PENDAHULUAN
Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit
yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan
kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil.1 Meskipun telah dilakukan
terpecahkan.2
dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul
setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida.
Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan
ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.1
sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-
kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder
terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
terdapat tekanan darah ≥ 140/90 mmHg diukur dua kali selang 4 jam setelah
penderita istirahat. Terjadinya edema tungkai juga sudah tidak digunakan lagi
timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran (gangguan sistem saraf
pusat). Ada pula istilah eclampsia sine eclampsia yakni eklampsia yang ditandai
Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan
sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan < 20 minggu, dan
2
B. KLASIFIKASI
non-proteinuri:
- Pre-eklampsia (proteinuria)
4. Eklampsia.7
Hipertensi gestasional
Preeklampsia
Eklampsia
3
Hipertensi kronis.3,4
C. INSIDENSI
Preeklampsia umumnya terjadi pada usia maternal ekstrim (< 18 tahun atau
> 35 tahun). Peningkatan prevalensi hipertensi kronis pada wanita > 35 tahun
gravida tua.4
sebagian besar wanita sekarang ini menerima perawatan prenatal yang cukup.
799 kelahiran. Selama periode 4 tahun dari tahun 1983 sampai 1986, telah
menurun menjadi 1 dalam 1150 kelahiran, dan selama periode 3 tahun yang
berakhir pada tahun 1999, luasnya pengaruh eklamsi menurun kira-kira menjadi 1
dalam 1750 kelahiran (Alexander dan kawan-kawan, 2004). Dalam National Vital
terjadinya eklampsia di Amerika Serikat pada tahun 1998 adalah sekitar 1 dalam
3250 kelahiran. Di Inggris pada tahun 1992, Douglas dan Redman (1994)
4
D. FAKTOR RISIKO
a. Primigravida
b. Primipaternity
b. Hipertensi kronik
c. Penyakit ginjal
d. Obesitas
a. mola hidatidosa
b. kehamilan multiple
d. hydrops fetalis.1
5
E. DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS
mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya.8 Tekanan darah sebaiknya diukur pada
posisi duduk dengan posisi cuff setinggi jantung. Adanya penekanan vena kava
inferior oleh uterus gravid pada posisi berbaring dapat mengganggu pengukuran
Hipertensi Gestasional
Preeklampsia
aktivasi endotel.
Kriteria diagnostik :
6
Kenaikan desakan sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan desakan
d. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (< 400 ml/24 jam)
amino transferase.
j. Hemolisis mikroangiopatik
k. Sindroma HELLP
7
Eklampsia
secara general dan dapat terlihat sebelum, selama, atau setelah melahirkan.
dapat dicegah, dan studi yang lebih baru melaporkan bahwa seperempat
Superimposed Preeclampsia
Hipertensi Kronis
8
Klasifikasi hipertensi kronis berdasarkan JNC VII,9
hal ini cenderung akan menjadi lebih berat dan sering menyebabkan
F. TERAPI
preeklampsia adalah:8
9
Prenatal Care
sehingga dibutuhkan deteksi dini melalui prenatal care yang baik. Penentuan
28, kemudian dilanjutkan setiap 2 minggu sampai minggu ke-36, dan selanjutnya
dan proteinuria. Perhatian harus ditujukan pada ibu hamil yang memiliki faktor
Nuliparitas
Kehamilan ganda
Diabetes mellitus
Hipertensi kronis
Mola hidatidosa
Hidrops fetalis
Ibu hamil juga harus mengetahui tanda-tanda bahaya, yaitu sakit kepala,
gangguan penglihatan, dan bengkak pada wajah, kaki dan tangan. Jika tanda-tanda
ini muncul hendaknya segera datang untuk memeriksakan diri tanpa harus
perbaikan nutrisi dan intervensi farmakologis seperti obat anti hipertensi, asam
10
Preeklampsia Ringan
Rawat jalan
Rawat inap
11
Pemeriksaan laboratorium:
1. Proteinuria
Preeklampsia Berat
Dasar pengobatan adalah istirahat, diet, sedatif, obat anti hipertensi, dan
12
1. Perawatan Aktif
a. Indikasi
eklampsia
2. Janin : adanya tanda – tanda gawat janin, adanya tanda – tanda PJT
yang
3. Disertai hipoksia.
b. Pengobatan medisinal
2. Pemberian MgSO4
13
Dosis pemeliharaan : Selanjutnya diberikan MgSO4 4 gram ( 10
dan panas.
bb/jam)
normotensif)
i) Edema paru
iii)Edema anasarka
14
Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5mg i.v pelan-
10 menit berikutnya.
15
tekanan darah yang diinginkan, kemudian setiap jam
5. Lain-lain
i) Obat-obat antipiretik:
alkohol.
50-75 mg 1x saja.
c. Pengelolaan Obstetrik
Belum Inpartu
bishop ≥ 6.
oksitosin.
Sudah Inpartu
Kala I
≥6
16
Fase Aktif :
Amnoiotomi
pertimbangkan SC
buatan.
2. Pengelolaan Konservatif
a. Indikasi :
b. Pengobatan medisinal :
dosis awal Mg SO4 tidak diberikan i.v cukup i.m saja (MgSO4 40% 8
c. Pengelolaan Obstetrik
17
2. Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini
18
BAB III
PENUTUP
kronis.
Faktor risiko dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor risiko maternal,
faktor risiko medikal maternal, dan faktor risiko plasental atau fetal. Sebab
kardiovaskular atau inflamasi dari kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh
genetik.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mmHg. Tujuan
19
DAFTAR PUSTAKA
//emedicine.medscape.com/article/261435
//circ.ahajournals.org/cgi/content/full/115
227-234
20
8. Mose J, Gestosis, dalam Obstetri Patologi : Ilmu Kesehatan Reproduksi,
POGI, 2005.
12. Krisnadi.S.R., dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin. Edisi pertama. Bagian Obstetri Ginekologi
21
22