Anda di halaman 1dari 8

The Effect of Complex Carbohydrates and Simple Carbohydrates

Supplementation Against Muscle Endurance

Dominic Melino Tjokrovonco*, Iwan Budiman**, Hana Ratnawati***

*Faculty of Medicine Maranatha Christian University


**Department of Nutrition Faculty of Medicine Maranatha Christian
University
***Department of Histology Faculty of Medicine Maranatha Christian
University
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Email: dominic_m1996@live.com

Abstract

Carbohydrate supplementation during endurance training has been shown to increase


performance, but there is limited research with carbohydrate supplementation during
resistance training. Carbohydrate intake provides the main source of energy for the body
that is needed during exercise. The increase in blood glucose after carbohydrate
supplementation decreases the use of muscle glycogen and the blood glucose is used as a
backup energy source so that one can practice with higher intensity and more exercises
can be done. This study aims to compare the ergogenic effect of complex and simple
carbohydrates in resistance training. This research is quasi experimental with comparative
data using a pretest and posttest. The subject of this research is 13 men aged 18-25 years,
variable treatment given is sucrose and maltodextrin solution as much as 1 g/kg of body
weight 1 hour before exercise. Training volume is measured as much as 5 sets. Statistical
analysis using the paired samples t test with α < 0.05. The average BP training volume
after consumption of sucrose solution was 1736.15kg > pretest BP training volume was
1222.77kg (p ≤ 0.01). The average LP training volume after consumption of sucrose
solution was 5936.00kg > pretest LP training volume was 4316.31kg (p ≤ 0.01). The
average BP training volume after consumption of maltodextrin solution was 2234.15kg >
pretest BP training volume was 1222.77kg (p ≤ 0.01). The average LP training volume
after consumption of maltodextrin solution was 7683.69kg > pretest LP training volume
was 4316.31kg (p ≤ 0.01). Ergogenic effects of maltodextrin solution supplementation
before BP training was 1011.38 kg > sucrose solution supplementation before BP training
was 513.38kg (p ≤ 0.01). Ergogenic effects of maltodextrin solution supplementation before
LP training was 3367.38kg > sucrose solution supplementation before LP training was
1619.69 kg (p ≤ 0.01).

Key words: carbohydrates; muscle endurance; resistance training


Efek Suplementasi Karbohidrat Kompleks dan Karbohidrat Sederhana
Terhadap Ketahanan Otot

Dominic Melino Tjokrovonco*, Iwan Budiman**, Hana Ratnawati***

*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


**Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
***Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Email: dominic_m1996@live.com

Abstrak

Penelitian tentang peran suplementasi karbohidrat dalam endurance training telah banyak
dilakukan tetapi suplementasi karbohidrat pada latihan ketahanan kurang mendapat
perhatian. Asupan karbohidrat menyediakan sumber utama energi bagi tubuh yang
dibutuhkan selama latihan. Peningkatan gula darah setelah suplementasi karbohidrat
menurunkan penggunaan glikogen otot dan menggunakan gula darah sebagai sumber
energi sehingga seseorang dapat berlatih dengan jumlah dan intensitas latihan yang lebih
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek ergogenik karbohidrat
kompleks dan sederhana dalam latihan ketahanan. Penelitian ini eksperimental kuasi
bersifat komparatif menggunakan data pretes dan postes. Subjek penelitian adalah 13 laki-
laki berusia 18-25 tahun, variabel perlakuan diberikan larutan sukrosa dan maltodekstrin
sebanyak 1g/kgBB 1 jam sebelum latihan ketahanan. Data yang diukur adalah total volume
latihan dalam 5 set. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan dengan α<0,05.
Rerata volume latihan total BP setelah konsumsi larutan sukrosa sebesar 1736,15kg > rerata
volume latihan BP pretes sebesar 1222,77kg (p≤0,01). Rerata volume latihan total LP
setelah konsumsi larutan sukrosa sebesar 5936,00kg > rerata volume latihan LP pretes
sebesar 4316,31kg (p≤0,01). Rerata volume latihan total BP setelah konsumsi larutan
maltodekstrin sebesar 2234,15kg > rerata volume latihan BP pretes sebesar 1222,77kg
(p≤0,01). Rerata volume latihan total LP setelah konsumsi larutan maltodekstrin sebesar
7683,69 kg > rerata volume latihan LP pretes sebesar 4316,31kg (p≤0,01). Efek ergogenik
suplementasi maltodekstrin sebelum latihan BP 1011,38kg > suplementasi sukrosa
sebelum latihan BP 513,38kg (p≤0,01). Efek ergogenik suplementasi maltodekstrin
sebelum latihan LP 3367,38 kg > suplementasi sukrosa sebelum latihan LP 1619,69 kg
(p≤0,01).

Kata kunci: karbohidrat; ketahanan otot; latihan ketahanan


Pendahuluan (Introduction)
Latihan ketahanan (Resistance training) juga dikenal sebagai latihan beban (Weight
training), merupakan salah satu bentuk latihan meningkatkan kesehatan fisik.
Bertambahnya jumlah pusat kebugaran menunjukan bahwa popularitas jenis latihan ini
mengalami peningkatan.1 Dengan melakukan latihan ketahanan seseorang akan
mendapatkan keuntungan dalam hal kebugaran dan kesehatan fisik, antara lain
meningkatkan kekuatan, menurunkan massa lemak tubuh, dan meningkatkan performa
fisik baik dalam olahraga maupun aktivitas sehari-hari.1
Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan otot, pertumbuhan otot,
dan performa latihan salah satunya adalah suplementasi ergogenik. Penelitian tentang peran
suplementasi karbohidrat dalam latihan kardiovaskular telah banyak dilakukan tetapi
suplementasi karbohidrat pada latihan ketahanan kurang mendapat perhatian.2
Terdapat beberapa cara yang mungkin digunakan untuk meningkatkan performa latihan
ketahanan, salah satunya dengan suplementasi karbohidrat.3 Seperti yang diketahui, asupan
karbohidrat menyediakan sumber utama energi bagi tubuh yang dibutuhkan selama latihan.
Asupan karbohidrat akan meningkatkan performa latihan ketahanan intensitas sedang
sampai berat.2
Karbohidrat merupakan suatu suplemen ergogenik yang jarang digunakan pada latihan
ketahanan. Efek suplementasi karbohidrat lebih dihubungkan pada aktivitas aerobik.
Secara teoritis, suplementasi karbohidrat mungkin akan mencegah penurunan performa
latihan dan mestimulasi peningkatan sintesis glikogen otot.2
Contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks adalah gandum, beras,
kentang, kacang-kacangan. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat sederhana
adalah susu, gula putih (sukrosa), madu.4
Sukrosa mudah dan cepat digunakan untuk energi oleh tubuh karena memiliki struktur
kimia sederhana serta menyebabkan peningkatan glukosa darah secara cepat dan sekresi
insulin dari pankreas. Maltodekstrin membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna yang
berarti memiliki sedikit dampak langsung pada glukosa darah sehingga meningkat lebih
lambat.5
Peningkatan gula darah setelah suplementasi karbohidrat diduga meningkatkan
performa latihan dengan cara menurunkan penggunaan glikogen otot atau dengan
menggunakan gula darah sebagai sumber energi utama setelah glikogen dalam otot
menurun.6 Hal ini akan mengakibatkan seseorang dapat berlatih dengan intensitas yang
lebih tinggi atau melakukan latihan lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan efek ergogenik karbohidrat kompleks dan sederhana dalam latihan
ketahanan.

Metode (Methods)
Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan menggunakan 13 orang laki-laki
berumur 18-25 tahun yang secara sukarela dan menandatangani informed consent sebagai
subjek penelitian (n=13). Data yang diukur adalah volume latihan total (kg) yaitu jumlah
repetisi tiap set dikali total beban yang dapat diangkat pada latihan bench press dan leg
press. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji t tes berpasangan. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Mooja Fitness The Majesty Hotel & Apartment Bandung dan
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing wash out period
selama 7 hari. Sebelum pretes, subjek penelitian diminta untuk melakukan latihan bench
press dan leg press untuk penentuan nilai 1RM kemudian menghitung nilai 65%RM.
Pengambilan data pretes dilakukan dengan cara subjek penelitian diminta melakukan
latihan ketahanan dalam bentuk bench press dengan beban 65%RM sebanyak 5 set dengan
jeda istirahat antarset selama 1 menit hingga gagal berkontraksi kemudian isitirahat selama
3 menit dilanjutkan dengan latihan leg press dengan beban 65%RM sebanyak 5 set dengan
jeda istirahat antarset selama 1 menit hingga gagal berkontraksi. Pengambilan data postes
pertama dilakukan dengan memberikan larutan sukrosa sebanyak 1g/kgBB 1 jam sebelum
latihan ketahanan yang kemudian dilanjutkan dengan program latihan ketahanan.
Pengambilan data postes kedua dilakukan dengan memberikan larutan maltodekstrin
sebanyak 1g/kgBB 1 jam sebelum latihan ketahanan yang kemudian dilanjutkan dengan
program latihan ketahanan. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian FK
Maranatha dan RS Imanuel Bandung dengan SK No. 148/KEP/III/2018.

Hasil (Result)

Untuk menentukan perbedaan rerata volume latihan total dilakukan uji t berpasangan.
Rerata volume latihan total pada pretes dan postes ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1 Data Dasar Paired Samples t Test


Volume latihan total (Kg)

N Mean Std. Deviation

Pair 1 1 13 1222,77 521,47


2 13 1736,15 565,98
Pair 2 1 13 1222,77 521,47
3 13 2234,15 601,26
Pair 3 4 13 4316,31 1616,86
5 13 5936,00 1604,82
Pair 4 4 13 4316,31 1616,86
6 13 7683,69 1659,42
Pair 5 7 13 513,38 161,15
8 13 1011,38 296,86
Pair 6 9 13 1619,69 554,61
10 13 3367,38 869,04
Keterangan :
1 : Pretest Bench Press
2 : Posttest Bench Press Larutan Sukrosa
3 : Posttest Bench Press Larutan Maltodextrin
4 : Pretest Leg Press
5 : Post-test Leg Press Larutan Sukrosa
6 : Posttest Leg Press Larutan Maltodextrin
7 : Selisih Posttest Bench Press Larutan Sukrosa dan Pretest Bench Press
8 : Selisih Posttest Bench Press Larutan Maltodekstrin dan Pretest Bench Press
9 : Selisih Posttest Leg Press Larutan Sukrosa dan Pretest Leg Press
10 : Selisih Posttest Leg Press Larutan Maltodekstrin Pretest Leg Press

Hasil penelitian yang tertera pada tabel 1 menunjukkan rerata volume latihan total BP
setelah konsumsi larutan maltodekstrin adalah 2234,15 (SD = 601,26) lebih besar dari
rerata volume latihan total BP setelah konsumsi larutan sukrosa sebesar 1736,15 (SD =
565,977) lebih besar dari rerata volume latihan total BP pretes sebesar 1222,77 (SD =
521,47). Demikian hal nya dengan rerata volume latihan total LP setelah konsumsi larutan
maltodekstrin sebesar 7683,69 (SD = 1659,42) lebih besar dari rerata volume latihan total
LP sebelum konsumsi larutan sukrosa sebesar 5936,00 (SD = 1604,82) lebih besar dari
rerata volume latihan total BP pretes sebesar 4316,31 (SD = 1616,86).

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Paired Samples t Test


Mean Std. Sig. (2- Sig. (1-
t df
Diff. Deviation tailed) tailed)
1-2 -513,39 161,15 -11,487 12 0,000 0,000
1-3 -1011,39 296,86 -12,248 12 0,000 0,000
4-5 -1619,69 554,61 -10,530 12 0,000 0,000
4-6 -3367,39 869,04 -13,971 12 0,000 0,000
7-8 -498,00 241,89 -7,423 12 0,000 0,000
9-10 -1747,69 660,71 -9,537 12 0,000 0,000
Keterangan :
1 : Pretest Bench Press
2 : Posttest Bench Press Larutan Sukrosa
3 : Posttest Bench Press Larutan Maltodextrin
4 : Pretest Leg Press
5 : Post-test Leg Press Larutan Sukrosa
6 : Posttest Leg Press Larutan Maltodextrin
7 : Selisih Posttest Bench Press Larutan Sukrosa dan Pretest Bench Press
8 : Selisih Posttest Bench Press Larutan Maltodekstrin dan Pretest Bench Press
9 : Selisih Posttest Leg Press Larutan Sukrosa dan Pretest Leg Press
10 : Selisih Posttest Leg Press Larutan Maltodekstrin dan Pretest Leg Press

Pada tabel 2 didapatkan bahwa rerata volume latihan total BP setelah konsumsi larutan
sukrosa sebesar 1736,15 kg lebih besar dari rerata volume latihan BP pretes sebesar
1222,77 kg (p≤0,01).
Rerata volume latihan total LP setelah konsumsi larutan sukrosa sebesar 5936,00 kg
lebih besar dari rerata volume latihan LP pretest sebesar 4316,31 kg (p≤0,01).
Rerata volume latihan total BP setelah konsumsi larutan maltodekstrin sebesar 2234,15
kg lebih besar dari rerata volume latihan BP pretes sebesar 1222,77 kg (p≤0,01).
Rerata volume latihan total LP setelah konsumsi larutan maltodekstrin sebesar 7683,69
kg lebih besar dari rerata volume latihan LP pretes sebesar 4316,31 kg (p≤0,01).
Efek ergogenik suplementasi maltodekstrin sebelum latihan BP 1011,38 kg lebih besar
dari suplementasi sukrosa sebelum latihan BP 513,38 kg (p≤0,01).
Efek ergogenik suplementasi maltodekstrin sebelum latihan LP 3367,38 kg lebih besar
dari suplementasi sukrosa sebelum latihan LP 1619,69 kg (p≤0,01).
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian larutan sukrosa dan maltodekstrin
dapat meningkatkan ketahanan otot secara sangat bermakna (p≤0,01), dengan pengaruh
pemberian larutan maltodekstrin dibandingkan dengan larutan sukrosa berbeda sangat
bermakna secara statistik dengan (p≤0,01).

Diskusi (Discussion)

Penelitian sebelumnya oleh Lambert et al. tahun 1991 menggunakan 7 orang laki-laki
terlatih memberikan hasil adanya peningkatan jumlah set pada suplementasi karbohidrat
sebanyak 1g/kgBB. Jumlah set setelah suplementasi karbohidrat sebesar 17,1 > pretes
sebesar 14,4 dan jumlah repetisi setelah suplementasi karbohidrat sebesar 149 > pretes
sebesar 129 (p≤0,05). 3, 4 Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian ini. Penelitian ini
juga didukung oleh penelitian lain oleh Haff et al. tahun 2001 dengan menggunakan 8 orang
laki-laki yang sudah terlatih juga menunjukan adanya peningkatan jumlah kerja pada
latihan kaki isokinetik dengan pemberian 1g/KgBB minuman berkarbohidrat “Gatorade”
yang terdiri atas 20% maltodekstrin dan 80% dekstrosa dengan adanya peningkatan jumlah
kerja pada pemberian placebo 38,1+/-3,9 kJ menjadi 41,1+/-3,9 kJ pada pemberian
karbohidrat (p≤0,05).5 Penelitian terbaru oleh Krings et al. tahun 2015 juga mendukung
penelitian ini dengan menggunakan 7 orang percobaan yang diberikan larutan elektrolit
sebagai kontrol dikombinasi dengan larutan glukosa dan fruktosa dengan perbandingan 2:1
pada latihan ketahanan. Terdapat peningkatan performa 27,9 % menjadi 99,4 % terhadap
latihan bench press dengan dosis karbohidrat yang diberikan 15g/jam (p≤0,01).2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi karbohidrat sebelum latihan
ketahanan (resistance training) dapat meningkatkan ketahanan otot. Konsumsi karbohidrat
akan meningkatkan glukosa darah yang merupakan salah satu sumber energi saat
melakukan latihan ketahanan. Glukosa darah akan digunakan sebagai energi cadangan
untuk kontraksi otot sehingga dapat memperlambat terjadinya kelelahan.7
Mekanisme utama penggunaan glukosa darah ke dalam otot pada saat latihan dengan
cara translokasi GLUT 4 menuju membran plasma sel otot. Peningkatan aliran darah ke
otot selama latihan juga menjadi pemicu masuknya glukosa ke dalam otot.8 Glukosa akan
diubah menjadi energi (ATP) yang akan digunakan dalam kontraksi otot. Konsumsi
karbohidrat sebelum latihan juga menurunkan kecepatan dan jumlah glikogen otot yang
hilang, menjaga kadar glikogen otot harian, meningkatkan kinerja otot.9
Konsumsi maltodekstrin lebih baik dibandingkan konsumsi larutan sukrosa dalam
meningkatkan performa latihan ketahanan karena konsumsi larutan sukrosa akan
meningkatkan kadar gula darah secara cepat sehingga akan menginduksi keluarnya insulin
dalam jumlah besar.10 Peningkatan kadar insulin dalam darah akan menyebabkan glukosa
dalam darah berkurang secara cepat sehingga asupan glukosa ke dalam sel otak menurun
yang akan menyebabkan kelelahan sentral.5 Sedangkan konsumsi maltodekstrin akan
meningkatkan kadar glukosa darah secara bertahap dan relatif konstan sehingga insulin
yang disekresikan pun relatif lebih sedikit.

Simpulan (Conclusion)

1. Suplementasi maltodekstrin meningkatkan volume latihan total bench press.


2. Suplementasi maltodekstrin meningkatkan volume latihan total leg press.
3. Suplementasi sukrosa meningkatkan volume latihan total bench press.
4. Suplementasi sukrosa meningkatkan volume latihan total leg press.
5. Volume latihan total bench press setelah suplementasi maltodekstrin lebih besar
dibanding volume latihan total bench press setelah suplementasi sukrosa.
6. Volume latihan total leg press setelah suplementasi maltodekstrin lebih besar
dibanding volume latihan total leg press setelah suplementasi sukrosa.
Daftar Pustaka

1. Fleck, Steven J. and Kraemer, William J. Designing Resistance Training Programs, 4th ed. Human
kinetics, 2014.
2. Krings, Ben M., et al. Effects of acute carbohydrate ingestion on anaerobic exercise performance. Journal
of the International Society of Sports Nutrition. 2016; 13(1): 1-11. 15502783.
3. Nybo, L., et al. Impact of carbohydrate supplementation during endurance training on glycogen storage and
performance. Acta Physiologica. 2009; 197(2): 117-127. 17481708.
4. Insel, Paul M., Turner, R. Elaine and Ross, Don. Carbohydrates: Simple Sugars and Complex Chains.
Discovering Nutrition. 2006; 135.
5. Nybo, Lars. CNS Fatigue and Prolonged Exercise: Effect of Glucose Supplementation. Medicine Science
Sports Exercise. 2003
6. Quirino, Elton Lopes de Oliveira, et al. Influence of carbohydrate supplementation during resistance
training on concentrations of the hormones cortisol and insulin. Sport Sciences for Health. 2012, 2 (7): 93-
97. 1133201201194.
7. Lambert, Charles P, et al. Effects of Pre-Exercise Carbohydrate Feedings on Blood Glucose Levels.
Journal of Applied Sports Science Research. 1991; 5: 192-197.
8. Warren, Michelle P. and Constantini, N W. Sports Endocrinology. New Jersey : Human Press Totowa,
2000.
9. Haff, G. Gregory, et al.The effects of supplemental carbohydrate ingestion on intermittent isokinetic leg
exercise. The Journal of sports medicine and physical fitness. 2001.
10. Pharr, Jennifer R. Carbohydrate Consumption and Fatigue: A Review. Nevada Journal of Public Health
Nevada Journal of Public Health Nevada Journal of Public Health. 2010; 7(7).

Anda mungkin juga menyukai