TINGKAT 2B
DOSEN PEMBIMBING
Moh. Alimansur
DISUSUN OLEH
2018/2019
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
memahami lebih lanjut tentang tugas agama “Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar
untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pembimbing mata
kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode
untuk membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola fikir yang
mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan
dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar
terampil berfikir kritis untuk praktek keperawatan.
Proses keperawatan mengarah peserta didik dan praktisi dalam
menerapkan pengetahuan yang mendasar kedalam praktek. Proses
keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktek
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan.
Dengan metode ini, perawat dapat mendemostrasikan tanggung gugat
pada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien
dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual
maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan (Nursalam, 2008)
B. Rumusan Masalah
Apa itu proses keperawatan, dan meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. Tujuan
Untuk mengetahui proses keperawatan yang meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di
hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.Tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan
1. Pengumpulan data, tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah dianalisis.Jenis data antara lain:
a. Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah,
serta warna kulit.
b. Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing,
nyeri dan mual.
2
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis
Keperawatan sesuai dengan prioritas.Prioritas masalah ditentukan
berdasarkan kriteria penting dan segera.Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih
parah atau kematian.Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam
kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan atau kerentaanan respons dari
seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas. (Nanda International Inc.
Diagnosis keperawatan; definisi & klasifikasi 2015-2017).Tipe diagnosa
keperawatan menurut NANDA yaitu :
1. Diagnosa Keperawatan Aktual : yaitu respon kehidupan yang didukung oleh
sekelompok batasan karakteristik dan termasuk faktor yang berhubungan
(etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau
pemeliharaan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan Resiko : yaitu menunjukkan respon manusia yang
dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang
dengan factor resiko yang memberi kontribusi pada peningkatan kerentanan.
3. Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan : yaitu menguraikan respon manusia
terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai
potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.
1. Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa yang
diidentifikasi dari daftar NANDA.
3
2. Faktor resiko atau faktor yang berhubugan adalah penyebab atau alasan
yang dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian.
3. Definisi karakteristik (tanda gejala) adalah manifestasi yang diidentifikasi
dalam pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan.
C. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil
yang di harapkan (Nursalam, 2014).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang(Nursalam, 2014)
D. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.Adapun
tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2. Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3. Tahap 3 : dokumentasi
4
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.(Zaidin Ali, 2014)
E. Evaluasi
Evaluasi adalah menentukan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil yang
diharapkan dan respon klien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana keperawatan.
Perencanaan evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian klien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan klien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya (Nursalam,
2014). Adapun tujuan dari sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut
:
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria atau rencana yang telah
tersusun.
b. Hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah
dirumuskan dalam rencana evaluasi.
1. Tujuan Tercapai : Ini terjadi bila klien telah menunjukkan perbaikan atau
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Tercapai Sebagian : Ini terjadi apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu dicari sebab akibat dan cara mengatasinya.
3. Tujuan Tidak Tercapai : Ini terjadi apabila klien tidak menunjukkan perubahan
atau kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini
perawat perlu mengkaji secara lebih mendalam apakah terjadi data, analisis,
diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lainnya yang tidak sesuai dan
menyebabkan tidak tercapainnya tujuan.
5
BAB III
KASUS
1. Pengkajian
Umur 1 Tahun
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
No Reg. 035111
6
diperiksakan ke dokter dan
dirujuk ke RS. DKT Kediri. Pada
tanggal 22 – 05 – 2017 klien
dibawa ke UGD RS DKT Kediri
dengan diagnosa medis
Gastroenteritis akut dan dirawat
di ruang Seruni
4. Riwayat Penyakit Dahulu Ibu klien mengatakan anaknya
belum atau tidak pernah
menderita diare, pernah
menderita sakit batuk dan pilek.
1) Penggunaan obat –
obatan.
Ibu klien mengatakan jika
anaknya panas
diperiksakan ke dokter
dan diberi obat dari
dokter.
2) Tindakan kooperatif
Ibu klen mengaktakan
bahwa An. R tidak ada
tindakan kooperatif.
3) Alergi
Ibu mengatakan bahwa
An. R tidak memiliki
riwayat alergi.
4) Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi
lengkap ; BCG, DPT,
Hepatitis, dan Campak.
5. Riwayat Kehamilan dan 1) Prenatal
Kelahiran Ibu klien mengatakan pada
trimester I hanya mual dan
muntah, Trimester II tidak
ada keluhan dan Trimester
7
III tidak ada keluhan.
2) Natal
Ibu klien mengatakan
anaknya dilahirkan secara
normal di bidan praktek
mandiri.
3) Post Natal
Ibu klien dan klien setelah
proses persalinan sehat.
6 Riwayat Keluarga Ibu klien mengatakan bahwa
tidak ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat penyakit
menular atau keturunan, ( DM,
HT, Asma Negatif )
7 Genogram
8
d) Jam 10.00 : BAB encer
e) Jam 13.15 : BAB encer
f) Jam 15.15 : BAB encer
g) Jam 17.15 : BAB encer
5) Eliminasi Urin
Pada penelitian hari
pertama popok diganti 4x,
hari kedua 3x, hari ketiga
2x.
9 Kesadaran Kesehatan Status hidrasi mata cekung, klien
Saat Ini rewel, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat. Pasien hanya
minum asi pada saat observasi
hari pertama BAB hari pertama
cair 7x.
No Observasi Data
1. Tanda – tanda vital ( N, Jam 08.00
S, RR )
N : 112 x/menit
S : 37,8ºC
RR : 28 x/menit
Jam 12.00
N : 105 x/menit
S : 37,4ºC
RR : 25 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Head Kepala dan leher
to toe
9
1) Inspeksi
a. Kepala :
Simetris, tidak ada
benjolan, mukosa
bibir kering, mata
cekung,
penyebaran
rambut jarang,
tidak ada bekas
luka.
b. Mata :
Simetris, sclera
berwarna putih,
konjungtiva
berwarna putih.
c. Hidung :
Simetris, lubang
hidung kanan kiri,
tidak ada benjolan,
tidak ada bekas
luka, tidak ada
secret,
penyebaran bulu
hidung tipis.
d. Telinga :
Simetris, tidak ada
benjolan, tidak ada
tanda peradangan,
tidak ada lesi, ada
sedikit serumen.
e. Mulut dan leher :
Simetris, mukosa
bibir kering, gigi
tumbuh 2 buah,
gusi berwarna
merah muda, lidah
10
merah muda, tidak
ada tanda
peradangan leeher
dan tonsil, tidak aa
kesulitan menelan.
2) Palpasi
a. Kepala :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak aa
benjolan, tidak ada
krepitasi.
b. Mata :
Tidak ada nyeri
tekan.
c. Hidung :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
benjolan.
d. Telinga :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
benjolan.
e. Mulut dan Leher :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
pembesaran
kalenjar limfe.
Integumen / Kulit dan Kuku
1) Inspeksi :
Tidak ada lesi, warna kulit
sawo matang, kuku
pendek dan bersih, tidak
ada edema, pertumbuhan
bulu rambut tipis, tidak
11
ada kemerahan.
2) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan,
turgor kulit lambat, akral
hangat, tekstur halus.
Pemeriksan Payudara dan
Ketiak
Inspeksi :
1) Thorax
a. Inspeksi :
Dada simetris,
tidak ada jaringan
parut, tidak ada
bekas luka, tidak
ada tanda
peradangan, tidak
ada benjolan,
pergerakan dada
kiri dan kanan
simetris.
b. Palpasi :
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
krepitasi dan
benjolan.
c. Perkusi :
Bunyi kanan dan
kiri sama sonor.
12
2) Paru
a. Inspeksi :
Perkembangan
dada kanan kiri
simetris.
b. Palpasi :
Ekspansi dada
kanan dan kiri
simetris.
c. Perkusi
Terdengar suara
sonor ( resonan )
d. Auskultasi
Tidak ada bunyi
nafas tambahan.
3) Jantung
a. Inspeksi
Ictus Cordis
tampak.
b. Palpasi
Terasa denyutan
pada ics.
c. Perkusi
Suara pekak.
d. Auskultasi
Tidak ada suara
tambahan.
Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi :
Bentuk sedikit buncit,
tidak ada benjolan, tidak
ada bekas luka.
2) Palpasi :
Tidak ada acites, tidak
13
ada nyeri tekan, tidak
teraba pembesaran hati.
3) Perkusi
Bunyi hypertympani
4) Auskultasi
Bising usus meningkat.
Pemeriksaan
Musculoskeletal
1) Inspeksi :
Ekstremitas atas dan
bawah tidak ada
gangguan, pergerakan
ekstremitas bebas,
terpasang infus, pada
tangan bagian kiri.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Edema :
- -
- -
2) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Status Mental
1) Tingkat Kesadaran
Compos mentis
2) GCS 4 – 5 – 6
14
3. Pemeriksaan Penunjang
P. 11, 0 – 14, 7
P. 35, 2 – 46, 7
% 4,5 [103/uL] 2, 0 – 7, 0
15
GRAN# 0, 8 [103/uL] 0, 1 – 0, 9
MID# 3, 4 [103/uL] 0, 8 – 4, 0
PCT
Konsistensi : Lembek
Darah :-
Lendir :-
MIKROSKOPIS
Leococyte :1–2
Norages 3 x 100 mg
Ranitidin 2 x 10 mg
16
L – Bio 2x1
Zink 1x1
5. Diagnosa Keperawatan
↓
1) Mukosa Bibir kering
2) Keadaan umum klien Kekurangan volume
lemah cairan
3) Klien tampak gelisah
4) Mata cekung
5) Turgor kulit lambat
6) Intake output = 1052 –
1116,5 = -64,5
7) TTV
N : 112 x/menit
S : 37,8ºC
RR : 28 x/menit
17
2. Data subjektif Bising usus hyperaktif Diare
Menurunnya
Data Objektif
kemampuan menyerap
Diare
3. Data subjektif Tidak adanya selera Nutrisi kurang dari
untuk makan kebutuhan
1) Ibu klien mengatakan
bahwa klien hanya ↓
menghabiskan separo dari
makanannya. Makanan tidak habis
18
6. Intervensi Keperawatan
19
mengalmi
dehidrasi atau
beresiko
mengalami
dehidrasi.
5) Beri HE mengenai 5) Pemberian ASI
penyakit diare dan yang adekuat
pemberian ASI mendukung
yang adekuat pemenuhan
cairan dalam
tubuh yang hilang
sehingga tubuh
tidak mengalami
kekurangan
volume cairan
dan
mempercepat
proses
penyembuhan.
6) Pantau status 6) Status
hemodinamika hemodinamika
pasien. yang baik
menunjukan
perkembangan
kesehatan yang
baik
20
cair cairan per oral jumlah cairan
c) TTV normal yang masuk ke
tubuh pasien
4) Kolaborasi dengan 4) Memberikan
tim dokter terapi sesuai
advice dokter
21
pemenuhan diet kepatuhan
yang tepat. progam diet.
7. Implementasi
22
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
c) Terapi gizi ( Diet TKTP )
d) Obat obatan vitamin
6) Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat.
23
dan output tubuh 3) Berikan jam istirahat yang cukup serta
kurangi kegiatan yang berlebihan.
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
e) Terapi gizi ( Diet TKTP )
f) Obat obatan vitamin
6) Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat.
dengan output cairan Jam 11.00 WIB kesadaran, waktu pengisian ulang
yang berlebih. kapiler, dan membran mukosa, pada
setiap pergantian dinas, Beritahu
dokter segera setiap perubahan yang
signifikan.
3) Beri larutan elektrolit per oral, sesuai
indikasi.
4) Beri larutan intravena sesuai progam
5) Beri HE mengenai penyakit diare dan
pemberian ASI yang adekuat.
6) Pantau status hemodinamika pasien.
Diare berhubungan
1) Observasi kondisi feses
dengan buang air besar
2) Monitor intake dan output cairan.
lebih dari 7x sehari
3) Batasi pemberian cairan per oral
4) Kolaborasi dengan tim dokter
24
berhubungan dengan 2) Ciptakan lingkungan bersih, jauh dari
tidak adekuatnya intake bau tidak sedap dan sajikan makanan
dan output tubuh dalam keadaan hangat.
3) Berikan jam istirahat yang cukup serta
kurangi kegiatan yang berlebihan.
4) Observasi dan catat respon pasien
terhadap pemberian makan.
5) Kolaborasi dengan tim dokter.
g) Terapi gizi ( Diet TKTP )
h) Obat obatan vitamin
Intruksikan keluarga tentang
pemenuhan diet yang tepat
8. Evaluasi
25
S : 37,8ºC sebagian A : Masalah teratasi
sebagian
A: Masalah belum P : Intervensi
teratasi dilanjutkan P : Intervensi
dilanjutkan.
P : Intervensi
dilanjutkan
2 Diare S : Ibu pasien S : Ibu pasien S : Ibu pasien
mengatakan mengatakan anaknya mengatakan
anaknya BAB BAB dengan kondisi anaknya BAB dengn
dengan kondisi feses encer berampas kondisi feses lunak
feses encer sedikit
O : Kondisi feses
O : Kondisi feses O : Kondisi feses lunak, warna kuning
encer, warna encer berampas pucat, bau amoniak
kuning tua, bau sedikit, warna kuning
amoniak pucat, bau amoniak A : Masalah teratasi
P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan dilanjutkan
3. Nutrisi kurang S : Ibu klien S : Ibu klien S : Ibu klien
dari kebutuhan mengatakan mengatakan anaknya mengatakan
bahwa anaknya mau makan tapi
anaknya mau makan
tidak mau makan. hanya seperempat
porsi saja. dan makanannya
O : Makanan yang habis.
disediakan tidak O : Makanan yang
dimakan, klien disediakan tidak habis
O : Makanan yang
nampak tidak nafsu ( hanya dimakan
makan. sebagian ) disediakan habis
26
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Kasus
1. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair kurang lebih 7 kali. ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan pada tanggal 21 – 05 – 2017 mulai BAB cair dan
disertai demam. Lalu pada saat itu juga langsung diperiksakan ke dokter
dan dirujuk ke RS. DKT Kediri. Pada tanggal 22 – 05 – 2017 klien dibawa
ke UGD RS DKT Kediri dengan diagnosa medis Gastroenteritis akut dan
dirawat di ruang Seruni. ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan anaknya belum atau tidak pernah menderita diare,
pernah menderita sakit batuk dan pilek. ( Subjektif )
27
5) Penggunaan obat – obatan
Ibu klien mengatakan jika anaknya panas diperiksakan ke dokter dan
diberi obat dari dokter.
6) Tindakan kooperatif
Ibu klen mengaktakan bahwa An. R tidak ada tindakan kooperatif.
7) Alergi
Ibu mengatakan bahwa An. R tidak memiliki riwayat alergi.
8) Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi lengkap ; BCG, DPT, Hepatitis, dan
Campak.
1) Prenatal ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan pada trimester I hanya mual dan muntah,
Trimester II tidak ada keluhan dan Trimester III tidak ada keluhan.
2) Natal ( Subjektif )
Ibu klien mengatakan anaknya dilahirkan secara normal di bidan
praktek mandiri.
3) Post Natal ( Objektif )
Ibu klien dan klien setelah proses persalinan sehat
Penulis pada riwayat ini menuliskan ibu klien setelah persalinan kondisi
sehat, dan tidak disertai dengan data yang menunjukkan bahwa ibu klien
sehat, seharusnya disini penulis juga menyertakan data mengenai TTV
pada klien atau data penunjang lain untuk mengatakan ibu klien setelah
persalinan dikatakan sehat.
28
6. Kebutuhan Dasar
a) Nutrisi
c) Personal Hygine
d) Eliminasi Alvi
29
i) Jam 06.15 : BAB encer
j) Jam 08.50 : BAB encer
k) Jam 10.00 : BAB encer
l) Jam 13.15 : BAB encer
m) Jam 15.15 : BAB encer
n) Jam 17.15 : BAB encer
Eliminiasi alvi sendiri disini penulis hanya menuliskan waktu dan juga
konsistensi feses yang diperoleh dengan cara wawancara
menggunakan dan ditemukan data sebagaimana yang sudah
dicantumkan. Namun untuk bau dan warna penulis belum menuliskan
dan seharusnya untuk bau dan warna penulis harus mencantumkan
juga sehingga data yang diperoleh kurang lengkap.
e) Eliminasi Urine
Pada penelitian hari pertama popok diganti 4x, hari kedua 3x, hari
ketiga 2x. ( Objektif )
f) Tingkat kesadaran
Status hidrasi mata cekung, klien rewel, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat. Pasien hanya minum asi pada saat observasi hari
pertama BAB hari pertama cair 7x. ( Objektif )
g) Pemeriksaan Fisik
30
a. TTV ( Objektif )
1) Inspeksi :
Tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, kuku pendek dan bersih,
tidak ada edema, pertumbuhan bulu rambut tipis, tidak ada
kemerahan
.
2) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit lambat, akral hangat, tekstur
halus.
Inspeksi :
Simetris, tidak ada rambut ketiak, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe.
31
e. Pemeriksaan thorax dan dada ( Objektif )
4) Thorax
d. Inspeksi :
Dada simetris,6 tidak ada jaringan parut, tidak ada bekas luka,
tidak ada tanda peradangan, tidak ada benjolan, pergerakan
dada kiri dan kanan simetris.
e. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi dan benjolan.
f. Perkusi :
Bunyi kanan dan kiri sama sonor.
5) Paru
e. Inspeksi :
Perkembangan dada kanan kiri simetris.
f. Palpasi :
Ekspansi dada kanan dan kiri simetris.
g. Perkusi
Terdengar suara sonor ( resonan )
h. Auskultasi
Tidak ada bunyi nafas tambahan.
6) Jantung
e. Inspeksi
Ictus Cordis tampak.
f. Palpasi
Terasa denyutan pada ics.
g. Perkusi
Suara pekak.
h. Auskultasi
Tidak ada suara tambahan.
32
Tidak ada acites, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
hati.
k. Perkusi
Bunyi hypertympani
l. Auskultasi
Bising usus meningkat.
3) Inspeksi :
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada gangguan, pergerakan
ekstremitas bebas, terpasang infus, pada tangan bagian kiri.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Edema :
- -
- -
4) Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
33
h. Pemeriksaan status mental ( Objektif )
h) Pemeriksaan penunjang
1. Klien
2. Orang terdekat klien ( Ibu )
3. Catatan klien ( Catatan keperawatan )
4. Pemeriksaan diagnostik ( Pemeriksaan penunjang )
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
34
terlihat dijelaskan oleh penulis, untuk pengkajian fokus pengumpulan
data klien belum ada penjelasan oleh klien dan penulis tidak
mencamtukannya sehingga tidak didapatkan datanya secara lengkap.
C. Diagnosa Keperawatan
35
sudah bisa ditegakkan diagnosa keperawatan kekurangan volume
cairan karena sudah memenuhi batasan karakteristik mayor yaitu
ketidakseimbangan intake dan output cairan, dan membran mukosa
kering.
Namun disini terjadi permasalahan dimana data yang
dituliskan penulis pada diagnosa tidak ada pada pengkajian, ini
merupakan data yang tidak valid dan merupakan data yang tidak
boleh dimasukkan pada askep karena tidak jelas darimana asalnya.
Diagnosa kedua pada klien dengan diare harus muncul data
mayor sebagai berikut : Pengeluaran feses cair dan atau peningkatan
frekuensi BAB lebih dari 3 x dalam 24 jam. Batasan karakteristik
minor sendiri yaitu : Dorongan, nyeri kram / abdomen, peningkatan
frekuensi bising usus, peningkatan feses cair / jumlah feses.
Pada kasus didapatkan data yaitu klien BAB 7x dalam 24 jam,
dan juga feses klien cair. Pada diagnosa kedua ini bisa ditegakkan
diagnosa diare karena sudah memenuhi batasan karakteristik mayor
yaitu : BAB lebih dari 3x dalam 24 jam dan juga kondisi feses yang
cair.
Diagnosa ketiga pada klien dengan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh harus muncul data mayor sebagai berikut :
Seseorang yang mengalami puasa dilaporkan atau mempunyai
ketidakcukupan masukan makanan, kurang dari yang dianjurka sehari
– hari ( RDA ) dengan atau tanpa terjadinya penurunan berat badan
danatau kebutuhan metabolik aktual atau pontesial pada kelebihan
masukan terhadap penurunan berat badan. Batasan minor nya sendiri
yaitu : berat badan 10 – 20% dibawah normal dan tinggi serta
kerangka tubuh dibawah ideal, lipatan kulit trisep, lingkar lengan
tengah, dan lingkar otot pertengahan lengan kurang 60% dari ukuran
standar, kelemahan dan nyeri tekan otot, mudah tersinggung dan
bingung, pernurunan albumin serum, penurunan transferin atau
kapasitas pengikat gizi.
Pada kasus didapatkan data hanya mau minum ASI, dan juga
makanan yang disediakan tidak habis. Pada diagnosa ketiga sudah
bisa ditegakkan diagnosa kekurang nutrisi tubuh dikarenakan sudah
memenuhi batasan karakteristik mayor yaitu : Seseorang yang
mengalami puasa dilaporkan atau mempunyai ketidakcukupan
masukan makanan, kurang dari yang dianjurkan sehari – hari ( RDA )
36
danatau kebutuhan metabolik aktual atau pontesial pada kelebihan
masukan terhadap penurunan berat badan
D. Intervensi
Pada diagnosa ini ada enam kriteria hasil dan untuk mencapai kriteria
hasil ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan.
Kriteria hasil pertama yaitu Memiliki tekanan vena sentral dan
pulmonal dalam rentang yang diharapkan, kriteria hasil ini seharusnya tidak
perlu dimasukkan karena tidak ada hubungan nya dengan kekurangan
volume cairan dan intervensi tidak ada karena kriteria hasil tidak sesuai.
Selanjutnya pada yang kedua yaitu Tidak mengalami haus yang tidak
normal, pada kriteria hasil ini harus dilakukan intervensi nomor 3 yaitu beri
larutan elektrolit per oral sesuai indikasi dan rasionalnya larutan elektrolit
peroral dapat mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan
diare yang menyebabkan pasien tidak lagi mengalami haus yang tidak
normal.
Selanjtnya kriteria hasil nomor 3 yaitu memiliki keseimbangan asupan
dan haluaran untuk mencapai kriteria hasil tersebut perawat harus menulis
intervensi nomor 1 yaitu pantau asupan haluaran cairan dengan rasional
asupan dan haluaran cairan menentukan status hidrasi dan menjadi
pedoman dalam terapi penggantian cairan,,jika kita mengetahui status hidrasi
kita dapat mengetahui seimbang atau tidaknya asupan dan haluaran. Selain
intervensi itu untuk mencapai kriteria hasil nomor 3 perawat juga harus
melakukan intervensi nomor 3yaitu dengan beri larutan elektrolit dapat
menyeimbangkan asupan dan haluaran.
Selanjutnya pada kriteria hasil nomor 4 yaitu menampilkan hidrasi
yang baik untuk mencapai kriteria hasil teratasi perawat harus melakukan
intervensi nomor 2 yaitu Kaji warna kulit, turgor kulit, tingkat kesadaran, waktu
pengisian ulang kapiler, dan membran mukosa, pada setiap pergantian dinas,
Beritahu dokter segera setiap perubahan yang signifikan dengan rasional
Kulit pucat, turgor kulit buruk, penurunan tingkat kesadaran, peningkatan
waktu kapiler, dan membran mukosa kering mengindikasikan klien dehidrasi
jadi perawat dapat mengetahui hidrasi pasien baik atau tidak.
37
Selanjutnya kriteria hasil nomor 5 yaitu memiliki asupan cairan dan
atau intravena yang adekuat,untuk mecapai kriteria hasil teratasi perawat
harus melakukan intervensi yang ke 4 yaitu beri larutan intravena sesuai
program dengan rasional Klien membutuhkan larutan intravena jika klien
mengalmi dehidrasi atau beresiko mengalami dehidrasi tetapi intervensi ini
kurang spesifik karena tidak dituliskan jenis larutan intravena apa yang
dianjurkan misalnya infus RL. dan juga lakukan intervensi yang ke 5 yaitu
Beri healt education mengenai penyakit diare dan pemberian ASI yang
adekuat dengan rasional Pemberian ASI yang adekuat mendukung
pemenuhan cairan dalam tubuh yang hilang sehingga tubuh tidak mengalami
kekurangan volume cairan dan mempercepat proses penyembuhan.
Kriteria hasil yang terakhir yaitu status hemodinamika, pada kriteria
hasil ini ada kesenjangan karena tidak disebutkan status hemodinamika yang
seperti apa yang harus di capai .dan rasional pada intervensi ini juga ada
kesenjangan karena kita tidak mengerti status hemodinamika yang seperti
apa untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien.
2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)
Pada diagosa ini ada 2 Kriteria Hasil yang harus tercapai dan untuk
mencapai kriteria hasil Ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan
Pada Kriteria hasil yang pertama yaitu BAB normal pada kriteria yang
dimaksud ini adalah frekuensi atau berapa sering pasien BAB itu masih
dalam batas normal. Untuk mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan
intervensi nomor 2 yaitu monitor intake dan output cairan dengan rasional
Cairan yang berlebih dapat menyebabkan keadaan lebih parah, dan harus
dilakukan intervensi nomor 4 yaitu kolaborasi dengan tim dokter dengan
rasionalnya Memberikan terapi sesuai advice dokter,tetapi intervensi ini
masih kurang spesifik karena tidak mencantumkan jenisterapi yang
dianjurkan seharusnya terapi yang digunakan adalah L-bio dan zink.
Pada Kriteria hasil yang kedua yaitu kondisi feses tidak cair pada
kriteria hasil yang dimaksud adalah konsistensi feses tidak cair .Untuk
mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan intervensi nomor 1 yaitu
observasi kondidi feses dengan rasionalnya mengetahui kondisi feses
(warna,bau, tekstur dan konsistensi) dan perawat juga harus melakukan
intervensi nomor 3 yaitu batasi pemberian cairan per oral dengan rasional
38
nya mengontrol jumlah cairan yang masuk pada tubuh pasien sehingga
sedikit mengurangi tekstur feses yang cair.
Pada diagosa ini ada 3 Kriteria Hasil yang harus tercapai dan untuk
mencapai kriteria hasil Ini ada beberapa intervensi yang harus dilakukan
Pada kriteria hasil yang pertama yaitu nafsu makan meningkat untuk
mencapai kriteria hasil tersebut harus dilakukan intervensi nomor 2 yaitu
Ciptakan lingkungan bersih dan nyaman , jauh dari bau tidak sedap dan sajikan
makanan dalam keadaan hangat dengan rasional Situasi yang nyaman dan rileks
akan merangsang nafsu makan,tetapi pada intervensi nomor 2 itu juga kurang
spesifik dikarenakan bayi masih belum mengerti tentang bau tidak sedap dan
seharusnya ,intervensi yang dituliskan adalah ciptakan lingkungan yang nyaman
dan makanan yang hangat . dan juga lakukan intervensi nomor 4 yaitu Observasi
dan catat respon pasien terhadap pemberian makan dengan rasional Untuk
mengkaji toleransi pemberian makan klien
39
Kemudian ada kesenjangan juga pada intervensi ketiga yaitu Berikan jam
istirahat yang cukup serta kurangi kegiatan yang berlebihan degan rasional
Mengurangi pemakaian energi yang berlebih seharusnya tidak perlu dilakukan
intervensi tersebut karena anak bayi sudah pasti tidak melakukan aktivitas
apapun.
E. Implementasi
2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)
40
3. Diagnosa 3 (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output tubuh)
F. Evaluasi
2. Diagnosa 2 (Diare berhubungan dengan buang air besar lebih dari 7x sehari)
41
3. Diagnosa 3 (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output tubuh)
42
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
43
Daftar Pustaka
44