Anda di halaman 1dari 34

Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 004

RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei


Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus Tahun 2018
Mini Project

oleh :
dr. Rachindi Qory Trysia

Pembimbing :
dr. Nur’aini

PUSKESMAS SEI PANCUR


KOTA BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Marilah kita naikkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
sebab hanya karena rahmat dan karunia-Nya, mini project dengan judul
“Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 004 RW 003
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juli-Agustus Tahun 2018” dapat diselesaikan. Mini project ini saya buat untuk
melengkapi salah satu tugas Program Internship Dokter Indonesia Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Puskesmas Sei Pancur periode 2017/2018.
Meskipun dalam pembuatan mini project ini, penulis banyak mengalami
hambatan, kesulitan dan kendala, namun karena adanya motivasi dan arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak, penulisan mini project ini akhirnya dapat
diselesaikan. Di sini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Nur’aini sebagai pembimbing serta dokter pendamping.
Pada akhirnya, walaupun berbagai usaha sudah dilakukan semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan penulisan mini project ini, namun karena berbagai
keterbatasan penulis, mini project ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan penulisan
mini project ini.

Batam, 10 September 2018

dr. Rachindi Qory Trysia

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 5


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................9
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................................................9
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................9
1.4.1 Bagi Peneliti ..............................................................................................................9
1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian ...............................................................................9
1.4.3 Bagi Masyarakat ......................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................................... 11
2.1 Keluarga Sehat ...............................................................................................................11
2.1.1 Definisi Sehat ..........................................................................................................11
2.1.2 Definisi Keluarga Sehat ..........................................................................................11
2.1.3 Manfaat Keluarga Sehat ..........................................................................................12
2.1.4 Indikator Keluarga Sehat .........................................................................................12
2.1.5 Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat ..................................................20
METODE PENELITIAN ................................................................................................................... 20
3.1 Rancangan Penelitian .....................................................................................................20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................................................20
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................................20
3.4 Definisi Operasional.......................................................................................................21
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................24
3.6 Pengolahan dan analisis data ..........................................................................................24
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 25
4.1 Analisa Data ...................................................................................................................25
4.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................................33
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................... 34
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................34
5.2 Saran ...............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 36
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 37

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang


dialami oleh keluarga pada satu wilayah adinistrasi ini dapat mempengaruhi
masalah kesehatan pada masyarkat secara umum.1 Hal hal ini perlu menjadi
perhatian khusus oleh kepala puskesmas pada wilayahnya masing masing. Hal ini
dapat menjadi motivasi untuk melakukan pemberdayaan keluarga hidup sehat,
melalui keluarga sehat.2

Kesehatan adalah komponen untuk mendukung pembangunan ekonomi serta


memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang disesuaikan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan
upaya yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
supaya tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2
Dalam rangka mendukung program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga yang merupakan salah satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat dengan
pendekatan keluarga ini dituangkan dalam rencana jangka menengah merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional 2015-2019,
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.2,4,5
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik di wilayah kerjanya.1
Puskesmas merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan
trategi pendekatan pelayanan terintergrasi antara Upaya Kesehata Perorangan

