Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH METODOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN

TINGKAT 2B

DOSEN PEMBIMBING

Moh. Alimansur

DISUSUN OLEH

1. Diyan Ayu Saraswati

2. Prajna Paramita Dwi Nugraha NIM (20179054)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

2018/2019

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
memahami lebih lanjut tentang tugas agama “Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar
untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pembimbing mata
kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode
untuk membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola fikir yang
mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan
dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar
terampil berfikir kritis untuk praktek keperawatan.
Proses keperawatan mengarah peserta didik dan praktisi dalam
menerapkan pengetahuan yang mendasar kedalam praktek. Proses
keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktek
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan.
Dengan metode ini, perawat dapat mendemostrasikan tanggung gugat
pada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien
dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual
maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan (Nursalam, 2008)
B. Rumusan Masalah
Apa itu proses keperawatan, dan meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. Tujuan
Untuk mengetahui proses keperawatan yang meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di
hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.Tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan
1. Pengumpulan data, tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah dianalisis.Jenis data antara lain:
a. Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah,
serta warna kulit.
b. Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing,
nyeri dan mual.

Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :

a. Status kesehatan sebelumnya dan sekarang


b. Pola koping sebelumnya dan sekarang
c. Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d. Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e. Resiko untuk masalah potensial
f. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan.
3. Perumusan masalah

2
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis
Keperawatan sesuai dengan prioritas.Prioritas masalah ditentukan
berdasarkan kriteria penting dan segera.Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih
parah atau kematian.Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam
kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan atau kerentaanan respons dari
seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas. (Nanda International Inc.
Diagnosis keperawatan; definisi & klasifikasi 2015-2017).Tipe diagnosa
keperawatan menurut NANDA yaitu :
1. Diagnosa Keperawatan Aktual : yaitu respon kehidupan yang didukung oleh
sekelompok batasan karakteristik dan termasuk faktor yang berhubungan
(etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau
pemeliharaan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan Resiko : yaitu menunjukkan respon manusia yang
dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang
dengan factor resiko yang memberi kontribusi pada peningkatan kerentanan.
3. Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan : yaitu menguraikan respon manusia
terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai
potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.

Komponen pernyataan diagnosa keperawatan antara lain :

1. Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa yang
diidentifikasi dari daftar NANDA.

3
2. Faktor resiko atau faktor yang berhubugan adalah penyebab atau alasan
yang dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian.
3. Definisi karakteristik (tanda gejala) adalah manifestasi yang diidentifikasi
dalam pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan.

C. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil
yang di harapkan (Nursalam, 2014).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang(Nursalam, 2014)
D. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.Adapun
tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2. Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3. Tahap 3 : dokumentasi

4
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.(Zaidin Ali, 2014)
E. Evaluasi
Evaluasi adalah menentukan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil yang
diharapkan dan respon klien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana keperawatan.
Perencanaan evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian klien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan klien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya (Nursalam,
2014). Adapun tujuan dari sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut
:
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria atau rencana yang telah
tersusun.
b. Hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah
dirumuskan dalam rencana evaluasi.

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Tercapai : Ini terjadi bila klien telah menunjukkan perbaikan atau
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Tercapai Sebagian : Ini terjadi apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu dicari sebab akibat dan cara mengatasinya.
3. Tujuan Tidak Tercapai : Ini terjadi apabila klien tidak menunjukkan perubahan
atau kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini
perawat perlu mengkaji secara lebih mendalam apakah terjadi data, analisis,
diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lainnya yang tidak sesuai dan
menyebabkan tidak tercapainnya tujuan.

5
BAB III

KASUS

1. Pengkajian

No Identitas Pasien Data


1. Nama An. R

Umur 1 Tahun

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status Belum menikah

No Reg. 035111

Tanggal MRS 22 – 05 – 2017

Tanggal pengkajian 22 – 05 – 2017

Jenis Kelamin Laki – laki

Alamat Asrama brigif, Kediri

Diagnosa Medis Gastroenteritis Akut

2. Keluhan Utama Ibu klien mengatakan anaknya


BAB cair kurang lebih 15 kali.
3. Riwayat Penyakit Ibu klien mengatakan pada
Sekarang tanggal 21 – 05 – 2017 mulai
BAB cair dan disertai demam.
Lalu pada saat itu juga langsung

6
diperiksakan ke dokter dan
dirujuk ke RS. DKT Kediri. Pada
tanggal 22 – 05 – 2017 klien
dibawa ke UGD RS DKT Kediri
dengan diagnosa medis
Gastroenteritis akut dan dirawat
di ruang Seruni
4. Riwayat Penyakit Dahulu Ibu klien mengatakan anaknya
belum atau tidak pernah
menderita diare, pernah
menderita sakit batuk dan pilek.

1) Penggunaan obat –
obatan.
Ibu klien mengatakan jika
anaknya panas
diperiksakan ke dokter
dan diberi obat dari
dokter.
2) Tindakan kooperatif
Ibu klen mengaktakan
bahwa An. R tidak ada
tindakan kooperatif.
3) Alergi
Ibu mengatakan bahwa
An. R tidak memiliki
riwayat alergi.
4) Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi
lengkap ; BCG, DPT,
Hepatitis, dan Campak.
5. Riwayat Kehamilan dan 1) Prenatal
Kelahiran Ibu klien mengatakan pada
trimester I hanya mual dan
muntah, Trimester II tidak
ada keluhan dan Trimester

7
III tidak ada keluhan.
2) Natal
Ibu klien mengatakan
anaknya dilahirkan secara
normal di bidan praktek
mandiri.
3) Post Natal
Ibu klien dan klien setelah
proses persalinan sehat.
6 Riwayat Keluarga Ibu klien mengatakan bahwa
tidak ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat penyakit
menular atau keturunan, ( DM,
HT, Asma Negatif )
7 Genogram

8 Kebutuhan Dasar 1) Nutrisi


Selera makan selama di RS
hanya minum ASI, makan
bubur tidak habis, berat
badan 8,5 kg.
2) Aktivitas / Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur
An. R selalu mengajak
berjalan – jalan dengan
digendong ibunya
3) Personal Hygine
Selama di RS An. R diseka
oleh ibunya 2x sehari
dengan menggunakan air
hangat.
4) Eliminasi Alvi
a) Jam 04.00 : BAB encer
b) Jam 06.15 : BAB encer
c) Jam 08.50 : BAB encer

8
d) Jam 10.00 : BAB encer
e) Jam 13.15 : BAB encer
f) Jam 15.15 : BAB encer
g) Jam 17.15 : BAB encer

5) Eliminasi Urin
Pada penelitian hari
pertama popok diganti 4x,
hari kedua 3x, hari ketiga
2x.
9 Kesadaran Kesehatan Status hidrasi mata cekung, klien
Saat Ini rewel, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat. Pasien hanya
minum asi pada saat observasi
hari pertama BAB hari pertama
cair 7x.

2. Hasil observasi dan Pemeriksaan Fisik

No Observasi Data
1. Tanda – tanda vital ( N, Jam 08.00
S, RR )
N : 112 x/menit

S : 37,8ºC

RR : 28 x/menit

Jam 12.00

N : 105 x/menit

S : 37,4ºC

RR : 25 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Head Kepala dan leher
to toe

9
1) Inspeksi
a. Kepala :
Simetris, tidak ada
benjolan, mukosa
bibir kering, mata
cekung,
penyebaran
rambut jarang,
tidak ada bekas
luka.
b. Mata :
Simetris, sclera
berwarna putih,
konjungtiva
berwarna putih.
c. Hidung :
Simetris, lubang
hidung kanan kiri,
tidak ada benjolan,
tidak ada bekas
luka, tidak ada
secret,
penyebaran bulu
hidung tipis.
d. Telinga :
Simetris, tidak ada
benjolan, tidak ada
tanda peradangan,
tidak ada lesi, ada
sedikit serumen.
e. Mulut dan leher :
Simetris, mukosa
bibir kering, gigi
tumbuh 2 buah,
gusi berwarna
merah muda, lidah

10
merah muda, tidak
ada tanda
peradangan leeher
dan tonsil, tidak aa
kesulitan menelan.

2) Palpasi
a. Kepala :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak aa
benjolan, tidak ada
krepitasi.
b. Mata :
Tidak ada nyeri
tekan.
c. Hidung :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
benjolan.
d. Telinga :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
benjolan.
e. Mulut dan Leher :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
pembesaran
kalenjar limfe.
Integumen / Kulit dan Kuku

1) Inspeksi :
Tidak ada lesi, warna kulit
sawo matang, kuku
pendek dan bersih, tidak
ada edema, pertumbuhan
bulu rambut tipis, tidak

11
ada kemerahan.
2) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan,
turgor kulit lambat, akral
hangat, tekstur halus.
Pemeriksan Payudara dan
Ketiak

Inspeksi :

Simetris, tidak ada rambut


ketiak, tidak ada benjolan,
tidak ada pembesaran kalenjar
limfe.
Pemeriksaan Thorax / Dada

1) Thorax
a. Inspeksi :
Dada simetris,
tidak ada jaringan
parut, tidak ada
bekas luka, tidak
ada tanda
peradangan, tidak
ada benjolan,
pergerakan dada
kiri dan kanan
simetris.
b. Palpasi :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
krepitasi dan
benjolan.
c. Perkusi :
Bunyi kanan dan
kiri sama sonor.

12
2) Paru
a. Inspeksi :
Perkembangan
dada kanan kiri
simetris.
b. Palpasi :
Ekspansi dada
kanan dan kiri
simetris.
c. Perkusi
Terdengar suara
sonor ( resonan )
d. Auskultasi
Tidak ada bunyi
nafas tambahan.

3) Jantung
a. Inspeksi
Ictus Cordis
tampak.
b. Palpasi
Terasa denyutan
pada ics.
c. Perkusi
Suara pekak.
d. Auskultasi
Tidak ada suara
tambahan.
Pemeriksaan Abdomen

1) Inspeksi :
Bentuk sedikit buncit,
tidak ada benjolan, tidak
ada bekas luka.
2) Palpasi :
Tidak ada acites, tidak

13
ada nyeri tekan, tidak
teraba pembesaran hati.
3) Perkusi
Bunyi hypertympani
4) Auskultasi
Bising usus meningkat.
Pemeriksaan
Musculoskeletal

1) Inspeksi :
Ekstremitas atas dan
bawah tidak ada
gangguan, pergerakan
ekstremitas bebas,
terpasang infus, pada
tangan bagian kiri.
Kekuatan otot :

5 5

5 5

Edema :
- -

- -

2) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Status Mental

1) Tingkat Kesadaran
Compos mentis
2) GCS 4 – 5 – 6

14
3. Pemeriksaan Penunjang

No Tanggal / Jenis Hasil


Pemeriksaan
1. 10 – 06 – 2017

1. Darah Lengkap Parameter Hasil Nilai Rujukan

HGB 12,2 [g/dL] L. 12, 0 – 15, 0

P. 11, 0 – 14, 7

RBC 4,64 [106/ul] 4,00 – 5, 00

HCT 35,2 [%] L. 41, 3 – 52, 1

P. 35, 2 – 46, 7

MCV 76,0 [fL] 82, 0 – 95, 0

MCH 26,2 [pg] 27, 0 – 31, 0

MCHC 34,6 [g/dL] 32, 0 – 36, 0

RDW-SD 42,6 [fL] 35, 0 – 56, 0

RDW-CV 16, 1 [%] 11, 5 – 14, 5

WBC 8,7 +[103/uL] 5, 00 – 12, 0

GRAN% 51,5 [%] 50, 0 – 70, 0

MID% 9,8 [%] 3, 0 – 9, 0

LYMPH 38, 7 [%] 20, 0 – 40, 0

% 4,5 [103/uL] 2, 0 – 7, 0

15
GRAN# 0, 8 [103/uL] 0, 1 – 0, 9

MID# 3, 4 [103/uL] 0, 8 – 4, 0

LYMPH# 374 [103/uL] 100 – 400

PLT 14, 5 – [fL] 15, 0 – 17, 0

PDW 8, 3 [fL] 7, 0 – 11, 0

MPV 0, 31 % 0, 108 – 0, 282

PCT

2. Feses Lengkap MAKROSKOPIS

Warna : Kuning tua

Konsistensi : Lembek

Darah :-

Lendir :-

MIKROSKOPIS

Leococyte :1–2

4. Penatalaksanaan dan Terapi

Jenis Obat Dosis


Infus RL 1000 cc / 24 jam

Norages 3 x 100 mg

Ranitidin 2 x 10 mg

16
L – Bio 2x1

Zink 1x1

5. Diagnosa Keperawatan

No Analisa Data Penyebab Masalah


1. Data Subjektif Frekuensi BAB Kekurangan Volume
meningkat Cairan
1) Ibu klien mengatakan
anaknya BAB lebih dari 7x ↓
dalam sehari.
2) Ibu klien mengatakan Hilang cairan dan

BAB hari pertama sampai elektrolit berlebih

hari ke tujuh encer.



3) BAK di popok setengah
hari diganti 4x. Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Data Objektif


1) Mukosa Bibir kering
2) Keadaan umum klien Kekurangan volume
lemah cairan
3) Klien tampak gelisah
4) Mata cekung
5) Turgor kulit lambat
6) Intake output = 1052 –
1116,5 = -64,5
7) TTV
N : 112 x/menit
S : 37,8ºC
RR : 28 x/menit

17
2. Data subjektif Bising usus hyperaktif Diare

1) Ibu klien mengatakan ↓


anaknya BAB lebih dari 7x
sehari Frekuensi BAB

2) Ibu klien mengatakan meningkat

anaknya BAB hari pertama



sampai hari ke tujuh encer.

Menurunnya
Data Objektif
kemampuan menyerap

1) Feses encer makanan pada usus

2) BAB lebih dari 7x sehari


Diare
3. Data subjektif Tidak adanya selera Nutrisi kurang dari
untuk makan kebutuhan
1) Ibu klien mengatakan
bahwa klien hanya ↓
menghabiskan separo dari
makanannya. Makanan tidak habis

2) Klien hanya mau minum



ASI

Nutrisi kurang dari


Data objektif kebutuhan
1) Makan tidak habis
2) Hanya mau minum ASI
3) Klien Gelisah

18
6. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Kekurangan 1) Tujuan : Setelah 1) Pantau asupan 1) Asupan dan
Volume cairan dilakukan tindakan dan haluaran haluaran cairan
berhubungan keperawatan selama cairan. menentukan
dengan output 3 x 24 jam ketidak status hidrasi dan
cairan yang seimbangan cairan menjadi
berlebih. akan teratasi pedoman dalam
dengan, terapi
2) Kriteria Hasil penggantian
a. Memiliki cairan.
tekanan vena 2) Kaji warna kulit, 2) Kulit pucat, turgor
sentral dan turgor kulit, tingkat kulit buruk,
pulmonal dalam kesadaran, waktu penurunan
rentang yang pengisian ulang tingkat
diharapkan kapiler, dan kesadaran,
b. Tidak membran mukosa, peningkatan
mengalami haus pada setiap waktu kapiler,
yang tidak pergantian dinas, dan membran
normal Beritahu dokter mukosa kering
c. Memiliki segera setiap mengindikasikan
keseimbangan perubahan yang klien dehidrasi.
asupan dan signifikan.
haluaran 3) Beri larutan 3) Larutan elektrolit
d. Menampilkan elektrolit per oral, per oral dapat
hidrasi yang sesuai indikasi. menggnti cairan
baik dan elektrolit
e. Memiliki asupan yang hilang
cairan dan atau akibat muntah
intravena yang dan diare.
adekuat. 4) Beri larutan 4) Klien
f. Status intravena sesuai membutuhkan
hemodinamika progam larutan intravena
jika klien

19
mengalmi
dehidrasi atau
beresiko
mengalami
dehidrasi.
5) Beri HE mengenai 5) Pemberian ASI
penyakit diare dan yang adekuat
pemberian ASI mendukung
yang adekuat pemenuhan
cairan dalam
tubuh yang hilang
sehingga tubuh
tidak mengalami
kekurangan
volume cairan
dan
mempercepat
proses
penyembuhan.
6) Pantau status 6) Status
hemodinamika hemodinamika
pasien. yang baik
menunjukan
perkembangan
kesehatan yang
baik

2 Diare berhubungan 1) Tujuan : Setelah 1) Observasi kondisi 1) Observasi kondisi


dengan buang air dilakukan tindakan feses feses ( tekstur,
besar lebih dari 7x keperawatan selama warna, bau )
sehari. 3 x 24 jam diharapkan 2) Monitor intake dan 2) Cairan yang
diare bisa teratasi output cairan berlebih dapat
dengan, menyebabkan
2) Kriteria Hasil : keadaan lebih
a) BAB normal parah
b) Kondisi feses tidak 3) Batasi pemberian 3) Mengontrol

20
cair cairan per oral jumlah cairan
c) TTV normal yang masuk ke
tubuh pasien
4) Kolaborasi dengan 4) Memberikan
tim dokter terapi sesuai
advice dokter

3. Nutrisi kurang dari 1) Tujuan : Setelah 1) Diskusikan dan 1) Serat tinggi,


kebutuhan tubuh dilakukan tindakan jelaskan tentang lemak, air terlalu
berhubungan keperawatan selama pembatasan diet. panas / dingin
dengan tidak 3 x 24 jam masalah dapat mengiritasi
adekuatnya intake nutrisi kurang dari lambung dan
dan output tubuh kebutuhan bisa saluran usus.
teratasi dengan, 2) Ciptakan 2) Situasi yang
2) Kriteria hasil : lingkungan bersih, nyaman dan
a) Nafsu makan jauh dari bau tidak rileks akan
meningkat sedap dan sajikan merangsang
b) BB meningkat makanan dalam nafsu makan.
c) Tidak mudah lapar keadaan hangat.
3) Berikan jam 3) Mengurangi
istirahat yang pemakaian
cukup serta energi yang
kurangi kegiatan berlebih
yang berlebihan.
4) Observasi dan 4) Untuk mengkaji
catat respon toleransi
pasien terhadap pemberian
pemberian makan. makan klien
5) Kolaborasi dengan 5) Mengandung zat
tim dokter. yang diperlukan
a) Terapi gizi ( Diet untuk membantu
TKTP ) proses
b) Obat obatan pertumbuhan
vitamin A
6) Intruksikan 6) Untuk
keluarga tentang meningkatkan

21
pemenuhan diet kepatuhan
yang tepat. progam diet.

7. Implementasi

No Diagnosa Tanggal Jenis Tindakan


Pelaksanaan
1. Kekurangan volume 22 Mei 2017 1) Pantau asupan dan haluaran cairan.
cairan berhubungan 2) Kaji warna kulit, turgor kulit, tingkat
Jam 08.00 WIB
dengan output cairan kesadaran, waktu pengisian ulang
yang berlebih. kapiler, dan membran mukosa, pada
setiap pergantian dinas, Beritahu
dokter segera setiap perubahan yang
signifikan.
3) Beri larutan elektrolit per oral, sesuai
indikasi.
4) Beri larutan intravena sesuai progam
5) Beri HE mengenai penyakit diare dan
pemberian ASI yang adekuat.
6) Pantau status hemodinamika pasien.

Diare berhubungan 1) Observasi kondisi feses


dengan buang air besar 2) Monitor intake dan output cairan.
lebih dari 7x sehari 3) Batasi pemberian cairan per oral
4) Kolaborasi dengan tim dokter

Nutrisi kurang dari 1) Diskusikan dan jelaskan tentang

kebutuhan tubuh pembatasan diet.

berhubungan dengan 2) Ciptakan lingkungan bersih, jauh dari

tidak adekuatnya intake bau tidak sedap dan sajikan makanan

dan output tubuh dalam keadaan hangat.


