Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

S
P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Endah Sukmawati
NIM B13 014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S


P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN

Diajukan Oleh :

Endah Sukmawati
NIM B13 014

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal Juli 2016

Pembimbing

Arista Apriani, SST., M. Kes


NIK. 201188069
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S


P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN

Diajukan Oleh :

Endah Sukmawati
NIM B13 014

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal Juli 2016

Penguji I Penguji II

Yunia Renny Andhikatias, SST., MPH Arista Apriani, SST., M. Kes


NIK 201188092 NIK. 201188069

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb


NIK. 201188093
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. S P2A0

Umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore di BPM Tri Resiti

Juwiring Klaten”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST, M.Keb selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta .

3. Ibu Arista Apriani, SST., M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan pada penulisan Karya Tulis Ilmiah.

4. Tri Resiti selaku Pimpinan BPM Tri Resiti Juwiring Klatenyang telah

memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.


6. Ny. S selaku responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2016

Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Endah Sukmawati
B13014

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S


P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN
xi + 64 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal,


kombinasi 2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara parental (injeksi) IM
sebulan sekali. Efek samping dan penanggulangan pemakaian kontrasepsi KB
Suntik 1 bulan yaitu gangguan haid salah satunya amenore yaitu tidak datangnya
haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan berturut-turut atau
lebih. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPM Tri Resiti
Juwiring Klaten pada tanggal 9 November 2015 didapatkan data jumlah Akseptor
KB bulan Oktober 2014 – Oktober 2015telah mencapai 1143 akseptor
Tujuan : Diperolehnya pengamalan nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
Keluarga berencana pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan
dengan amenore melalui pendekatan proses manajemen kebidanan menurut
Varney.
Metode Penelitian : Jenis laporan ini adalah penelitian observasionl deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Tempat pengambilan kasus ini telah dilaksanakan
di BPM Tri Resiti Dukuh 10/3 Kelurahan Juwiran, Kecamatan Juwiring,
Kabupaten Klaten. Subjek studi kasus ini adalah Ny. S. Studi kasus ini telah
dilaksanakan pada 20 - 26 April 2016. Instrumen yang digunakan adalah format
asuhan kebidanan KBdan catatan perkembangan yang didokumentasikan
menggunakan SOAP. Data primer meliputi pemeriksaan fisik, wawancara,
observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan
Hasil Studi Kasus :Ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80mmHg,
respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36,6 0C. Ibu tetap menggunakan KB
suntik 1 Bulan
Kesimpulan : setelah dilakukan asuhan selama 6hari pada tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktek.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan, keluarga berencana, akseptor, amenore


Kepustakaan : 22 literatur (tahun 2007 – 2014)
MOTTO

1. Sesunguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan


(QS.AL-insyiroh :6)
2. Jangan berkhayal menyentuh langit bila memegang lidi pun tak mampu
(penulis)
3. Apa yang telah berlalu,sudah berlalu apa yang telah pergi tidak akan
kembali .oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu karena
sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali (kahlil Giban )
4. Beri satu kunci untuk mengenal hidup ,jadikan setiap langkah kita sebagai
ibadah insyaallah akan tau tujuan hidup yang sesungguhnya (penulis)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :


1. Allah SWT,yang selalu melimpahkan rahmad dan
hidayahNya sehingga Karya Tulis ilmiah ini bisa
terselesaikan .
2. Ayah dan bunda tercinta terimakasih atas doa dan
restunya dan cinta kasihnya selama ini yang selalu
menyayangi dan mengorbankan tetes keringatnya hanya
untuk bagaimana membuat anak anaknya bahagia .
3. Adiku Lilik Wulandari dan saudara saudaraku yang
selalu memberikan semangat untuk maju terus dan kuat
menghadapi semuanya
4. Ibu Arista Apriyani SST,M.kes selaku Dosen
pembimbing KTI , ibu Siti Nurjanah SST,M.Keb selaku
pembimbing Akademik terimakasih atas bimbinganya.
5. Sahabatku “The ganks ningrat Elsa,Rais,Heni ‘’ yang
selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
maju,bangkit,dan kuat menghadapi semuanya.
6. Teman teman kelas 3A dan Dayu Ery,Febri Fitria,Dyan
Sulistiani yang tidak bisa di sebutkan satu persatu ,
terimakasih sudash membantu dalam proses pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Mas Ari Nugroho yang selalu memberiku semangat ,
kekuatan dan kesabaran untukku .
8. Almamaterku
CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Endah Sukmawati

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 28 Maret 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :Grasak RT 38/10 Gondang Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 7 Gondang Lulus tahun 2007

2. SMP Negeri 1 Gondang Lulus tahun 2010

3. SMK PGRI Karangmalang Lulus tahun 2013

4. Prodi DIII Kebidanan STIKesKusuma Husada SurakartaAngkatan 2013


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

INTISARI ....................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3

D. Manfaat Studis Kasus .................................................................. 4

E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis ................................................................................. 7

1. Keluarga Berencana (KB) ...................................................... 7

2. Kontrasepsi Suntik 1 Bulan ................................................... 9

3. Amenore ................................................................................ 12

B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 15

C. Landasan Hukum ........................................................................ 31


BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 32

B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 32

C. Subjek Studi Kasus ..................................................................... 32

D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 32

E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 33

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33

G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 36

H. Jadwal Studi Kasus ..................................................................... 37

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan kasus ............................................................................. 39

B. Pembahasan ................................................................................ 54

BABA V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan pengambilan Data Awal

Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaann Lahan

Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 6. Lembar Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 7. Lembar persetujuan Responden

Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)

Lampiran 9. SAP dan Leaflet Alat Kontrasespi

Lampiran 10. SAP dan Leaflet Amenore

Lampiran11. Dokumentasi

Lampiran 12. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah

visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi Keluarga Berkualitas tahun

2015. Keluarga Berencana (KB) adalah mewujudkan keluarga berkualitas

tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

maju, mandiri, mempunyai jumlah anak ideal, berwawasan ke depan,

bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

(Affandi, 2012).

Berdasarkan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional) tahun 2012 tercatat jumlah 35.845.298 KB aktif

akseptor pengguna KB suntik sebanyak 16.791047 (46,84%), pil sebanyak

9.009.608 (25,13%), IUD sebanyak 4232672 (11,53%), implant sebanyak

3.288.557 (8,17%), MOW sebanyak 1.249.929 (3,49%), kondom sebanyak

1.123.606 (3,13%), dan MOP sebanyak 249.870 (0,70%). Menurut BKKBN

(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jawa Tengah

tahun 2012, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 5,403,576 terdiri dari

akseptor KB Suntik sebanyak 3.060.828 akseptor (56,64%), akseptor KB pil

sebanyak 835.365 (15.46%), akseptor KB Implant sebanyak 563.934 aksetor

(10,44%), akseptor KB IUD Sebanyak 471,560 (8,73%), akseptor MOW

sebanyak 294,512 akseptor (5,45%), akseptor Kondom sebanyak 119.992

(2,22%) dan akseptor MOP sebanyak 57.385 akseptor (1,06%)(Pusat Data

dan Informasi Kemenkes RI, 2013).

1
2

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2012

Kepesertaan KB menurut penggunaan metode kontrasepsi pada tahun 2012

menunjukkan bahwasebagian besar peserta KB memilih untuk menggunakan

metode kontrasepsi suntik yaitu sebesar 46,84%

Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal, kombinasi

2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan

5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara parental (injeksi) IM sebulan

sekali (Syafrudin dkk, 2011).