7
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang didasari oleh dara dan
informasi profil kesehatan keluarga.1,2,3
Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah
oleh petugas kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas
kesehatan bukan hanya mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan
keluarga dapat mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta
mendapatkan motivasi agar keluarga di wilayah kerja puskesmas tersebut mampu
melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status kesehatan keluarganya
dengan megoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.2,3,4
Menurut data Statistik Daerah Kota Batam tahun 2012, menunjukkan bahwa
83,24 % rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak, namun
karakteristik kota Batam sebagai kota industri, perdagangan dan pariwisata
terdapat beberapa masalah sosial seperti “illegal housing”. Parameter Kondisi
lingkungan Kota Batam dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase
rumah sehat, rumah tangga dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran
pembuangan air limbah, pembuangan sampah) dan rumah bebas jentik dengan
beberapa kriteria, seperti penilaian rumah sehat dengan komponen fisik seperti
ventilasi, luas bangunan, kepemilikan sanitasi yang meliputi sanitasi dasar serta
komponen perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam tahun 2013 Puskesmas di Kota
Batam hanya mampu membina 54.750 rumah atau 16 % dari 343.531 rumah yang
ada dan hanya sebanyak 13% atau 46.375 rumah telah memenuhi syarat
kesehatan.6,7
Puskesmas Sei Pancur yaitu salah satu Puskesmas di Kota Batam dengan
wilayah kerja se-Kecamatan Sei Beduk yang mencakup 4 Kelurahan. Berdasarkan
profil kesehatan 2016 Puskesmas Sei Pancur menunjukkan bahwa Kelurahan
Mangsang memiliki persentase jumlah penduduk yang paling tinggi di
bandingkan kelurahan lain di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur, maka dari itu
perlu dilakukan evaluasi serta peninjauan mengenai lingkungan tempat tinggal
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang termasuk dalam indikator
keluarga sehat dari masing-masing anggota keluarga di wilayah RW 004 RW 003
Kelurahan Mangsang.1,8

8
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Bagaimana Gambaran
Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus Tahun
2018?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Kepuasan ditinjau dari Gambaran
Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus Tahun
2018.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan kesehatan keluarga di RT 004/ RW 003 Kelurahan
Mangsang Wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam periode Juli-
Agustus Tahun 2018
2. Memenuhi persyaratan akreditasi terkait Program Indonesia Sehat melalui
pendekatan keluarga sehat.
3. Sebagai syarat menyelesaikan Program Dokter Internsip

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
khususnya mengenai program keluarga sehat
2. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi untuk
penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian


Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi
Puskesmas Sei Pancur dalam upaya peningkatan program kesehatan khususnya
keluarga sehat.

9
1.4.3 Bagi Masyarakat
Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya penerapan
indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing masing

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Sehat
2.1.1 Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO, sehat
terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk
‘positif health’, yaitu: sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan
sosial.1,2,3

Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 merupakan keadaan sejahtera


dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dari pengertian di atas maka seseorang di katakan sehat jika memiliki
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.1,2

2.1.2 Definisi Keluarga Sehat


Keluarga sehat adalah semua perilaku kesehatan untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakkan kesehatan masyarakat.1,2,3

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan


suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebagai suatu
upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya.1,2

11
2.1.3 Manfaat Keluarga Sehat2,3,4,5
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anak tumbuh sehat dan produktif

c. Anggota keluarga giat bekerja

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi


keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.5

2.1.4 Indikator Keluarga Sehat3,4


Indikator keluarga sehat adalah indikator yang dapat menunjukkan suatu
kondisi atau keadaan yang sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi ditetapkan 12 indikator,
yang meliputi :2,3

1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha


untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan


sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak,


keluarga dan bangsa

b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat

12
dan bangsa

c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR


yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.

2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah tangga


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga
kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi
kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit


dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.

4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian
air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk

13
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat
kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi.

Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok


yaitu:

a. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena
mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang
penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum
mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti
natrium dan Zn.

b. ASI Transisi/ Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai


sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 – 10
setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendah
sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan
pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.

c. ASI Matur

ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -
14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan
berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-
casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu
yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan
satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang –
kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600
ml/hari setelah bayi berusia satu tahun.

Keuntungan menyusui bagi bayi:

 Ditinjau dari aspek gizi

14
Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.

 Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain


imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim
pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan peroksidase.

 Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI


mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan
aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar
kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain atau ibu dan
akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

5) Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan

Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3
bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak turun.
Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna di
atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan garis
pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami
gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:

a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya


kurus

b. Mudah sakit

c. Tampak lesu dan lemah

d. Mudah menagis dan rewel

15
6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan


bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak
tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Gejala
TB, antara lain:

a) Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih

b) Dahak bercampur darah

c) Sesak nafas, badan lemas, malaise

d) Nafsu makan menurun, berat badan menurun

e) Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih


dari satu bulan

Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya :

a) Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain

b) Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga


pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis
obatnya berbeda

c) Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain
dengan status kebal obat (lebih bahaya)

7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan


darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.

16
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan pikiran,


perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan terakhir
seperti:

a) Melukai diri sendiri maupun orang lain

b) Murung dan menyendiri

c) Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan

d) Perasaan fungsi sehari-hari terganggu (pendidikan, pekerjaan,


sosialisasi dengan keluarga dan masyarakat)

Untuk mencapai jiwa sehat :

a) Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi

b) Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan


besar sekaligus)

c) Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan

d) Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya

e) Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari

f) Berpikir positif, bergembira

g) Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuai dengan


minat dan kemampuan

h) Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah

i) Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan jiwa.

9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh


merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota
keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.

17
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO).

10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa perlindungan


kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.

Tujuan JKN :

Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam


sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak.

Manfaat JKN :

1. Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau

2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti


peserta mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya
yang wajar dan terkendali.

3. JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang


berkelanjutan

4. JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh


wilayah Indonesia

11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di
dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak –
anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air
sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam
– macam cucian).

18
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau
terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra
kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih,
air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada
suhu 1000C.

Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:

a. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri.
Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa
sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi
kesehatan.

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.

12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang


menggunakan jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan
membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk
menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah

19
pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga
memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah
dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.
2.1.5 Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat
Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Oleh karena
itu, dalam menjalankan program keluarga sehat wilayah Puskesmas bisa dibagi
menjadi beberapa wilayah binaan serta staf/tim Puskesmas menjadi petugas/tim
Pembina wilayah tersebut yang nantinya akan bertanggung jawab terhadap
pencapaian indikator kesehatan keluarga di wilayah binaannya.9

Tahapan kegiatan program keluarga sehat adalah sebagai berikut:9.

a) Pendataan seluruh keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas


b) Analisis data
c) Rumusan masalah
d) Rencana kegiatan
e) Implementasi kegiatan
f) Monitoring
g) Evaluasi
h) Sosialisasi

20
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator
menggunakan indeks keluarga sehat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan dilaksanakan pada bulan Juli-
Agustus 2018.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah masyarakat RT 004/RW 003 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

b. Besar Sampel

Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang berdomisili di
RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan wawancara


terarah dan kuesioner yang berisi indikator keluarga sehat.

d. Kriteria Sampel
Kriteria sampel pada mini project ini adalah :
1. Warga berdomisili di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.
2. Bersedia menjadi responden
3. Berusia > 15 tahun

21
3.4 Definisi Operasional
Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan
data, yaitu misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan lain-lain. Data
keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing keluarga, IKS tingkat
RT/RW/Kelurahan/Desa dan cakupan tiap indikator dalam lingkup
RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan cakupan tiap indikator
dalam lingkup kecamatan.2,3,4,6

a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga yang
telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika
digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini akan
terjadi secara otomatis).
Keterangan:

0 = not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada


pada anggota keluarga.

N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga


atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah
mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru).

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan


indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan).

T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK


SESUAI dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan


sudah mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap
pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.

*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika


ada salah satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya
diletakkan pada kolom anak yang berusia 5 tahun.

22
*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok
jika jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,
sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu


indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status


Y, maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
T, maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
N maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status
N (tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai
0 meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N.

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS

12 – Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori


kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan
berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa


IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:

23
Jumlah keluarga dengan IKS>0,800
IKS RT/RW/Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga di wilayah

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori


masing-masing RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada ketentuan
berikut:

1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800


RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800
RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500
RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat

Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs


Cakupan indikator = x 100%
Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs*)
*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang
bersangkutan sama artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang
ada di RT/RW/kelurahan/desa dikurangi dengan jumlah seluruh
keluarga yang tidak memiliki indikator yang bersangkutan (N).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data didapatkan langsung dari subyek penelitian yaitu dengan menggunakan
instrument pengumpulan data berupa kuesioner warga di wilayah kerja
puskesmas sei pancur. Kuesioner didapatkan langsung dari Puskesmas Sei Pancur
dan didapatkan dari penelitian sebelumnya.

3.6 Pengolahan dan analisis data


Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi keluarga sehat
dihalaman situs https://keluargasehat.kemkes.go.id dan mengisi secara lengkap
pertanyaan-pertanyaan pada aplikasi tersebut sampai diperoleh indeks keluarga
sehat masing-masing keluarga.

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli-Agustus 2018. Pemilihan wilayah


penelitian berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
berupa Kavling lama. Pemilihan RW ditetapkan oleh pimpinan puskesmas di
Kelurahan Mangsang. Sampel penelitian ini adalah 77 keluarga yang memiliki
Kartu Keluarga yang terdaftar di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. Pemaparan hasil penelitian yang
ditampilkan berupa hasil uji univariat.
4.1 Analisa Data
Analisa data secara deskriptif digunakan utuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing inidkator keluarga sehat dengan bentuk presentase. Pengambilan
data indikator keluarga sehat dilakukan dengan wawancara terarah dan
memberikan kuesioner kepada masing-masing responden. Setelah dilakukan
pengambilan dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Distribusi Masing-Masing Indikator Mengenai Keluarga Sehat di RT
004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam
a. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB
Tabel 4.1. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB RT 004/RW 003
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
Periode Juli-Agustus 2018.

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Keluarga mengikuti program KB 36/57x100 = 63.15%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 57 keluarga yang


diteliti di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang, didapatkan 63.15%
dari warganya yang mengikuti program KB. Hal ini dikarenakan
sebagian besar warga sudah mengetahui pentingnya ber KB sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan

25
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Warga yang tidak memakai KB, sebagian karena sudah
mengalami menopouse, sebagian masih ingin memiliki anak, sebagian
kurangnya pengetahuan tentang memakai KB.
Menjelaskan pentingnya KB sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk

b. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Tabel 4.2. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018.

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Ibu melakukan persalinan di
4/4x100 = 100%
fasilitas kesehatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 4 keluarga di RT


004/RW 003 Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh warganya yang
saat ini memiliki anak usia <23 bulan atau 100% telah melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan. Berdasarkan persentase diatas, maka
dapat diketahui bahwa warga RT 004/RW 003 sudah mengerti akan
pentingnya melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan bantuan
tenaga ahli.

26
c. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Tabel 4.3. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
5/5x100 = 100%
lengkap

Berdasarkan hasil penelitian dari total 5 keluarga di RT 004/RW 003


Kelurahan Mangsang didapatkan 5 keluarga (100%) yang memiliki anak
berusia <23 bulan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hasil data
ini menunjukkan bahwa seluruh orang tua sudah mengetahui dan
menyadari pentingnya imunisasi dasar, sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan pada balita.

d. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


Tabel 4.4. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di RT 004/RW 003
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
Periode Juli-Agustus 2018.

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Bayi mendapatkan ASI eksklusif 7/7x100 = 100%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 7 keluarga yang


memiliki bayi di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang didapatkan 7
keluarga (100%) yang memiliki bayi mendapatkan ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat di RT 004/RW 003 sudah
menyadari pentingnya ASI ekslusif bagi tubuh anaknya dan rata-rata
semua ibu tidak bekerja dan dapat fokus memberikan ASI pada
anaknya.

