dan
ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh
P17210173049
JURUSAN KEPERAWATAN
Nama :
NIM : P17210173049
Malang,
( ) ( )
KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J,
2001).
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B. Virus hepatitis B menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh
dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus hepatitis B adalah virus
nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel
hepar. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hepar.
Infeksi hepatitis pada ibu hamil merupakan masalah yang serius. Infeksi hepatitis
ditularkan melalui cara horizontal yaitu melalui parenteral dengan terpapar darah, semen,
sekresi vagina, saliva dan vertikal ibu ke janin. Penularan secara vertikal dapat melalui
beberapa cara yaitu melaui plasenta, kontaminasi darah selama melahirkan, transmisi
fekal-oral pada masa puerperium atau permulaan partus, transmisi melalui laktasi
(Akbar,1996; Reinus,1999; Cunningham,2001).
2. ETIOLOGI
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Nama virusnya
HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada
semua usia.Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg,
HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada
dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus
tersebut.
Cara penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak
langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan
rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual
multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan
kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi.
Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga
mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh,
tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan
urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga
panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe servikal posterior
juga membesar.
3. PATOFISIOLOGI
HBV B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 dan 7 bulan dengan awitan rata rata
1-2 bulan. Stadium akut dari suatu infeksi aktif dapat berlangsung sampai 2 bulan. Sekitar
5-10% orang dewasa yang terjangkit HBV akan mengalami hepatitis kronis dan terus
mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronis dapat bersifat
progresif lambat atau fulminan, yang menyebabkan nekrosis hati, sirosis, gagal hati, dan
kematian. Individu yang terinfeksi HBV juga dapat menjadi pembawa yang menetap
sehingga dapat menularkan penyakit nya tanpa memperlihatkan gejala sakit. Individu yang
terinfeksi selama masa bayi dan memiliki daya tanggap imun rendah terutama cenderung
4. MANIFESTASI KLINIS
Setelah masa inkubasi berakhir, akan terjadi gejala prodmoral yang dapat berupa
anoreksia, mual, muntah, mialgia, altralgia, atau coryza berkisar selama 1-2 minggu. fase
ini disusul dengan fase ikterik yang ditandai dengan timbulnya ikterus dan berkurangnya
keluhan keluhan prodmoral. Pada saat itu, hepar teraba dan nyeri tekan. Dapat timbul
limfadenopati dan splenomenggali. Kadang kadang terdapat tanda tanda kolestasis yang
disertai ikterus berkepanjangan serta gatal gatal. Setelah fase ikterik yang berlangsung
selama beberapa minggu, penderita masuk kedalam fase penyembuhan. Selama masa
ada dan kelainan kelianan biokimia masih tampak. Penyembuhan sempurna terjadi
berkisar 1-2 bulan tetapi dapat mencapai 4 bulan (Soewignjo, 2008. Hal 37).
Dilaporkan 10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak mendapatkan
imunoprofilaksis menularkan virus pada neonatusnya. Dan ±90 % wanita hamil dengan
seropositif untuk HBsAg dan HbeAg menularkan virus secara vertikel kepada janinnya
dengan insiden ± 10 % pada trimester I dan 80-90 % pada trimester III. Adapun
faktor predisposisi terjadinya transmisi vertikal adalah :
Sedangkan ± 90 % janin yang terinfeksi akan menjadi kronis dan mempunyai resiko
kematian akibat sirosis atau kanker hati sebesar 15-25% pada usia dewasa nantinya.