3) Berikan jam istirahat yang cukup serta
kurangi kegiatan yang berlebihan.

22
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
c) Terapi gizi ( Diet TKTP )
d) Obat obatan vitamin
6) Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat.

Kekurangan volume 1) Pantau asupan dan haluaran cairan.


23 Mei 2017
cairan berhubungan 2) Kaji warna kulit, turgor kulit, tingkat
dengan output cairan Jam 12.00 WIB kesadaran, waktu pengisian ulang
yang berlebih. kapiler, dan membran mukosa, pada
setiap pergantian dinas, Beritahu
dokter segera setiap perubahan yang
signifikan.
3) Beri larutan elektrolit per oral, sesuai
indikasi.
4) Beri larutan intravena sesuai progam
5) Beri HE mengenai penyakit diare dan
pemberian ASI yang adekuat.
6) Pantau status hemodinamika pasien.

Diare berhubungan 1) Observasi kondisi feses


dengan buang air besar 2) Monitor intake dan output cairan.
lebih dari 7x sehari 3) Batasi pemberian cairan per oral
4) Kolaborasi dengan tim dokter

Nutrisi kurang dari 1) Diskusikan dan jelaskan tentang

kebutuhan tubuh pembatasan diet.

berhubungan dengan 2) Ciptakan lingkungan bersih, jauh dari

tidak adekuatnya intake bau tidak sedap dan sajikan makanan


dalam keadaan hangat.

23
dan output tubuh 3) Berikan jam istirahat yang cukup serta
kurangi kegiatan yang berlebihan.
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
e) Terapi gizi ( Diet TKTP )
f) Obat obatan vitamin
6) Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat.

Kekurangan volume 24 Mei 2017 1) Pantau asupan dan haluaran cairan.


cairan berhubungan 2) Kaji warna kulit, turgor kulit, tingkat

dengan output cairan Jam 11.00 WIB kesadaran, waktu pengisian ulang
yang berlebih. kapiler, dan membran mukosa, pada
setiap pergantian dinas, Beritahu
dokter segera setiap perubahan yang
signifikan.
3) Beri larutan elektrolit per oral, sesuai
indikasi.
4) Beri larutan intravena sesuai progam
5) Beri HE mengenai penyakit diare dan
pemberian ASI yang adekuat.
6) Pantau status hemodinamika pasien.

Diare berhubungan
1) Observasi kondisi feses
dengan buang air besar
2) Monitor intake dan output cairan.
lebih dari 7x sehari
3) Batasi pemberian cairan per oral
4) Kolaborasi dengan tim dokter

Nutrisi kurang dari


1) Diskusikan dan jelaskan tentang
kebutuhan tubuh
pembatasan diet.

24
berhubungan dengan 2) Ciptakan lingkungan bersih, jauh dari
tidak adekuatnya intake bau tidak sedap dan sajikan makanan
dan output tubuh dalam keadaan hangat.
3) Berikan jam istirahat yang cukup serta
kurangi kegiatan yang berlebihan.
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
g) Terapi gizi ( Diet TKTP )
h) Obat obatan vitamin
Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat

8. Evaluasi

No Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


1 Kekurangan S : Ibu klien S : Ibu klien S : Ibu klien
Volume Cairan mengatakan mengatkan anaknya mengatakan
anaknya BAB cair BAB cair 5x anaknya BAB sedikit
7x berampas 3x
O:
O: O:
1. Keadaan umum
1. Klien terlihat cukup 1. Keadaan umum
lemah dan lelah 2. Mukosa bibir cukup
2. Turgor kulit lembab 2. Mukosa bibir
lambat 3. Tingkat kesadaran lembab
3. Mukosa bibir compos mentis 3. Tingkat kesadaran
kering 4. Turgor kulit cukup compos mentis
4. Intake – output = 5. Intake – output = 4. Turgor kulit cukup
1052 – 1116,5 = - 1112 – 1070 = 42 5. Intake – output
64,5 6. TTV 1152 – 1110 = 42
5. Klien tampak N : 100 x/menit 6. TTV
gelisah RR : 25 x/menit N : 100 x/menit
6. TTV S : 36,7ºC RR : 25 x/menit
N : 112 x/menit S : 36,7ºC
RR : 28 x/menit A : Masalah teratasi

25
S : 37,8ºC sebagian A : Masalah teratasi
sebagian
A: Masalah belum P : Intervensi
teratasi dilanjutkan P : Intervensi
dilanjutkan.
P : Intervensi
dilanjutkan
2 Diare S : Ibu pasien S : Ibu pasien S : Ibu pasien
mengatakan mengatakan anaknya mengatakan
anaknya BAB BAB dengan kondisi anaknya BAB dengn
dengan kondisi feses encer berampas kondisi feses lunak
feses encer sedikit
O : Kondisi feses
O : Kondisi feses O : Kondisi feses lunak, warna kuning
encer, warna encer berampas pucat, bau amoniak
kuning tua, bau sedikit, warna kuning
amoniak pucat, bau amoniak A : Masalah teratasi

A : Masalah belum A : Masalah teratasi P : Intervensi

teratasi sebagian dihentikan.

P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan dilanjutkan
3. Nutrisi kurang S : Ibu klien S : Ibu klien S : Ibu klien
dari kebutuhan mengatakan mengatakan anaknya mengatakan
bahwa anaknya mau makan tapi
anaknya mau makan
tidak mau makan. hanya seperempat
porsi saja. dan makanannya
O : Makanan yang habis.
disediakan tidak O : Makanan yang
dimakan, klien disediakan tidak habis
O : Makanan yang
nampak tidak nafsu ( hanya dimakan
makan. sebagian ) disediakan habis

A : Masalah belum A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi


teratasi. sebagian
P : Intervensi
P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan dilanjutkan dihentikan

26
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Kasus

1. Keluhan utama

Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair kurang lebih 7 kali. ( Subjektif )

Untuk keluhan utama sendiri penulis seharusnya menuliskan keluhan


utama klien yang nampak dari klien. Misalkan klien nampak rewel dan
menangis. Baru kemudia baru ditanyakan sebab menangisnya dan juga
sejak kapan mulai menangis.

2. Riwayat penyakit sekarang

Ibu klien mengatakan pada tanggal 21 – 05 – 2017 mulai BAB cair dan
disertai demam. Lalu pada saat itu juga langsung diperiksakan ke dokter
dan dirujuk ke RS. DKT Kediri. Pada tanggal 22 – 05 – 2017 klien dibawa
ke UGD RS DKT Kediri dengan diagnosa medis Gastroenteritis akut dan
dirawat di ruang Seruni. ( Subjektif )

Untuk riwayat penyakit utama penulis disini salah memahami dikarenakan


yang ditulis pada kasus sendiri merupakan kondisi dimana klien mulai
merasakan keluhannya sampai dibawa ke RS. Seharusnya dalam
penulisan riwayat penyakit sekarang penulis menuliskan tentang
perkembangan penyakit mulai dari gejala pertama timbul sampai dengan
kondisi sekarang, apakah kondisinya semakin parah ataupun sudah
membaik.

3. Riwayat penyakit dahulu

Ibu klien mengatakan anaknya belum atau tidak pernah menderita diare,
pernah menderita sakit batuk dan pilek. ( Subjektif )

27
5) Penggunaan obat – obatan
Ibu klien mengatakan jika anaknya panas diperiksakan ke dokter dan
diberi obat dari dokter.
6) Tindakan kooperatif
Ibu klen mengaktakan bahwa An. R tidak ada tindakan kooperatif.
7) Alergi
Ibu mengatakan bahwa An. R tidak memiliki riwayat alergi.
8) Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi lengkap ; BCG, DPT, Hepatitis, dan
Campak.

Riwayat penyakit dahulu seharusnya dituliskan mengenai penyakit dan


alergi terhadap apa, tidak perlu untuk menuliskan tindakan kooperatif
kemudian obat – obatan. Disini penulis seharusnya menanyakan pernah
mengalami penyakit apa dan juga alergi terhadap apa.

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran

1) Prenatal ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan pada trimester I hanya mual dan muntah,
Trimester II tidak ada keluhan dan Trimester III tidak ada keluhan.
2) Natal ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan anaknya dilahirkan secara normal di bidan
praktek mandiri.
3) Post Natal ( Objektif )
Ibu klien dan klien setelah proses persalinan sehat

Penulis pada riwayat ini menuliskan ibu klien setelah persalinan kondisi
sehat, dan tidak disertai dengan data yang menunjukkan bahwa ibu klien
sehat, seharusnya disini penulis juga menyertakan data mengenai TTV
pada klien atau data penunjang lain untuk mengatakan ibu klien setelah
persalinan dikatakan sehat.

5. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga tidak memiliki riwayat penyakiti, Diabetes Melitus, ataupun


penyakit lainnya. ( Subjektif )

28
6. Kebutuhan Dasar

a) Nutrisi

 Selera makan selama di RS hanya minum ASI, ( Objektif )


 makan bubur tidak habis, ( Objektif )
 berat badan 8,5 kg ( Objektif )

Untuk pengkajian nutrisi sendiri disini penulis melakukan pengkajian


tidak lengkap karena belum ada data mengenai kebiasaan makan
klien, kemudian juga tentang makanan pendamping ASI

b) Aktivitas dan istirahat

Kebiasaan sebelum tidur An. R selalu mengajak berjalan – jalan


dengan digendong ibunya ( Subjektif )

Untuk pengkajian ini penulis belum melakukannya dengan lengkap.


Karena tidak melakukan pengkajian mengenai kebiasaan tidur klien
dan apakah klien mengalami gangguan saat tidur serta lama tidur
klien.

c) Personal Hygine

Selama di RS An. R diseka oleh ibunya 2x sehari dengan


menggunakan air hangat ( Subjektif )

Untuk personal hygine sendiri disini penulis hanya menulis personal


hygine di RS. Seharusnya penulis juga menuliskan personal hygine
dirumah sehingga bisa menyimpulkan apakah tindakan menyeka
sudah benar atau belum

d) Eliminasi Alvi

h) Jam 04.00 : BAB encer ( Subjektif )

29
i) Jam 06.15 : BAB encer
j) Jam 08.50 : BAB encer
k) Jam 10.00 : BAB encer
l) Jam 13.15 : BAB encer
m) Jam 15.15 : BAB encer
n) Jam 17.15 : BAB encer

Eliminiasi alvi sendiri disini penulis hanya menuliskan waktu dan juga
konsistensi feses yang diperoleh dengan cara wawancara
menggunakan dan ditemukan data sebagaimana yang sudah
dicantumkan. Namun untuk bau dan warna penulis belum menuliskan
dan seharusnya untuk bau dan warna penulis harus mencantumkan
juga sehingga data yang diperoleh kurang lengkap.

e) Eliminasi Urine

Pada penelitian hari pertama popok diganti 4x, hari kedua 3x, hari
ketiga 2x. ( Objektif )

Untuk eliminasi urine disini penulis untuk rentang penggantian popok


pada klien, hal ini kurang atau sulit dipahami bagi pembaca karena
dalam popok kita tidak bisa mengetahui berapa banyak urine yang
keluar untuk menghitung output klien. Disini juga tidak dituliskan untuk
warna dan juga bau dari urine klien, sehingga data yang diperoleh
kurang lengkap.

f) Tingkat kesadaran

Status hidrasi mata cekung, klien rewel, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat. Pasien hanya minum asi pada saat observasi hari
pertama BAB hari pertama cair 7x. ( Objektif )

Disini penulis menuliskan data yang tidak tepat, seharusnya pada


tingkat kesadaran disini penulis menuliskan status kesadaran klien,
GCS, atau kondisi yang terkait kesadaran semisal lemas.

g) Pemeriksaan Fisik

30
a. TTV ( Objektif )

Pada pemeriksaan TTV sendiri penulis menuliskan TTV klien


sebagaimana yang dicantumkan dan menurut referensi yang kami
baca klien tidak mengalami kenaikan TTV yang sangat signifikan,
TTV pada klien dengan umur 1 tahun dikatakan normal apabila ,
N :110xmenit, S : 36ºC – 37,5ºC, RR : 30 – 40x/ menit.

b. Kepala dan Leher ( Objektif )

Pada pemeriksaan kepala dan leher penulis mencantumkan data


mukosa bibir kering, dikarenakan orang dengan dehidrasi pasti
mengalami mukosa bibir yang kering oleh karena itu ini dapat
dijadikan data valid untuk menegakkan diagnosa.

c. Integumen dan Kulit ( Objektif )

1) Inspeksi :

Tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, kuku pendek dan bersih,
tidak ada edema, pertumbuhan bulu rambut tipis, tidak ada
kemerahan
.
2) Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit lambat, akral hangat, tekstur
halus.

d. Pemeriksaan payudara dan ketiak ( Objektif )

Inspeksi :

Simetris, tidak ada rambut ketiak, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe.

31
e. Pemeriksaan thorax dan dada ( Objektif )

4) Thorax
d. Inspeksi :
Dada simetris,6 tidak ada jaringan parut, tidak ada bekas luka,
tidak ada tanda peradangan, tidak ada benjolan, pergerakan
dada kiri dan kanan simetris.
e. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi dan benjolan.
f. Perkusi :
Bunyi kanan dan kiri sama sonor.

5) Paru
e. Inspeksi :
Perkembangan dada kanan kiri simetris.
f. Palpasi :
Ekspansi dada kanan dan kiri simetris.
g. Perkusi
Terdengar suara sonor ( resonan )
h. Auskultasi
Tidak ada bunyi nafas tambahan.

6) Jantung
e. Inspeksi
Ictus Cordis tampak.
f. Palpasi
Terasa denyutan pada ics.
g. Perkusi
Suara pekak.
h. Auskultasi
Tidak ada suara tambahan.

f. Pemeriksaan Abdomen ( Objektif )


i. Inspeksi
Bentuk sedikit buncit, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka.
j. Palpasi

32
Tidak ada acites, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
hati.
k. Perkusi
Bunyi hypertympani
l. Auskultasi
Bising usus meningkat.

Untuk pemeriksaan abdomen sendiri disini penulis menuliskan


bising usus meningkat, namun pasien tidak menjelaskan
seberapa banyak peningkatan bising usus yang terjadi,
seharusnya penulis lebih spesifik dalam menuliskan bising usus
mengalami peningkatan berapa sehingga untuk penegakkan
diagnosa datanya menjadi lebih valid lagi. Normalnya bising
usus terdengar setiap 10 – 30 dtk.

g. Pemeriksaan musculoskeletal ( Objektif )

3) Inspeksi :
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada gangguan, pergerakan
ekstremitas bebas, terpasang infus, pada tangan bagian kiri.
Kekuatan otot :

5 5

5 5

Edema :
- -

- -

4) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.

33
h. Pemeriksaan status mental ( Objektif )

m. Tingkat Kesadaran Compos mentis


n. GCS 4 – 5 – 6

Tingkat kesadaran ini perlu dikaji lebih lanjut dan dilakukan


observasi setiap harinya, karena pada orang dehidrasi memiliki
resiko kesadaran menurun jika kehilangan cairan yang begitu
banyak.

h) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang ini sangat perlu dilakukan karena bertujuan


untuk memeriksa kandungan urine apakah mungkin terdapat kelainan
lain.

 Sumber data yang diperoleh dari kasus yaitu :

1. Klien
2. Orang terdekat klien ( Ibu )
3. Catatan klien ( Catatan keperawatan )
4. Pemeriksaan diagnostik ( Pemeriksaan penunjang )

 Metode pengumpulan data pada kasus yaitu :

1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik

 Kesenjangan pada pengkajian :

Pada teori pengkajian fokus untuk pengumpulan datanya


adalah status kesehatan sebelumnya dan sekarang, pola koping
sebelumnya dan sekarang, fungsi status sebelumnya dan sekarang,
respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan, resiko untuk
masalah potensial,hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan
klien. Namun pada pengkajian hanya pola koping saja yang sudah

34
terlihat dijelaskan oleh penulis, untuk pengkajian fokus pengumpulan
data klien belum ada penjelasan oleh klien dan penulis tidak
mencamtukannya sehingga tidak didapatkan datanya secara lengkap.

B. Penatalaksanaan dan terapi

1. Infus RL 1000cc / 24 jam.


Infus RL berguna untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh klien.
2. Norages 3 x 100 mg
Norages berguna untuk pereda nyeri
3. Ranitidin 2 x 10 mg
Ranitidin berguna untuk penyakit atau gejala peningkatan asam
lambung
4. L – Bio 2 x 1
L – Bio berguna untuk memperbaiki fungsi normal dari saluran cerna
dan memperbaiki kondisi seperti diare.
5. Zink 1 x 1
Zink berguna untuk obat diare pada anak.

Pada penatalaksanaan dan terapi sendiri terjadi kesenjangan karena


pada teori implementasi masuk pada intervensi sedangkan pada
kasus penulis menuliskan penatalaksanaan dan terapi dikolom
tersendiri. Disini juga kurang jelas mengenai obat – obatan diberikan
kepada klien melalui intravena, intramuskular, sub cutan. Seharusnya
penulis menambahkannya.

C. Diagnosa Keperawatan

Pada pasien dengan diagnosa kekurangan volume cairan


harus muncul data – data mayor seperti : Ketidakcukupan masukan
cairan per oral, tidak adanya keseimbangan antara asupan dan
haluaran, membran mukosa / kulit kering, Berat badan kurang. Dan
juga ba tasan karakteristik minor yaitu : Meningkatnya natrium darah,
menurunnya haluaran urine atau haluaran urine berlebihan, sering
berkemih, turgor kulit menurun, haus / mual / anoreksia.
Pada kasus didapatkan data yaitu : intake output 1052 –
1116,5 = -64,5, membran mukosa kering. Pada diagnosa pertama ini

35
sudah bisa ditegakkan diagnosa keperawatan kekurangan volume
cairan karena sudah memenuhi batasan karakteristik mayor yaitu
ketidakseimbangan intake dan output cairan, dan membran mukosa
kering.
Namun disini terjadi permasalahan dimana data yang
dituliskan penulis pada diagnosa tidak ada pada pengkajian, ini
merupakan data yang tidak valid dan merupakan data yang tidak
boleh dimasukkan pada askep karena tidak jelas darimana asalnya.
Diagnosa kedua pada klien dengan diare harus muncul data
mayor sebagai berikut : Pengeluaran feses cair dan atau peningkatan
frekuensi BAB lebih dari 3 x dalam 24 jam. Batasan karakteristik
minor sendiri yaitu : Dorongan, nyeri kram / abdomen, peningkatan
frekuensi bising usus, peningkatan feses cair / jumlah feses.
Pada kasus didapatkan data yaitu klien BAB 7x dalam 24 jam,
dan juga feses klien cair. Pada diagnosa kedua ini bisa ditegakkan
diagnosa diare karena sudah memenuhi batasan karakteristik mayor
yaitu : BAB lebih dari 3x dalam 24 jam dan juga kondisi feses yang
cair.
Diagnosa ketiga pada klien dengan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh harus muncul data mayor sebagai berikut :
Seseorang yang mengalami puasa dilaporkan atau mempunyai
ketidakcukupan masukan makanan, kurang dari yang dianjurka sehari
– hari ( RDA ) dengan atau tanpa terjadinya penurunan berat badan
danatau kebutuhan metabolik aktual atau pontesial pada kelebihan
masukan terhadap penurunan berat badan. Batasan minor nya sendiri
yaitu : berat badan 10 – 20% dibawah normal dan tinggi serta
kerangka tubuh dibawah ideal, lipatan kulit trisep, lingkar lengan
tengah, dan lingkar otot pertengahan lengan kurang 60% dari ukuran
standar, kelemahan dan nyeri tekan otot, mudah tersinggung dan
bingung, pernurunan albumin serum, penurunan transferin atau
kapasitas pengikat gizi.
Pada kasus didapatkan data hanya mau minum ASI, dan juga
makanan yang disediakan tidak habis. Pada diagnosa ketiga sudah
bisa ditegakkan diagnosa kekurang nutrisi tubuh dikarenakan sudah
memenuhi batasan karakteristik mayor yaitu : Seseorang yang
mengalami puasa dilaporkan atau mempunyai ketidakcukupan
masukan makanan, kurang dari yang dianjurkan sehari – hari ( RDA )

36
danatau kebutuhan metabolik aktual atau pontesial pada kelebihan
masukan terhadap penurunan berat badan

D. Intervensi

1. Diagnosa 1 (Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan


yang berlebih)

Pada diagnosa ini ada enam kriteria hasil dan untuk mencapai kriteria
hasil ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan.
Kriteria hasil pertama yaitu Memiliki tekanan vena sentral dan
pulmonal dalam rentang yang diharapkan, kriteria hasil ini seharusnya tidak
perlu dimasukkan karena tidak ada hubungan nya dengan kekurangan
volume cairan dan intervensi tidak ada karena kriteria hasil tidak sesuai.
Selanjutnya pada yang kedua yaitu Tidak mengalami haus yang tidak
normal, pada kriteria hasil ini harus dilakukan intervensi nomor 3 yaitu beri
larutan elektrolit per oral sesuai indikasi dan rasionalnya larutan elektrolit
peroral dapat mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan
diare yang menyebabkan pasien tidak lagi mengalami haus yang tidak
normal.
Selanjtnya kriteria hasil nomor 3 yaitu memiliki keseimbangan asupan
dan haluaran untuk mencapai kriteria hasil tersebut perawat harus menulis
intervensi nomor 1 yaitu pantau asupan haluaran cairan dengan rasional
asupan dan haluaran cairan menentukan status hidrasi dan menjadi
pedoman dalam terapi penggantian cairan,,jika kita mengetahui status hidrasi
kita dapat mengetahui seimbang atau tidaknya asupan dan haluaran. Selain
intervensi itu untuk mencapai kriteria hasil nomor 3 perawat juga harus
melakukan intervensi nomor 3yaitu dengan beri larutan elektrolit dapat
menyeimbangkan asupan dan haluaran.
Selanjutnya pada kriteria hasil nomor 4 yaitu menampilkan hidrasi
yang baik untuk mencapai kriteria hasil teratasi perawat harus melakukan
intervensi nomor 2 yaitu Kaji warna kulit, turgor kulit, tingkat kesadaran, waktu
pengisian ulang kapiler, dan membran mukosa, pada setiap pergantian dinas,
Beritahu dokter segera setiap perubahan yang signifikan dengan rasional
Kulit pucat, turgor kulit buruk, penurunan tingkat kesadaran, peningkatan
waktu kapiler, dan membran mukosa kering mengindikasikan klien dehidrasi
jadi perawat dapat mengetahui hidrasi pasien baik atau tidak.

37
Selanjutnya kriteria hasil nomor 5 yaitu memiliki asupan cairan dan
atau intravena yang adekuat,untuk mecapai kriteria hasil teratasi perawat
harus melakukan intervensi yang ke 4 yaitu beri larutan intravena sesuai
program dengan rasional Klien membutuhkan larutan intravena jika klien
mengalmi dehidrasi atau beresiko mengalami dehidrasi tetapi intervensi ini
kurang spesifik karena tidak dituliskan jenis larutan intravena apa yang
dianjurkan misalnya infus RL. dan juga lakukan intervensi yang ke 5 yaitu
Beri healt education mengenai penyakit diare dan pemberian ASI yang
adekuat dengan rasional Pemberian ASI yang adekuat mendukung
pemenuhan cairan dalam tubuh yang hilang sehingga tubuh tidak mengalami
kekurangan volume cairan dan mempercepat proses penyembuhan.
Kriteria hasil yang terakhir yaitu status hemodinamika, pada kriteria
hasil ini ada kesenjangan karena tidak disebutkan status hemodinamika yang
seperti apa yang harus di capai .dan rasional pada intervensi ini juga ada
kesenjangan karena kita tidak mengerti status hemodinamika yang seperti
apa untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien.

2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)

Pada diagosa ini ada 2 Kriteria Hasil yang harus tercapai dan untuk
mencapai kriteria hasil Ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan
Pada Kriteria hasil yang pertama yaitu BAB normal pada kriteria yang
dimaksud ini adalah frekuensi atau berapa sering pasien BAB itu masih
dalam batas normal. Untuk mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan
intervensi nomor 2 yaitu monitor intake dan output cairan dengan rasional
Cairan yang berlebih dapat menyebabkan keadaan lebih parah, dan harus
dilakukan intervensi nomor 4 yaitu kolaborasi dengan tim dokter dengan
rasionalnya Memberikan terapi sesuai advice dokter,tetapi intervensi ini
masih kurang spesifik karena tidak mencantumkan jenisterapi yang
dianjurkan seharusnya terapi yang digunakan adalah L-bio dan zink.
Pada Kriteria hasil yang kedua yaitu kondisi feses tidak cair pada
kriteria hasil yang dimaksud adalah konsistensi feses tidak cair .Untuk
mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan intervensi nomor 1 yaitu
observasi kondidi feses dengan rasionalnya mengetahui kondisi feses
(warna,bau, tekstur dan konsistensi) dan perawat juga harus melakukan
intervensi nomor 3 yaitu batasi pemberian cairan per oral dengan rasional

38
nya mengontrol jumlah cairan yang masuk pada tubuh pasien sehingga
sedikit mengurangi tekstur feses yang cair.

3. Diagnosa 3 (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak


adekuatnya intake dan output tubuh)

Pada diagosa ini ada 3 Kriteria Hasil yang harus tercapai dan untuk
mencapai kriteria hasil Ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan

Pada kriteria hasil yang pertama yaitu nafsu makan meningkat untuk
mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan intervensi nomor 2 yaitu
Ciptakan lingkungan bersih dan nyaman , jauh dari bau tidak sedap dan sajikan
makanan dalam keadaan hangat dengan rasional Situasi yang nyaman dan rileks
akan merangsang nafsu makan,tetapi pada intervensi nomor 2 itu juga kurang
spesifik dikarenakan bayi masih belum mengerti tentang bau tidak sedap dan
seharusnya ,intervensi yang dituliskan adalah ciptakan lingkungan yang nyaman
dan makanan yang hangat . dan juga lakukan intervensi nomor 4 yaitu Observasi
dan catat respon pasien terhadap pemberian makan dengan rasional Untuk
mengkaji toleransi pemberian makan klien

Pada kriteria hasil yang kedua yaitu BB meningkat untuk mencapai


kriteria hasil tersebut harus dilakukan intervensi nomor 1 yaitu Diskusikan dan
jelaskan tentang pembatasan diet . tetapi pada penulisan intervensi kurang
spesifik karena tidak dijelaskan diskusi dengan siapa serta pada intervensi lebih
menonjolkan kebutuhan nutrisi sedangkan pada rasional dituliskan yaitu Serat
tinggi, lemak, air terlalu panas / dingin dapat mengiritasi lambung dan saluran
usus,rasional ini lebih mengarah ke penyakitnya. Selain itu untuk mencapai
kriteria hasil nomor 2 harus dilakukan intervensi nomor 5 yaitu kolaborasi dengan
TIM dokter misal Terapi gizi ( Diet TKTP ) , Obat obatan vitamin A dengan
rasional Mengandung zat yang diperlukan untuk membantu proses
pertumbuhan,jika pertumbuhan berkembang maka BB juga meningkat.

Pada diagnosa ini terdapat beberapa kesenjangan dari kriteria hasil,


intervensi juga rasional. Kesenjangan yang pertama yaitu pada kriteria hasil
ketiga yaitu tidak mudah lapar karena pada intervensi yang dituliskan tidak ada
yang mendukung untuk tercapainya kriteria hasil seharusnya intervensi yang
dituliskan yaitu beri makan sedikit tapi sering agar tidak mudah lapar.

39
Kemudian ada kesenjangan juga pada intervensi ketiga yaitu Berikan jam
istirahat yang cukup serta kurangi kegiatan yang berlebihan degan rasional
Mengurangi pemakaian energi yang berlebih seharusnya tidak perlu dilakukan
intervensi tersebut karena anak bayi sudah pasti tidak melakukan aktivitas
apapun.

Selanjutnya terjadi kesenjangan juga pada intervensi keenam yaitu


Intruksikan keluarga tentang pemenuhan diet yang tepat. Dengan rasional Untuk
meningkatkan kepatuhan progam diet. Sedangkan pada intervensi pertama
diskusi belum jelas dengan siapa jika kita menginstruksikan kepada keluarga
bisa terjadi kesalahan.

E. Implementasi

1. Diagnosa 1 (Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan


yang berlebih)

Pada diagnosa pertama jenis tindakan nomor 3 dan 4 kurang spesifik


yaitu pada intervensi 3 tidak disebutkan larutan elektrolit per oral jenis apa
yang dianjurkan.
Selanjutnya pada jenis tindakan ke 4 tidak disebutkan larutan
intravena jenis apa yang disebutkan karena pada penatalaksanaan dan terapi
disebutkan cairan infus RL 1000 cc x 24 jam jadi sehrusnya penulis
menuliskan pada implementasi cairan nya. Dan juga seharusnya pada
implementasi kalimatnya berupa melakukan. Pada kasus implementasi sudah
urut berdasarkan prioritas pasien.

2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)

Pada diagnosa kedua jenis tindakan ketiga seharusnya sebelum


melakukan tindakan kita harus melakukan menghitungan intake dan output
agar pasien tidak mengalami kekurangan cairan atau menimbulkan masalah
keperawatan lainnya.
Selanjutnya pada jenis tindakan keempat kolaborasi dengan dokter
seharusnya dicantumkan jenis terapi ,pada penatalaksanaan dituliskan terapi
yaitu L-bio dan zink. Dan juga seharusnya pada implementasi kalimatnya
berupa melakukan

40
3. Diagnosa 3 (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output tubuh)

Pada diagnosa ketiga jenis tindakan pertama kurang spesifik karena


tidak disebutkan diskusi dengan siapa. Misal ahli gizi atau dokter.
Selanjutnya jenis tindakan kedua seharusnya tidak perlu
menggunakan intervensi yang ciptakan lingkungan bersih dan jauh dari bau
karena bayi tidak bisa merasakan, karena lingkungan yag nyaman dan
makanan yang hangat saja sudah cukup untuk menambah nafsu makan
Pada jenis tindakan ketiga ada kesenjangan karena bayi tidak perlu
melakukan tindakan cukup cantumkan istirahat yang cukup saja.
Selanjutnya jenis tindakan keenam ada kesenjangan karena pada
diskusi diawal sudah tidak jelas diskusi dengan siapa[.jadi untuk
menginstruksikan kepada keluarga bisaterjadi kesalahan. Dan juga
seharusnya pada implementasi kalimatnya berupa melakukan

F. Evaluasi

1. Diagnosa 1 (Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan


yang berlebih.)

Pada evaluasi hari 1 sudah benar karena pada Assesment masalah


belum teratasi dan planning ditulis intervensi di lanjutkan
Pada evaluasi hari ke 2 dan ke 3 kurang spesifik karena pada
assesment ditulis masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan dan itu
kurang jelas disebutkan intervensi ke berapa yang dilanjutkan

2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)

Pada evaluasi hari 1 sudah benar karena pada Assesment masalah


belum teratasi dan planning ditulis intervensi di lanjutkan
Pada evaluasi hari ke 2 dan kurang spesifik karena pada assesment
ditulis masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan dan itu kurang
jelas
Pada evaluasi hari ke 3 sudah sesuai teori pada assesment masalah
teratasi dan intervensi di hentikan.

41
3. Diagnosa 3 (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output tubuh)

Pada evaluasi hari 1 sudah benar karena pada Assesment masalah


belum teratasi dan planning ditulis intervensi di lanjutkan
Pada evaluasi hari ke 2 dan kurang spesifik karena pada assesment
ditulis masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan dan itu kurang
jelas
Pada evaluasi hari ke 3 sudah sesuai teori pada assesment masalah
teratasi dan intervensi di hentikan.

42
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

43
Daftar Pustaka

 Doenges, Marilynn E. Mary F dkk. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman


untuk Perencanaan danPendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC
 Wilkinson, Judith M. 2015. Buku Saku Diagnosa Keperawatan NANDA NIC & NOC.
Edisi 9. Jakarta : EGC
 Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika
 Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
 Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
 Nursalam. 2014. Metode Keperawatan Ilmu Penelitian. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika
 NANDA-I Diagnosis Keperawatan 2018 – 2020
 KTI

44

Anda mungkin juga menyukai