Anda di halaman 1dari 9

ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

PREVALENSI GANGGUAN MENSTRUASI DAN FAKTOR-


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA SISWI PESERTA
UJIAN NASIONAL DI SMA NEGERI 1 MELAYA KABUPATEN
JEMBRANA

Ni Kadek Diah Satya Sai Shita1, Susy Purnawati2


1.
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2.
Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK
Gangguan menstruasi merupakan salah satu masalah ginekologik yang memerlukan
perhatian khusus karena sering kali berdampak terhadap kualitas hidup remaja atau dewasa
muda dan dapat menjadi indikator serius terjadinya suatu penyakit. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui prevalensi gangguan menstruasi dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain
penelitian ini observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada 70 orang siswi
kelas XII SMA Negeri 1 Melaya, Jembrana. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
yang diisi sendiri oleh responden. Data dianalisis dengan menggunakan komputer dan
ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel. Didapatkan hasil bahwa jumlah siswi yang
mengalami gangguan menstruasi adalah 63 orang (90,0%) dengan gangguan menstruasi
terbanyak adalah dismenorea 80,0% dan disusul oleh PMS 70,0%. Didapatkan usia rata-rata
responden 17,5 tahun dengan gangguan menstruasi terbanyak pada usia 18 tahun (45,7%).
Sebagian besar responden mengalami menarche pada usia 11-14 tahun (87,1%). Kebanyakan
dari responden memiliki status gizi normal (64,3%), aktivitas fisiknya sedentary (64,3%), dan
tingkat stresnya terkontrol (52,9%). Setelah dianalisis tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara status gizi, aktivitas fisik, tingkat stres, usia menarche dan usia dengan gangguan
menstruasi.

Kata kunci: Gangguan menstruasi, siswi SMA, tingkat stres.

ABSTRACT
Menstrual disorders are one of the most common concerns in gynecology problems
because it is frequently affect the quality of life of adolescents and teenager, besides it also can
be used as the indicators of serious underlying problems. Therefore, important to determine the
prevalence of menstrual disorders and related factors. The study use observational descriptive
cross sectional method and carried out on 70 female students from 12th grade of senior high
school 1 Melaya, Jembrana. Data were collected using a self-completion questionnaire by
respondents. Data were analyzed using the computer and showed to text and table. The results
showed that the number of students who experience menstrual disorders was 63 (90.0%) with
the most menstrual disorders are dysmenorrhea 80.0% and followed by PMS 70.0%. The
average age of respondent was 17.5 years old with the majority menstrual disorders at age 18
years old (45.7%). Most of the respondents had experienced menarche at the age 11-14 years
old (87.1%) and 64.3% of them had normal nutrional status (64.3%), sedentary physical activity
(64.3%), and controlled stress levels (52.9%). It is found that there is no significant relationship
between nutrional status, physical activity, stress levels, age of menarche and age of respondent
with menstrual disorders.

Keywords: menstrual disorders, high school students, stress levels.

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 1
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

PENDAHULUAN hidup wanita terutama pelajar putri tidak


Perkembangan pubertas merupakan suatu menurun dan aktivitas sehari-hari tidak
rangkaian kompleks yang meliputi perubahan terganggu terlebih lagi bagi pelajar putri ketika
biologis, morfologis dan juga psikologis. Pada akan mengikuti Ujian Nasional (UN) yang
remaja putri, pubertas ditandai dengan menjadi penentu kelulusan. Penelitian yang
permulaan menstruasi (menarche), yang disertai sejenis dengan mengambil sampel peserta UN
dengan perubahan fisik, mental dan sosial. belum terlalu banyak dilakukan, sehingga
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, peneliti tertarik untuk meneliti prevalensi
dan debris sel dari mukosa uterus disertai gangguan menstruasi ini.
pelepasan (deskuamasi) endometrium secara
periodik dan siklik yang dimulai sekitar 14 hari BAHAN DAN METODE
1,2
setelah ovulasi. Proses siklus menstruasi Penelitian ini menggunakan desain
kadang berlangsung pasang surut dan berubah- penelitian observasional deskriptif cross
ubah setiap bulannya yang dapat menimbulkan sectional study dengan teknik pengambilan
masalah gangguan menstruasi. Gangguan yang sampelnya secara systematic random sampling.
dialami pun bervariasi, bisa terjadi pada saat, Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
sebelum atau sesudah menstruasi, diantaranya Melaya, Kabupaten Jembrana pada 13 sampai
sindroma pra menstruasi, dismenorea, amenore, 15 Maret 2014. Populasi dan sampel yang
1
hipermenore, dll. Pada suatu penelitian diteliti adalah siswi peserta Ujian Nasional di
dikatakan bahwa dismenorea merupakan SMA Negeri 1 Melaya, Kabupaten Jembrana
gangguan menstruasi tersering yaitu sekitar sebanyak 70 orang. Kriteria inklusi adalah siswi
3
73,83%. SMA Negeri 1 Melaya kelas XII yang akan
Tingginya prevalensi gangguan menghadapi Ujian Nasional (UN) yang bersedia
menstruasi disebabkan oleh berbagai faktor mengikuti penelitian dan subjek penelitian
seperti, stres, lifestyle, aktivitas fisik, kondisi minimal sudah mengalami menstruasi 2 tahun.
medis, kelainan hormonal dan status gizi. Pada Kriteria eksklusi adalah siswi SMA Negeri 1
penelitian sebelumnya dikatakan bahwa berat Melaya kelas XII yang akan menghadapi Ujian
badan yang meningkat, stres dan aktivitas fisik Nasional (UN) yang sedang menderita penyakit
yang rendah dapat memperpanjang siklus berat yang dapat mempengaruhi siklus
4
menstruasi. Penelitian lain mendapatkan bahwa menstruasi (tuberkulosis, hipertiroidisme, lupus
depresi dan kecemasan dapat menyebabkan eritematosus sistemik, dan gangguan koagulasi
5
terjadinya nyeri saat menstruasi. Dikatakan darah), yang mengonsumsi obat-obat hormonal
bahwa sebanyak 75% pelajar wanita di termasuk kontrasepsi dan yang tidak hadir saat
Malaysia pada usia 12-19 tahun mengalami pengambilan sampel. Instrumen dalam
6
PMS sehingga mereka absen dari sekolah. penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu
Akibat gangguan menstruasi, waktu lebih kuesioner pola menstruasi, kuesioner stres untuk
banyak digunakan untuk beristirahat dan siswa, kuesioner indeks aktivitas fisik yang
7
konsentrasi belajar menjadi menurun. Sehingga sudah divalidasi.
diperlukan penanganan yang lebih serius Semua data yang terkumpul dicatat,
terhadap gangguan menstruasi agar kualitas dilakukan editing dan coding, kemudian data

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 2
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

dianalisis dengan statistik deskriptif untuk persentase yang paling tinggi yaitu 64,3%, dan
mengetahui rata-rata usia dan usia menarche. Tabel 6 memperlihatkan bahwa tingkat stres
Dilakukan uji statistik chi-square untuk responden terbanyak adalah terkontrol sebanyak
menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, 37 (52,9%), disusul oleh tingkat stres ringan
status gizi, tingkat stres dengan gangguan sebanyak 30 responden (42,9%).
menstruasi dan independent t-test untuk
menganalisis hubungan antara usia, usia Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Usia (n=70)
menarche dengan gangguan menstruasi.
Kemudian hasil analisis ditampilkan dalam
Usia f %
bentuk narasi dan tabel.
16 tahun 2 2,9%
HASIL
17 tahun 31 44,3%
Distribusi Responden Berdasarkan Usia,
18 tahun 32 45,7%
Kelas, Usia Menarche, Status Gizi, Aktivitas
Fisik, Tingkat Stres 19 tahun 5 7,1%
Subjek penelitian adalah 70 siswi kelas
XII SMA Negeri 1 Melaya, Jembrana yang akan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Kelas (n=70)
menghadapi Ujian Nasional. Dari Tabel 1
didapatkan bahwa rentang usia responden Kelas f %
berkisar antara 16 sampai 19 tahun. Frekuensi XII IPA 1 11 15,7%
terbanyak terdapat pada usia 18 tahun sejumlah XII IPA 2 10 14,3%
32 responden (45,7%). Rata-rata usia responden XII IPA 3 8 11,4%
adalah 17,5 tahun. Pada Tabel 2 dapat dilihat XII IPA 4 9 12,9%
jumlah responden berturut-turut terbanyak XII IPS 1 4 5,7%
terdapat pada kelas XII IPB 1 yaitu sebanyak 13 XII IPS 2 3 4,3%
responden (18,6%), XII IPB 2 yaitu 12 (17,1%), XII IPB 1 13 18,6%
XII IPA 1 sebanyak 11 responden (15,7%). XII IPB 2 12 17,1%
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas
responden mengalami menstruasi pertama kali Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
(menarche) pada usia antara 11-14 tahun yaitu Usia Menarche (n=70)
sebanyak 61 responden (87,1%) dengan rata- Usia Menarrche f %
rata usia menarche 13,5 (±13,5). Sedangkan
< 11 tahun 0 0,0%
yang mengalami menarche pada usia >14 tahun
> 14 tahun 9 12,9%
sebanyak 9 responden (12,9%) dan tidak ada
responden yang mengalami menarche pada usia 11-14 tahun 61 87,1%
<11 tahun. Tabel 4 memperlihatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki status gizi
normal yaitu sebanyak 45 responden (64,3%).
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa responden
dengan aktivitas fisik sedentary memiliki

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 3
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan responden adalah gangguan lain yang


Status Gizi (n=70)
berhubungan dengan menstruasi sebesar 85,7%,
Status Gizi f % diikuti gangguan siklus menstruasi sebesar

Underweight 16 22,9% 68,6% dan terakhir jenis gangguan volume dan


lamanya menstruasi sebesar 32,9%. Prevalensi
Normal 45 64,3%
jenis gangguan menstruasi secara rinci
Overweight 3 4,3% ditampilkan pada Tabel 8-10.
Obese I 5 7,1% Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Gangguan Menstruasi (n=70)
Obese II 1 1,4%
Variabel f (%)
Hipermenorea
Ya 16 22,9%
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tidak 54 77,1%
Aktivitas Fisik (n=70)
Menoragia
Aktivitas Fisik f %
Ya 8 11,4%
Sedentary 45 64,3% Tidak 62 88,6%

Kurang aktif 21 30,0% Hipomenorea


Ya 9 12,9%
Cukup Aktif 2 2,9%
Tidak 61 87,1%
Aktif 2 2,9%

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan


Tingkat Stres (n=70) Jenis Gangguan Volume dan Lamanya
Menstruasi (n=70)

Tingkat Stres f %
Variabel f %
Terkontrol 37 52,9% Gangguan volume &
lamanya menstruasi
Ringan 30 42,9%
Ya 23 32,9%
Sedang 3 4,3% Tidak 47 67,1%
Gangguan Siklus
Berat 0 0,0% menstruasi
Ya 48 68,6%
Total 70 100%
Tidak 22 31,4%
Distribusi Responden yang Mengalami Gangguan lain yang
berhubungan dengan
Gangguan Menstruasi
menstruasi
Dari 70 responden yang mengisi Ya 60 85,7%
kuesioner didapatkan 63 siswi (90,0%) Tidak 10 14,3%
mengalami satu atau lebih tipe gangguan
menstruasi. Sedangkan 7 siswi lainnya (10,0%)
tidak mengeluhkan gangguan menstruasi. Tabel
7 menunjukkan bahwa jenis gangguan
menstruasi yang terbanyak dialami oleh
http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 4
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 11. Hasil Uji Chi-Square Antara
Jenis Gangguan Siklus Menstruasi Aktivitas Fisik dengan Gangguan
(n=70) Menstruasi

Variabel f (%) Frekuensi Nilai p


Variabel
(persentase)
Oligomenorea
Aktivitas Fisik
Ya 16 23,0%
Sedentary 40 (11,1%) 0,214
Tidak 54 77,0%
Kurang aktif 20 (95,25)
Polimenorea
Cukup Aktif 2 (100,0%)
Ya 26 37,0% Aktif 1 (50,0%)
Tidak 44 63,0%
Amenorea Sekunder Tabel 12. Hasil Uji Chi-Square Antara
Satus Gizi dengan Gangguan Menstruasi
Ya 21 30,0%
Tidak 49 70,0% Variabel Frekuensi Nilai p
(persentase)
Status Gizi
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Gangguan Lain yang Berhubungan dengan Underweight 16 (100,0%) 0,364
Menstruasi (n=70) Normal 38 (84,4%)
Variabel f (%) Overweight 3 (100,0%)
Dismenorhea Obese I 5 (100,0%)
Ya 56 80,0% Obese II 1 (100,0%)
Tidak 14 20,0%
PMS Tabel 13. Hasil Uji Chi-Square Antara
Ya 54 77,0% Tingkat Stres dengan Gangguan
Menstruasi
Tidak 16 23,0%
Frekuensi
Variabel Nilai p
(presentasi)
Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Status
Gizi, Tingkat Stres dan Gangguan Tingkat Stres
Menstruasi Terkontrol 32 (86,5%) 0,546
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa tidak
Ringan 28 (93.3%)
didapatkan hubungan yang bermakna antara
Sedang 3 (100,0%)
aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi. Baik
yang aktif, kurang aktif maupun sedentary sama-
Hubungan Antara Usia, Usia Menarche dan
sama mengalami gangguan menstruasi yang
Gangguan Menstruasi
sangat tinggi. Tabel 12 menunjukkan bahwa tidak
Dari Tabel 14 setelah dilakukan analisis
ada hubungan bermakna antara status gizi dengan
independent t-test didapatkan nilai p=0,855
gangguan menstruasi. Begitu pula halnya
yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan tingkat stres dengan gangguan
hubungan bermakna antara usia menarche
menstruasi yang tidak ada hubungan bermakna
dengan gangguan menstruasi. Tidak ada
yaitu p=0,546 (Tabel 13).
hubungan bermakna (p=1,0) antara usia

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 5
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

responden dengan gangguan menstruasi (Tabel disemenorea yang lebih tinggi yaitu 71
15). responden (86,6%) mengalami dismenorea.10
Tabel 14. Hasil Uji Independent t-Test Rentang prevalensi dismenorea dari 60,6%
Antara Usia Menarche dengan Gangguan
sampai 98,5% telah dilaporkan oleh banyak
Menstruasi
penelitian lainnya.3,6,9,10,11,12
Variabel Gang- Mean SD Nilai
guan p Selain dismenorea, gangguan menstruasi
Usia yang banyak dialami oleh responden pada
Menarche Ya 13,54 0,89 0,855 penelitian ini adalah PMS (premenstruation
Tidak 13,43 1,51 syndrome) yaitu sebesar 77%. Pada penelitian
lain melaporkan prevalensi PMS 60,5%.3,6,13
Nyeri saat menstruasi dan gejala PMS menjadi
Tabel 15 Hasil Uji Independent t-Test Antara
masalah yang cukup serius yang dapat
Usia dengan Gangguan Menstruasi
berdampak pada aktivitas sehari-hari dan
Variabel Gang- Mean SD Nilai p
aktivitas belajar akademik bagi pelajar
guan
perempuan. Pada penelitian di Moroco, nyeri
Usia Ya 15,57 0,689 1,0
saat menstruasi sering menjadi penyebab utama
Tidak 15,57 0,535
absen ke sekolah pada remaja putri.14
Dalam penelitian ini tidak didapatkan
DISKUSI hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
Pada penelitian ini didapatkan prevalensi dengan gangguan menstruasi. Hasil penelitian
gangguan menstruasi pada siswi SMA kelas XII ini sesuai dengan penelitian Lee et al. tahun
sebesar 90,0%. Penelitian sebelumnya yang 2009 yang dilakukan di Malaysia dan Sianipinar
dilakukan oleh Karout et al. tahun 2012 tentang dkk. di Jakarta.6,9 Namun, hasil ini berbeda
prevalensi gangguan menstruasi pada mahasiswi dengan penelitian Aganoff et al. yang
perawat mendapatkan hasil yang tinggi juga mendapatkan kecenderungan wanita aktif secara
yaitu 80,7%.8 Penelitian serupa juga dilakukan fisik mengalami gangguan menstruasi lebih
oleh Sianipar dkk. tahun 2009 pada siswi kelas rendah dibandingkan dengan wanita yang
X dan XI SMA di Jakarta (n=57). Berdasarkan kurang aktif.15 Hal ini mungkin disebabkan
penelitian tersebut sebanyak 36 (63,2%) karena perbedaan instrumen yang digunakan.
9
mengalami gangguan menstruasi. Hal ini Penelitian Aganof et al. tahun 2009
menunjukkan bahwa masih banyak remaja putri menggunakan kuesioner MDQ (Menstrual
yang mengalami satu atau lebih gangguan Distres Questionnaire) yang diisi sendiri oleh
menstruasi. responden selama beberapa bulan baik
Dismenorea adalah gangguan menstruasi menjelang, pada waktu maupun setelah
terbanyak (80,0%) yang dialami oleh pelajar menstruasi. 15
Sedangkan pada penelitian ini,
perempuan pada peneitian ini. Beberapa menggunakan kuesioner yang didesain untuk
penelitian lain melaporkan prevalensi wanita yang mengalami masalah ginekologi
dismenorea sebesar 73,83% , 63,1%.8 Bahkan
2
untuk menggambarkan gangguan menstruasi
pada penelitian yang dilakukan di Jakarta dan menggunakan kuesioner indeks aktivitas
(n=82), memperoleh angka kejadian fisik untuk mengkategorikan aktivitas fisik

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 6
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

responden yang diisi hanya sekali saja pada menarche bervariasi pada setiap individu yang
waktu tertentu sehingga instrumen ini kurang dipengaruhi oleh kondisi umum, genetik, sosial
sensitif dan kurang objektif. ekonomi dan faktor nutrisi.
Pada penelitian ini tidak ditemukan Pada penelitian ini tidak terdapat
hubungan bermakna (p=0,3) antara status gizi hubungan bermakna (p=0,855) antara usia
dengan gangguan menstruasi. Penelitian ini menarche dengan gangguan menstruasi. Meski
serupa dengan penelitian Singh et al. tahun terlihat rerata usia menarche yang gangguan
2008 yang menyatakan tidak ada hubungan menstruasi (13,54 tahun) lebih tinggi daripada
3
signifikan antara IMT dengan dismenorea. yang tidak mengalami gangguan menstruasi
Sedangkan penelitian Puspitorini dkk. (13,43 tahun) tetapi selisihnya tipis sehingga
menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna perbedaannya tidak signifikan. Hasil ini serupa
yaitu semakin tinggi tingkatan IMT maka dengan penelitian yang dilakukan Sianipar dkk.9
semakin tinggi resiko terjadinya PMS.16 Namun Tetapi sebenarnya pada penelitian ini tidak
disisi lain, penelitian Lee et al. melaporkan dapat menilai hubungan antara usia pertama
bahwa rendahnya IMT dapat mempengaruhi menstruasi dengan gangguan menstruasi karena
6
durasi atau lamanya menstruasi. Pada responden yang mengalami menarche pada usia
penelitian-penelitian lainnya menunjukkan <11 tahun dan >14 tahun jumlahnya sedikit.
hubungan yang bervariasi antara IMT dengan Berdasarkan hasil analisa independent t-
gangguan menstruasi sehingga tidak konsisten. test dinyatakan bahwa tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan bermakna (p=0,5) bermakna (p=1,0) antara usia responden dengan
antara tingkat stres dengan gangguan gangguan menstruasi. Rerata usia responden
menstruasi. Penemuan yang berbeda dilaporkan yang mengalami gangguan menstruasi (17,57
oleh Isnaeni tahun 2010 dan Nuraini tahun 2011 tahun) sama dengan yang tidak mengalami
dalam penelitiannya masing-masing dengan gangguan menstruasi (17,57 tahun). Hasil ini
responden 73 mahasiswi AKBID dan 178 berbeda dengan penelitian Lee et al. dan
17
mahasiswi asrama Universitas Andalas. Sianipar dkk. yang melaporkan bahwa usia
Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh muda lebih sering mengalami gangguan
karena instrumen yang digunakan berbeda. Pada menstruasi daripada usia yang lebih tua.6,9
penelitian-penelitian tersebut menggunakan SIMPULAN
kuesioner DASS (Depression, Anxiety, Stress Prevalensi gangguan menstruasi pada siswi
Scale) untuk mendeteksi tingkat stres sehingga Peserta Ujian Nasional di SMA Negeri 1
lebih sensitif. Selain itu, kondisi responden saat Melaya, Jembrana adalah 90,0%. Jenis
mengisi responden juga mempengaruhi karena gangguan menstruasi yang paling banyak
stres dapat berubah dari waktu ke waktu, dialami oleh siswi Peserta Ujian Nasional di
bersifat subjektif dan individu. SMA Negeri 1 Melaya, Jembrana adalah
Pada penelitian ini, rata-rata usia menarche gangguan lain yang berhubungan dengan
13,5 (±13,5), sedangkan pada penelitian yang menstruasi (85,7%). Dismenorea adalah
dilakukan di India rata-rata usia menarche 12,5. gangguan lain yang berhubungan dengan
Berdasarkan World Health Organization, rata- menstruasi yang paling banyak (80,0%) dialami.
rata usia menarche adalah 12 dan 13 tahun. Usia Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 7
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

status gizi, aktivitas fisik, tingkat stres, usia Lebanese nursing students. Eastern
menarche dan usia dengan gangguan menstruasi Mediterranean Health Journal. Vol 18. No
pada siswi Peserta Ujian Nasional di SMA 4. Tersedia di:
Negeri 1 Melaya, Jembrana. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22768
DAFTAR PUSTAKA 696 [diunduh: 2 November 2014].
9. Sianipar O, Bunawan NC, Almazini P, et al.
1. Proverawati, K. 2009. Buku Ajar Gizi untuk
2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi
2. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan.
SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Timur. Majalah Kedokt Indon, Volum :59,
Prawirohardjo.
Nomor 7.
3. Singh A, Kiran D, Singh A, et al. 2008.
10. Pangulu, Lili Hidayati. 2011. Gambaran
Prevalence and Severity of Dysmenorrhea:
Menstruasi dan Prevalensi Dismenorea Pada
A Problem Related to Menstruation, among
Mahasiswi Program Studi Pendidikan
First and Second Year Female Medical
Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Students. Indian J Physol Pharmacol 52(4):
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
389-397.
11. Lestari, Hesti, J Metulasa, Diana Yuliana S.
4. Harlow SD, Matanoski GM. 2009. The
2010. Gambaran Dismenorea Pada Remaja
Association Between Weight, Physical
Putri Sekolah Menengah Pertama di
Activity, and Stres and Variation in The
Manado. Sari Pediatri: Manado. Volum:12.
Length of The Menstrual Cycle. Am J Epid
No 2. Tersedia di:
133(1): 38-49. Tersedia di: http://
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-2-7.pdf
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1983897
[diunduh: 2 November 2014].
[diunduh: 20 Desember 2013].
12. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan.
5. Rowland AS, Baird DD, Stuart L. 2002.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Influence of medical conditions and lifestyle
Prawirohardjo.
factors on the menstrual cycle.
13. Parker, Melissa A. 2006. The MODT Study:
Epidemiology; 13:668-74
Prevalence of Menstrual Disorder of
6. Lee L.K, Chen PCY, Lee KK, Kaur J.
Teenagers; Exploring Typical Menstruation,
Menstruation Among Adolescent Girls in
Menstrual Pain (Dysmenorrhea),
Malaysia: a Cross Sectional School Survey.
Sympptoms, PMS and Endometriosis.
Singapore Med J. 2006 [disitasi 21 Januari
Master of Nursing (research) The University
2009] 47(10):869.
of Canberra.
7. Anamika S, Devender T, Pragya S, Renuka
14. Andersch B, Milsom J. An epidemiologic
S. Problem Related to Menstruation and
study of young women with dysmenorrhea.
Their Effect on Daily Routine of student of a
American Journal of Obstetrics and
medical college in Delhi, India. Asia Pac J
Gynecology, 1982, 144:655–660).
Pub Health, 2008 [disitasi 21 Januari 2009]
15. Aganoff JA, Boyle GJ. Aerobic exercise,
20(3):234-41.
Mood State and Menstrual Cycle Symptoms
8. Karout, Hawai, Altuwajiri. 2012. Prevalence
[disitasi 21 Januari 2009]. Diunduh dari:
and pattern of menstrual disorders among
http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 8
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET 2016

http://epublications.Bond.edu.au/hss_pubs/3 Kabupaten Kudus. Berita Kedokteran


7. Masyarakat. Volum:23. No 1.
16. Puspitorini MD, M Hakimi, Ova Emilian. 17. Isnaeni, Desti Nur. 2010. Hubungan Antara
2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Stres dengan Pola Menstruasi Pada
Terjadinya Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler
Mahasiswa Akademi Kebidanan Pemerintah Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta: Universitas Sebelah Maret

http.//ojs.unud.ac.id/index php/eum 9

Anda mungkin juga menyukai