Dalam suatu studi pada infeksi hepatitis akut pada ibu hamil (tipe B ataunon B)
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap kejadian malformasi kongenital, lahir mati
atau stillbirth, abortus, ataupun malnutrisi intrauterine. Pada wanita dengan karier VHB
tidak akan mempengaruhi janinnya, tapi bayi dapat terinfeksi pada saat persalinan (baik
pervaginam maupun perabdominan) atau melalui ASI atau kontak dengan karier pada
tahun pertama dan kedua kehidupannya. Pada bayi yang tidak divaksinasi dengan ibu
karier mempunyai kesempatan sampai 40 % terinfeksi VHB selama 18 bulan pertama
kehidupannya dan sampai 40 % menjadi karier jangka panjang dengan resiko sirosis dan
kanker hepar dikemudian harinya.
a. Persalinan
Walaupun persalinan secara seksio sesarea sudah dianjurkan dalam arti untuk
penurunan transmisi HBV dari ibu ke anak, jenis persalinan ini tidak berarti secara
bermakna dapat menghentikan transmisi HBV. Tetapi seksio sesarea sangat disarankan
oleh Centers for Disease Control (CDC) dan American College of Obstetricians and
Ginyecologists (ACOG)
Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik) harus di
terapi dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan aktif imunisasi
dengan vaksin hepatitis.
6. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut
dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan
intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah.
Bekerjasama dengan ahli patologi, klinik dan ahli penyakit dalam, Penderita hepatitis
tertutama pada ibu yang habis melahirkan harus dirawat, memperbanyak istirahat, dan
diit hepatitis, memberi infusan cairan dekstrosa, glukosa serta elektrolit yang cukup,
memberikan obat-obatan antibiotika, korteko steroid dan obat untuk memproteksi hati,
dan untuk aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes
fungsi hati kembali normal.
7. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun.
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
5. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati
dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
6. Gula Darah
7. HbsAG
8. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
9. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler)
11. Urinalisa
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA PASIEN
v Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien (Christian .I.
1984 : 84).
v Umur
v Alamat
v Pekerjaan
v Agama
v Pendidikan
v Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.
v Suku/Ras
Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah
sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
v Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat
perawatannya?
C. RIWAYAT MENSTRUASI
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
v Menarche
v Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya,
dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
v Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita
akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan
criteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan
pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
v Keluhan
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang
v Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri
mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit
kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta
perasaan lelah.
v Keteraturan Menstruasi
D. RIWAYAT PERKAWINAN
Kawin : …………………..kali
Status Perkawinan………………………tahun
Lama Pernikahan................tahun
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
v Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi
jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian
darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
v Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat
terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan,
sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul
pada persalinan sekarang.
v Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
F. RIWAYAT NIFAS
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini
terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi)
selama preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500
gram.
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah
kondisi.
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan
alat reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum.
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila
tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
K. RIWAYAT PENYAKIT
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini
penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65),
misal:
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman
saat persalinan dan bisa menular pada bayi.
o Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa
cacat bawaan, janin besar.
o Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya.
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
2. DATA OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
A. PEMERIKSAAN UMUM
Pasien/klien yang gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah mengidap
penyakit. Barat badan dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi badan dalam ukuran
sentimeter (cm).
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
v Pemeriksaan Kulit
v Ekspresi wajah
Untuk mengetahui ekspresi gembira, sedih, kesakitan, ketakutan, pucat, ketuaan, dan
sebagainya pada ibu hamil
v Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut seperti hitam, lebat, tidak bau, tidak berketombe
v Mata
v Telinga
v Hidung
v Muka
Untuk mengetahui ada atau tidak chloasma gravida dan ada icterus atau tidak pada
sklera
v Mulut
v Gigi
Untuk mengetahui keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan atau tidak
dimana hal inimenjdi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak
v Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar getah bening, ada atau tidaknya
struma/kelenjar gondok, dan ada atau tidak pembesaran vena jogularis
Dinding Thoraks
v Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan warna kulit dan putting
susu. Palpasi dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena
adanya infeksi)
v Abdomen
Observasi dinding abdomen.Untuk mengamati gerak uterus (his), gerak janin, dan
tanda-tanda kehamilan.
v Palpasi
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang erat kaitannya dengan umur kehamilan.
Pemerikasaan Leopold dengan mempalpasi abdomen dapat menentukan letak janin di
dalam uterus, cekungan perut, nyeri tekan, tes Osborn, ukuran panggul luar, his.
v Auskultasi
v Ekstremitas
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku, misal untuk mengetahui
apakah tampak pucat atau sianosis.
Observasi dilakukan untuk mangetahui ada tidaknya kelainan seperti varises dan udema.
Palpasi dilakukan untuk menentukan derajat varises atau udema.
v Genitourinaria
Kebersihan
o Genetalia eksterna : observasi labia mayora, minora, fluor albus (warna dan baunya)
v Pemeriksaan Anus
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urine
B. Kadar Hb
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak pada masa kehamilan
C. Hematokrit (Ht)
D. Kadar Leukosit
E. Golongan Darah
Jika terjadi pendarahan pada pasien pada masa kehamilan atau setelah melahirkan
menanganan segera dapat dilakukan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Rasional
No NOC NIC
Keperawatan
1. Hipotermi b.d Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk
kontrol suhu tindakan tanda-tanda memantau tanda-
yang imatur dan keperawatan vital tanda vital dari
penurunan selama 1 x 24 jam 2. Tempatkan bayi pasien
lemak tubuh diharapkan suhu pada incubator 2.
subkutan tubuh dalam 3. Awasi dan Mempertahankan
kontrol lingkungan
rentang normal temperatur terminetral,
dengan dalam incubator membantu
Kriteria Hasil : sesuai mencegah stres
1. Suhu 36-37˚C kebutuhan dingin
2. Kulit hangat 4. Monitor tanda- 3. Hipertermi
3. Sianosis (-) tanda hipotermi dengan
4. Ekstremitas 5. Hindari bayi peningkatan laju
hangat dari pengaruh metabolisme
yang dapat kebutuhan oksigen
menurunkan dan glukosa serta
suhu tubuh kehilangan air
6. Ganti pakaian dapat terjadi bila
setiap basah suhu lingkungan
7. Observasi terlalu tinggi
adanya sianosis 4. Menjaga
keadaan pasien
tetap stabil
5. Mengurangi
resiko pasien
terjadi hipotermi
6. Menurunkan
kehilangan panas
melalui evaporasi
7. Untuk
memantau apakah
ada tanda-tanda
hipotermi dengan
warna kebiru-
biruan pada kulit
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Bermanfaat
b.d pertahanan tindakan tanda infeksi dalam
imunologis keperawtan 2. Cuci tangan mendiagnosis
yang kurang selama 1 x 24 jam sebelum dan infeksi
diharapkan tidak sesudah kontak 2. Mencuci tangan
terjadi infeksi dengan bayi adalah praktik
dengan 3. Gunakan yang paling
Kriteria hasil : masker setiap penting untuk
1. Suhu 36-37˚C mencegah
2. Tidak ada kontak dengan kontaminasi silang
tanda-tanda bayi serta mengontrol
infeksi 4. Cegah kontak infeksi dalam
3. Leukosit dengan orang ruangan
5.000-10.000 yang terinfeksi 3. Untuk mencegah
5. Pastikan semua terjadinya infeksi
perawatan melalui udara
yang kontak 4. Untuk mencegah
dengan bayi terjadinya infeksi
dalam keadaan lebih lanjut pada
brsih/steril bayi
6. Kolaborasi 5. Untuk mencegah
dengan dokter terjadinya infeksi
pemberian 6. Untuk menekan
antibiotic atau menghentikan
sesuai program suatu proses
infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta :
AR Group.
2. Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
3. Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta : Media Action
4. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.
5. Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. Jakarta : EGC.
6. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
7. Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.
8. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
9. Corwm, Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi ; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et.Al)
; Editor Endah P, Jakarta : EGC
10. Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC).
11. Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius
12. Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervension Classification (NIC), Mosby
13. Price, Sylvia Anderson 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ; alih
bahasa Brahm U. Pendit...(et.Al) ; Edisi 6, Jakarta : EGC
14. Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC