Tumor Intra Abdomen

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Sehingga kami dapat menyusun
laporan yang berjudul tumor intra abdomen laporan ini kami buat untuk menambah wawasan
tentang pembelajaran permasalahan tumor abdomen.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………..…..
Daftar Isi ……………………………………………………………………….………….....
Bab I pendahuluan
A. Latar Belakang ………………….……………………………………………………..

Bab II TINJAUAN TIORI


A. Pengertian ………………………………………………….………..…………..
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Manifestasi klinik.....................................................................................................
E. Test diagnostik.........................................................................................................
F. Penataklasanaan medic.............................................................................................
Bab III tinjauan kasus asuhan keperawatan pada tumor intra abdomen

3.1 format pengkajian .…………………………………………………….………..…...


Bab IV penutup
4.1 kesimpulan ..................................................................................................................
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..............
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak memberikan keluhanapabila masih dini,
bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini
mungkin karena sifat rongga perut yang yang longgar, sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat
tumbuh sampai cukup besar tanpa mengganggu organ disekitarnya.Gejala-gejala umum yang
disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badanmakin kurus, keringat berlebih, demam,
pucat dan rasa nyeri dalam perut, perlumendapatkan perhatian seksama meskipun gejala seperti
tersebut di atas dapat dijumpai pula pada berbagai penyakit infeksi kronis yang masih banyak terdapat
di Indonesia.Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncitdan keras ataupun pada saat anak dimandikan. pabila telah diketahui ada tumor
dalamabdomen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk
menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupunmetastasis.
!itentukan apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. "etapi pada tumor yang terlalu
besar sulit menentukan letak tumor secara pasti.
BAB II

TINJAUAN TIORITIS

A. Pengertian

Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang
terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)

Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. ( Carwin, Elizabeth.J.
2000)

Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang
disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari
kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. (http///tumor abdomen.html)

B. Etiologi

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Pembedaan sel tumor
tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan,
kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1. Karsinogen

2. Hormone

3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang
berserat.

4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.

5. Genetic

6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.

C. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetic dari
DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan
sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kempuan sel untuk oksidasi
berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.Susunan enzim sel uniform
sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan energi dengan jalan katabolisme.

Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi,
antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan
bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).

Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe
dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain
dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umumn seperti yang telah digunakan, namun tumor
bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit
yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne
C.2001).

D. Manifestasi Klinik

1. Hiperplasia

2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim
yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.

4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.

6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.

7. Nyeri

8. Anoreksia, mual, muntah.

9. Penurunan berat badan.

E. Test diagnostic

Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakluasi malignansi meliputi:


1. Marker tumo

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh tumor atau oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.

2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambatan berbagai
struktur tubuh.

3. CT Scan

Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk
memberikan pandangan potongan melintang.

4. Flouroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dap[at ,mencakup
penggunaan bahan kontras.

5. Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk
mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.

6. Endoskopi

Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh
atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang
kecil.

7. Pencitraan kedokteran nuklir

Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan
yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).

F. Penatalaksanaan medic

1. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau total, dan
digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.

2. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani
laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan
kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001)

3. Radioterapi

Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat
menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.Bentuk energy yang digunakan pada
radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.

4. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor
lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam
proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan
kemoterapi.

8. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan
menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin,
factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).
BAB III

PENGKAJIAN KASUS

I. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
a. Nama (inisial pasien) : EVI MULYANA
b. Umur :60 Tahun
c. Jenis kelamin :perempuan
d. Status :kawin
e. Agama :islam
f. Pendidikan :SD
g. Perkerjaan :IRT
h. Alamat :ds. Padang sakti
i. Tanggal masuk :22-03-18
j. Tanggal pengkajian :04 april 2018
k. Ruang perawatan :R. bedah
l. Dx medik : Tumor intra abdomen
m. No. Register :099216

B. Riwayat kesehatan
1. Riyawat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : benjolan dibagian perut atas
2. Riwayat kesehatan masa lalu : tidak di ketahui
3. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada
4. Genogram keluarga

Keterangan
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Sebelum sakit
- Pola nutrisi : teratur
- Pola minum : 3 kali sehari
- Pola eliminasi :Normal
- Pola aktivitas :kesawah
- Pola istirahat :susah tidur
- Personal Higiene :ada
- Rekreasi :-

b. Selama sakit
- Pola nutrisi : kurang makan
- Pola minum : kurang
- Pola eliminasi : Normal
- Pola aktivitas : tidak ada
- Pola istirahat :kurang
- Personal higiene :kurang
- Rekreasi :-

6. Riwayat psikososial :
a. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
b. Konsep diri :
1. Citra tubuh :
2. Peran diri :
3. Identitas diri :
4. Ideal diri :
5. Harga diri :

c. Mekanisme koping:
7. Riwayat spiritual : pasien sangat mempercayai agamanya sendiri
8. Hubungan pasien dengan keluarga :Baik
9. Hubungan pasien dengan tim medis :Baik

C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : compos mentis
2. Tingkat kesadaran :
E: 4 M:6
3. Vital sign :Tekanan darah :120/80
Respirasi :20x/mnit
Denyut nadi :72x/mnit
Temperature : 36,9 C
4. Tinggi badan :150 cm
5. Berat badan : 60 kg
6. Inspeksi :Melihat
a. Rambut :Normal
b. Kepala :DBN
c. Wajah :DBN
d. Mata :DBN
e. Hidung :DBN
f. Telinga :DBN
g. Mulut :DBN
h. Leher :Pembesaran k6B (-)
i. Thorax :DBN
j. Abdomen :DISTENSI
k. Genetalia :DBN
l. Ext superior :DBN
m. Ext inferior :DBN
7. Palpasi :Meraba
a. Rambut :Normal
b. Kepala :DBN
c. Wajah :DBN
d. Mata :DBN
e. Hidung :DBN
f. Telinga :DBN
g. Mulut :DBN
h. Leher :DBN
i. Thorax :SIMENTRIS
j. Abdomen :DISTENSI
k. Genetalia :DBN
l. Ext superior :DBN
m. Ext inferior :DBN
8. Perkusi :Pemeriksaan fisik
a. Thorax : DBN
b. Abdomen :DISTENSI
c. Ext surperior :DBN
- Bisep : -
- Trisep : -
d. Ext inferior :DBN
- Reflek patelle :-
- Reflek achilles :-
9. Aulkultasi : Mendengar
a. Thorax : DBN
b. Abdomen : DBN
D. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
b. Rongent :

E. Therapy medis
No Nama obat Dosis Rute
Inf. RL 20 tts 12 j
Inj. Rani 1 amp 12 j
Inj. Keto 1 amp 12 j

F. Identitas data
1. Subjektif : ps masuk dengan keluhan. Nyeri perut kanan dan
mengatakan mual muntah

2. objektif :

a. TD : 120/80

Hr : 90x/mnit

RR :19x/mnit

T :36,9 C

G. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Subjektif
Nyeri perut kanan dan mual
muntah

Td : 120/80
Hr : 90x/mnit
Rr : 19x/mnit
T : 36,9 C
H. Diagnosa keperawatan
Urutan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan suspect
tumor
2. Difisit keperawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan
aktifitas
3. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan keter batasan fisik

I. Intervensi keperawatan
Rencana asuhan keperawatan

Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi dgan skala 0-4

1:klien butuh sdikit bantuan

2: klien butuh bantuan sederhana

3: klien butuh bantuan banyak

4: klien sangat trgantung pada pemberian pelayanan


No Diagnosa Penyebab intervensi
Keperawatan
1 Gangguan rasa Tumor Nyeri
nyaman nyeri yang abdomen↑
berhubungan
dengan suspect ukuran
tumor massa

Bersifat
mekano
sensitive
terhadap
serabut
saraf

2 Difisit keperawatan klien


diri yang tampak Intoleransi aktivtas
berhubungan berbaring di
dengan
keterbatasan tempat bed ,
aktifitas badan klien
tampak
berkringat
juga
lengket dan
rambut
kotorDeficit
perawatan
diri

Intoleransi aktifitas klien tampak Gangguan pola tidur


3 yang berhubungan
berbaring di
dengan keter
batasan fisik bed
Intolerasi
aktifitas
Keter
batasan fisik

Ds

J. Implementasi dan evaluasi


No Hari/ Impelementasi Evaluasi Paraf
Tanggal/
Jam
1 rabu 04-04-18 S : Os mengeluh
Sesuai dengan tindakan nyri perut
O : k/u lemas
A : masalah blm
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan

2 Kamis 05-04-18 S: mengeluh nyeri


perut
O: k/u lemas
A: masalah belum
teratasi
P : intervensi
Terapi lanjutan

3 Jum’at 06-04-18 S; mengeluh nyeri


perut
O;lemah
A:bu bertambah
P: teraba massa
epigastrik

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bagian terbesar tumor abdomen terdiri dari neuroblastoma, tumor Wilms, teratoma, tumor ovarium,
limfoma abdomen, hepatoma dan lain–lain. Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak
memberikan keluhan apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul
walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini mungkin karena sifat rongga perut yang yang longgar,
sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup besar tanpa mengganggu organ di
sekitarnya.

Gejala-gejala umum yang disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badan makin kurus,
keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut, perlu mendapatkan perhatian seksama
meskipun gejala seperti tersebut di atas dapat dijumpai pula pada berbagai penyakit infeksi kronis
yang masih banyak terdapat di Indonesia.

Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan keras
ataupun pada saat anak dimandikan. Apabila telah diketahui ada tumor dalam abdomen, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang
dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Ditentukan apakah letak tumornya
intraperitoneal atau retroperitoneal. Tetapi pada tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor
secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis telah mendesak ke rongga
abdomen.

Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan. Pemeriksaan darah tepi dan laju endap darah
masih tetap diperlukan untuk menentukan pakah tumor tersebut memang ganas dan apakah tumor
telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti perdarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum
tulang dan lain-lain.

Kemudian dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen dan khusus untuk tumor retroperitoneal
diperlukan pemeriksaan pielografi intravena. Selanjutnya pemeriksaan ultrasonografi dan atau CT-
scan dilakukan sesuai sarana dan prasarana. Adakalanya pemeriksaan ini juga dapat membantu
menentukan tumor itu ganas, yaitu bila ditemukan tidak adanya batas antara tumor dan jaringan
sekitarnya yang berarti tumor telah melakukan penyusupan atau mengadakan destruksi jaringan
sekitarnya atau adanya pembesaran kelenjar getah bening dan metastasis di tempat lain.

Untuk tumor yang diketahui menghasilkan produk metabolit tertentu atau marker, perlu diperiksa
kadarnya, sebaiknya sebelum dilakukan pengobatan untuk menunjang diagnosis. Pemeriksaaan ini
diulang secara berkala untuk menilai keberhasilan pengobatan dan kemungkinan residif.
Selanjutnya penderita dipersiapkan sebaik-baiknya untuk menjalani laparatomi eksplorasi. Saat itu
ditentukan apakah tumor dapat diangkat seluruhnya atau sebagian atau hanya dapat dilakukan biopsi.
Keterangan ini diperlukan untuk tindakan selanjutnya. Bila tumor dapat diangkat seluruhnya maka
stadium tetap, tetapi bila tumor hanya dapat diangkat sebagian (debulking) atau tumor pecah selama
operasi (spill), maka stadium dinaikkan setingkat. Untuk tumor yang hanya dapat dibiopsi, biasanya
dilanjutkan dengan kemoterapi atau radiasi dahulu dan setelah tumor mengecil dilakukan re-
laparatomi.

B. SARAN

Pemberian asuhan keperawatan harus memperhatikan sumberdaya dan kesiapan mental yang dimiliki
oleh klien untuk mencegah timbulnya masalah yang tidak diinginkan.

Perlu adanya pola pendekatan dengan model asuhan keperawatan yang benar dalam perawatan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema Medika.
Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi, Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC
Doenges, E.M, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Elizabet J. Corwin, 2000. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
E, Oswari, 2000, Bedah dan Perawatanya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Gale,Danielle RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai