Oleh:
GHANDA SYAH PUTRA DEWA
14.0504.0058
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Program Studi Teknik Informatika Jenjang Strata Satu (S-1) Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Magelang
Oleh:
14.0504.0058
Abstrak
LPSE kota Magelang merupakan unit kerja Pemerintah Kota Magelang untuk menyelenggarakan Sistem
pelayanan Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik. Sistem yang digunakan masih konvensional sehingga data
yang diperoleh tidak terekap dan memerlukan waktu yang lama dalam pelayanannya. Maka dari itu perlu
dibuatkan sistem informasi formulir pencatatan gangguan, masalah dan permintaan layanan LPSE kota
Magelang dengan V-Model. Pada tahap perancangan sistem dengan V-Model dibagi menjadi 2 yaitu tahap
verifikasi dan validasi meliputi requirement analysis & acceptance testing, system analysis & system testing,
architecture design & integration testing, module design & unit testing dan coding. Hasil validasi dari V-Model
berupa unit testing, integration testing, system testing dan acceptance testing berupa kuesioner yang diberikan
kepada perangkat LPSE yang kemudian akan dihitung dengan metode likert scale. Berdasarkan hasil kuesioner
dari 7 responden dapat diketahui tingkat satisfication mencapai 95% sehingga dapat membantu kinerja dan
dimengerti oleh peragkat LPSE.
Abstract
LPSE city of Magelang is a work unit of the City Government of Magelang to organize a system of Procurement
of goods / services electronically to facilitate. The system used is still conventional so that the data obtained is
not captured and requires a long time in its services. Therefore, it is necessary to create a form information
system for recording disturbances, problems and requests for the LPSE services of Magelang city with V-Model.
At the system design stage, V-Model is divided into 2, namely verification and validation stages including
requirements analysis & acceptance testing, system analysis & system testing, architecture design & integration
testing, module design & unit testing and coding. Validation results from the V-Model are unit testing,
integration testing, testing and acceptance testing system in the form of questionnaires given to LPSE staff which
will then be calculated using the Likert scale method. Based on the results of the questionnaire from 7
respondents, it can be seen that the level of satisfication reaches 95% so it can help performance and be
understood by LPSE staff.
2) Activity Diagram
Activity diagram adalah
memodelkan alur kerja (workflow)
sebuah proses bisnis dan urutan
Gbr. 2 Tahap V-Model aktivitas dalam suatu proses [7].
B. System Analysis
Masyarakat memasukkan keluhan Gbr. 4 Activity Diagram
masih dilakukan secara konvensional
sehingga memerlukan waktu yang lama 3) Sequence Diagram
dalam pelayanannya. Suatu sequence diagram adalah
Data yang sedang dikelola belum suatu diagram interaksi yang
termonitoring dari proses menekankan pada pengaturan waktu
penyelesaiannya. dari pesan-pesan [7].
C. Software Design
1) Usecase Diagram
Usecase diagram merupakan
fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit – unit yang saling bertukar
pesan antar unit atau actor [7].
D. Module Design
Pada tahap ini dilakukan struktur
program yang digunakan, algoritma, serta
struktur data dari berbagai kebutuhan.
Modul desain menggambarkan setiap low 3) Koordinator
level design, perancangan dipecah menjadi Tbl. 3 Unit Testing Koordinator
setiap modul.
E. Coding
Dalam pembuatan atau coding
menggunakan bahasa pemograman PHP,
MySQL sebagai database, AdminLTE2
sebagai template web dan Codeigniter
sebagai framework serta Sublime sebagai
text-editor.
F. Unit Testing
Pada tahap ini akan dilakukan
pengujian sistem yang telah dibangun
setingkat low level testing dan melihat
kekurangan yang ada. Tahap ini memeriksa
setiap unit dari sistem yang akan dibuat
sesuai atau tidak. Jika pada tahap ini ada
kekurangan maka ini berhubungan dengan
tahap desain program.
1) Client 4) Ketua
Tbl. 1 Unit Testing Client Tbl. 4 Unit Testing Ketua
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X
H. System Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian
sistem yang sementara sudah dibangun,
pengujian dilakukan pada seluruh sistem
yang sudah dibuat dan dirancang, bila terjadi
ketidaksesuaian pada tahap ini maka
berhubungan dengan tahap desain sistem.
I. Acceptence Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang sifatnya menyeluruh dari semua data 2) Skor Ideal
yang ada, tahap ini dilakukan penilaian Tbl. 8 Tabel Skor Ideal
secara subyektif dari semua kalangan yang Keterangan Point Nilai
menggunakan sistem ini. Pada acceptance Sangat Tidak Setuju (1) 1x7 7
testing diperlukan kuesioner dalam Tidak Setuju (2) 2x7 14
pengujiannya [8].
Nilai kuesioner diperoleh dengan Biasa (3) 3x7 21
menggunakan likert scale method. Likert Setuju (4) 4x7 28
scale method adalah skala penelitian yang Sangat Setuju (5) 5x7 35
digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat. Dengan skala likert ini, responden
3) Tekik Perhitungan
diminta untuk melengkapi kuesioner yang
Setelah itu, dapat dicari persentase
mengharuskan mereka untuk menunjukkan
masing-masing jawaban dengan
tingkat persetujuannya terhadap serangkaian
menggunakan rumus:
pertanyaan [9]. Pertanyaan atau pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini 𝑇𝑆
𝑌= 𝑥 100%
biasanya disebut dengan variabel penelitian 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Keterangan:
Y = Nilai Persentase
TS = Total Skor Responden
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X
5% DAFTAR PUSTAKA
[1] J. S. Informasi, F. Ilmu, and K.
Universitas, “No Title,” vol. 8, no. 1,
pp. 966–977, 2016.
95% [2] S. Balaji, “WATEERFALLVs V-
MODEL Vs AGILE : A
COMPARATIVE STUDY ON SDLC,”
sangat setuju setuju
vol. 2, no. 1, pp. 26–30, 2012.
[3] S. Dian and H. Permana, “ANALISIS
Gbr. 7 Hasil Kuesioner DAN PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI PASIEN ( SIPASIEN ),”
vol. 11, pp. 27–33, 2015.
Jurnal Komtika Vol. …. No. …. ……. e-ISSN: 2580-734X