MAKALAH
Disusun oleh
Bakti Putra Setiawan
1601300050
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNYA. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Didin
Widyartono selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan
sehingga makalah dengan judul Penyakit Alzheimer ini dapat dselesaikan.
Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah membantu mensuport dalam
pembuatan makalah ini Dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak
mengalami kesulitan dan banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik saya
butuhkan guna perbaikan selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
1. 2 Rumusan Masalah
A. Apa konsep dasar penyakit Alzheimer
1. 3 Tujuan Khusus
A. Memberi pemahaman dan wawasan tentang konsep penyakit
Alzheimer.
B. Menambah wawasan kepada pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat Tentang penyakit Alzheimer.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2
kepribadian. Tidak bisa disembuhkan, pengobatan hanya untuk menghentikan
progresivitas penyakit dan meningkat kemandirian penderita”.
2.2 Etiologi
Penyakit Alzheimer hingga saat ini masih belum pasti apa penyebabnya.
Namun ada beberapa faktor risiko yang mengarah terhadap penyebab timbulnya
penyakit Alzheimer, yaitu:
a. Usia
Berkurangnya usia memang menjadi salah factor risiko utama seseorang
menderita penyakit Alzheimer. Namun sesungguhnya penyakit ini dapat
diderita oleh semua orang dan semua usia. 96% diderita oleh orang yang
berusia 40 tahun keatas (Dr. Iskandar Japardi, 2002). Semakin berkurangnya
usia seseorang, maka semakin banyak pula plak beta amiloid yang
dimilikinya.
Gambar2.2 Usia
https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-alzheimer/
b. Genetik
Genetik merupakan faktor kedua. Seseorang yang masih memiliki
hubungan keluarga dengan penderita Alzheimer, memiliki resiko dua kali
lipat untuk terkena Alzheimer. Pada umumnya penderita early onset
umumnya disebabkan faktor keturunan. Tetapi keseluruhan dari kasus ini
mungkin kurang dari 5% kasus Alzheimer. Sebagian penderita Down’s
Syndrom pada usia 40 tahun memiliki tanda-tanda neuropathologic
Alzheimer (Dr. Iskandar japardi, 2002)
3
c. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin penderita Alzheimer didominasi oleh kaum
wanita, tiga kali lipat dibandingkan dengan pria. Hal ini mungkin didasari
karena harapan hidup wanita lebih lama disbanding dengan pria (Dr. Iskandar
japardi, 2002)
2.3 Patologi
4
perubahan morfologis. Perubahan morfologis memiliki dua cirri khas lesi yang
pada akhirnya berkembang menjadi degenerasi soma (badan) akson dan dendrite
neuron. Tanda lesi pada penyakit Alzheimer yaitu terjadi kekusutan
neurofibrilaris, struktur intraselular berisikan serat kusut, melintir, terdiri dari
protein yang disebut protein tau. Di dalam system saraf pusat, protei tau dipelajari
sebagai penghambat pembentuk structural yang terikat dan menstabilkan
mikrotubulus juga komponen penting dari sitokleton sel neuronal. Di dalam
neuron mikrotubulus membentuk struktur sebagai pembawa zat-zat makan juga
molekul lain dari badan sel menuju akson, sehingga membentuk jembatan yang
memnghubungkan dengan neuron lain. Seseorang yang menderita penyakit
Alzheimer, pada neuronnya terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau. Dengan
kolapsnya transport internal, kematian sel diakibatkan karena hubungan
interselular yang pertama kali tidak berfungsi, berkembangnya penyakit
Alzheimer bersamaan dengan terjadinya neuron yang kusut dan rusaknya neuron
(Ishara dkk, 1999)
5
Kelainan-kelainan pada penyakit Alzheimer terdiri dari:
1. Neurofabrillary tangles (NFT)
2. Plak senile
3. Degenerasi neuron
4. Perubahan vakuoler
5. Lewy body
b. Neuropsikologik
Alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Tujuan daripemeriksaan
ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya gangguan pada fungsi kognitif
umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Selain itu juga
bertujuan menilai dari fungsi bagian otak yang berbeda seperti gangguan memori,
kehilangan ekspresi, kalkulasi, pengertian, dan kemampuan berbahasa (Dr.
Iskandar Japardi, 2002:8)
Evaluasi dari pemeriksaan neuropsikologik yang sistematis penting karena:
a. Mengidentifikasi kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh
demensia dari berbagai sebab.
The Consortum to Establish a Registry for Alzheimer Disease
(CERALD) menyajikan prosedur penilaian dengan mempergunakan alat
batrey yang bermanifestasi pada gangguan kognitif.
6
BAB 3
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
7
Daftar Rujukan
http://www.academia.edu/9323326/PANDUAN_MAHASISWA_KEPERAWAT
AN, Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
http://www.alodokter.com/penyakit-alzheimer. Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
http://www.pasiensehat.com/2015/03/memahami-penyakit-alzheimer.html. Diakses
pada tanggal 5 oktober 2016
https://www.google.co.id/search?q=kerusakan+otak+pada+penyakit+Alzheimer.
Diakses pada tanggal 5 oktober 2016