Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

dan

ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

Oleh

NOVIA FARADITHA RIADY

P17210173049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D-III KEPERAWATAN MALANG


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan .......................................................................dan Asuhan Keperawatan pada


......................... dengan ......................................... .......................... di.....................
.......................................

Nama :

NIM : P17210173049

Prodi : D-III Keperawatan Malang

Malang,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik/CI,

( ) ( )
KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN

Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J,
2001).

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B. Virus hepatitis B menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh
dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus hepatitis B adalah virus
nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel
hepar. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hepar.

Infeksi hepatitis pada ibu hamil merupakan masalah yang serius. Infeksi hepatitis
ditularkan melalui cara horizontal yaitu melalui parenteral dengan terpapar darah, semen,
sekresi vagina, saliva dan vertikal ibu ke janin. Penularan secara vertikal dapat melalui
beberapa cara yaitu melaui plasenta, kontaminasi darah selama melahirkan, transmisi
fekal-oral pada masa puerperium atau permulaan partus, transmisi melalui laktasi
(Akbar,1996; Reinus,1999; Cunningham,2001).

2. ETIOLOGI
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Nama virusnya
HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada
semua usia.Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg,
HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada
dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus
tersebut.
Cara penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak
langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan
rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual
multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan
kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi.
Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga
mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh,
tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan
urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga
panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe servikal posterior
juga membesar.

3. PATOFISIOLOGI

HBV B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 dan 7 bulan dengan awitan rata rata

1-2 bulan. Stadium akut dari suatu infeksi aktif dapat berlangsung sampai 2 bulan. Sekitar

5-10% orang dewasa yang terjangkit HBV akan mengalami hepatitis kronis dan terus

mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronis dapat bersifat

progresif lambat atau fulminan, yang menyebabkan nekrosis hati, sirosis, gagal hati, dan

kematian. Individu yang terinfeksi HBV juga dapat menjadi pembawa yang menetap

sehingga dapat menularkan penyakit nya tanpa memperlihatkan gejala sakit. Individu yang

terinfeksi selama masa bayi dan memiliki daya tanggap imun rendah terutama cenderung

menjadi pembawa (Corwin, 2009. Hal 667).

4. MANIFESTASI KLINIS

Setelah masa inkubasi berakhir, akan terjadi gejala prodmoral yang dapat berupa

anoreksia, mual, muntah, mialgia, altralgia, atau coryza berkisar selama 1-2 minggu. fase

ini disusul dengan fase ikterik yang ditandai dengan timbulnya ikterus dan berkurangnya

keluhan keluhan prodmoral. Pada saat itu, hepar teraba dan nyeri tekan. Dapat timbul

limfadenopati dan splenomenggali. Kadang kadang terdapat tanda tanda kolestasis yang

disertai ikterus berkepanjangan serta gatal gatal. Setelah fase ikterik yang berlangsung

selama beberapa minggu, penderita masuk kedalam fase penyembuhan. Selama masa

penyembuhan gejala gejala konstitusional menghilang tetapi hepatomenggali masih tetap

ada dan kelainan kelianan biokimia masih tampak. Penyembuhan sempurna terjadi

berkisar 1-2 bulan tetapi dapat mencapai 4 bulan (Soewignjo, 2008. Hal 37).

5. PENGARUH TERHADAP JANIN/NEONATUS

Dilaporkan 10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak mendapatkan
imunoprofilaksis menularkan virus pada neonatusnya. Dan ±90 % wanita hamil dengan
seropositif untuk HBsAg dan HbeAg menularkan virus secara vertikel kepada janinnya
dengan insiden ± 10 % pada trimester I dan 80-90 % pada trimester III. Adapun
faktor predisposisi terjadinya transmisi vertikal adalah :

1. Titer DNA VHB yang tinggi


2. Terjadinya infeksi akut pada trimester III

3. Pada partus memanjang yaitu lebih dari 9 jam

Sedangkan ± 90 % janin yang terinfeksi akan menjadi kronis dan mempunyai resiko
kematian akibat sirosis atau kanker hati sebesar 15-25% pada usia dewasa nantinya.
Dalam suatu studi pada infeksi hepatitis akut pada ibu hamil (tipe B ataunon B)
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap kejadian malformasi kongenital, lahir mati
atau stillbirth, abortus, ataupun malnutrisi intrauterine. Pada wanita dengan karier VHB
tidak akan mempengaruhi janinnya, tapi bayi dapat terinfeksi pada saat persalinan (baik
pervaginam maupun perabdominan) atau melalui ASI atau kontak dengan karier pada
tahun pertama dan kedua kehidupannya. Pada bayi yang tidak divaksinasi dengan ibu
karier mempunyai kesempatan sampai 40 % terinfeksi VHB selama 18 bulan pertama
kehidupannya dan sampai 40 % menjadi karier jangka panjang dengan resiko sirosis dan
kanker hepar dikemudian harinya.

a. Persalinan

Walaupun persalinan secara seksio sesarea sudah dianjurkan dalam arti untuk
penurunan transmisi HBV dari ibu ke anak, jenis persalinan ini tidak berarti secara
bermakna dapat menghentikan transmisi HBV. Tetapi seksio sesarea sangat disarankan
oleh Centers for Disease Control (CDC) dan American College of Obstetricians and
Ginyecologists (ACOG)

b. Bayi baru lahir

Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik) harus di
terapi dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan aktif imunisasi
dengan vaksin hepatitis.

c. Apakah boleh menyusui

Dengan imunoprofilaksis hepatitis yang sesuai, menyusui tidak memperlihatkan


risiko tambahan untuk penularan dari carrier virus hepatitis Asalkan bayi sudah
mendapatkan HBIG dan vaksin hepatitis selama 12 jam pertama kelahiran, maka ibu
dapat menyusui tanpa khawatir si kecil tertular. Awasi juga keadaan puting ibu, agar
tidak terluka atau lecet. Setiap ibu selesai menyusui, puting susu dibersihkan dengan air
hangat tanpa sabun. Sabun dapat membuat kulit kering dan mudah luka.

6. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut
dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan
intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah.
Bekerjasama dengan ahli patologi, klinik dan ahli penyakit dalam, Penderita hepatitis
tertutama pada ibu yang habis melahirkan harus dirawat, memperbanyak istirahat, dan
diit hepatitis, memberi infusan cairan dekstrosa, glukosa serta elektrolit yang cukup,
memberikan obat-obatan antibiotika, korteko steroid dan obat untuk memproteksi hati,
dan untuk aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes
fungsi hati kembali normal.

7. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun.

2. Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau
mengakibatkan perdarahan.

3. Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4. Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5. Albumin Serum

Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati
dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

6. Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

7. HbsAG

Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

8. Masa Protrombin

Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.

Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

9. Bilirubin serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler)

10. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)


Kadar darah meningkat. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonjugasi dan
diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi
BSP.

11. Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin. Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan


hiperbilirubinemia terkonjugasi. Karena bilirubin terkonjugasi larut dalam air, ia
disekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF

A. BIODATA PASIEN

v Nama

Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien (Christian .I.
1984 : 84).

v Umur

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan


pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Sarwono, 1999:23)

v Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan


mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat
tinggal pasien/klien dan lingkungannya. (Christina .I. 1984 : 84).

v Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap


permasalahan kesehatan pasien/klien misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang
dihisap akan berpengaruh pada janin. (Cristina I, 1989:85)

v Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan


kesehatan pasien/klien.

v Pendidikan

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan


mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

v Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.

v Suku/Ras

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan


kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

B. RIWAYAT PASIEN (KELUHAN UTAMA)

Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah
sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”

Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :

v Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?

v Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?

v Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?

v Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat
perawatannya?

v Apakah ada keluhan lain?

v Apakah gangguan tersebut menghalangi kegiatan sehari-hari?

C. RIWAYAT MENSTRUASI

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.

v Menarche

Untuk mengetahui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.

v Siklus Menstruasi

Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya,
dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.

v Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita
akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan
criteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan
pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.

v Keluhan

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,


misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
v Menstruasi yang Terakhir

Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang

v Dismenorhea

Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri
mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit
kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta
perasaan lelah.

v Keteraturan Menstruasi

Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari.


Apabila terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya.

v Gangguan sewaktu Menstruasi

Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami


menstruasi,misalnya nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak
tersinggung (emosional meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk
kepada diagnosis tertentu.

D. RIWAYAT PERKAWINAN

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap


permasalahan kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah
lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan
persalinan (anak mahal). (Sulaiman, 1983:155). Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada
pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :

Kawin : …………………..kali

Usia Kawin Pertama ………………………tahun

Status Perkawinan………………………tahun

Lama Pernikahan................tahun

E. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :

v Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)

Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.

v Golongan Darah

Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi
jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian
darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
v Riwayat persalinan

Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat
terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan,
sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul
pada persalinan sekarang.

v Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan

Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.

F. RIWAYAT NIFAS

Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).

G. RIWAYAT KELAHIRAN ANAK

v Berat bayi sewaktu Lahir

Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini
terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi)
selama preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500
gram.

v Kelainan Bawaan Bayi

Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah
kondisi.

v Jenis Kelamin Bayi

Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.

v Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati

o Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang

o Bila meninggal, apa penyebab kematiannya

H. RIWAYAT GINEKOLOGI

Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan
alat reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum.

I. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA

Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila
tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).

J. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.

K. RIWAYAT PENYAKIT

Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini
penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65),

misal:

o Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.

o Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman
saat persalinan dan bisa menular pada bayi.

o Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa
cacat bawaan, janin besar.

o Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)

L. GAMBARAN PENYAKIT YANG LALU

Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran


mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak,
apakah sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll.

M. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya.

N. KEADAAN SOSIAL BUDAYA

Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :

v Jumlah anggota keluarga

v Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga

v Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan

v Kebiasaan yang merugikan kesehatan.

2. DATA OBJEKTIF

Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.

A. PEMERIKSAAN UMUM

v Pengukuran Temperatur, Tekanan Darah, dan Denyut Nadi


Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebab perbedaan
suhu, tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari normal akan menunjukkan adanya
gangguan kesehatan dalam tubuh pasien.

v Berat dan Tinggi Badan

Pasien/klien yang gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah mengidap
penyakit. Barat badan dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi badan dalam ukuran
sentimeter (cm).

B. PEMERIKSAAN KHUSUS

v Pemeriksaan Kulit

o Observasi : warna dan parut bekas luka.

v Ekspresi wajah

Untuk mengetahui ekspresi gembira, sedih, kesakitan, ketakutan, pucat, ketuaan, dan
sebagainya pada ibu hamil

o Palpasi : kelembaban dan turgor

v Kepala dan leher

Di dalam pemeriksaan kepala dan leher dapat dilakukan melalui:

v Rambut

Untuk mengetahui keadaan rambut seperti hitam, lebat, tidak bau, tidak berketombe

v Mata

Untuk mengetahui apakah terjadi anemia atau tidak pada conjungtiva

v Telinga

Untuk mengetahui ada atau tidak serumen di telinga

v Hidung

Untuk mengetahui ada atau tidak polip atau secret

v Muka

Untuk mengetahui ada atau tidak chloasma gravida dan ada icterus atau tidak pada
sklera

v Mulut

Untuk mengetahui apakah adanya pembesaran tonsil atau karies gigi

v Gigi

Untuk mengetahui keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan atau tidak
dimana hal inimenjdi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak

v Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar getah bening, ada atau tidaknya
struma/kelenjar gondok, dan ada atau tidak pembesaran vena jogularis

v Dada dan Aksilla

Dinding Thoraks

Observasi bentuk thoraks. Misal, apakah kiphosis atau tidak.

v Payudara

Observasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan warna kulit dan putting
susu. Palpasi dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena
adanya infeksi)

v Abdomen

Observasi dinding abdomen.Untuk mengamati gerak uterus (his), gerak janin, dan
tanda-tanda kehamilan.

v Palpasi

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang erat kaitannya dengan umur kehamilan.
Pemerikasaan Leopold dengan mempalpasi abdomen dapat menentukan letak janin di
dalam uterus, cekungan perut, nyeri tekan, tes Osborn, ukuran panggul luar, his.

v Auskultasi

Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung anak (punctum maximum, lama, +


kekuatan, relaksasi)

v Ekstremitas

o Atas : gangguan atau kelainan, bentuk

Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku, misal untuk mengetahui
apakah tampak pucat atau sianosis.

o Bawah : bentuk, udema, varises

Observasi dilakukan untuk mangetahui ada tidaknya kelainan seperti varises dan udema.
Palpasi dilakukan untuk menentukan derajat varises atau udema.

v Genitourinaria

Kebersihan

o Genetalia eksterna : observasi labia mayora, minora, fluor albus (warna dan baunya)

o Genetalia interna : observasi vagina, portio dan orifisium eksterna

v Pemeriksaan Anus

Untuk mengetahui apakah ditemukan kelainan atau tidak pada anus.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urine

Untuk mengetahui adanya kandungan albumin atau reduksi pada urine

B. Kadar Hb

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak pada masa kehamilan

C. Hematokrit (Ht)

Data ini digunakan sebagai penunjang diagnosis anemia.

D. Kadar Leukosit

Untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak pada kehamilan

E. Golongan Darah

Jika terjadi pendarahan pada pasien pada masa kehamilan atau setelah melahirkan
menanganan segera dapat dilakukan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Proverawati (2010), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


pada BBLR adalah:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan
lemak tubuh subkutan.
c. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.

3. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa Rasional
No NOC NIC
Keperawatan
1. Hipotermi b.d Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk
kontrol suhu tindakan tanda-tanda memantau tanda-
yang imatur dan keperawatan vital tanda vital dari
penurunan selama 1 x 24 jam 2. Tempatkan bayi pasien
lemak tubuh diharapkan suhu pada incubator 2.
subkutan tubuh dalam 3. Awasi dan Mempertahankan
kontrol lingkungan
rentang normal temperatur terminetral,
dengan dalam incubator membantu
Kriteria Hasil : sesuai mencegah stres
1. Suhu 36-37˚C kebutuhan dingin
2. Kulit hangat 4. Monitor tanda- 3. Hipertermi
3. Sianosis (-) tanda hipotermi dengan
4. Ekstremitas 5. Hindari bayi peningkatan laju
hangat dari pengaruh metabolisme
yang dapat kebutuhan oksigen
menurunkan dan glukosa serta
suhu tubuh kehilangan air
6. Ganti pakaian dapat terjadi bila
setiap basah suhu lingkungan
7. Observasi terlalu tinggi
adanya sianosis 4. Menjaga
keadaan pasien
tetap stabil
5. Mengurangi
resiko pasien
terjadi hipotermi
6. Menurunkan
kehilangan panas
melalui evaporasi
7. Untuk
memantau apakah
ada tanda-tanda
hipotermi dengan
warna kebiru-
biruan pada kulit
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Bermanfaat
b.d pertahanan tindakan tanda infeksi dalam
imunologis keperawtan 2. Cuci tangan mendiagnosis
yang kurang selama 1 x 24 jam sebelum dan infeksi
diharapkan tidak sesudah kontak 2. Mencuci tangan
terjadi infeksi dengan bayi adalah praktik
dengan 3. Gunakan yang paling
Kriteria hasil : masker setiap penting untuk
1. Suhu 36-37˚C mencegah
2. Tidak ada kontak dengan kontaminasi silang
tanda-tanda bayi serta mengontrol
infeksi 4. Cegah kontak infeksi dalam
3. Leukosit dengan orang ruangan
5.000-10.000 yang terinfeksi 3. Untuk mencegah
5. Pastikan semua terjadinya infeksi
perawatan melalui udara
yang kontak 4. Untuk mencegah
dengan bayi terjadinya infeksi
dalam keadaan lebih lanjut pada
brsih/steril bayi
6. Kolaborasi 5. Untuk mencegah
dengan dokter terjadinya infeksi
pemberian 6. Untuk menekan
antibiotic atau menghentikan
sesuai program suatu proses
infeksi
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta :
AR Group.
2. Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
3. Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta : Media Action
4. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.
5. Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. Jakarta : EGC.
6. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
7. Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.
8. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
9. Corwm, Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi ; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et.Al)
; Editor Endah P, Jakarta : EGC
10. Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC).
11. Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius
12. Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervension Classification (NIC), Mosby
13. Price, Sylvia Anderson 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ; alih
bahasa Brahm U. Pendit...(et.Al) ; Edisi 6, Jakarta : EGC
14. Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai