Bab 5.11
Bab 5.11
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Waktu pelayanan
Rumah Sakit Ar Royyan melayani penyediaan darah aman selama 24 jam
2. Permintaan darah
Bila akan memerlukan darah untuk transfusi, maka sekitar 5-10 ml darah pasien
mesti diambil dan dimasukkan kedalam tabung kering untuk memastikan serum
yang cukup untuk melakukan uji kecocokan. (Untuk tes ini, serum lebih baik dari
pada plasma). Sampel darah itu harus diberi pengenal yang jelas dengan nama
lengkap pasien, nomor registrasi rumah sakit serta ruangan yang bersangkutan,
kemudian dikirim secepatnya ke laboratorium, bersamaan dengan formulir
permintaaan darah lengkap.
Formulir permintaan disertai keterangan tentang pasien, dan harus ditandatangani
oleh dokter yang merawat pasien, atau oleh orang yang mendapat tugas oleh dokter
untuk mengisi hal-hal sebagai berikut :
a. tanggal permintaan
b. nama lengkap pasien
c. tanggal lahir pasien
d. jenis kelamin pasien
e. nomor registrasi rumah sakit
f. ruang rawat pasien
g. alamat pasien
h. diagnosis kerja
i. golongan darah pasien
j. keberadaan tiap antibody
k. riwayat transfusi sebelumnya
l. riwayat reaksi transfusi sebelumnya
m. pada wanita: jumlah kehamilan sebelumnya
n. jumlah dan jenis unit darah atau produk darah yang diperlukan
o. apakah serum pasien mesti digolongkan dan diteliti
p. alasan transfusi
q. tanggal dan waktu diperlukan
r. tanda - tangan dokter yang menerima darah
Permintaan darah ke Unit Pelayanan Transfusi darah sesuai kesepakatan dengan
Unit Pelayanan Transfusi darah dan tertuang dalam Ikatan Kerjasama (lihat SPO
no…….). Transportasi distribusi darah dengan menggunakan cool box transportasi
darah
3
1. Permintaan darah diluar perencanaan rutin, misalnya permintaan dalam bentuk
komponen darah, rhesus negatif, darah langka dan pada kejadian luar biasa
(KLB)
2. Formulir permintaan diisi lengkap dan ditandatangani oleh kepala DBRS
3. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus
3. Penerimaan darah
Mekanisme penerimaan darah sesuai kesepakatan yang tertuang dalam IKS
1. DBRS menerima darah aman dari Unit Pelayanan Darah setempat sesuai
permintaan, bila tidak sesuai dengan dengan permintaan dicatat atau
disesuaikan dengan kesepakatan yang tertuang dalam IKS
2. Petugas pengantar darah dari Unit Pelayanan Darah maupun petugas penerima
darah di DBRS bersama – sama menilai kondisi darah, dan mampu mengenali
tanda-tanda fisik darah aman dan standar labelling
3. Dibuat berita acara
4. Tersedia SPO penerimaan darah dari Unit Pelayanan Darah
5
Adalah penting untuk mengetahui alas an-alasan mengapa orang-orang tertentu
tidak cocok sebagai donor, karena darah mereka mungkin mendatangkan risiko
kepada pasien yang menerimanya. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Status kesehatan dan gizi donor yang jelek
Donasi darah oleh orang yang menderita kekurangan gizi atau masalah
kesehatan lainnya berbahaya terhadap kesehatan diri mereka dan terhadap
penerimanya. Ada kemungkinan mereka tidak memenuhi kriteria tertentu
seperti tingkat berat badan atau haemoglobin, dan juga ada kemungkinan
mereka akan pingsan pada waktu penyadapan darah
2. Donasi tidak sukarela
Sumber darah yang ideal adalah donor sukarela. Donasi darah dari instansi
seperti tentara, polisi atau lembaga pemasyarakatan, ada keraguan tidak adanya
sukarela murni karena para donor mungkin telah diperintah untuk memberikan
darah mereka. Sering kali calon donor seperti ini memiliki tanda-tanda penyakit
menular (infectious disease markers) yang tinggi dalam masyarakatnya.
3. Prilaku resiko donor darah
Prilaku sosial tertentu memungkinkan calon donor terpapar pada risiko
memperoleh infeksi, seperi HIV, ynag kemudian dapat ditularkan pada
penerima darah.
12. Pencatatan dan pelaporan dari reaksi yang timbul dari transfusi darah
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap, yaitu
1. Permintaan darah rutin dan khusus ke Unit Pelayanan Darah
2. Penerimaan darah rutin dan khusus dari Unit Pelayanan Darah
3. Berita acara penerimaan darah dari Unit Pelayanan Darah
4. Dokumentasi permintaan dari para klinisi lengkapa dengan indikasi, jenis dan
jumlah darah beserta identitas pasien
5. Pemeriksaan golongan darah pasien/darah donor, uji cocok serasi dalam lembar
kerja
6. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah
7. Darah yang harus dikembalikan ke Unit Pelayanan Darah
8. Tentang kebutuhan darah yang tidak terpenuhi
9. Hasil monitoring dan evaluasi
10. Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan suhu alat simpan darah
11. Reaksi transfusi
13. Pelaporan
Yang dilaporkan : penerimaan, penyimpanan, penyampaian, pemakaian, logistik
dan persediaan darah, reaksi transfusi
a. Laporan rutin adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur
dan tepat waktu disampaikan kepada Direktur RS, Unit Pelayanan Darah dan
Dinkes
b. Laporan rutin terdiri dari : laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan
c. Laporan Insidentil adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus, misalnya
terjadi transfusi, disampaikan kepada komite medik RS dan Unit Pelayanan
Darah setempat dengan tembusan ke Dinkes setempat
d. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah / komponen (catt: SPO
penggunaan setelah crossmach, rata-rata perpasien)
7
3. Pengelolaan limbah infektif dengan cara desinfeksi, dekontaminasi,
sterilisasi
atau insenerasi
15. Laporan
1. Permintaan rutin dan darurat
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah
nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
golongan darah
cross match
uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
Jumlah
nomor kantong/unit darah
tanggal
8. Response time (penyerahan) permintaan.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Catatan harus dijaga untuk setiap pendonor dan setiap kegiatan, termasuk:
a.lokasi dan tanggal pengambilan.
b. rincian lengkap data donor.
c.penilaian seleksi donor.
2. Peralatan dan bahan harus dikualifikasi, proses dan metoda harus divalidasi sebelum
digunakan pada produksi komponen untuk transfusi atau pengolahan lebih lanjut.
3. Semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan harus disiapkan. Hal ini
mencakup kecukupan jumlah SDM yang terlatih dan terkualifikasi, gedung dan
ruangan yang memadai, peralatan yang sesuai, bahan yang tepat, prosedur dan
instruksi yang disetujui, penyimpanan dan transportasi yang memadai.
4. Harus ada sistem pelacakan terhadap semua komponen darah yang dikeluarkan untuk
menyiapkan penelusuran kembali (look-back) atau pemberian nasihat klinis kepada
pendonor, jika diperlukan penarikan kembali setiap komponen darah yang dicurigai
tidak memenuhi persyaratan.
5. Harus ada sistem untuk menangani keluhan pendonor.
6. Harus ada sistem untuk untuk memperbaiki fungsi dan meningkatkan kegiatan terkait
proses dan sistem manajemen mutu..
DITETAPKAN DI : INDRALAYA
TANGGAL : NOVEMBER 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT AR-ROYYAN
9
10