TAHUN 2018
1
PROGRAM KERJA PEMBANGUNAN
ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK)
RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA TAHUN 2018
A. PENDAHULUAN
Tuntutan akan terselenggaranya suatu pemerintahan yang bersih serta
tersedianya pelayanan kepada publik yang lebih baik merupakan
kecenderungan yang semakin nyata dari hari ke hari. Sektor pemerintahan
diharapkan secara terus menerus mengevaluasi diri serta melakukan
perbaikan kinerja secara berkelanjutan agar bisa bekerja secara efektif, efisien
dan ekonomis (3E).
Penyelenggaraan Pelayanan Publik merupakan upaya negara untuk
memenuhi tujuan melaksanakan mandat publik secara efektif, efisien dan
ekonomis, serta melaksanakan kebijakan pemerintah. Salah satu indikator
efektivitas suatu sistem pemerintahan ditentukan oleh baik buruknya
penyelenggaraan pelayanan publik dari instansi pemerintah. Kementerian
sebagai salah satu entitas instansi pemerintah dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dan sebagai salah satu penyelenggara negara memiliki
karakteristik tugas pelayanan yang beragam dengan tuntutan kompleksitas
tersendiri. Terlebih lagi dalam merespon isu strategis terkait tuntutan
masyarakat terhadap reformasi penyelenggaraan pelayanan publik.
Kejahatan korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa, menjadi
penghambat utama tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu
terwujudnya Indonesia yang adil. Upaya penindakan korupsi harus diimbangi
dengan upaya pencegahannya. Pemerintah telah berupaya melakukan upaya
pencegahan yang dituangkan dalam Instruksi Presiden dan Peraturan
Presiden. Untuk mensinergikan kegiatan pencegahan korupsi, reformasi
birokrasi, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka ditetapkan
kebijakan pembangunan Zona Integritas yang sekaligus merupakan tindak
lanjut dari penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh PNS sebagai
komitmen untuk tidak melakukan korupsi. Tolok ukur keberhasilan
pembangunan Zona Integritas ditetapkan berdasar indikator-indikator dengan
2
hasil akhir berupa pemberian penghargaan predikat WBK (Wilayah Bebas dari
Korupsi)
Dalam rangka upaya untuk melanjutkan, mengkonsolidasikan dan
menyempurnakan berbagai upaya dan kebijakan pemberantasan korupsi agar
memiliki dampak yang konkrit bagi kesejahteraan, kemakmuran dan
keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan serta konsolidasi
demokrasi melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh instrumen
pelaksanaan Program Percepatan Pemberantasan Korupsi harus dibuat
program kerja nyata yang mencakup semua target-target prioritas yang
relevan dengan tujuan pembangunan WBK/WBBM
B. LATAR BELAKANG
Sejarah Singkat RSUD Dr. R. Soetijono Blora.
Rumah Sakit Umum Daerah Blora dilatarbelakangi dengan munculnya
zending atau organisasi pekabaran Injil pada masa penjajahan Belanda.
Organisasi ini bergerak dalam bidang keagamaan pendidikan dan pengajaran,
pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial lainnya. Zending ini juga mendirikan
pula rumah sakit rumah sakit untuk pelayanan kesehatan rakyat peribumi.
Rumah Sakit Umum Zending Blora berdiri pada tahun 1907 merupakan rumah
sakit milik badan zending jerman Neukirchenn Missionhaus Yang Tergabung
dalam Salatiga Zending yang bertempat di Jl. Gunung Sindoro Ds. Tempelan
Kec. Blora(sekarang SDN I Tempelan) kemudian berpindah tempat pada
tahun 1912 di Jl.Dr. Sutomo no 42 Blora sampai sekarang.
Rumah Sakit Umum Zending Blora pertama kali dipimpin oleh DS.Van
Engelen dibantu oleh seorang suster dari jerman dan seorang bidan dengan
fasilitas awal didirikannya kamar operasi dan bantuan samabungan telepon
dari rembang. Pada tahun itu juga Pemerintah Hindia Belanda memutuskan
untuk memberikan subsidi kepada RSU Zending Blora karena Zending telah
banyak membantu meringankan beban Pemerintah Hindia Belanda dalam
mensejahterakan rakyat pribumi serta sebagai alat utama suksesnya Zending
di Pulau Jawa. Selain subsidi dari pemerintah Hindia belanda, RSU Zending
Blora juga mendapat subsidi dari pihak Zending jerman dan dari praktek
dokter partikelir.
3
Tahun 1917 Pemerintah Hindia Belanda menempatkan dr. Sutomo sebagai
pimpinan Rumah Sakit Umum Zending Blora. Dengan demikian tercatat
bahwa dr.Sutomo merupakan dokter pribumi yang pertama kali memimpin
Rumah Sakit Umum Zending Blora.
Penyerahan dari pihak rumah sakit diwakili oleh kepala rumah sakit yaitu dr. R.
Soetijono dan dari pihak pemerintah diwakili oleh Sastrotenojo, maka sejak
saat itu Ruamah Sakit Umum Zending Blora berubah menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Blora.
Tahun 1983 Rumah Sakit Umum Daerah Blora diakui dan ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C( SK MenKes RI No 233/ S.K/ VI/ 1983)
yang secara umum dalam pelaksanaan aministrasi finansial bertanggung
jawab langsung kepada Bupati Kepala Daerah dan dalam hal medis teknis
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Daerah
Tingkat II Blora. Sedangkan Sumber anggaran pembiayaan Rumah Sakit
berasal dari anggaran rutin pendapatan, anggaran pembangunan (APBN/
APBD) dan subsidi. Kondisi Umum
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soetijono Blora merupakan salah satu
rumah sakit milik pemerintah kabupaten Blora. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan RI No. 233/ S.K/ VI/ 1983, rumah sakit ditetapkan sebagai rumah
sakit umum daerah tipe C dengan kapasitas tempat tidur 125 buah.
4
Tahun 1999 Rumah Sakit Umum Daerah Blora telah terakreditasi dengan
status Akreditasi penuh Tingkat Dasar sesuai program Depkes yang dimulai
dengan 5 bidang pelayanan yang terakreditasi yaitu:
1. Bidang Administrasi dan Managemen
2. Bidang Pelayanan Medis
3. Bidang Pelayanan Keperawatan
4. Bidang Pelayanan Gawat Darurat
5. Bidang Pelayanan Rekam Medik
Kemudian pada tahun 2003 berkembang menjadi 12 Bidang Pelayanan yang
terakreditasi dengan Status Akreditasi Penuh Tingkat lanjutan yang berarti
bertambah menjadi 7 Bidang Pelayanan yaitu:
6. Bidang Pelayanan Radiologi
7. Bidang Pelayanan Farmasi
8. Bidang Pelayanan Laboratorium
9. Bidang Pelayanan Kamar Operasi
10. Bidang Pengendalian infeksi Nosokomial
11. Bidang Pelayanan K3
12. Bidang Pelayanan Perintologi
Dengan Keputusan Bupati Blora No 900/741/2010 tanggal 12 Mei 2010
tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK_BLUD)
secara penuh kepada Rumah Sakit Dr. R. Soetijono Blora Kabupaten Blora,
rumah sakit ditetapkan sebagai badan layanan umum daerah (BLUD).
Realisasi dari surat keputusan ini baru dilaksanakan mulai 1 januari 2011.
Dengan ditetapkan rumah sakit sebagai BLU, rumah sakit mempunyai
keleluasaan dalam pengelolaan keuangan.
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
A. VISI RSUD DR R. SOETIJONO BLORA
Sebagai pusat rujukan dan pelayanan kesehatan Blora dan sekitarnya yang
didukung sumber daya manusia professional.
B. MISI RSUD DR R. SOETIJONO BLORA
1. Melaksanakan dan memberikan pelayanan kesehatan paripurna
2. Meningkatkan sumber daya manusia dan system manajemen
3. Menigkatkan sarana dan p motivasirasarana
4. Memperjuangkan hak karyawan dan meningkatkan kesejahteraannya
C. FILOSOFI RSUD DR R. SOETIJONO BLORA
1. Pelanggan adalah insan yang sangat penting bagi rumah sakit, untuk itu
hak-haknya harus dihormati dan dilindungi
2. Bekerja dengan iklas demi kesembuhan pasien dan kepuasan pelanggan,
motivasi kerja karyawan RSUD dr R Soetijono Blora
Karyawan rumah sakit adalah adala sumber daya manusia yang sangat
berharga, oleh karena itu perlu diperhatikan Dalam upaya mewujudkan visi,
5
misi dan melaksanakan program kegiatan serta melaksanakan pelayanan
perlu adanya dukungan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia
di RSUD DR.R.Soetijono Blora sebanyak 461orang RSUD DR.R.Soetijono
Blora berkomitmen menjadi bagian dari perubahan, meraih agenda reformasi
melalui Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
6
7. Pembangunan budaya kerja dan pola pikir dilingkungan RSUD
DR.R.Soetijono Blora
8. Pemilihan Pegawai berintegritas
9. Evaluasi Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah disusun oleh
masing-masing unit
10. E-office
11. Pelayanan publik
12. Pembuatan analisis beban kerja pegawai sesuai dengan kebutuhan
13. Penyusunan rencana pengembangan kompetensi pegawai oleh masing–
masing bidang
14. Pengukuran kinerja individu sesuai dengan indikator kinerja
15. Penyusunan laporan kinerja dimasing-masing bidang
16. Pengendalian pemberian gratifikasi
17. Menyelesaikan masalah dari pengaduan masyarakat
18. Melaksanakan penerapan Whistle blowing system
19. Melaksanakan penanganan benturan kepentingan
20. Melaksanakan SPIP
21. Melaksanakan standar pelayanan
22. Melaksanakan sistem sanksi (punishment) dan penghargaan (reward)
23. Survey kepuasan pelanggan
8
b. SIM RS
c. SIMPEG
d. SMS Gateway
3. Sosialisasi
11. Keterbukaan informasi publik 1. Membuat Tim PPID (pejabat
pengelola informasi dan
dokumentasi)
2. Membuat SK Klasifikasi
Informasi Publik
3. Membuat Pedoman, Panduan
dan SPO
4. Menyusun program kerja PPID
12. Pembuatan analisis beban Menghitung dan menganalisis
kerja pegawai sesuai dengan beban kerja pegawai sesuai
kebutuhan dengan kebutuhan
13. Penyusunan rencana Menyusun program kerja diklat
pengembangan kompetensi sesuai dengan kompetensi yang
pegawai oleh masing–masing diperlukan
bidang
14. Pengukuran kinerja individu Menganalisis SKP (sasaran kerja
sesuai dengan indikator pegawai) semua karyawan untuk
kinerja pengambilan keputusan pimpinan
15. Penyusunan laporan kinerja 1. Membuat panduan dan SPO
2. Membentuk Tim Monev
dimasing-masing bidang
3. Membuat laporan kinerja
masing-masing bidang
(pelayanan umum dan
pelayanan khusus serta
bagian TU)
4. Rekapitulasi data laporan
masing-masing bidang
5. Menganalisis realisasi kinerja
masing-masing bidang
berdasarkan Renstra dan
Renja SKPD
6. Melaporkan kinerja SKPD tiap
tiga bulan ke TAPD Provinsi
(BAPPEDA, Biro Administrasi
Bangda, Inspektorat, Biro
9
Keuangan, dan DPPAD)
16. Pengendalian pemberian 1. Membentuk UPG (Unit
gratifikasi Pengendali Gratifikasi)
2. Membuat Panduan dan SPO
3. Membuat Perdir tentang
kebijakan non pelayanan
4. Sosialisasi berkala tiap bulan
5. Membuat media: benner,
website, leaflet, jingle, video
6. Membuat laporan ke direktur
secara berkala tiap bulan
7. Membuat laporan ke UPG
Inspektorat tiap tiga bulan
17. Menyelesaikan masalah dari 1. Membentuk Tim penanganan
pengaduan masyarakat pengaduan masyarakat
2. Membuat Perdir tentang
kebijakan non pelayanan
3. Membuat Panduan dan SPO
4. Membuat laporan penyelesaian
masalah pengaduan
masyarakat tiap bulan
5. Monitoring dan evaluasi
berkala tiap bulan
18. Melaksanakan penerapan 1. Membuat Perdir tentang
Whistle blowing system kebijakan non pelayanan
2. Membuat tim WBS
3. Membuat panduan dan SPO
4. Sosialisasi Whistle Blowing
System
5. Membuat media: website,
formulir WBS
6. MoU dengan lembaga
perlindungan saksi dan korban
7. Membuat laporan tindak lanjut
8. Monitoring dan evaluasi
berkala tiap bulan
19. Melaksanakan penanganan 1. Membuat perdir tentang
benturan kepentingan kebijakan non pelayanan
2. Membentuk tim pelaksana
penanganan benturan
kepentingan
3. Membuat Panduan dan SPO
10
4. Melakukan identifikasi unit
berpeluang terjadi benturan
kepentingan
5. Membuat laporan ke Direktur
tiap bulan
6. Monitoring dan evaluasi
berkala tiap bulan
20. Melaksanakan SPIP 1. Membuat Perdir tentang
kebijakan pelayanan dan
kebijakan non pelayanan
2. Membuat tim Satgas SPIP
3. Membuat RTP (Rencana
Tindak Pengendalian)
4. Evaluasi RTP berkala tiap tiga
bulan
5. Melaksanakan RTL (Rencana
Tindak Lanjut)
21. Melaksanakan standar 1. Tersusun SPO pelayanan
pelayanan kesehatan
2. Monitoring dan evaluasi
kebijakan pelayanan
3. Monitoring dan evaluasi SPO
pelayanan
4. Sosialisasi revisi kebijakan
pelayanan dan atau SPO
22. Melaksanakan sistem sanksi 1. Membuat Perdir tentang
(punishment) dan kebijakan non pelayanan
2. Membuat Komite Etik
penghargaan (reward)
3. Membuat Panduan dan SPO
4. Melaksanakan reward:
a. Pegawai berprestasi
b. Pegawai yang berulang
tahun
5. Melaksanakan punishment
sesuai dengan peraturan
kepegawaian
23. Survey kepuasan pelanggan 1. Membuat Perdir tentang
kebijakan non pelayanan
2. Membuat Panduan dan SPO
3. Rekapitulasi handling complain
dari care solution tiap bulan
11
4. Melaporkan handling complain
sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan
5. Melaksanakan survey kepuasan
pelanggan tiap dua tahun
13
11. Keterbukaan Informasi rumah Pelanggan internal
informasi publik sakit dan eksternal
dipublikasikan mengetahui informasi
sesuai klasifikasi rumah sakit sesuai
klasifikasi
12. Pembuatan Kebutuhan Beban kerja masing-
analisis beban jumlah pegawai masing pegawai
kerja pegawai ideal disemua unit
sesuai dengan seimbang
kebutuhan
13. Penyusunan Kompetensi Kualitas pelayanan
rencana pegawai sesuai masing-masing unit
pengembangan dengan bidang optimal
kompetensi tugas
pegawai oleh
masing–masing
bidang
14. Pengukuran Kinerja pegawai Peningkatan kinerja
kinerja individu bisa terukur masing-masing
sesuai dengan pegawai
indikator kinerja
15. Penyusunan Tersusun Kinerja masing-
laporan kinerja laporan kinerja masing bidang dapat
dimasing-masing masing-masing dianalisis berdasarkan
bidang bidang Renstra dan Renja
SKPD dan dilaporkan
tiap 3 bulan ke TAPD
Provinsi
16. Pengendalian Membentuk Semua pegawai
pemberian UPG (Unit memahami dan
gratifikasi Pengendali mampu mengambil
Gratifikasi) sikap terkait gratifikasi
Segala bentuk
pemberian
terdokumentasi dan
14
dilaporkan rutin ke
Direktur tiap bulan
serta ke UPG
Inspektorat tiap tiga
bulan
17. Menyelesaikan Semua Penyelesaian semua
masalah dari pengaduan pengaduan pelanggan
pengaduan pelanggan
masyarakat
18. Melaksanakan Website whistle Semua pegawai
penerapan blowing system memahami WBS
Menjamin
Whistle blowing
kerahasiaan dan
system
keamanan pelapor
19. Melaksanakan Terbentuk tim Unit yang berpeluang
penanganan pelaksana terjadi benturan
benturan penanganan kepentingan
kepentingan benturan teridentifikasi
kepentingan
20. Melaksanakan Terbentuk Tim Tersusun RTP
SPIP Satgas SPIP (rencana tindak
pengendalian) dan
RTL (rencana tindak
lanjut)
21. Melaksanakan SPO sesuai Pelayanan yang aman
standar standar terkini dan berkualitas
pelayanan
22. Melaksanakan Terbentuk Terlaksana system
system sanksi Komite Etik reward dan
(punishment) punishment
(sanksi) dan
penghargaan
(reward)
23. Survey Terbentuk Tim Penyelesaian semua
kepuasan Care Solution pengaduan pelanggan
pelanggan
15
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
Aprl Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des
1 Pembentukan tim
pembangunan Zona
Integritas
2 Penyusunan program kerja
pembangunan Zona
Integritas
3 Sosialisasi pembangunan
Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi
4 Deklarasi Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi
5 Bimtek Motivasi
6 Penetapan Agen Perubahan
7 Pembangunan budaya kerja
dan pola pikir dilingkungan
RSUD Dr.R.Soetijono Blora
8 Pemilihan Pegawai
Berintegritas
9 Evaluasi Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang
telah disusun oleh masing-
masing unit
10 E-office
11 Keterbukaan informasi
publik
12 Pembuatan analisis beban
kerja pegawai sesuai
dengan kebutuhan
13 Penyusunan rencana
pengembangan kompetensi
pegawai oleh masing–
masing bidang
14 Pengukuran kinerja individu
sesuai dengan indikator
16
kinerja
15 Penyusunan laporan kinerja
dimasing-masing bidang
16 Pengendalian pemberian
gratifikasi
17 Menyelesaikan masalah dari
pengaduan masyarakat
18 Melaksanakan penerapan
Whistle blowing system
19 Melaksanakan penanganan
benturan kepentingan
20 Melaksanakan SPIP
21 Melaksanakan standar
pelayanan
22 Melaksanakan sistem
sanksi (punishment) dan
penghargaan (reward)
23 Survey kepuasan pelanggan
17
pola pikir dilingkungan RSUD
Dr.R.Soetijono Blora
8. Pemilihan Pegawai Berintegritas 3 bulan Ketua Tim ZI Direktur
9. Evaluasi Standar Prosedur 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
Operasional (SPO) yang telah
disusun oleh masing-masing uit
10. E-office 5 bulan Ketua Tim ZI Direktur
11. Keterbukaan informasi publik 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
12. Pembuatan analisis beban kerja 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
pegawai sesuai dengan
kebutuhan
13. Penyusunan rencana 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
pengembangan kompetensi
pegawai oleh masing-masing
bidang
14. Pengukuran kinerja individu 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
sesuai dengan indikator kinerja
15. Penyusunan laporan kinerja 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
dimasing-masing bidang
16. Pengendalian pemberian 2 bulan Ketua Tim ZI Direktur
gratifikasi
17. Menyelesaikan masalah dari 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
pengaduan masyarakat
18. Melaksanakan penerapan 3 bulan Ketua Tim ZI Direktur
Whistle blowing system
19. Melaksanakan penanganan 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
benturan kepentingan
20. Melaksanakan SPIP 3 bulan Tim Satgas 1. Direktur
2. inspektorat
SPIP
21. Melaksanakan standar 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
pelayanan
22. Melaksanakam sistem sanksi 5 bulan Ketua Tim ZI Direktur
(punishment) dan penghargaan
(reward)
23. Survey kepuasan pelanggan 1 bulan Ketua Tim ZI Direktur
18
ke Direktur setiap Triwulan (3 bulan) oleh Ketua Tim pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
DIREKTUR
RSUD
Dr.R. SOETIJONO BLORA
NUGROHO ADIWARSO
19