27
e. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya
Tabel 4.5. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya di RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Balita yang dipantau
16/16x100 = 100%
pertumbuhannya

Berdasarkan hasil data di atas dari 16 keluarga yang memiliki


balita di RT 004/RW 003 didapatkan 16 keluarga (100%) dengan balita
yang dipantau pertumbuhannya setiap bulan. Dapat dikatakan bahwa
Semua orang tua sangat perduli untuk membawa anaknya ke posyandu
untuk di imunisasi, bahkan hanya untuk menimbang. Pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan ini dilakukan di puskesmas atau di posyandu
yang diadakan setiap bulannya oleh petugas puskesmas.

f. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai


Standar
Tabel 4.6. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai
Standar di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita TB paru mendapatkan
N
pengobatan sesuai standar

Data diatas menunjukkan dari 2 orang penderita TB paru di RT


004/RW 003, 1 orang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa warga RT 004/RW 003 tidak ada
yang menderita TB.

28
g. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara
Teratur
Tabel 4.7. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara
Teratur di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita hipertensi melakukan
3/13x100 = 23.07 %
pengobatan secara teratur

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari 13 keluarga


penderita hipertensi di RT 004/RW 003, hanya 3 keluarga (23.07%)
penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur. Hal ini
terjadi akibat kurangnya pengetahuan warga mengenai pengobatan
hipertensi dan bahaya komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol.
Sebagian besar pasien merasa bahwa obat hipertensi tidak perlu
dikonsumsi lagi jika tidak ada keluhan. Apabila hal ini terus berlanjut,
dapat meningkatkan faktor resiko munculnya berbagai penyakit lainnya
seperti arteri koroner, gagal jantung dan stroke.

h. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok


Tabel 4.8. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok di RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Anggota keluarga tidak ada yang
34/77x100 = 44.15%
merokok

Berdasarkan hasil penelitian di RT 004/RW 003 Kelurahan


Mangsang, didapatkan hanya 34 orang dari 77 keluarga yang tidak

29
merokok (44.15%) keluarga yang anggota keluarganya tidak merokok.
Dapat diketahui bahwa walaupun sebagian besar warga sudah
mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat merokok, namun
masih banyak anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal tersebut.
Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat
untuk tidak merokok atau berhenti merokok.

i. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN


Tabel 4.9. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN di RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga sudah menjadi anggota
54/77x100 = 70.12%
JKN

Berdasarkan hasil penelitian, warga RT 004/RW 003 Kelurahan


Mangsang didapatkan sebanyak 70.12% keluarga yang sudah menjadi
anggota JKN, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar sudah
memiliki JKN. Dari hasil wawancara dikatakan bahwa penyebab warga
yang tidak memiliki JKN diantaranya adalah karena tidak tahu cara
untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JKN, tidak mendapatkan
pembagian Kartu Indonesia Sehat, tidak mau mendaftarkan diri karena
merasa tidak perlu, atau tidak memiliki biaya untuk membayar iuran
bulanan JKN, dan kurangnya informasi secara detail mengenai tata cara
pembuatan Jaminan Kesehatan Nasional

j. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih


Tabel 4.10. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih RT
004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

30
RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses sarana
77/77x100 = 100%
air bersih

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah di RT


004/RW 003 Kelurahan Mangsang telah memiliki akses sarana air
bersih karena sebagian besar air berasal dari mata iar di gunung dan
sumur gali yang telah diuji kebersihan dan kelayakannya biasa air
dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah
pengolahan lebih lanjut, misalnya dimasak.

k. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan


Jamban Sehat
Tabel 4.11. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan
Jamban Sehat di RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses atau
73/77x100 = 94.80%
menggunakan jamban sehat

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 77 rumah, 73 rumah


(94.80%) telah menggunakan jamban sehat, jamban yang sering
digunakan oleh warga yaitu Jamban leher angsa. masih ada yang
menggunakan jamban terbuka. hal ini dikatakan warga tidak punya
waktu untuk membuat jamban karena sibuk bekerja yang mayoritas
berkebun, rumah dipertengahan kebun membuat warga menggunakan
jamban terbuka. Memberikan penjelaskan pentingnya menggunakan
jamban sehat untuk kesetahan lingkungan, dan mendorong warga untuk
membuat jamban sehat.

