Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama samawi terakhir yang dirisalahkan melalui
Rasulullah saw.. Karena Islam sebagai agama terakhir dan juga sebagai
penyempurna ajaran-ajaran terdahulu, maka sangat bisa dipahami, jika Islam
merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur
kehidupan umatnya, melalui kitab suci al-Qur’an. Allah swt.memberikan petunjuk
kepada umat manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam
yang kafah atau sempurna.
Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori
yaitu Hablum Minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan)
dan Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia).Allah menghendaki
kedua hubungan tersebut seimbang walaupunHablumminannas lebih banyak di
tekankan. Namun itu semua bukan berarti lebih mementingkan urusan
kemasyarakatan, namun hal itu tidak lain karenaHablumminannas lebih komplek
dan lebih komprehensif. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis terdorong
untuk memahami ayat-ayat alquran tentang kemasyarakatan dengan perantara
tafsir.Dan penulis ingin memaparkan tafsir dari ayat-ayat alquran yang
berhubungan dengan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakahistilah masyarakat menurut Al-Qur’an?
2. Bagaimanakah menjadi masyarakat yang baik menurut Al-qur’an?
3. Apakah tujuan dan manfaat masyarakat menurut Al-quran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui istilah masyarakat Menurut Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui bagaimana menjadi masyarakat yang baik menurut
Al-quran.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat masyarakat menurut Al-quran.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Menurut Al-Qur’an
Istilah masayarakat dapat dilihat dari adanya berbagai istilah lain yang
dapat dihubungkan dengan konsep pembinaan masyarakat,seperti istilah ummat,q
aum, dan lain sebagainya. Istilah ummat dapat dijumpai di banyak surah padaAl-
Qur’an salah satu surah itu ialah surah Al-imran ayat 110 yang berbunyi :











Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik”.(QS. Ali Imran : 110)
Kata ummah pada ayat tersebut, berasal dari kata amma,yaummu yang
berarti jalan dan maksud. Dari asal kata tersebut, dapat diketahui bahwa
masyarakat adalah kumpulan orang yang memiliki keyakinan dan tujuan yang
sama, menghimpun diri secara harmonis dengan maksud dan tujuan bersama.
Selanjutnya, dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an, masyarakat
diartikan sebagai semua kelompok yang dihimpun oleh persamaan agama, waktu,
tempat baik secara terpaksa maupun kehendak sendiri.Inti dari pendapat- pendapat

2
tersebut, adalah bahwa masyarakat tempat berkumpulnya manusia yang
didalamnya terdapat sistem hubungan, aturan serta pola- pola hubungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.1

B. Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an yang Membicarakan Tentang Masyarakat


1. Surat Al-Hujurat Ayat 10-13:





Artinya :“(10). Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat.”














1
http://kampungtafsir.blogspot.co.id/2008/03-konsep-umat-dalam-islam.html(diunduh hari
jumat,01/04/2016:15:37 WIB)

3
Artinya :“(11). Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-
olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu
mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-
gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim.”











Artimya : “(12). Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati?Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya.Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.”





4





Artinya : “(13). Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
4. Arti kata Mufradat

ْ‫ َي ْسخ َْر‬: Mengolok- olok ‫س ْوا‬ َّ ‫َلتَ َج‬


ُ ‫س‬ : Janganlah kalian
ْ َ ‫ت َ ْل ِم ُز ْو‬
‫ال‬ : Janganlah kalian mencari-cari
kesalahan
mencela

ْ‫َب ُز ْواْْتَن ََال‬ :Janganlah kalian


ْْ‫َل َي ْغتَب‬ : Janganlah
menggunjing
saling memanggil

ِ ‫ِباْلَ ْلقَا‬
ْ‫ب‬ : Dengan gelar – ُ‫َك ِر ْهت ُ ُم ْو ْه‬ : Kalian merasa jijik
kepadanya
gelar yang buruk

5. Makna Ijmali.
a. Makna Ijmali Ayat 10
Dalam ayat 10 allah swt.memberikan bimbingan dan menerangkan bahwa
perdamaian itu sebagaimana wajib dilakukan antara dua kelompok,maka wajib
pula antara dua orang yang bersaudara.sesudah itu,allah menyuruh orang orang
mu’min supaya merendahkan diri di hadapan-Nya,dengan harapan agar allah
merahmati mereka apabila mereka mematuhi Allah dan tidak melanggar
perintahnya.2

