Anda di halaman 1dari 7

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KADER POSBINDU LANSIA

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA


DI DEMAK

Yunie Armiyati *, Edy Soesanto**, Tri Hartiti***

1) Lecturer of Ners Program University of Muhammadiyah Semarang


2) Lecturer of Bachelor of Nursing Program University of Muhammadiyah Semarang
3) Lecturer of Ners Program University of Muhammadiyah Semarang

Email: yunie_army@yahoo.com; soesantoedi@yahoo.com; bunda_titi65@yahoo.com

ABSTRAK
Proses penuaan (aging process) mengakibatkan penurunan kondisi fisik, psikis, penurunan kemandirian,
ketidakmampuan bekerja dan berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan
sosial dengan masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
lanjut usia sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengoptimalkan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif bagi permasalahan lansia perlu melakukan kegiatan yang dapat mendukung upaya
tersebut melalui posyandu lansia, pemberian dukungan pada lansia serta mengoptimalkan pemanfaatan
tanaman obat keluarga untuk upaya kuratif bagi masalah kesehatan lansia. Dukungan untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pokjakes dan mengoptimalkan peran serta kader kesehatan dilakukan
melalui kegiatan pengabdian masyarakat ipteks berbasis masyarakat tentang pemberdayaan kader
kesehatan lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan ipteks berbasis masyarakat bagi kader
kesehatan lansia. Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan pembuatan media promosi kesehatan
berupa leaflet dan flipchart, menyelanggarakan pelatihan kader kesehatan posyandu lanjut usia,
mengadakan peralatan untuk mengolah tanaman obat keluarga, pelatihan budidaya tanaman obat
keluarga dan pelatihan dan produksi pembuatan obat tradisional keluarga. Setelah dilakukan kegiatan
pengabdian masyarakat terjadi peningkatan jumlah kader dan keaktifan kader, peningkatan kunjungan
posbindu lansia dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan masalah kesehatan
lansia serta peningkatan kemampuan kader dalam pengolahan bahan herbal. Saran yang dapat diberikan
adalah kader perlu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan Posbindu lansia dan
perlu dilakukan pendampingan dan evaluasi secara berkala terkait pemanfaatan media promosi kesehatan,
produksi dan pemasaran bahan herbal.

Kata kunci: Lanjut Usia (lansia), Kader, Posbindu, Kualitas Hidup

Optimalisasi Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai Upaya Peningkatan 57


Kualitas Hidup Lansia Di Demak
Yunie Armiyati, Edy Soesanto, Tri Hartiti
PENDAHULUAN yang diderita Lansia adalah hipertensi
Peningkatan jumlah penduduk lanjut (57%), penyakit sendi (40%), anemia (30%)
usia (lansia) akan membawa dampak dan katarak (15 %) dan penyakit
terhadap sosial ekonomi baik dalam degeneratif lainnya (8 %). Penyakit-
keluarga, masyarakat maupun dalam penyakit tersebut merupakan penyebab
pemerintah. Implikasi ekonomis yang utama disabilitas lansia.
penting dari peningkatan jumlah penduduk Sebagai upaya untuk meningkatkan
adalah peningkatan dalam ratio kesejahteraan sosial, ekonomi, kesehatan
ketergantungan jumlah Lanjut Usia (Old dan kemampuan lanjut usia, perlu di
Age Ratio Dependency). Setiap penduduk selenggarakan suatu program yang
usia produktif akan menanggung semakin berbentuk pelayanan dan pengembangan
banyak penduduk lanjut usia, kelembagaan yang menangani masalah-
ketergantungan ini disebabkan karena masalah tersebut. Upaya perlu dilakukan
kondisi orang lanjut usia banyak mengalami berkesinambungan agar tercapai kualitas
kemunduran fisik maupun psikis (Tira, hidup yang optimal pada lanjut usia.
2009). Diperkirakan angka ketergantungan Pendekatan program pelayanan difokuskan
lanjut usia pada tahun 2015 sebesar 8,74 % pada program terpadu (Integrated program)
yang berarti sebanyak 100 penduduk melalui pemberdayaan dan peran serta aktif
produktif harus menyokong 9 orang lanjut masyarakat dengan memprioritaskan upaya
usia yang berumur 65 tahun keatas. promosi (pemeliharaan) dan preventif
Jumlah lanjut usia di Jawa Tengah saat (pencegahan) kesehatan lansia (Depkes RI,
ini berdasarkan pada data Biro Pusat 2004). Pemberdayaan peran sarta
Statistik sebesar 3.389.300 jiwa (usia 60 masyarakat dapat diupayakan untuk
tahun keatas) atau sebesar 10,5 % dari total mengoptimalkan upaya promotif, preventif,
penduduk Jawa Tengah 32.234.600 jiwa. kuratif dan rehabilitatif bagi permasalahan
Jumlah lanjut usia di Kabupaten Demak lansia. Pos Pembinaan Terpadu dapat
sebanyak 74.181 jiwa atau sebesar 7,35 % membantu memecahkan masalah kesehatan
dari total penduduk (BPS Jateng, 2010). dimasyarakat dengan menggunakan sumber
Sekitar 60 – 85 % para lanjut usia di daya dan potensi masyarakat (PPSDM,
kabupaten Demak tinggal di daerah 2006).
perdesaan. Salah satu desa dengan jumlah Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes)
lanjut usia yang banyak adalah desa Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) lanjut
Kangkung kecamatan Mranggen Demak. usia “Seger Waras” RW 02 dan Posbindu
Menurut hasil pendataan yang dilakukan “Sumber Sehat” RW 05 desa Kangkung
oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Mranggen merupakan suatu kelompok
KB Kabupaten Demak tahun 2010, jumlah swadaya masyarakat yang mengelola upaya
lanjut usia di desa Kangkung sebanyak 558 kesehatan masyarakat di desa Kangkung
jiwa (usia 60 tahun keatas) atau sebesar 9,7 khususnya usia lanjut, kedua Pokjakes
% dari total penduduk desa sebesar 5752 lansia ini dibentuk tahun 2009 oleh
jiwa. masyarakat desa Kangkung yang peduli
Desa Kangkung Kabupaten Demak terhadap kesehatan lanjut usia, kelompok
merupakan daerah pedesaan dengan data ini mendapat respon yang baik dari
sosial ekonomi warga desa Kangkung masyarakat, pihak pemerintah desa
termasuk katagori menengah kebawah. Kangkung dan Puskesmas Mranggen.
Potensi desa yang masih bisa diandalkan Kegiatan yang telah dilakukan selama
adalah pemanfaatan pekarangan dan kebun ini adalah mengadakan posyandu lanjut
dengan penanaman empon-empon, pisang usia setiap bulan sekali (setiap hari
dan tanaman musiman serta masih minggu). Kegiatan posyandu tersebut baru
banyaknya lahan kosong yang belum sebatas: pengukuran berat badan dan tinggi
dimanfaatkan oleh penduduk secara badan, pemberian makanan tambahan, dan
maksimal. Data kunjungan di Puskesmas senam lansia, sehingga belum semua
Mranggen tahun 2012 dan dan kesehatan kegiatan posyandu dapat dilakukan semua
lanjut usia, bahwa penyakit terbanyak seperti pemeriksaan status gizi,

58 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 57-63


pemeriksaan status mental, pemeriksaan obat keluarga) yang berada disekitarnya
fisik dan pengobatan sederhana. seperti kunyit, temulawak, jahe dan lain
Di lihat dari kegiatan yang telah sebagainya sebagai bahan untuk obat
dilakukan oleh kedua posbindu selama ini tradisional keluarga sebagai. Tanaman obat
telah memberikan dampak positif bagi keluarga sebaiknya dapat dioptimalkan
lansia khususnya kesehatan. Lansia mulai pemanfaatannya dalam menunjang
bisa mengenal masalah kesehatan yang ada pelaksanaan posyandu lansia tersebut
disekitarnya, telah melakukan upaya sebagai upaya kuratif alternatif pengobatan
pencegahan penyakit antara lain dengan yang murah, berkhasiat dan rendah efek
diskusi kelompok tentang pengelolaan samping. Permasalahan lain adalah
kesehatan dan perawatan. Kegiatan diskusi pokjakes belum dapat menggunakan
kelompok dilakukan dengan bimbingan dari sumber daya alam (tanaman obat keluarga)
kader kesehatan dan petugas kesehatan yang melimpah disekitarnya sebagai obat
setiap kali ada kegiatan posyandu lanjut tradisional keluarga dalam upaya kuratif
usia. Bagi lanjut usia yang terkena penyakit bagi permasalahan keseahatan lansia.
degeneratif sudah mulai merasakan manfaat Permasalah tersebut apabila tidak
posbindu karena keluhan yang dirasakan segera diatasi akan berdampak pada
selama ini mulai banyak berkurang. Lansia keberlangsungan posbindu, yang akan
juga dapat memeriksakan kesehatannya di berakibat pada kesejahteraan dan kesehatan
posyandu lansia secara gratis, sehingga lanjut usia yang berada di wilayah RW 02
mengurangi beban biaya berobat dan dan RW 05 desa Kangkung Mranggen.
transportasi yang selanjutnya mereka bisa Oleh karena itu pelaksanaan pengabdian
bekerja lagi dan tidak merasa menjadi masyarakat melalui “Ipteks berbasis
beban bagi keluarganya dan mampu Masyarakat” dapat membantu
mandiri. Secara tidak langsung kegiatan menyelesaikan permasalahan yang ada,
Pokjakes melalui Posbindu juga telah meningkatkan kesejahteraan khususnya
membantu pemerintah dalam dalam upaya kesehatan dan kemampuan lanjut usia untuk
peningkatan pelayanan kesehatan lansia. mandiri. Secara umum tujuan kegiatan IbM
Keberadaan Posbindu Lansia di RW 02 dan diharapkan mampu meningkatkan status
RW 05 desa Kangkung sangat dirasakan kesehatan dan kualitas hidup lansia di desa
dan dibutuhkan guna peningkatan Kangkung.
kesejahteraan khususnya sosial, ekonomi,
kesehatan, kualitas hidup dan kemampuan METODE
lanjut usia untuk mandiri Metode penyelesaian masalah
Pelaksanaan posbindu lansia di kedua dilakukan dengan mempertimbangkan
RW tersebut selama ini belum bisa berjalan kekuatan, kelemahan, peluang dan
dengan baik dan maksimal, karena tidak hambatan yang ada, disepakati alternatif
semua kader bisa hadir dalam pelaksanaan pemecahan masalah tersebut. Solusi yang
posyandu lansia. Kurangnya jumlah kader ditawarkan dalam rangka pemecahan
karena masih banyak masyarakat kurang masalah yang dinilai dapat dilaksanakan
percaya diri dan merasa tidak mempunyai adalah: Pembuatan media promosi dan
kemampuan dalam memberikan pelayanan pemantauan kesehatan lanjut usia untuk
kesehatan pada usia lanjut di posbindu. kader kesehatan, Rekruitmen kader,
Disamping itu pembinaan terhadap kader peyegaran kader dan pelatihan pembuatan
posbindu lansia oleh pihak puskesmas obat tradisional keluarga pada kader
Mranggen dirasakan juga masih kurang Posbindu Lansia RW 02 dan RW 05 Desa
karena keterbatasan sumber daya manusia Kangkung Mranggen. Metode lainnya
yang ada untuk menangani masalah adalah budidaya tanaman herbal dan paktik
posbindu lansia yang ada di wilayah kerja langsung produksi obat tradisional keluarga
puskesmas tersebut. Selain keterbatasan dari bahan herbal yang ada di lingkugan
jumlah kader yang aktif, para kader juga rumah
tidak mempunyai kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya alam (tanaman

Optimalisasi Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai Upaya Peningkatan 59


Kualitas Hidup Lansia Di Demak
Yunie Armiyati, Edy Soesanto, Tri Hartiti
HASIL Pelatihan berikutnya adalah tentang
Kegiatan pengabdian masyarakat pembuatan tradisional dan pengolahan
dilaksanakan sekitar lima bulan sejak bulan lahan untuk penenaman bahan obat
Februari s/d Agustus 2014. Kegiatan tradisional. Pelatihan dan penyegaran kader
pengabdian masyarakat Iptek Berbasis dilakukan untuk meninhkatkan pengetahuan
Masyarakat ini melibatkan kader kesehatan, dan ketrampilan kader posbindu dalam
tokoh masyarakat, dosen dan mahasiswa pengelolaan masalah kesehatan lansia.
Unimus. Hasil kegiatan mengacu pada Setelah dilakukan pelatihan pada kader
rencana kegiatan dan target luaran yang posbindu lansia di desa Kangkung
telah ditentukan sebelumnya. Mranggen Demak, hasil evaluasi juga
Kegiatan yang telah dilaksanakan menujukkan adanya peningkatkan skor
meliputi: 1) rekruitment kader, 2) pengetahuan post test dan peningkatan
pembuatan media promosi (leaflet, lembar ketrampilan kader dalam melakukan
balik), penyusunan buku panduan hidup pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
sehat lansia dan pengadaan kartu laboratorium sederhana. Seluruh kader
pemantauan kesehatan (KMS lansia), 3) posbindu mampu mendemonstrasiksn
Pelatihan dan penyegaran kader kesehatan manajemen komplementer dengan
tentang pencegahan dan perawatan penyakit relaksasi, mampu melakukan pemeriksaan
penyakit pada lanjut usia (hipertensi, DM, tanda vital dan mampu melakukan
anemia, hiperuresimia). 4) Pelatihan pemeriksaan asam urat. Selain terjadi
tentang pemeriksaan fisik dan pemeriksaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
laboratorium sederhana bagi para kader kader hasil kegiatan ini menujukkan
kesehatan dan pelatihan terapi terjadinya peningkatan jumlah kader dan
komplementer sebagai alternatif jumlah lansia yang mengikuti kegiatan
penyembuhan penyakit lanjut usia bagi Posbindu lansia.
kader kesehatan., 4) Penyediaan peralatan Pelatihan pembuatan obat tradisional
pengolah tanaman obat keluarga (herbal) juga dilakukan dalam rangka meningkatkan
berupa ekstraktor, destilator dan oven peran kader dalam meningkatkan
pengering herbal yang dilanjutkan dengan kemandirian ekonomi dan meningkatkan
uji coba peralatan dengan melibatkan kualitas hidup lansia. Setelah dilakukan
warga. pelatihan dilanjutkan dengan memproduksi
Penyusunan media promosi dan buku tanaman kader yang dilakukan oleh kader.
panduan hidup lansia dilakukan dalam Pada kegiatan pengadian masyarakat ini
pengabdian masyarakat ini sebagai upaya telah disediakan beberapa peralatan yang
untuk membekali pengetahuan kader mendukung kegiatan produksi herbal
dengan pengetahuan terkait manajemen berupa: oven untuk mengeringkan bahan
hidup sehat bagi lansia terkait gizi, latihan simplisia herbal, destilator untuk membuat
fisik, penanganan penyakit dan manajemen minyak oleoresin herbal dan ekstraktor
komplementer. Penyediaan kartu untuk membuat bahan herbal instant.
pemantauan kesehatan (KMS lansia) Kegiatan yang dilakukan adalah produksi
digunakan untuk memantau dan menilai herbal infusa sirup jahe, produksi jahe
kemajuan kesehatan lanjut usia yang instan dan temulawak instan, pembuatan
dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu serbuk herbal dari jahe, kunyit dan
lanjut usia. temulawak serta pembuatan minyak
Kegiatan yang dilakukan dalam oleoresin herbal dari jahe. Kegiatan
pengabdian masyarakat juga dengan produksi obat tradisional keluarga ini
memberikan penyegaran dan pelatihan bagi dilakukan setelah kader kesehatan
kader. Pelatihan kader posbindu lansia mengikuti pelatihan pembuatan obat
dilakukan beberapa tahap. Pelatihan tradisional keluarga. Hasil setelah kegiatan
pertama dilakukan untuk membekali kader ini, kader dapat memproduksi tanaman
tentang manajemen masalah kesehatan herbal menjadi produk olahan herbal seperti
lansia, cara pemeriksaan fisik lansia dan sirup jahe, jahe instan dan temulawak
cara pemeriksaan kesehatan sederhana. instan, serbuk gula jahe, serbuk herbal dari

60 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 57-63


jahe, kunyit dan temulawak. Kader dapat Kegiatan pelatihan kader dalam hal
memanfaatkan peralatan pengolah herbal manajemen masalah kesehatan dan
yang disediakan. pemerikaan laboratorium sederhana
dilakukan sebagai salah satu strategi
DISKUSI meningkatkan cakupan kunjungan lansia
Kegiatan penyediaan media promosi ke Posbindu. Kegiatan pelatihan dan
kesehatan berupa leaflet dan lembar balik penyegaran kader adalah membekali
dilakukan sebagai langkah untuk pengetahuan dan keterampilan dalam
mendukung peran aktif kader Posbindu pengelolaan masalah kesehatan lansia. Jika
lansia dalam upaya promosi dan prevensi kader memiliki pengetahuan dan
kesehatan melalui penyuluhan kesehatan. ketrampilan yang cukup maka diharapkan
Leaflet adalah lembaran yang dilipat kader mampu mempunyai kemampuan
berfungsi untuk menyampaikan informasi yang baik dalam melakukan konseling
atau pesan kesehatan. Isi informasi dalam kesehatan bagi lansia dan mampu
leaflet berupa kalimat maupun gambar atau mengambil keputusan dengan baik. Hasil
kombinasi. Biasanya leaflet diberikan penelitian Fatmah dan Nasution (2012)
selesai ceramah dengan maksud menunjukkan bahwa pelatihan mampu
memperkuat pesan yang diberikan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
(Nursalam, Efendi, 2009; Notoatmojo, kader Posbindu. Rerata skor pre dan post-
2007). Flip chart (lembar balik), media test pengetahuan pengukuran antropometri
penyampaian pesan atau informasi lansia berbeda makna dan meningkat,
kesehatan dalam bentuk lembar balik, dan terdapat perbedaan rerata keterampilan
berisi gambar peragaan. Leaflet dan lembar kader sebelum dan setelah pelatihan pada
balik yang disediakan adalah yaitu: antropometri tinggi badan prediksi dan
manajemen lansia dengan hipertensi, penyuluhan gizi seimbang lansia dan ada
manajemen lansia dengan diabetes mellitus, perbedaan keterampilan responden dengan
manajemen lansia dengan hiperuresimia, tingkat cukup dan baik bila dibandingkan
manajemen lansia dengan anemia, sebelum dan setelah pelatihan (Fatmah dan
manajemen komplementer pada lansia, dll. Nasution, 2012). Ketrampilan yang sudah
Media promosi kesehatan perlu digunakan diajarkan dan bisa diaplikasikan kader pada
kader saat memberikan penyuluhan saat mendampingi lansia adalah manajemen
kesehatan pada lansia. Media penyuluhan komplementer, salah satunya dengan
yang baik terbukti efektif meningkatkan mengajarkan relaksasi pada lansia.
pengetahuan, sikap dan praktik seseorang. Relaksasi yang sudah diaplikasikan lansia
Seperti yang di tunjukkan dalam penelitian dapat menurunkan stress pada lansia dan
Supardi, Sampurno dan Notosiswoyo dapat meningkatkan kualitas hidup pada
(2004) yang menujukkan bahwa lansia. Hasil penelitian Kualitas hidup pada
penyuluhan dengan ceramah den leaflet kelompok intervensi sebagian besar
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan adalah baik sebanyak 18 responden
tindakan seseorang dalam pengobatan (90,0%), sedangkan pada kelompok
sendiri. kontrol responden yang memiliki kualitas
Buku panduan hidup lansia merupakan hidup cukup sebanyak 19 responden (95%).
buku pegangan bagi kader posbindu lansia terdapat perbedaan kualitas hidup setelah
dalam menyelesaikan permasalahan diberkan meditasi pada kelompok
kesehatan lansia, sedangkan Kartu Menuju intervensi (p: 0,000).
Sehat (KMS) Lansia adalah suatu alat untuk Pelatihan pembuatan obat tradisional
mencatat kondisi kesehatan pribadi lanjut juga dilakukan dalam rangka 1)
usia baik fisik maupunmental emosional Peningkatan kemampuan kader Posbindu
(Komisi Nasional Lanjut Usia, lansia dalam pemanfaatan sumber alam
2010). Penyediaan buku panduan dan KMS tanaman obat sebagai bagian dari terapi
lansia dapat memfasilitasi kader dan lansia komplementer yaitu obat tradisional, 2)
dalam melakukan pemantauan status Peningkatan kemampuan kader Posbindu
kesehatannya. lansia dalam pembuatan obat tradisional

Optimalisasi Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai Upaya Peningkatan 61


Kualitas Hidup Lansia Di Demak
Yunie Armiyati, Edy Soesanto, Tri Hartiti
berbahan tanaman obat keluarga, 3) kesehatan pada lansia dengan hipertensi,
Memproduksi obat tradisional keluarga DM, hiperuresimia dan anemia yang
sehingga dapat menambah pemasukan ditandai dengan peningkatan nilai post test
(sebagai sumber dana tambahan) bagi dibandingkan dengan nilai pre test, 4)
kegiatan posbindu lansia. Produksi tanaman Peningkatan pengetahuan kader posbindu
herbal dilakukan oleh kader dengan lansia tentang manajemen komplementer
melibatkan keluarga sehingga dapat untuk mengatasi permasalahan kesehatan
menambah pemasukan (sebagai sumber lansia yang ditandai dengan peningkatan
dana tambahan) bagi kegiatan posbindu nilai post test dibandingkan dengan nilai
lansia. Produk herbal yang diolah dapat pre test, 5) Meningkatnya ketrampilan
dimanfaatkan untuk meningkatkan kader kader posbindu lansia dalam
kesehatan lansia. Hasil penelitian Diana, melakukan deteksi dini melalui
Roosika dan Romlan (2008) menunjukkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
obat tradisional memiliki korelasi positif laboratorium sederhana, 6) Tersedianya
dengan usia (p <0,01) dan korelasi negatif peralatan yang dapat mendukung
dengan nyeri pinggang (p <0,05). pengolahan tanaman obat keluarga (herbal)
Tumbuhan obat memiliki korelasi positif dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
dengan penurunan nafsu makan (p <0,01), lansia, 7) Kader mampu memproduksi
kesulitan menelan (p <0,01) dan penurunan bahan herbal berupa sirup, serbuk, ekstrak,
indra penciuman (p <0,01).bahwa obat dan minyak atsiri.
tradisional memiliki korelasi terhadap Saran yang dapat diberikan setelah
penurunan masalah kesehatan lansia. Hasil dilakukan kegiatan pengabdian Masyarakat
tersebut menunjukkan pemakaian obat ini adalah: 1) Kader perlu mengaplikasikan
tradisional herbal pada lansia akan pengetahuan dan keterampilan yang telah
meningkatkan kesehatan lansia. Kesehatan didapatkan selama pelatihan. 2) Tim
fisik merupakan bagian dari kualitas hidup, pengabdian masyarakat perlu melanjutkan
jika kesehatan fisik meningkat maka program dan kegiatan yang belum tuntas. 3)
kualitas hidup lansia juga akan meningkat. Tim pengabdian masyarakat memberikan
Setelah dilakukan pelatihan, pendampingan dan evaluasi secara berkala
penyegaran kader dan pendampingan pada terkait pemanfaatan media promosi
kader Posbindu lansia terjadi peningkatan kesehatan dan peralatan pengolah herbal.
kinerja lansia. Kinerja kader merupakan
hasil kerja yang dilakukan kader dalam DAFTAR PUSTAKA
melakukan tugas serta tanggung jawab yang Angraeni, D.S. (2014). Hubungan antara
diberikan. Kinerja yang dilakukan dengan kinerja kader Posyandu lansia terhadap
baik merupakan suatu proses yang akan kepuasan lansia di kelurahan Rempoa
menghasilkan input berupa kepuasan lansia wilayah binaan kerja Puskesmas
sebagai pengguna posyandu lansia. Dalam Ciputat Timur., diunduh 20 Agustus
instrument kualitas hidup SF-36, kepuasan 2014
hidup merupakan salah satu aspek yang http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ha
terkait. Penelitian Anggraeni (2014) ndle/123456789/24101
menunjukkan hubungan antara kinerja Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
dengan kepuasan lansia. Kepuasan lansia SDM Kesehatan (2006),
akan meningkatkan kualitas hidup lansia. Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kemitraan. Dep.Kes RI, Jakarta.
KESIMPULAN Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Simpulan dari kegiatan pengabdian ini SDM Kesehatan (2006), Kebijakan
adalah: 1) Meningkatnya jumlah kader Pengembangan Desa Siaga, Dep.Kes
posbindu lansia yang aktif, 2) Tersedianya RI, Jakarta.
media promosi kesehatan bagi lansia berupa Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, (2010).
leaflet dan lembar balik, 3) Peningkatan Population of Jawa Tengah by
pengetahuan kader posbindu lansia tentang Regency/City and Age Group.
pencegahan dan penanganan masalah

62 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 57-63


www.jateng.bps.go.id. diakses 25 April Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010). Buku
2013 Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Bengtson, V.L, (2000), The Social Lanjut Usia. Jakarta
Psychology on Aging, Bobbs Merril Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
Co, New York. dan ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Depkes RI, (2004), Sistem Kesehatan Cipta
Nasional, Jakarta. Nursalam., Efendi, F. (2009). Pendidikan
Diana, R. Roosita, K., Khomsan, A. (2008). dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Gaya hidup, konsumsi suplemen, Medika
jamu, tanaman obat dan status Tira (2009). Kesadaran dan Kepedulian
kesehatan lansia di Kabupaten Bogor. terhadap Lansia.
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2008 3(2): http://rehsos.kemsos.go.id/modules.ph
118-123 p?name=News&file=article&sid=402
Fatmah, F.& Nasution, Y. (2012). diakses 25 April 2013
Peningkatan Pengetahuan dan Supardi, S., Sampurno, O.D., Notosiswoyo,
Keterampilan Kader Posbindu dalam M. (2004). Pengaruh penyuluhan obat
Pengukuran Tinggi Badan Prediksi terhadap perilaku pengobatan sendiri
Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang yang sesuai dengan aturan. Buletin
dan Hipertensi Studi di Kecamatan Penelitian Kesehatan Vol 32, No 4,
Grogol Petamburan, Jakarta Barat. 2004: 178-1877
Media Medika Indonesia Volume 46
Issue 2, 2012.

Optimalisasi Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai Upaya Peningkatan 63


Kualitas Hidup Lansia Di Demak
Yunie Armiyati, Edy Soesanto, Tri Hartiti

Anda mungkin juga menyukai