Anda di halaman 1dari 5

Utilitarian vs Comparative

Pengambilan Keputusan Bagi Kepentingan Bersama

Aspek utilitarian dan comparative dapat memberikan sudut pandang berbeda dalam
pengambilan keputusan meskipun keduanya digunakan sebagai pedoman untuk mencapai
suatu tujuan. Seorang yang menganut paham utilitarian akan mengambil tindakan yang
memberikan dampak positif paling banyak bagi pihak-pihak terlibat atas diambilnya
keputusan. Dengan kata lain, paham utilitarian melihat bahwa seseorang harus diperhatikan
dari segi objektif. Di sisi lain, categorical comparative melihat pengambilan keputusan atas
hasil manfaat secara subjektif. Hal ini menyebabkan sisi kemanusiaan berpotensi dapat
terabaikan. Immanuel kant menyatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu di saat dia bisa
dan di saat bersamaan pula, tidak berlaku secara universal.

Saya mengambil contoh yang sedikit unik yaitu dari Game Resident Evil. Sebuah
perusahaan dinilai melakukan tindakan tidak manusiawi karena bertanggung jawab atas
pembunuhan massal global dengan menyebarkan virus berbahaya yang mengubah manusia
menjadi zombie demi keuntungan. Dari segi utilitarianiseme, tindakan mengejar tujuan
perusahaan mereka jelas tidak memberikan dampak positif bagi semua orang namun dari segi
categorical comparative terbilang bisa dipertanggungjawabkan, karena di saat perusahaan
Umbrella melakukan penyebaran virus, perusahaan berpikir tindakan ini akan
menyelamatkan sumber daya di Bumi yang terbatas akibat banyaknya populasi. Kebijakan
dimana tidak boleh membunuh, diartikan sebagai tidak boleh membunuh ketika keadaan di
Bumi masih baik. Kenyataannya sumber daya bumi kian habis sehingga diambil keputusan
untuk membunuh umat manusia dengan dalih perusahaan akan mengembalikan kondisi
seperti semula di kemudian hari.

Pada dasarnya, segala keputusan harus didasari atas pertimbangan kemanusiaan


sebesar apa pun upaya yang harus dikeluarkan. Asalkan keputusan tersebut berdampak positif
bagi pihak-pihak bersangkutan, maka keputusan itu yang harus diambil. Dalam hal mana
yang paling baik, tentu utilitarianisme menjadi yang pertama karena mendatangkan
kesejahteraan bersama tanpa harus ada pihak yang dikorbankan. Selain itu aspek
kemanusiaan dapat terjaga. Categorical comparative tampaknya merupakan hasil keputusan
dari sebuah keputusaan karena tidak adanya solusi dari alternatif-alternatif yang ada sehingga
diambil sebuah keputusan yang nampaknya memberi manfaat di akhir namun pada dasarnya
banyak hal-hal kemanusiaan yang dikecualikan demi mendapat hasil baik. Tujuan baik
dilandaskan pada rencana dan proses yang mengorbankan kepentingan banyak orang.

Diskriminasi vs Produktivitas Karyawan

Keberagaman dalam Dunia Pekerjaan dan Profesi

Kita hidup sebagai bagian dari masyarakat yang didalamnya terdapat berbagai
kemajemukan mulai dari aspek pendidikan, status sosial, ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
Keberagaman tersebut tentu saja bisa berpeluang memberi dampak positif atau negatif
dimana semua itu tergantung dari bagaimana kita memandang suatu perbedaan. Dalam dunia
pekerjaan, keberagaman menjadi isu penting yang dapat memengaruhi bagaimana seseorang
bekerja dan respon lingkungan pekerjaan menerima keberadaannya. Salah satu pandangan
negatif lingkungan kerja akan mengarah kepada perlakukan diskriminatif. Diskriminasi
adalah perlakuan tidak adil dan tidak seimbang yang dilakukan untuk membedakan terhadap
perorangan atau kelompok atas dasar agama, suku bangsa, ras, dan status sosial. Lingkungan
yang kental akan isu diskriminasi akan menilai seseorang secara subjektif yaitu atas dasar
persamaan dengan kelompok sehingga ada individu yang memiliki potensi atau kemampuan,
namun ditolak karena diskriminasi.

Diskriminasi akan membawa individu untuk berjalan di luar visi dan misi atau
pandangan organisasi. Nilai perusahaan tidak sesuai dengan nilai individu. Orang tersebut
akan kesulitan memperoleh dukungan mayoritas termotivasi untuk bekerja secara produktif,
karena adanya penolakan dari lingkungan. Dengan kata lain, pekerjaan yang ia lakukan akan
dinilai secara subjektif bukan secara objektif yakni dari segi kompetensi, kemampuan,
kecakapan. Terdapat banyak tekanan yang menghambat jalan seseorang untuk membuat
dirinya produktif demi mendapat kinerja yang maksimal. Contoh : Mantan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahja Purnama. Ahok merupakan Gubernur DKI Jakarta yang bisa dibilang
sebagai ‘karyawan’ Pemda DKI yang memimpin Jakarta beberapa waktu lalu. Diskriminasi
yang dialami oleh Ahok membuat dirinya menjadi oposisi banyak pihak dimana pihak
tersebut menginginkan kehancuran dari karir Ahok. Hal tersebut terjadi karena Ahok tidak
menguntungkan bagi beberapa pihak, di samping status sosialnya yang merupakan kaum
Nasrani dan komitmennya membebaskan Jakarta dari upaya korupsi. Ketika dirinya terjerat
kasus hukum penistaan agama yang kemudian membawa dirinya ke dalam penjara, Ahok
tidak dapat sepenuhnya menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Gubernur.
Penurunan produktivitas pun terjadi yang ditandai dengan kembalinya fenomena-fenomena
sosial negatif.

Ethical Leadership vs Demokrasi

Dominasi Demokrasi Terhadap Kepemimpinan

Demokrasi memiliki peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas
demokrasi mencerminkan kehendak dan aspirasi masyarakat atas suatu keputusan. Demokrasi
sendiri berarti dari rakyat dan bagi rakyat sehingga segala sesuatu dipertimbangkan untuk
kepentingan banyak kalangan. Dalam pengambilan keputusan etis seringkali prinsip
demokrasi bertentangan denga ethical leadership. Pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak atas asas demokrasi belum tentu memenuhi standar etis dan ethical leadership bisa
saja tidak mewakili suara demokrasi. Ethical leadership sendiri lebih melihat sesuatu dari segi
nilai-nilai etis yang mungkin tidak dimiliki para demokrat sehingga keputusan ethical perlu
melakukan analisis lebih detail dari berbagai perspektif dibandingkan hanya mengikuti
aspirasi suara terbanyak. Terkadang, demokrasi dapat memberi makna ambigu karena kita
sebagai pemimpin belum tahu pasti siapa atau kelompok mana yang kita layani.

Pada umumnya, keputusan yang diambil pertama kali sering mengacu pada aspek
demokrasi dibandingkan etis, karena di dalam organisasi setiap tindakan dipengaruhi oleh
respond dan pengaruh individu lain. Tanpa adanya mufakat antar anggota, keputusan sulit
dibentuk. Di sisi lain, kita harus tahu aspirasi demokrasi mana yang menjadi acuan kita.
Kadang, makna demokrasi tersendiri mengandung arti abstrak artinya kata rakyat sendiri sulit
kita identiifkasi karena mencakup lingkungan besar. Kesalahan melihat golongan mana yang
menjadi mayoritas dalam demokrasi dapat membawa kita kepada keputusan yang memihak
atau tidak netral. Contoh : Penyaliban Yesus Kristus menunjukkan bahwa Pontius Pilatus
tidak menemukan kesalahan pada diri Yesus, namun desakan dari para imam dan masyarakat
yang menginginkan penyaliban membuat Pontius Pilatus menuruti keinginan masyarakat.
Pilatus mengajukan penawaran kepada rakyat yang kemudian secara voting atau suara
terbanyak menghasilkan tuntutan penyaliban. Jika dikaji secara etis, Pilatus seharusnya
membebaskan Yesus dari segala tuduhan dan fitnah.
Justifikasi Moral Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pentingnya Kontribusi Perusahaan Bagi Lingkungan

Perusahaan merupakan suatu badan yang dibentuk untuk menghasilkan profit atau
laba sebagai tujuan utamanya. Tujuan ini juga diarahkan kepada para penikmat laba tersebut
yaitu para stakeholder. Satu hal yang penting bahwa laba tersebut tidak hanya berbentuk
nominal, namun juga berupa manfaat yang diperoleh oleh lingkungan. Perusahaan seringkali
mengutamakan laba secara nominal dibanding keuntungan yang dapat ia berikan bagi
lingkungan, sehingga perusahaan perlu menerapkan suatu program yang mencerminkan
kepedulian terhadap kondisi lingkungan. Secara tidak langsung, lingkungan turut
memengaruhi kegiatan bisnis perusahaan yang dapat memberikan hubungan timbal balik di
antara keduanya. Apabila lingkungan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas, maka
kegiatan bisnis akan terganggu. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka
melestarikan lingkungan yaitu pelaksanaan program CSR.

CSR diartikan sebagai upaya balas budi perusahaan atas sumber daya yang telah
tereksploitasi dari suatu lingkungan dimana eksploitasi tersebut berpotensi memberikan
dampak negatif yang merugikan, sehingga lingkungan butuh pelestarian. Sebagai contoh,
perusahaan tambang yang berlokasi di sekitar hutan melakukan reboisasi untuk memperbaiki
kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan berupa eksploitasi sumber daya alam.
ETIKA BISNIS

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh :

Alfanico Christianto

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN - WIJAWIYATA MANAJEMEN

ANGKATAN 79

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

JAKARTA

2019

Anda mungkin juga menyukai