Anda di halaman 1dari 11

NASKAH PUBLIKASI

SISTEM INFORMASI FORMULIR PENCATATAN


GANGGUAN, MASALAH DAN PERMINTAAN LAYANAN
LPSE KOTA MAGELANG DENGAN V-MODEL

Oleh:
GHANDA SYAH PUTRA DEWA
14.0504.0058

PROGRAM STUDI INFORMATIKA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

NASKAH PUBLIKASI

SISTEM INFORMASI FORMULIR PENCATATAN GANGGUAN,


MASALAH DAN PERMINTAAN LAYANAN LPSE KOTA
MAGELANG DENGAN V-MODEL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Program Studi Teknik Informatika Jenjang Strata Satu (S-1) Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Magelang

Oleh:

GHANDA SYAH PUTRA DEWA

14.0504.0058

PROGRAM STUDI INFORMATIKA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

SISTEM INFORMASI FORMULIR PENCATATAN GANGGUAN, MASALAH DAN


PERMINTAAN LAYANAN LPSE KOTA MAGELANG DENGAN V-MODEL
Ghanda Syah Putra Dewa1, Uky Yudatama2, Emilya Ully Artha3
1
Universitas Muhammadiyah Magelang
2
Universitas Muhammadiyah Magelang
3
Universitas Muhammadiyah Magelang
Email : 1ghandasyahputradewa@gmail.com, 2uky@post.com, 3ully@dosen.ummgl.ac.id

(Naskah masuk : Agustus 2018, diterima untuk diterbitkan : .... )

Abstrak

LPSE kota Magelang merupakan unit kerja Pemerintah Kota Magelang untuk menyelenggarakan Sistem
pelayanan Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik. Sistem yang digunakan masih konvensional sehingga data
yang diperoleh tidak terekap dan memerlukan waktu yang lama dalam pelayanannya. Maka dari itu perlu
dibuatkan sistem informasi formulir pencatatan gangguan, masalah dan permintaan layanan LPSE kota
Magelang dengan V-Model. Pada tahap perancangan sistem dengan V-Model dibagi menjadi 2 yaitu tahap
verifikasi dan validasi meliputi requirement analysis & acceptance testing, system analysis & system testing,
architecture design & integration testing, module design & unit testing dan coding. Hasil validasi dari V-Model
berupa unit testing, integration testing, system testing dan acceptance testing berupa kuesioner yang diberikan
kepada perangkat LPSE yang kemudian akan dihitung dengan metode likert scale. Berdasarkan hasil kuesioner
dari 7 responden dapat diketahui tingkat satisfication mencapai 95% sehingga dapat membantu kinerja dan
dimengerti oleh peragkat LPSE.

Kata Kunci: Sistem Informasi, V-Model, Likert Scale

SISTEM INFORMASI FORMULIR PENCATATAN GANGGUAN, MASALAH DAN


PERMINTAAN LAYANAN LPSE KOTA MAGELANG DENGAN V-MODEL

Abstract
LPSE city of Magelang is a work unit of the City Government of Magelang to organize a system of Procurement
of goods / services electronically to facilitate. The system used is still conventional so that the data obtained is
not captured and requires a long time in its services. Therefore, it is necessary to create a form information
system for recording disturbances, problems and requests for the LPSE services of Magelang city with V-Model.
At the system design stage, V-Model is divided into 2, namely verification and validation stages including
requirements analysis & acceptance testing, system analysis & system testing, architecture design & integration
testing, module design & unit testing and coding. Validation results from the V-Model are unit testing,
integration testing, testing and acceptance testing system in the form of questionnaires given to LPSE staff which
will then be calculated using the Likert scale method. Based on the results of the questionnaire from 7
respondents, it can be seen that the level of satisfication reaches 95% so it can help performance and be
understood by LPSE staff.

Keywords: System Information, V-Model, Likert Scale


Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

PENDAHULUAN informasi formulir pencatatan berbasis website


ini diharapkan keluhan yang masuk dapat terekap
LPSE kota Magelang merupakan unit kerja
dan integrasi data yang baik pada perangkat
yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Magelang
LPSE dapat dirancang dengan menggunakan
untuk menyelenggarakan Sistem pelayanan
visualisasi yang menarik, disamping itu juga
Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik dan
dapat memberikan hasil laporan berupa
memfasilitasi Pemerintah Kota Magelang dalam
rekapitulasi data keluhan berdasarkan tanggal.
hal pengadaan secara elektronik. Dalam
melaksanakan tugasnya LPSE terbagi menjadi PENELITIAN RELEVAN
17 standar, antara lain : (1) Standar Kebijakan
Layanan; (2) Standar Organisasi Layanan Penelitian yang berjudul “Analisis Dan
(3) Standar Pengelolaan Aset Layanan; (4) Perancangan Sistem Informasi Pasien
Standar Pengelolaan Resiko Layanan; (5) (Sipasien)”. Hasil dari penelitian tersebut adalah
Standar Pengelolaan Gangguan Masalah dan sistem informasi klinik sederhana di mana ada
Permintaan Layanan; (6) Standar Pengelolaan pasien, perawatan medis dan obat. Aplikasi ini
Perubahan; (7) Standar Pengelolaan Kapasitas juga dirancang untuk melaporkan pada data
Layanan; (8) Standar Pengelolaan Sumber Daya pasien, rekam medis pasien dan data obat.
Manusia; (9) Standar Pengelolaan Keamanan Dengan adanya aplikasi ini pengolahan data
Perangkat; (10) Standar Pengelolaan pasien, perawatan medis dan data obat menjadi
Operasional Keamanan Layanan; (11) Standar lebih mudah diolah [3].
Pengelolaan Keamanan Server dan
Dalam penelitian yang berjudul “Sistem
Jaringan; (12) Standar Pengelolaan
Informasi Pencatatan Gangguan Jaringan
Kelangsungan Pelayanan; (13) Standar
Berbasis Web”. Hasil dari penelitian tersebut
Pengelolaan Anggaran Layanan; (14) Standar
adalah sistem informasi yang bergerak dalam
Pengelolaan Pendukung Layanan; (15) Standar
Pengelolaan Hubungan Bisnis Layanan; (16) bidang jaringan aplikasi ini dirancang untuk
Standar Pengelolaan Kepatuhan; (17) Standar memberi kemudahan kepada para user IT
(internal) mencatat gangguan jaringan
Penilaian Internal.
komunikasi secara online dalam hal mengatasi
Pada standar ke-5 yaitu Standar Pengelolaan permasalahan gangguan jaringan komunikasi.
Gangguan Masalah dan Permintaan Layanan Selain untuk menangani informasi gangguan
pemerintah kota magelang masih menggunakan jaringan sistem ini juga mempermudah kinerja
sistem secara konvensional sehingga data yang dari staff IT untuk membuat dokumen berupa
diperoleh tidak terkap dan memerlukan waktu laporan bulanan dengan tepat waktu dan
yang lama dalam pelayanannya. mempercepat respon time dari user-to-user IT
dalam menangani masalah yang ada [4].
Sistem informasi merupakan komponen
yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, Penelitian yang berjudul “Rancang Bangun
mengolah menyimpan dan menyebarkan data Sistem Informasi Administrasi Menggunakan
dan informasi untuk mendukung pengambilan Metode Throwaway Prototyping Development
keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis Pada Sultan-Sport”. Hasil dari penelitian tersebut
masalah dan visualisasi dalam sebuah organisasi adalah sistem informasi yang bergerak didalam
[1]. Pada perancangan pembuatan sistem dunia bisnis. Aplikasi ini dirancang agar dapat
informasi didukung dengan menggunakan V- melakukan interaksi sesama user antara
Model. V-model merupakan model SDLC yang (internal) perusahaan dengan (external)
dikembangkan dari model Waterfall dan custumer yang bertujuan untuk melakukan
digambarkan dalam bentuk V [2]. V-Model proses transaksi secara online. Proses
digunakan karena mudah diimplementasikan, penyimpanan dan pencatatan transaksi jual beli
meminimalisir terjadinya kesalahan dan dapat merupakan hal yang penting dari sistem
mendeteksi sedini mungkin letak kesalahan pada informasi. Namun pada aplikasi ini terdapat
sistem yang dibangun. kekurangan informasi terhadap barang yang
sudah dipesan oleh custumer sudah diterima atau
Dibutuhkan suatu media yang dapat belum [5].
merekap dan membagi tugas dari masing-masing
perangkat LPSE di kota Magelang dengan METODE PENELITIAN
visualisasi yang menarik dan dapat diakses
dimanapun, adapun media yang dapat A. Kerangka Pemikiran
memberikan solusi atas permasalahan tersebut
adalah website. Dengan perancangan sistem
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

