Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

A. Kasus (Masalah Utama)


Resiko bunuh diri
B. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
Risiko Bunuh Diri adalah perilaku merusak diri yang langsung

dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan Individu secara sadar

berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk

mewujudkan keinginan tersebut (Herdman, 2012).


Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang

dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri

karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh

diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana

individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam

mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah

kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress,

perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/

gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/ bermusuhan,

bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk

mengakhiri keputusasaan.
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan

dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan

terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.


Rentang harapan putus harapan merupakan rentang adaptif maladaptif.

Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma

sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon

maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
1
masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya

setempat. Respon maladaptif antara lain:


1. Peningkatan diri. Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau

pertahanan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan

pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari

pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan

ditempat kerjanya.
2. Beresiko destruktif. Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko

mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap

situasi yang seharusnya dapatmempertahankan diri, seperti seseorang

merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal

terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.


3. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang

kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya

untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan

terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi

tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.


4. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau

pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.


5. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai

dengan nyawanya hilang.

Respon
Respon Adaptif Mal-adaptif

Self Growth Indirect Self Self Suicide


b.Enchancement
Klasifikasi Promoting Destructive Injury
Risk Taking Behavior
Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
2
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006):
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang

tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri

mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di

sekitar kita lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan

oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.


3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau

diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan

terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.


Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri,

meliputi:
1. Bunuh diri anomik
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor

lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang

untuk bunuh diri.


2. Bunuh diri altruistik
Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan

kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.


3. Bunuh diri egoistik
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor

dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.

c. Penyebab

1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (2004), faktor predisposisi bunuh diri antara

lain:
a) Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko

bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.


b) Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan,

perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan

sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri


Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
3
c) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan

faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.


d) Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan

depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku

destrukif diri.

2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2006) faktor pencetus seseorang melakukan percobaan

bunuh diri adalah :


a) Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan

interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.


b) Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c) Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada

diri sendiri.
d) Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

d. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala antara lain:
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Impulsif
4. Menunjukan perilaku yang mencurigakan
5. Mendekati orang lain dengan ancaman
6. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
7. Latar belakang keluarga

C. Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan yang Dikaji


a. Pohon Masalah
Efek : Resiko Mencederai orang lain dan lingkungan

Core problem : Resiko bunuh diri

Etiologi: Harga diri rendah


b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Pengkajian Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri

a) Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria


b) Usia: lebih tua, masalah semakin banyak

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
4
c) Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup

sendiri merupakan masalah.


d) Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan

percobaan bunuh diri / penyalahgunaan zat.


e) Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang

yang dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan

social.
f) Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian

introvert/menutup diri.
g) Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih

beresiko mengalami perilaku bunuh diri.

2. Masalah keperawatan

a) Resiko Perilaku bunuh diri

DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada

gunanya hidup.

DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba

bunuhdiri.

b) Koping maladaptive

DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak

ada harapan.

DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat

mengontrol impuls.

D. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko Bunuh Diri
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Pengkajian
Untuk menyaring data di perlukan format pengkajian yang didalamnya

berisi: identitas pasien, alasan masuk rumah sakit, faktor predisposisi,

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
5
pemeriksaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang,

mekanisme koping, masalah psikososial, lingkungan pengetahuan, maupun aspek

medic
1. Identitas Klien: Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status

perkawinan, agama, tanggal MRS (Masuk Rumah Sakit), informan,

tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien


2. Keluhan Utama: Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan

klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga

untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.


3. Faktor predisposisi: Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah

mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga dan tindakan kriminal.


b. Rencana Tindakan Keperawatan

No Pasien Keluarga
SPIP SPIK
1 Identifikasi beratnya masalah risiko Diskusikan masalah yang dirasakan

buunuh diri: isarat, ancaman, dalam merawat pasien

percobaan (jika percobaan segera

rujuk)
2 Identifikasi benda-benda berbahaya Jelaskan pengertian,tanda & gejala,

dan meringankannya (lingkungan dan proses terjadinya risiko bunuh diri

aman untuk pasien) (gunakan booklet)


3 Latihan cara mengendalikan diri dari Jelaskan cara merawat risiko bunuh

dorongan bunuh diri: buat daftar aspek diri

positif diri sendiri, latihan

afirmasi/berfikir aspek positif yang

dimiliki
4 Masukkan pada jadual latihan berfikir Latih cara membrikan pujian hal

positif 5 kali per hari positif pasien, memberi dukungan


Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
6
pencapaian masa depan
5 Anjurkan membantu pasien sesuai

jadual dan memberikan pujian


SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam

tentang diri sendiri, beri pujian. Kaji memberikan pujian dan penghargaan

ulang risiko bunuh diri atas keberhasilan dan aspek positif

pasien. Beri pujian


2 Latih cara mengendalikan diri dari Latih cara memberi penghargaan pada

dorongan bunuh diri: buat daftar aspek pasien dan menciptakan suasna positif

positif keluarga dan lingkungan, latih dalam keluarga; tidak membicarakan

afirmasi/berfikir aspek positif keburukan anggota keluarga

keluarga dan lingkungan


3 Masukkan pada jadual latihan berfikir Anjurkan membantu pasien sesuai

positif tentang diri, keluarga dan jadual dan memberikan pujian

lingkungan
SPIIIP SPIIIK
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam

tentang diri, keuarga dan lingkungan. memberikan pujian dan penghargaan

Beri pujian. Kaji ulang risiko bunuh pada pasien serta menciptakan suasana

diri positif dalam keluarga. Beri pujian


2 Diskusikan harapan dan masa depan Bersama keluarga berdiskusi dengan

pasien tentang harapan masa depan

serta langkah-langkah mencapainya


3 Diskusikan cara mencapai harapan dan Anjurkan membantu pasien sesuai

masa depan jadual dan memberikan pujian


4 Latih cara-cara mencapai harapan dan

masa depan secara bertahap (setahap

demi setahap)
5 Masukkan pada jadual latihan berfikir

positif tentang diri, keluarga dan


Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
7
lingkungan dan tahapan kegiatan yang

dipilih
SPIVP SPIVK
1 Evaluasi kegiatan berfikir positif Evaluasi kegiatan keluarga dalam

tentang diri, keluarga dan lingkungan memberikan pujian, penghargaan,

serta kegiatan yang dipilih. Beri menciptakan suasana keluarga yang

pujian. positif dan kegiatan awal dalam

mencapai harapan masa depan. Beri

pujian
2 Latih tahap kedua kegiatan mencapai Bersama keluarga berdiskusi tentang

masa depan langkah dan kegiatan untuk mencapai

harapan masa depan


3 Masukkan pada jadual latihan berfikir Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda

positif tentang diri, keluarga dan kambuh, rujukan

lingkungan serta kegiatan yang dipilih

untuk persiapan masa depan


Anjurkan membantu pasien sesuai

jadual dan memberikan pujian

SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan peningkatan Evaluasi kegiatan keluarga dalam

positif diri, keluarga dan lingkungan. memberikan pujian, penghargaan,

Beri pujian menciptakan suasana keluarga yang

positif dan mebimbing langkah-

langkah mencapai harapan masa

depan. Beri pujian


2 Evaluasi tahapan kegiatan mencapai Nilai kemampuan keluarga merawat

harapan masa depan pasien

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
8
3 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga melakukan

kontrol ke RSJ/PKM
4 Nilai kemampuan yang telah mandiri
5 Nilai apakah risiko bunuh diri teratasi

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2000). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Direja, & Ade, H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Kelliat, B. A., & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
Buku kedokteran EGC.

Kelliat, B. A., & Akemat. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Purwaningsih, Wahyu, Karlina, & Ina. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:
Nuha Medika Press.

Stuart, & Sundeen. (2007). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Program Studi Profesi ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV


Indriani Saputri, S.Kep ( 70900118041)
10

Anda mungkin juga menyukai