Anda di halaman 1dari 4

3.

1 Computed Tomography Scan (CT-Scan)


Perkembangan CT-Scan dimulai pada tahun 1972 oleh Sir Godfrey Hounsfield yang
merupakan seorang ilmuwan dari Inggris, sekarang dikenal luas sebagai seorang penemu CT-Scan.
Godfrey merupakan orang yang pertama kali menemukan metode aplikasi Computed
Tomography. Penelitian CT-Scan pertama kali adalah menggunakan radioisotop sebagai sumber
pengukuran transmisi (Soediatmoko, 2011).
CT-Scan telah mengalami perkembangan, dimulai dari CT-Scan generasi I yang
menggunakan detektor tunggal dan menghasilkan sinar-X berbentuk pensil (pencil beam),
membutuhkan waktu 4-5 menit untuk menghasilkan gambar, hingga CT-Scan generasi VIII yang
menggunakan dua buah tabung sinar-X (Dual Source) dan terhubung pada dua buah detektor.
Dalam pemakaian sehari-hari CT-Scan generasi VIII digunakan untuk menentukan jenis bahan
atau zat, sedangkan untuk pemeriksaan di rumah sakit CT-Scan yang digunakan adalah CT-Scan
generasi VII. Dimana generasi VII ini menggunakan multi array detector atau multi slice CT
(MSCT), pada generasi VII dapat memperoleh data proyeksi yang lebih banyak dan juga irisan
yang lebih tebal sehingga menjadi lebih efisien (Sirait, 2017). Perbedaan pada generasi I dan
generasi VII dapat dilihat seperti Gambar 3.1:

(a) (b)

Gambar 3.1.(a) CT-Scan generasi I dan (b) CT-Scan generasi VII (Syahputra, 2017)

Penggunaan peralatan CT-Scan saat ini sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit
secara komprehensif (luas dan lengkap), karena dapat melihat dalam beberapa proyeksi gambaran,
seperti potongan axial, coronal maupun sagital. Selain itu, CT-Scan juga digunakan untuk melihat
gambar 3D suatu organ serta dapat melihat pembuluh darah tanpa tindakan bedah (Syahputra,
2017).
Komponen-komponen pada CT-Scan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian :
1. Unit Scanning yaitu gantry dengan tabung sinar-X dan sistem detektor.
2. Meja pasien.
3. Image prOsteonessor untuk merekonstruksi gambar.
4. Konsol yang berfungsi untuk mempresentasikan interface antara manusia dengan mesin
dan dirancang untuk multifungsi. Konsol menjadi unit konstrol semua prosedur
pemeriksaan dan juga digunakan untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan.
Pembagian komponen-komponen pada CT Scan dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2:

Gambar 3.2 CT-Scan 64 Slice (Syahputra, 2017).

3.1.1 Sistem dan Manfaat Penggunaan CT-Scan


Peralatan CT-Scan terdiri dari tiga bagian yaitu sistem pemrosesan citra, sistem komputer
dan sistem kontrol. Pertama, sistem pemrosesan citra merupakan bagian yang secara langsung
berhadapan dengan obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas sumber sinar-X, sistem
kontrol, detektor dan akuisisi data. Sinar-X merupakan radiasi yang merambat lurus yang dapat
menembus zat padat dengan daya tembus tinggi. Untuk mengetahui seberapa banyak sinar-X yang
dipancarkan ke tubuh pasien, maka dalam peralatan ini juga dilengkapi sistem kontrol yang
mendapat input dari komputer.
Bagian keluaran dari sistem pemrosesan citra, adalah sekumpulan detektor yang dilengkapi
sistem akuisisi data. Detektor adalah alat untuk mengubah radiasi sinar-X menjadi besaran listrik.
Susunan detektor yang dipasang tergantung pada tipe generasi CT-Scan. Fungsi dari detektor
adalah mengidentifikasi intensitas sinar-X setelah melewati obyek. Dengan menggunakan sistem
akuisisi data maka data-data dari detektor dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem akuisisi data
terdiri dari sistem pengkondisi sinyal dan interface (antarmuka) analog ke komputer.
Rekonstruksi dilakukan dengan cara saling menambah antar elemen matrik. Metode ini
disebut juga dengan metode back projection. Metode ini menggunakan pixel-pixel yang kecil dari
suatu irisan melintang. Kemudian pixel-pixel ini disusun menjadi sebuah profil dan terbentuklah
sebuah matrik (Ramadhani, 2006).
CT-Scan memiliki kemampuan untuk memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan,
pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT-Scan dapat digunakan untuk mendiagnosa
permasalahan berbeda seperti :
1. Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
2. Pendarahan di dalam otak (cerebral vascular accident)
3. Batu ginjal
4. Inflammed Appendix
5. Stroke Iskemik
6. Sinusitis
3.1.2 Prinsip Kerja CT-Scan
Tujuan utama CT-Scan adalah untuk menghasilkan gambaran secara serial dengan
menggunakan metode tomografi, serta untuk mendapatkan gambaran yang tajam dan bebas
superpOsteonisi dari kedua struktur di atas dan di bawahnya. Adapun sinar-X yang mengalami
atenuasi (penyerapan) akan menembus obyek dan diteruskan ke detektor yang mempunyai sifat
yang sangat sensitif dalam menangkap perbedaan atenuasi dari sinar-X yang kemudian mengubah
sinar-X tersebut menjadi sinyal listrik, kemudian sinyal listrik tersebut diperkuat oleh
photomultiper tube sinar-X. Sinyal-sinyal listrik tersebut diubah dalam bentuk digital oleh Analog
Digital Conventer (ADC), yang kemudian masuk ke dalam sistem komputer selanjutnya Data
Acquisition System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau
numerik. Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau
logaritma yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar
monitor berupa irisan tomografi dari obyek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image
yaitu skala dari kehitaman dan keputihan dari gambar (Sirait, 2017).

Anda mungkin juga menyukai