Anda di halaman 1dari 7

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Gambaran kadar feritin pada pasien penyakit ginjal kronik


stadium 5 non dialisis

1
Teresita K. Puspitaningrum
2
Glady I. Rambert
2
Mayer F. Wowor

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: christenquevedo@yahoo.co.id

Abstract: Ferritin is a major iron storage protein in human tissues. It functions as an iron
storage especially in liver, spleen, and bone marrow. Anemia occurs in 80-90% chronic kidney
disease (CKD) patients; the most common type of anemia is normocytic anemia. WHO
assumes that in Indonesia chronic kidney disease patients will increase 41.4% in 1995-2025.
This study aimed to obtaind ferritin level in non dialysis end-stage renal disease patients. This
was a descriptive study with a cross sectional design. Data of ferritin levels in non dialysis
end-stage renal disease patients were obtained from two hospitals, Prof. Dr. R. D. Kandou
Hospital Manado and Advent Hospital Manado, from December 2015 to January 2016. Blood
samples of 35 patients suffering from non dialysis end-stage renal disease were obtained by
using non-probability consecutive sampling method. The results showed that of the 35
patients, there were 28 patients with increased ferritin levels and 7 patients with normal
ferritin level. Conclusion: Increased ferritin level occurred among non dialysis end-stage renal
disease patients.
Keywords: ferritin level, non-dialysis end-stage renal disease.

Abstrak: Feritin adalah protein penyimpan zat besi utama yang ditemukan pada jaringan
tubuh manusia. Fungsi feritin ialah sebagai penyimpanan zat besi terutama di dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang. Anemia terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal kronik (PGK)
dengan jenis normositik yang paling umum ditemukan. WHO memperkirakan di Indonesia
akan terjadi peningkatan penderita gagal ginjal pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar feritin pada PGKstadium 5 non
dialisis. Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Data kadar feritin
pada pasien PGK stadium 5 non dialisis diperoleh dari dua rumah sakit yaitu RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado sejak Desember 2015-Januari 2016.
Sampel darah dari 35 pasien PGK ditentukan dengan cara non-probability consecutive
sampling. Hasil penelitian memperlihatkan dari 35 pasien yang terdiagnosis PGK stadium 5
non dialisis terdapat 28 pasien dengan peningkatan kadar ferritin dan 7 pasien dengan kadar
ferritin normal. Simpulan: Peningkatan kadar feritin dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal
kronik stadium 5 non dialisis.
Kata kunci: kadar feritin, penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis

Dalam keadaan seimbang, 1-2 mg zat besi besi dalam tubuh dimasukkan ke dalam
memasuki dan meninggalkan tubuh setiap hemoglobin dalam prekursor eritrosit dan
hari. Zat besi diserap oleh enterosit eritrosit yang matang. Sekitar 10-15%
duodenum bersirkulasi dalam plasma dan berada di serat otot (dalam mioglobin) dan
terikat pada transferin. Sebagian besar zat jaringan lain (enzim dan sitokrom). Besi
Puspitaningrum, Rambert, Wowor: Gambaran kadar feritin ...

disimpan dalam sel-sel parenkim hati dan hepatitis, kanker hati), zat besi berlebih
makrofag retikuloendotelial dalam bentuk (hemokromatosis), hemosiderosis, anemia
feritin.1 (hemolitik, pernisiosa, talasemia), infeksi,
Feritin adalah protein penyimpan zat inflamasi kronis dan akut (penyakit ginjal,
besi utama yang ditemukan pada jaringan neuroblastoma), dan kerusakan jaringan.
tubuh manusia.2 Feritin terdiri dari 24 Kadar feritin serum tinggi yang ekstrim
subunit dengan 2 tipe yaitu di hati (L) dan >2000 ng/mL biasanya menandakan
jantung (H), dengan berat molekul 19 dan adanya kelebihan besi (hemosiderosis).2
21 kDa. Subunit H memiliki peranan yang Anemia terjadi pada 80-90% pasien
penting dalam mendetoksifikasi besi secara PGK7 yang terutama disebabkan oleh
cepat oleh karena aktivitas feroksidasenya, defisiensi eritropoetin.3 Terjadinya anemia
dimana oksidasi besi menjadi bentuk Fe+3. pada PGK merupakan proses multifaktorial
Subunit L memfasilitasi nukleasi besi, yang dikarenakan defisiensi eritropoetin,
mineralisasi dan cadangan besi jangka inhibitor uremik yang diinduksi dari
panjang.3 Fungsi feritin ialah sebagai eritropoiesis, pemendekan masa hidup
penyimpanan zat besi terutama di dalam eritrosit, dan gangguan homeostasis besi.8
hati, limpa dan sumsum tulang. Zat besi Anemia normositik merupakan bentuk
yang berlebihan akan disimpan dan bila anemia yang paling umum pada pasien
diperlukan dapat dimobilisasi kembali.4 PGK. NHANES III (Third National Health
Feritin serum menyatakan cadangan protein & Nutrition Examination Survey Public
penyimpan zat besi dalam tubuh dan juga health) di Amerika Serikat melaporkan
merupakan protein fase akut yang nilainya bahwa prevalensi anemia tinggi pada orang
akan meningkat pada keadaan inflamasi dengan gagal jantung dan penyakit ginjal
akut maupun kronis.5 Kehilangan besi kronik.9 The National Kidney Foundation’s
normal 1-2 mg/hari tetapi dapat meningkat Kidney Dialysis Outcomes Quality
akibat perdarahan dan deskuamasi Initiative (K/DOQI) merekomendasikan
(pelepasan elemen epitel), dan dapat anemia pada pasien PGK jika kadar
beberapa kali lipat lebih tinggi pada hemoglobin <11,0 g/dL (hematokrit <33%)
penyakit ginjal kronik (PGK) terutama pada perempuan premenopause dan pasien
setelah dialisis.6 Keseimbangan besi yang prepubertas, dan <12,0 g/dL (hematokrit
terganggu pada PGK menyebabkan <37%) pada laki-laki dewasa dan
transferin menjadi setengah atau sepertiga perempuan pasca menopause.10
dari kadar normal, dan menghilangkan Inflamasi dan respon fase akut
kapasitas sistem transpor besi. Situasi ini berkaitan dengan sistem hematopoetik.
yang kemudian mengganggu kemampuan Selama periode awal respon fase akut,
untuk mengeluarkan cadangan besi dari konsentrasi hemoglobin selalu menurun
makrofag dan hepatosit pada PGK sehingga secara drastis. Hal ini disebabkan karena
menyebabkan kadar feritin tinggi.6 Hal ini destruksi eritrosit yang meningkat oleh
disebabkan karena dalam kondisi kerja makrofag retikuloendotelial inflamasi
peradangan tanpa kekurangan zat besi, besi yang teraktivasi yang membersihkan
dipertahankan dalam sel (terutama sel sirkulasi dari eritrosit yang dilapisi dengan
retikuloendotelial dan hepatosit), yang imunoglobulin atau kompleks imun. Pada
menyebabkan serum feritin tinggi. Dalam pasien-pasien dengan fungsi ginjal yang
kondisi kombinasi antara peradangan dan normal, penurunan hemoglobin yang tiba-
kekurangan zat besi, zat besi tidak ditahan tiba merangsang sekresi eritropoetin selama
dalam sel, yang menyebabkan feritin serum 4-10 hari. Ternyata, sekresi eritropoetin
rendah.3 Penurunan kadar feritin menjadi yang meningkat ini dihambat oleh sitokin-
penanda defisiensi zat besi dan gangguan sitokin proinflamasi pada pasien-pasien
inflamasi usus. Peningkatan kadar feritin yang mengalami respon fase akut.11
menjadi penanda karsinoma metastatik, PGK adalah suatu proses
leukemia, limfoma, penyakit hati (sirosis, patofisiologik dengan etiologi yang
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

beragam, mengakibatkan penurunan fungsi Tabel 2. Distribusi jenis kelamin


ginjal yang progresif, dan umumnya
berakhir dengan gagal ginjal.7 Jenis kelamin Jumlah %
Menurut survei yang dilakukan Laki-Laki 21 60,0
Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Perempuan 14 40,0
Indonesia) pada tahun 2009, prevalensi Total 35 100,0
gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar
12,5%, yang berarti terdapat 18 juta orang Tabel 3. Kadar feritin pada pria
dewasa di Indonesia menderita penyakit
ginjal kronik.12 Sulawesi Utara menempati Kadar Feritin Frekuensi
urutan ke-4 tertinggi dari 33 provinsi (ng/mL) Jumlah %
dengan prevalensi 0,4% pada tahun 2013.13 >400 14 66,7
Penelitian ini bertujuan untuk
Normal (30-400) 7 33
mengetahui gambaran kadar feritin pada
<30 ng/mL - 0
pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non
dialisis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Tabel 4. Kadar feritin pada wanita

METODE PENELITIAN Kadar Feritin Frekuensi


Jenis penelitian ini ialah deskriptif Jumlah %
dengan desain potong lintang. Penelitian >150 ng/mL 14 100
dilaksanakan di dua rumah sakit yaitu Normal - 0
Poliklinik Nefrologi-Hipertensi dan rawat (13-150 ng/mL)
inap Bagian Penyakit Dalam RSUP Prof. <13 ng/mL - 0
Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah
Sakit Advent Manado. Sampel penelitian
Tabel 5. Distribusi menurut hasil pemeriksaan
ialah sampel darah dari semua pasien PGK ferritin
stadium 5 non dialisis yang telah
ditentukan dengan cara non-probability Kadar Feritin Jumlah %
consecutive sampling. Normal 7 20
Kriteria inklusi penelitian yaitu Meningkat 28 80
terbukti menderita PGK stadium 5, usia Total 35 100
>18 tahun, laki-laki maupun perempuan,
belum melakukan dialisis, tidak menerima Tabel 6. Distribusi hasil pemeriksaan ferritin
tranfusi darah minimal 3 bulan sebelum berdasarkan jenis pelayanan medis
pengambilan sampel, dan bersedia menjadi
subjek penelitian (informed consent). Pelayanan Kadar feritin
Kriteria eksklusi ialah pasien yang tidak medis Normal Meningkat
bersedia menjadi subjek penelitian. Rawat jalan 4 13
Rawat inap 3 15
HASIL PENELITIAN Total 7 28
Tabel 1. Distribusi pasien penyakit ginjal
kronik menurut usia Tabel 7. Distribusi menurut riwayat penyakit
dahulu
Usia (tahun) Jumlah %
36-45 2 5,7 Riwayat penyakit dahulu Jumlah
46-55 8 22,9 Hipertensi 29
56-65 8 22,8 Diabetes mellitus 8
66-75 13 37,1 Asam urat 15
>75 4 11,4
Total 35 100,0
Puspitaningrum, Rambert, Wowor: Gambaran kadar feritin ...

Tabel 8. Distribusi riwayat penyakit dahulu Riskesdas 2013 yang menyatakan


pasien menurut jenis kelamin prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih
tinggi dari perempuan (0,2%).13 Data ini
Riwayat Jenis kelamin berbeda dengan penelitian Tjekyan17
penyakit dahulu Laki-laki Perempuan dimana didapatkan penderita PGK berjenis
Hipertensi 17 12 kelamin perempuan lebih banyak dari pada
laki-laki (53% dan 47%), namun pada pada
Diabetes melitus 4 4
uji statistik tidak terdapat hubungan yang
Asam urat 8 7 bermakna antara kejadian PGK dengan
jenis kelamin. Penelitian Nurul Huda et
BAHASAN
al.18 melaporkan tidak ditemukan hubungan
Penelitian ini dilakukan terhadap
PGK dengan jenis kelamin pada
pasien PGK stadium 5 non-dialisis. Data
respondennya. Berdasarkan perbandingan
penelitian diambil secara langsung pada
tersebut dapat dilihat bahwa jenis kelamin
pasien PGK yang berada di Instalasi Rawat
kurang berpengaruh pada prevalensi
Inap (IRINA) dan pasien rawat jalan di
penyakit ginjal kronik.
Poliklinik Penyakit Dalam bagian
Pada tabel 5 terlihat 28 orang
Nefrologi-Hipertensi. Data ini mengguna-
mengalami peningkatan kadar feritin (80%)
kan catatan rekam medik yang telah
dan 7 orang memiliki kadar feritin normal
dikonfirmasi dengan pemeriksaan gejala
(20%). Hasil ini sesuai dengan penelitian
klinis maupun pemeriksaan penunjang di
Karaboyas et al.19 yang menyatakan feritin
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan
serum yang tinggi ialah prediktor dari
RS Advent Teling Manado. Sesuai dengan
morbiditas jangka pendek, mortalitas dan
kriteria inklusi yang telah ditentukan
berhubungan dengan petanda non besi lain
terdapat 35 pasien PGK stadium 5 non-
dari nutrisi dan inflamasi yang biasanya
dialisis.
meningkat pada penyakit ginjal kronik.
Pada Tabel 1 terlihat dari 35 pasien
Menurut Wiryani et al.20 terdapat perbedaan
yang terdiagnosis PGK stadium 5 non
kadar feritin berdasarkan kelompok umur
dialisis, jumlah pasien PGK tertinggi
dimana kadar feritin meningkat sesuai
terdapat pada kelompok usia 66-75 tahun
pertambahan umur dan berdasarkan jenis
yaitu sebanyak 13 orang (37,1%). Hasil ini
kelamin dimana kadar feritin lebih rendah
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
pada perempuan, namun pada penelitian ini
oleh Kim et al.14 terhadap 2356 warga
tidak ditemukan peningkatan kadar feritin
Korea dimana terjadi peningkatan kejadian
sesuai pertambahan umur. Keterbatasan
PGK dari 8,8% pada usia 35-44 tahun
feritin serum dalam menentukan status besi
menjadi 31% pada usia ≥65 tahun. Hal ini
dikarenakan feritin merupakan reaktan fase
bertentangan dengan data Riskesdas 2013
akut yang kadarnya berbeda tergantung
dimana jumlah pasien tertinggi terdapat
jenis kelamin. Pada hasil penelitian juga
pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%).13
dapat dilihat terdapat 7 pasien dengan
Prevalensi PGK meningkat seiring dengan
kadar normal. Kadar feritin yang normal
bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan
pada pasien dapat disebabkan oleh
pertambahan usia akan memengaruhi
beberapa faktor intervensi seperti
anatomi, fisiologi dan sitologi pada ginjal.15
pengobatan anemia dan asupan makan yang
Setelah usia 30 tahun, ginjal akan
dapat meningkatkan kadar feritin pasien.
mengalami atrofi dan ketebalan kortek
Pengobatan untuk anemia pada pasien PGK
ginjal akan berkurang sekitar 20% setiap
sendiri mencakup suplemen besi, asam
dekade. Hal ini terkait dengan perubahan
folat, epogen (eritropoietin α), dan
histologi jaringan parut ginjal.16
multivitamin. Pembentukan eritrosit
Pada Tabel 2 terlihat jumlah pasien
membutuhkan zat besi, asam folat, dan
terbanyak ialah laki-laki yaitu 21 orang
vitamin, sedangkan epogen menstimulasi
(60%). Hasil ini sesuai dengan data
sumsum tulang untuk menghasilkan
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

eritrosit.21 Hal ini sesuai dengan hasil disebabkan oleh asupan makanan yang
penelitian di BLUD RS Ratu Zalecha dikonsumsi dan tingkat kepatuhan pada
bahwa terapi anemia yang paling banyak pengobatan karena kurangnya pengawasan
digunakan ialah terapi eritropoietin α dari keluarga maupun praktisi medis seperti
(injeksi) dikombinasikan dengan vitamin B didukung oleh penelitian Ridlwan
kompleks pada pasien dengan kadar besi Kamaluddin et al.25 yang menyatakan
mencukupi. Terapi tersebut diberikan untuk faktor pendidikan, konsep diri,
mencegah kekurangan darah selama proses pengetahuan pasien, keterlibatan tenaga
hemodialisis.22 kesehatan dan keterlibatan keluarga
Saat pra-dialisis pada PGK, dampak mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
dari penyakit dalam bentuk fungsional dan mengikuti anjuran. Keterlibatan tenaga
kualitas hidup pasien yang berhubungan kesehatan merupakan usaha dalam
dengan kesehatan harus dipertimbangkan. memotivasi pasien untuk mengikuti
Penelitian menunjukkan bahwa perawatan anjuran.25 Untuk peningkatan kadar feritin
pra-dialisis yang memadai dan penerapan pada pasien rawat inap dapat disebabkan
intervensi yang dilakukan dapat meningkat- oleh intervensi pengobatan anemia dan
kan kualitas hidup pasien penyakit ginjal diet-diet yang yang diberikan pada pasien
kronik jika pasien didorong untuk dalam mendukung proses pengobatan
melakukan seluruh pengobatan. Terdapat 2 pasien.22,23
aspek pada manajemen diet yaitu, Pada Tabel 7 dan 8 terlihat bahwa
manajemen gizi dan pelaksanaan diet yang riwayat penyakit dahulu terbanyak pada
sesuai. Di dalam pelaksanaan diet terdapat pasien PGK ialah hipertensi baik pada
diet rendah protein, diet rendah kalori, dan pasien laki-laki maupun perempuan. Hasil
diet dengan menggunakan megastrol ini sesuai dengan penelitian Tjekyan17 dan
asetat.23 Brown et al.26 yang menyatakan bahwa
Tujuan dari diet pada pasien PGK ialah hipertensi merupakan faktor risiko yang
untuk memelihara status nutrisi yang baik, mempengaruhi perkembangan penyakit
memperlambat perkembangan PGK, dan ginjal kronik.
mengobati komplikasi. Kunci komponen
diet untuk memperlambat perkembangan SIMPULAN DAN SARAN
PGK ialah: mengontrol tekanan darah Berdasarkan hasil penelitian di
dengan mengurangi asupan sodium (Na), Poliklinik Nefrologi-Hipertensi dan IRINA
mengurangi asupan protein (jika Bagian Penyakit Dalam RSUP Prof. DR. R.
berlebihan) dan menangani diabetes. D. Kandou Manado dan RS Advent Teling
Dengan penurunan LFG, komplikasi dapat disimpulkan bahwa kadar feritin pada
menjadi lebih sering terjadi dan dapat pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non
bertambah parah. Komplikasi ini termasuk: dialisis meningkat.
malnutrisi, asidosis metabolik yang terjadi Disarankan meningkatkan jumlah
dikarenakan pengurangan ekskresi asam sampel penelitian untuk menghindari
(ion hidrogen), hiperkalemia, ketidak- terjadinya bias dalam penelitian dan
seimbangan mineral, gangguan tulang perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut.
(kalsium, fosfor, dan vitamin D), anemia
yang disebabkan oleh gangguan UCAPAN TERIMA KASIH
eritropoiesis dan penyakit kardiovaskular.24 Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Pada Tabel 6 terlihat pasien dengan Dr. dr. Arthur E. Mongan, MSc, SpPK dan
kadar feritin normal sebanyak 4 orang semua pihak yang baik secara langsung
merupakan pasien rawat jalan, sedangkan maupun tidak langsung telah
pasien dengan kadar feritin meningkat menumbuhkan ide atau gagasan dalam
terbanyak yaitu 15 orang merupakan pasien pemikiran penulis.
rawat inap. Kadar feritin normal yang
terdapat pada pasien rawat jalan dapat
Puspitaningrum, Rambert, Wowor: Gambaran kadar feritin ...

DAFTAR PUSTAKA 335.


1. Andrews NC. Disorders of iron metabolism. 11. Stenvinkel P. The role of inflammation in
N Engl J Med. 1999;341:1986-95. the anemia of end-stage renal disease.
2. Kee JL. Laboratory and diagnostic tests with Nephrol Dial Transplant.
nursing implication. In: Kapoh RP, 2001;16(7):36-40.
Kurnianingsih S,Widyastuti P, 12. Siallagan H, Rasmaliah D, Jemadi.
Chyaningrum R, Rahayu S, editors Karakteristik penderita gagal ginjal
Bahasa Indonesia. Pedoman kronik (GGK) yang dirawat inap di
Pemeriksaan Laboratorium & RS Martha Friska Medan tahun 2011.
Diagnostik (6th ed). Jakarta: EGC, 26 November 2012. [cited 5 April
2013; p. 194. 2016]. Available from:
3. Nakanishi T, Kuragana T, Nanami M, http://repository.usu.ac.id/handle/123
Otaki Y, Nonoguchi H, Hasuike Y. 456789/34544
Importance of ferritin for optimizing 13. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan
anemia therapy in chronic kidney Dasar: Riskesdas 2013. [cited tanggal
disease. Am J Nephrol. 2010;32:439- 19 Jan 2016]. Available from:
46. http://www.depkes.go.id
4. Bandiara R. Penatalaksanaan anemi 14. Kim S, Lim CS, Han DC, Kim GS, Chin
defisiensi besi pada pasien yang HJ, Kim SJ, et al. The prevalence of
menjalani hemodialisis. Workshop: chronic kidney disease (CKD) and the
“Registrasi Unit Dialisis SeJabar“ associated factor to CKD in urban
PPGII Jabar di Hotel Papandayan Korea; A population-based coss-
Bandung, 25 Februari 2003 [cited 19 sectional epidemiologic study. J
Jan 2016]. Available from: Korean Med Sci. 2009;24(1):S11-
http://pustaka.undap.ac.id S21.
5. Ombuh C, Rotty L, Palar S. Status besi 15. Prakash S, O’Hare AM. Interaction of
pada pasien penyakit ginjal kronik aging and CKD. Semin Nephrol.
yang sedang menjalani hemodialisis 2009;29(5):497-503.
di BLU RSU. Prof. Dr. R. D Kandou 16. Hsieh M, Power DA. Abnormal renal
Manado. eCl. 2013;1(1):6. function and electrolyte disturbances
6. Nurko S. Anemia in chronic kidney disease: in older people. Journal of Pharmacy
Causes, diagnosis, treatment. Practice and Research.
Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2009;39(3):230-4.
2006;73(3):289-97. 17. Tjekyan RMS. Prevalensi dan faktor risiko
7. Suwitra K. Penyakit ginjal kronik. In: penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.
Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Mohammad Hoesin Palembang
Alwi Idrus (Editor Bahasa Indonesia). Tahun 2012. MKS. 2014;46(4):275-
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 82.
II (5th ed). Jakarta: Interna 18. Huda MN, Alam KS, Rashid HU. Clinical
Publishing, 2009; p. 1035. study prevalence of chronic kidney
8. Babitt JL, Lin HY. Mechanism of anemia disease and its association with risk
in CKD. J Am Soc Nephrol. factors in disadvantageous
2012;23:1-4. population. HPC International Journal
9. Dmitrieva O, de Lusignan S, Macdougall of Nephrology. 2012:1-7.
IC, Gallagher H, Tomson C, Harris 19. Karaboyas A, Zee J, Morgestern H,
K, et al. Association of anaemia in Nolen JG, Hakim R, Zadeh KK, et
primary care patients with chronic al. Understanding the recent increase
kidney disease: cross sectional study in ferritin levels in United States
of quality improvement in chronic dialysis patients: Potential impact of
kidney disease (QICKD) trial data. changes in intravenous iron and
BMC Nephrology. 2013;14(24):1-9. erythropoiesis- Stimulating agent
10. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline dosing. Clin J Am Soc Nephrol.
for Anemia In Chronic Kidney 2015;10:1814-1821.
Disease. Journal of the International 20. Wiryani C, Suwitra K. Pengaruh vitamin
Society of Nephrology. 2012;2(4):1- C terhadap kadar serum feritin pada
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

pasien gagal ginjal kronik dengan 24. NKDEP. Chronic kidney disease (CKD)
hemodialisis reguler. Journal of and diet: Assessment, management,
Internal Medicine. 2010;11(2):69-76. and treatment treating CKD patients
21. Nurchayati S. Analisis faktor-faktor yang who are not on dialysis an overview
berhubungan dengan kualitas hidup Guide for dietitians. [cited 2016 Apr
pasien penyakit ginjal kronik yang 21]. Available from:
menjalani hemodialisis di Rumah http://www.niddk.nih.gov/health-
Sakit Islam Fatimah Cilacap dan information/health-communication-
Rumah Sakit Umum Daerah programs/nkdep/a-z/Documents/ckd-
Banyumas. [Tesis]. Depok: diet-assess-manage-treat-508.pdf
Universitas Indonesia; 2010. 25. Kamaluddin R, Rahayu E. Analisis
22. Sari NL, Srikartika VM, Intannia D. faktor-faktor yang mempengaruhi
Profil dan evaluasi terapi anemia pada kepatuhan asupan cairan pada pasien
pasien gagal ginjal kronik yang gagal ginjak kronik dengan
menjalani hemodialisa di BLUD RS hemodialisis di RSUD Prof. Dr.
Ratu Zalecha Martapura periode Juli- Margono Soekarno Purwokerto.
Oktober 2014. Jurnal Pharmascience. Jurnal Keperawatan Soedirman.
2015;2(1):65-71. 2009;4(1):20-31.
23. Champbell KL. Nutritional management 26. Brown LJ, Clark PC, Armstrong KA,
in pre-dialysis chronic kidney Liping Zhao, Dunbar SB.
disease: An investigation of methods Identification of modifiable chronic
for nutritional assessment and kidney disease risk factors by gender
intervention in pre-dialysis chronic in an African-American metabolic
kidney disease. [thesis]. Queensland: syndrome cohort. Nephrol Nurs J.
Queensland University of 2010;37(2):133-42.
Technology; 2007.

Anda mungkin juga menyukai