Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI

A. DEFINISI
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan unuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil
laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemeberian pengobatan, pemberian dan
pemantauan pengobatan, serta penentuan prognosis.
Laboratorium Rumah Sakit Ar Royyan yang didirikan tahun , merupakan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit yang berwewenang dan tanggung jawab di bidang penyediaan
sarana dan prasarana pelayanan laboratorium. Dalam pelaksanaan tugas sehari–hari berada di
bawah pembinaan Kepala Instalasi Penunjang Diagnostik. Laboratorium dipimpin oleh
seorang dokter spesialis patologi klinik (Penanggung Jawab Laboratorium). Kegiatan instalasi
Laboratorium mencakup Jasa Pelayanan dan Pendidikan. Pelayanan Laboratorium Rumah
Sakit Ar Royyan tersedia untuk rawat jalan, rawat inap dan laboratorium 24 jam. Seiring
dengan visi dan misi Rumah Sakit dan dalam rangka mewujudkan pelayanan laboratorium
yang bermutu, diperlukan suatu Pedoman Pelayanan laboratorium.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan laboratorium adalah kegiatan Instalasi Laboratorium yang


meliputi pemeriksaan laboratorium bahan Pemeriksaan (BP) dalam rangka peyaringan,
diagnostik dan prognostik suatu penyakit untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan Medical
Check Up (MCU). Laboratorium Rumah Sakit Ar Royyan juga melayani permintaan
pemeriksaan dari para dokter praktek swasta, praktisi umum dari rumah sakit lain.

BAB III
TATA LAKSANA

A. Pendaftaran dan Pencatatan


1. Rawat Jalan dan UGD
a. Pendaftaran pasien rawat jalan dilayani oleh laboratorium pusat sentral atau IGD
b. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus disertai formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi data identifikasi pasien lengkap, nama
ruangan/poloklinik, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis pasien dan
jenis pemeriksaan yang diminta, lemgkap dengan bukti pembayaran yang sudah
dilakukan.

2
c. Spesimen diambil dari pasien sesuai dengan kebutuhan dan jenis pemeriksaan.
d. Spesimen darah, sekret mata diambil langsung oleh petugas.
e. Spesimen urinbe, feces dan sputum langsung ditampung oleh paisen tersebut dalam
wadah penampungan spesimen yang telah diberi label oleh petugas.
f. Spesimen sekret vagina diambil oleh petugas poliklinik kebidanan dan diserahkan
ke laboratorium.
g. Spesimen rectal swab diambil oleh dokter/perawat poliklinik atau ruang rawat inap.
h. Spesimen dipisahkan menurut kebutuhan pemeriksaan dan diberikan kepada
petugas masing - masing.
i. Untuk pemeriksaan yang belum dapat dilakukan di Rumah Sakit Ar Royyan akan
dirujuk ke laboratorium rujukan, spesimen diberi label dan dilampiri formulir
rujukan kemudian dberikan kepada petugas khusus laboratorium.
j. Prosedur pendaftaran rawat jalan tercantum dalam :
- SOP Alur Permintaan Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan.
- SOP pengiriman Spesimen Rawat jalan dan UGD.
- SOP Rujukan Pemeriksaan Laboratorium.
2. Rawat Inap
a. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus disertai formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi data identifikasi pasien lengkap, nama
ruangan/poliklinik, nama dan paraf dokter pengirim, keterangan klinis pasien dan
jenis pemeriksaan yang diminta.
b. Pasien disipkan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta (sesuai dengan
protap pemeriksan spesimen laboratorium).
c. Spesimen diberi identitas pasien dan dicatat pada buku ekspedisi.
d. Spesimen dan formulir permintan pemeriksaan diserahkan ke petugas.
e. Laboratorium pelayanan gawat darurat.
f. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta
sesuai dengan formulir permintaan.
g. Spesimen dipisahkan menurut kebutuhan pemeriksaan dan diberikan kepada
petugas masing - masing.
h. Untuk pemriksan yang belum dapat dilakukan di Rumah Sakit Ar Royyan akan
dirujuk ke laboratorium rujukan, spesimen diberi label dan dilampiri formulir
rujukan kemudian diberikan kepada petugas khusus laboratorium.
i. Prosedur pendaftaran rawat inap tercantum dalam :
- SOP Alur Permintaan Pemeriksaan Pasien Rawat Inap.
- SOP pengiriman Spesimen Rawat Inap.
- SOP Rujukan Pemeriksaan Laboratorium.

B. Pengambilan Spesimen
Spesimen
Jenis
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa :
- Serum - Swab Tenggorok
- Plasma - Swab Rektum
- Darah ( Whole Blood)- Sekret ( uretra,vagina,mata,telinga)
- Urine - Cairan (pleura,bronchus,ascites,otak)
- Tinja - Bilasan Lambung
- Dahak/Sputum - Sum – sum tulang
- Pus - Kerokan kulit
- Sperma - Kuku
- Muntahan - Rambut, dll

3
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari spesimen manusia atau dapat berupa bahan
pemeriksan yang berasal dari lingkungan (non klinis), misalnya sisa makanan,
sisa bahan toksikologi, air, udara, makanan dan minuman, usap alat makanan, alat masak, alat
medis, dll.
Persiapan
1. Persiapan pasien secara umum
a. persiapan untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal : untuk pemeriksaan
tertentu, pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum pengambilan darah (tabel 3.1),
pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pk. 07.00 – 09.00.

Tabel 3.1 Pemeriksaan Yang Perlu Puasa


Pemeriksaan Lama Puasa
Glukosa Puasa 10-12 jam
Tes Toleransi Glukosa (TTG) Puasa 10-12 jam
Trigliserida Puasa 12 jam
Asam Urat Puasa 10-12 jam
VMA Puasa 10-12 jam
Insulin Puasa 8 jam
C-peptide Puasa 8 jam
Gastrin Puasa 12 jam
Aldosteron Puasa 12 jam
Homocystein Puasa 12 jam
Lp(a) Puasa 12 jam
PTH Intact Puasa 12 jam
ApoB Dianjurkan puasa 12 jam
Disadur dari Good Laboratory Practice, Depkes 2008

b. Menghindari obat – obatan sebelum spesimen diambil


- Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat sebelum pengambilan
spesimen
- Untuk pemeriksaan dengan spesimen urine, tidak minum obat 72 jam sebelum
pengambilan spesimen
- Bila pemberian obat tidak memungkinkan untuk diberhentikan, harus diberitahukan
kepada petugas laboratorium ( misalnya : obat anti diabetes diminum sebelum
pengambilan spesimen untuk pemeriksaan glukosa 2 jam PP)
c. Menghindari aktivitas fisik/olahraga sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan posisi tubuh
Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari peribahan posisi, dianjurkan pasien
duduk tenang minimal 15 menit sebelum diambil darah
e. Memperhatikan variasi diurnal
Beberapa pemeriksaan dipengaruhi oleh variasi diurnal, misalnya ACTH, Renin,
Aldosteron, Dll. Harus diperhatikan pengambilan spesimen sesuai variasi diurnalnya
(sore atau pagi hari)
2. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
a. Diet

4
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan secara
langsung maupun tidak langsung misalnya:
- Pemeriksaan gula darah dan trigliserida
Pemeriksaan ini dipengaruhi langsung oleh makanan dan minuman kecuali air putih
tawar
- Pemeriksaan LED, aktifitas enzim, Fe dan trace element
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh makana dan minuman. Hal ini
akan berpengaruh pada reaksi dalam proses pemeriksaan sehngga hasilnya menjadi
tidak benar.
b. Obat – obatan
Obat yang diberikan secara oral maupun cara lain akan menyebabkan terjadi respon tubuh
terhadap obat tersebut. Selain itu, pemberian obat secara intramuskuler akan menimbulkan
jejas pada otot, sehingga mengakibatkan enzim dalam sel otot masuk ke dalam darah,
selanjutnya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, antara lain Creatin Kinase (CK),
Lactic Dehidrogenase (LDH). Obat – obat yang sering digunakan dan dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Daftar Obat dan Pemeriksaan Yang Dipengaruhi