31
l. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan
dan Tidak Ditelantarkan
Tabel 4.12. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan
Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan di RT 004/RW 003 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juli-Agustus 2018

RT 004/RW 003 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita Gangguan Jiwa
Mendapatkan Pengobatan dan N
Tidak Ditelantarkan

Dari hasil penelitian pada wilayah RT 004/RW 003 Kelurahan


Mangsang tidak didapatkan warga yang mengalami gangguan jiwa.

2. Distribusi Frekuensi Indeks Keluarga Sehat di RT 004/RW 003


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 004/RW 003


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
Periode Juli-Agustus 2018

Indikator Keluarga Jumlah


Sehat N %
Sehat 37 48.05
Pra sehat 38 49.35
Tidak sehat 2 2.6

32
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keluarga
dengan kategori sehat sebanyak 37 keluarga (48%), keluarga kategori pra
sehat sebanyak 38 keluarga (49.35%), dan keluarga kategori tidak sehat
sebanyak 2 keluarga (2.6%).

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat RT 004/RW 003


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
Periode Juli-Agustus 2018.

Hasil Indikator Keluarga Sehat RT 004/RW 003 KELURAHAN


Tingkat RT MANGSANG
Tidak sehat 37/77 = 0.480

Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa


Indikator Keluarga Sehat Tingkat Wilayah RW 004 di RW 003 kelurahan
Mangsang tergolong RT tidak sehat (0.480). Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan serta informasi yang didapat oleh warga RW 004
mengenai keluarga sehat.

4.2 Keterbatasan Penelitian


Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Waktu dan tempat yang harus mengikuti cuaca
 Jalanan dari rumah kerumah belum diaspal masih tanah merah dan
bebatuan.
 Dan beberapa rumah yang sulit dijangkau
 Saat berkunjung banyak warga yang bekerja sehingga harus dilakukan
kunjungan beberapa kali

33
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Indeks Keluarga Sehat adalah sebuah program Indonesia sehat yang berupaya
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di RW 004/ RW 003
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam sebagai
berikut :

1. Indeks keluarga sehat di RW 004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah


Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0.480 yaitu termasuk
dalam kategori RT tidak sehat.
2. Jumlah keluarga di RW 004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 37 keluarga.
3. Jumlah keluarga di RW 004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
pra sehat sebanyak 38 keluarga.
4. Jumlah keluarga di RW 004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
tidak sehat sebanyak 2 keluarga.
5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat
di RW 004/ RW 003 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam adalah
a) Keluarga mengikuti program KB sebanyak 63.15%
b) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebanyak
23.07 %
c) Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 44.15%
d) Keluarga sudah menjadi anggota JKN 70.12%

34
5.2 Saran
1. Instansi Terkait
Diharapkan dapat melakukan tindakan intervensi terkait nilai
cakupan indikator yang rendah. Kemudian melakukan pemerataan
pelaksanaan program keluarga sehat seperti sosialisasi mengenai program
Keluarga Sehat ini, meningkatkan akses keluarga dan anggotanya
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif), serta perlu adanya kebijakan yang mengatur
tentang pelaksanaan program keluarga sehat, seperti penjelasan mengenai
jenis jenis kontrasepsi dan ketersediaannya alat tersebut di puskesmas,
penjelasan terhadap pengurusan, manfaat, dan cara penggunaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, memiliki keyakinan
yang kuat dan peran aktif masyarakat tentang penerapan indikator
keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga
indikator keluarga sehat dapat terpenuhi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjut dengan ruang lingkup
yang lebih luas, yaitu seluruh masyarakat di kelurahan Mangsang.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI.
Jakarta; 2007
2. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
3. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 00
4. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025.
Depkes RI. Jakarta; 2009
6. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI. Jakarta; 2016
7. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2016. Batam; 2016
8. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016.
Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016
9. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta :
2015

36
LAMPIRAN

Foto Kegiatan Kunjungan Keluarga Sehat RT 004/RW 003 Kelurahan Mangsang

37

Anda mungkin juga menyukai