2
Ahmad Mushtafa Al-Maraghy,Tafsir Al-Maraghy Juz 26,(Semarang Toha Putra,1986),h.219

5
b. Makna Ijmali Ayat 11
Setelah allah swt.menyebutkan apa yang patut dilakukan oleh seorang mu’min
terhadap allah swt maupun terhadap nabi saw.dan terhadap orang yang tidak
mematuhi allah dan nabi-nya serta bermaksiat kepadanya,yaitu orang yang
fasik,maka allah menerangkan pula apa yang patut dilakukan oleh seorang
mu’min terhadap mu’min yang lainnya.allah menyebutkan pula menyebutkan
bahwa tidak sepattutnya seorang mu’min mengolok-olok orang mu’min lainnya
atau mengejeknya dengan celaan atau hinaan,dan tidak patut pula memberinya
gelar yang menyakitkan hati.alangkah buruknya perbuatan tersebut.
Dan barang siapa yang tidak bertaubat setelah ia melakukan perbuatan
seperti itu,maka ia berbuat buruk terhadap dirinya sendiri dan melakukan dosa
besar.
Diriwayatkan,bahwa ayat ini turun mengenai delegasi dari tamim,mereka
mengejek orang-orang fakir dari sahabat nabi saw.seperti ammar,shuhaib,bilal,kha
bab,salman alfarisi dan salim,bekas budak abu hudzaifah di hadapan orang orang
lain.sebab,mereka melihat orang-orang itu keadaanya compang camping.
Dan ada pula yang meriwayatkan bahwa ayat ini turun mengenai
shafiyah binti huyai bin akhtab ra.dia dating kepada rasulallah saw.lalu
berkata:sesungguhnya kaum wanita itu berkata kepadaku:hai wanita yahudi,anak
perempuan orang yahudi.maka rasulallah saw.berkata kepadanya:tidakkah kau
katakan ayahku,harun,dan pamanku,musa dan suamiku Muhammad.3
c. Makna Ijmali Ayat 12.4
Allah swt.mendidik hamba-hamba-Nya yang mu’min dengan kesopanan-
kesopanan,yang jika mereka pegang teguh,maka akan menumbuhkan rasa cinta
dan persatuan diantara mereka.diantarnya kesopanan yang tersebut sebelum ayat
ini,dan diantaranya lagi yang allah sebutkan disini,yaitu perkara perkara besar
yang menambah kuatnya hubungan dalam masyarakat islam.yaitu:
1) menghindari prasangka yang buruk terhadap sesama manusia dan
menuduh mereka berkhianat pada apapun yang mereka ucapkan dan
yang mereka lakukan.karena sebagian dari buruk sangka dan tuduhan

3
Ibid.h.219
4
Ibid.h.224

6
tersebut semata mata dosa,maka hendaklah kita banyak mengindari hal
yang seperti ini.
Ada sebuah riwayat yang di riwayatkan oleh umar ra.bahwa ia
berkata:janganlah sekali kali kamu menyangka suatu perkataan yang keluar dari
saudaramu yang mu’min kecuali sebagai sesuatu yang baik.karena,kamu masih
mendapatkan tempat yang baik untuk kata-kata itu.
2) Jangan mencari-cari keburukan dan aib orang lain.
3) Jangan sebagian mereka menyebut sebagian yang lain dengan hal-hal
yang mereka tidak sukai tanpa sepengetahuan mereka.syari’telah
mengumpamakan orang yang melakukan ghibah(penggunjing) sebagai
orang yang memakan daging bangkai saudaranya karena kejinya
perbuatan itu.
Menurut tafsiran qatadah:sebagiamana kamu tidak suka memakan mayat
yang terhantar sekiranya kamu mendapatkannya,maka demikian pula janganlah
kamu suka memakan daging saudaramu itu selagi ia masih hidup.
c. Makna Ijmali Ayat 13
Setelah allah swt.melarang pada ayat-ayat lalu mengolok-olok sesama
manusia dan menghina dan memanggil dengan panggilan dan gelar-gelar yang
buruk,maka disini allah menyebutkan ayat yang lebih menegaskan lagi larangan
tersebut dan memperkuat cegahan tersebut.allah menerangkan bahwa manusia
seluruhnya berasal dari seorang ayah dan ibu,maka kenapakah saling mengolok-
olok sesama saudara.hanya saja allah menjadikan mereka bersuku-suku dan
berkabilah-kabilah yang berbeda-beda,agar diantara mereka terjadi saling kenal
dan tolong-menolong dalam kemaslahata-kemaslahatan mereka yang bermacam-
macam.
Namun tetap tidak ada kelebihan bagi seorang atas yang lain kecuali
dengan takwa dan kesalehan,di samping ke sempurnaan jiwa,bukan dengan hal-
hal yang bersifat keduniaan yang tiada abadi.
Abu Daud menyebutkan bahwa ayat ini turun mengenai Abu Hindin,ia
adalah seorang pecanduk nabi saw.katanya,bahwa rasulullah saw.menyuruh baani
syahdah agar mengawinkan abu hindin dengan seorang wanita dari mereka.maka
mereka berkata kepada rasulullah saw: apakah kami harus mengawinkan anak-

7
anakperempuan kami dengan bekas budak-budak kami.maka Allah azza wa jalla
menurunkan ayat ini.5
4. AsbabunNuzul
a. Ayat 12
Dari ibnu juraij bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Salman Al-Farisi
yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada
orang yang mempergunjingkan perbuatannya, maka turunlah ayat ini yang
melarang seoorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lai (HR.Ibnuu
Al-Mundzir)
b. Ayat 13
Dari Ibnu Abi Malaikah bahwa penaklukan kota Mekkah, Bilal naik keatas
ka’bah uuntuk mengumandangkan azan. Beberapa orang berkata, “apakah pantas
buudak hitam ini azan diiatas ka’bah?”. Maka yang lain berkata, “sekiiranya Allah
membenci orang ini pasti dia akan menggantikannya.”.ayat ini turun sebagai
penegasan bahwa dalam islam tidak ada diskriminasi yang paliing muliia adalahh
yang paliing bertakwa.(H.R.Ibnu Abi Hatim)

5. Tafsir al-Ayat
a. Tafsir Ayat 106



“Sesunguhnya orang mukmin itu bersaudara”.
Menurut sebuah hadits ; orang islam yang satu adalah saudara orang islam
yang lain. Dia tidak boleh menganiayah atau menghinah atau merendahkan atau
saling mengunguli dengannya dalam membuat gedung-gedung,sehingah dia
menutupi angin terhadapnya kecuali dengan ijin Nya atau menyakiti hatinya
dengan tak sudi memberikan hasil pancinya kecuali menciduk untuknya satu
cidukan, dan jangan membeli buah-buahan tersebut menuju anak-anak tetangga
sedang anak itu tidak berbagi memakan buah-buahan tersebut dengan kawan-
kawanya.

5
Ibid.h.238
6Ahmad Mushtafa Al-Maraghy,Tafsir Al-Maraghy Juz 26,(Semarang Toha Putra,1986),h.221-222

8
Kemudian sabdanya pula ; peliharalah oleh kalian namun hanya sedikit
saja yang mau memilihara.
Sedangkan menurut hadits sahih yang lain juga dikatakan apabila seorang
muslim mendoakan saudaranya diluar pengetahuan maka berdoa malaikat ;
semoga doamu dikabulkan dan kamupun mendapatkan yang seperti itu.


“Karena itu damaikanlah diantara kedua saudaramu”



Dan bertaqwalah kamu kepada Allah dalam segala hal yang kamu lakukan
maupun yang kamu tingalkan yang diantarnya adalah memperbaiki hubungan
diantar sesama kamu yang kamu disuruh melaksanakannya.

Mudah-mudahan Tuhanmu memberi rahmat kepadamu dan memaafkan
dosa-dosamu yang telah lalu apabila kamu mematuhi dia dan mengikuti perintah
dan larangan.

b. Tafsir Ayat 11-12.


Dalam ayat ini Allah menjelaskan adab-adab (pekerti) yang harus berlaku
diantara sesama mukmin, dan juga menjelaskan beberapa fakta yang menambah
kukuhnya persatuan umat Islam, yaitu:
1) Menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada yang lain.
2) Menahan diri dari memata-matai keaiban orang lain.
3) Menahan diri dari mencela dan menggunjing orang lain.
Dan dalam ayat ini juga, Allah menerangkan bahwa semua manusia dari
satu keturunan, maka kita tidak selayaknya menghina saudaranya sendiri. Dan
Allah juga menjelaskan bahwa dengan Allah menjadikan kita berbangsa-bangsa,
bersuku-suku dan bergolong-golong tidak lain adalah agar kita saling kenal dan
saling menolong sesamanya. Karena ketaqwaan, kesalehan dan kesempurnaan
jiwa itulah bahan-bahan kelebihan seseorang atas yang lain.

9


“Kita tidak boleh saling menghina terhadap sesama”
Ayat ini jadikan oleh Allah sebagai peringatan dan nasehat agar kita
bersopan santun dalam pergaulan hidup kaum yang beriman. Dengan hal ini
berarti Allah melarang kita untuk mengolok-olok dan menghina orang lain, baik
dengan cara membeberkan keaiban, dengan mengejek ataupun menghina dengan
ucapan / isyarat, karena hal ini dapat menimbulkan kesalah-pahaman diantara kita.


Allah swt.melarang kita menghina sesamanya karena boleh jadi orang
yang dihina itu lebih baik dan lebih mulia disisi Allah kedudukannya dari pada
yang menghina.


Orang yang kerjanya hanya mencari kesalahan dan kekhilafan orang lain,
niscaya lupa akan kesalahan dan kekhilafan yang ada pada dirinya sendiri.
Sebagaimana dalam sabda Nabi saw. :
ِ ‫ص ال َن‬
‫اس‬ ُ ‫غ ْم‬ ِ ِّ ‫ال ِكب ُْر بَ ْط ُرا ْل َح‬
َ ‫ق َو‬
“Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan memandang rendah manusia”.


Dalam penggalan ayat ini Allah melarang kita mencela orang lain karena mencela
orang lain sama saja mencela diri sendiri, karena orang-orang mukmin itu
bagaikan satu badan. firman Allah swt.yang menerangkan tentang balasan bagi
ْ orang yang suka mencela orang lain yaitu :

“Neraka wailun hanya buat orang yang suka mencedera orang dan mencela
orang”. (al-Humazah: 1)

10
ُ yaitu mencedera, yakni memukul dengan tangan, seda
Adapun dari arti ْ‫ه َمزَ ة‬

ngkan ْ‫ لُ َمزَ ة‬yaitu mencela dengan mulut.7



Allah swt.melarang kita memanggil orang lain dengan gelaran-gelaran
yang mengandung ejekan-ejekan, karena hal ini termasuk menjelekkan seseorang
dengan sesuatu yang telah diperbuatnya. Sedangkan orang yang dihina itu telah
bertaubat, tapi jika gelaran (panggilan) itu mengandung pujian dan tepat
pemakaiannya, maka itu tidak di benci sebagaimana gelar yang diberikan kepada
Umar, yaitu:Al-Faruq.


Allah melarang kita memanggil orang dengan kata “fasik” setelah ia
sebulan masuk Islam atau beriman.
Para ulama’ mengharamkan kita memanggil seseorang dengan sebutan
yang tidak di sukai.


Ayat ini di turunkan mengenai “Shafiyah binti Hisyam Ibn Akhtab”,
Beliau datang mengadu kepada Rasul bahwa isteri Rasul yang lain mengatakan
kepadanya. Hai orang Yahudi, hai anak dari orang Yahudi, mendengar itu, Rasul
berkata: mengapa kamu tidak menjawab: Ayahku Harun, pamanku Musa,
sedangkan suamiku Muhammad. Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang yang
sudah mengolok-olok bahkan menghina orang lain tapi tidak bertaubat, maka
mereka termasuk orang dzhalim.



Dalam ayat ini Allah swt.melarang bahkan mengharamkan kita
purbasangka atau berfikiran negatif terhadap orang yang secara lahiriyah tampak
baik dan memegang amanat, atau kita tidak boleh menfitnah seseorang, karena

7HAMKA, Tafsir al-Azhar,(Jakarta:Pustaka Panjimas,1983), h. 236

11
menfitnah itu bukan saja menyakiti seseorang dari lahirnya saja tapi juga
menyakiti bathinnya.8

Allah melarang kita berburuk sangka terhadap orang lain karena sebagian
dari buruk sangka itu dosa.
Prasangka adalah dosa, karena prasangka adalah tuduhan yang tidak
beralasan dan bisa memutuskan silaturahmi di antara dua orang yang baik.

Allah melarang kita mencari-cari keaiban dan menyelidiki rahasia seseorang, tapi
jika kita memata-matai seseorang atau musuh agar tidak terjadi kejahatan, maka
itu di perbolehkan.

Allah melarang mencela orang di belakangnya atau menggunjing tentang
sesuatu yang tidak di sukainya.
Menurut para ulama’, mencela yang dibenarkan adalah jika bertujuan
untuk :
a. Untuk mencari keadilan,
b. Untuk menghilangkan kemungkaran,
c. Untuk meminta fatwa atau mencari kebenaran,
d. Untuk mencegah manusia berbuat salah,
e. Untuk membeberkan orang yang tidak malu-malu melakukan kemaksiatan.


Allah melarang kita membicarakan keburukan seseorang, karena hal itu
sama halnya dengan makan bangkai saudaranya yang busuk. Allah melarang hal
ini karena perbuatan ini merupakan penghancuran pribadi terhadap saudara
yangdicela itu.



8 Ahmad Mushtafa Al-Maraghy,Tafsir Al-Maraghy Juz 26,(Semarang Toha Putra,1986),h.230

12
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita bertaubat dari kesalahan yang telah
kita perbuat dengan di sertai penyesalan dan bertaubat (taubat an-nasukha).Dalam
ayat ini Allah juga memberitahukan bahwasanya Allah senantiasa membuka pintu
kasih sayangnya, membuka pintu selebar-lebarnya dan menerima kedatangan para
hambanya yang ingin bertaubat supaya menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah swt.
c. Tafsir surah al-Hujurat ayat13
Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan,yakniAdam dan Hawa atau dari sperma dan ovum,serta
menjadikan kamu berbangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal
yang mengantar kamu untuk bantu-membantu serta saling
melengkapi,sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu ialah yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya,walau
detak-detik jantung dan niat seseorang.
Penggalan pertama ayat di atas sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari laki-laki dan perempuan adalah pengantar untuk menegaskan bahwa kita
semua umat manusia derajat kemanusiannya sama disisi Allah,tidak ada
perbedaan nilai laki-laki dan perempuan. Pengantar tersebut mengantar pada
kesimpulan yang disebut oleh penggalan terakhir ayat ini yaitu “sesungguhnya
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling bertakwa.”Karena
itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi yang termulia di sisi
Allah.
Kata Syu’ub adalah bentuk jamak dari kata sya’b.kata ini digunakan
untuk menunjukkan kumpulan kata dari sekian qabillah yang biasa diterjemahkan
suku yang merujuk pada satu kakek.
Kata ta’aruf terambil dari kata arafah yang berarti mengenal.Kata yang
digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik. Dengan demikian ia berarti
saling mengenal.
Kata akramakum terambil dari kata karuma yang pada dasarnya berarti
yang baik dan istemewa sesuai objeknya.manusia yang baik dan istimewa adalah
yang memiliki akhlak baik terhadap allah dan mahluknya.

13
Penutup ayat di atas inna allah alim(un) khabir/sesungguhnya Allah
maha mengetahui lagi maha mengenal,yakni menggabung dua sifat allah yang
bermakna mirip itu,hanya di temukan tiga dalam Al-Quran.9

2. Surat Ar Ra’d:11








Artinya : “11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(Q.S. ar-
Ra’d : 11)
a. Arti Kata Mufradat
ُ َ‫يَحْ ف‬
Menjaganya : ُ ‫ظ ْونَ ْه‬

hallA hatnirep satA :


di hadapanya dan di belakangnya : 
b. Tafsir Surah Ar-Rad Ayat 11

9 M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah,(Jakarta:Lentera Hati,2002)h.615-619

14
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa masing masing ada bagian
yang mengikutinya yakni malaikat-malaikat atau mahlukyang selalu mengikutinya
secara bergiliran,di hadapanya juga di belakangnya mereka yakni malaikat
itu,menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
suatu kaum dari positif ke negatif atau sebaliknyasehingga mereka mengubah
apa yang ada pada dirinya. Dan apabila allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum,tetapi ingat bahwa Dia menghendakinya, kecuali jika manusia
mengubah sikapnya terlebih dahulu. Jika Allah menghendakim keburukan
terhadap suatu kaum maka terjadilah ketentuan-Nyayang berdasar sunnatullah
atau hukum-hukum kemasyarakatan yang ditetapkan-Nya. Bila itu terjadi,maka
tak ada yang dapat menolaknya dan pastilah sunnatullah menimpanya:dan sekali-
kali taka da pelindung bagi mereka yang jatuh atasnya ketentuan tersebut selain
Dia.10
4. Surah An-Nisaa’ : 1








Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”

10 M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah,(Jakarta:Lentera Hati,2002)h.228

15
a. Arki Kata Mufradat

ُ َّ‫الن‬
‫اس‬ : manusia ‫الَ ْر َح َم‬ : kasih sayang

‫َر ِق ْيبًا‬ : pengawas ‫سا َءلٌ ْون ب ِه‬


َ َ‫ت‬ : saling meminta satu sama lain

b. Makna Ijmali
Wahai umat manusia,bertakwalah kalian kepada tuhan kamu yang
menciptakan kamu dari adam: yang memelihara kamu dan yang meliputi kamu
dengan kemurahnan dan kedermawanan-Nya.ingatlah oleh kamu,bahwa dia telah
menciptakan kamu dari satu jiwa (nabi adam),kemudian menjadikan kamu
sebagai suatu jenis mahluk (yaitu manusia) yang kemaslahatan kemaslahatanya
bias ditegakkan atas dasar saling menolong dan saling membantu,serta
memelihara satu sama lain dalam hal kebenaran.
Bertakwalah kalian kepada allah yang kalian agungkan,dan kalian saling
meminta antar sesama dengan memakai asma dan hak-Nya atas hamba-
hambaNya,disamping dengan kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki-Nya.ingatlah
baik-baik hak-hak silaturahmi atas kalian,jangan sampai kalian menyia-
nyiakannya sebab apabila kalian berbuat demikian kalian telah merusak hubungan
kekeluargaan dan persaudaraan.
Oleh karena itu,kalian harus tetap memelihara kedua pengikat tersebut
yaitu ikatan iman dan silaturahmi yang kuat .sesungguhnya allah selalu
mengawasi kalian.11

c. Tafsir Surah An-Nisa Ayat 1


“Hai sekalian manusia bertakwalah kamu kepada Tuhanmu,yang telah
menjadikan kamu dari satu diri seruan Tuhan pada ayat ini tertuju kepada sekalian
manusia tidak pandang negeri atau benua, bangsa atau warna kulit. Di peringatkan
disini dua hal yaitu yang pertama supaya takwa kepada Allah swt.,kedua supaya
mengerti,bahwa sekalian manusia ini,di bagian bumi manapun mereka
tinggal,mereka adalah satu belaka.tegasnya,allah adalah satu dan kemanusiaanpun
satu!

11 Ahmad Mushtafa Al-Maraghy,Tafsir Al-Maraghy Juz IV,(Semarang Toha Putra,1986),h.315

16
“Dan dari padanya dijadikan-Nya isterinya”Yaitu dari diri yang satu itu
jugalah di timbulkannya pasangannya,isterinya.
Baik juga kita ketahui bahwasanya tafsir yang umum sejak dulu,ialah
bahwa yang dimaksud jiwa yang satu ialah Adam,yang dari padanya isteri adam
yang bernama Hawa.Ibnu Syaibah dan Abd. Bin Humaid,Ibnu Jarir,Ibnu
Mundzir,danIbnu Hatim menjelaskan,bahwa mujahid memang menafsirkan
bahwa jodohnya dijadikan dari padanya itu ialah hawa,yaitu dari tulang rusuk
sebelah kiri yang paling bawah sekali dari Adam.
“Dia telah menjadikanmu dari satu diri”
Ialah bahwa seluruh manusia itu baik laki-laki ataupun perempuan
dimanapun mereka tinggal dan berada mereka adalah diri yang satu.kemudian
setelah itu agar senantiasa terpelihara satu kesatuan diantara mereka maka
datanglah lanjutan firman “Bertakwalah kamu kepada Allah yang kamu telah
bertanya-tanya tentang( nama)Nya dan( peliharalah) keluargamu.
Ayat ini telah memberi kesadaranpada manusia,bahwasetelah akal
manusia tumbuh dan mereka telah hidup bermasyarakat hendaklah kita selalu
ingat kepada allah dan senantiasa bertakwa kepadaNya bukan senantiasa ingkar
kepadanya.
Setelah diperintahkan bertakwa selanjutnya ada yang menjadi pertanyaan
sehari-hari tentang kata Arham,Arham adalah jamak dari kata Rahim,yang berarti
kasih saying,kemudian disebut dalam keluarga bertalih darah. Tuhan telah
mewahyukan kalimat arham untuk mengingatkan kita agar senantiasa sadar akan
kesatuan tali keturunan manusia.sedangkan peranakan ibu mengandung anaknya
disebut juga Rahim ibu,karena seorang ibu mengandung dalam keadaan kasih-
sayang.
Ayat ini telah memperingatkan lagi bahwa dua hal selalu menjadi buah
pertanyaan timbal balik antara manusia.pertama Allah, kedua hubungan
keluarga.maka kepada allah hendak kamu bertakwa dan kepada keluargakarena
sama keturunan darah manusia dari yang satu,hendaklah kamu berkasih-sayang.
Dengan merenungkan ayat ini dapatlahnkita memahami dasar damai
perikemanusiaan dalam ajaran islam,apabila segenap manusia yang dating dari
dari saatu keturunan itu telah sama-sama bertakwa kepada Allah,dengan sendirnya

17
timbullah keamanan jiwa. Apa lagi setelah mereka sadari bahwa mereka itu
adalah keluarga besar yang di perlihatkan oleh satu aliran darah dan aliran kasih.
“Sesungguhnya Allah Pengaawas atas kamu”(ujung ayat 1)
Dengan demikian dapatlah difahamkan ,meskipun warna kulit
berlainan,tempat tinggalpun berbeda tapi ingatlah kamu dipertemukan oleh akal
budi.Dan satu pula yang menjadi pengawasmu siang dan malam yaitu Allah.12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12 Hamka,Tafsir Al-Azhar Juz IV,(Jakarta:Pustaka Panjimas,1982) h.216-222

18
1. Istilah masyarakat menurut Al’Qur’an dapat dilihat dari adanya
berbagai istilah lain yang dapat dihubungkan dengan konsep pembinaan
masyarakat,seperti istilah ummat, qaum, dan lain sebagainya.Selanjutnya
dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an, masyarakat diartikan sebagai
semua kelompok yang dihimpun oleh persamaan agama.
2. Menjadi masyarakat yang baik menurut Al-quran antara lain dengan:
a. menjauhkan diri dari mengolok-olok dan merendahkan orang lain.
b. menjauhkan diri dari memanggil seseorang dengan gelar-gelar atau
sebutan yang buruk.
c. menjauhakan diri dari berburuk sangka kepada yang lain.
d. menjauhkan diri dari mematai- matai keaiban orang lain.
e. menahan diri dari mencela dan menggunjing orang lain.
f. senantiasa memelihara hubungan silaturahim kepada sesama.
3.tujuan dan manfaat masyarakat menurut Al-qur’an antara lain:
a. agar senantiasa bertakwa kepada Allah.
b. agar saling mengenal satu sama lain.
c. untuk mencegah permusuhan diantara sesama.
d. untuk menciptakan kedamaian,persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Al- Maraghi, Ahmad Mustofa.1988. Terjemah tafsir al-Maraghi, juz


IVSemarang:Toha putra

19
Al-Maraghi,Ahmad Mustofa.1989.Terjemah tafsir al-Maraghi,juz XXVI.
Semarang: Toha putra
HAMKA.1983.Tafsir al-Azhar juz IV.Jakarta:Pustaka Panjimas
Shihab, M. Quraish.2002. Tafsir al Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

20

Anda mungkin juga menyukai