Menurut Suratun (2008), efek samping dan penanggulangan pemakaian

kontrasepsi KB Suntik 1 bulanyaitugangguan haid salah satunya amenore

yaitu tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3

bulan berturut-turut atau lebih.

Peran bidan dalam hal ini yaitu memberikan informasi yang tepat,

lengkap serta obyektif mengenai berbagai metode kontrasepsi sehingga klien

mengetahui manfaat penggunaan kontrasepsi bagi dirinya sendiri maupun

keluarganya dan membantu klien agar dapat menggunakan kontrasepsi yang

mereka pilih secara aman dan efektif (Sulistyawati, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPM Tri

Resiti Juwiring Klaten pada tanggal 9 November 2015 didapatkan data

jumlah Akseptor KB bulan Oktober 2014 – Oktober 2015telah mencapai

1143 akseptor, terdiri dari 580 akseptor KB suntik (50,7%), 315 akseptor KB

IUD (27,6%), 134 akseptor KB implant (11,7%), 110 akseptor KB pil (9,6%)

dan MOW sebanyak 4 akseptor (0,35%). Akseptor KB suntik terbagi menjadi

2 yaitu KB suntik 3 bulan sebanyak 310 akseptor (53,4%) dan Akseptor KB


3

suntik 1 bulan sebanyak 270akseptor (46,6%). Dari akseptor KB Suntik 1

bulan yang mengalami efek samping peningkatan berat 84akseptor (31,1%),

timbul jerawat sebanyak 64 akseptor (23,7%), menometroragia sebanyak 52

akseptor (19,3%), amenore sebanyak 33 akseptor (12,2%), spotting sebanyak

25 akseptor (9,3%) dan keputihan sebanyak 12 akseptor (4,4%).Berdasarkan

data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan

Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S P2A0 Umur26 tahun Akseptor KB

Suntik 1 Bulan dengan Amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan

yaitu “Bagaimana penatalaksanaanasuhan kebidanan keluarga berencana pada

Ny. S P2A0 Umur26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore di

BPM Tri Resiti Juwiring Klaten melalui pendekatan proses manajemen

kebidanan menurut Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Diperolehnya pengamalan nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan

keluarga berencana pada Ny. S P2A0 Umur26 tahun akseptor KB suntik 1

bulan dengan amenoremelalui pendekatan proses manajemen kebidanan

menurut Varney.
4

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu

1) Melaksanakan pengkajian pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.

2) Melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.

3) Merumuskan diagnosa potensial akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.

4) Mengindentifikasi tindakan segera pada akseptor KB suntik 1 bulan

dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.

5) Menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan

pengkajian pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore di

BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.

6) Melaksanaan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor

KB suntik 1 bulan dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring

Klaten.

7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada akseptor

KB suntik 1 bulan dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring

Klaten.

b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus

nyata di lapangan pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.


5

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam memberikan

asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.

2. Bagi Profesi

Memberi masukan dalam upaya mengembangkan asuhan kebidanan pada

akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.

3. Bagi Institusi

a. Instansi

Dapat memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan khususnya pada akseptor akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore.

b. Pendidikan

Untuk menambah referensi mengenai asuhan kebidanan pada akseptor

KB suntik 1 bulan dengan amenore.

E. Keaslian Studi Kasus

Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul asuhan

kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore sudah pernah

dilakukan oleh mahasiswa :

1. Ningsih S (2013), Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Akseptor KB

Suntik Cyclofem Dengan Amenore Di Klinik Griya Husada 2


6

Karanganyar”. Jenis laporan studi kasus adalah metode deskriptif. Hasil:

Ny. T, P1A0 umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofemdengan

Amenore. Terapi obat secara teratur, pemberian pil kombinasi25 mg

Estradiol 3 kali sehari untuk 3 hari. Keadaan umum ibu baik, tidak ada

kecemasan, KIE tentang Amenore, ibu diharapkan untuk menjaga personal

hygiene danmengkonsumsi makanan yang bergizi. Ibu bersedia kontrol

bila masih ada keluhan. Ibu tetap menggunakan KB suntik

Cyclofem.Kesimpulan: Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan evaluasi

hasil asuhan kebidanan selama 5 hari yang didapat yaitu keadaan umum

ibu baik, tidak ada kecemasan, ibu mengerti bahwa tidak haid selama 4

bulan berturut-turut yang dialaminya adalah efek samping dari KB suntik,

ibu merasa senang karena sudah bisa haid lagi dan ibu tetap menggunakan

KB suntik Cyclofem. Pada studi kasus ini terdapat kesenjangan antara

toeri dan praktek. Ibu tetap menggunakan KB suntik Cyclofem

2. HidayatullahN(2015), Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga

Berencana Pada Ny.R P1A0 Akseptor Suntik Cyclofem Dengan Amenorea

Di Puskesmas Sangkrah Surakarta”. Hasil data secara deskriptif berdasar

7 langkah Varney. Hasil: Ny.R akseptor suntik cyclofem mengeluh tidak

menstruasi selama 3 bulan. Palpasi abdomen tidak teraba massa. Klien

diberikan informasi penyebab amenorea dan terapi linestrenol 0,5 mg 2x1

selama 7 hari kemudian klien mengalami menstruasi. Terdapat

kesenjangan yaitu tidak dilakukan tes kehamilan, pemeriksaan USG, dan


7

kolaborasi tidak dengan dokter Sp.OG. Kesimpulan: Ny.R akseptor suntik

cyclofem dengan amenorea mengalami menstruasi pada kunjungan hari

ketujuh dan tetap menggunakan suntik cyclofem. Tidak dilakukan tes

kehamilan, pemeriksaan USG, dan kolaborasi tidak dengan dokter Sp.OG.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Keluarga Berencana (KB)

a. Pengertian

Keluarga Berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya

kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,

ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut

(Suratun dkk, 2009).

Keluarga Berencana adalah mengatur jumlah anak sesuai

kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil

(Syafrudin dkk, 2011).

b. Manfaat KB

Menurut Syafrudin dkk (2011), manfaat KB adalah melahirkan

kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang

diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat

kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan

jumlah anak dalam keluarga.

c. Macam-macam Metode KB

Menurut Syafrudin (2011), alat kontrasepsi ada beberapa jenis yaitu:


9

1) KB alamiah, yaitu:

Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif.

Senggama terputus adalah metode KB tradisional, dimana pria

mengeluarkan alat kelaminya dari vagina sebelum pria mencapai

ejakulasi.

2) KB Barier

Kondom merupakan selubung atau sarung terbuat dari karet

sintestis yang tipis berbentuk silinder dengan muara berpinggir tebal

yang bila digulung berbentuk rata. Diafragma adalah kap berbentuk

bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke

dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk

menonaktifkan atau membunuh sperma, dikemas dalam bentuk

aerosol (busa), tablet vagina, supositoria atau dissolvable film, krim.

3) KB Hormonal

KB Pil terdiri dari KB pil Kombinasi dan KB Pil Progestin (Mini

Pil). KB Suntik terdiri dari suntik kombinasi (suntik 1 bulan) dan

suntik progestin (suntik 3 bulan) dan Implan, terdiri dari 6 kapsul

secara total bermuatan 216 mg levonogestrel.

4) KB Non hormonal

KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD adalah

sejenis bahan yang terbuat dari tembaga yang biasanya disebut


10

Copper T, bisa bertahan dalam jangka waktu lama yaitu selama 10

tahun

5) KB Steril atau Kontrasepsi Mantap

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan

fertilitas (kesuburan perempuan). Kontrasepsi ini sangat efektif dan

bersifat permanen dan semi permanen. Vasektomi adalah prosedur

klinik untuk menghentikan kapasistas reproduksi pria dengan jalan

melakukan penutupan pada saluran vas deferens sehingga alur

transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi

2. Kontrasepsi Suntik 1 Bulan

a. Pengertian

Kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu kontrasepsi suntik bulanan

merupakan metode suntkan yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan

penyuntikan secara muscular sebagai usaha pencegahan kehamilan

berupa hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia subur

(Mulyani dan Rinawati, 2013).

Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal,

kombinasi 2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo

medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan

secara parental (injeksi) IM sebulan sekali (Syafrudin dkk, 2011).

b. Cara kerja

KB suntik satu bulan atau KB kombinasi bekerja dengan cara menekan

ovulasi membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga

mengganggu pergerakan sperma, mengganggu proses penempelan hasil


11

konsepsi akibat atrofi endometrium dan menghambat transformasi

gamet oleh tuba (Syafrudin dkk, 2011).

c. Efektivitas kontrasepsi 1 bulan

Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), efektifitas KB suntik 1

bulan sangat efektif yaitu sebesar 0,1 – 04 kehamilan per 100

perempuan selama setahun pertama penggunaan.

d. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi 1 bulan

Keuntungan dan kerugian menurut Syafrudin dkk (2011), yaitu:

1) Keuntungan

Keuntungan KB suntik 1 bulan yang cukup banyak, yaitu risiko

terhadap kesehatan kecil, tidak mengganggu hubungan suami istri,

tidak perlu periksa dalam, Merupakan jenis kontrasepsi jangka

panjang, efek samping kecil, klien tidak perlu menyimpan obat dan

alat sendiri

2) Kerugian

Disamping keuntungan yang ada juga kekurangan penggunaan KB

suntik 1 bulan, yaitu: efek samping awal penggunaan seperti

gangguan pola haid (tidak teratur, perdarahan bercak, atau

perdarahan sela hingga 10 hari) dan rasa mual, sakit kepala dan

nyeri payudara ringan, klien sangat bergantung kepada pelayanan

kesehatan, efektifitas akan berkurang saat dibarengi dengan

penggunaan obat epilepsi atau obat tbc, tidak mencegah ims

(Infeksi Menular Seksual), butuh waktu lama untuk

mengembalikan kesuburan, penambahan berat badan, mengganggu

produksi ASI.
12

e. Indikasi dan Kontraindikasi KB suntik 1 bulan

Menurut Syafrudin dkk (2011), dalam penggunaan KB suntik 1 bulan

tidak semua wanita dapat menggunakan, yang boleh dan yang tidak

boleh menggunakan KB suntik 1 bulan, yaitu:

1) Indikasi yang boleh menggunakan KB suntik 1 bulan usia

reproduktif dari mulai haid hingga premenopause, yang ingin ber

KB dengan efektivitas tinggi, sesudah bersalin dan tidak menyusui,

anemia , nyeri haid hebat, riwayat kehamian ektopik

2) Kontraindikasi KB suntik 1 bulan yaitu hamil atau diduga hamil,

menyusui, perdarahan dari kemaluan denga sebab yang belum

jelas, penyakit hati, contohnya hepatitis, usia lebih dari 35 tahun

dan merokok, riwayat penyakit jantung, stroke dan hipertensi,

kelainan pembekuan darah dan diabetes mellitus, keganasan

payudara

f. Efek Samping KB Suntik 1 Bulan

Menurut Suratun (2009), efek samping dan penanggulangan pemakaian

kontrasepsi KB Suntik 1 bulanyaitu:

1) Gangguan haid

Gejala dan keluhan:

a) Amenore tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti

suntikan KB selam 3 bulan berturut-turut atau lebih.

b) Spotting adalah bercak perdarahan di luar haid yang terjadi

selama akseptor mengikuti KB suntik

c) Metroragia adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid


13

d) Menometroragia adalah datangnya darah haid yang berlebihan

jumlahnya tetapi masi dalam siklus haid.

2) Depresi dengan gejala rasa lesu, tak bersemangat untuk bekerja dan

melakukan aktiviatas sehari-hari

3) Keputihan adalah adanya cairan putih berlebihan yang keluar dari

liang senggama dan terasa menggangu.

4) Timbul jerawat di muka atau badan dapat disertai infeksi atau tidak

5) Perubahan libido yaitu menurunnya atau meningkatnya libido

akseptor.

6) Peningkatan berat badan yaitu berat badan bertambah atau turun

beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah pemakaian

suntikan KB.

7) Pusing dan sakit kepala yaitu rasa berputar yang dapat terjadi pada

satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat

sementara

3. Amenore

a. Pengertian

Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Amenore yang

normalnya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan dan

setelah menopause (Syafrudin, 2011).

Amenore adalah wanita yang sudah pernah menstruasi namun tidak

mengalami menstruasi dalam waktu yang berkisar antara 3 sampai 6

bulan (Varney, 2007).


14

b. Etiologi

Menurut Manuaba (2007), penyebabnya kemungkinan gangguan

gizi dan metabolisme, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin

atau terdapat penyakit menahun.

Menurut Syafrudin dkk (2011), penyebab amenore diakibatkan

oleh beberapa keadaan seperti hipotensi, anemia, infeksi, atau

kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu bisa juga disebabkan

oleh stres psikologis.

c. Klasifikasi amenore

Menurut Syafrudin (2011), klasifikasi amenore yaitu:

1) Amenore primer yaitu jika menstruasi tidak pernah terjadi.

Penyebab amenore primer yaitu:

a) Hymen imperforata yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga

darah menstruasi terhambat untuk keluar.

b) Menstruasi anovulatoire yaitu rangsangan hormon-hormon yang

tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim

sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya

rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak

terbentuk dan keadaan ini menyebabkan perempuan tidak

mengalami masa subur karena sel telur tidak terbentuk.

2) Amenore sekunder, biasanya penderita sudah pernah menstruasi

sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh kehamilan, kecemasan akan

kehamilan, penurunan berat badan, lemak tubuh kurang dari 15 –

17%, olah raga yang berelebihan, mengkonsumsi hormon tambahan,


15

obesitas, stres emosional, menopause, kelainan endokrin, obat-

obatan misalnya busulfan, klorambusil, siklofosmad, pil KB

fenolisid.

d. Gejala

Menurut Nugroho dan Utama (2014), gejala amenore bervariasi

tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan

mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas

seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut ketiak serta

perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan akan

ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya

adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut

jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

Sindroma cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit

dan lengan serta tungkai yang kurus. Gejala lain yang mungkin

ditemukan, yaitu Sakit kepala, galaktore (pembekuan air susu pada

wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui, gangguan

penglihatan (pada tumor hipofisa), penurunan atau penambahan berat

badan yang berarti, vagina yang kering, hirsutisme (pertumbuhan

rambut yang berlebihan yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan

perubahan ukuran payuara.

e. Penanganan

Menurut Affandi (2012) penanganan KB Suntik dengan amenore yaitu:

1) Berikan konseling kepada akseptor tentang penyebab amenore.


16

2) Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.

3) Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid hentikan suntikan

jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kotrasepsi yang lain.

4) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan,

karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 – 6 bulan kemudian, bila

tidak terjadi perdarahan rujuk ke klinik.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

berfokus pada klien (Varney, 2007).

2. Langkah Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,

langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga

dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah

tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien

(Varney, 2007).
17

a. Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi

keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan

fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif

serta data penunjang (Nursalam, 2009).

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak

dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi

melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009).

a) Biodata

Biodata menurut Nursalam (2009), meliputi :

(1) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.

(2) Umur : Untuk mengetahui faktor risiko.

(3) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan

moril sesuai dengan agama yang dianut.

(4) Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.

(5) Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan

berpengaruh pada pengetahuan pola makan

nutrisi pada ibu.

(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

pekerjaan terhadap permasalahan


18

kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat

keadaan ekonomi keluarga.

(7) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta

mempermudah pemantauan.

b) Alasan datang atau keluhan utama

Keluhan utama adalah untuk mengetahui masalah yang

dihadapi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Akseptor KB

Suntik dengan amenore mengeluh tidak terjadi menstruasi selama

3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).

c) Data kebidanan

(1) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah

atau tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus

mentruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi,

teratur/tidak menstruasinya, sifat darah menstruasi, keluhan

yang dirasakan, sakit, waktu menstruasi (disminorea)

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus KB suntik 1

bulan dengan amenore secara umum merupakan masalah

yang berkaitan dengan aliran darah, masalah sumbatan,

sementara masalah ovarium, hipofisis, SSP dikaitkan dengan

adanya gangguan dalam aksis hipotalamus hipofisis ovarium


19

(HHO) yang mengendalikan proses neuroendokrin yang

dibutuhkan dalam siklus menstruasi (Varney, 2007).

(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran :

gravidarum, para, abortus, hidup. Riwayat persalinan yaitu

jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya

melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah/gangguan

kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan.

Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan bayi

sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin

bayi, keadaan bayi hidup/mati saat dilahirkan

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(4) Riwayat KB

Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang

pernah dipakai dan berapa lama memakai alat kontrasepsi,

dan adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi

(Ambarwati&Wulandari, 2008). Pada kasus akseptor KB

suntik 1 bulan didapatkan tidak datangnya menstruasi selama

3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).

(5) Riwayat Kesehatan

(a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Diperlukan untuk mngetahui kemungkian adanya

penyakit yang diderita pada saat ini

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).


20

(b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat

atau penyakit akut misalnya jantung, DM, hipertensi dan

asma(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkiann

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan

kesehatan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

d) Data kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi

Menggambarkan rentang pola makan dan minum,

frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan

bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna

dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa

jam pasien tidur, kebiasaan seblum tidur misalnya membaca,

mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,


21

kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang (Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

(4) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(5) Pola Aktivitas

Menggambarkan pola aktiviatas pasien sehari-hari. Pola

ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatan

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi

dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).

a) Pemeriksaan Umum

(1) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Menurut

Prihardjo (2007), meliputi :

(a) Composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan

respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan)

(b) Somnolen (kesadaran yang mau tidur saja. Dapat

dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur

lagi).
22

(c) Koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau

rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak

ada).

(d) Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya).

(2) Keadaan umum

Keadaan umum meliputi composmentis(sadar

sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang

keadaan sekelilingny), apatis (kesadaran yang segan untuk

berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak

acuh), somnolen (keadaan kesadaran yang mau tidur saja,

dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi jatuh tidur

lagi), delirium, semi koma dan koma (kesadaran yang

menyerupai koma) (keadaan kesadaran yang hilang sama

sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun)

(Prihardjo, 2007).

(3) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan

hipotensi. Normalnya 120/80 mmHg (Tarwoto dan

Wartonah, 2011).

(4) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan

atau tidak ada, normalnya 36,6°C -37,6°C (Tarwoto dan

Wartonah, 2011).
23

(5) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi akseptor dalam keadaan

santai normalnya 60 – 80 x/menit (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

(6) Respirasi

Untuk mengetahui fungsi pernafasan berada dalam

rentang normalnya 20-30x/menit

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(7) Tinggi badan

Tinggi badan untuk mengetahui tinggi badan ibu

(Nursalam, 2008). Tinggi badan wanita normal 150 cm

(Ambarwati dkk, 2009).

(8) Berat badan

Berat badan untuk mengetahui penambahan berat

badan ibu (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

b) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat

klien dari ujung rambut sampai ujung kaki menurut Nursalam

(2009), meliputi :

(1) Kepala

(a) Rambut

Meliputi warna, mudah rontok atau tidak dan

kebersihannya.
24

(b) Muka

Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah

oedema.

(c) Mata

Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah

muda atau pucat dan sklera warna putih atau tidak.

(d) Hidung

Bagaimana kebersihannya, simetris, ada benjolan atau

tidak.

(e) Telinga

Bagaimana kebersihannya, simetris, ada serumen atau

tidak

(f) Mulut

Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah

atau tidak.

(2) Leher

Untuk mengetahui pembesaran tyroid, nyeri atau kekakuan

pada leher, keterbatasan gerak leher, pembesaran atau nyeri

tekan pada kelenjar getah bening, kesimetrisan trakea. Hal ini

untuk mengetahui adanya peradangan atau gangguan

metabolisme tubuh (Varney, 2007).

(3) Dada dan axilla

Untuk mengetahui kesimetrisan, ukuran, massa, lesi jaringan

perut pada struktur dan dinding dada. Hal ini untuk


25

mengetahui apakah ada tumor atau kanker/tidak

(Varney, 2007).

(4) Abdomen

Untuk mengetahui riwayat penyakit kandungan. Hal ini untuk

mengetahui adanya kelainan pada abdomen (Varney, 2007).

(5) Genetalia

Pada kasus amenore untuk mengetahui keadaan vagina

kering atau ada perdarahan.

(a) Inspekulo

Dilakukan untuk memastikan bahwa dari mana asal

perdarahan tersebut, apakah ada infeksi/kelainan pada

servik/portio. Pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan

dengan amenore didapatkan vagina kering

(Nugroho dan Utama, 2014).

(b) Pemeriksaan dalam

Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah

benjolan atau tidak (Prihardjo, 2007).

(c) Anus

Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007).

(6) Ekstremitas atas dan bawah

Ada cacat atau tidak, oedema atau tidak, terdapat

varices atau tidak (Wiknjsastro, 2010).

c) Pemeriksaan penunjang

Data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan


26

pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta

terapi (Nursalam, 2009). Pemeriksaanlaboratorium dan

penggunaan terapi hormon untuk pemeriksaan penyebab lain.

Pada kasus KB suntik satu bulan dengan amenore test kehamilan

negatif (Varney, 2007).

b. Langkah II : Interpretasi Data

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan

diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya

digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam

rencana asuhan terhadap pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

1) Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).

Diagnosa : Ny. …. umur …. tahun, P …. A … Akseptor KB Suntik

1 bulandengan amenore.

