Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT ALZHEIMER

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


Yang dibina oleh Bpk. Didin Wdyartono, SS, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh
Bakti Putra Setiawan
1601300050
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNYA. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Didin
Widyartono selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan
sehingga makalah dengan judul Penyakit Alzheimer ini dapat dselesaikan.
Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah membantu mensuport dalam
pembuatan makalah ini Dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak
mengalami kesulitan dan banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik saya
butuhkan guna perbaikan selanjutnya.

Penulis berharap penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


penulis juga bagi para pembaca.

Blitar, Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................1


1.2 RumusanMasalah .......................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian .................................................................................. 2


2.2 Etologi ....................................................................................... 3
2.3 Patologi ...................................................................................... 4
2.4 Pemeriksaan ...............................................................................5
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................7


3.2 Saran ......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

ii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar otak normal dan Alzheimer .................................................


2.2 Gambar usia .....................................................................................
2.3 Gambar neuron yang kusut ...............................................................
2.4 Gambar otak dengan Alzheimer .......................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang bisa diartikan demensia


yang berkaitan dengan perubahan patologis, dengan keluhan yang timbul adalah
gangguan dari fungsi intelektual yang tinggi atau bertambahnya labilitas
emosional. Terdapat disorientasi progresif, kehilangan daya ingat, dan gangguan
berbahasa yang menjadi indicator adanya disfungsi korteks yang berat dan dapat
berkembang menjadi demensia dengan bisu (Robbins&kumar:500).

Penyakit yang dapat menimbulkan kelumpuhan, terutama menyerang


orang yang berusia 65 keatas ini sekitar 10% orang dalam golongan umur tersebut
menderita penyakit Alzheimer. Penyakit ini cepat meluas dalam kalangan
populasi lanjut usia, dan diperkirakan pada tahun 2050 akan ada 14 juta penderita
penyakit ini (Wilson.1995:1003).

Pasien penderita penyakit Alzheimer kehilangan banyak neuron-neuron.


Selain itu juga mengalami kekusutan neurofibrilar

1. 2 Rumusan Masalah
A. Apa konsep dasar penyakit Alzheimer
1. 3 Tujuan Khusus
A. Memberi pemahaman dan wawasan tentang konsep penyakit
Alzheimer.
B. Menambah wawasan kepada pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat Tentang penyakit Alzheimer.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Konsep penyakit Alzheimer

2.1 Pengertian

Alzheimer merupakan penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan,


terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas. Pasien yang mengidap
penyakit Alzheimer mengalami banyak kehilangan neuron hipokamus dan korteks
tanpa adanya kehilanagn parenkim otak (Patofisiologi, edisi 4:1003).

Gambar 2.1 otak sehat dan otak alzheimer


https://www.google.co.id/search?q=kerusakan+otak+pada+penyakit+Alzheimer
Alzheimer memiliki karakteristik, pada umumya diawali dengan tanda
melemahnya ingatan hingga gangguan otak dalam melakukan penalaran,
perencanaan, pengambilan keputusan, dan berbahasa (alodokter.com/penyakit-
alzheimer).

Alzheimer adalah penyakit demensia progresif dengan matinya neuron


otak secara luas, terutama menyerang di area yang disebut nucleus basalis, pada
saraf di area ini berproyeksi di seluruh hemisfer serebril ke area otak yang
bertanggung jawab sebagai memori dan kognisi (Corwin, 2009:255). Menurut
Dr. Sofi kumala dewi, dkk, 2008 menjelaskan, “Alzheimer merupakan penyakit
degeneratife yang ditandai dengan penurunan daya ingat, intelektual, dan

2
kepribadian. Tidak bisa disembuhkan, pengobatan hanya untuk menghentikan
progresivitas penyakit dan meningkat kemandirian penderita”.

2.2 Etiologi

Penyakit Alzheimer hingga saat ini masih belum pasti apa penyebabnya.
Namun ada beberapa faktor risiko yang mengarah terhadap penyebab timbulnya
penyakit Alzheimer, yaitu:

a. Usia
Berkurangnya usia memang menjadi salah factor risiko utama seseorang
menderita penyakit Alzheimer. Namun sesungguhnya penyakit ini dapat
diderita oleh semua orang dan semua usia. 96% diderita oleh orang yang
berusia 40 tahun keatas (Dr. Iskandar Japardi, 2002). Semakin berkurangnya
usia seseorang, maka semakin banyak pula plak beta amiloid yang
dimilikinya.

Gambar2.2 Usia
https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-alzheimer/
b. Genetik
Genetik merupakan faktor kedua. Seseorang yang masih memiliki
hubungan keluarga dengan penderita Alzheimer, memiliki resiko dua kali
lipat untuk terkena Alzheimer. Pada umumnya penderita early onset
umumnya disebabkan faktor keturunan. Tetapi keseluruhan dari kasus ini
mungkin kurang dari 5% kasus Alzheimer. Sebagian penderita Down’s
Syndrom pada usia 40 tahun memiliki tanda-tanda neuropathologic
Alzheimer (Dr. Iskandar japardi, 2002)

3
c. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin penderita Alzheimer didominasi oleh kaum
wanita, tiga kali lipat dibandingkan dengan pria. Hal ini mungkin didasari
karena harapan hidup wanita lebih lama disbanding dengan pria (Dr. Iskandar
japardi, 2002)

2.3 Patologi

Berdasarkan temuan autopsi pada pasien yang mengidap penyakit


Alzheimer adalah kusutnya neuron secara luas, aksonnya saling bergabung
membentuk plak, yang biasa disebut plak senil. Plak senile sendiri terdiri dari sisa
terminal saraf mati, endapan alumunium, dan juga fragmen protein abnormal.
Fragmen protein mengandung bagian dari protein yang dikenal sebagai peptida
beta amiloid (abeta). Abeta adalah fragmen peptida yang berasal dari protein dan
menjangkau membran, lebih besar bisa disebut protein prekusor amiloid (APP).
Perubahan morfologis utama adalah autrofi nyata dengan menyempitnya girus dan
melebarnya ulkus. Lebih jelas pada lobus frontalis dan temporalis (Corwin,
2009:256).

Gambar 2.3 neuron yang kusut


http://otak-super.blogspot.com/2015/04/penyebab-alzheimer.html

Secara mikroskopik, otak penderita Alzheimer mengalami perubahan yang


meliputi kerusakan berat neuron korteks dan hipokampus, serta adanya
penimbunan amiloid dalam pembuluh darah intracranial. Terdapat juga

4
perubahan morfologis. Perubahan morfologis memiliki dua cirri khas lesi yang
pada akhirnya berkembang menjadi degenerasi soma (badan) akson dan dendrite
neuron. Tanda lesi pada penyakit Alzheimer yaitu terjadi kekusutan
neurofibrilaris, struktur intraselular berisikan serat kusut, melintir, terdiri dari
protein yang disebut protein tau. Di dalam system saraf pusat, protei tau dipelajari
sebagai penghambat pembentuk structural yang terikat dan menstabilkan
mikrotubulus juga komponen penting dari sitokleton sel neuronal. Di dalam
neuron mikrotubulus membentuk struktur sebagai pembawa zat-zat makan juga
molekul lain dari badan sel menuju akson, sehingga membentuk jembatan yang
memnghubungkan dengan neuron lain. Seseorang yang menderita penyakit
Alzheimer, pada neuronnya terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau. Dengan
kolapsnya transport internal, kematian sel diakibatkan karena hubungan
interselular yang pertama kali tidak berfungsi, berkembangnya penyakit
Alzheimer bersamaan dengan terjadinya neuron yang kusut dan rusaknya neuron
(Ishara dkk, 1999)

Gambar 2.4 otak dengan Alzheimer


http://nitanegara.blogspot.co.id/2015/06/kenali-alzheimer.html

2.4 Pemeriksaan Penunjang


a. Neuropatologi
Tanpa adnya konfirmasi neuropatologi diagnose definitif tidak dapat
ditegakkan yang secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris,
seringkali berat otaknya bekisar 1000 gr.
Penelitian mengungkapkan atropi menonjol pada bagian lobus temporalis, anterior
frontal, sedangkan kortek oksipital, kortek motorik primer, system somato
sensorik tetap utuh (jenis, 1937)

5
Kelainan-kelainan pada penyakit Alzheimer terdiri dari:
1. Neurofabrillary tangles (NFT)
2. Plak senile
3. Degenerasi neuron
4. Perubahan vakuoler
5. Lewy body
b. Neuropsikologik
Alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Tujuan daripemeriksaan
ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya gangguan pada fungsi kognitif
umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Selain itu juga
bertujuan menilai dari fungsi bagian otak yang berbeda seperti gangguan memori,
kehilangan ekspresi, kalkulasi, pengertian, dan kemampuan berbahasa (Dr.
Iskandar Japardi, 2002:8)
Evaluasi dari pemeriksaan neuropsikologik yang sistematis penting karena:
a. Mengidentifikasi kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh
demensia dari berbagai sebab.
The Consortum to Establish a Registry for Alzheimer Disease
(CERALD) menyajikan prosedur penilaian dengan mempergunakan alat
batrey yang bermanifestasi pada gangguan kognitif.

c. CT scan dan MRI


Sebuah metode untuk melihat kwantifikasi perubahan jaringan otak pada
penderita Alzheimer. Pemeriksaan ini berperan juga sebagai menyingkirkan
kemungkinan demensia lainya selain pada penyakit Alzheimer seperti multiinfark
dan tumor otak. Cerebral atrofi difus dengan membesarnya sulci koltika dan
ukuran ventrikel yang membesar. Luasnya atrofi diukur menggunakan
pengukuran linier, khususnya diameter dari bifrontal dan bicaudate dan diameter
dari ventrikel ketiga dan lateral (www.academia.edu)

6
BAB 3

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Berdasarkan pembhasan diatas penyakit Alzheimer merupaka penyakit


demensia yang dapat menimbulkan kelumpuhan pada otak menurunnya daya
ingat yang terjadi pada orang yang berusia diatas 65 tahun. Namun tidak menutup
kemungkinan penyakit ini dapat menyerang anak-anak. Alzheimer penyakit yang
belum diketahui penyebab pastiya. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi.

3. 2 Saran

Sebagai seorang calon perawat harus memahami tentang perubahan pada


seorang yang menderita penyakit Alzheimer. Mengetahui cara penanganan pada
pasien karena perubahan baik itu dari kognitif dan motorik mempengaruhi
aktivitas pasien.

7
Daftar Rujukan

A. Prince, Sylvia M. Wilson, Lorraine.1995.Patofiologi konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit.Jakarta:EGC

Corwin, E.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC

http://otak-super.blogspot.com/2015/04/penyebab-alzheimer.html. Diakses pada


tanggal 5 oktober 2016

http://penyakitalzheimer.com/penyebab-penyakit-alzheimer/. Diakses pada


tanggal 5 oktober

http://www.academia.edu/9323326/PANDUAN_MAHASISWA_KEPERAWAT
AN, Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
http://www.alodokter.com/penyakit-alzheimer. Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
http://www.pasiensehat.com/2015/03/memahami-penyakit-alzheimer.html. Diakses
pada tanggal 5 oktober 2016

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-alzheimer/. Diakses pada tanggal 5 oktober


2016

https://www.google.co.id/search?q=kerusakan+otak+pada+penyakit+Alzheimer.
Diakses pada tanggal 5 oktober 2016

Kumar, dan Robbins.1995.Buku Ajar Patologi II.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai