Anda di halaman 1dari 14

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

ANALISIS KETERAMPILAN KERJA ILMIAH DALAM PRAKTIKUM


KOLOID BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA
KELAS XI IPA 2 MAN 2 PONTIANAK

Maimuna*, Hairida dan Dini Hadiarti

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak


Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
E-mail: ump.arrazi@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan kerja ilmiah dalam praktikum koloid
berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Pontianak. Metode penelitian ini
yang digunakan adalah deskriptif. Subyek penelitian ini sebanyak 29 siswa. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Alat pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan pedoman wawancara. Rata-rata
keterampilan merumuskan masalah sebesar 100%, keterampilan merumuskan hipotesis sebesar
95.40%, keterampilan melakukan percobaan sebesar 86.59%, keterampilan mengamati hasil
percobaan sebesar 83.14%, keterampilan menganalisis data hasil percobaan sebesar 73.56% dan
keterampilan merumuskan hipotesis sebesar 70.12%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Pontianak memiliki keterampilan kerja ilmiah dengan kategori
kemampuan sangat baik dengan rata-rata keseluruhan aspek keterampilan kerja ilmiah sebesar
84.48% pada praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing.

Kata Kunci: Keterampilan kerja ilmiah, praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing

ABSTRACT

This study aimed at describing thescientific work skill in guided inquiry-based colloid lab on XI
IPA 2 students of MAN 2 Pontianak. Using descriptive method, this study employed 29 students as
the subjects. The data collection techniques used were observation and interview. While thedata
collection tools used were and interview guides. The average skillin formulating the problem was
100%, the skill informulating the hypothesis was 95.40%, the skill in conducting experiments was
86.59%, the skill in observing experimental results was 83.14%, the skillin analyzing the
experimental results was 73.56%, and the skillin formulatingthe hypotheses was 70.12%. It can be
concluded that the students of XI IPA 2 MAN 2 Pontianak are considered excellent as their overall
average of scientific work skill inguided inquiry-based colloid lab was 84.48%.

Keywords: Job Skills scientific, lab colloid-based guided inquiry

95
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

PENDAHULUAN suatu proses yang dilakukan oleh siswa


Kimia termasuk salah satu rumpun melalui suatu metode ilmiah untuk
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendapatkan pemecahan atau jawaban
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses dari suatu permasalahan.
ilmiah, dan sikap ilmiah. Permendiknas Keterampilan kerja ilmiah meliputi
No. 22 tahun 2006 tentang Standar keterampilan untuk melakukan metode
Kompetensi dan Kompetensi Dasar ilmiah antara lain keterampilan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, melakukan pengamatan, merumuskan
menjelaskan bahwa IPA berkaitan dengan masalah, merumuskan hipotesis,
cara memahami alam secara sistematis, merancang percobaan, melakukan
sehingga IPA bukan hanya sebatas percobaan, menganalisis hasil
penguasaan kumpulan pengetahuan percobaan, membuat kesimpulan dan
(produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, keterampilan menyampaikan hasil
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, percobaan secara lisan maupun tertulis
tetapi lebih sebagai proses penemuan. (Saputra, 2012). Laboratorium
Pada Kurikulum Tingkat Satuan merupakan wahana yang tepat untuk
Pendidikan (KTSP) siswa yang belajar mengembangkan keterampilan kerja
sains dituntut tidak hanya memahami ilmiah melalui kegiatan praktikum.
produk-produk sains, namun juga Kegiatan praktikum dapat
diharapkan memahami dan terampil mengembangkan keterampilan-
melakukan proses sains (mempunyai keterampilan dasar bereksperimen dan
scientic skill) dan bersikap sains. Sikap kegiatan praktikum merupakan wahana
ilmiah tercermin dari keterampilan kerja pengembangan penyelidikan ilmiah
ilmiah yang perannya sangat penting (Rustaman, 2010). Praktikum yang
dalam pembelajaran IPA khususnya bermakna tidak cukup hanya dengan
Kimia. memiliki kemampuan kognitif, afektif,
Colburn (Hamdiyati, 2007) dan psikomotorik tetapi juga diperlukan
menyatakan pembelajaran berbasis kerja keterampilan kerja ilmiah.
ilmiah merupakan pembelajaran yang Hasil wawancara dengan guru kimia
melibatkan peserta didik pada kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri
permasalahan yang terbuka, bersifat (MAN) 2 Pontianak pada tanggal 24
student centered dan melibatkan aktivitas Februari 2015, diketahui bahwa kegiatan
hands-on. Selain itu, dalam pembelajaran pembelajaran kimia sudah mengunakan
berbasis kerja ilmiah peserta didik metode praktikum berbasis inkuiri
diperkenalkan seperangkat prosedur yang terbimbing pada beberapa pokok bahasan
biasa dilakukan oleh para ahli dalam di antaranya pada pokok bahasan
mengorganisasikan pengetahuan sampai kalorimetri, laju reaksi, larutan asam
menghasilkan prinsip yang menjelaskan basa, titrasi asam basa dan koloid. Siswa
sebab akibat, sehingga keterampilan kerja melakukan percobaan secara
ilmiah merupakan keterampilan yang berkelompok sesuai dengan Lembar
dibutuhkan dalam belajar sains. Kerja Siswa (LKS) yang diberikan guru,
Keterampilan kerja ilmiah merupakan siswa dilatih melakukan inquiry dengan
96
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

bimbingan (guide) oleh guru. ilmiah kepada siswa kelas XI IPA 2


Berdasarkan hasil observasi di lapangan MAN 2 Pontianak.
dalam Program Pengalaman Lapangan
(PPL) tahun ajaran 2014/2015, langkah- METODE PENELITIAN
langkah pembelajaran berbasis inkuiri Metode dan Pendekatan Penelitian
terbimbing tidak semua dilaksanakan oleh Metode deskriptif adalah suatu
guru. Pada kegiatan praktikum langkah- penelitian yang berusaha menggambarkan
langkah yang dilakukan pada praktikum dan menginterpretasi apa yang ada atau
berbasis inkuiri tebimbing adalah mengenai kondisi atau hubungan yang
mengumpulkan data, menganalisis data, ada, pendapat yang sedang berkembang,
merumuskan kesimpulan, dan proses yang sedang berlangsung, akibat
mengkomunikasikan hasil percobaan. atau efek yang terjadi, atau
Hasil wawancara dengan siswa diperoleh kecenderungan yang tengah berkembang
informasi yang sama bahwa pembelajaran (Mahmud, 2011: 100). Metode yang
kimia di MAN 2 Pontianak menerapkan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode praktikum pada beberapa pokok metode deskriptif, menggambarkan
bahasan dan siswa diberi tugas individu keadaan subjek/objek yang diungkapkan
membuat laporan praktikum. berdasarkan fakta yang tampak pada saat
Kemampuan yang diukur oleh guru sekarang dan apa adanya. Pendekatan
adalah kemampuan kognitif dan afektif, kualitatif merupakan suatu pendekatan
untuk kerja ilmiah tidak diukur, sehingga dalam melakukan penelitian yang
guru belum memiliki gambaran yang berorientasi pada fenomena atau gejala
sesungguhnya tentang keterampilan kerja yang bersifat alami (Sugiyono, 2012: 14).
ilmiah dalam praktikum berbasis inkuiri Pendekatan pada penelitian ini adalah
terbimbing. pendekatan kualitatif. Pendekatan
Keterampilan kerja ilmiah dapat kualitatif pada penelitian ini untuk
dikembangkan melalui kegiatan menganalisis keterampilan kerja ilmiah
praktikum dan dibutuhkan dalam dalam praktikum koloid berbasis inkuiri
pelaksanaan praktikum supaya praktikum terbimbing pada siswa kelas XI IPA 2
berjalan benar serta hasil percobaan yang MAN 2 Pontianak
diperoleh akurat sehingga dapat
membantu siswa memahami konsep- Subyek Penelitian
konsep kimia. Penelitian mengenai Subyek dalam penelitian ini adalah
analisis keterampilan kerja ilmiah dalam siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Pontianak
praktikum koloid berbasis inkuiri yang terdiri dari 32 orang siswa dengan
terbimbing belum pernah dilakukan, jumlah siswa laki-laki 10 orang dan siswa
sehingga diharapkan analisis perempuan 22 orang.
keterampilan kerja ilmiah dalam
praktikum koloid berbasis inkuiri Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang
terbimbing dapat memberikan informasi
dan gambaran tentang keterampilan kerja digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi dan wawancara. Alat
97
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (Arikunto, 2013: 297)


lembar observasi dan pedoman 2. Wawancara
wawancara. Hasil wawancara yang telah
dilakukan ditranskipkan dalam
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data bentuk tulisan. Data yang diperoleh
Instrumen yang divalidasi dalam digunakan sebagai data tambahan
penelitian ini adalah lembar observasi dan dalam membahas hasil temuan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Validitas isi penelitian.
dihitung dengan pendekatan yang
dikemukakan lawshe yaitu Content HASIL DAN PEMBAHASAN
Validity Rasio (CVR). Hasil penelitian ini berupa gambaran
mengenai keterampilan kerja ilmiah siswa
Analisis Data kelas XI IPA 2 MAN 2 Pontianak pada
Langkah-langkah yang dilakukan untuk praktikum koloid berbasis inkuiri
menganalisis data adalah sebagai berikut: terbimbing. Data hasil penelitian ini
1. Lembar observasi keterampilan kerja diperoleh dari lembar observasi dan LKS
ilmiah pada saat praktikum koloid berbasis
a) Menghitung skor mentah pada setiap inkuiri terbimbing terhadap siswa pada
indikator penilaian dalam pedoman tanggal 28 Mei 2015, dimana siswa yang
observasi berdasarkan kriteria yang telah menjadi subyek penelitian berjumlah 32
dibuat. orang dibagi ke dalam 6 kelompok.
b) Mengubah skor mentah keterampilan Kelompok 1, 3, 5, dan 6 terdiri dari 5
kerja ilmiah ke dalam bentuk persentase siswa, kelompok 2 dan 4 terdiri dari 6
dengan rumus (Sujdono, 2008: 43): siswa. Kelompok bersifat heterogen, yaitu
campuran antara siswa kategori rendah,
sedang dan tinggi, akan tetapi pada saat
P = nilai persentase yang dicari pelaksanaan penelitian 3 siswa tidak
F = skor mentah yang diperoleh siswa hadir sehingga siswa yang hadir
N = skor maksimum berjumlah 29 orang.
c) Menentukan kategori Hasil analisis keterampilan kerja
keterampilan kerja ilmiah berdasarkan ilmiah siswa dalam praktikum koloid
skala kategori kemampuan : berbasis inkuiri terbimbing diperoleh
Tabel 1. Kategori Kemampuan gambaran keterampilan kerja ilmiah
Persentase Kategori siswa masing-masing aspek dapat dilihat
(%) Kemampuan pada grafik persentase keterampilan kerja
81-100 Sangat baik ilmiah siswa dalam praktikum koloid
61-80 Baik berbasis inkuiri terbimbing di bawah ini:
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang

98
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Berdasarkan Gambar 1 dapat terlihat 1. Keterampilan Merumuskan


bahwa keterampilan kerja ilmiah siswa Masalah
dalam keterampilan merumuskan masalah Keterampilan kerja ilmiah siswa
memiliki rata-rata 100%, keterampilan dalam praktikum koloid berbasis
merumuskan hipotesis memiliki rata-rata inkuiri terbimbing pada aspek
95.40%, keterampilan melakukan keterampilan merumuskan masalah
percobaan memiliki rata-rata 86.59%, terdapat dalam Tabel 2.
keterampilan mengamati hasil percobaan Tabel 2 Hasil Keterampilan Kerja
memiliki rata-rata 83.14%, keterampilan Ilmiah pada Aspek Keterampilan
menganalisis hasil percobaan memiliki Merumuskan Masalah
rata-rata 73.56% dan keterampilan Kategori Juml Sko Persenta
merumuskan kesimpulan memiliki rata- kemampu ah r se (%)
rata 70.12%. Rata-rata keterampilan kerja an Siswa
ilmiah siswa dalam praktikum koloid Sangat 29 3 100
berbasis inkuiri terbimbing sebesar baik
84.48% dengan mendapatkan kategori
kemampuan sangat baik. Hasil ini
menunjukkan bahwa keterampilaan kerja Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
ilmiah siswa sudah sangat baik. Hal ini bahwa keterampilan kerja ilmiah siswa
disebabkan sebagian besar siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Pontianak
memperoleh skor 3 dalam melakukan dalam aspek merumuskan masalah
aspek-aspek keterampilan kerja ilmiah. sudah sangat baik karena tidak ada
99
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

siswa yang mendapatkan kategori Kurang 1 1 3.45


kemampuan baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang. Hal ini disebabkan Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
semua siswa memperoleh skor 3 bahwa sebagian besar siswa mendapatkan
dengan merumuskan 3 rumusan kategori kemampuan sangat baik dalam
masalah sesuai dengan kasus yang merumuskan hipotesis. Hal ini dibuktikan
disajikan dalam LKS. Rumusan sebanyak 89.66% (26 siswa) memperoleh
masalah pada kasus 1 adalah mengapa skor 3 dengan mendapatkan kategori
berkas sinar matahari yang melalui kemampuan sangat baik disebabkan siswa
celah daun pepohonan pada pagi hari merumuskan 3 rumusan hipotesis sesuai
yang berkabut tampak jelas?, rumusan dengan rumusan masalah yang
masalah pada kasus 2 adalah mengapa dirumuskan.
susu cair dapat menggumpal dengan Sebanyak 6.90% (2 siswa)
penambahan asam cuka?, sedangkan memperoleh skor 2 dengan mendapatkan
rumusan masalah pada kasus 3 adalah kategori kemampuan baik disebabkan
mengapa setelah mencuci wajah karena siswa merumuskan 2 hipotesis
dengan pembersih wajah yang sesuai dengan rumusan masalah pada
mengandung activated Carbon (sejenis kasus 1 (efek Tyndall) dan kasus 3
arang aktif) wajah tampak lebih bersih (adsorpsi) dan 1 rumusan hipotesis yang
dan cerah?. Kasus 1 merupakan dirumuskan siswa tidak sesuai dengan
peristiwa efek Tyndall yang terjadi rumusan masalah pada kasus 2
pada koloid, kasus 2 peristiwa (koagulasi), siswa merumuskan hipotesis
koagulasi yang terjadi pada koloid, dengan menuliskan pengertian peristiwa
dan kasus 3 peristiwa adsorpsi yang koagulasi sehingga siswa tidak
terjadi pada koloid. merumuskan hipotesis mengapa kasus 2
dapat terjadi. Sebanyak 3.45% (1 siswa)
2. Keterampilan Merumuskan
memperoleh skor 1 dengan kategori
Hipotesis
kemampuan kurang disebabkan siswa
Keterampilan kerja ilmiah siswa
merumuskan 1 hipotesis sesuai dengan
dalam praktikum koloid berbasis
rumusan masalah yaitu pada kasus 1 (efek
inkuiri terbimbing pada aspek
Tyndall) sedangkan 2 rumusan hipotesis
keterampilan merumuskan hipotesis
tidak sesuai dengan rumusan masalah
terdapat dalam Tabel 3.
pada kasus 2 (koagulasi), siswa
Tabel 3 Hasil Keterampilan Kerja
merumuskan hipotesis dengan
Ilmiah pada Aspek Keterampilan
menuliskan bahwa kasus 2 disebabkan
Merumuskan Hipotesis
adanya pelucutan muatan koloid dapat
Kategori Juml Sko Persenta terjadi pada sel elektroforesis dan kasus 3
kemampu ah r se (%) (adsorpsi) siswa menuliskan bahwa kasus
an Siswa 3 disebabkan karena penjernihan
Sangat 26 3 89.65 menggunakan arang aktif.
baik
Baik 2 2 6.90
100
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Hasil wawancara dengan siswa yang Sangat baik 19 65.52


memperoleh skor 2 yang mendapatkan Baik 7 24.14
kategori kemampuan baik diperoleh Cukup 2 6.89
informasi bahwa siswa mengalami Kurang 1 3.45
kesulitan mengolah informasi mengenai
sifat-sifat koloid yang diperoleh di dalam Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
buku paket, sehingga siswa merumuskan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan
hipotesis tidak sesuai dengan rumusan kategori kemampuan sangat baik dalam
masalah yang dirumuskan siswa. Hasil melakukan langkah-langkah percobaan
wawancara dengan siswa yang sifat-sifat koloid meliputi sifat efek
memperoleh skor 1 yang mendapatkan Tyndall, koagulasi dan adsorpsi. Hal ini
kategori kemampuan kurang diperoleh dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
informasi bahwa siswa tersebut tidak mendapatkan kategori kemampuan sangat
mencari informasi dengan membaca buku baik yaitu sebanyak 65.52% (19 siswa)
paket sebelum merumuskan hipotesis. dan 24.14% (7 siswa) mendapatkan
Hal ini disebabkan siswa tersebut kategori kemampuan baik. Hasil ini
terlambat dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan bahwa keterampilan
sehingga hipotesis yang dirumuskan tidak melakukan percobaan dalam praktikum
sesuai dengan rumusan masalah yang koloid berbasis inkuiri terbimbing sudah
dirumuskan. Dalam merumuskan sangat baik. Sebaran siswa dalam aspek
hipotesis siswa diarahkan oleh guru keterampilan melakukan langkah-langkah
terlebih dahulu mencari informasi dengan percobaan secara terperinci terdapat
membaca buku paket yang dimiliki dalam Tabel 5.
masing-masing siswa, setelah Tabel 5. Rekapitulasi Sebaran Siswa
memperoleh informasi melalui buku dalam Aspek Keterampilan
paket kemudian siswa dibimbing Melakukan Percobaan
merumuskan hipotesis berdasarkan Melakuka Persentase Siswa (%)
rumusan maslah yang dirumuskan siswa. n Sko Sko Sko Sko
Percobaa r r r r
3. Keterampilan Melakukan n 3 2 1 0
Percobaan
Efek 62.0 20.6 17.2 0
Keterampilan kerja ilmiah siswa
Tyndall 7 9 4
dalam praktikum koloid berbasis inkuiri
Koagulasi 82.7 10.3 6.89 0
terbimbing pada aspek keterampilan
6 4
melakukan percobaan terdapat dalam
Tabel 4. Adsorpsi 72.2 17.2 6.89 3.45
Tabel 4. Hasil Keterampilan Kerja 1 4
Ilmiah pada Aspek Keterampilan
Melakukan Percobaan Berdasarkan Tabel 5 terlihat sebaran
Kategori Jumlah Persentase keterampilan kerja ilmiah siswa pada
kemampuan Siswa (%) aspek keterampilan melakukan
percobaan. Hasil ini menunjukkan bahwa
101
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

lebih banyak siswa yang memperoleh disebabkan siswa hanya melakukan


skor 3 dari pada skor 2, 1, dan 0. langkah percobaan pertama pada masing-
Berdasarkan hasil tersebut dapat masing percobaan.
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Hasil wawancara terhadap siswa yang
sangat baik dalam melakukan langkah- mendapatkan kategori kemampuan baik
langkah percobaan. Siswa yang dan kategori kemampuan cukup diperoleh
memperoleh skor 3 disebabkan siswa informasi bahwa beberapa siswa kesulitan
melakukan semua langkah-langkah dalam menggunakan alat praktikum
percobaan sesuai langkah-langkah seperti pipet tetes dan membaca miniskus
percobaan di dalam LKS. Siswa yang pada gelas ukur sehingga siswa yang
memperoleh skor 2 disebabkan siswa dapat menggunakan alat praktikum
melakukan langkah percobaan pertama melakukan semua langkah-langkah
dan kedua sesuai langkah-langkah percobaan sedangkan siswa lain hanya
percobaan di dalam LKS tetapi tidak memperhatikan langkah-langkah
melakukan langkah percobaan percobaan yang dilakukan siswa tersebut
selanjutnya. Siswa yang memperoleh skor dalam kelompok masing-masing. Hasil
1 disebabkan siswa hanya melakukan wawancara diperoleh informasi bahwa
langkah percobaan pertama sesuai siswa tersebut mendapatkan tugas untuk
langkah-langkah percobaan di dalam LKS menuliskan hasil pengamatan dalam tabel
tetapi tidak melakukan langkah-langkah pengamatan sehingga tidak semua
percobaan selanjutnya, sedangkan siswa langkah-langkah percobaan dikerjakan,
yang memperoleh skor 0 disebabkan selain itu siswa kesulitan dalam
siswa tidak melakukan aspek aspek menggunakan alat-alat praktikum seperti
apapun atau siswa tidak melakukan menggunakan pipet tetes dan miniskus
langkah-langkah percobaan. pada gelas ukur sehingga siswa tersebut
Siswa yang mendapatkan kategori lebih senang menuliskan hasil
kemampuan baik disebabkan pada salah pengamatan daripada melakukan
satu percobaan siswa melakukan semua langkah-langkah percobaan. Menurut
langkah-langkah percobaan, akan tetapi Khamidinal (2009: 123-124) cara
pada percobaan yang lainnya siswa tidak menggunakan pipet tetes adalah dengan
melakukan semua langkah-langkah cara pegang karet pipet penghisap dengan
percobaan. Siswa yang mendapatkan ibu jari, penghisap ditekan dengan kedua
kategori kemampuan cukup disebabkan jari, kemudian celupkan ujung pipet tetes
siswa melakukan semua langkah-langkah pada larutan atau cairan yang akan
percobaan pada satu percobaan tetapi diambil, setelah larutan masuk ke dalam
pada percobaan berikutnya tidak pipet tetes kemudian angkat pipet tetes
melakukan semua langkah-langkah tersebut. Untuk mengeluarkan larutan
percobaan. Siswa yang mendapatkan dari dalam pipet tetes, berilah tekanan
kategori kemampuan kurang disebabkan dengan kedua jari pada karet pipet sampai
siswa memperoleh skor 1 pada masing- larutan yang berada di dalam pipet tetes
masing percobaan yaitu percobaan efek keluar. Menurut Khamidinal (2009)
Tyndall, koagulasi, dan adsorpsi. Hal ini seharusnya membaca miniskus atau skala
102
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

pada gelas ukur dengan arah penglihatan Tabel 7 Rekapitulasi Sebaran Siswa
mata pada permukaan. dalam Aspek Keterampilan
Mengamati Hasil Percobaan
4. Keterampilan Mengamati Hasil Keterampil Persentase Siswa (%)
Percobaan an Sko Sko Sko Sko
Keterampilan kerja ilmiah siswa Mengamati r r r r
dalam praktikum koloid berbasis inkuiri hasil 3 2 1 0
terbimbing pada aspek keterampilan Percobaan
melakukan percobaan terdapat dalam Efek 62.0 13.7 6.89 17.2
Tabel 6. Tyndall 7 9 4
Tabel 6 Hasil Keterampilan Kerja Koagulasi 100 0 0 0
Ilmiah pada Aspek Keterampilan 62.0 3.45 34.4 0
Adsorpsi
Mengamati Hasil Percobaan 7 8
Kategori Jumlah Persentas
kemampuan Siswa e (%) Berdasarkan Tabel 7 terlihat sebaran
Sangat baik 18 62.07 keterampilan kerja ilmiah siswa pada
Baik 4 13.79 aspek keterampilan mengamati hasil
Cukup 7 24.14 percobaan. Hasil ini menunjukkan bahwa
lebih banyak siswa yang memperoleh
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui skor 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa sebagian besar siswa mendapatkan sebagian besar siswa sangat baik dalam
kategori kemampuan sangat baik dalam mengamati hasil percobaan. Siswa yang
mengamati hasil percobaan peristiwa efek memperoleh skor 3 disebabkan siswa
Tyndall, koagulasi dan adsorpsi. Hal ini mengamati 5-4 sampel percobaan dengan
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang benar. Siswa yang memperoleh skor 2
mendapatkan kategori kemampuan sangat disebabkan siswa mengamati 3-2 sampel
baik yaitu sebanyak 62.07% (18 siswa) percobaan dengan benar. Siswa yang
dan 13.79% (4 siswa) mendapatkan memperoleh skor 1 disebabkan siswa
kategori kemampuan baik. Hasil ini mengamati 1 sampel percobaan dengan
menunjukkan bahwa keterampilan benar, sedangkan siswa yang memperoleh
mengamati hasil percobaan dalam skor 0 disebabkan siswa tidak mengamati
praktikum koloid berbasis inkuiri hasil percobaan. Sampel yang digunakan
terbimbing sudah sangat baik. Sebaran dalam praktikum koloid berbasis inkuiri
siswa dalam aspek keterampilan terbimbing adalah sampel A (larutan
melakukan langkah-langkah percobaan gula), smapel B (susu), sampel C (air
secara terperinci terdapat dalam Tabel 7. kanji), sampel D (air tahu), dan sampel E
(larutan kopi).
Hasil analisis LKS dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapatkan kategori
kemampuan baik disebabkan siswa
memperoleh skor 3 pada percobaan efek
103
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Tyndall, memperoleh skor 3 pada adalah suatu koloid, dimana ukuran


percobaan koagulasi, dan memperoleh partikel-partikelnya lebih besar dari
skor 1 pada percobaan adsorpsi. Selain ukuran partikel dalam larutan, sehingga
itu, ada siswa yang mendapatkan dapat menghamburkan cahaya. Pada
kategori kemampuan baik dengan percobaan adsorpsi siswa mengalami
memperoleh skor 2 pada percobaan efek kesulitan dalam menentukan sampel yang
Tyndall, memperoleh skor 3 pada mengalami peristiwa adsorpsi pada
percobaan koagulasi, dan memperoleh percobaan adsorpsi. Hal ini disebabkan
skor 1 pada percobaan adsorpsi. Siswa pada saat melakukan percobaan masing-
yang mendapatkan kategori kemampuan masing sampel ketika ditambahkan norit
cukup disebabkan siswa memperoleh skor tidak mengalami perubahan, karena
0 pada percobaan efek Tyndall, pendiaman sampel setelah ditambahkan
memperoleh skor 3 pada percobaan norit hanya beberapa menit. Sunarya, Y
koagulasi, dan memperoleh skor 1 pada (2012: 47) berpendapat bahwa atom,
percobaan adsorpsi. molekul, atau ion yang berkerumun
Berdasarkan hasil wawancara dengan membentuk partikel koloid dapat
siswa yang mendapatkan kategori memiliki sifat listrik pada permukaannya.
kemampuan baik dan cukup diperoleh Sifat tersebut menimbulkan gaya van der
informasi bahwa siswa mengalami Waals, bahkan gaya valensi yang dapat
kesulitan dalam melakukan pengamatan menarik dan mengikat atom-atom,
pada percobaan efek Tyndall dan molekul atau ion-ion dari zat asing.
percobaan adsorpsi. Hal ini disebabkan Penempelan zat asing pada permukaan
sampel yang diberikan guru tidak suatu partikel koloid disebut adsorpsi.
diketahui identitasnya. Selain itu, siswa
kurang memahami mengenai gejala efek 5. Keterampilan Menganalisis Hasil
Tyndall (peristiwa penghamburan cahaya) Percobaan
yang terjadi pada suatu koloid sehingga Keterampilan kerja ilmiah siswa
siswa sulit menentukan apakah sampel dalam praktikum koloid berbasis inkuiri
dapat mengalami peristiwa efek Tyndall terbimbing pada aspek keterampilan
atau tidak dapat mengalami peristiwa melakukan percobaan terdapat dalam
efek Tyndall, sehingga siswa kesulitan Tabel 8.
menggolongkan masing-masing sampel Tabel 8 Hasil Keterampilan Kerja
ke dalam koloid, suspensi, dan larutan. Ilmiah pada Aspek Keterampilan
Menurut Sunarya, Y (2012: 45) efek Menganalisis Hasil Percobaan
Tyndall dapat digunakan untuk Kategori Juml Sko Persenta
membedakan koloid dari larutan sejati, kemampu ah r se (%)
sebab atom, molekul, ion yang an Siswa
membentuk larutan tidak dapat Sangat 12 3 41.38
menghamburkan cahaya akibat baik
ukurannya terlalu kecil. Penghamburan Baik 11 2 37.93
cahaya oleh suatu campuran Kurang 6 1 20.69
menunjukkan bahwa campuran tersebut
104
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui koloid berdasarkan hasil pengamatan dari


bahwa sebagian besar siswa mendapatkan percobaan yang dilakukan.
kategori kemampuan sangat baik dalam Siswa yang memperoleh skor 1
mengamati hasil percobaan peristiwa efek dengan kategori kemampuan kurang
Tyndall, koagulasi dan adsorpsi. Hal ini disebabkan siswa menganalisis hasil
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang percobaan 1 sampel dengan benar,
mendapatkan kategori kemampuan sangat sebagian besar siswa menganalisis
baik yaitu sebanyak 41.38% (12 siswa) dengan benar pada sampel B (susu).
dan siswa yang mendapatkan kategori Berdasarkan hasil wawancara dengan
kemampuan baik sebanyak 37.93% (11 siswa diperoleh informasi bahwa siswa
siswa). Hasil ini menunjukkan bahwa menganalisis data hasil percobaan
keterampilan menganalisis hasil berdasarkan hasil pengamatan, akan
percobaan dalam praktikum koloid tetapi siswa hanya menganalisis salah
berbasis inkuiri terbimbing sudah sangat satu sampel pada masing-masing
baik. percobaan yaitu sampel A pada
Hasil analisis LKS dapat diketahui percobaan efek Tyndall, sampel B pada
bahwa siswa yang memperoleh skor 2 percobaan koagulasi, dan sampel C pada
dengan kategori kemampuan baik percobaan adsorpsi. Hal ini disebabkan
disebabkan siswa menganalisis hasil hasil pengamatan siswa yang tidak sesuai
percobaan 3-2 sampel dengan benar, dengan sifat masing-masing sampel.
sebagian besar siswa menganalisis Selain itu, siswa mengalami kesulitan
dengan benar pada sampel B (susu) dan dalam menganalisis hasil percobaan
sampel D (air tahu). Berdasarkan hasil disebabkan karena sampel tidak diketahui
wawancara dengan siswa diperoleh identitasnya. Hal ini sesuai dengan
informasi bahwa siswa menganalisis hasil pendapat Sunarya, Y (2012: 45) yang
percobaan berdasarkan hasil pengamatan menyatakan bahwa suatu campuran
dari percobaan efek Tyndall, koagulasi digolongkan ke dalam sistem koloid
dan adsorpsi yang dilakukan, dimana apabila memiliki sifat-sifat yang berbeda
hasil pengamatan siswa pada percobaan dengan larutan sejati. Sifat fisik yang
efek Tyndall dan percobaan adsorpsi dapat membedakan sistem koloid dari
tidak sesuai dengan sifat masing-masing larutan sejati adalah efek Tyndall, gerak
sampel. Hal ini disebabkan siswa Brown, adsorpsi, kestabilan dan koagulasi
kesulitan dalam mengamati peristiwa efek koloid (Sastrohamidjojo, 2005: 248).
Tyndall dan peristiwa adsorpsi yang
terjadi pada masing-masing sampel, 6. Keterampilan Merumuskan
sehingga siswa dalam menganalisis hasil Kesimpulan
percobaan efek Tyndall dan adsorpsi Keterampilan kerja ilmiah siswa
tidak sesuai dengan sifat koloid. dalam praktikum koloid berbasis inkuiri
Seharusnya siswa menganalisis hasil terbimbing pada aspek keterampilan
percobaan sesuai dengan sifat masing- melakukan percobaan terdapat dalam
masing sampel, sehingga siswa dapat Tabel 9.
menggolongkan sampel ke dalam sistem
105
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Tabel 9 Hasil Keterampilan Kerja 1 kesimpulan sesuai tujuan percobaan


Ilmiah pada Aspek Keterampilan pada percobaan koagulasi sedangkan
Merumuskan Kesimpulan pada percobaan efek Tyndall dan
Kategori Jumla Sko Persenta adsorpsi, siswa menjelaskan
kemampu h r se (%) pengertian dari kedua sifat tersebut.
an Siswa Sebanyak 1 siswa yang memperoleh
Sangat 10 3 34.48 skor 0 dengan kategori kemampuan
baik sangat kurang disebabkan siswa tidak
Baik 13 2 44.83 merumuskan kesimpulan percobaan
Kurang 5 1 17.24 efek Tyndall, koagulasi dan adsorpsi.
Sangat 1 0 3.45 Berdasarkan hasil wawancara
kurang dengan siswa yang mendapatkan
kategori kemampuan baik dan
Berdasarkan Tabel 9 dapat diperoleh informasi bahwa siswa
diketahui bahwa beberapa siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan
mendapatkan kategori kemampuan hasil analisis data hasil pengamatan,
sangat baik dan baik. Hal ini siswa merumuskan kesimpulan hasil
dibuktikan dengan banyaknya siswa percobaan bukan berdasarkan rumusan
yang mendapatkan kategori masalah yang dirumuskan, sehingga
kemampuan sangat baik yaitu merumuskan kesimpulan tidak sesuai
sebanyak 34.48% (10 siswa) dan dengan tujuan percobaan. Hasil
sebanyak 44.83% (13 siswa). Hasil ini wawancara dengan siswa yang
menunjukkan bahwa keterampilan mendapatkan kategori kemampuan
merumuskan kesimpulan dalam kurang diperoleh informasi bahwa
praktikum koloid berbasis inkuiri siswa merumuskan kesimpulan
terbimbing sudah baik. berdasarkan hasil analisis data hasil
Hasil analisis LKS dapat diketahui pengamatan dimana hasilnya pada
bahwa sebanyak 13 siswa memperoleh beberapa sampel tidak sesuai dengan
skor 2 dengan kategori kemampuan sifat masing-masing sampel, sehingga
baik disebabkan karena siswa kesimpulan yang dirumuskan siswa
merumuskan 2 kesimpulan sesuai tidak sesuai dengan tujuan percobaan
dengan tujuan pada percobaan efek dan rumusan masalah yang
Tyndall dan adsorpsi, siswa tidak dirumuskan. Hasil wawancara dengan
menyimpulkan sesuai dengan tujuan siswa yang memperoleh kemampuan
pada percobaan koagulasi, siswa hanya sangat kurang dalam merumuskan
menjelaskan bahwa koagulasi bersifat kesimpulan diperoleh informasi bahwa
dapat mengendapkan partikel-partikel siswa tersebut tidak paham dalam
dari medium pendispersinya. merumuskan kesimpulan sehingga
Sebanyak 5 siswa memperoleh skor 1 siswa tidak merumuskan kesimpulan.
dengan kategori kemampuan kurang Hal ini disebabkan siswa tidak terbiasa
disebabkan karena siswa merumuskan merumuskan kesimpulan dalam
pembelajaran, karena guru yang
106
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

merumuskan kesimpulan setiap diakhir kategori kemampuan baik dan


pembelajaran. sebanyak 24.14% siswa mendapatkan
kategori kemampuan cukup.
KESIMPULAN 5. Keterampilan menganalisis hasil
Kesimpulan yang dapat ditarik percobaan dalam praktikum koloid
berdasarkan temuan yang telah berbasis inkuiri terbimbing adalah
dikemukakan sebelumnya tentang sebanyak 41.38% siswa mendapatkan
keterampilan kerja ilmiah dalam ketegori kemampuan sangat baik,
praktikum koloid berbasis inkuiri sebanyak 37.93% siswa mendapatkan
terbimbing pada siswa kelas XI IPA 2 kategori kemampuan baik, dan
MAN 2 Pontianak adalah sebagai berikut: sebanyak 20.69% siswa mendapatkan
1. Keterampilan merumuskan masalah kategori kemampuan kurang.
dalam praktikum koloid berbasis 6. Keterampilan merumuskan
inkuiri terbimbing adalah sebanyak kesimpulan dalam praktikum koloid
100% siswa mendapatkan ketegori berbasis inkuiri terbimbing adalah
kemampuan sangat baik. sebanyak 34.48% siswa mendapatkan
2. Keterampilan merumuskan hipotesis ketegori kemampuan sangat baik,
dalam praktikum koloid berbasis sebanyak 44.83% siswa mendapatkan
inkuiri terbimbing adalah sebanyak kategori kemampuan baik, sebanyak
89.65% siswa mendapatkan ketegori 17.24% siswa mendapatkan kategori
kemampuan sangat baik, sebanyak kemampuan kurang, dan sebanyak
6.90% siswa mendapatkan kategori 3.45% siswa mendapatkan kategori
kemampuan baik dan sebanyak 3.45% kemampuan sangat kurang.
siswa mendapatkan kategori
kemampuan kurang. DAFTAR PUSTAKA
3. Keterampilan melakukan percobaan
Hamdiyati, Y dan Kusnadi. (2008). Profil
dalam praktikum koloid berbasis
Keterampilan Proses Sains
inkuiri terbimbing adalah sebanyak Mahasiswa Melalui Pembelajaran
65.52% siswa mendapatkan ketegori Berbasis Kerja Ilmiah pada
kemampuan sangat baik, sebanyak Matakuliah Mikrobiologi. Jurnal
24.14% siswa mendapatkan kategori Pengajaran MIPA. Bandung:
kemampuan baik, sebanyak 6.89% Universitas Pendidikan Indonesia.
siswa mendapatkan kategori ISSN: 1412-0917. Vol. 10 No. 2
(Online).
kemampuan cukup, dan sebanyak
(http://fpmipa.upi.edu/journal/v1/in
3.45% siswa mendapatkan kategori dex.php/jpmipa/article/download/32
kemampuan kurang. 4/235.
4. Keterampilan mengamati hasil
percobaan dalam praktikum koloid Khamidinal. (2009). Teknik
berbasis inkuiri terbimbing adalah Laboratorium Kimia. Yogyakarta:
sebanyak 62.07% siswa mendapatkan Pustaka Pelajar.
ketegori kemampuan sangat baik,
sebanyak 13.79% siswa mendapatkan
107
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Mahmud. (2011). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Pustaka
Ceria.

Rustaman, A. dan Rustaman, N.Y.


(2010). Kemampuan Kerja Ilmiah
dalam Sains (Karakteristik
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Mata Pelajaran Biologi). Makalah
Seminar Pendidikan Biologi.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia. (Online).
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIP
A/JUR._PEND._BIOLOGI/131353
755-
ANDRIAN_RUSTAMAN/KERJA_
ILMIAH UNPAS2003.pdf.

Saputra, H.J. (2012). Pembelajaran IPA


Terpadu Melalui Keterampilan
Kerja Ilmiah Untuk
Mengembangkan Nilai Karakter.
Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Pembelajaran FPMIPA. IKIP PGRI
Semarang. (Online).
(http://prosiding.upgrismg.ac.id/ind
ex.php/semnas_ino/SEM_INO2012/
paper/view/259.

Sastrohamidjojo, H. (2005). Kimia


Dasar. (Edisi Ke-2). Yogyakarta:
Gadjah Madah University Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


pendidikan pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sunarya, Y. (2012). Kimia Dasar 2


Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Terkini. Bandung: Yrama Widya.

108

Anda mungkin juga menyukai