Data Dasar

Data Subyektif :

a) Ibu mengatakan bernama Ny.X

b) Ibu mengatakan umur … tahun

c) Ibu mengatakan memakai KB Suntik 1 bulan sejak …


27

d) Ibu mengeluh tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut atau

lebih (Suratun, 2009)

Data obyektif :

Menurut (Affandi, 2011) yaitu :

a) Keadaan umum baik

b) Kesadaran composmentis

c) Pemeriksaan inspekulo didapati vagina kering.

d) Pemeriksaan penunjang: PP Test negatif

(Varney, 2007).

2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari haril pengkajian atau yang menyertai

diagnosa (Rukiyah, 2014).

Masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik 1 bulan

dengan amenoremenurut Varney (2007), yaitu rasa tidak nyaman

pada daerah kemaluan dan rasa cemas.

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan

melakukan analisa data (Rukiyah, 2014). Pada kasus akseptor KB

suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang diperlukan yaitu :

pemberian informasi kepada wanita mengenai penyebab potensial

dan kecenderungannya dapat memberi banyak pengaruh dalam

mengurangi kecemasan (Varney, 2007).


28

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengamati klien. Bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa

atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).

Pada kasus KB suntik 1 bulan dengan amenore tidak ada diagnosa

potensial (Affandi, 2011).

d. Langkah IV : Antisipasi /Intervensi

Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah

atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah merumuskan tindakan

yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa potensial pada langkah

sebelumnya harus merumuskan tindakan emergency/ segera. Dalam

rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara

mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2007).

Menurut Affandi (2012) pada kasus KB Suntik 1 bulan dengan

amenoreberi KIE bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.


29

e. Langkah V : Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi, semua keputusan yang dikembangkan dalam

asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid

berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan

asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien

(Varney, 2007). Menurut Affandi (2011), rencana tindakan yang dapat

dilakukan pada akseptor KB Suntik dengan amenore, dapat diberikan

penanganan :

1) Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi

2) Berikan KIE tentang KB suntik 1 bulan

3) Berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun

pihak keluarga)

4) Berikan KIE tentang gizi seimbang

5) Beri tahu akseptor untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila ada

keluhan.

f. Langkah VI : Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi

oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
30

melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya (misalnya memastikan langkah-langkah

tersebut benar-benar terlaksana (Varney, 2007).

Menurut Affandi (2011), implementasi evaluasi asuhan kebidanan

pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore, yaitu:

1) Menganjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi

2) Memberikan KIE tentang KB Suntik 1 bulan

3) Memberikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan

maupun pihak keluarga)

4) Memberikan KIE tentang gizi seimbang

5) Memberi tahu akseptor untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila

ada keluhan.

g. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang

sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam

pelaksanaannya (Varney, 2007). Menurut Affandi (2011), evaluasi

asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore

adalah :

1) Klien sudah tahu bahwa amenore adalah efek samping KB suntik 1

bulan

2) Ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 bulan.


31

DATA PERKEMBANGAN

Data perkembangan menggunakan pedoman SOAP. Adapun konsep SOAP

menurut Varney (2007), adalah :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui

anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.

A : Assement

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan indentifikasi :

a. Diagnosa atau masalah

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa

potensial dan intervensi.

P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi

dan evaluasi.
32

C. Landasan Hukum

Menurut Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 9 bidan

dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang

meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak; dan

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

huruf c, berwenang untuk :

1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana;

2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

Pasal 13 Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal

11, dan Pasal 12 Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang

melakukan pelayanan kesehatan meliputi :

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan

memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;

2. Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit hanya dapat dilakukan oleh bidan

yang dilatih.
33

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah penelitian observasionl deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk

mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam

konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar

(Nasir dkk, 2011).

Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini

adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney

dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangan menggunakan

SOAP.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi

sosial sedang berlangsung (Sugiyono, 2009). Tempat pengambilan kasus ini

telah dilaksanakan di BPM Tri Resiti Dukuh 10/3 Kelurahan Juwiran,

Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.

C. Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk

dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini adalah Ny.

S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.


34

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi

kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini telah dilaksanakan

pada 20 - 26 April 2016.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan dengan 7 langkah Varney

pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenoredan catatan perkembangan

yang didokumentasikan menggunakan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil

data primer dan data sekunder :

1. Data primer

Data primer adalah yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2011)

Data primer diperoleh dengan cara :

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu :


35

1) Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan

secara sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera

penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk

mngumpulkan data (Nursalam, 2009). Inspeksi dilakukan secara

berurutan dimulai dari kepala sampai kaki.

2) Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera

peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dan

dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang suhu, turgor,

bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2009).

3) Perkusi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan

jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan

bagian yang kiri dengan yang kanan (Nursalam, 2009).

4) Auskultasi

Adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nusalam, 2009).

b. Wawancara

Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,

dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari

seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap


36

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo,

2010). Pada studi kasus ini wawancara dengan pedoman wawancara

menurut 7 langkah Varney, dilakukan pada pasien, keluarga dan tenaga

kesehatan.

c. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan pengecap

(Arikunto, 2010). Dalam studi kasus ini observasi pada akseptor KB

suntik dengan amenore dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan

fisik yaitu keluhan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan

penunjang yaitu pemeriksaan haemoglobin (Hb).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2011).

a. Studi dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2010).

Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan

data yang diambil dari catatan rekam medik klien di BPM Tri Resiti

Juwiring Klaten yang berupa data akspetor KB.


37

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat

penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus pada penelitian ini mengambil dari

buku-buku kesehatan tahun 2005 – 2014.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

a. Format pengkajian pada Akseptor KB

b. Buku tulis + Bolpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

a. Timbangan berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan

c. Spighmomanometer

d. Stetoskop

e. Sarung tangan

f. Korentang

g. Termometer

h. Jam tangan

i. Bengkok

j. Spekalam

3. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.


38

H. Jadwal Studi Kasus

Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalannya atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal studi kasus terlampir.


39

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjuan Kasus

1. Pengkajian

Tanggal : 20 April 2016 Pukul : 09.15WIB

a. Identitas Pasien Identitas Suami

1) Nama : Ny. S Nama : Tn. A

2) Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku Bangsa : Jawa/WNI Suku Bangsa : Jawa/WNI

5) Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Pabrik

7) Alamat : Dukuh RT 10/03 Juwiran Juwiring Klaten

b. Anamnese (Data Subyektif)

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4

bulan dan ibu mengatakan harusnya menstruasi tanggal 25 Desember 2015.

2) Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan kawin 1 kali syah, pada umur 19 tahun dengan suami umur 23

tahun, lama pernikahan 7 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak.

3) Riwayat Menstruasi
40

a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali

pada umur 12 tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya ±

28 hari.

c) Banyaknya : Ibu mengatakan setiap menstruasi 2-3

kali ganti pembalut / hari.

d) Teratur atau tidak : Ibu mengatakan menstruasinya tidak

teratur.

e) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah setiap

menstruasi darhanya berwarna merah

kecoklatan dan cair.

f) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak nyeri saat

menstruasi.

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak Nifas Keadaan


Tgl/th Tempat Umur Jenis Penolo
No Jnis BB PB Kea anak
partus partus kehmlan partus ng laktasi
(gr) (cm) d sekarang
1 2009 Bidan 39 Spontan Bidan ♂ 3000 50 Baik Baik Hidup
2 2014 Bidan 39+2 Spontan Bidan ♀ 2900 49 Baik Baik Hidup

5) Riwayat KB

Ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu KB suntik 1 bulan

lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian ibu mengatakan selama 4

bulan berturut-turut tidak haid.

Tabel 4.2 Riwayat Keluarga Berencana

No Jenis Mulai memakai Berhenti/ Ganti cara


Kontrasepsi Tahun Oleh Tempat Keluhan Tahun Berhenti Oleh Alasan
41

1 KB alamiah 2010 - - - - - - -
2 KB alamiah 2014 - - - - Ya - Tidak
Ingin
Hamil
3 KB Suntik 1 2015 Bidan BPM Amenore 2016 Tidak - -
bulan

6) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan tidak nyaman dan agak terganggu dengan keadannya sekarang.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan dadanya tidak berdebar -

debar cepat, tidak mudah lelah saat

beraktifitas ringan, dan tidak pernah

mengalami nyeri dada

(2) Ginjal : ibu mengatakan tidak ada keluhan saat

BAK, dan tidak sakit pada pinggang

(3) Asma/TBC : ibu mengatakan tidak pernah batuk atau

batuk berdahak lebih dari 2 minggu, tidak

pernah mengalami sesak napas dan nyeri

pada bagian dada, tidak pernah mengalami

deman (meriang panas dingin) lebih dari

sebulan, tidak pernah mengalami

berkeringat pada waktu malam hari tanpa

penyebab yang jelas, dan tidak

mengalamipenurunan berat badan

dikarenakan hilangnya nafsu makan.


42

(4) Hepatitis : ibu mengatakan tidak ada masalah dalam

nafsu makan, tidak cepat lelah dan pada

mata, kuku tidak kuning.

(5) DM : ibu mengatakan tidak mengalami merasa

mudah haus, mudah lapar dan sering BAK

serta sering berkeringat dingin di malam

hari

(6) Hipertensi : ibu mengatakan tidak pernah sering

pusingmaupun nyeri tengkuk dan tekanan

darahnya tidak pernah tinggi

(>140/90mmHg)

(7) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah kejang-

kejang dan mengeluarkan busa dari mulut

(8) Lain-lain : ibu mengatakan tidak sedang hamil,

tidakada penyakit kanker, infeksi panggul

7) Data Psikososial

a) Data psikologis

Ibu mengatakan cemas karena tidak menstruasi selama 4 bulan.

b) Data sosial

Ibu mengatakan tinggal dengan suami, hubungan dengan suami serta anak baik,

suami selalu memberi dukungan kepada ibu.

c) Data Spiritual

Ibu mengatakan beragama Islam, tidak percaya dengan hal yang takhayul.
43

8) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

Selama amenore : Ibu mengatakan makan : 3x / hari, porsi sedangdihabiskan

dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk, minum : 5 – 6 gelas air putih/ hari.

b) Istirahat

Sebelum amenore : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam

dan tidak ada gangguan

Selama amenore : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 5 jam,

karena ibu merasa tidak nyaman dengan keadannya.

c) Personal hygiene

Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, gosok gigi 3 kali sehari, keramas 2 kali

seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari.

d) Eliminasi

BAB : BAB 1 kali sehari konsistensi padat berwarna

kuning kecoklatan, tidak ada keluhan

BAK : BAB 5-6 kali per hari, konsistensi cair warna

kekuningan, tidak ada keluhan

e) Aktivitas

Sebelum amenore : Ibu mengatakan melakukan aktivitas

sehari-hari yaitu ,mengurus rumah tangga,

mengurus anak dilakukan sendiri.

Selama amenore : Ibu mengatakan melakukan aktivitas sehari-hari

yaitu,mengurus rumah tangga dilakukan sendiri.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)


44

1) Status generalis

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : composmentis

c) TTV : TD : 110/80mmHg R: 20x/menit

N : 82x/menit S : 36,5 0C

d) TB : 157 cm

e) BB : 56 kg

2) Pemeriksaan sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Warna hitam, bersih, tidak rontok, tidak

berketombe.

(2) Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma

(3) Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih

(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan

(5) Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada

serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries, tidak berdarah

b) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok,

tidak ada tumor, tidak ada kelenjar

limfe

c) Dadat dan Axilla


45

(1) Mammae : Normal, tumor tidak ada tumor,

simetris kanan dan kiri

(2) Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan.

d) Abdomen : Tidak ada pembesaran uterus

(1) Benjolan / Tumor : Tidak ada benjolan/tumor

(2) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

(3) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi

e) Anogenital

(1) Vulva Vagina

(a) Varices : Tidak ada varices

(b) Luka : Tidak ada luka

(c) Kemerahan : Tidak kemerahan

(d) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

d. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

2) Pemeriksaan penunjang lain : PP test hasilnya negatif

2. Interpretasi Data

Tanggal : 20 April 2016 Pukul : 09.55WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. S Umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea.

Data Dasar
46

1) Data Subjektif

a) Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 26 tahun

b) Ibu mengatakan mempunyai 2 orang anak dan belum pernah

keguguran.

c) Ibu mengatakan memakai KB Suntik 1 bulan dan belum

mendapat haid selama 4 bulan.

2) Data Objektif

a) Keadaan Umum : baik

b) Kesadaran : composmentis

TTV : TD :110/80mmHg R: 20x/menit

N : 82x/menit S : 36,5 0C

c) TB : 157 cm

d) BB : 56 kg

e) Anogenital : tidak ada pengeluaran pervaginam

f) PP test : negatif

b. Masalah

Ibu mengatakan cemas karena tidak menstruasi selama 4 bulan.

c. Kebutuhan

1) Beri support mental pada ibu

2) Beri KIE tentang efek samping KB suntik 1 bulan serta penyebab

amenore.

3. Diagnosa Potensial

Tidak ada diagnosa potensial.


47

4. Antisipasi Tindakan Segera

Tidak ada tindakan segera

5. Perencanaan

Tanggal : 20 April 2016 Pukul 10.00 WIB

a. Beri informasi tentang keadaan ibu

b. Beri informasi tentang KB suntik 1 bulan

c. Beri KIE tentang penyebab tidak haid selama 4 bulan atau amenore

d. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygiene terutama

daerah kemaluan.

e. Beri tahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi

f. Beri terapi 1 siklus pil kombinasi etinilestradiol 50 mg perhari untk 3

hari sebanyak 10 tablet dilanjutkan ibuprofen 2x1 400 mg selama 3

hari.

g. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi.

6. Pelaksanaan

Tanggal 20 April 2016

a. Pukul 10.15 WIB memberi informasi tentang keadaan ibu

b. Pukul 10.25 WIB memberi informasi tentang KB suntik 1 bulan,

diantaranya gangguan haid, depresi, keputihan, timbul jerawat,

perubahan libido, peningkatan berat badan, pusing, sakit kepala dan

timbul jerawat.
48

c. Pukul 10.30 WIB memberi KIE tentang penyebab tidak haid selama 4

bulan, karena adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan

progesteron dalam tubuh sehingga mempengaruhi endometrium.

d. Pukul 10.40 WIB menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

personal hygiene terutama daerah kemaluan, yaitu dengan

membersihkan dari arah depan ke belakang.

e. Pukul 10.50WIB memberi tahu ibu untuk tetap mengkonsumsi

makanan yang bergizi, yaitu nasi, sayur, lauk dan buah di tambah susu.

f. Pukul 10.55 WIB memberi terapi 1 siklus pil kombinasi etinilestradiol

50 mg perhari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet dilanjutkan ibuprofen

2x1 400 mg selama 3 hari.

g. Pukul 11.15 WIB, menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi

pada tanggal 22 April 2016.

7. Evaluasi

Tanggal : 20 April 2016 jam : 11.30WIB

a. Ibu mengerti keadaannya

b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik 1

bulan

c. Ibu dapat menjelaskan kembali penyebab tidak menstruasi selama 4

bulan

d. Ibu sudah diberi 1 siklus pil kombinasi untuk 3 hari


49

e. Ibu bersedia menjaga kebersihan personah hygiene

f. Ibu bersedia makan makanan bergizi.

g. Ibu bersedia kontrol ulang 2 lagi.

DATA PERKEMBANGAN I

(Kontrol Ulang)

Tanggal 22 April 2014 Jam : 14.00 WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan setelah minum obat masih belum haid

2. Ibu mengatakan obatnya masih

O : Objektif

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : Composmentis
50

3. TTV : TD : 110/80mmHg R : 24x/menit

N : 84x/menit S : 36,6 0C

A : Assesment

Ny. S Umur 26 tahun P2A0akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenore.

P : Planning

1. Pukul 14.15 WIB memberitahu ibu bahwa keadaan ibu saat ini

dalam kondisi baik

2. Pukul 14.25 WIB memberikan dukungan pada ibu agar tidak cemas,

karena amenore tersebut dapat ditangani dan meyakinkan pada ibu

akan kesembuhan dirinya.

3. Pukul 14.30WIB menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi

selanjutnya dan minum obat secara teratur 1 siklus pil kombinasi

etinilestradiol 50 mg perhari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet dan

ibuprofen 2x1 400 mg sebanyak 10 tablet.

4. Pukul 14.35 menganjurkan ibu untuk menghentikan terapi jika sudah

haid.

5. Pukul 14.40 WIB, menganjurkan ibu untuk kembali bila ada keluhan

dan akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 26 April 2016.

Evaluasi :

Tanggal 22 April 2014 jam : 14.50 WIB

1. Ibu mengerti keadaannya saat ini

2. Ibu bersedia menjalani pengobatan secara teratur.

3. Ibu mengerti dan bersedia menghentikan terapi bila haid sudah datang

4. Ibu bersedia minum obat secara teratur.


51

5. Ibu bersedia dilakukan kunjungan rumah 4 hari lagi.

DATA PERKEMBANGAN II

(Kunjungan Rumah)

Tanggal 26 April 2014 Jam : 15.00 WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016

2. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi

3. Ibu mengatakan sudah tidak minum obat lagi.

O : Objektif

1. Keadaan umum : baik


52

2. Kesadaran : composmentis

3. TTV : TD : 110/80mmHg R : 24x/menit

N : 84x/menit S : 36,6 0C

A : Assesment

Ny. S Umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan riwayat

amenore.

P : Planning

1. Pukul 15.15 WIB, memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Pukul 15.20 WIB, menganjurkan ibu untuk menghentikan terapi

3. Pukul 15.25 WIB, menanyakan pada ibu apa masih ingin

menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan.

4. Pukul 15.30 WIB, menganjurkan ibu untuk kontrol bila tidak haid

lagi dan bila ada efek samping lain dari KB suntik 1 bulan.

Evaluasi :

Tanggal 26 April 2014 jam : 15.35 WIB

1. Ibu sudah tahu dan mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Ibu bersedia untuk tetap menggunakan kontrasepsi 1 bulan.

3. Ibu bersedia untuk menghentikan terapi jika sudah haid.

4. Ibu bersedia kontrol bila masih ada keluhan.


53

B. PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas kesenjangan

antara teori yang didapat dengan praktek langsung di lapangan selama melakukan

asuhan kebidanan pada Ny. S P2A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan

dengan Amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten Kesenjangan-kesenjangan

yang diberikan juga memerlukan pemecahan masalah, adapun pemecahan

masalahnya dilakukan dengan melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu

cara yang dilakukan oleh bidan dalam menangani masalah kebidanan.


54

Pembahasan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang

dirumuskan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien.

Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang

dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang

(Nursalam, 2009). Data subyektif meliputi keluhan utama akseptor KB Suntik

dengan amenore mengeluh tidak terjadi menstruasi selama 3 bulan berturut-turut

atau lebih (Suratun, 2009). Pada kasus didapatkan ibu mengatakan sudah tidak

haid selama 4 bulan. Sehingga pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktek. Riwayat menstruasi pada kasus KB suntik 1 bulan dengan

amenore secara umum merupakan masalah sumbatan, sementara masalah

ovarium, hipofisis, SSP dikaitkan dengan adanya gangguan dalam aksis

hipotalamus hipofisis ovarium (HHO) yang mengendalikan proses neuroendokrin

yang dibutuhkan dalam siklus menstruasi (Varney, 2007).

Pada kasus didapatkan riwayat menstruasi ibu mengatakan menstruasinya tidak

teratur. Sehingga pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek. Riwayat KB pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan didapatkan tidak

datangnya menstruasi selama 3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).

Pada kasus riwayat KB ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu

KB suntik 1 bulan lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian ibu

mengatakan selama 4 bulan berturut-turut tidak haid. Sehingga pada kasus ini

tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek


55

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh

tenaga kesehatan (Nursalam, 2008). Data objektif didapatkan pemeriksaan

genetalia pada kasus amenore keadaan vagina kering. Pemeriksaan penunjang

data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung

pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi

pemeriksaan laboratorium serta terapi (Nursalam, 2009). Pemeriksaan

laboratorium dan penggunaan terapi hormon untuk pemeriksaan penyebab lain.

Pada kasus Ny. S akseptor KB suntik satu bulan dengan amenore test kehamilan

negatif (Varney, 2007).

Data objektif pada kasus Ny. S dengan akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenorea pada pemeriksaan anogenital didapatkan tidak ada pengeluaran

pervaginam dan pemeriksaan penunjang tidak dilakukan PP test hasilnya serta

hasilnya negatif. Sehingga pada langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek di lahan.

2. Interpretasi data pada kasus

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek

kebidanan (Varney, 2007). Menurut Suratun (2009), diagnosa Ny. …. umur ….

tahun, P …. A … Akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenore. Pada kasus

didapatkan data Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan dengan

amenorea. Sehingga pada kasus Ny. S diagnosa kebidanan tidak didapatkan

kesenjangan antara teori dan praktek.

b. Masalah
56

Menurut Varney (2007), masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik 1

bulan dengan amenore, yaitu rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan dan rasa

cemas. Pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan dengan

amenorea didapatkan ibu cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut.

Sehingga pada

kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea

tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek.

c. Kebutuhan yaitu beri support mental pada ibu, beri KIE tentang efek

samping KB suntik 1 bulan serta penyebab amenore. Pada kasus

akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang

diperlukan yaitu : pemberian informasi kepada wanita mengenai

penyebab potensial dan kecenderungannya dapat memberi banyak

pengaruh dalam mengurangi kecemasan (Varney, 2007). Pada Ny.S

kebutuhan yaitu beri support mental pada ibu dan beri KIE tentang

efek samping Kb suntik 1 bulan. Sehingga pada kasus Ny. S umur 26

tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea ini tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

3. Diagnosa Potensial pada kasus tidak terjadi diagnosa potensial.

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan

masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan

dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi

(Varney, 2007). Menurtu Varney (2007), pada kasus KB suntik 1 bulan dengan

amenore tidak ada diagnosa potensial. Pada kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0
57

akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea tidak ada diagnosa potensial.

Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan teori dan praktek.

4. Antisipasi

Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan

yang dihadapi kliennya. Setelah merumuskan tindakan yang dilakukan untuk

mengantisipasi diagnosa potensial pada langkah sebelumnya harus merumuskan

tindakan emergency/ segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang

mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney,

2007).

Menurut Affandi (2012) pada kasus KB Suntik 1 bulan dengan amenore beri KIE

bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Tindakan Segera pada kasus Ny.

S Umur 26 tahun P2A0 tidak ada antisipasi. Sehingga pada langkah ini tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

5. Rencana tindakan

Rencana tindakan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa

atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi

atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi, semua keputusan yang

dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid

berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).

Menurut Affandi (2011), rencana tindakan yang dapat dilakukan pada akseptor

KB Suntik dengan amenore, dapat diberikan penanganan :anjurkan untuk

mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi, Berikan KIE tentang KB suntik 1

bulan, berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun pihak
58

keluarga), berikan KIE tentang gizi seimbang, beri tahu akseptor untuk kontrol

ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.

Rencana tindakan pada kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1

bulan dengan amenorea yaitu beri informasi tentang keadaan ibu, beri informasi

tentang KB suntik 1 bulan, beri KIE tentang penyebab tidak haid selama 4 bulan

atau amenore, anjurkan ibu untuk menjaga

kebersihan personal hygiene terutama daerah kemaluan, beri tahu ibu untuk tetap

mengkonsumsi makanan yang bergizi, beri terapi 1 siklus pil kombinasi

etinilestradiol 50 mg perhari untk 3 hari sebanyak 10 tablet, anjurkan ibu untuk

kontrol ulang 2 hari lagi.

Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di

lahan.

6. Pelaksanaan

Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh

klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia

tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya

memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana, sehingga pada

langkah ini tidak terjadi kesenjangan.

7. Evaluasi

Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan,

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi


59

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif

jika memang efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2007). Menurut Affandi

(2011), evaluasi asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan

amenore adalah klien sudah tahu bahwa amenore adalah efek samping KB suntik

1 bulan dan ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 bulan.

Evaluasi pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan

dengan amenorea yaitu ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016,

ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu mengatakan sudah tidak minum obat

lagi. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis , tekanan darah

110/80mmHg, respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36,6 0C, ibu tetap

menggunakan KB suntik 1 bulan. Sehingga pada langkah ini tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek.


60

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan serta saran asuhan kebidanan

pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore di

BPM Tri Resiti Juwiring Klaten

B. Kesimpulan

8. Pengkajian didapatkan data subyektif pada kasus Ny. S dengan akseptor

KB suntik 1 bulan dengan amenorea. Alasan kunjungan ibu mengatakan

ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4 bulan.

Riwayat KB Ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu

KB suntik 1 bulan lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian

ibu mengatakan selama 4 bulan berturut-turut tidak haid. Data objektif

pada kasus Ny. S dengan akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenorea

pada pemeriksaan Anogenital didapatkan tidak ada pengeluaran

pervaginam dan pemeriksaan penunjang dilakukan PP test hasilnya

negatif.

9. Interpretasi data pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB

Suntik 1 bulan dengan amenorea. Masalah pada kasus didapatkan Ibu

cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut. Pada kasus akseptor

KB suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang diperlukan yaitu :

pemberian informasi kepada wanita mengenai penyebab potensial dan


61

kecenderungannya dapat memberi banyak pengaruh dalam mengurangi

kecemasan.

10. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak ada.

11. Tindakan segera pada kasus yaitu berikan terapi 1 siklus pil kombinasi

etinilestradiol 50 mg selam 3 hari, kemudian dilanjutkan ibuprofen 2 x 1

400 mg selama 3 hari.

12. Rencana tindakan pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB

Suntik 1 bulan dengan amenorea yaitu beri informasi tentang keadaan ibu,

beri informasi tentang KB suntik 1 bulan, beri KIE tentang penyebab tidak

haid selama 4 bulan atau amenore, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

personal hygiene terutama daerah kemaluan, beri tahu ibu untuk tetap

mengkonsumsi makanan yang bergizi, beri terapi 1 siklus pil kombinasi

etinilestradiol 50 mg perhari untk 3 hari sebanyak 10 tablet, anjurkan ibu

untuk kontrol ulang 2 hari lagi.

13. Pelaksanaandilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,

atau anggota tim kesehatan lainnya.

14. Evaluasi pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1

bulan dengan amenorea ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu

mengatakan sudah tidak minum obat lagi. Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis , tekanan darah 110/80mmHg, respirasi 24x/menit, nadi

84x/menit, suhu 36,6 0C. Ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 Bulan


62

15. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun

Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan amenore selama 6 hari tidak

didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek.

C. Saran

1. Bagi Bidan

Disarankan untuk senantiasa meningkatkan pemberian asuhan kebidanan

pada Akseptor KB khususnya KB Suntik 1 bulan dengan amenore dengan

efek samping secara komprehensif dan profesional sesuai standar prosedur

kebidanan.

2. Bagi Institusi

a. Bagi BPM Tri Resiti Juwiring Klaten

Diharapkan memberikan pelayanan yang maksimal yaitu pelayanan

yang komprehensif, efisien dan sesuai dengan kode etik kebidanan

dengan cara meningkatkan mutu pelayanan dengan pendekatan

kebidanan secara komprehensif, tepat dan profesional, sehingga pasien

merasa senang dan nyaman terhadap pelayanan yang telah diberikan.

b. Bagi pendidikan

Dapat dijadikan referensi tambahan sebagai alternatif pemecahan

masalah dan untuk membandingkan teori yang telah dipelajari dibangku

kuliah dan kenyataan di lapangan.


63

3. Bagi Pasien

Diharapkan pada Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore untuk

tetap menjaga kebersihan diri khususnya daerah genetalia, kontrol ulang

dan apabila ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan terdekat dan

diharapkan akseptor untuk mencari informasi tentang KB suntik 1 bulan.


64

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :


Mitra Cendikia.

Arikunto, S. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta

Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hidayatullah, N, 2015. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.R P1A0


Akseptor Suntik Cyclofem Dengan Amenorea Di Puskesmas Sangkrah
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah: Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Manuaba, I.B.G, 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Monroe, Anne, 2010. Haid, Mati Haid dan HIV. Jurnal Dokumen Yayasan
Spiritia. http//spiritiaor.id. diakses 3 Desember 2015.

Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho dan Utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:


Medical Book.

Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik.


Jakarta: Salemba Medika

Ningsih, S. 2013, Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Akseptor KB Suntik Cyclofem


Dengan Amenore Di Klinik Griya Husada 2 Karanganyar”. Karya Tulis
Ilmiah: Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC


65

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012.
Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan InformasiJakarta :Kementerian
Kesehatan RI. 2013. E-mail: pusdatin@depkes .go.id. Web site:
http://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 24 November 2015

Rukiyah, Y. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Tran Info Media

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sulistyawati, A. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Suratun dkk, 2009. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: Trans Info Media

Syafrudin dkk, 2011. Penyuluhan Kesehatan pada Remaja, Keluarga, Lansia dan
Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media

Tarwoto dan Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC

Wiknjsastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai