Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Kedokteran Hewan

Vol. 21, No. 2, Mei 2005

Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha
pada Mencit yang Diinduksi Aloksan
Test Pharmacological Effect of Ethanolic Extract of Eugenia polyantha Leaves as for Decreasing
Glucose Level Activity on Mice Induced by Alloxan

Herra Studiawan dan Mulja Hadi Santosa


Bagian Ilmu Bahan Alam, Fakultas Farmasi , Universitas Airlangga Surabaya

Abstract
The aim of this study was to know the pharmacological effect of salam leaves on mice which
would be focused on the effect in decreasing blood glucose level on mice induced alloxan.
Material use in this research was ethanolic extract of leaves of Eugenia polyantha. Two kg of
powdered dried leaves of Eugenia polyantha was macerated with ethanol. The ethanolic extract obtained
was used to decreasing glucose level activity using alloxan induced mice. Fourty five male mice were
divided into 3 group i.e group I, II, and control. Alloxan was given every 4 days at the dose of 100 mg
mg/kg BW i.p. The ethanolic extract then given orally for 7 consecutive days in the dose 2,62 mg (group
I) and 5,24 mg/20 g BW (group II) from the 9 th day to 15th day. Decrease of glucose levels were calculated
from the 8 th day to 15th day. The data were analyzed by ANOVA and LSD tests to compare groups I, II,
and control. Based on the data analysis, there were a significance differences (p = 0,05) between group
I and control, group II and control. But, there was no significance difference between group I and group
II.
The result of this study showed that ethanol ic extract of Eugenia polyantha leaves decreased
glucose level of alloxan mice at the dose 2,62 mg/20 g BW and 5,24 mg/20 g BW.

Keywords: Eugenia polyantha, mice, alloxan, glucose level



Pendahuluan
Glukosa sering disebut sebagai gula anggur Tanaman Eugenia polyantha telah banyak dikenal
ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di
pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung berbagai daerah, baik di pegunungan maupun di
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil dataran rendah, dan banyak dikenal dengan nama
akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. pohon salam.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Tanaman ini tumbuh di wilayah iklim tropis dan
Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia enersi bagi subtropis, termasukdi Asia Tenggara dan Cina. Di
seluruh sel dan jaringan tubuh (Tjokroprawiro, 1988). Indonesia pohon ini tumbuh di pegunungan, tetapi
Diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan ada juga yang ditanam orang untuk pelengkap bumbu
penyakit gula atau kencing manis diakibatkan seluruh masak atau dimanfaatkan sebagai tempat berteduh
sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar (Mardisiswojo dan Radjakmangunsudarso, 1968;
Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat Heyne, 1987).
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, Daun salam selain dimanfaatkan untuk pel eng-
keadaan ini dijumpai pada penderita oleh kekurangan kap bumbu masak, juga dikenal memiliki khasiat
hormon insulin (Tjokroprawiro, 1988). Hal ini disebabkan untuk menyembuhkan diare, sakit mag dan mabuk
oleh pankreas sebagai produsen insulin tidak akibat alkohol. Selain itu, dituliskan juga bahwa daun
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup besar tersebut dapat digunakan untuk mengobati kencing
daripada yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga manis atau diabetes melitus (Hembing, 1996; Aliadi,
pembakaran dan penggunaan karbohidrat tidak 1996).
sempurna (Tjokroprawiro, 1986). Kandungan kimia yang terdapat dalam Eugenia
Dalam penanggulangan diabetes, obat polyantha adalah minyak atsiri (0,05%) yang mengan -
digunakan hanya merupakan pelengkap dari diet. dung sitral dan eugenol, tannin, dan flavonoid.
Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan diet Sebagian masyarakat memanfaatkan daun salam
secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan untuk mengobati kencing manis. Penelitian yang
kadar gula darah (Agoes, 1991).
62
Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No. 2, Mei 2005

telah dilakukan terhadap tanaman ini antara lain Untuk sediaan uji kelompok I, ditimbang 500 mg
adalah pengaruh pemberian infus daunnya terhadap CMC Na kemudian ditaburkan pada akuades panas,
kadar glukosa darah kelinci. Dilaporkan bahwa infus lalu diaduk sampai CMC Na mengembang, lalu
daun salam dengan dosis 175 mg/kg BB kelinci dapat ditambahkan 262 mg ekstrak daun salam dan diaduk
menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Limawan, sampai homogen. Setelah itu, ditambah dengan
1998). Dibandingkan dengan infus, maka kandungan aquades sampai volumenya 100 ml. Untuk sediaan uji
kimia yang ada dalam ekstrak etanol adalah lebih kelompok II, caranya sama seperti tersebut di atas,
banyak, maka dalam penelitian ini akan dilakukan uji tetapi ekstraknya sebanyak 52 4 mg. Sedangkan untuk
antidiabetes ekstrak etanol daun salam dengan sediaan kelompok kontrol hanya suspensi CMC Na 0,5%
induksi aloksan untuk menaikkan kadar glukosa pada tanpa ekstrak daun salam.
mencit. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka adalah mencit jantan galur Wistar, berumur 2 – 3 bulan,
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah dengan berat badan 20 – 30 gram. Hewan coba dibagi
ekstrak etanol daun Eugenia polyantha dapat menjadi 3 kelompok masing-masing 15 ekor sebagai
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang berikut: 1) Kelompok kontrol: Hewan coba diberi
diinduksi dengan aloksan ? perlakuan dengan suspensi CMC Na ; 2) Kelompok I:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hewan coba diberi perlakuan dengan ekstrak daun
aktivitas ekstrak daun Eugenia polyantha dalam salam setara dengan 1 kali dosis manusia atau 2,62
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang mg/ 20 g BB m encit; 3) Kelompok
diinduksi dengan aloksan. Manfaat dari penelitian ini II: Hewan coba diberi perlakuan dengan ekstrak daun
adalah dapat digunakannya daun Eugenia polyantha salam setara dengan 2 kali dosis manusia atau 5,24
sebagai alternatif dalam pengobatan diabetes melitus. mg/ 20 g BB mencit.
Pada uji ini, semua hewan coba dari ketiga
Metode Penelitian kelompok percobaan diberi aloksan 100 mg/kg berat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini badan setiap 4 hari sekali untuk menaikkan kadar
adalah daun tanaman Eugenia Polyantha Weight yang glukosa darahnya. Pengukuran kadar glukosa darah
diperoleh dari Materia Medika, Batu, Malang. Deter - dilakukan pada hari ke-1 , 4 , 8 , dan 15. Sebelum
minasi tanaman dilakukan di Balai Penelitian Kebun dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, hewan
Raya Purwodadi, Pasuruan. Daun tersebut dikering- coba dipuasakan selama 16 jam. Selama dipuasakan,
kan dengan cara diangin-anginkan, kemudian sekam dikeluarkan dari kandang, agar tidak dimakan
dihalus-kan dan diayak sampai diperoleh serbuk oleh hewan coba. Pengukuran kadar glukosa dilaku -
kering. Serbuk kering daun salam sebanyak 2 kg kan dengan menggunakan alat Mini Accutrend.
dimaserasi dengan etanol 96% selama 24 jam, kemudi Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke -4 dan
an disaring, lalu residu dimaserasi lagi. Pekerjaan hari ke-8 dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tersebut diulang, sehingga secara keseluruhan kadar glukosa darah sudah naik. Pengambilan darah
maserasi dilakukan selama 4 kali 24 jam. Ekstrak cair dilakukan pada pembuluh darah ekor hewan coba.
yang diperoleh diuapkan dengan penurunan tekanan Pemberian sediaan uji pada hewan coba dilakukan
memakai alat rotavapor sampai diperoleh ekstrak pada hari ke-9 sampai dengan hari ke-15.
kering dan ditimbang. Untuk analisis data, parameter yang digunakan
Dosis yang dipakai pada penelitian dihitung adalah penurunan kadar glukosa darah puasa dari
berdasarkan pemakaian daun salam o leh manusia. hari ke-8 sampai hari ke-15 dari kelompok I dan
Manusia dewasa di Indonesia (berat badan 50 kg) kelompok II. Penurunan kadar glukosa darah puasa
mengkonsumsi daun salam untuk pengobatan tra - dari kelompok kontrol, kelompok I dan kelompok II
disional sebanyak 7 gram. Pada tabel konversi dosis, dianalisis dengan uji ANAVA pada tingkat
berat badan manusia adalah 70 kg dan konversi dosis kepercayaan 95%. Apabila hasil uji ANAVA
dari manusia ke mencit 20 gram adalah 0,0026 . menunjukkan adanya perbedaan bermakna, maka
Sedangkan, kadar ekstrak kering dalam serbuk kering dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui
daun salam adalah 10,27%. kelompok mana saja yang mempunyai perbedaan
Maka perhitungan dosisnya adalah sebagai bermakna (Sudjana, 1982).
berikut: Manusia 50 kg mengkonsumsi serbuk kering
daun salam sebanyak 7 gram. Manusia 70 kg Hasil dan Pembahasan
mengkonsumsi serbuk kering dau n salam 70/50 X 7 Dari 2 kg serbuk kering daun Eugenia polyantha,
gram atau 10,27% X 70/50 X 7 gram = 1,006 gram setelah dilakukan maserasi menggunakan etanol 96%
ekstrak. Dosis untuk mencit 20 gram = 0,0026 X 1,006 selama 4 kali 24 jam diperoleh ekstrak cair. Kemudian,
gram = 2,62 mg ekstrak setelah ekstrak cair ini dipekatkan dengan

63
Herra Studiawan dan Mulja Hadi Santosa ; Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun …

rotavapor dihasilkan ekstrak kering sebanyak 205,46 Eugenia polyantha dosis 2,62 mg/kg BB dan 5,24 mg/kg
gram atau 10,27% dari daun keringnya. BB dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kadar mencit jantan yang diinduksi dengan aloksan.
glukosa pada hari ke -1, 4, 8 dan 15. Penentuan hari
dihitung sejak pemberian aloksan pertama kali. Jadi, Tabel 2. Harga Rerata Penurunan Kadar Glukosa
hari ke-1 adalah hari pertama pemberian aloksan. Darah Puasa Hewan Coba dari Hari Ke-8
Pada hari ke-4 , ternyata kadar glukosa darah puasa sampai dengan Hari Ke-15 Tiap Kelompok
hewan coba belum naik cukup banyak. Oleh karena itu Rerata penurunan
pada hari ke -4 semua hewan coba diinduksi aloksan Simpangan
Kelompok N kadar glukosa
lagi. Pada hari ke-8 perlakuan, kadar glukosa darah baku
darah (mg%)
hewan coba sudah menunjuk - kan kenaikan yang
berarti, oleh sebab itu pemberian bahan uji dilakukan Kontrol 15 -14,8667 9,03854
sejak hari ke -9 sampai dengan hari ke-15. Kel. I 15 26,6000 18,52334
Harga rerata kadar glukosa darah puasa hewan Kel. II 15 34,2000 17,68454
coba pada hari ke-1, 4, 8, dan 15 tiap kelompok dapat
dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut tampak Tabel 7. Ringkasan Anava Penurunan Kadar
bahwa rerata kadar glukosa darah puasa hewan coba Glukosa Darah Puasa Hewan Coba dari
pada hari ke-4 untuk semua kelompok belum Hari Ke-8 sampai dengan Hari Ke-15
menunjukkan kenaikan yang berarti, sedangkan pada Sumber Jumlah Derajad Kuadrat F Proba-
hari ke-8 sudah menunjukkan adanya kenaikan yang variasi kuadrat bebas rerata hitung bilitas
dapat digunakan untuk uji penurun kadar glukosa. Antar
kelompok 20923,911 2 10461,956 42,554 0.000
Dalam
Tabel 1. Harga Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa kelompok 10325,733 42 245,851
Hewan Coba Tiap Kelompok pada Bebera - Total 31429,644 44
pa Waktu Pengambilan
Tabel 8. Perbedaan Harga Rerata Penurunan Kadar
Rerata kadar glukosa darah puasa hewan
Glukosa Darah Puasa Hewan Coba antar
Kelompok coba (mg%)
Kelompok dari Hasil Uji LSD
Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-8 Hari ke-15 Kontrol Kelompok I Kelompok
II
Kontrol 146,87 154,80 199,13 212,67
Kontrol - -41,4667* -49,0667*
Kel. I 147,73 155,40 205,13 178,53 Kel. I - -7,6000
Kel. II
Kel. II 145,33 150,67 209,67 175,47
*Ada perbedaan bermakna penurunan kadar glukosa

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun salam Namun, dari hasil uji LSD tersebut menunjuk-
terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa kan tidak adanya perbedaan bermakna penurunan
hewan coba, maka data yang akan disbanding-kan kadar glukosa darah puasa antara kelompok I dan
adalah penurunan kadar glukosa dari hari ke -8 kelompok II, meskipun dari harga reratanya terlihat
sampai dengan hari ke-15 pada setiap kelompok. Uji ada perbedaan sedikit. Jadi, pemberian ekstrak daun
Anava pada tingkat kepercayaan 95% member ikan salam dengan dosis 2,62 mg/kg BB memberikan
harga probabilitas = 0,000, berarti ada perbedaan pengaruh yang tidak berbeda dengan dosis 5,24/kg
bermakna penurunan kadar glukosa darah puasa BB terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit
hewan coba (Tabel 2). Untuk mengetahui kelompok jantan yang diinduksi dengan aloksan.
mana yang mempunyai perbedaan bermakna, maka Aloksan adalah suatu senyawa yang sering
dilanjutkan dengan uji LSD. Ringkasan Anava dan uji digunakan untuk penelitian diabetes menggunakan
LSD dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. hewan coba. Aloksan dapat menghasilkan radikal
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa antara hidroksil yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan
kelompok I dan kontrol ada perbedaan bermakna diabetes pada hewan coba. Efek diabetogenik aloksan
penurunan kadar glukosa darah puasa dari hari ke -8 ini dapat dicegah oleh senyawa penangkap radikal
sampai dengan hari ke -15. Demikian pula halnya hidroksil.
dengan kelompok II dan kontrol. Dari hasil ini dapat Amygdalin adalah salah satu senyawa yang dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun bertindak sebagai penangkap radikal hidroksil. Struktur
kimia senyawa ini mempunyai sebuah cincin

64
Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No. 2, Mei 2005

bezena dan gugus gula yang menyebabkan sangat Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1980,
reaktif terhadap radikal hidroksil dan dikatakan Materia Medika Indonesia, Jilid IV, hal. 109.
sebagai penangkap radikal hidroksil (Dorfman dan Dorfman, L.M. and Adams, G.E., 1973, National
Adam, 1973). Standard Reference Data System, NBS, vol 4, hal.
Salah satu kandungan daun salam adalah 1-59
senyawa golongan flavonoid. Golongan senyawa ini,
terutama yang berada dalam bentuk glikosidanya Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III,
mempunyai gugus-gugus gula. Dalam penelitian ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehuta
diduga glikosida flavonoid yang terkandung dalam nan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
daun salam tersebut bertindak sebagai penangkap Jakarta, hal 1521, 1522.
radikal hidroksil seperti halnya am ygdalin, sehingga Hembing, H.M., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di
dapat mencegah aksi diabetogenik dari aloksan. Indonesia, Jilid IV, cetakan pertama, Penerbit
Pada percobaan ini, dosis 5,24 mg/kg BB tidak Pustaka Kartini, hal. Vii, 137 – 138.
memberikan perbedaan penurunan kadar glukosa Hidayati Tanti, 1995, Pengaruh Pemberian Fase Air dari
yang bermakna dengan dosis 2,62 mg/kg BB. Hal ini Ekstrak Metanol Umbi Dioscorea hispida Denst
mungkin disebabkan oleh jumlah flavonoid yang ada terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci dengan Cara
dalam dosis tersebut belum cukup untuk menghasil - Uji Toleransi Glukosa Oral , Skripsi, Fakultas
kan penurunan kadar glukosa yang berbeda dengan Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
dosis 2,62 mg/kg BB.
Iwu, M.M., 1990, Hypoglycaemic Activity of
Dioscoretine in Normal and Alloxan Diabetic
Kesimpulan Rabbits, Planta Medica, vol 56, hal. 265 - 267
Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak Limawan, P.H., 1998, Pemberian Infus Daun Syzygium
etanol daun Eugenia polyantha dengan dosis 2,62 Polyanthum (Weight) Walp Secara Oral Terhadap
mg/20 g BB dan 5,24 mg/20 g BB dapat menurun - kan Kadar Glukosa Darah Kelinci Dengan Cara Uji
secara bermakna kadar glukosa darah mencit jantan Toleransi Gula, Skripsi, Fakultas FArmasi
yang diinduksi dengan aloksan (p<0,05). Universitas Airlangga, Surabaya.
Karena sampai saat ini masih belum diketahui Mardisiswojo, S., Radjakmangunsudarso, H., 1968,
kandungan daun salam yang berkhasiat menur unkan Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang , Jil;id I,
kadar glukosa darah mencit, maka disarankan untuk Cetakan kedua, PT Karya wreda, hal 94,95.
melakukan penelitian isolasi kandungan Eugenia Martin, DW., et al, Darmawan I (Terjemahan), 1987,
polyantha dan menguji khasiat hipoglikemianya. Biokimia, Edisi XX, CV ECE, Jakarta, hal. 295 - 298
Sudjana, 1982, Metode Statistika, Penerbit Tarsito,
Ucapan Terima Kasih Bandung.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyam -
paikan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Airlangga atas Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris
kebijaksanaannya sehingga penelitian ini dapat Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Badan Penelitian
didanai. dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, hal 54, 55.
Daftar Pustaka Tjokroprawiro A., 1986, Diabetes Melitus Aspek Klinik
dan Epidemiologi, Airlangga University Press,
Agoes A., 1991, Pengobatan Tradisional di Indonesia,
Surabaya
Medika No. 8, Thn 17, hal.632
Tjokroprawiro A., 1980, Prevalensi Diabetes Melitus
Brachmacari, H.D., K.T. Augusti, 1962, Effect of Oral
Dewasa di Kodya Suarabaya , Lembaga Penelitian
Effectivity Hypoglycaemic Agent, Journal of
Universitas Airlangga, Surabaya .
Pharm. Pharmacol., vol 14, hal. 167

65

Anda mungkin juga menyukai