Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W DENGAN MIOMA UTERI


DI PAVILIUN ANYELIR BAWAH
RSUD KABUPATEN TANGERANG

Dosen: Ns. Kartini, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat


Sistem Reproduksi

Disusun oleh Kep. 6A kelompok 12:


Inneu Naridah 1414201008
Nada Amalia 1414201010
Paojah 1414201017
Listia Dwi W 1414201027
Mutofingah 1414201034
Ulfi Syahri I. 1414201042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya tim
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Ny.W dengan Mioma Uteri” Dalam penyusunan makalah ini, tim penulis dibantu
dari berbagai pihak dan karena itu, tim penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Kartini Sp.,Kep.,Mat. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
kelompok 12
2. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan;
3. Teman-teman yang menyemangati penulis.
Tim penulis berusaha membuat makalah dengan sebaik-baiknya, tetapi tim
penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Karena
itu, tim penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 30 Mei 2017

(Tim Penulis)

DAFTAR ISI

Lembar Judul

i
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB-I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................. 2

BAB-II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mioma Uteri ................................................................. 4


B. Klasifikasi Mioma Uteri .................................................................. 4

C. Etiologi ........................................................................................... 6

D. Manifestasi Klinis ........................................................................... 7

E. Patofisiologi .................................................................................... 8

F. Pathway .......................................................................................... 9

G. Komplikasi .................................................................................... 10

H. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 10

I. Penatalaksanaan ............................................................................. 11

J. Asuhan Keperawatan Mioma Uteri......................................……. 12

BAB-III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus....................................................................................……. 26
B. Pengkajian...................................................................................... 27
ii
C. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 42

D. Analisa Data.................................................................................. 43

E. Rencana Keperawatan..........................................................……. 46

F. Implementasi Keperawatan .................................................……. 48

BAB-IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian............................................................................… 63
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................… 64

C. Rencana Keperawatan..........................................................… 65

D. Implementasi Keperawatan..................................................… 65

E. Evaluasi................................................................................… 66

BAB-V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 67
B. Saran......................................................................................... 68

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi
pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah
leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. Angka kejadian
mioma uteri antara 20-25% pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala. Oleh sebab itu,
kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya.
Hanya 10-20% yang membutuhkan penanganan. Gejala yang paling
sering dilaporkan yaitu nyeri haid atau kram parah atau sangat parah
(29%), perdarahan berat atau berkepanjangan (29%), bekuan selama
menstruasi (26%), kelelahan (25%), dan perut tidak nyaman (24% ).7
Penelitian yang dilakukan oleh Pradhan, gejala klinik yang ditimbulkan
terutama perdarahan pervagina sebanyak 73%, diikuti pembesaran perut
bagian bawah dan nyeri 58,4%, dismenore 18,2%, dan infertilitas 7,3%.8
Perdarahan pervagina pada kasus mioma uteri merupakan gejala yang
banyak terjadi dan menyebabkan pasien menderita anemia ringan hingga
anemia berat. Anemia pada kasus mioma uteri mengakibatkan penurunan
kondisi tubuh pada penderita.
Angka kejadian mioma uteri di Amerika Serikat sebesar 2-12,8
orang per 1000 wanita tiap tahunnya. Penelitian Peddada (2008), di
Amerika melaporkan mioma uteri terjadi pada 2.637 dari 76.711 wanita
kulit hitam, prevalens rate mioma uteri adalah 34,4 per 1000 wanita.
Mioma uteri merupakan salah satu penyebab dilakukannya tindakan
histerektomi pada wanita Amerika usia reproduktif 7.403 dari 3.525.237
histerektomi atau sekitar 2,1 per 1000 wanita. Menurut Center of
Disease Prevention and Control (CDC) Tahun 2013 yang dikutip dari
Rawal Medical Journal menyebutkan bahwa tindakan histerektomi

1
dilakukan pada sekitar 5 per 1000 wanita Amerika setiap tahun (Bhati,
2013).
Angka kejadian mioma uteri di Indonesia ditemukan 11,70%
pada semua penderita kasus ginekologi yang dirawat di rumah sakit.
Angka kejadian mioma uteri di RSU Tangerang dari maret 2011 hingga
maret 2012 ditemukan 21 kasus dari 95 kasus kesehatan reproduksi yaitu
mencapai angka 22,1 % yang sekaligus menempati peringkat kedua
tertinggi setelah kista ovarium yang mencapai 51, 57 %.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Perawat merupakan factor
yang berperan penting dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping
pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya.
Selain itu, perawat juga berperan dalam pemberian dukungan social
berupa dukungan emosional, informasi, dan material. Sehingga kami
sebagai calon perawat tertarik untuk membahas kasus dengan Mioma
Uteri.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari mioma uteri?
2. Apakah etiologi dari mioma uteri?
3. Apakah tanda dan gejala mioma uteri?
4. Apakah komplikasi dari mioma uteri?
5. Apakah pmeriksaan penunjang mioma uteri?
6. Bagaimana patofisiologi mioma uteri?
7. Bagaimana penatalaksanaan mioma uteri?
8. Bagaimana proses asuhan keperawatan mioma uteri?

C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Agar mampu mengaplikasikan teori asuhan keperawatan pada kasus
nyata mioma uteri.
2. Tujuan khusus:
a. Supaya mampu melakukan pengkajian

2
b. Menegakkan diagnosa keperawatan
c. Membuat perencanaan keperawatan
d. Membuat implementasi keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
f. Mampu mendokumentasikan proses keperawatan secara tepat

D. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan:
Berisi latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori:
Berisi pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, cara
penularan, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pencegahan,
penatalaksanaan medis tentang mioma uteri.
3. BAB III Tinjauan Kasus:
Berisi kasus, pengkajian, asuhan keperawatan pasien dengan mioma
uteri.
4. BAB IV Pembahasan
Berisi perbandingan antara di teori dan yang muncul pada kasus.
5. BAB V Kesimpulan
Berisi kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar Mioma Uteri


1. Pengertian
Tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi
jaringan ikat. Nama lain: Leiomioma uteri dan fibroma uteri.
(Ida bagus, 2001)
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari
otot polos dinding uterus. Beberapa istilah untuk mioma uteri
adalah fibromioma, miofibrioma, laiomioma, fiboleiomioma,
atau uterin fibroid. Mioma merupakan tumor uterus yang

3
ditemukan pada 20-25% wanita di atas umur 35 tahun. (Wim de
jong, 2005)
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang tersetruktur
utamanya adalah otot polos rahim mioma uteri pada 20%-25%
perempuan pada usia produktif, tetapi oleh faktor yang tidak
diketahui secara pasti (Sarwono, 2011).
2. Klasifikasi Mioma uteri
Menurut (Setiati, 2009) mioma dapat diklasifikasikan
berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.
a. Lokasi
1) Cerivical (2,6%). Umumnya tumbuh kearah
vagina dan menyebabkan infeksi
2) Isthmica (7,2%). Lebih sering menyebabkan nyeri
dan gangguan traktus urinarius
3) Corporal (91%). Merupakan lokasi paling lazim
dan seringkali tanpa gejala

b. Lapisan uterus
Mioma uteri terdapat pada daerah korpus. Sesuai dengan
lokasinya, mioma ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Mioma uteri subserosa
Lokasi tumor disubserosa korpus uteri
dapat hanya sebagai tonjolan saja. Dapat pula
sebagai suatu massa yang dihubungkan dengan
uterus melalui tungkai. Pertumbuhan kearah
lateral dapat berada didalam ligamentum latum
dan disebut sebagai mioma intralegamenter.
2) Mioma uteri intramural
Mioma ini disebut juga sebagai mioma
intraepitelial. Biasanya, multipel apabila masih
kecil tidak merubah bentuk uterus. Tetapi bila
besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,
bertambah besar dan berubah bentuknya.
Didalam otot rahim, mioma ini dapat besar, padat
4
(jaringan ikat dominan), dan lunak (jaringan otot
rahim dominan).
3) Mioma uteri submukosa
Mioma ini terletak dibawah endometrium.
Mioma ini dapat bertangkai atau tidak. Pada jenis
submukosa, walaupun hanya berukuran kecil,
selalu memberikan keluhan perdarahan melalui
vagina. Perdarahan sulit dihentikan sehingga
sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

3. Etiologi
Penyebab terjadinya mioma uteri adalah karena adanya
perangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang berada di
otot Rahim. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui dan
diduga penyakit ini merupakan penyakit multifaktoral. Mioma
dipercaya merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan
dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal.sel-sel
tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada
kromosom lengan (Setiati, 2009).
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tumor pada mioma, disamping faktor predisposisi genetik.
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
Menurut (Muzakir, 2008) faktor risiko yang
menyebabkan mioma uteri adalah:
a. Usia penderita
b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
c. Riwayat Keluarga
d. Indeks Massa Tubuh (IMT)
e. Makanan setengah matang
Menurut (Ida Bagus, 2001) etiologi dari mioma Uteri ialah :
a. Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sel nest” oleh
estrogen
b. Faktor:
5
1) Tidak dijumpai sebelum menarch
2) Atropi setelah menopause
3) Cepat membesar saat hamil
4) Sebagian besar masa reproduktif
5)
4. Manifestasi Klinis
Tanda gejala dari Mioma Uteri (Ida Bagus, 2001)
Faktor yang menimbulkan gejala klinis:
a. Besarnya mioma uteri
b. Lokalisasi mioma uteri
c. Perubahan pada mioma uteri
Gejala Klinik
a. Perdarahan abnormal:
1) Menoragia
2) Menometroragia
3) Metroragia
b. Terasa nyeri
1) Torsi bertangkai
2) Submukosa mioma terlahir
3) Infeksi pada mioma
c. Pendesakan
1) Gangguan miksi dan defekasi
2) Perasaan discomfort dibagian bawah
d. Menimbulkan infertilitas
1) Penekanan saluran tuba oleh mioma uteri
e. Sering abortus
1) Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim
melalui plasenta
f. Gejala sekunder
1) Anemia karena perdarahan
2) Uremia, desakan ureter menimbulkan gangguan
fungsi ginjal

6

5. Patofisiologi
Mioma uteri terjadi karena adanya sel-sel yang belum
matang dan pengaruh estrogen yang menyebabkan submukosa
yang ditandai dengan pecahnya pembuluh darah intranusel.
Tanda gejala yang ditimbulan dari mioma uteri ini yang berawal
terjadinya pembesaran uterus menyebabkan penekanan pasa
saraf dan organ sekitas seperti vesika urinariadan rektu
menimbulkan rasa nyeri. Kontraksi otot uterus yang
menyebabkan perdarahan pervagina lama dan banyak. Dengan
adanya perdarahan pervagina lama dan banyak akan terjadi
risiko tinggi kekurangan volume cairan, bias juga menimbulkan
resiko syok juika tidak tertatalaksana dengan cepat.
Penatalaksanaan pada mioma uteri adalah operasi, jika informasi
tidak adekuat, kurang support dari keluarga dan kurangnya
pengetahuan dapat mengakibatkan cemas. Dengan dilakukannya
tindakan operasi akan menimbulkan hulangnya uteri ovarium
yang berdampak pada disfungsi seksual. Pada post operasi akan
terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan pada
jaringan saraf perifer sehinga terjadi nyeri akut. Terputusnya
integritas jaringan kulit mempengaruhi epitalisasi dan
pembatasan aktivitas maka terjadi perubahan pola aktivitas.
Kerusakan jaringan juga mengakibatkan terpaparnya agen
infeksius yang mempengaruhi risiko infeksi. (Sarwono, 2008).

7
6. Pathway

Herediler, Pola
Hidup, Myoma Urteri
Hormonal

Myoma Intramural Myoma submukosum Myoma subserosum


(dinding antara (tumbuh menjadi polip, (Diantara ligamentum)
myoma urteri) dilahirkan melalui serviks)

Tanda dan Gejala

Penekanan Organ
Perdarahan Pembesaran Urteri
Sekitar
Pervagina

Penekaanan Syaraf
Menekan Vesika
HB Menurun
Urinaria dan
Rektum
Nyeri
Tidak Tertangani
Dengan Cepat Penurunan
Resiko Infeksi
Imun

Resiko Syok

Hilangnya Tindakan
Uterusovarium Pembedahan

Esterogen Perlukaan atau


Kurang Informasi
Berkurang Insisi

Produksi Keorgan Ansietas 8 Kerusakan


Kewanitaan Integritas Jaringan
Menurun
Libido Disfungsi Seksual
Menurun

(Sarwono, 2008)

7. Komplikasi
Menurut (Ida Bagus, 2001) komplikasi yang dapat
terjadi akibat Mioma Uteri tidak tertangani adalah:
a) Degenerasi ganas : Leiomiosarkoma
1) Torsi tungkai mioma dari :
b) Subseroma mioma uteri
1) Submokosa mioma uteri
2) Nekrosis dan Infeksi
3) Setelah torsi dapat diikuti infeksi dan nekrosis
c) Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan
1) Menimbulkan infertility
2) Meningkatkan kemungkinan abortus
d) Saat kehamilan:
1) Persalinan prematuritas
2) Kelainan letak
e) Inpartu
1) Inersia uteri
2) Gangguan jalan persalinan
f) Pasca partum
1) Perdarahan pasca partum
2) Retensio plasenta
3) Red degeneration
8. Pemeriksaan Penunjang

9
1) Menurut (Setiati, 2009) pemeriksaan penunjang
meliputi:
2) Pemeriksaan darah lengkap: HB, albumin, leukosit,
eritrosit
3) USG: terlihat massa pada daerah uterus.
4) Vaginal Toucher: adanya perdarahan pervaginam, teraba
massa, konsistensi dan ukurannya.
5) Sitologi: adanya tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
6) Rontgen: untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada
yang dapat menghambat tindakan operasi.
7) ECG: mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang
dapat mempengaruhi tindakan operasi
9. Penatalaksanaan
Penanganan yang biasa dilakukan dalam tindakan
Mioma Uteri (Ida Bagus, 2001) adalah:
a. Sebagian tidak memerlukan tindakan :
1) Tanpa keluhan
2) Menjelang menopouse
3) Besar mioma kurang dari 12 minggu kehamilan
b. Enukliasi mioma (miomektomi)
c. Histerektomi: Mioma uteri besarnya diatas 14 minggu
kehamilan
d. Keadaam khusus tidak mungkin untuk operasi / menjelang
menopouse
1) Radiasi
2) Pasangan radium
3) Hormonal antiestrogen/tapos

10
B. Asuhan Keperawatan Teori Mioma Uteri
Menurut (Ida Bagus, 2001) fokus pengkajian dan intervensi
yang diberikan adalah:
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas pasien meliputi nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat
b. Keluhan Utama
1) Kaji adanya keluhan misalnya riwayat haid tidak
lancar, dismenorhea, perdarahan, nyeri bawah
perut, perut terasa sebah, adanya anemia, sering
berkemih, konstipasi atau retensi urine
2) Perdarahan uterus abnormal: menorhagia,
metrorhagia, premenstrual spotting
3) Terdapat benjolan pada perut bagian bawah
4) Nyeri, terutama jika terjadi torsio pada mioma
bertangkai
5) Efek penekanan: konstipasi (penekanan terhadap
rectum), retensi urine (penekanan terhadap
kandung kemih, ureter, uretra), edema tungkai,
varises
6) Bila tumor berasa diserviks, bisa menyebabkan
disparenia, infertilitas
7) Abortus spontan (risiko dua kali lipat pada wanita
dengan mioma)
c. Riwayat Kesehatan
Kaji keluhan pasien yang menjadi alasan pasien
datang ke pelayanan kesehatan seperti adanya
perdarahan nyeri hebat atau terabanya massa didaerah
perut.
d. Riwayat Tindakan Operasi

11
Kaji riwayat pasien terhadap tindakan
pembedahan yang pernah dialami, jenis tindakan, kapan
dilakukan tindakan tersebut, dilakukan dimana dan
kondisi setelah dilakukan tindakan
e. Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami
Kaji penyakit yang diderita pasien seperti riwayat
DM, hipertensi, asma, kelainan jantung, TB, riwayat
tumor atau kanker, masalah endokrin atau masalah
ginekologi
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji penyakit keturunan yang dialami keluarga,
apakah terdapat anggota keluarga yang juga punya
keluhan yang sama, riwayat DM, hipertensi, asma TB
g. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Kaji riwayat menarche, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat perdarahan saat menstruasi,
keluhan selama menstruasi, dismenorhea, amenorrhea,
menopause serta gejala dan keluhan yang menyertai
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Kaji riwayat kehamilan, jumlah anak, cara
persalinan, kondisi anak saat ini
i. Riwayat Seksual
Kaji aktivitas seksual, keluhan yang menyertai
seperti perdarahan pasca coitus, jenis kontrasepsi yang
digunakan, berapa lama.
j. Riwayat Pemakaian Obat
Kaji riwayat penggunaan obat yang pernah
dikonsumsi, pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral
maupun injeksi, penggunaan obat-obat hormonal.
k. Pola Aktivitas Sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, pola
eliminasi, pola istirahat, kebersihan diri, tingkat
ketergantungan
l. Pemeriksaan Fisik
1) Palpasi abdomen : teraba massa didaerah pubis
atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi

12
padat kenyal, bulat, berbatas tegas, sering
berbenjol atau bertangkai, mudah digerakkan, tidak
nyeri
2) Pemeriksaan bimanual: didapatkan tumor tersebut
menyatu atau berhubungan dengan uterus, ikut
bergerak pada pergerakan serviks
m. Pemeriksaan Penunjang
1) Biasanya multiple dan memiliki ukuran dan lokasi
yang beraneka ragam
2) Secara makroskopis terdapat tumor konsistensi
keras, dengan penampakan seperti lingkaran
dengan trabelkula. Terdapat lapisan pseudokapsular
tipis
3) Secara mikroskopis tampak kumpulan otot halus
dengn jumlah jaringan ikat yang beragam
menyebar ke segala arah. Jarang terdapat mitosis
4) Terdapat beberapa degenerasi: Degenerasi hialin:
sangat sering, Infeksi dan supurasi, Nekrosis
5) Kalsifikasi: Perubahan sarcoma: Dapat prolapse
melalui serviks (mioma geburt)
n. Penunjang
1) Laboratorium: Anemia, merupakan tanda yang
banyak ditemukan, karena adanya perdarahan
abnormal dan infeksi, Leukositosis terjadi pada
komplikasi endometritis
2) USG: tampak massa hiperekolik berbatas tegas
pada uterus
3) Keluaga Berencana
Kaji pengetahuan pasien tentang KB, diskusikan
kontrasepsi apa yang digunakan, jenis kontrasepsi dan
kaji adanya keluhan yang menyertainya.
o. Riwayat Dirawat
Kaji pengalaman hospitalisasi pasien, waktu
pengobatan, jika ada tindakan apa yang dilakukan
p. Data Psikososial

13
q. Kaji support sistem, pola komunikasi, mekanisme koping
dan kemampuan menyelesaikan masalah
r. Status sosial Ekonomi
s. Data Spiritual
Kaji keyakinan pasien terhadap Tuhan dan
dihubungkan dengan kondisi penyakit yang dialami
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan otot.
b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif (perdarahan).
c. Resiko syok berhubungan dengan ketidakcukupan aliran
darah ke jaringan tubuh.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
sumber informasi

3. Rencana Keperawatan
Dx.kep Noc Nic

Nyeri akut  Pain level Pain manajemen


 Pain control - Lakukan pengkajian
 Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil :
 Mampu mengontrol komprehensif

nyeri (mengetahui termasuk lokasi,

penyebab nyeri, karakteristik, durasi,

mampu frekuensi, kualitas,

menggunakan dan factor presipitasi


- Observasi reaksi
teknik non
nonverbal dari
farmakologi untuk
ketidak nyamanan
mengurangi nyeri) - Gunakan teknik
 Melaporkan bahwa

14
nyeri berkurang komunikasi
dengan tarapeutik untuk
menggunakan mengetahui
menejemen nyeri pengalaman nyeri
 Menyatkan rasa pasien
nyaman setelah - Kaji kultur yang
nyeri berkurang mempengaruhi
respon nteri
- Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
- Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan mengenai
ketidak efektifan
control nyeri
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
- Kurangi factor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lalukan
teknik penanganan
nyeri

15
nonfarmakologi
seperti nafas dalam
- Tingkatkan istirahat
Analgesic
administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tantang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic yang
diperlukan sesuai
kebutuhan pasien
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
- Berikan analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
- Evaluasi
ketidakefektifan
analgesic, tanda dan
gejala
Resiko  Fluid balance Fluid management
 Hydration - Timbang
kekurangan
 Nutritional status: popok/pembalut jika
volume cairan
Status and Fluid diperlukan
 Mempertahan kan - Pertahankan intake
urin output sesuai dan output yang
dengan usia dan BB, akurat
BJ urine normal , Ht - Monitor status

16
normsl hydrasi pasien
 Tekanan darah, nadi, (kelembapan
suhu tubuh dalam membrane mukosa,
batas normal nadi adekuat,
 Tidak ada tanda-
tekanan darah
tanda dehidrasi
 Elastisitas turgor ortostatik)
- Monitor vital sign
kulit baik, - Monitor masukan
membrane mukosa makanan/cairan dan
lembab, tidk ada ras hitung intake kalori
haus yang harian
berlebihan - Kolaborasi
pemberian cairan IV
- Monitor status
nutrisi
- Dorong masukan
oral
- Tawarkan snack
(jus, buah. Buahan
segar)
Hypovolemik
Management
- Peliharaha IV line
- Monitor tingakat Hb
hematokrit
- Monitor vital sign
- Monitor berat badan
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output

Resiko syok  Syok prevention Syok prevention


 Syok management: - Monitor status
- Nadi dalam batas sirkulasi tekanan
yang diharapkan darah, warna kulit,
- Irama jantung dalam
suhu kulit, denyut

17
batas yang diharapkan jantung,nadi,
- Frekuensi nafas dalam
kapilari refil
batas yang diharapkan - Monitor tanda
- Natrium, kalium,
inadekuat
klorida, kalsium,
oksigenisasi jaringan
magnesium, Ph dalam - Monitor suhu dan
batas normal pernafasan
- Monitor output dan
input
- Pantau nilai HB, HT,
AGD, dan elektrolit
- Monitor tanda awal
syok
- Monitor
hemodinamika
invasi yang sesuai
- Lihat dan pelihara
kepatenan jalan
nafas
- Berikan vasodilator
yang tepat
- Berikan cairan IV
atau oral yang tepat
Syok management
- Monitor fungsi
neurologis
- Monitor fungsi renal
- Monitor tekanan
nadi
- Monitor status
cairan. Input dan
output
- Monitor EKG
- Menggambar gas
darah arteri dan
memonitor jaringan

18
oksigenasi
- Memantau tren
dalam parameter
hemodinamik
- Memantau faktor
penentu pengiriman
jaringan oksigen
- Memantau tingkat
karbondioksida
sublingual dana tau
tonometry lambung
- Monitor gejala gagal
nafas
Resiko  Immune status Infection control
 Knowledge: infection - Bersihakan
infeksi
control lingkungan setelah
 Risk control dipakai pasien lain
- Klien terbebas dari - Pertahankan teknik
tanda dan gejala isolasi
infeksi - Batasi pengunjung
- Mendeskripsikan bila perlu
proses penularan - Intstruksikan kepada
penyakit, faktor pengunjung untuk
yang mempengaruhi selau mencuci
penularan penyakit tangan sebelum dan
- Menunjukan setelah berkunjung
kemampuan untuk - Gunakan sabun
mencegah timbulnya antimikroba untuk
infeksi mencuci tangan
- Jumlah leukosit - Cuci tangan setiap
dalam batas normal dan sebelum
- Menunjukan prilaku tindakan
hisup sehat keperawatan
- Gunakan baju dan
sarung tangan untuk

19
melindungi diri
- Pertahankan
lingkungan yang
aseptic selama
pemasangan alat
- Tingkatkan intake
nutrisi klien
- Berikan terapi
antibitik bila perlu
- Monitor tanda dan
gejal infeksi
sistemikal dan local
- Monitor granilosit
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan kepada
pasien untuk
meminum antibiotic
sesuai resep
- Ajarkan pasien
menganai tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
Kurang  Knowledge: Diease Teaching: desease

20
pengetahuan process process
 Knowledge: Health - Berikan penilaian
behavior tentang tingkat
- Paien dan keluarga pengetahuan proses
menyatakan paham penyakit yang
tentang penyakit, spesifik
kondisi, prognosis, dan - Jelaskan
program pengobatan patofisiologi dari
- Pasien dan keluarga penyakit dan
mampu melaksanakan bagaimana hal ini
prosedur yang berhubungan dengan
dijelaskan secara benar anatomi fisologi
- Pasien dan keluarga
dengan cara yang
mampu menjelaskan
tepat
kembali apa yang - Gambarkan tanda
dijelaskan oleh dan gejala yang
perawat/tim kesehatan biasa muncul pada
lainnya penyakit dengan
cara yang tepat
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab dengan
cara yang tepat
- Hindari jaminan
yang kosong
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan
mendatang

21
- Diskusikan pilihan
terapi atau penangan
- Instruksikan pasien
menganai tanda dan
gejala untuk
melaporkn pada
pemberian
perawatan kesehatan
- Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
- Sediakan pasien dan
keluarga sarana
informasi yang tepat
(leaflet)

BAB III
22
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Klien datang ke RSU Kab.Tangerang (IGD Maternal) atas rujukan
dari Klinik Pradhana. Klien mengeluh perdarahan pada jalan lahir sejak 7
hari SMRS, Ganti pembalut 8x sehari, awalya darah yang keluar flek-flek
darah seperti haid lama kelamaan banyak ± 2500cc, konsistensi cair tidak
lama kemudian menjadi menggumpal dan berwarna merah pekat. Klien
terdiagnosis Mioma Uteri pada tahun 2013. Sebelumnya klien pernah 2
kali dirawat pada tanggal 10/02/2017 dengan keluhan perdarahan
pervagina pada jalan lahir hingga Hb klien: 5,3 g/dl, dan pada tanggal
10/04/2017 dengan kasus yang sama hingga Hb klien: 3 g/dl. Ketika
mengalami perdarahan klien menghentikan aktivitas sehari-hari. Klien
mengatakan mempunyai rencana operasi Histerektomi pada tanggal
07/06/2017. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
kasus yang sama dengan klien.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, klien mengatakan kepa klien
terasa pusing, badan klien terasa lemas, konjongtiva klien anemis, bibir
klien pucat, bentuk perut klien tampak membesar, klien mengatakan perut
bagian bawah terasa penuh, teraba massa pada abdomen 1 jari di bawah
pusat, palpasi massa padat kenyal berbatas tegas dan tidak nyeri ketika di
palpasi, perkusi massa pada abdomen pekak, terdapat flek-flek darah
pada pembalut klien namun tidak banyak. Kuku, telapak tangan dan
telapak kaki klien tampak pucat, CRT 2 detik. TTV: TD: 110/80mmHg,
N: 86x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,50C. Hasil pemeriksaan lab Hb: 3,6
g/dl (N: 11,7-15,5 g/dl). Hasil pemeriksaan USG (22/05/2017): uterus
membesar seakan hamil 5 bulan, tidak ada keganasan, massa berukuran
19x11x12cm. Klien telah di berikan terapi obat kalneks 1000mg, dan
pada saat ini terpasang 1 buah ball tampon sejak 22/05/2017 13.00.

B. Pengkajian
Ruang : Pav.Anyelir Bawah

23
Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2017
1. IDENTITAS
Klien
Nama Klien : Ny.W
No. Rekam Medis : 00131679
Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 04 Desember 1983
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Cerai hidup
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat :Jl.Yos Sudarso Rt.02/Rw.09,
Jurumudi Baru, Benda
Tanggal masuk ke RS : 22 Mei 2017 – IGD Maternal
Diagnosa Medis : Mioma Uteri Geburt

Penanggung Jawab
Nama Penanggung Jawab : Tn.N
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl.Yos Sudarso Rt.02/Rw.09,
Jurumudi Baru

2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG :


- Alasan masuk: Klien datang ke RSU Kab.Tangerang (IGD
Maternal) atas rujukan dari Klinik Pradhana. klien mengeluh
perdarahan pada jalan lahir sejak 7 hari SMRS, Ganti
pembalut 8x sehari, saat perdarah mengalahi nyeri pada
24
bagian depan perut, namun hilang timbul ± 2 menit, nyeri
yang dirasakan tidak menentuk, nyeri terasa menyebar ke
área punggung belakang, sekala nyeri 2, awalnya darah yang
keluar flek-flek darah seperti haid lama kelamaan banyak
±2500cc, darah yang keluar pertama cair namun lama
kelamaan menjadi menggumpal setelah beberapa jam, darah
berwarna merah pekat.
- Riwayat keluhan utama: perdarahan dari jalan lahir sejak 7
hari SMRS sebanyak ± 2500cc, konsistensi cair tidak lama
kemudian menjadi menggumpal dan berwarna merah pekat,
klien mengatakan kepala terasa pusing, saat ini klien
terpasang tampón sejak 13.00 WIB (22/05/2017). Hb: 3,6
g/dl, perut bagian bawah terasa penuh.

3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


a. Riwayat penyakit terdahulu: klien terdiagnosis Mioma
Uteri pada tahun 2013. Klien mempunyai rencana operas
Histerektomi pada tanggal 07/06/2017. Sebelumnya klien
dirawat pada tanggal 10/02/2017 dengan keluhan
perdarahan pervagina pada jalan lahir hingga Hb klien: 5,3
g/dl (N: 11,7-15,5 g/dl) selama di rawat karna perbaikan
keadaan umum diberikan transfusi PRC hingga Hb terkhir
sebelum pulang 10,1 g/dl. Klien pernah di rawat untuk
ke-2 kali nya dengan kasus yang sama, yaitu perdarahan
pada jalan lahir hingga Hb klien: 3 g/dl (N: 11,7-15,5 g/dl)
selama di rawat karna perbaikan keadaan umum diberikan
juga tranfusi PRC hingga Hb sebelum pulang 8,7 g/dl. Dan
klien di anjurkan untul control 15/05/2017 ke bagian poli
kandungan (namun klien mengatakan lupa untuk control).
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Penyakit yang pernah di derita:

25
Subjektif: klien mengatakan ayah atau pun ibu tidak
memilihi penyakit berat, klien mengatakandalam
keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang
sama dengan klien saat ini.
5. KEBUTUHAN DASAR / ADL
a. Pola nutrisi
Subjektif :
Sebelum sakit:
- Klien mengatakan sebelum sakit dalam sehari
makan 3 kali dengan porsi sedang.
- Klien mengatakan makan yang dikonsumsi makanan
padat seperti ( nasi, lauk pauk biasa).
- Klien mengatakan tidak ada pantangan dalm makan
sehari-hari klien.
- Klien mengatakan nafsu makan klien baik, tidak ada
rasa mual
- Klien mengatakan dalm sehari mampu mengabiskan
minum ± 6-8 gelas sehari ( 240ml seukuran aqua
gelas).
- Klien mengatakan ketika pendarahan sering
mengkonsumsi buah bit.

Setelah sakit
- Klien mengatakan tidak ada keluahan mengenai
makan.
- BB/TB : 68Kg/158cm.
- IMT = 68/(1,58)2m = 27,239 (gemuk)

b. Pola eliminasi
Subjektif :
Sebelum sakit

26
- Klien mengetakan BAB 1 kali sehari
- Klien mengatakan tidak pernah menggunakan
pencahar
- Klien mengatakan saat BAB tidak pernah
mengeluarkan darah ataupun lendir
- Klien mengatakan BAK 6-8 kali sehari
- Klien mengatakan urine yang keluar kuning jernih
Setelah sakit
- Klien mengatakan saat memasukin ruang rawat
anyelir belum BAB.
- Klien mengatakan BAK sudah 2 kali saat
memasukin ruang rawat Anyelir.

c. Pola istirahat dan tidur


Subjektif :
Sebelum sakit
- Klien mengatakan lama tidurnya ± 8 jam/hari
- Klien mengatakan kebiasaan sebelum tidur adalah
menggosok gigi dan berdoa
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan
tidur
- Klien mengatakan biasanya tidur siang pukul 13.00-
15.00 WIB
- Klien mengatkan biasanya tidur malam pukul 22.00-
04.30 WIB
Setelah sakit
- Klien mengatkan belum mengetahui waktu tidur saat
ini, dikarenakan baru memasuki ruangan rawat
anyelir.
f. Pola personal hygine
Subjektif :

27
Sebelum sakit
- Klien mengatakan mandi sehari 2 kali, dan
mengganti pakaian 2 kali sehari.
- Klien mengatakan menggosok gigi sehari 2 kali
- Setelah sakit.
- Klien mengatakan belum membersihakan diri karna
baru memasukin ruang rawat Anyelir bawah
g. Pola aktivitas dan latihan
Subjektif :
Sebelum sakit
- Klien mengatakan aktivitas sehari-hari bekerja di
sebuah perkantoran di tangerang
- Klien mengatakan mengisi waktu luang untuk
berkumpul dengan keluarga
- Klien mengatakan seminggu sekali olahraga
bersama anaknya di sebuah taman dekat rumah
Setelah sakit
- Klien mengatakan aktivitasnya saat ini adalah
bedrest dikarenakan lemas
- Adl klien dibantu
- Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Subjektif :
- Klien mengatakan tidak merokok
- Klien mengatakan tidak pernah meminum minuman
beralkohol
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami
ketergantungan obat

6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis

28
c. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
d. Kepala dan Muka
Subjektif :
- Klien mengatakan kepala terasa pusing.
”bentuk kepala klien mesochepal, tidak terdapat lesi,
tidak memar, distribusi rambut klien merata berwarna
hitam, kondisi kulit kepala klien bersih, tidak terapa
benjolan”
”pada area muka klien tidak terdapat
kloasmagravidarum, bentuk muka klien bulat, warna
kulit klien kuning langsat”
e. Mata
Subjektif : klien mengatakan pandangan klien jelas , tidak
kabur
” bentuk mata klien simetris kanan dan kiri, tidak tampak
eksoptalmus, tidak ada stabismus, tidak ada lesi, tidak ada
xantelasma, reflek pupil miosis, konjungtiva klien Anemis,
sklera klien an ikterik, tidak teraba edema palpebra, tidak
ada nyeri tekan pada area sekitar mata, tidak terapa
benjolan/massa, interpretasi warna klien baik, tes lapang
pandang klien baik dapat melihat kesegala arah sesuai
instruksi perawat.
f. Hidung
Subjektif: klien mengatakan tidak mengalami sumbatan
pada jalan nafas
” hidung klien simetris kanan dan kiri, tidak ada lessi, tidak
ada kemerahan, tidak ada epitaksis, tidak teraba

29
benjolan/massa, tidak adanya nyeri tekan, klirn tidak tampak
menggunakan pernafasan cuping hidung, fungsi penghidu
klien baik, tidak ada alergi debu”
g. Mulut
Subjektif: klien mengatakan sedang tidak mengalami luka
pada bagian mulut (sariawan)
” bibir klien simetris kanan dan kiri, tidak tampak lesi,
warna bibir klien pucat, mukosa bibir klien lembab, uvula
klien berada di tengah, tidak tampak pembesaran tonsil,
tidak ada peradangan pada tonsil, klien tidak menggunakan
gigi palsu, tidak terdapat karies, kebersihan lidah klien
bersih, tidak adanya nyeri tekan, tidak ada edema pada gusi,
tidak adanya kesulitan menelan”
h. Telinga
Subjektif: klien mengatakan telingan tidak berdenging
” bentuk telinga klien simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan pada area telinga kanan dan kiri klien,
tidak terdapat keluaran cairan atau serumen berlebih, tidak
teraba pembengkakkan tulang mastoid, fungsi pendengaran
klien baik”
i. Leher
Subjektif: klien mengetakan tidak mengalami kaku leher
” bentuk leher klien simetris, tidak tampak lesi, tidak teraba
masa pada leher, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid,
trakea tepat berada di tengah, JVP = 2,5cm.
j. Dada
Subjektif : klien mengatkan dada tidak terasa sesak ataupun
sakit
” bentuk dada klien simteris kanan dan kiri, tidak terdapat
lesi, tidak tampak pengguaan otot bentu pernafasan, tidak
terdapat retraksi dinding dada, tidak tampak pernafasan

30
yang tertinggal, tidak adanya nyeri tekan pada area dada
klien, suara paru klien vesikuler, saat di perkusi paru :
resonan, klien tidak ada riwayat merorkok, suara jantung
klien s1/s2, tidak ada suara tambahan, irama jantung klien
reguler”
k. Ketiak
Subjektif : klien mengatakan tidak ada benjolan pada
ketiak
” tidak ada lesi, tida ada kemerahan, tidak teraba
benjolan/massa, tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening”
l. Mamae
Subjektif : klien mengatakan tidak ada pembengkakkan
pada payudara
” payudara klien simetris kanan dan kiri, namun buah dada
klien sebelah kiri terlihat lebih besar (karna bagian tubuh
sebelah kiri terletak dekat dengan jantung dimana terdapat
banyak pembuluh darah, dan lapisan lemak yang
melindungi jantung), puting klien menonjol, tidak teraba
massa, tidak ada nyeri tekan pada area sekitar payudara”
m. Abdomen
Subjektif:
Klien mengatakan perut bagian bawah terasa penuh
Klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian perut
”bentuk perut klien tampak membesar, tidak terdapat lesi,
permukaan kulit klien tegang, gerakan perut klien
mengempis saat ekspirasi dan mengembang saat inspirasi,
tidak teraba pembesaran hati, teraba masa 1 jari di bawah
pusat, saat di perkusi : tympani, palpasi massa padar dan
kenyal, perkusi massa ” pekak”
n. Reproduksi

31
Subjektif:
- Klien mengatakan mempunyai mioma sejak 2013
- Klien mengatakan mengalami perdarahan pada jalan
lahir
- Klien mengatakan terpasang tampon pukul 13.00
(22/05/2017)
- Klien mengatakan hasil USG mioma sudah sebesar
19x11x12cm
”tidak tampak kemerahan pada area genitalia, tidak tampak
pembengkakkan pada sekitar area genitalia, tampak flek-
flek darah pada pembalut klien”
o. Riwayat Haid:
Haid pertama umur : 12 tahun
Siklus Haid : teratur, 28 hari
Lamanya : 5 hari
Sifat darah : cair bercampur gumpalan merah
pekat
Penggunaan pembalut : 4-5 kali sehari ganti pembalut
Kondisi saat haid : saat haid sering mengalami nyeri hebat ,
sampai tidak bisa melakukan aktivitas
(sementara menghentikan aktivitas untuk
mengurangi nyeri, nyeri yang di rasakan
seperti terpelantar , nyeri menetap pada
bagian depan perut terutama di bawah
pusat dan menjalar ke bagian pinggang
belakang, skala nyeri yang di rasakan bisa
mencapai 6, hilang timbul.
Haid terakhir : 05 Mei 2017, hanya flek-flek darah tidak
banyak dan hanya berlangsung ± 4 hari
p. Riwayat Obstertik:
Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Masalah

32
persalinan kelamin bayi
2006 Normal Dokter Perempuan 3800gr Sempurna Tidak ada
tidak ada masalah
cacat /
kelainan
bawaan
200 Normal Dokter Perempuan 3800gr Sempurna, Tidak ada
8 tidak ada masalah
cacat /
kelainan
bawaan

q. Riwayat KB: Klien mengatakan 1 tahun pasca melahirkan


anak ke-1 , klien menggunakan KB suntik (hormonal) per 3
bulan. Saat pemkaian KB klien mengalami kenaikan badan
(pada awal perkawinan 60kg, setelah menggunakan KB
menjani 98Kg). Namun pasca melahirkan anak ke-2 selang 2
tahun klien menghentikan penggunaan KB (Lepas KB)
dikarenakan saat itu status klien sudah berubah menjadi
(cerai hidup) jadi sampai saat ini klien tidak melanjutkan
menggunakan KB.
r. Endokrin
Subjektif :
- Klien mengatakan tidak ada rada lapar ataupun haus
berlebihan
- Klien mengatakan tidak mengalami frekuensi berlebih
saat berkemih
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami luka yang
sukar untuk sembuh

33
- Klien mengatakan tidak mengalami penurunan BB
drastis dalam waktu dekat ini.
- Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
gula
s. Imunologi
Subjektif: klien mengatakan tidak mempunyai riwata alergi
t. Perkemihan
Subjektif:
- Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat
berkemih
- Klien mengatakan sudah berkemih 2 kali ( sekali
berkemih ±100cc)
” tidak ada retensi urine, tidak ada nyeri tekan pada kandung
kemih, kandung kemih tidak teraba penuh, total output urine
klien 200cc”
u. Kulit dan kuku klien
Subjektif: klien mengatakan kuku, telapak tangan dan kaki
klien pucat
” warna kulit klien kuning langsat, tidak ada lesi, teksture
kulit klien halus, kuku klien pucat, telapak tangan dan kaki
klien pucat, CTR > 3 detik, vaskularisasi kurang sampai
pada ujung tangan dan kaki, akral dingin”
v. Ekstermitas
Subjektif: klien mengatakan tidak mengalami
pembengkakkan pada bagian tangan mau pun kaki
” tangan kanan dan kiri klien simetris, tidak ada lesi, tidak
ada pembengkakkan , tidak tampak varises pada bagian
ekstermitas bawah, vaskularisasi klien kurang baik, tampak
terluhat pucat, tidak ada nyeri tekan,”
7. INTEGRITAS EGO
n. Gejala (subjektif)

34
1) Faktor stress: tidak ada faktor stress dalam waktu 6
bulan terakhir ini
2) Cara menangani stress: klien tidak terlalu
memikirkan masalahnya
3) Masalah financial : -
4) Status hubungan : ibu dari 2 orang anak
5) Faktor budaya : klien mengatakan asli suku sunda,
klien tidak mempunyai pantangan makanan
6) Agama : islam
7) Kegiatan dalam keagamaan : pengajian rutin
malam jum’at di ibu RT
8) Gaya hidup : aktif
9) Perubahan terakhir gaya hidup : tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dikarenakan
perdarahan
10) Perasaan ketidak berdayaan : ada, namun tidak
terlau difikirkan
o. Tanda (Objektif)
1) Status emosional
2) Tenang : ya cemas : - marah:-
menarik diri : -
3) Takut : - mudah tersinggung : - tidak sabar :
-
8. INTERAKSI SOSIAL
a. Status perkawinan : cerai hidup lama : -
b. Hidup dengan : klien mengatakan hidup dengan ibu dan
ke- 2 anaknya
c. Orang pendukung lain: kakak pertama (laki-laki), selaku
penanggung jawab
d. Peran dalam struktus keluarga: anak terakhir

35
e. Masalah yang berhubungan dengan penyekit/kronis: tidak
ada
f. Perubahan bicara/ alat bantu bicara : tidak ada
g. Adanya laringektomi : tidak ada laringektomi
h. Bicara :
i. Jelas : ya tidak jelas : - tidak dapat
dimengerti : - afasia : -
j. Pola bicara tidak biasa/kerusakan: tidak ada pola bicara
yang terganggu
k. Penggunaan alat bantu bicara : tidak menggunakan alat
bantu bicara , karena klien normal dalam berbicara
9. TINGKAT PEMBELAJARAN/PEMAHAMAN KONDISI
KESEHATAN
a. Bahasa dominasi (khusus) : bahasa indonesia
b. Tingkat pendidikan : klien faham mengenai mioma uteri
yang di derita klien, karna klien sering berkonsultasi
dengan dokter yang menangani klien.
c. Keterbatasan kognitif : tidak ada keterbatasan
d. Keyakinan kesehatan / yang dilakukan : mengutamakan
kepada pelayanan medis
Pertimbangan rencana pulang
a. Tanggal informasi di dapatkan : -
b. Tanggal pulang yang di antisipasi : -
c. Sumber-sumber yang tersedia : rekam medis, dan catatan
dokter
d. Perubahan yang di antisipasi dalam situasi setelah pulang :
10. DATA SPIRITUAL
a. Agama/kepercayaan yang dianut : islam
b. Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah : pengajian
tiap malam jum’at di rumah bu.RT, di RS : beristigfar dan
berdoa

36
c. Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama
sakit : -
d. Upaya mengatasi kesulitan beribadah : -
11. DATA PENUNJANG
a. Labolatorium
Pemeriksaan Hemoglobin 22/05/2017
Hb : 3,6 g/dl (N: 11,7-15,5 g/dl)
b. Pengobatan
Senin, 22/05/2017
a. Ranitidin 2x50mg
b. Asam Traneksamat 3x1000mg
c. Asam Mefenamat 3x50mg
d. Transfusi PRC 2 kantong / 500cc (target Hb
: 10,1 g/dl)
e. Terpasang IVFD RL 20tpm sejak (22/05/2017 10:30-
IGD Maternal) pada tangan kanan

c. Pemeriksaan lain-lain
1) USG (10/02/2017)
2) Hasil : uterus tampak membesar, tidak tampak cairan
bebas, massa berukuran 15x10x12cm
3) Diagnosa medis : mioma uteri geburt
4) Saran : histerektomi
5) USG (22/05/2017)
6) Hasil : uterus membesar seakan hamil 5 bulan, tidak
ada keganasan, massa berukuran 19x11x12cm
7) Diagnosa medis : mioma uteri geburt
8) Saran : histerektomi

12. RESUME/KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN

37
Klien datang ke RSU Kab.Tangerang (IGD Maternal) atas
rujukan dari Klinik Pradhana. Klien mengeluh perdarahan pada
jalan lahir sejak 7 hari SMRS, Ganti pembalut 8x sehari, awalya
darah yang keluar flek-flek darah seperti haid lama kelamaan
banyak ± 2500cc, konsistensi cair tidak lama kemudian menjadi
menggumpal dan berwarna merah pekat. Klien terdiagnosis
Mioma Uteri pada tahun 2013. Sebelumnya klien pernah 2 kali
dirawat pada tanggal 10/02/2017 dengan keluhan perdarahan
pervagina pada jalan lahir hingga Hb klien: 5,3 g/dl, dan pada
tanggal 10/04/2017 dengan kasus yang sama hingga Hb klien: 3
g/dl. Ketika mengalami perdarahan klien menghentikan aktivitas
sehari-hari. Klien mengatakan mempunyai rencana operasi
Histerektomi pada tanggal 07/06/2017. Klien mengatakan dalam
keluarga tidak ada yang mempunyai kasus yang sama dengan
klien.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, klien mengatakan kepa
klien terasa pusing, badan klien terasa lemas, konjongtiva klien
anemis, bibir klien pucat, bentuk perut klien tampak membesar,
klien mengatakan perut bagian bawah terasa penuh, teraba massa
pada abdomen 1 jari di bawah pusat palpasi massa padat, perkusi
massa padat dan kenyal, terdapat flek-flek darah pada pembalut
klien namun tidak banyak. Kuku, telapak tangan dan telapak kaki
klien tampak pucat, CRT 2 detik. TTV: TD: 110/80mmHg, N:
86x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,50C. Hasil pemeriksaan lab Hb:
3,6 g/dl (N: 11,7-15,5 g/dl). Hasil pemeriksaan USG
(22/05/2017): uterus membesar seakan hamil 5 bulan, tidak ada
keganasan, massa berukuran 19x11x12cm. Klien telah di berikan
terapi obat kalneks 1000mg, dan pada saat ini terpasang 1 buah
ball tampon sejak 22/05/2017 13.00.

C. Diagnosa Keperawatan

38
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan pervagina.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan Hb.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan pemasangan ball tampon.

D. Analisa Data
Data Etiologi Problem

Ds : Mioma sejak 2013 Ketidak efektifan


- Klien mengatakan perfusi jaringan perifer
Perdarahan pervagina
mempunyai mioma sejak
2013
- Klien mengatakan Penurunan Hb
mengalami perdarahan
pada jalan lahir sebanyak Penurunan sirkulasi
±2,5 kg (kaleng cat ukuran darah ke perifer
5kg)
Do: Konjongtiva anemis,
- konjongtiva klien anemis
- bibir klien pucat Kuku, talapak tangan
- terdapat flek-flek darah dan kaki klien pucat,
pada pembalut ctr:>3detik
- Kuku , telapak tangan dan
Ketidakefektifan
telapak kaki klien tampak
perfusi jaringan perifer
pucat
- CTR > 3 detik
- Teraba massa 1 jari di
bawah pusat
- Palpasi massa: padat dan
kenyal
- Perkusi massa: pekak
- Hasil lab:
HB: 3,6 g/dl (N:11,7-
15,7g/dl)
- Hasil USG:
Terdapat massa berukuran
19x11x12cm
39
Ds : Mioma sejak 2013 Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan
Perdarahan pervagina
mempunyai mioma sejak
2013
- Klien mengatakan Penurunan Hb
mengalami perdarahan
pada jalan lahir sebanyak Ketidak stabilan
±2,5 kg (kaleng cat ukuran suplay darah
5kg)
- Klien mengatakan lemas Kelemahan umum
- Klien mengatakan kepala
terasa pusing
Do : Intoleransi aktivitas
- Klien tampak bedrest
- Klien tampak lemas
- Adl klien dibantu
- Hasil lab : 3,6g/dl (N:11,7-
15,5g/dl)
Ds : Mioma sejak 2013 Resiko infeksi
- Klien mengatakan
Perdarahan pervagina
mempunyai mioma sejak
2013 Pemasangan ball
- Klien mengatakan tampon
mengalami perdarahan
pada jalan lahir sebanyak Resiko infeksi
±2,5 kg (kaleng cat ukuran
5kg)
- Klien mengatakan
terpasang tampon sejak
13.00
Do:
- Terdapat flek-flek darah
pada pembalut klien
- Teraba massa 1 jari di
bawah pusat
- Palpasi massa: padat dan
kenyal
- Perkusi massa: pekak
- Terpasang 1 ball tampón

40
sejak 13.00
- Hasil lab:
HB: 3,6 g/dl (N:11,7-
15,7g/dl)
- Hasil USG:
Terdapat massa berukuran
19x11x12cm

E. Rencana Keperawatan
No. Dx. Kep NOC NIC

1 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan Menejemen Elektrolit :


. jaringan perifer keperawatan selama 4x8jam, - Pertahankan intake dan output
berhubungan dengan masalah ketidakefektifan klien
perdarahan pervagina perfusi jaringan perifer dapat - Monitor TTV
teratasi ditandai dengan - Kolaborasi pemberian transfusi
kriteria hasil : darah
Perfusi jaringan : perifer - Monitor pemberian trasfusi darah
 Pengisian CTR < 3detik Pencegahan perdarahan :
 TTV dalam batas normal - Monitor tingkat Hb klien
TD : 90/60-120/80mmHg
- Instruksikan klien dan keluarga
N : 60-100x/menit
mengenai tanda-tanda perdarahan

41
RR : 16-20x/menit - Berikan pengetahuan mengenai
0
S : 36,5-37,5 C food deary untuk meningkatkan
 Warna kulit klien tidak Hb klien
pucat
 Warna bibir klien tidak
pucat
 Konjungtiva an anemis
 Telapak tangan dan kaki
klien tidak pucat
 Hb klien dalam batas
normal (N:11,7-15,5g/dl)
2 Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Terapi aktvitas
. penurunan Hb keperawatan selama 4x8jam, - Bantu klien mengidentifikasi
masalah intoleransi aktivitas aktivitas yang dapat dilakukan
dapat teratasi dengan kriteria - Bantu klien mengidentifikasi
hasil : aktivitas yang dapat memperberan
Perawatan diri : aktivitas kondisi klien
sehari-hari - Ciptakan lingkungan yang aman
 Klien mampu melakukan bagi klien
aktivitas secara mandiri - Bantu meningkatkan motivasi
 TTV klien dalam batas klien untuk beraktivitas
normal
TD : 90/60-120/80mmHg Manajemen nutrisi :
N : 60-100x/menit - Berikan makanan dan minuman
RR : 16-20x/menit yang cukup (adekuat)
0
S : 36,5-37,5 C - Targetkan klien untuk minum
 Klien dapat mengubah ±8gelas (2000cc) sehari guna
posisi bedrest menjadi mencegah kekurangan cairan
duduk yang berefek pada lemas
- Sejikan makanan selagi hangat
- Berikan makanan sedikit namun
sering
Monitoring TTV

42
- Mengukur tanda-tanda vital

3. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi


pemasangan ball keperawatan selama 4x8jam, - Berikan lingkungan yang bersih
tampon masalah resiko infeksi tidak disekitas klien
terjadi ditandai dengan kriteria - Pertahankan teknik aseptik
hasil: - Batasi pengunjung bila perlu
Status imunitas
- Instruksikan pengunjung untuk
 Klien terhindar dari tanda- selalu mencuci tangan sebelum
tanda infeksi dan sesudah berkunjung
 Jumlah leukosit klien - Monitor tanda-tanda infeksi
dalam batas normal
- Inspeksi terhadap tanda
(N:3,60-11,00 10^3/dl)
kemerahan
 Klien mengetahui tanda-
- Ajarkan klien dan keluarga klien
tanda infeksi
mengenai tanda-tanda infeksi
(demam)
- Ajarkan klien dan keluarga untuk
segela lapor kepada tenaga
kesehatan jika mengalami tanda-
tanda infeksi
- Tingkatkan istirahat klien
- Kolaborasi dengan dokter atau
bidan untuk pemberian antibiotik

F. Implementasi
Hari/Tanggal/ Dx Implementasi Evaluasi
Waktu
Selasa, S:
23 mei 2017
14.30 1 - Klien mengatakan saat
ini perdarahan sudah
mualai berkurang
- Klien mengatakan akan
mencoba menerapkan
- Mengukur TTV
43
H/ jadwal food deary
TD: 120/80mmHg untuk menambah Hb
N : 92x/menit O:
RR : 20x/menit - Terdapat flek-flek
0
S : 36,5 C darah pada pembalut
15.45 - Memonitor pemberian klien namun tidak
Transfusi banyak
H/ - Bibir klien masih pucat
 15menit pertama : - Crt 2 detik
TD: 110/80mmHg - Telapak tangan dan
16.15 N : 84x/menit kaki klien masih pucat
RR : 18x/menit
- Hasil lab 23/05/2017
0
S : 36,5 C
21:36 hb klien : 7,4g/dl
 30menit setelah
(N:11,7-15,5g/dl)
transfusi :
A : Ketidakefektifan perfusi
TD :120/80mmHg
jaringan perifer teratasi
17.10 N : 88x/menit
sebagian
RR : 20x/menit
P : Lanjutkan intervensi
S : 36,50C
- Memonitor tingkat
 Setelah transfusi
kenaikan Hb
TD:110/70mmHg
- Memonitor keadan
18.10 N : 94x/menit
umum klien
RR : 19x/menit
- Memonitor TTV
S : 36,70C
 1jam setelah
transfusi
TD:120/70mmHg
18.15 N: 92x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,50C
- Mengintruksikan klien
mengenai jadwal food
diary guna menambah
darah klien
44
H/Klien mengatakan
akan mencoba
19.00 menerapkan jadwal
makan penambah
19.10 darah
- Memonitor crt klien
H/ Crt 2 detik
- Memberikan terapi obat
asam traneksamat
1000mg
H/Telah diberikan
terapi asam
traneksamat secara IV
sebanyak 1000mg
- Memonitor hasil lab
H/ Hb klien : 7,4g/dl
Selasa, S:
23 mei 2017
14.30 2 - Mengukur TTV
- Klien mengatakan saat
ini lemas klien sedikit
berkurang
H/
TD: 120/80mmHg - Klien mengatakan
N : 92x/menit pusing yang dirasakan
RR : 20x/menit berkurang
S : 36,50C O:
15.50 - Membantu klien - Pergerakan sendi klien
mengidentifikasi sudah mulai aktif
aktivitas yang dapat - Klien tampak
dilakukan mengubah posisi dati
H/ Klien memahami tiduran menjadi duduk
aktivitas yang dapat di - Klien kooperatif saat
lakukan selama di Rs diajak berdiskusi
18.20 - Memberikan makanan mengenai keadaan saat
dan minuman yang ini
cukup bagi klien
45
H/ Klien - TTV :
menghabiskan ¾ TD:120/80mmHg
makan yang N : 92x/menit
disediakan oleh RS RR : 20x/menit
18.30 - Menganjurkan klien S : 36,50C
untuk mentargetkan
minum ±8gelas sehari A : Intoleransi aktivitas
(2000cc) teratasi sebagian
H/ Klien mengatakan P : Lanjutkan intervensi
akan mencoba - Anjurkan keluarga
memperbanyak minum klien untuk memotivasi
19.25 - Meningkatkan istirahat klien beraktivitas
klien (memberikan - Mendiskusikan
posisi senyaman mengenai kondisi saat
mungkin untuk ini
beristirahat) - Menganjurkan klien
H/ Klien untuk tidak melakukan
memposisikan dirinya aktivitas yang dapat
dengan senyaman memperberat kondisi
mungkin klien
20.35 - Membantu klien untuk
beraktivitas yang dapat
dilakukan
H/ Klien mengubah
posisi klien dari posisi
tiduran menjadi duduk
dan berdiskusi
bersama perawat
tentang perubahan
keadaan saat ini
Selasa, S:
23 mei 2017
14.30 3 - Memonitor TTV
- Klien mengatakan saat
ini perdarahan
berkurang
H/

46
TD: 120/80mmHg O:
N : 92x/menit - Terdapat flek-flek
RR : 20x/menit darah panda pembalut
S : 36,50C klien
15.50 - Memonitor tanda-tanda - Tidak tampak
gejala infeksi pembengkakkan
H/ Klien mengatakan ataupun kemerahan
tidak terasa nyeri, pada organ
panas pada organ kewanitaaan
kewanitaan walau - TTV
terpasang tampon, TD: 120/80mmHg
Tampak flek-flek N : 92x/menit
darah pada pembalut RR : 20x/menit
klien S : 36,50C
16.00 - Mengajarkan klien dan - Hasil Lab 23/05/2017
keluarga klien 21:36
mengenai tanda gejala leukosit klien : 11,7
infeksi seperti (demam, 10^3/dl (N:3,60-11,00
nyeri) 10^3/dl)
H/ Klien memahami
tanda dan gejala A : resiko infeksi
infeksi yang di berikan teratasi sebagian
oleh perawat P : Lanjutkan intervensi
16.00 - Mengajarkan klien dan - Monitor tanda-tanda
keluarga untuk infeksi
melaporkan jika tanda - Kolaborasi dengan
dan gejala infeksi dokter mengenai
muncul kepada tim pemberian antibiotik
kesehatan
H/ Klien mengatakan
akan melaporkan jika
mengalami tanda
infeksi yang
diberitahukan oleh
47
perawat
21.45 - Memonitor hasil lab
H/
Hasil lab 23/05/2017
21.36
leukosit : 11,7 10^3/dl
(N:3,60-11,00
10^3/dl)

Kamis, S:

25mei2017 1 - Klien mengatakan


perdarahan berkurang
08.30 - Mengukur TTV - Klien mengatakan besok
pagi (26/05/2017 09:00)
H/ akan melakukan operasi
- Klien mengatakan
TD:150/100mmHg kefikiran akan tindakan
operasi besok pagi
N : 98x/menit

RR : 22x/menit O:

S : 36,50C - Klien mengatakan sudah


menerapkan food deary
sesuai anjuran perawat
- Bibir klien tidak pucat
08.35 - Mengintruksikan - Konjungtiva klien an
klien mengenai anemis
jadwal food deary - Telapak tangan dan kaki
guna menambah klien tidak pucat
darah klien - Ctr < 3 detik
- Terdapat flek-flek darah
H/klien pada pembalut klien
mengatakan - Klien tampak tegang
kemarin sudah - Klien tampak gelisah
mencoba : - TTV :
siang hari
hingga sore TD:150/100mmHg

48
memakan buah N : 98x/menit
naga merah 1
buah (dimakan RR : 22x/menit
langsung tanpa
di jus), setelah S : 36,50C
magrib
memakan - Rencana operasi
strawberry 6 histerektomi (26/05/2017
buah (dimakan 09.00)
langsung tanpa
di jus)
A : Ketidakefektifan perfusi
08.40 - Memonitor ctr klien jaringan perifer teratasi
sebagian
H/ ctr < 3detik

- Mengobservasi
kedaan umum P : lanjutkan intervensi
08.40 klien
- Monitor tingkat kenaikan
H/ Hb klien
- Monitor keadaan umum
Konjungtiva klien klien
an anemis - Monitor ttv klien

Bibir klien sudah


tidak pucat
I:
Telapak tangan
dan kaki klien Penurunan kecemasan
sudah tidak
pucat - Gunakan pendekatan yang
menyenangkan
- Dengarkan dengan penuh
11.00 perhatian mengenai
- Memonitor hasil lab kecemasan yang saat ini
dialami klien
H/ lab 24/05/2017 - Bantu pasien mengenal
20:48 situasi yang menimbulkan
kecemasan
Hb klien : 9,4g/dl - Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

49
E:

- Klien mengungkapkan
kecemasan mengenai
rencana operasi yang
terjadwal maju dari jadwal
sebelumnya

R:

- Diskusikan dengan klien


mengenai tindakan yang
akan dijalani klien
- Yakinkan kepada klien
bahwa prosedur yang akan
dijalani oleh klien
merupakan salh satu
penangan terhadap kondisi
klien
Kamis, S:

25mei 2017 2 - Klien mengatakan lemas


berkurang
08.30 - Mengukur TTV - Klien mengatakan sudah
mampu bangun dari tempat
H/ tidur dan berjalan di depan
ruangan
TD: 150/100mmHg - Klien mengatakan sudah
mengabiskan air sebanyak
N : 98x/menit ±600ml
- Klien mengatakan nyeri
RR : 22x/menit pada bagian bawah pusat,
nyeri yang dirasakan
S : 36,50C seperti dipelintir, namun
hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menetap
08.35 - Membantu klien pada bagian bawah pusat
mengidentifikasi namun terkadang menjalan
aktivitas yang ke bagian belakang
dapat dilakukan pinggang

50
H/klien
mengatakan
sudah mampu O:
berdiri dan
berjalan sekitar - Pergerakan sendi klien
depan ruang mulai aktif
- Klien tampak kooperatif
- Memberikan saat berdiskusi mengenai
10.15 makanan dan kondisi saat ini
minuman yang - Skala nyeri : 4
cukup bagi klien - Klien tampak meringis
- TTV
H/klien
menghabiskan 1 TD: 150/100mmHg
gelas susu yang
disediakan oleh N: 98x/menit
RS
RR: 22x/menit
- Menganjurkan klien
untuk mentargetkan S: 36,50C
10.20 minum ±8gelas
sehari (2000cc)

H/klien A : intoleransi aktifitas klien


mengatakan teratasi sebagian
dalam seharian
kemarin
mampu
menghabiskan P : lanjutkan intervensi
air ±600ml
- Mendiskusikan mengenai
- Meningkatkan kondisi saat ini
istirahat klien - Menganjurkan klien untuk
(memberikan posisi tidak melakukan aktivitas
10.25 senyaman mungkin yang dapat memperberat
untuk beristirahat) kondisi klien

H/klien
memposisikan
dirinya I:
dengan
senyaman Manajemen nyeri
mungkin
- Lakukan pengkajian ulang
nyeri secara komprehensif

51
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
faktor presipitasi
- ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
- evaluasi ketidakefektifan
kontrol nyeri
- kolaborasi pemberian
analgesik sesuai kebutuhan
klien
- monitor ttv klien

E:

- klien mengungkapkan
nyeri yang dirasakan
(lokasi, durasi, kualitas
nyeri, frekuensi, dan faktor
yang memperberat nyeri)
- klien mempraktikan teknik
nonfarmakologi (nafas
dalam)
- klien telah memimun obat
anti nyeri (asam
mefenamat 50mg)

R:

- instruksikan klien untuk


menggunakan teknik non
farmakologi guna
mengurangi nyeri
- ajarkan klien dan keluarga
untuk melaporkan kondisi
yang dialami klien pada
tenaga kesehatan sewaktu-
waktu nyeri kembali
timbul kepada tim
kesehatan

52
Kamis, S:

25mei 2017 3 - Klien mengatakan


peradahan berkurang
08.30 - Memonitor TTV

H/
O:
TD:150/100mmHg
- Terdapat flek-flek darah
N : 98x/menit pada pembalut klien
- Hasil lab 24/05/2017 20:48
RR : 22x/menit
Leukosit : 13,03 10^3/dl
S : 36,50C (N:3,60-11,00 10^3/dl)

- TTV :

08.35 - Memonitor tanda- TD: 150/100mmHg


tanda gejala infeksi
N : 98x/menit
H/
RR : 22x/menit
klien mengatakan
tidak measakan S : 36,50C
panas apada
organ kewanitaan - Rencana operasi
histerektomi 26/05/2017
09:00

11.00

- Memonitor hasil lab A : resiko infeksi teratasi


sebagian
H/

Hasil lab
24/05/2017 P : lanjutkan intervensi
20:48
- Monitor tanda-tanda
leukosit : 13,03 infeksi
10^3/dl - Ajnurkan klien dan
(N:3,60-11,00 keluarga klien untuk
10^3/dl) melaporkan kepada tim
kesehatan mengenai tanda
gejala infeksi bila timbul

53
- Kolaborasi pemberian
antibiotik dengan dokter

Jum’at S:

26/05/2017 1 - Klien mengatakan


semalam
08.30 - Mengukur TTV mengalami
perdarahan ±480cc
H/

TD:120/80mmHg
O:
N : 92x/menit
- Bibir klien tidak
RR : 20x/menit pucat
- Konjungtiva klien
0
S : 36,5 C an anemis
- Telapak tangan dan
08.35 - Memonitor ctr klien kaki klien tidak
pucat
H/ ctr < 3detik - Ctr < 3 detik
- Terdapat flek-flek
08.35 - Mengobservasi darah pada
kedaan umum klien pembalut klien
- TTV :
H/
TD:120/80mmHg
Konjungtiva klien
an anemis N : 92x/menit

Bibir klien sudah RR : 20x/menit


tidak pucat
S : 36,50C
Telapak tangan
dan kaki klien
sudah tidak
pucat A : Ketidakefektifan

54
Klien
mengatakan perfusi jaringan
semalam perifer teratasi
mengalami sebagian
perdarahan
±480cc

P : lanjutkan
intervensi,
pendelegasian
kepada perawat
ruangan

- Monitor tingkat
kenaikan Hb klien
- Monitor keadaan
umum klien
- Monitor ttv klien

Jum’at S:

26/05/2017 2 - Klien mengatakan


lemas berkurang
08.30 - Mengukur TTV - Klien mengatakan
sudah mengabiskan
H/ air sebanyak
±850ml
TD: 120/80mmHg

N : 92x/menit
O:
RR : 20x/menit
- Pergerakan sendir
0
S : 36,5 C klien mulai aktif
- TTV

TD: 120/80mmHg
08.35 - Membantu klien
mengidentifikasi N: 92x/menit
aktivitas yang dapat
dilakukan RR: 20x/menit

H/klien S: 36,50C
mengatakan
sudah mampu

55
melakukan
aktivitas tanpa
di bantu A : intoleransi aktifitas
sepenuhnya klien teratasi
sebagian
- Menganjurkan klien
untuk mentargetkan
minum ±8gelas
08.35 sehari (2000cc) P : lanjutkan intervensi
pendelegasian
H/klien kepada perawat
mengatakan ruangan
dalam seharian
kemarin - Mendiskusikan
mampu mengenai kondisi
menghabiskan saat ini (terutama
air ±850ml kondisi post op)
- Menganjurkan
klien untuk tidak
melakukan
aktivitas yang
dapat memperberat
kondisi klien

Jum’at S:

26/05/2017 3 - Klien mengatakan


semalam
08.30 - Memonitor TTV mengalami
perdarahan ±480cc
H/ - Klien mengatakan
terpasang kassa
TD: 120/80mmHg pada organ
kewanitaan
N : 92x/menit
O:
RR : 20x/menit
- TTV :
0
S : 36,5 C
TD: 120/80mmHg

N : 92x/menit
08.35 - Memonitor tanda-
tanda gejala infeksi
56
H/klien RR : 20x/menit
mengatakan
semalam S : 36,50C
mengalami
perdarahan
±480cc
A : resiko infeksi
Klien teratasi sebagian
mengatakan
saat ini
terpasang
kassa pada P : lanjutkan
organ intervensi,
kewanitaan pendelegasian
perawat ruangan

- Monitor tanda-tanda
infeksi (terutama
pasca post op)
- Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi diit
TKTP
- Anjurkan klien dan
keluarga klien untuk
melaporkan kepada
tim kesehatan
mengenai tanda
gejala infeksi bila
timbul
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik dengan
dokter

57
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Dari hasil pengkajian teori sebelum pengkajian kasus didapatkan
bahwa hampir 90% pengkajian secara teori terbukti pada pengkajian
kasus, namun ada beberapa pengkajian teori yang tidak muncul, seperti:
- Reproduksi: tidak ditemukannya riwayat haid tidak teratur ataupun
siklus haid yang terhenti (dismenorhea) karena siklus haid klien
teratur, 28 hari
- Perkemiha: tidak ditemukan sering berkemih, konstipasi, dan retensi
urine tidak pada klien Ny.W, kemungkinan tidak terjadi penekanan
terhadap kandung kemih, ureter, uretra akibat adanya massa (mioma).
- Pemeriksaan penunjang:
a. Leukosit: tidak ditemukannya leukositosis pada hasil
pemeriksaan lab terbaru. Klien dengan mioma uteri biasanya
sering terjadi anemia, akibat perdarahan uterus pada kebanyak
klien akan terjadi mekanisme eritositosis (berhubungan dengan
peningkatan massa sel darah merah) kemungkinan hal ini
berhubungan kasus dengan komplikasi menjadi degenerasi akut
atau infeksi yang ditemukan leukositosis. Namun pada Ny.W
tidak ditemukan adanya leukositosis.

B. Diagnosa keperawatan
Dari hasil diagnosa secara teori sebelum dilakukannya pengkajian
kasus dan penentuan diagnosa didapatkan hanya 40% diagnosa secara

58
teori yang muncul pada kasus (20% muncul pada pengkajian hari pertama
yaitu diagnose resiko infeksi, 20% muncul pada pelaksanaan intervensi
pertemuan ke-3 yaitu diagnosa nyeri) Namun muncul diagnosa yang
berbeda dari diagnosa mioma uteri secara teori yang kelompok ambil
yaitu:
1. Pada hari pertama pengkajian ditemukan diagnosa:
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Diagnosa ini mungcul karena dari hasil pengkajian kasus
ditemukan tanda dan gelaja yang berkaitan (mendukung)
dengan diagnosa tersebut. Seperti: warna telapak tangan dan
kaki klien pucat, kuku klien pucat, CRT 2 detik, vaskularisasi
kurang sampai pada ujung tangan dan kaki, akral dingin.
b. Intoleransi aktivitas
Diagnosa ini muncul karena dari hasil pengkajian kasus
ditemukan tanda gejala yang berkaitan (mendukung) dengan
diagnose tersebut. Seperti: klien tirah baring tampak lemas,
ketidak cukupan energy klien, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, klien mengeluh pusing, hb
klien: 3,6g/dl (N:11,7-15-5g/dl), adl klien dibantu sebagian.
2. Pada pertemuan hari ke-3 ditemukan diagnosa:
a. Cemas
Diagnosa ini muncul karena hasil intervensi pada hari ke-3
ditemukan tanda dan gejala yang berkaitan (mendukung)
dengan diagnose tersebut. Seperti: Klien mengatakan
kefikiran akan tindakan operasi besok pagi yang terjadwal
maju dari perkiraan operasi (07/06/2017), Klien tampak
tegang, Klien tampak gelisah, tekanan darah: 150/100mmHg,
nadi: 98x/menit, pernafasan: 22x/menit, terjadwal Rencana
operasi histerektomi (26/05/2017 09.00WIB)
b. Nyeri
Diagnosa ini muncul karena dari hasil intervensi pada hari ke-
3 ditemukan tanda gejala yang berkaitan (mendukung)
dengan diagnose tersebut. Seperti: Klien mengatakan nyeri

59
pada bagian bawah pusat, nyeri yang dirasakan seperti
dipelintir, namun hilang timbul. Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menetap pada bagian bawah pusat namun
terkadang menjalan ke bagian belakang pinggang, Skala
nyeri: 4 (klien masih kooperatif dengan perawat), dan klien
tampak meringis.

C. Intervensi dan implementasi


Pada perencanaan Intervensi sesuai diagnosa secara teori
ditegakkan. Pada salah satu pemberian intervensi perawat menggunakan
EBN (evidence-based nursing) terkait dengan intervensi management
nutrisi. Perawat yang mengetahui nutrisi yang efektif untuk menaikan
tingkat hemoglobin klien, perawat menjelaskan makanan yang baik untuk
meningkatkan hemoglobin seperti daging merah, kacang-kacangan dan
biji (susu kedelai), buah kering (apricot kering, pulm, kurma), makanan
kaya akan vitamin C (kiwi, jeruk, strawberry, jambu biji, papaya),
makanan mengandung zat besi (buah naga, kurma), makanan sumber
asam folat (buah bit), dan perawat mencoba membuatkan jadwal (food
diary) untuk klien. Sebelumnya perawat mengkaji ulang terkait
pengetahuan klien mengenai konsumsi nutrisi untuk menambah tingkat
kenaikan hemoglobin klien.
Pada hari ke-3 pertemuan perawat menambahkan intervensi
penanganan cemas dan nyeri berkaitan dengan hasil implementasi hari
ke-3 menemukan adanya rasa cemas karena adanya penyataan klien
mengenai jadwal operasi yang maju dari awal perkiraan sebelumnya, dan
intervensi mengenai penganganan nyeri yang dialami klien.
Pada implementasi sesuai intervensi sudah di laksanakan, namun
hanya dilakukan beberapa saja, dikarenakan keterbatasan waktu praklinik
dan alat.

D. Evaluasi
Pada evaluasi sesuai diagnosa keperawatan secara teori dan kasus.

60
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos
dinding uterus. Beberapa istilah untuk mioma uteri adalah fibromioma,
miofibrioma, laiomioma, fiboleiomioma, atau uterin fibroid. Mioma
merupakan tumor uterus yang ditemukan pada 20-25% wanita di atas umur
35 tahun.
Gejala klinik yang ditimbulkan terutama perdarahan pervagina,
pembesaran perut bagian bawah dan nyeri, dismenore dan infertilitas.
Perdarahan pervagina pada kasus mioma uteri merupakan gejala yang
banyak terjadi dan menyebabkan pasien menderita anemia ringan hingga
anemia berat.
Angka kejadian mioma uteri di Indonesia ditemukan 11,70% pada
semua penderita kasus ginekologi yang dirawat di rumah sakit. Angka
kejadian mioma uteri di RSU Tangerang dari maret 2011 hingga maret
2012 ditemukan 21 kasus dari 95 kasus kesehatan reproduksi yaitu
mencapai angka 22,1 % yang sekaligus menempati peringkat kedua
tertinggi setelah kista ovarium yang mencapai 51, 57 %.
Peran perawat dalam pemberian Asuhan keperawatan pada klien
dengan mioma uteri adalah dengan melakukan pengkajian, rencana
keperawatan, implementasi hingga evaluasi. Pengkajian kelompok
dilakukan pada tanggal 22 mei 2017, didapatkan hasil 90% pengkajian
secara teori terbukti pada pengkajian kasus, namun ada beberapa
pengkajian teori yang tidak muncul.
Penentuan diagnosa didapatkan hanya 40% diagnosa secara teori
yang muncul pada kasus (20% muncul pada pengkajian hari pertama yaitu
diagnose resiko infeksi, 20% muncul pada pelaksanaan intervensi
pertemuan ke-3 yaitu diagnosa nyeri), namun muncul diagnosa yang
berbeda dari diagnosa mioma uteri secara teori yang kelompok ambil. Pada
hari pertama masalah yang muncul yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer, diagnosa ini mungcul karena dari hasil pengkajian kasus ditemukan
tanda dan gelaja yang berkaitan (mendukung) dengan diagnose, Intoleransi
aktivitas, pada hari kedua yaitu cemas dan nyeri akut.
Intervensi yang diberikan adalah manajemen elektrolit, pencegahan
perdarahan, manajemen nutrisi, terapi aktivitas, monitoring TTV, dan
control infeksi. Pada perencanaan Intervensi sesuai diagnosa secara teori
ditegakkan. Pada salah satu pemberian intervensi perawat menggunakan
EBN (evidence-based nursing) terkait dengan intervensi management
nutrisi. Perawat yang mengetahui nutrisi yang efektif untuk menaikan
tingkat hemoglobin klien, perawat menjelaskan makanan yang baik untuk
meningkatkan hemoglobin seperti daging merah, kacang-kacangan dan biji
(susu kedelai), buah kering (apricot kering, pulm, kurma), makana kaya
akan vitamin C (kiwi, jeruk, strawberry, jambu biji, papaya), makanan
mengandung zat besi (buah naga, kurma), makanan sumber asam folat
(buah bit), dan perawat mencoba membuatkan jadwal (food diary).
Hasil evaluasi selama implementasi pada klien menunjukkan adanya
perubahan hasil hingga intervensi harus dihentikan karena keterbatasan
waktu.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa/I dapat memberikan asuhan keperawatan lebih baik
lagi dengan terus menjalin kerjasama bersama pihak-pihak terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Andrijono. (2004). Karsinoma Servik Dan Karsinoma Ovarium


Dalam Kehamilan. Dalam Sinopsis Kanker Ginekologi.
Ginekologi Onkologi Bagian Obstetri Dan Ginekologi
FKUI.Jakarta.

Ariffudin D. (2017). Penatalaksanaan Kanker Servik Dalam


Kehamilan Buku Panduan The 8th Annual Indonesian Fetal
Medicine Scientific Meeting.Yogyakarta.

Bulechek, M, Gloria, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification.


USA: Elsevier

Heather, T Herdman, Shigemi Kamitsuru. 2014. Diagnosis


Keperawtan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi.10.ECG.Jakarta

Irwan. (2016). Epidemologi Penyakit Menular.Edisi 1. Yogyakarta: CV


Budi Utama.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI.

Manuaba, Ida Bagus. 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,


dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan. EGC. Jakarta

Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification. USA:


Elsevier.

Muzakir. 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Ahmad


Provinsi Riau Periode 1 Januari – 31 Desember 2006. [Skripsi
Ilmiah]. Pekanbaru : Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Rasjidi, Imam. (2010).1000 Question&Answer Kanker pada Wanita.


Jakarta: Elex Media Komputindo.

Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.


Yogyakarta: Penerbit Andi

Wim de Jong et. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai