Anda di halaman 1dari 23

TUGAS REKAYASA PONDASI II

PONDASI TIANG PANCANG PADA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Disusun Oleh:

M. Alvin Barikly (41117320002)


Salma Karimah (41117320005)
Yenny Annas (41117320052)
Rizki Oktaviani (41117320008)
Fakri Zia (41117320033)
Achmad Ramadhoni (41117320036
Maya Tri Hastuti (41117320040)
Andi Rahman Miraj (41117320043)
Muhamad Triadi (41117320052)
Miftahul Ulum (41117320053)
Reynaldi Prayogi (41117320060)
Puspita Kinasih (41117320052)
Hadi Farhan (41117320037)

Pembimbing:

Apriyanto Saputra, S.T., M.T.


NIP

PROGRAM STUDI S-I TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2


2.1 Penggolongan Pondasi Tiang .................................................................... 3
2.2 Tiang Pancang Berdasarkan Penggunaan Bahannya .................................. 3
2.3 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang ........................................................ 6
2.4 Pengambilan Sample Tanah (Sondir Tes) ................................................. 9
2.5 Metode Pelaksanaan ................................................................................ 12
2.5.1 Site Preparation ....................................................................................... 13
2.5.2 Preboring Sequence ................................................................................. 12

LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Waktu Pekerjaan Portal Pierhead U-Shell pada Stasiun KGM ....... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Stasiun Kelapa Gading Mall ........................................ 8


Gambar 3.2 Lokasi Pierhead U-Shell dari P124 - P129 ...................................... 9
Gambar 3.3 Diagram Alir Rancangan Penelitian .............................................. 11
Gambar 4.1 Layout U-Shell Stasiun KGM ........................................................ 15
Gambar 5.1 Diagram Alir Analisis Penelitian ................................................... 16
Gambar 5.2 Perancah dan Bekisting untuk Cap Portal Beam di Stasiun KGM 18
Gambar 5.3 Pengecoran Portal Cap Beam di Stasiun KGM ............................. 19
Gambar 5.4 Instalasi Precast U-Shell di Stasiun KGM..................................... 19
Gambar 5.5 Pekerjaan Tahap Kedua Portal Cap Beam di Stasiun KGM .......... 20
Gambar 5.6 Tampak Akhir Pekerjaan Pierhead dengan U-Shell Stasiun KGM 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama
dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah). Pondasi
merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil, karena
pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya. Pondasi
sebagai struktur secara umum dapat dibagi dalam (dua) jenis yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi itu sendiri tergantung kondisi yang dipikulnya,
apakah beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk
konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi dangkal,
tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya pondasi dalam adalah pilihan yang tepat. Secara
umum permasalahn pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Untuk hal ini penulis
mengkonstruksikan makalah ini pada pondasi dalam yaitu tiang pancang.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi biasanya bertitik tolak pada beberapa hal
mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi langsung jelas tidak
dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek)
sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan. "tiang pancang seperti
ini telah dipakai secara luas sebagai suatu elemen struktur bagian bawah yang serba guna.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau
baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-beban permukaan ke
tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Fungsi dan kegunaan dari
pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentrasfer beban-beban dari
konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam (
Hutami, 2013) . Pondasi tiang digunakan untuk menahan bangunan bila lapisan tanah kuat
terletak sangat dalam, pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan
yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat yang
dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin. "iang-tiang juga digunakan untuk
mendukung bangunan dermaga

Secara umum dapat dikatakan pondasi tiang digunakan bila dijumpai kedalaman atau
kondisi sebagai berikut:

1. bila dijumpai kondisi tanah dasar pondasi merupakan tanah baik atau tanah dengan
kuat dukung tinggi terletak pada kedalaman cukup dalam dari muka tanah ( D/B > 10
) sedangkan kurang mampu mendukung beban yang bekerja atau merupakan tanah
lunak,

2. dasar pondasi sering mengalami erosi akibat gerusan air, misal pada pondasi pilar
jembatan sehingga dasar pondasi perlu ditempatkan lebih dalam dan pengaruh gerusan
paling dalam, tetapi kemungkinan akan mengakibatkan biaya membengkak. Kondisi
yang seperti ini dapat diatasi dengan dua kemungkinan yaitu pondasi tiang atau
pondasi sumuran,

3. bilamana suatu konstruksi menerima beban horisontal atau pun tarik yang cukup
besar.

2
2.1 Penggolongan Pondasi Tiang
Pondasi tiang dapat dibagi menjadi kategori sebagai berikut :

 Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile), terdiri dari tiang yang dipasang di
dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah. "ermasuk dalam tiang tanpa
perpindahan adalah bored pile, yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung di dalam
lubang hasil pengeboran tanah.
 Tiang dengan perpindahan (displacement pile), yaitu tiang pejal atau berlubang dengan
ujung tertutup yang dipancangkan kedalam tanah sehingga terjadi perpindahan tanah yang
relative besar. "ermasuk dalam tiang perpindahan besar adalah tiang kayu, tiang beton
pejal, tiang beton prategang, tiang baja bulat (tertutup pada ujungnya).

2.2 Tiang Pancang Berdasarkan Penggunaan Bahannya.


Pada perencanaan pondasi, pemilihan jenis pondasi tiang pancang untuk berbagai
jenis keadaan tergantung pada banyak variabel. Faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan di
dalam pemilihan tiang pancang antara lain type dari tanah dasar yang meliputi jenis tanah
dasar dan ciri - ciri topografinya, alasan teknis pada waktu pelaksanaan pemancangan dan
jenis bangunan yang akan dibangun. Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan material
yang digunakan dan berdasarkan cara penyaluran beban yang diterima tiang ke dalam tanah.
Berdasarkan material yang digunakan, pondasi tiang terbagi atas 4 jenis, yaitu tiang
pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang komposit.

1. Tiang pancang kayu

Pemakaian tiang pancang kayu adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon dan
biasanya diberi bahan pengawet. Pada pemakaian tiang pancang kayu tidak
diizinkan untuk menahan beban lebih tinggi dari 25 sampai 30 ton untuk setiap
tiang. Tiang kayu akan tahan lama apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu
terendam penuh di bawah muka air tanah dan akan lebih cepat busuk jika dalam
keadaan kering dan basah yang selalu berganti - ganti. Tiang pancang kayu

tidak tahan terhadap benda - benda agresif dan jamur yang bisa
menyebabkan pembusukan.

3
2. Tiang pancang beton
Tiang pancang beton terbuat dari bahan beton bertulang yang terdiri dari
beberapa jenis, yaitu:
a. Precast reinforced concrete pile

Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat
atau keras lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang beton ini dapat memikul
beban lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, tetapi tergantung pada dimensinya.
Penampang precast reinforced concrete pile dapat berupa lingkaran, segi empat dan
segi delapan. Keuntungan pemakaian precast reinforced concrete pile yaitu :
1) Precast reinforced concrete pile mempunyai tegangan tekan yang besar
tergantung pada mutu beton yang digunakan;
2) Dapat diperhitungkan baik sebagai end bearing pile ataupun friction
pile;
3) Tahan lama dan tahan terhadap pengaruh air ataupun bahan – bahan
korosif asal beton dekingnya cukup tebal untuk melindungi
tulangannya;
4) Karena tidak berpengaruh oleh muka air tanah maka tidak memerlukan
galian tanah yang banyak untuk poernya.
Kerugian pemakaian precast reinforced concrete pile :
1) Karena berat sendirinya besar maka biaya pengangkutannya akan
mahal, oleh karena itu precast reinforced concrete pile dibuat di tempat
pekerjaan;
2) Tiang pancang beton ini baru dipancang apabila sudah cukup keras hal
ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menuggu sampai tiang
pancang beton ini bisa digunakan;
b. Precast Prestressed Concrete Pile
Precast prestressed concrete pile adalah tiang pancang dari beton prategang
yang menggunakan baja dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya..

4
a. Cast in place
Tiang pancang cast in place ini adalah pondasi yang dicetak di tempat
pekerjaan dengan terlebih dahulu membuatkan lubang dalam tanah dengan cara
mengebor. Pelaksanaan cast in place ini dapat dilakukan dengan dua cara
1) Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik ke atas;
2) Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah kemudian diisi dengan
beton, sedangkan pipa baja tersebut tetap tinggal dalam tanah.

3. Tiang pancang baja


Jenis tiang pancang baja ini biasanya berbentuk profil H. karena terbuat
dari baja maka kekuatan dari tiang ini adalah sangat besar sehingga dalam transport
dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti pada tiang pancang
beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang ini sangat bermanfaat jika dibutuhkan
tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar. Tingkat karat pada
tiang pancang baja sangat berbeda - beda terhadap texture
Keuntungan pemakaian tiang pancang baja :
b. Tiang pancang ini mudah dalam hal penyambungan;
c. Tiang pancang baja mempunyai kapasitas daya dukung yang tinggi;
d. Dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.

Kerugian pemakaian tiang pancang baja :


a. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi;
b. Tiang pancang H dapat mengalami kerusakan besar saat menembus tanah keras
dan yang mengandung batuan, sehingga diperlukan penguatan ujung.

5
4. Tiang pancang komposit
Yang dimaksud dengan composite pile ini adalah tiang pancang yang terdiri dari
dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama - sama sehingga merupakan satu tiang.
Composite pile ini dapat berupa beton dan kayu maupun beton dan baja.

2.3 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang

Pada perencanaan pondasi tiang pada umumnya diperkirakan pengaturan


tiang – tiangnya terlebih dahulu seperti letak/susunan, diameter dan panjang tiang.
Dalam pengaturan tiang – tiang tersebut perlu diperhatikan beberapa hal berikut :
1. Tiang yang berbeda kualitas bahannya atau tiang yang memiliki diameter
berbeda tidak boleh dipakai untuk pondasi yang sama;
2. Tiang miring dipakai apabila besarnya gaya horizontal yang bekerja pada
kelompok tiang terlalu besar untuk ditampung oleh tiang vertikal;
3. Jarak yang dianjurkan antara tiang dalam satu kelompok adalah antara 0, 60
sampai 2, 0 meter.
Pada umumnya gaya – gaya luar yang bekerja pada tiang yaitu pada kepala
tiang yang meliputi berat sendiri bangunan di atasnya, beban hidup, tekanan tanah
dan tekanan air. Sedangkan beban yang bekerja pada tubuh tiang

yaitu meliputi berat sendiri tiang, gaya geser negatif pada selimut tiang dan gaya
mendatar akibat getaran ketika tiang tersebut melentur.
Tiang

Gambar 2.1. Beban – Beban yang Bekerja pada Kepala Tiang


Sumber : Ir. Suyono Sudarsono, 1990 “Mekanika Tanah & Teknik Pondasi

6
Perencanaan suatu pondasi tiang biasanya dilaksanakan sesuai dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria perencanaan, seperti beban – beban yang bekerja pada
dasar tumpuan (poer), parameter tanah, situasi dan kondisi bangunan di sekitar
lokasi, besar pergeseran yang diijinkan dan tegangan ijin dari bahan – bahan
pondasi;
2. Memperkirakan diameter, jenis, panjang, jumlah dan susunan tiang;
3. Menghitung daya dukung vertikal tiang tunggal (single pile);

4. Menghitung faktor efisiensi dalam kelompok tiang dan daya dukung vertikal

yang diijinkan untuk sebuah tiang dalam satu kelompok tiang;

5. Menghitung beban vertikal yang bekerja pada setiap tiang dalam kelompok

tiang;

6. Memeriksa beban yang bekerja pada setiap tiang apakah masih dalam batasan

daya dukung yang diijinkan. Apabila tidak sesuai, maka perkiraan diameter,

jumlah atau susunan tiang pada prosedur yang kedua harus dihitung kembali

kemudian dilanjutkan dengan prosedur berikutnya;

7. Menghitung daya dukung mendatar setiap tiang dalam kelompok;

8. Menghitung beban horizontal yang bekerja pada setiap tiang dalam kelompok;

9. Menghitung penurunan (bila diperlukan);

10. Merencanakan struktur tiang.

7
Tag

Gambar 2.2. Contoh Data Perhitungan Pile Group


Sumber : Doc . PT. Istana Kreasi Indah Cipta

8
2.4 Pengambilan Sample Tanah (Sondir Test)

Pengujian CPT atau sondir adalah pengujian dengan menggunakan alat

sondir yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 600 dan dengan luasan

ujung 1, 54 in2 (10 cm2). Alat ini digunakan dengan cara ditekan ke dalam tanah

terus menerus dengan kecepatan tetap 20 mm/detik, sementara itu besarnya

perlawanan tanah terhadap kerucut penetrasi (qc) juga terus diukur.

Dilihat dari kapasitasnya, alat sondir dapat dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu sondir ringan (2 ton) dan sondir berat (10 ton). Sondir ringan digunakan

untuk mengukur tekanan konus sampai 150 kg/cm2, atau kedalam maksimal 30 m,

dipakai untuk penyelidikan tanah yang terdiri dari lapisan lempung, lanau dan

pasir halus. Sondir berat dapat mengukur tekanan konus 500 kg/cm 2 atau

kedalaman maksimal 50 m, dipakai untuk penyelidikan tanah di daerah yang

terdiri dari lempung padat, lanau padat dan pasir kasar.

Keuntungan utama dari penggunaan alat ini adalah tidak perlu diadakan

pemboran tanah untuk penyelidikan. Tetapi tidak seperti pada pengujian SPT,

dengan alat sondir sampel tanah tidak dapat diperoleh untuk penyelidikan

langsung ataupun untuk uji laboratorium. Tujuan dari pengujian sondir ini adalah

untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang

merupakan indikator dari kekuatan tanahnya dan juga dapat menentukan

dalamnya berbagai lapisan tanah yang berbeda.

Dari alat penetrometer yang lazim dipakai, sebagian besar mempunyai

selubung geser (bikonus) yang dapat bergerak mengikuti kerucut penetrasi

tersebut. Jadi pembacaan harga perlawanan ujung konus dan harga hambatan

geser dari tanah dapat dibaca secara terpisah

9
.

10
11
2.5 Metode Pelaksanaan

12
2.5.1 Site Preparation
a. Mobilisasi dan rangkaian equipment
Equipment yang akan digunakan untuk proses pengeboran spun pile dilakukan
pada malam hari agar tidak mengganggu proses produksi yang lain. Setelah
semua equipment yang akan digunakan sudah tersedia di lapangan maka akan
dilakukan proses perakitan serta dilakukan pengecekan oleh pihak yang
bersangkutan.
b. Stock Yard
Material spun pile dengan diameter 1.0 m dan 1.2 m, material ini sementara
disimpan pada stock yard sebelum di mulainya proses piling. Spun pile akan
diletakan 3 sampai 4 layer sesuai dengan permintaan dan rekomendasi dari
pabrik serta di Alaskan material kayu.
c. Staking Out
Staking out ini digunakan untuk mencari posisi center dari spun pile, surveyor
sebaiknya membuat pile kordinat dari masterplan sesuai spesifikasi dari
konsultan/owner.

2.5.2 Preboring Sequence

Sebelum dilakukannya pekerjaan piling, pekerjaan pertama yaitu melakukan


preboring. Preboring menggunakan mesin drill dengan diameter casing 1.3m dengan
kedalaman 12m. Kedalaman preboring ±18m sebelum tanah keras dengan asumsi
spun pile final set diatas tanah keras dan belum final posisi.

a. Positioning of Piling Machine and Crane


Drilling machine, excavator, crane dan lain-lain akan dialokasikan untuk
memulai proses preboring setelah diberi stake out.

13
b. Instalasi Casing Sementara
Instalasi ini menggunakan alat berat seperti hydraulic, rotary drill rigs dll.
Lubang bor akan diisi dengan casing sementara pada layer teratas, pada saat
instal casing perlu adanya cairan polimer agar tanah tidak menempel pada
casing tsb.

c. Pre-Drilling Work
Setelah dilakukannya setting out pada lokasi spun pile oleh surveyor, casing
sementara akan final set. Kelurusan pada casing tersebut akan di cek saat
dilakukannya proses instalasi level. Hasil dari cek kelurusan tadi akan di catat pada
pre-drilling record.

14
d. Driven Pile Work
Setelah spun pile sudah berada pada posisi dan elevasi yang tepat, selanjutnya
dimulai proses pemancangan. Proses pemancangan pada proyek depo LRT
menggunakan bantuan alat berat Crane 250 Ton dengan bantuan sebagai
penumbuknya yaitu Hummer berjenis Diesel. Hummer itu sendiri memiliki bobot
seberat 18 Ton.

15
LAMPIRAN

Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24) Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24)

Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24) Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24)

Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24) Proses pengujian PIT tiang BP 1900 (T24)

16
Pembacaan pukul 23:30 WIB

Proses pembacaan dial

17
Pembacaan dial pada siklus 0%

Pressure pada beban 1050 ton

18
BP 1352 (T26) BP 1352 (T26)

Alat yang digunakan Alat yang digunakan

Bacaan 0,52 pada gauge 4 cycle II dengan beban 100% pukul 21:56

19

Anda mungkin juga menyukai