dalam V-Model hampir sama dengan


Waterfall, hanya pada model ini tahapan
pengujian dirinci untuk masing-masing
tahap. V-Model memiliki tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1) Requirement Analysis & Acceptance
Testing
Tahap Requirement Analysis sama
seperti yang terdapat dalam model
Waterfall. Keluaran dari tahap ini
adalah dokumentasi kebutuhan
pengguna. Acceptance Testing
merupakan tahap yang akan mengkaji
apakah dokumentasi yang dihasilkan
tersebut dapat diterima oleh para
pengguna atau tidak.
Gbr. 1 Kerangka Berfikir 2) System Analysis & System Testing
Pada gambar diatas menunjukkan Dalam tahap ini analis sistem
kerangka pemikiran pada penelitian ini. mulai merancang sistem dengan
mengacu pada dokumentasi kebutuhan
B. Bahan Penelitian pengguna yang sudah dibuat pada tahap
Data yang dibutuhkan dalam sebelumnya. Keluaran dari tahap ini
menyelesaikan penelitian ini adalah hasil adalah spesifikasi software yang
sensus yang terdiri dari: data keluhan yang meliputi organisasi sistem secara
masuk dari tanggal 1 April – 31 Juni 2018 di umum, struktur data, dan yang lain.
Dinas Komunikasi Informatika dan Selain itu tahap ini juga menghasilkan
Statistika (DISKOMINSTA) kota contoh tampilan window dan juga
Magelang, format laporan yang sudah dokumentasi teknik yang lain seperti
diusulkan oleh LKPP dan wawancara entity diagram dan data dictionary.
dengan perangkat LPSE yang menangani 3) Architecture Design & Integration
masalah di LPSE Testing
Sering juga disebut High Level
C. Alat Penelitian Design. Dasar dari pemilihan arsitektur
Adapun alat yang digunakan dalam yang akan digunakan berdasar kepada
membuat perancangan dan desain sistem beberapa hal seperti: pemakaian
informasi formulir pencatatan yaitu dengan kembali tiap modul, ketergantungan
menggunakan Unified Modeling Language tabel dalam basis data, hubungan antar
(UML). Beberapa literature menyebutkan interface, detail teknologi yang dipakai.
bahwa UML menyediakan sembilan jenis 4) Module Design & Unit Testing
diagram, yang lain menyebutkan delapan Sering juga disebut sebagai Low
karena ada beberapa diagram yang
Level Design. Perancangan dipecah
digabung, misanya diagram komunikasi,
menjadi modul-modul yang lebih kecil.
diagram urutan dan diagram pewaktuan
digabung menjadi diagram interaksi [6]. Setiap modul tersebut diberi penjelasan
UML merupakan keluarga notasi grafis yang yang cukup untuk memudahkan
didukung oleh model-model tunggal, yang programmer melakukan coding. Tahap
membantu pendeskripsian dan desain sistem ini menghasilkan spesifikasi program
perangkat lunak, khususnya sistem yang seperti: fungsi dan logika tiap modul,
dibangun menggunakan pemrograman pesan kesalahan, proses input-output
berorientasi objek. untuk tiap modul, dan lain-lain.

D. Metode Penelitian 5) Coding


V-model merupakan model SDLC yang Dalam tahap ini dilakukan
dikembangkan dari model Waterfall dan pemrograman terhadap setiap modul
digambarkan dalam bentuk V [2]. Tahapan yang sudah dibentuk.
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

Tahap-tahap dalam V-Model dapat


dilihat pada gambar 2 berikut.

Gbr. 3 Usecase Diagram

2) Activity Diagram
Activity diagram adalah
memodelkan alur kerja (workflow)
sebuah proses bisnis dan urutan
Gbr. 2 Tahap V-Model aktivitas dalam suatu proses [7].

Pada gambar 2 adalah bagan V-Model


yang merupakan model pengembangan
sistem yang digunakan pada penelitian ini.

HASIL & PEMBAHASAN


A. Requirement Analysis
Permasalahan yang terjadi pada
penyebaran informasi industri yang ada di
Kabupaten Tegal diantaranya:
• Sistem yang dipakai masih
konvensional
• Data keluhan yang didapatkan tidak
terkumpul dengan baik seperti isi
buku tamu, lewat email dan telepon.
• Data laporan dari hasil keluhan yang
sudah dikelola belum terekapitulasi.

B. System Analysis
Masyarakat memasukkan keluhan Gbr. 4 Activity Diagram
masih dilakukan secara konvensional
sehingga memerlukan waktu yang lama 3) Sequence Diagram
dalam pelayanannya. Suatu sequence diagram adalah
Data yang sedang dikelola belum suatu diagram interaksi yang
termonitoring dari proses menekankan pada pengaturan waktu
penyelesaiannya. dari pesan-pesan [7].

C. Software Design
1) Usecase Diagram
Usecase diagram merupakan
fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit – unit yang saling bertukar
pesan antar unit atau actor [7].

Gbr. 5 Sequence Diagram


Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

4) Class Diagram 2) Front Office


Class Diagram merupakan Tbl. 2 Unit Testing Front Office
gambaran struktur dan deskripsi class,
package, dan objek beserta hubungan
satu sama lain [7].

Gbr. 6 Class Diagram

D. Module Design
Pada tahap ini dilakukan struktur
program yang digunakan, algoritma, serta
struktur data dari berbagai kebutuhan.
Modul desain menggambarkan setiap low 3) Koordinator
level design, perancangan dipecah menjadi Tbl. 3 Unit Testing Koordinator
setiap modul.

E. Coding
Dalam pembuatan atau coding
menggunakan bahasa pemograman PHP,
MySQL sebagai database, AdminLTE2
sebagai template web dan Codeigniter
sebagai framework serta Sublime sebagai
text-editor.

F. Unit Testing
Pada tahap ini akan dilakukan
pengujian sistem yang telah dibangun
setingkat low level testing dan melihat
kekurangan yang ada. Tahap ini memeriksa
setiap unit dari sistem yang akan dibuat
sesuai atau tidak. Jika pada tahap ini ada
kekurangan maka ini berhubungan dengan
tahap desain program.

1) Client 4) Ketua
Tbl. 1 Unit Testing Client Tbl. 4 Unit Testing Ketua
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

G. Integration Testing Tbl. 6 Tabel Kuesioner Satisfication


Pada tahap ini dilakukan pengujian
gabungan suatu sistem. Suatu sistem
dikatakan bekerja dengan baik apabila
sesuai dengan rancangan yang meliputi
interface dan database yang dibuat. Pada
tahap ini pengujian pada semua unit minimal
satu kali dalam tahap pengujian.

H. System Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian
sistem yang sementara sudah dibangun,
pengujian dilakukan pada seluruh sistem
yang sudah dibuat dan dirancang, bila terjadi
ketidaksesuaian pada tahap ini maka
berhubungan dengan tahap desain sistem.

Tbl. 5 System Testing J. Pembahasan


skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan (satisfication).
Setelah dilakukan penyebaran kuisioner
yang diberikan pada 7 responden dari
perangkat LPSE kota Magelang, maka
selanjutnya dilakukan rekap terhadap hasil
kuisioner yang telah disebar dengan
menggunakan perhitungan skala likert.
Langkahnya sebagai berikut:
1) Penentuan Skor
Tbl. 7 Tabel Penentuan Skor

I. Acceptence Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang sifatnya menyeluruh dari semua data 2) Skor Ideal
yang ada, tahap ini dilakukan penilaian Tbl. 8 Tabel Skor Ideal
secara subyektif dari semua kalangan yang Keterangan Point Nilai
menggunakan sistem ini. Pada acceptance Sangat Tidak Setuju (1) 1x7 7
testing diperlukan kuesioner dalam Tidak Setuju (2) 2x7 14
pengujiannya [8].
Nilai kuesioner diperoleh dengan Biasa (3) 3x7 21
menggunakan likert scale method. Likert Setuju (4) 4x7 28
scale method adalah skala penelitian yang Sangat Setuju (5) 5x7 35
digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat. Dengan skala likert ini, responden
3) Tekik Perhitungan
diminta untuk melengkapi kuesioner yang
Setelah itu, dapat dicari persentase
mengharuskan mereka untuk menunjukkan
masing-masing jawaban dengan
tingkat persetujuannya terhadap serangkaian
menggunakan rumus:
pertanyaan [9]. Pertanyaan atau pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini 𝑇𝑆
𝑌= 𝑥 100%
biasanya disebut dengan variabel penelitian 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Keterangan:
Y = Nilai Persentase
TS = Total Skor Responden
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

Skor Ideal = skor x jumlah responden KESIMPULAN & SARAN


Keterangan Kategori a. Kesimpulan
Sangat Tidak Setuju 0% - 20% Dari hasil penelitian yang dilakukan,
Tidak Setuju 21% - 40% penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut.
Biasa 41% - 60% • Berdasarkan data hasil pengujian
Setuju 61% - 80% dengan menggunakan pengujian dari
Sangat Setuju 81% - 100% V-Model, dapat disimpulkan bahwa
sistem ini dapat berfungsi sesuai
dengan kebutuhan
4) Persentase Jawaban
• Hasil rekap nilai Satisfication
Hasil dari setiap pertanyaan
menunjukkan tingkat kepuasan oleh
dilakukan perhitungan rata-rata secara
user, dengan nilai diatas 95%,
keseluruhan. Kemudian akan
sehingga dapat dikatakan bahwa
dibandingkan dengan tbl 8 untuk
aplikasi yang telah dibuat dapat
diambil kesimpulan. Perhitungan secara
membantu pembagian tugas, sangat
keseluruhan pengolahan kuesioner
mudah dipelajari dan dimengeti
dapat dilihat pada tbl 9.
• Perbedaan antara V-Model dengan
Tbl. 9 Tabel Persentase Jawaban Waterfall ialah terletak pada tingkat
rincian dari suatu rancangan sistem.
No Nilai Keterangan Jika terdapat suatu kesalahan dalam
Pertanyaan Persentase
rancang bangun sistem, maka V-
1 100% Sangat Setuju
Model lebih mudah untuk mendeteksi
2 88% Sangat Setuju letak kesalahan setelah melakukan
3 88% Sangat Setuju pengujian. Sehingga dapat
Sangat Setuju memudahkan dalam pembuatan
4 97%
projek dan penyesuaian yang cepat
5 97% Sangat Setuju pada projek.
6 100% Sangat Setuju b. Saran
Total Berikut beberapa saran yang dapat
570% digunakan sebagai dasar dan masukan
Persentase
570% / 6 = 95% guna pengembangan sistem yang lebih
Rata-rata
baik.
• Diharapkan sistem yang dibangun
Berdasarkan dari perhitungan skala likert dapat diimplementasi dan membantu
hasil kuesioner dari 7 responden yaitu perankat masyarakat dan perangkat LPSE di
LPSE, menunjukkan tingkat satisfication sebesar Dinas Komunikasi Informatika dan
95% sehingga dapat disimpilkan bahwa aplikasi Statistika Kota Magelang.
yang sudah dibuat dapat membantu pembagian
• Diharapkan sistem yang dibangun
tugas dan aplikasinya sangat mudah dipelajari
terintegrasi dengan instansi
oleh perangkat LPSE seperti pada gambar
pemerintahan lain sehingga dapat
dibawah ini.
dikembangkan dalam penelitian
selanjutnya.
Satisfication

5% DAFTAR PUSTAKA
[1] J. S. Informasi, F. Ilmu, and K.
Universitas, “No Title,” vol. 8, no. 1,
pp. 966–977, 2016.
95% [2] S. Balaji, “WATEERFALLVs V-
MODEL Vs AGILE : A
COMPARATIVE STUDY ON SDLC,”
sangat setuju setuju
vol. 2, no. 1, pp. 26–30, 2012.
[3] S. Dian and H. Permana, “ANALISIS
Gbr. 7 Hasil Kuesioner DAN PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI PASIEN ( SIPASIEN ),”
vol. 11, pp. 27–33, 2015.
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X

[4] J. Informatika, “Sistem Informasi


Pencatatan Gangguan Jaringan Berbasis
Web,” vol. 4, no. 1, pp. 137–145, 2017.
[5] V. No, D. Meilantika, D. Meilantika,
and D. Meilantika, “RANCANG
BANGUN SISTEM INFORMASI
ADMINISTRASI MENGGUNAKAN
METODE THROWAWAY
PROTOTYPING DEVELOPMENT
PADA SULTAN-SPORT,” vol. 2, no.
2, pp. 114–121, 2017.
[6] B. P. Widodo and H. D. Purnomo,
“Perancangan Aplikasi Pencarian
Layanan Kesehatan Berbasis Html 5
Geolocation,” vol. 6, no. 1, pp. 44–51,
2016.
[7] S. Dharwiyanti and R. S. Wahono,
“Pengantar Unified Modeling
LAnguage (UML),”
IlmuKomputer.com, pp. 1–13, 2003.
[8] A. B. Mutiara, U. Gunadarma, A.
Muslim, U. Gunadarma, and U.
Gunadarma, “TESTING
IMPLEMENTASI WEBSITE REKAM
MEDIS ELEKTRONIK
OPELTGUNASYS,” no. February
2016, 2014.
[9] W. Budiaji, “LIKERT ( The
Measurement Scale and The Number of
Responses in Likert Scale ),” J. Ilmu
Pertan. dan Perikan., vol. 2, no. 2, pp.
127–133, 2013.

Anda mungkin juga menyukai