Nama Obat Pemeriksaan yang Dipengaruhi
Diuretik Hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah akan
meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan
Hb, Ht,Lekosit, Trombosit, Elektrolit. Pada pemeriksaan urine akan
terjadi pengenceran
Cafein Sama dengan diuretik
Thiazid Glukosa darah TTG, Ureum darah
Pil KB (hormone) LED, kadar hormone
Morfin Enzim hati (SGOT,SGPT)

Fenobarbital Gamma GT

Efedrin Pemeriksaan narkoba urine (amphetamin dan metamfetamin)


Asetosal Pemeriksaan koagulasi (PT,ApTT)
Vitamin C Analisis kimia urine
Obat anti Glukosa darah dan urine
Diabetika
Kortikosteroid Hitung eosinofil dan TTG
Disadur dari Good Laboratory Practice, Depkes 2008

c. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu
yang diperiksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1 jam hanya dengan merokok 1-5 batang,
yaitu peningkatan asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron, dan kortisol.
Ditemukan peningkatan Hb pada perokok kronik. Perubahan lambat terjadi pada hitung
lekosit, lipoprotein, aktivitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam
berat.

5
d. Alkohol
Alkohol menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat beberapa kadar analit.
Perubahan cepat terjadi dalam waktu 24 jam setelah konsumsi alkohol, yaitu peningkatan
kadar glukosa, laktat, asam urat, dan asidosis metabolik. Perubahan lambar berupa
peningkatan enzim SGOT,SGPT, trigliserida, kortisol dan MCV eritrosit.
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh antara kompartemen
di dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan
perubahan kadar hormon sehingga terjadi perbedaan yang besar antara kadar glukosa di
arteri dan vena, terjadi perubahan konsentrasi gas darah, kadar asam urat,
kreatinin,aktifitas CK, SGOT, LDH, LED, H, hitung sel darah dan produksi urine.
f. Ketinggian (altitude)
Terjadi perubahan yang nyata sesuai dengan tinggi rendahnya daratan terhadap permukaan
laut, antara lain CRP, B2 globulin, HT, Hb, dan asam urat. Adaptasi terhadap perubahan
ketinggian daratan memerlukan waktu harian dan berminggu – minggu.
g. Demam
Pada waktu demam akan terjadi :
- Peningkatan kadar gula darah pada awal demam, sehingga terjadi peningkatan
insulin yang akan menyebabkan penurunan kadar gula pada tahap lebih lanjut.
- Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam, terjadi peningkatan
asam lemak bebas dan benda – benda keton karena penggunaan lemak meningkat
pada demam lama.
- Lebih mudah menemukan parasit malaria di dalam darah.
- Lebih mudah mendapatkan biakan bakteri positif.
- Reaksi anamnestik akan meningkatkan titer widal.
h. Trauma
Trauma dengan perdarahan hebat menyebabkan penurunan kadar substrat dan aktivitas
enzim. Pada tingkat lebih lanjut terjadi peningkatan kadar ureum, kreatinin dan enzim
enzim otot (CK, SGOT, CPK).
i. Variasi Circadian rythyme
Perubahan kadar zat yang dipengaruhi waktu dapat bersifat linear (lurus) seperti umur,
dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus bulanan (menstruasi) dan
musiman.
Beberapa contoh variasi diurnal :
- Fe serum, pada sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari
- Glukosa, insulin mencapai puncaknya pada siang hari sehingga bila dilakukan Tes
Toleransi Glukosa pada siang hari, hasilnya akan lebih tinggi dari pada pagi hari
- Enzim, aktivitas enzim diukur berfluktuatif, bergantung pada kadar hormon yang
berbeda dari waktu ke waktu
- Jumlah eosinofil lebih rendah pada malam sampai pagi haridibandingkan pada siang
hari
- Kortisol, pada pagi hari lebih tinggi dari pada malam hari
- Kalium, pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari
j. Umur

6
Kadar Hb dan hitung eritrosit, alkali fosfatase akan berubah dengan pola tertentu
sesuai dengan pertambahan umur.
k. Ras
Jumlah lekosit, kreatinin, kadar Vit B-12, aktifitas CK dan amylase berbeda antara ras
Caucasia, Asia, dan Afrika.
l. Jenis Kelamin
Fe serum, Hb, Aktivitas CK, kreatinin berbeda antara pria dan wanita, tetapi perbedaan
ini tidak terlalu bermakna setelah usia 65 tahun.
m. Kehamilan
Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) yang dimulai pada
minggu ke 10 kehamilan, terus meningkat sampai minggu ke 35 kehamilan. Volume urine
meningkat 25% pada trisemester 3.

3. Pemberian penjelasan kepada pasien sebelum pengambilan spesimen, mengenai prosedur


yang akan dilakukan dan meminta persetujuan pasien. Untuk pemeriksaan tertentu harus
tertulis dalam bentuk informed consent.
Pengambilan
1. Peralatan
Secara umum syarat peralatan adalah sbb :
- Bersih
- Kering
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Terbuat dari bahan yang tidak mengubah analit dalam spesimen
- Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya
- Pengambilan spesimen untuk biakan atau bersifat invasif harus menggunakan peralatan
steril dan sekali buang.
2. Wadah
Syarat wadah spesimen :
- Terbuat dari gelas/plastik
- Tidak bocor/merembes
- Harus dapat ditutup rapat
- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi sifat – sifat analit dalam spesimen
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Botol berwarna coklat/gelap digunakan untuk menampung spesimen dengan analit yag
mudah terurai oleh sinar matahari
- Wadah steril digunakan untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan antibiotic
- Wadah spesimen sputum, urine dan tinja harus menggunakan wadah bermulut lebar
dan berlulut ulir
3. Antikoagulan/Pengawet
Antikoagulan adalan zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel darah membeku.
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar analit yang akan
diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu tertentu.
Kesalahan dalam pemakaian antikoagulan atau pemakaian bahan pengawet akan
berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Beberapa contoh penggunaan antikoagulan dapat

7
dilihat pada SOP pengambilan spesimen laboratorium dan SOP pengiriman, penyimpanan
dan pengawetan BP.
4. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pagi hari, namun ada beberapa
pemeriksaan yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalan
penyakit dan fluktuasi harian, sbb :
- Demam Tifoid : untuk pemeriksaan biakan darah paling baik diambil saat demam dan
pada minggu I demam, sampel urine dan tinja dilakukan pada minggu ke II dan III.
Untuk pemeriksaan serologi IgM anti Salmonella, sebaiknya setelah minggu ke 5
demam. Pemeriksaan widal dilakukan pad fase akut dan penyembuhan (minggu I dan
IV)
- Pemeriksaan biakan bakteri dan uji kepekaan sebaiknya diambil sebelum pemberian
antibiotika
- Pemeriksaan Mikrofilaria : sebaiknya dilakukan pengambilan sampel pada malam hari
(pk 20.00-23.00 WIB)
- Pemeriksaan malaria : sebaiknya ampel diambil saat demam atau menggigil
- Pemeriksaan tuberculosis : dahak diambil pagi hari segera setelah banngun tidur
5. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan dahulu lokasi pengambilan yang tepat
sesuai jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :
- Spesimen untuk spesimen yang menggunakan darah vena biasanya diambil dari vena
mediana cubiti di daerah siku
- Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan atau
arteri fermoralis di lipat paha
- Spesimen darah kapiler dewasa diambil dari ujung jari tengah atau jari manis bagian
tepi, pada bayi diambil di daerah tumit1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga
dewasa atau bayi
Tempat yang dipilih tidah boleh cyanosis, pucat dan pengambilan tidak boleh di lengan
yang sedang terpasang infus

6. Volume
Volume spesimen harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta dan
dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume spesimen dapat dilihat pada SOP
Pengambilan Sampel Laboratorium dan SOP Pengiriman, penyimpanan dan pengawetan
BP.
7. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar agar pemeriksaan yang
dilakukan sesuai dengan keadaan pasien sebenarnya. Teknik pengambilan spesimen dapat
dilihat pada SOP Pengambilan Spesimen.
Pengambilan spesimen di ruang rawat inap dilakukan oleh perawat ruangan. Pengambilan
spesimen rawat jalan dilakukan oleh analis di laboratorium. Pengambilan spesimen khusus
( swab tenggorok, swab luka, apus vagina, apus mata, cairan pleura,bilasan bronchus,
cairan otak, cairan ascites, sum – sum tulang, cairan sendi, jaringan tubuh dll ) diambil
oleh dokter spesialis sesuai bidang ilmunya.

8
Prosedur pengambilan spesimen dapat dilihat di SOP Pengambilan Spesimen.
A. Pemberian Identitas
Setiap spesimen yang berasal dari rawat jalan atau rawat inap wajib memiliki identitas
yaitu nama, nomor rekam medis, ruangan/poli. Bila sudah dilakukan pendaftaran di
administrasi laboratorium, spesimen harus diberi label.
Prosedur pemberian identitas dapat dilihat pada SOP Identifikasi Spesimen Laboratorium.
B. Pengelolaan Spesimen
Setiap spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang mengandung
antikoagulan/pengawet yang sesuai dengan jenis dan jenis pemeriksaannya. Bila
memerlukan penanganan khusus, misalnya disimpan pada suhu tertentu harus dilakukan
sesuai prosedur.
Prosedur pengelolaan spesimen dapat dilihat pada SOP Pengambilan Spesimen dan SOP
Penanganan dan Penyimpanan Spesimen.
C. Distribusi Spesimen
Distribusi spesimen yang sudah dilengkapi identitas pasien (Nama, No RM, dan
ruangan) dari ruang rawat inap ke laboratorium harus sesegera mungkin dan diantar oleh
perawat atau petugas laboratorium menggunakan kotak pengantaran spesimen
laboratorium.
Distribusi spesimen dari pendaftaran laboratorium ke masing-masing ruang analisis sudah
harus menggunakan label.
Prosedur Distribusi Spesimen dapat dilihat pada SOP Distribusi Spesimen.
D. Pemeriksaan/Analisis Spesimen
Pemeriksaan/analisis spesimen dilakukan di ruang analis, dilakukan oleh analis sesuai
kompetensinya.
E. Verifikasi Hasil
Verifikasi hasil pemeriksaan dilakukan bertahap :
Tahap 1 oleh analis di ruang analisis, tahap 2 oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik atau
analis senior bila di luar jam kerja.
Verifikasi hasil harus memperhatikan kelayakan sampel, kelayakan peralatan dan reagen,
kesesuaian analit dengan keterangan klinis pasien, hasil sebelumnya dan kondisi khusus
pasien.
Prosedur verifikasi hasil dapat dilihat pada SOP Prosedur Pelayanan Laboratorium dan
SOP Pelaporan Hasil Laboratorium.

F. Pencetakan Hasil
Hasil pemeriksaan yang sudah melalui verifikasi tahap 2 kemudian dicetak.
Prosedur pencetakan hasil laboratorium dapat dilihat pada SOP Prosedur Pelayanan
laboratorium dan SOP Pelaporan Hasil Laboratorium.
G. Penyerahan Hasil dan Pencatatan/Pengarsipan
Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien rawat jalan atau kepada perawat di ruang
rawat inap. Untuk pemeriksaan tertentu yang sangat confidential, misalnya pemeriksaan
anti HIV.
9
Hasil pemeriksaan diberikan kepada tim VCT yang selanjutnya akan memberikannya
kepada pasien secara langsung desertai konseling.
Penyerahan hasil pemeriksaan dari laboratorium ke ruang rawat inap atau kepada pasien
rawat jalan harus selalu disertai dengan buku ekspedisi.
Prosedur penyerahan hasil dapat dilihat pada SOP Pengambilan Hasil Pemeriksaan.
H. Troubleshooting Hasil yang Tidak Sesuai
Bila didapatkan hasil yang tidak sesuai atau meragukan, maka harus dilakukan
penelusuran penyebab mulai dari tahap pra analitik sampai dengan post analitik, kemudian
dilakukan tindakan untuk mengatasi, apakah dengan mengulang pemeriksaan secara
manual, pengulangan bahan pemeriksaan atau bila perlu validasi/konfirmasi pemeriksaan
dengan laboratorium rujukan.
Prosedur penanganan masalah hasil dapat dilihat pada SOP Prosedur Pelaporan Hasil
Laboratorium.
I. Rujukan
Pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium Rumkit MAWAR atau yang
memerlukan validasi/konfirmasi hasil akan dirujuk ke Laboratorium rujukan yang dipilih
sesuai kriteria SOP Pengiriman Spesimen Rujukan dan SOP Kriteria pemilihan
Laboratorium Rujukan.
J. Rentang Nilai Rujukan
Rentang nilai rujukan untuk masing – masing jenis pemeriksaan dibuat dan
dicantumkan dalam hasil cetak laboratorium. Evaluasi terhadap nilai rentang niali rujukan
dilakukan berkala oleh tim mutu laboratorium.
K. Nilai Kritis
Beberapa pemeriksaan mempunyai nilai kritis yang harus segera dilaporkan oleh
petugas laboratorium. Nilai kritis beberapa pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini :

Tabel 4.1 DAFTAR NILAI KRITIS


Jenis Pemeriksaan Nilai Rendah Nilai Tinggi
HEMATOLOGI
HGB < 7 g/dL > 20 g/dl
HGB (neonatus) < 9,5 gr/dl > 22 g/dl
White Blood Cell (WBC < 2x103 /mm3 > 30x103/mm3
Count)
HCT < 20% > 60%
HCT (neonatus) < 33 Vol % > 70 Vol %
Platelet adult < 40x103/mm3 > 10.000x103/mm3

10
APTT (Activated Platelet None > 78 detik
Thromboplastin Time)
PT (Promtrombin Time) - INR >36 or>30 detik
atau 3x kontrol
Bleeding Time - >15 min

KIMIA KLINIK
Bilirubin dewasa - >15 mg/dl
Bilirubin, neonastus - >13 mg/dl
Ureum 2 mg/dl >80 mg/dl
Kreatinin 0,4 mg/dl 2,8 mg/dl
Glukosa, dewasa < 70 mg/dl >300 mg/dl
Glukosa, neonatus < 30 mg/dl None
Kalium, dewasa < 2,5 mEq/L >6,5 mEq/L
Kalium, neonates < 2,5 mEq/L > 6,0 mEq/L

Natrium < 120 mEq/L >155 mEq/L


Klorida < 80 mEq/L >120 mEq/L
IMUNOLOGI
Anti HIV Negatif Positif
HbsAg Negatif Positif
Anti HBs Negatif Positif
Laboratory and Diagnostic Test Handbook
Gaedeke, RN, MSN, CCRN, S.

Alur Pelaporan :
Petugas laboratorium melaporkan bila ada nial kritis kepada DPJP. Bila DPJP tidak
bisa dihubungi maka hasil disampaikan perawat watnap/watlan. Meliputi nama, No RM,
nilai kritis yang dilaporkan. Petugas lab akan mencatat laporan tersebut, jam lapor dan nama
penerima laporan di buku pelaporan nilai kritis.
Perawat ruangan akan melaporkan kepada DPJP, mencatat laporan di formulir
integrasi, yang tercatat isi laporan, jam lapor, oleh petugas lab siapa, sudah lapor ke DPJP
jam berapa. DPJP akan menindak lanjuti sesuai kasus.
Alur Pelaporan Nilai Kritis dapat dilihat pada SOP pelaporan nilai kritis.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

Harapan penyusunan pedoman pelayanan laboratorium adalah agar pelayanan


laboratorium dapat dilakukan sesuai standar dan pedoman yang berlaku sehingga
laboratorium dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal kepada pasien di
Rumah Sakit Ar Royyan.

DITETAPKAN DI : INDRALAYA
TANGGAL : NOVEMBER 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT AR-ROYYAN

Dr.H.A.Restu Iman, MKR,Sp.PD,KKV,Finacim


NIK. 140570.110.115

12
13

Anda mungkin juga menyukai