Cedera),
KTC (Kejadian Tidak Cedera), KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
e) Isi formulir, berikan kepada kepala ruangan, Tim K3, Tim PPI.
Jika mobilisasi tenaga tsb diatas ternyata masih kurang, karena sesuatu
hal, maka tenaga kesehatan/medis maupun non kesehatan/medis yang
seharusnya lepas tugas, akan diperpanjang jam tugasnya.
b) Pedoman jika terjadi bencana alam (Gempa Bumi ) Tindakan yang
harus dilakukan setiap petugas adalah sbb:
1) Tetap tenang jangan panik danberusahalah menenangkan
orang disekeliling anda.
2) Berlindung/melindungi tubuh, BUKAN LANGSUNG EVAKUASI.
3) Komandan ruangan menenangkan pasien ruangannya masing-
masing.
4) Jika Gempa belum berhenti:
a) Komandan ruangan tenangkan pasien/pengunjung.
b) Hubungi Piket/Posko Keamanan ext 101
c) Piket segera melaporkan kepada Komandan
d) Komandan mengambil alih Komando
e) Selanjutnya penanganannya sesuai SPO
c) Pedoman jika terjadi Banjir
1) Komandan ruangan tenangkan pasien/pengunjung
2) Hubungi piket/ posko keamanan ext 101
3) Piket segera melaporkan kepada komandan
4) komandan mengambil alih komando
5) selanjutnya penanganannya sesuai SPO
d) Pedoman jika terjadi kecelakaan di Rumah Sakit Tk. III Brawijaya.
Apabila terjadi suatu kecelakaan di areal Rumah Sakit Tk. III
Brawijaya yang dilakukan adalah:
1) Penemu Pertama segera menghubungi Operator Ext. piket 101
dengan menyebutkan lokasi kejadian, nama pelapor/bagian.
2) Operator: Lakukan paging pemanggilan Tim Kode Biru.
3) Sementara menunggu Tim Kode Biru datang, lakukanlah
tindakan pertolongan pertama (P3K) kepada korban.
4) Tim kode biru yang datang segera melakukan resusitasi BHD
(Bantuan Hidup Dasar)/BHL (Bantuan Hidup Lanjut).
5) Bila pasien telah stabil, bawa ke UGD.
e) Pedoman jika terjadi gangguan tenaga
Apabila terjadi gangguan tenaga, seperti terputusnya aliran listrik,
segera laporkan kepada Urdal. Sambil menunggu perbaikan atau
menghidupkan GENSET, seluruh petugas agar mengikuti
petunjuk-petunjuk sebagai berikut: Tetaplah tenang dan
usahakan membuka gorden agar cahaya/sinar alam dapat masuk.
Tunggu instruksi dari Komandan ruangan yang akan selalu
berhubungan dengan Bagian Urdal /Komandan.
f) Pedoman jika terjadi gangguan Keamanan (huru-hara) Komandan
/Kepala Seksi Keamanan Rumah Sakit Tk. III Brawijaya:
1) Cari tahu sebab-sebab terjadinya huru hara.
2) Selalu koordinasi perkembangan situasi dengan Keamanan
terkait.
3) Melapor kepada Kasi Tuud setiap adanya perubahan situasi.
4) Meminta persetujuan dari Pimpinan sebelum mendatangkan
bantuan dari Polri / TNI.
g) Pedoman jika menerima ancaman Bom & ditemukan Bom.
Apabila terjadi gangguan keamanan berupa ancaman bom, maka
petugas yang mengetahui ancaman bom tersebut, lakukanlah
tindakan sebagai berikut:
1) Ajak penelpon untuk bicara selama mungkin (jangan
diputuskan)
2) Dapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai bom &
lokasinya.
3) Perhatikan baik-baik suara latar belakang, logat dan aksen
bicara, dll yang mungkin bisa memberi petunjuk mengenai
umur, jenis kelamin dan lokasi penelpon.
4) Selanjutnya lakukan sesuai SPO
j.Sarana-sarana penanggulangan
1) Sarana penyelamatan diri sbb :
a) Kode Bangunan.
b) Jalur Evakuasi.
c) Dilingkungan Rumah Sakit Tk. III Brawijaya telah tersedia jalur-
jalur evakuasi berupa lorong/gang, baik yang menuju ke keluar
ruangan atau menuju tempat berkumpul evakuasi di lahan
tanah kosong.
2) Sumber listrik darurat sbb:
a) Genset.
b) Piket (kamera CCTV + petugas keamanan 24 jam).
3) Sarana Komunikasi sbb:
a) Pesawat telpon (dapat dilihat pada buku daftar Telpon Rumah
Sakit Tk. III Brawijaya)
b) Sound System (menjangkau semua ruangan di lingkungan Rumah
Sakit Tk. III Brawijaya ).
c) Handy Talky.
Alat komunikasi yang dipegang oleh pihak keamanan Rumah Sakit
Tk. III Brawijaya.
4) Sarana proteksi penanggulangan Kebakaran
a) Heat Detector
b) smoke Detector
c) Alat Pemadam Api Ringan
d) Sumber listrik darurat: Genset.
e) (kamera CCTV + petugas keamanan 24 jam).
5) Denah Rumah Sakit Tk. III Brawijaya Denah Rumah Sakit tiap
ruangan, yang mencantumkan:
a) Jalur Evakuasi dan tempat berkumpul evakuasi
b) Lokasi tangga darurat, Daerah beresiko dan tempat perawatan
khusus.
c) Tempat/lokasi Apar
c. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah di RS yaitu dengan menggunakan Sistem Aerobik.
Limbah cair yang dihasilkan dari seluruh ruangan di tampung pada
spric tank yang berada di titik-titik tertentu. Kemudian limbah tersebut
disaring dan dihomogenkan dengan proses aerasi. Setelah dilakukan
aerasi maka limbah akan diuraikan dengan menggunakan bahan kimia
yaitu kaporit, PAC, Soda Api dan akan ditampung di bak pembuangan
akhir untuk dilakukan pemeriksaan kualitas kimia.
Pemeriksaan kualitas air limbah dilakukan 1 x dalam sebulan dengan
jenis pemeriksaan Kimiawi.
d. Sampah RS
Salah satu penyebab aspek yang ada dan sangat penting dalam
menunjang terhadap pelayanan rumah sakit adalah:
1) Sampah yang di hasilkan dari rumah sakit harus dim kelola secara
baik dan benar sehingga tidak menimbukan ganguan kesehatan
terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
2) Gangguan hama serangga dan tikus juga harus di tangani secara
baik dan benar sehingga tidak ada gangguan di lingkungan rumah
sakit.
3) Pembersihan ruangan yang ada di rumah sakit harus di lakukan
setiap hari.
4) Perawatan Taman baik dalam dan luar gedung harus dilakukan
dengan baik.
Landasan Hukum Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan kesehatan lingkungan
Rumah Sakit.
Tata laksana Sanitasi Lingkungan
a. Penanganan limbah padat di bagi menjadi dua kategori di antaranya :
a) Penanganan limbah padat non medis (Sampah) terdiri dari :
Limbah Padat Non Medis adalah limbah yang berasal dari kegiatan
administrasi kantor, dapur, kamar rawat inap, poliklinik dan lain –
lain.
Limbah tersebut oleh penghasil limbah harus dibuang kedalam
tempat sampah yang dilapisi kantong plastik berwarna hitam dan
dikumpulkan oleh petugas kebersihan untuk dimasukkan ke dalam
kantong plastik berwarna hitam untuk dibuang kedalam tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) di halaman belakang Rumah
Sakit Tk. III Brawijaya.
Dalam setiap hari sampah – sampah non medis di angkut oleh dinas
kebersihan kota surabaya sampah akan diambil untuk dibuang ke
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di luar kawasan Rumah Sakit Tk. III
Brawijaya.
b) Penanganan Limbah Padat Medis (Sampah) terdiri dari :
Jaringan tubuh manusia, alat suntik habis pakai, kasa, akibat
kegiatan kamar bedah, perawatan pasien dan kegiatan – kegiatan
medis lainnya.
Limbah padat medis tersebut oleh penghasil limbah harus dibuang ke
dalam tempat sampah yang dilapisi kantong plastik berwarna kuning.
Khusus bekas jarum suntik & alat-alat tajam lainnya dimasukkan ke
dalam box limbah infeksius.
b. Pembuangan limbah padat (sampah) medis dan non medis : Semua
buangan sampah dari seluruh ruangan dikumpulkan didalam kantong
plastik besar; sampah non medis (plastik hitam) ditampung di TPS
sampah non medis, sampah medis (plastik kuning) untuk kemudian
disimpan di ruang penampungan sampah medis di Ruang Incenerator
(pembakaran). Sekali dalam sehari, oleh kontraktor yang ditunjuk RS.
Pantai Indah Kapuk sampah medis tersebut akan diambil untuk
dimusnahkan / dibakar di incenerator pihak luar.
c. Penangan hama dan serangga.
Penanganan hama dan serangga dilakukan untuk mengurangi resiko
adanya gangguan serangga misalnya: nyamuk, lalat, kecoa, tikus dan
lain-lain cara penanganannya :
1) Gunakan alat pelindung diri (APD) masker dan sarung tangan.
2) Cek peralatan/mesin (ULV, B & G, botol semprot dan raket elektrik)
dan cek ketersediaan bahan kimia.
3) Kontrol area/lokasi pekerjaan pada tempat yang rawan gangguan
untuk mengetahui jenis gangguan serangga yang ditemukan (misal :
celah-celah dinding, saluran drainase maupun lokasi yang lembab).
4) Lakukan penyemprotan sesuai dengan jenis dan populasi serangga
yaitu:
a) Serangga merayap (misal : semut gunakan botol semprot dan
mesin B & G, untuk kecoa gunakan cara biting).
b) Serangga terbang (misal : lalat dan nyamuk gunakan mesin ULV
dan raket elektrik).
c) Lakukan penyemprotan di ruangan/lokasi dalam keadaan kosong
(tidak ada orang) dengan menggunakan mesin ULV.
d) Catatan : Bahan kimia aktif ± 15 menit. Setelah waktu tersebut
ruangan/lokasi bisa dipergunakan kembali.
Lakukan penyemprotan di luar gedung menggunakan mesin
fogging pada waktu siang atau malam hari. Lakukan pencucian
terhadap semua peralatan dan bersihkan dengan lap/majun
setelah di pakai kemudian simpan peralatan di tempat yang aman
dan telah disediakan.
5) Pengendalian tikus :
a) Gunakan alat pelindung diri (APD) masker dan sarung tangan.
b) Lakukan inspeksi secara detail dengan melihat adanya tanda-
tanda keberadaan Tikus dengan melihat kotoran yang ada.
c) Setelah didapat hasil inspeksi, lakukan tindakan pencegahan
sebagai berikut :
1) Dalam ruangan (indoor):
a) Rekatkan lem dan masukan racun tikus diatas perangkap
Tikus.
b) Letakkan perangkap tikus tersebut didaerah yang sering
dilewati tikus.
c) Cek perangkap tikus tersebut secara berkala. Jika
mendapatkan tikus langsung di buang ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
2) Luar ruangan (outdoor)
a) Masukan racun tikus dan letakkan ketempat umpan diarea
Luar rumah sakit yang sering di lalui tikus.
b) Cek perangkap tikus tersebut secara berkala jika mendapat
tikus langsung dibuang ketempat pembuangan akhir (TPA).
d. Ruangan infeksius
Ruangan Infeksius adalah ruangan yang di dalamnya berisi pasien yang
mempunyai penyakit infeksius dan dapat menyebarkan bakteri atau
kuman di dalam ruangan dan juga kepasien lainnya jika ruangan tidak
di bersihkan secara baik dan benar.
1) Pembersihan ruangan infeksius harian :
a) Koordinasi dengan perawat bahwa ruangan akan dibersihkan.
b) Siapkan peralatan dan cairan pembasmi kuman (desinfektan).
c) Gunakan alat pelindung diri (APD) sarung tangan karet dan
masker.
d) Kosongkan tempat sampah dan ganti plastiknya dengan yang baru
(plastik kuning).
e) Lap seluruh perlengkapan ruangan dengan menggunakan lap
khusus (warna kuning) yang telah diberikan cairan desinfektan.
f) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan
dengan menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
g) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan cairan desinfektan secara merata dan pastikan
lantai benar-benar kering.
h) Setelah proses pembersihan selesai, seluruh perlengkapan dan
peralatan kebersihan masukan dalam satu kantong plastik kuning
dan ikat rapat rapat, kemudian dibawa ke ruang cuci untuk
dilakukan pencucian peralatan dengan cairan desinfektan.
i) Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
2) Pembersihan ruangan infeksius periodikal:
a) Siapkan seluruh peralatan dan cairan pembasmi kuman
(desinfektan).
b) Gunakan alat pelindung diri (APD) sarung tangan karet dan
masker.
c) Kosongkan tempat sampah dan cuci serta ganti plastiknya dengan
yang baru.
d) Bersihkan bagian atas (plafond, penutup lampu, dan gril AC)
dengan kain lap kuning dengan cairan desinfektan.
e) Bersihkan dinding dengan lap kuning yang di campur dengan
cairan desinfektan.
f) Bersihkan seluruh perlengkapan ruangan dengan menggunakan
lap kuning yang telah diberikan cairan desinfektan.
g) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan
dengan menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
h) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan cairan desinfektan secara merata dan pastikan
lantai benar-benar kering.
i) Setelah proses pembersihan selesai, seluruh perlengkapan dan
peralatan kebersihan masukan dalam satu kantong plastik kuning
dan ikat rapatrapat, kemudian dibawa ke ruang cuci untuk
dilakukan pencucian peralatan dengan cairan desinfektan.
j) Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
e. Ruangan tidak terinfeksius
Pembersihan ruangan tidak terinfeksius adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh petugas kebersihan terhadap ruangan yang ada di
lingkungan rumah sakit agar ruangan tersebut bersih dan bebas dari
debu dan sampah.
Ruangan tidak terinfeksius adalah ruangan yang didalamnya tidak
terdapat/terdapat pasien/orang yang tidak berpenyakit infeksius.
1) Pembersihan harian:
a) Pembersihan ruangan:
1) Siapkan peralatan dan cairan pembersih sebelum pekerjaan
dimulai.
2) Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan karet dan masker).
3) Ganti plastik sampah dengan kantong plastik yang baru sesuai
dengan kebutuhannyan (warna hitam).
4) Lap seluruh perlengkapan yang ada di dalam ruangan dengan
kain lap dan cairan pembersih sesuai penggunaannya.
5) Lap kaca yang ada di ruangan dengan wiper dan pembersih
kaca.
6) Sapu lantai dari sampah dan debu sampai ke sudut ruangan
dengan pengumpul debu dan sampah.
7) Pel lantai dengan menggunakan air bersih yang diberikan
cairan pembersih lantai dari sudut-sudut atau pinggiran secara
merata dengan kain pel
8) Pastikan lantai benar-benar kering.
b) Pembersihan toilet:
1) Angkat kantong plastik sampah lama dan ganti dengan
kantong plastik sampah yang baru sesuai kebutuhannya
(warna hitam).
2) Lap seluruh perlengakapan toilet : wastafel, kaca, closed.
Shower,dan lain-lain secara menyeluruh dengan bahan cairan
pembersih dari masing-masing perlengkapan.
3) Pel lantai dengan menggunakan air bersih yang diberikan
cairan pembersih lantai dari sudut yang paling dalam sampai
ke depan pintu toilet secara merata dengan kain pel.
4) Pastikan toilet dalam keadaan bersih dan kering sebelum
meninggalkan ruangan.
5) Setelah selesai melakukan pembersihan, masukkan peralatan
ke dalam troli lalu di bawa ke tempat cuci untuk dibersihkan.
6) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan.
2) Pembersihan mingguan.
a) Pembersihan ruangan mingguan :
1) Siapkan seluruh peralatan dan cairan pembersih sebelum
pekerjaan dimulai.
2) Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan karet dan masker).
3) Angkat kantong plastik sampah lama dan cuci tempat sampah
kemudian ganti kantong plastik sampah dengan yang baru
(plastik hitam).
4) Bersihkan bagian atas (plafond, penutup lampu, gril AC, dan
Exhaust) dengan kain lap yang telah di beri cairan pembersih.\
5) Bersihkan dinding dengan kain lap yangtelah diberi cairan
pembersih dinding dan kaca jendela dengan kanebo yang telah
diberin pembersih kaca.
6) Bersihkan seluruh perlengkapan kamar; meja, matras, TV,
telephone, lukisan, kursi, panel lampu, jendela, pintu dan
tempat tidur dan lain-lain dengan menggunakan kain lap yang
telah diberikan cairan pembersih sesuai dengan fungsinya.
7) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan
dengan menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
8) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan cairan pembersih lantai secara merata.
b.Pembersihan toilet mingguan:
1) Angkat kantong plastik sampah dan cuci tempat sampah
kemudian ganti plastiknya dengan yang baru (plastik hitam)
2) Bersihkan bagian atas (plafond, penutup lampu, dan Exhaust)
dengan kain lap yang telah di beri dengan cairan pembersih.
3) Lap seluruh perlengkapan toilet: wastafel, kaca, closet, shower
dan lain-lain secara menyeluruh dengan bahan cairan
pembersih dari masing-masing perlengkapan.
4) Sikat dinding secara merata dengan cairan pembersih lalu
bilas dengan air bersih.
5) Sikat lantai secara merata dengan cairan pembersih lantai.
6) Keringkan lantai dengan kain pel.
7) Pasang tisu yang baru dan lipat yang rapih.
8) Pastikan sebelum meninggalkan ruangan kondisi ruangan
harus dalam keadaan benar-benar bersih dan jangan ada
peralatan kebersihan yang tertinggal di dalam.
9) Setelah selesai melakukan pembersihan, masukkan peralatan
ke dalam troli, dan lalu di bawa ke tempat cuci untuk
dibersihkan.
10) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan.
f. Pembersihan ruang laundry
Proses pembersihan ruangan laundry dilakukan oleh pelaksana
kebersihan yang di tunjuk.
1) Tata cara pelaksanaan pembersihan ruangan binatu:
a) Gunakan alat pelindung diri (APD) sarung tangan dan masker.
b) Siapkan peralatan kebersihan dan bahan kimia yang digunakan
kedalam troli.
c) Angkat semua sampah dan ganti plastiknya dengan yang baru.
d) Lap semua perlengkapan yang ada di ruangan sampai bersih dari
debu dan kotoran, kemudian dirapihkan kembali seperti semula.
e) Sapu lantai secara merata sampai ke sudut ruangan yang paling
pojok/dalam.
f) Lakukan pengepelan lantai secara merata sampai ke setiap sudut
ruangan dengan menggunakan cairan pembersih lantai.
g) Setelah selesai pastikan lantai benar-benar kering dan pastikan
peralatan tidak ada yang tertinggal di dalam ruangan.
h) Lakukan general cleaning pada saat-saat tertentu sesuai dengan
jadwal yang telah di buat.
2. Tata cara pelaksanaan pembersihan Toilet:
a) Gunakan alat pelindung diri (APD).
b) Angkat semua sampah dan ganti kantong plastik sampah dengan
yang baru.
c) Lap wastafel dan sikat closet secara merata dan menyeluruh dengan
menggunakan cairan pembersih toilet.
d) Gosok dinding toilet secara merata dengan menggunakan cairan
pembersih toilet.
e) Sikat lantai dari sudut yang paling dalam sampai ke depan pintu
toilet secara merata dengan menggunakan cairan pembersih toilet.
f) Keringkan lantai sebelum meninggalkan toilet dan pastikan toilet
dalam keadaan kering dan bersih.
g) Pel lantai secara merata sampai ke setiap sudut toilet dengan
menggunakan cairan pembersih toilet.
h) Sebelum meninggalkan toilet pastikan lantai toilet bersih dan kering.
i) Bersihkan dan cuci peralatan yang telah digunakan.
j) Simpan kembali peralatan yang telah digunakan ke dalam troli.
g. Perawatan dan pemeliharaan taman:
a. Perawatan taman dengan cara : penyiraman setiap hari seluruh area
taman, pemberian pupuk, pemangkasan, penggemburan tanah,
pemotongan rumput, penyemprotan insektisida.
b. Prosedur perawatan taman: Lakukan penyiraman taman dengan
menggunakan selang karet dan lakukan setiap hari ke seluruh area
taman.
a) Cabut tanaman liar/benalu yang tumbuh diantara celah tanaman
dengan menggunakan kafe.
b) Lakukan pemangkasan tanaman bila kelihatan sudah terlalu
rimbun dengan menggunakan gunting tanaman atau pisau.
c) Lakukan penggemburan tanaman jika terlihat tanah sudah mulai
keras dengan menggunakan kape agar air mudah diserap.
d) Lakukan pemotongan rumput bila sudah tinggi dengan
menggunakan mesin potong rumput atau gunting tanaman.
Lakukan penyemprotan insektisida sebulan sekali.
e) Lakukan pemupukan sebulan sekali.
Pelaksana perawatan taman dilakukan oleh kontraktor yang di
tunjuk dan pengawasan di lakukan oleh bagian Urdal.
h. Penanganan tumpahan cairan.
Tata Cara Pelaksanaan :
1) Pembersihan tumpahan obat kemoterapi dan tumpahan cairan B3 :
a) Siapkan peralatan kerja dan cairan pembersih yang akan di gunakan.
b) Pakai alat pelindung diri (APD) masker, apron, kaca mata, penutup
kepala, sepatu but dan sarung tangan rangkap dua.
c) Pasang tanda peringatan di dekat lokasi yang akan dibersihkan.
d) Serap tumpahan cairan obat atau cairan B3 dengan kertas tisu atau
lap majun sampai benarbenar kering.
e) Masukan kertas tisu atau lap majun bekas kedalam kantong plastik
ungu untuk tumpahan obat kemoterapi dan plastik kuning untuk
tumpahan cairan B3.
f) Lepas sarung tangan karet lapis terluar dan buang kedalam kantong
plastik ungu atau kuning dan pakai kembali sarung tangan karet
yang baru.
g) Lap lantai dengan menggunakan kain lap yang telah dicampur cairan
pembersih lantai dan Masukan kain lap bekas kedalam kantong
plastik ungu atau kuning.
h) Keringkan dengan menggunakan kain lap, selanjutnya masukan kain
lap bekas kedalam kantong plastik ungu atau kuning.
i) Selanjutnya lakukan pengepelan dengan memakai air yang telah
dicampur larutan desinfektan
j) Pastikan lantai harus benar- benar kering.
k) Setelah selesai, lepas sarung tangan karet lapis terluar dan buang
kedalam kantong plastik ungu atau kuning Kemudian lepas masker
dan apron lalu masukan ke kantong plastik ungu atau kuning Lepas
sarung tangan karet lapis terakhir dan buang kedalam kantong
plastik ungu atau kuning.
l) Bawa perlengkapan kerja ke ruang cuci kemudian bersihkan dengan
cairan desinfektan.
m) Cuci tangan setelah selesai melakukann pekerjaan dengan cairan
desinfektan.
2) Pembersihan tumpahan dari tubuh pasien (darah,urin dan tinja):
a) Siapkan peralatan kerja dan cairan pembersih yang akan di gunakan.
b) Pakai alat pelindung diri (APD) sarung tangan dan masker.
c) Pasang tanda peringatan di dekat lokasi yang akan di bersihkan.
d) Serap cairan darah,urin dan tinja dengan kertas tisu atau lap sampai
benar-benar kering kemudian masukan kertas tisu atau lap bekas
kedalam kantong plastik warna kuning.
e) Lap meja,kursi dan tempat tidur dengan menggunakan kain lap yang
telah di campur dengan cairan disinfektan.
f) Pel lantai dengan air yang telah di campur cairan desinfektan secara
merata sampai benar-benar kering.
g) Setelah selesai lepas alat pelindung diri (masker dan sarung tangan)
yang telah selesai di gunakan lalu buang ke dalam kantong plastik
warna kuning.
h) Bawa perlengkapan kerja ke ruang cuci lalu bersihkan dengan cairan
desinfektan.
i) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan dengan sabun
antiseptik.
3) Pelaksana pembersihan tumpahan cairan dilakukan oleh kontraktor
yang di tunjuk dan dikerjakan jika terjadi tumpahan cairan.
4) Pengawasan dilakukan oleh unit Urdal.
5) Peralatan dan bahan kimia yang digunakan.
i. Logistik.
Kebutuhan logistik di bagian Urdal di antara lain:
1) tissue
2) Cairan pembersih ruangan
3) Cairan Disinfektan
4) Hands soap
5) Cairan pembasmi hama dan serangga
6) Pupuk tanaman
7) Dll.
j. Keselamatan pasien
Dalam melakukan penanganan sanitasi lingkungan bagian Urdal
memastikan bahwa setiap kegiatan harus menggunakan APD (alat
pelindung diri) dan papan tanda peringatan misalkan:
1) Setiap kali melakukan proses pengepelan tidak boleh ada lantai yang
licin dan harus pasang tanda peringatan.
2) Di dalam melakukan penyemprotan hama dan serangga di pastikan
ruangan harus dalam keadaan kosong sehingga tidak menggangu
pasien, petugas, dan pengunjung lainnya.
k. Pengolahan Air Limbah.
Akibat kegiatan operasional Rumah Sakit, akan timbul sampah/
limbah. Limbah -limbah tersebut dibedakan atas : Limbah Cair dan
Limbah Padat (Medis dan Non Medis).
Limbah Cair di Rumah sakit Tk. III Brawijaya berasal dari air buangan
kamar mandi, wastafel, toilet, buangan kegiatan Laboratorium, Kamar
Bedah, laundry dan Dapur. Semua limbah cair tersebut akan dialirkan
langsung ke tangki IPAL untuk diproses secara Fisika.
Limbah cair yang berasal dari laundry akan ditampung dahulu di
dalam sumur penampung untuk kemudian dipompa ke tangki IPAL,
sedangkan limbah cair yang berasal dari dapur akan dialirkan dahulu ke
bak perangkap lemak (grease trap) untuk menangkap lemak – lemak yang
terbawa.
Air limbah dapur yang telah dipisahkan dari lemak akan dipompa juga
ke tanki IPAL. Setelah semua limbah cair menjalani proses pengolahan di
tangki – tangki IPAL, maka hasil olahannya bisa dipergunakan untuk
penyiraman tanaman di halaman Rumah Sakit dan dialirkan ke saluran
pembuangan air kotor kawasan RSUD S.K. Lerik.
Kualitas air limbah yang akan dibuang ke lingkungan harus memenuhi
persyaratan baku mutu air limbah sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
Test air limbah dilakukan setiap satu bulan sekali. Standar Baku Mutu
(Test Air Limbah) yang dikeluarkan oleh Kepmen lingkungan Hidup adalah:
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU
1 pH 6-9
2 COD Mg/L 80
3 BOD5 Mg/L 30
4 TSS Mg/L 30
5 NH3 Bebas Mg/L 0,1
6 PO4 Mg/L 2
l. Penanganan Sampah.
Tata cara pelaksanaan:
1) Tempat pengumpul sampah di RS memiliki syarat sbb :
a) Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air dan
permukaan halus bagian dalamnya.
b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
tangan. Terdapat min. 1 (satu) buah untuk setiap kamar dan setiap
radius 20 m di Ruang Tunggu terbuka (public area).
c) Sampah dari setiap ruangan harus dipisahkan sesuai dengan
katagori atau jenis sampah ke dalam tempat sampah yang sudah
diberi kantong plastic dengan ketentuan:
1) Tong sampah dengan kantong plastic warna hitam untuk sampah
non medis.
2) Tong sampah dengan kantong plastik warna kuning untuk
sampah medis.
3) Box khusus untuk limbah infeksius berupa benda tajam (spuit,
cartridge dll).
2) Setelah sampah terisi dengan 3/4 bagian diangkut dan dikumpulkan
sampah sementara (TPS) dengan menggunakan trolley oleh petugas
kebersihan yang telah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa
sarung tangan, masker dan sepatu yang telah ditentukan.
3) Untuk sampah non medis diangkut oleh trolley ke penampungan
sampah dan kemudian setiap hari angkut dengan grobak oleh Dinas
Kebersihan keluar Rumah Sakit untuk dimusnahkan sedangkan
sampah medis di lakukan pembuangan oleh pihak ke dua PT triata
mulya indonesia jl raya wiguna selatan no36 surabaya
4) Trolley/Grobak dan tempat sampah dikosongkan dan dibersihkan
minimal seminggu sekali dan disemprot dengan desinfektan.
Tata laksana sanitasi penyehatan makanan dan minuman:
a. Penyehatan makanan dan minuman
Penyehatan makanan dan minuman adalah upaya pengendalian yang
mempengaruhi kualitas makanan danminuman, meliputi :
1) Bahan makanan.
2) Penjamah makanan.
3) Tempat penyajian.
4) Perlengkapan.
b. Tata cara pelaksanaan:
1) Bahan makanan yang dikirimkan oleh supplier diterima di ruangan
penerimaan barang dengan memperhatikan syarat jumlah (proses
penimbangan) dan kondisi bahan makanan (busuk, berulat,
bertanah, expired date, kaleng rusak dll).
2) Penyimpanan bahan makanan kering disimpan dalam gudang
khusus bahan makanan dengan kondisi bersih, terlindung debu,
aliran ventilasi terjaga dan terlindung dari serangga.
3) Untuk makanan yang mudah membusuk (daging, ikan, udang dll)
disimpan dalam suhu dingin < 4̊C sedangkan untuk makanan
segar (sayur, buah dll) disimpan msuhu 5̊ - 10̊C.
4) Pengambilan Bahan makanan pada gudang dengan
memperhatikan prinsip First In First Out (Pertama bahan masuk
yang digunakan pertama).
5) Tempat pengolahan (ruang produksi) dibersihkan pada saat
sebelum dan sesudah kegiatan dan general cleaning dilakukan
minimal seminggu sekali.
6) Penjamah makanan harus dalam kondisi sehat (tidak mempunyai
penyakit menular) dan diwajibkan menggunakan perlengkapan
(celemek, penutup rambut dan mulut serta sepatu) yang layak dan
bersih. Perlengkapan tersebut tidak boleh digunakan di luar lokasi
ruang produksi.
7) Penjamah makanan dilarang merokok, makan, menggunakan
perhiasan berlebih selama kegiatan pengolahan makanan.
8) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan
makanan.
9) Selama melakukan kegiatan pengolahan makanan, gunakan alat
pelindung diri dan perlengkapan masak yang baik dan aman
seperti sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu
dan sejenisnya.
10) Penyajian makanan jadi dan minuman ke pasien dengan
menggunakan trolley dan melalui jalur distribusi tertentu untuk
menghindari terjadinya pencemaran.
11) Trolley/grobak sebagai tempat transportasi dibersihkan secara
rutin setiap hari sekali dan didesinfeksi minimal seminggu sekali.
12) Peralatan agar segera dicuci sesudah digunakan dan disimpan
pada tempat bersih dan terlindung dari pencemaran.
13) Makanan dan minuman jadi, diambil sample dari ruang produksi,
disimpan di chiller selama 1 x 24 jam
19. LOGISTIK
Seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh manjemen fasilitas dan keamanan
di RSUD S.K. Lerik di di dukung oleh RSUD S.K. Lerik meliputi:
a. Keselamatan dan Keamanan
1) Keselamatan.
Sejauh mana bangunan, wilayah dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf atau pengunjung.
2) Keamanan.
Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses atau
penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.
3) Bahan Berbahaya.
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan
lainnya dikendalikan dan limbah berbahaya ditangani secara aman.
4) Manajemen Emergensi.
Respons terhadap epidemi, bencana dan keadaan darurat
direncanakan dan dijalankan secara efektif.
5) Pengamanan Kebakaran.
Properti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari bahaya
kebakaran dan asap.
6) Peralatan Medis.
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa agar mengurangi risiko.
7) Sistem Utilitas.
Listrik, air dan system utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko
kegagalan dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.
20. KESELAMATAN PASIEN
Untuk program keselamatan Pasien adalah :
a. Monitoring fasilitas gedung dan bangunan sesuai program kerja RSUD
S.K. Lerik
b. Berikan Rambu Rambu tentang adanya B3 ( bahan barbahaya dan
beracun ) yang ada di RSUD S.K. Lerik
c. Memasang jalur dan tanda evakuasi dan titik kumpul jika terjadi
bencana
d. Memasang tabung tabung apar dan beri cara penggunaanya jika terjadi
kebakaran gedung ataua bangunan
e. Lakukan Kalibrasi alat alat medis untuk keakuratan data dan diagnose
f. Pemakaian gelang terhadap pasien dan pasien resiko
g. Pengecekan air minum dari Sumur bor tentang baku mutu air bersih
yang ada di RSUD S.K. Lerik
h. Pengelolaan limbah padat dan cair sesuai prosedur yang berlaku di
RSUD S.K. Lerik
i. Monitoring sumber listrik selain dari PLN agar tetap bias digunakan saat
listrik tidak berfungsi sehingga tidak menggang aktivitas yang ada di
Rumah Sakit Tingkat II Brawijaya.
21. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan keamanan fasilitas
a. Melaksanaan program keselamatan dan keamanan di rumah sakit.
b. Penatalaksanaan Fasilitas dan Keselamatan rumah sakit.
c. Perencanaan ulang setiap kali dilakukan inspeksi.
d. Menyusun perencanaan dan pencapaian dari perencanaan yang dibuat
secara rutin setiap 3 bulan sekali.
e. Evaluasi setiap 2 tahun sekali oleh koordinator dan Tim MFK tentang
program kerja Rumah Sakit
f. Monitoring terhadap pengelolaan B3 dan limbah berbahaya rumah sakit.
g. Monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan
Fasilitas dan keselamatan rumah sakit.
h. Merencanakan dari hasil monitoring dan menyusun laporan
perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan rekomendasi
untuk peningkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi
lingkungan dan staf serta pasien dan pengunjung.
i. Evaluasi Pengelolaaan B3 dan limbah berbahaya Rumah sakit setiap 2
tahun sekali oleh koordinator tim MFK
j. melakukan pengujian/ simulasi terhadap disaster plan setiap tahun
baik untuk penanganan bencana internal maupun external.
k. Ketika rumah sakit menghadapi bencana yang sebenarnya dan
dilakukan debriefing, maka hal ini merupakan salah satu bentuk dari
pengujian tahunan yang dilakukan.
l. melaksanakan program inspeksi ketersediaan dan kesiapan alat deteksi
dini dan fasilitas pemadaman api, yang dilakukan setiap bulan yang
dibuktikan dengan dokumentasi hasil inspeksi.
m. Menyusun program untuk memastikan penghuni rumah sakit aman
saat terjadinya kebakaran, program disusun dari hasil inspeksi
termasuk program pemeliharaan alat penanganan kebakaran.
n. Dilakukan pengujian/ simulasi prosedur penanganan kebakaran
setahun sekali yang diikuti oleh seluruh staf rumah sakit, termasuk
pengujian pada prosedur evakuasi pasien.
o. Menyusun rencana inspeksi yang selanjutnya membuat dokumentasi
hasil inspeksi dan menyusun laporan dengan rekomendasinya
p. Melakukan inspeksi regular setiap bulan dan melakukan pengelolaan
resiko untuk setiap alat yang ada
q. Menyusun rencana pemeliharaan alat.
r. Membuat laporan hasil inspeksi dan pemeliharaan setiap 6 bulan yang
juga digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan peralatan medis
rumah sakit.
s. Evaluasi pendidikan dan ujian staf pengguna alat dikoordinasikan oleh
Kepala instalasi kepada Ka Instaldik yang dilakukan setiap 2 tahun.
t. Melakukan inspeksi setiap bulan terhadap sisitem utilitas yang ada.
u. Kegiatan proses pemeliharaan didokumentasi yang digunakan untuk
menyusun laporan perkembangan sistem utilitas rumah sakit
v. Pengujian terhadap sumur BOR untuk memantau kualitas air, proses
pengujian didokumetasikan untuk memastikan perkembangan system.
BAB V
DOKUMENTASI
22. PENGENDALIAN MUTU
Keselamatan dan keamanan
a. Menyusun Program inspeksi, setiap bulan melakukan inspeksi
keseluruh bangunan dan lingkungan rumah sakit berkaitan dengan
pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di rumah sakit.
b. Program inspeksi ini menjadi satu dengan program inspeksi
Penatalaksanaan Fasilitas dan Keselamatan rumah sakit.
c. Menyusun perencanaan dari hasil inspeksi dan melakukan updating
pada perencanaan setiap kali dilakukan inspeksi.
d. Menyusun laporan hasil inspeksi, menyusun perencanaan dan
pencapaian dari perencanaan yang dibuat secara rutin setiap 3 bulan
sekali kepada Karumkit.
e. Manajemen Keselamatan dan keamanan Rumah sakit ini dievaluasi
setiap 2 tahun sekali oleh koordinator dan Tim MFK.
23. B3 (Bahan berbahaya dan beracun)
a. menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya rumah sakit.
b. Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi
Penatalaksanaan Fasilitas dan keselamatan rumah sakit.
c. Menyusun perencanaan dari hasil monitoring
d. Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis
dan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan B3 dan limbah yang
aman bagi lingkungan dan staf serta pasien dan pengunjung. Laporan
yang dibuat secara rutin setiap 6 bulan sekali kepada Karumkit.
e. Pengelolaaan B3 dan limbah berbahaya Rumah sakit ini dievaluasi
setiap 2 tahun sekali oleh koordinator tim MFK
24. Manajemen Emergensi
a. Koordinator kebakaran pada tim MFK dan Bidang pelayanan medis
melakukan pengujian/ simulasi terhadap disaster plan setiap tahun
baik untuk penanganan bencana internal maupun external.
b. Ketika rumah sakit menghadapi bencana yang sebenarnya dan
dilakukan debriefing, maka hal ini merupakan salah satu bentuk dari
pengujian tahunan yang dilakukan.
25. Pengamanan dan kebakaran
a. Koordinator membuat program inspeksi ketersediaan dan kesiapan alat
deteksi dini dan fasilitas pemadaman api, yang dilakukan setiap bulan
yang dibuktikan dengan dokumentasi hasil inspeksi.
b. Disusunnya program untuk memastikan penghuni rumah sakit aman
saat terjadinya kebakaran, program disusun dari hasil inspeksi
termasuk program pemeliharaan alat penanganan kebakaran.
c. Dilakukan pengujian/ simulasi prosedur penanganan kebakaran
setahun sekali yang diikuti oleh seluruh staf rumah sakit, termasuk
pengujian pada prosedur evakuasi pasien.
26. Peralatan medis
a. Kasi jangmed menyusun rencana inspeksi yang selanjutnya membuat
dokumentasi hasil inspeksi dan menyusun laporan dengan
rekomendasinya
b. Anggota Jangmed melakukan inspeksi regular setiap bulan dan
melakukan pengelolaan resiko untuk setiap alat yang ada
c. Dari hasil inspeksi, Kasi Jangmed menyusun rencana pemeliharaan
alat.
d. Membuat laporan hasil inspeksi dan pemeliharaan setiap 6 bulan yang
juga digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan peralatan medis
rumah sakit
e. Evaluasi pendidikan dan ujian staf pengguna alat dikoordinasikan oleh
Kepala instalasi kepada Ka Instaldik yang dilakukan setiap 2 tahun.
27. Sistem utilitas
a. Koordinator dan tim melakukan inspeksi setiap bulan terhadap sisitem
utilitas yang ada.
b. Hasil kegiatan inspeksi dibuktikan dengan dokumentasi, yang menjadi
bahan untuk membuat program pemeliharaan maupun pengembangan
sisitem utilitas rumah sakit
c. Kegiatan proses pemeliharaan didokumentasi yang digunakan untuk
menyusun laporan perkembangan sistem utilitas rumah sakit setiap 6
bulan
d. Pengujian terhadap sistem utilitas, seperti back up listrik (genzet) dan
air (sumur BOR) setiap tahun. Pengujian terhadap sumur BOR untuk
memantau kualitas air, proses pengujian didokumetasikan untuk
memastikan perkembangan system tsb.
e. Pemantauan kualitas air di water treatment ruang hemodialisa
didokumentasi sesuai jadwal dan dilakukan setiap sebulan sekali untuk
pengecekan bakteriologi. Untuk pengecekan kimia dilakukan minimal
setahun sekali.
Demikian Panduan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan RSUD
S.K. Lerik dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan program MFK
di RSUD S.K. Lerik.