Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian
a. Identitas
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor
register, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
stress atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Identitas tersebut
digunakan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain dan
untuk mementukan resiko penyakit jantung koroner yaitu seorang perempuan,
umur 50 tahun
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Penderita dengan infark miokard akut mengalami nyeri dada, mual atau
pusing, sesak napas dan kesulitan bernapas.
c. Keluhan Utama
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada kiri seperti di tekan
benda berat 7 jam sebelum masuk rumah sakit, mual muntah
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pada bagian dada yang
dirasakan lebih dari 7 jam sebelum masuk rumah sakit, yang disertai rasa mual,
muntah,terdapat luka di dorsaliss pedis sinistra dengan pengakajian luka : panjang
10 cm, lebar 6 cm, kedalaman sampai tendon, 65% jaringan nekrotik, TD 128/78
mmHg, nadi 73 x/menit, pernapasan 17 x/menit, GDS 240 mg/dl, LDL 230
mg/dl, gambaran EKG : sinus rytme (SR) dan ST elevasi pada lead II,III, Avf.
P: Infark Miokard Akut
Q: Seperti tertimpa benda berat
R: Dada sebelah kiri
S:
T: 7 jam

e. Riwayat Penyakit Dahulu


Pada klien infark miokard akut perlu dikaji pernah mempunyai riwayat
diabetes mellitus sejak 7 tahun yang lalu, riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang
lalu, obesitas sejak remaja dan sudah menopause sejak 5 tahun yang lalu
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit

g. Riwayat Psikososial
Tidak ada riwayat Psikososial

h. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien IMA baik atau
compos mentis (CM) dan akan berubah sesuai tingkatan gangguan yang
melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
2. Tanda-Tanda Vital
Didapatkan tanda-tanda vital, suhu tubuh meningkat dan menurun,nadi
meningkat lebih dari 20 x/menit. (Huda Nurarif, Kusuma, 2015 : 25)
3. Pemeriksaan Fisik Persistem
a. Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien kompos mentis,. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
b.Sistem Penglihatan
Tidak ada masalah penglihatan.
c.Sistem Pernafasan
Biasanya pasien infark miokard akut mengalami, napas pendek, batuk,
perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan, bunyi napas tambahan
(krekels, ronki, mengi),mungkin menunjukkan komplikasi 9 pernapasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena romboembolitik
pulmonal, hemoptysis. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
d. Sistem Pendengaran
Tidak ditemukan gangguan pada sistem pendengaran(Bararah dan
Jauhar, 2013 : 123)
e. Sistem Pencernaan
mual muntah, (Bararah danJauhar, 2013 : 123)
f. Sistem Perkemihan
Tidak ada masalah di sistem perkemihan.
g. Sistem Kardiovaskuler
Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
h. Sistem Endokrin
Pasien infark miokard akut tidak terdapat gangguan pada sistem
endokrin. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
i. Sistem Muskuluskeletal
Biasanya pada pasien infark miokard akut terjadi nyeri, pergerakan
ekstremitas menurun dan tonus otot menurun.(Huda Nurarif dan
Kusuma,2015 : 25)
j. Sistem Integumen
Tidak terdapat masalah sistem integumen
k. Sistem Reproduksi
Tidak ditemukan gangguan pada sistem pendengaran (Bararah dan
Jauhar, 2013 : 124).
4. Pada pemeriksaan EKG
Sinus rytme (SR) dan ST elevasi pada lead II,III,Avf
5. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaannya adalah mengembalikan aliran darah
koroner untuk mnyelamatkan jantung dari infark miokard, membatasi luasnya
infark miokard, dan mempertahankan fungsi jantung.
Pada prinsipnya, terapi pada kasus ini di tujukan untuk mengatasi nyeri
angina dengan cepat, intensif dan mencegah berlanjutnya iskemia serta
terjadinya infark
miokard akut dan kematian mendadak. Oleh karena setiap kasus berbeda
derajat keparahan atau riwayat penyakitnya, maka cara terapi yang baik adalah
individualisasi dan bertahap, dimulai dengan masuk rumah sakit (ICCU)
danistirahat total (bed rest).
(Huda Nurarif dan Kusuma, 2015 : 25)
B.Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibatoklusi arteri koroner dengan
hilang atau terbatasnya aliran darah ke arah miokardium dan nekrosis dari
miokardium.11
Definisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain) :
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.Batasan
Karakteristik :Perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi
jantung, perubahan frekuensi pernapasan, laporan isyarat, diaphoresis, perilaku
distraksi (mis, berjalan mondarmandir mencari orang lain dan atau aktivitas lain,
aktivitas yang berulang), mengekspresikan perilaku (mis. Gelisah, merengek,
menangis), masker wajah (mis. Mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu focus meringis), sikap melindungi area nyeri, focus
menyempit (mis. gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan), indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan
posisi untuk menghindari nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil, melaporkan
nyeri secara verbal, gangguan tidur.Faktor yang Berhubungan :Agen cedera (mis.
biologis, zat kimia, fisik, psikologi)
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan initropik negative pada jantung karena
iskemia, cedera, atau infark pada miokardium, dibuktikan oleh perubahan tingkat
kesadaran, kelemahan, puisng, hilangnya nadi perifer, suara jantung abnormal,
gangguan hemodinamik, dan henti jantung paru. Definisi : Ketidak adekuatan darah
yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh Batasan
Karakteristik : Perubahan frekuensi/irama jantung : aritmia, bradikardi, takikardi,
perubahan EKG, palpitasi.Perubahan preload : penurunan tekanan vena sentral
(central venous pressure, CVP), penurunan tekanan arteri paru (pulmonary artery
wedge pressure, PAWP), edema, keletihan, peningkatan CVP, peningkatan PAWP,
distensi vena jugular, murmur, peningkatan berat badanPerubahan afterload : kulit
lembab, penurunan nadi perifer, penurunan resistansi vascular paru (pulmonary
vascular resistence, PVR), penurunan resistansivaskular sistemik (sistemik vascular
resistence, SVR), dyspnea, peningkatan PVR, peningkatan 12 SVR. Oliguria,
pengisian kapiler memanjang, perubahan warna kulit, variasi pada pembacaan
tekanan darah.Perubahan kontraktilitas : batuk, crackle, penurunan indeks jantung,
penurunan fraksi ejeksi, ortopnea, dyspnea paroksimal nocturnal, penurunan LVSWI
(left ventricular stroke work index), penurunan stroke volume index (SVI), bunyi S3,
Bunyi S4Perilaku/emosi : ansietas, gelisah Faktor yang Berhubungan :Perubahan
afterload, perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung, perubahan preload,
perubahan irama, perubahan volume sekuncup
3. Gangguan pertukaran gas yang b.d penurunan curah jantung yang ditunjukkan oleh
sianosis, pengisian kapiler yang terganggu, penurunan tekanan oksigen arteri (PaO2),
dan dyspnea.
Definisi : kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbon
dioksida pada membrane alveolar kapiler.Batasan Karakteristik :pH darah arteri
abnormal, pH arteri abnormal, pernapasan abnormal(mis. kecepatan, irama,
kedalaman), warna kulit abnormal (msi. Pucat, kehitaman), konfusi, sianosis (pada
neonatus saja), penurunan karbon dioksida, diaforesis, dyspnea, sakit kepala saat
bangun, hiperkapnia, hipoksemia, hipoksia, iritabilitas, napas cuping hidung, gelisah,
samnolen, takikardi, gangguan penglihatan.Faktor yang berhubungan :Perubahan
membrane alveolar kapiler, ventilasi perfusi

C. PATOFISIOLOGI

AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih
dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian
jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya. Iskemia yang
terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner / coronary artery
disease (CAD).Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk
dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplay darah
dan oksigen pada jantung) Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya
bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa
menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian
otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.

Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak
ditangani dengan cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati. Selain disebabkan
oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata infark juga bisa terjadi pada orang
dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner
berperan dalam beberapa kasus ini Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal
antara lain: mengkonsumsi obat-obatan tertentu; stress emosional; merokok; dan
paparan suhu dingin yang ekstrim Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami aterosklerotik sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa
menimbulkan infark jika terlambat dalam penangananya. Letak infark ditentukan juga
oleh letak sumbatan arteri koroner yang mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua
arteri koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri
bercabang menjadi dua yaitu Desenden Anterior dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri
koronaria Desenden Anterior kiri berjalan melalui bawah anterior dinding ke arah
afeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel,
sebagaian besar apeks, dan ventrikel kiri anterior. Sedangkan cabang sirkumpleks kiri
berjalan dari koroner kiri kearah dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang
disuplai meliputi atrium kiri, seluruh dinding posterior, dan sepertiga septum
intraventrikel posterior.Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi kanan
arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Bagian
jantung yang disuplai meliputi: atrium kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus AV,
septum interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan permukaan
diafragmatik ventrikel kiri. Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark
anterior kemungkinan disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri,
sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan.
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa dibedakan
menjadi infark transmural dan subendokardial.

Kerusakan pada seluruh lapisan miokardiom disebut infark transmural,


sedangkan jika hanya mengenai lapisan bagian dalam saja disebut infark
subendokardial. Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot
yang nekrosis akan kehilangan daya kotraksinya begitupun otot yang mengalami
iskemi (disekeliling daerah infark). Secara fungsional infark miokardium
menyebabkan perubahan-perubahan sebagai berikut: Daya kontraksi menurun;
Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menonjol keluar saat
yang lain melakukan kontraksi); Perubahan daya kembang dinding ventrikel;
Penurunan volume sekuncup; Penurunan fraksi ejeksi. Gangguan fungsional yang
terjadi tergantung pada beberapa factor dibawah ini: Ukuran infark à jika mencapai
40% bisa menyebabkan syok kardiogenik; Lokasi Infark àdinding anterior
mengurangi fungsi mekanik jantung lebih besar dibandingkan jika terjadi pada bagian
inferior; Sirkulasi kolateral à berkembang sebagai respon terhadap iskemi kronik dan
hiperferfusi regional untuk memperbaiki aliran darah yang menuju miokardium.
Sehingga semakin banyak sirkulasi kolateral, maka gangguan yang terjadi minimal;
Mekanisme kompensasi à bertujuan untuk mempertahankan curah jantung dan perfusi
perifer. Gangguan akan mulai terasa ketika mekanisme kompensasi jantung tidak
berfungsi dengan baik
D. Pathway
DAFTAR PUSTAKA
Bararah, Jauhar. 2013. ASUHAN KEPERAWATAN Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Huda Nurarif, Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Jakarta : MediAction Publishing.

Anda mungkin juga menyukai