Anda di halaman 1dari 11

Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Seksualitas

Sub Pokok Bahasan :

 Pengertian Remaja
 Pengertian Seks, Seksualitas dan

Perilaku Seksual
 Minat Seks dan Perilaku Seks Remaja
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Seks Remaja


 Perilaku Seks dan Akibatnya Pada

Remaja
 Upaya Penanggulangan Perilaku Seks

Remaja

Siswa-siswi kelas VIII A atau Unggulan di SMP Negeri 1 Sidayu Gresik

Hari / Tgl Pertemuan : 25 Juni 2011

Waktu Pertemuan : 60 Menit

I. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan ini di harapkan siswa-siswi

tidak lagi mempunyai persepsi yang salah tentang seksualitas dan tidak

melakukan perilaku seks yang belum sepantasnya mereka lakukan.

Tujuan Khusus

1. Mendefinisikan pengertian remaja, seks, seksualitas dan perilaku

seksual

2. Mendefinisikan tentang minat seks dan perilaku seks remaja


Lampiran 7

3. Mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks

remaja, perilaku seks dan akibatnya pada remaja serta upaya

penanggulangan perilaku seks remaja

II. Langkah-langkah

Materi :

Pengertian Remaja

Periode remaja merupakan periode strum dan drung, yaitu

peralihan masa anak-anak menuju masa dewasa yang penuh gejolak.

Remaja adalah usia antara 11-24 tahun dan belum menikah yang

dibagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja

pertengahan (16-18 tahun) dan remaja akhir (19-23 tahun).

Masa remaja merupakan masa dimana seorang mengalami

periode pematangan fisik, mental, emosi dan sosial.

Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju

dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Masa akil balig ini umumnya

pada anak perempuan usia 11-12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki

usia 13-14 tahun.

Masa remaja adalah suatu tahap antara anak-anak dengan masa

dewasa ini mununjukkan masa awal dari pubertas sampai tercapainya

pematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada laki-laki dan usia

12 tahun pada perempuan. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu

budaya ke budaya lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu

dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.


Lampiran 7

Masa ini juga disebut sebagai pubertas yakni masa ketika seorang

anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual.

Pada masa pubertas terjadi perubahan yang sangat mencolok dan

membutuhkan penyesuaian diri terhadap tuntutan sosial.

Tabel 2.1 : Perubahan Pada Masa Remaja


Usia 10-14 tahun Usia 15-19 tahun
Tubuh (Biologis)

1. Alat kelamin membesar 1. Melanjutkan pertumbuhan dan


2. Mulai tumbuh jerawat kematangan organ-organ seks
3. Anak perempuan : 2. Tumbuh rambut di sekitar alat
a. Sel telur mulai matang dan kelamin, ketiak dan wajah
siap untuk menstruasi 3. Perubahan suara
b. Buah dada mulai tumbuh dan 4. Bahu melebar tapi pinggul tidak
pinggul melebar 5. Tinggi dan berat badan
c. Punya kemampuan untuk bertambah dengan pesat
hamil 6. Umumnya laki-laki mulai lebih
4. Anak laki-laki : cepat pertumbuhannya diban-
a. Otot mulai membesar ding perempuan
b. Mulai memproduksi sperma
c. Mulai mengalami mimpi basah
Perasaan

1. Mulai menunjukkan perasaan 1. Perasaan mempengaruhi dan


yang berubah-ubah mendorong perilaku (Marah →
2. Kebingungan menghadapi Mengurung diri → Berkelahi)
perubahan Tubuh dan Persaan 2. Mulai bereaksi berdasarkan akal
sehat (Sebab-Akibat)
3. Memperhatikan penampilan
4. Mulai menentang / mempersoal-
kan aturan-aturan
Pikiran

1. Sedang belajar menguasai 1. Mulai mengembangkan nilai-nilai


beberapa keterampilan pribadi
2. Menilai perilaku sebagai baik- 2. Mulai berpikir lebih abstrak
buruk 3. Ingin lebih mandiri
3. Bereaksi (Positif atau Negatif)
ter-hadap pujian atau hukuman
4. Mulai beralih dari pemikiran
konkrit ke abstrak
5. Cenderung menahan perasaan
6. Cenderung terbuka pada pikiran-
Lampiran 7

pikiran baru
7. Berusaha membuat keputusan-
keputusan
Identitas

1. Meniru perilaku teman sebaya 1. Mempunyai pandangan menge-


(Sesama jenis kelamin) nai diri sendiri yang dipengaruhi
2. Mulai mempelajari perbedaan oleh lingkungan
antar teman 2. Mulai mempersoalkan identitas
3. Cenderung berkumpul dengan sebagai seorang laki-laki atau
teman sebaya (Sesama jenis perempuan
kelamin) 3. Mulai berhadapan dengan
4. Perempuan cenderung mengu- tekanan dari berbagai pihak
tamakan hubungan saling (Keluarga dan pasangan)
menyayangi antar teman, laki-laki
cenderung bersaing
5. Kepercayaan diri banyak
dipengaruhi orang lain
6. Sangat memperhatikan
penampilan fisik
Keluarga

1. Masih menghabiskan lebih 1. Mulai beralih dari keluarga dan


banyak waktu dengan keluarga mulai mencari tempat menyendiri
tetapi mulai mendekati teman 2. Mulai beralih dari keluarga
sebaya kepada teman sebaya
2. Pada umumnya masih 3. Dapat menjadi meninggalkan
mempunyai hubungan dengan keluarga karena sejumlah alasan
keluarga (Studi, aktivitas tertentu atau
bekerja)
Perilaku Seks

1. Mulai tertarik pada lawan jenis 1. Daya tarik terhadap seks


2. Tertarik pada perkembangan meningkat sehingga ada
tubuh apalagi dibandingkan kemungkinan memulai hubungan
dengan teman sebaya seks dan melakukan perilaku
3. Dapat mulai melakukan seks yang tidak aman atau
masturbasi berisiko tinggi (Ganti-ganti
4. Mulai mencoba-coba dalam pasangan, pergi ke pekerja seks,
perilaku seks tidak memakai kondom)
2. Laki-laki mulai lebih banyak
mencoba-coba perilaku seks
dibandingkan perempuan

Sosial

1. Secara bertahap mulai 1. Teman sebaya dapat sangat


mengalihkan perhatian dari mempengaruhi perilaku misalnya
Lampiran 7

keluarga pada teman penampilan perilaku seks,


2. Mulai melihat wawasan lebih luas penyalahgunaan NAPZA dll
di luar lingkungan keluarga 2. Keluarga mempengaruhi
3. Selalu ingin diterima teman pendidikan, karir, agama dan
sebaya nilai-nilai

Sumber : Devepmentally Based Interventions and Strategies : Promoting


Reprodutive Health and Reducing Risk Among Adolescence.
Tijuana A.James-Traore,MSW. Focus on Young Adults, February
2001

Pengertian Seks, Seksualitas Dan Perilaku Seksual

Seks adalah pembagian atau perbedaan jenis kelamin antara laki-

laki dan perempuan yang telah ditentukan oleh Tuhan, disebut sebagai

kodrat Tuhan maka fungsinya tidak bisa diubah.


Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut perasaan,

pikiran dan perilaku berkaitan dengan seks atau jenis kelamin, organ-

organ seks dan hubungan antara jenis kelamin. Seksualitas mencakup

pengalaman dan ekspresi seksual yang dipengaruhi oleh gender, identitas

seksual, identitas gender, orientasi seksual, “ eroticism ”, sikap dan nilai,

perilaku dan praktek, emosi yang terkait dan proses reproduksi.

Seksualitas remaja banyak berkaitan dengan pubertas. Tidak seluruhnya

sekaligus dialami oleh seorang remaja. Pada dasarnya seksualitas adalah

hasil penjumlahan dari faktor biologis, psikologis, sosial ekonomi, budaya,

etik dan agama.


Perilaku seksual adalah perilaku yang mengungkapkan dengan

tindakan apa yang dirasakan erotik oleh idividu. Ungkapan ini bervariasi

mulai dari menulis puisi untuk mengungkapkan perasaan sayang, berkata-

kata manis, membelai, memegang tangan, memeluk, mencium sampai


Lampiran 7

dengan meraba bagian tubuh yang peka atau sensitif, menggesekkan alat

kelamin (petting) dan berhubungan kelamin.


Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya

dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari

bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, menggesekkan alat

kelamin (petting) sampai berhubungan seks.


Perilaku seks atau dorongan seksual bisa diekspresikan dalam

berbagai perilaku namun tentu saja semua perilaku merupakan ekspresi

dorongan seksual ada yang aman ada yang tidak aman, baik psikis

maupun sosial setiap perilaku seksual memiliki konsekuensi berbeda.

Perilaku seks aman adalah perilaku seks tanpa mengakibatkan

terjadinya pertukaran cairan vagina dengan cairan sperma, misalnya

dengan bergandengan tangan dan berciuman dengan batas yang wajar.

Sementara berhubungan seks tanpa menggunakan kondom bukan

merupakan perilaku seks yang aman dari kehamilan dan PMS (Penyakit

Menular Seksual).

Minat Seks Dan Perilaku Seks Remaja

Karena meningkatnya minat pada seks, remaja selalu berusaha

mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Oleh karena itu, remaja

mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh,

misalnya karena hygiene seks di sekolah atau perguruan tinggi,

membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, atau

mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, bercumbu atau

berhubungan seksual. Pada akhir masa remaja sebagian besar remaja


Lampiran 7

laki-laki dan perempuan sudah mempunyai cukup informasi tentang seks

guna memuaskan keingintahuan mereka.

Seringkali terjadi perbedaan pengertian antara perilaku seksual

dengan hubungan seksual. Perilaku seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal

yang melulu negatif. Padahal tidak demikian halnya, perubahan dan

perkembangan yang terjadi pada masa remaja dipengaruhi oleh

berfungsinya hormon-hormon seksual (testosteron untuk laki-laki,

progesteron dan estrogen untuk perempuan). Perilaku seksual merupakan

perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Remaja

Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual

remaja :

1. Perspektif Biologis

Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan

hormonal dapat menimbulkan perilaku seksual.

2. Pengaruh Orang tua

Kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan

remaja dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya

penyimpangan perilaku seksual.

3. Pengaruh Teman Sebaya

Pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga

munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma

kelompok sebaya.
Lampiran 7

4. Perspektif Akademik

Remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah

cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan

remaja dengan prestasi baik di sekolah.

5. Perspektif Sosial Kognitif

Kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengembalian

keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di

kalangan remaja.

Perilaku Seks Dan Akibatnya Pada Remaja

Remaja dapat mulai berperilaku seks seperti berpacaran,

berpegangan tangan, berciuman dengan pasangan, melakukan onani /

masturbasi atau bahkan mencoba hubungan seks. Seringkali remaja

berperilaku seks beresiko karena tidak punya cukup pengetahuan

mengenai akibat-akibatnya. Beberapa akibat yang dapat terjadi.

1. Kehamilan

Bila sel telur pada perempuan sudah mulai matang, maka perempuan

sudat hamil. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan

kehamilan bila dilakukan pada masa subur perempuan. Kehamilan di

usia dini dapat mengakibatkan masalah fisik (kerguguran, perdarahan,

bayi lahir sebelum waktunya), psikologis (malu, takut, bingung) dan

ekonomi (belum siap mempunyai anak dan keluarga). Banyak remaja

kemudian mengakhiri kehamilan atau menggugurkan kandungan


Lampiran 7

dengan cara-cara yang tidak aman yang dapat mengakibatkan

kemandulan, perdarahan bahkan kematian.

2. Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV

Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila

dilakukan dengan orang yang sudah tertular salah satu Penyakit

Menular Sesual (PMS). Ada banyak sekali jenis penyakit menular

seksual dari yang paling ringan sampai yang paling berbahaya seperti

Sipilis atau Gonorea. Laki-laki dan perempuan sama-sama beresiko

tertular. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks

adalah HIV yang dapat mengakibatkan sakit berkepanjangan dan

kematian yang sampai saat ini belum ada obat untuk

menyembuhkannya.

Upaya Penanggulangan Perilaku Seksual Remaja

1. Tindakan Preventif

Dapat dilakukan dengan cara internal dan eksternal

a. Secara Internal

Artinya mengupayakan melakukan pencegahan oleh diri remaja itu

sendiri, antara lain dengan meningkatkan kepercayaan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengupayakan

mengenal diri dan menanamkan kepercayaan pada diri dengan

cara mengidentifikasi minat, bakat, potensi dan menyalurkannya

pada aktivitas positif dalam mengisi waktu luang.

b. Secara Eksternal
Lampiran 7

Artinya pencegahan yang dilakukan oleh pihak di luar diri remaja

antara lain oleh orang tua, lingkungan masyarakat, lembaga

pendidikan atau sekolah dan lembaga-lembaga lainnya.

2. Tindakan Preservatif

Dalam langkah ini, orang tua dan masyarakat berupaya memotivasi

anak remaja dengan cara mempertahankan dan mengembangkan

kondisi-kondisi yang positif yang telah dimiliki remaja atau yang telah

dilakukan remaja.

3. Tindakan Rehabilitatif

Disini orang tua, guru dan masyarakat secara proaktif mengidentifikasi

kondisi remaja di lingkungannya.

4. Tindakan Korektif

Dalam hal ini orang tua memberikan penanganan yang efektif dan

tepat atas gangguan yang dialami remaja.

KEGIATAN

No. KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN WAKTU


PESERTA
Lampiran 7

I. Pembukaan : 5 Menit
1. Menjelaskan maksud pertemuan Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran Mendengarkan

II. Penyajian Materi : 50 Menit


1. Menjelaskan pengertian seks, seksualitas Mendengarkan
dan perilaku seksual
2. Menjelaskan tentang minat seks dan Mendengarkan
perilaku seksual remaja
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempe- Mendengarkan
ngaruhi perilaku seks remaja, perilaku
seks dan akibatnya pada remaja serta
upaya penanggulangan perilaku seks
remaja
4. Mempersilahkan peserta bertanya Bertanya
5. Menjawab pertanyaan peserta Mendengarkan

III. Penutup : 5 Menit


1. Melakukan evaluasi singkat Bertanya
2. Menutup pertemuan dan memberi salam Menjawab salam

EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab dan memberikan

kuesioner posttest pada responden.

Anda mungkin juga menyukai

  • LoketPendaftaran
    LoketPendaftaran
    Dokumen3 halaman
    LoketPendaftaran
    jatinunggal pkm
    100% (1)
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 7
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen11 halaman
    Lampiran 7
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Halaman Belakang
    Halaman Belakang
    Dokumen16 halaman
    Halaman Belakang
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen9 halaman
    Bab 4
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • KECEMASAN
    KECEMASAN
    Dokumen4 halaman
    KECEMASAN
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Tabulasi Silang Umur Dengan Kecemasan
    Tabulasi Silang Umur Dengan Kecemasan
    Dokumen4 halaman
    Tabulasi Silang Umur Dengan Kecemasan
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen13 halaman
    Cover
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 5
    Lampiran 5
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 5
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • KECEMASAN
    KECEMASAN
    Dokumen4 halaman
    KECEMASAN
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen2 halaman
    Bab 6
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Kece Masan
    Kece Masan
    Dokumen1 halaman
    Kece Masan
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • jAdWal Kti
    jAdWal Kti
    Dokumen1 halaman
    jAdWal Kti
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen2 halaman
    Book 1
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen11 halaman
    Lampiran 7
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka New
    Daftar Pustaka New
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka New
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 7
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka New
    Daftar Pustaka New
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka New
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen34 halaman
    Bab 2
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen1 halaman
    Bab 7
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • LAmpiran
    LAmpiran
    Dokumen18 halaman
    LAmpiran
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bagian Depan
    Bagian Depan
    Dokumen18 halaman
    Bagian Depan
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen13 halaman
    Cover
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kegiatan
    Jadwal Kegiatan
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kegiatan
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Lembar Revisi
    Lembar Revisi
    Dokumen5 halaman
    Lembar Revisi
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Penelitian
    Jadwal Penelitian
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Penelitian
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    teguh karisma anugeraha
    Belum ada peringkat