c. Taksonomi
Klasifikasi Tanaman Keji beling ( Ruellia napifera) adalah sebagai berikut
Sinonim :Sericoclyx crispus L, Hemigraphjis coorata Hall, Ruellia
colorata BI.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Sub divisi : Dicotyledonae (Tumbuhan berkeping dua)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan dikotil)
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Bangsa : Solanales
Famili : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Ruellia napifera
Nama : Keji beling
d. Kandungan Kimia
Tumbuhan ini terutama mengandung banyak mineral seperti kalium, sedikit
natrium, kalsium, asam silikat, tannin, dan glikosida. Metabolit sekunder yang
terdeteksi dalam daun tanaman ini adalah senyawa diterpen yaitu fitol, dan
senyawa sterol yaitu α-sitosterol, kampesterol, dan stigmasterol (Afrizal, 2008).
Di samping itu, tanaman ini juga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol
(Syamsuhidayat et. al., 1991).
Delapan senyawa flavonoid dari keji beling, yaitu (+)-katekin, (-)-epikatekin,
rutin, mirisetin, luteolin, apigenin, naringenin, dan kaempferol, berhasil
diekstraksi oleh Liza dkk. (2010). Soediro dkk. (1993, 1998) sebagaimana
disebutkan dalam Afrizal (2008) mengisolasi verbakosida, ester glikosida dari
asam kafeat dan tujuh asam fenolat, yaitu asam p-hidroksi benzoat, asam
pkoumarat, asam kafeat, asam vanilat, asam gentinat, asam ferulat, dan asam
siringat di daun keji beling.
e. Uji Pre Klinis
Telah dilaporkan bahwa ekstrak air daun keji beling memiliki efek diuretik
secara in vivo pada tikus putih dengan dosis 1,35; 2,7 dan 5,4 mg/g BB. Ekstrak
air daun keji beling pada dosis 5,4 mg/g BB mempunyai efek diuretik paling besar
(Qomariah, 2005).
Kusumowati (2000) menemukan bahwa fraksi air dan fraksi etil asetat dari
herba keji beling mampu melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro, dan efek
ini berbanding lurus dengan kenaikan kadar fraksi. Kemudian dari uji KLT
(Kromatografi Lapis Tipis) diketahui bahwa pada kedua fraksi terdapat senyawa
flavanoid, yang kemungkinan adalah flavanon, flavon, dan auron. Sehingga
mekanisme kelarutan batu ginjal kalsium oleh keji beling diduga melalui
pembentukan kompleks antara senyawa aktif dengan kalsium, yang bersifat lebih
polar, sehingga lebih mudah larut dalam air. Ditambah lagi dengan penemuan
Afrizal (2008) bahwa indeks penghambatan pertumbuhan kristal kalsium oksalat
dari ekstrak keji beling mirip dengan ekstrak tempuyung.
Menurut Al-Henhena (2011), senyawa flavonoid adalah suatu kelompok
senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan
zat warna merah, ungu, biru dan kuning yang ditemukan dalam tanaman.
Flavonoid menunjukkan beberapa efek biologis seperti antiinflamasi, antioksidan,
antimikroba dan anti kanker. Flavonoid diketahui dapat meningkatkan proses
penyembuhan luka melalui pengaruh terhadap kontraksi jaringan dan peningkatan
kecepatan epitelisasi. Selain itu, flavonoid dapat mengurangi lipid peroksidase
melalui pencegahan terhadap nekrosis sel dan meningkatkan vaskularisasi
jaringan.
f. Dosis
Telah dilakukan uji efek antihiperglikemik jus segar daun kejibeling dosis i;
1,5 dan 2 mL/kg BB secara oral pada tikus jantan dan betina galur Sprague-
Dawley normal (sebagai kontrol) dan diabetes yang diinduksi streptozotosin
(dosis 55 mg/kg BB).Uji dilakukan selama 30 hari dan digunakan glibenklamid
(10 mg/kg BB) sebagai obat standar. Hasil menunjukkan pada hari ke-15 dan ke-
30, jus segar daun kejibeling dapat menurunkan serum glukosa secara signifikan
dibandingkan kontrol. Dosis 2 mg/kg BB menunjukkan penurunan serum glukosa
terbesar pada tikus jantan diabetes (sebesar 5,16 mmol/L) dan dan tikus betina
diabetes (sebesar 6,98 mmol/L) (BPOM, 2011).
g. Indikasi (Sulaksana, 2005).
- Air kemih sedikit
Cuci daun sambang getih segar (20--30 g), lalu rebus dengan
dua gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring dan minum
sekaligus.
- Disentri
Cuci daun sambang getih segar (tujuh lembar), lalu rebus
dengan segelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin,
saring dan minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari.
- Wasir
Cuci segenggam daun segar, lalu rebus dengan dua gelas air
selama setengah jam. Setelah dingin, saring dan minum. Rebus
ampasnya sekali lagi untuk diminum pada sore hari.
h. Kontra Indikasi
Jika melebihi 2 gram serbuk dalam sekali minum bisa menimbulkan
Iritasi saluran kemih karena bersifat diuretik kuat yang menggandung
kalium hingga 322 mg / 100 g daun, serta asam silikat 12, 4 % dari sisa
kering sehingga akan memberikan beban terhadap kerja ginjal (Depkes RI,
2008).
i. Interaksi
Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan kombinasi
ekstrak tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang lebih ampuh dibanding
dengan hanya menggunakan satu komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari
tumbuh-tumbuhan ini memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan
bahkan menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat mengurangi
kejadian keracunan dibanding hanya dengan menggunakan satu jenis herbal.
Namun, secara teoritis, kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal
juga bisa berinteraksi untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun
daripada menggunakan satu jenis herbal (Katno, 2008).
Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis
tanaman obat yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk
mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut
dibuat setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi. Beberapa
contoh tanaman obat yang memiliki efek sejenis (sinergis), misalnya untuk
diuretik bisa digunakan daun keji beling dan daun kumis kucing. Tanaman ini
digunakan untuk mengobati batu ginjal. Akan tetapi jika pemakaian melebihi
2 gram serbuk sekali minum, bisa menimbulkan iritasi saluran kemih (Katno,
2008).
Pada beberapa pasien yang mengonsumsi keji beling untuk mengobati
sakit batu ginjal, ternyata ditemukan adanya sel-sel darah merah dengan
jumlah melebihi batas normal pada urinenya. Kemungkinan hal ini disebabkan
daun kejibeling merupakan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi
pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun
kumis kucing (Ortosiphon aristatus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan
dikombinasi dengan daun tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak
mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium
(Katno, 2008).
j. Efek Samping (Dalimartha, 2006)
1) Iritasi saluran kemih, karena efek dari kalsium yang tinggi sebagai diuretik
kuat.
2) Iritasi lambung, karena adanya kandungan asam salisilat yang dapat
merangsang lambung.
3) Gastritis
k. Toksisitas
Toksisitas subkronik menunjukkan semua parameter baik SGOT, SGPT,
ureum, kreatinin dan Hb serta hasil analisis perubahan histopatologis organ-organ
penting tikus percobaan seperti hati, paru, ginjal, jantung, lambung dan usus
tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok
yang diberi bahan uji ekstrak etanol 70% daun kejibeling sampai dengan dosis
125 mg/100 g BB (BPOM, 2011).
Uji menggunakan 4 dosis dari jus kejibeling (700, 2100, 3500, 4900 mg/kg)
diberi secara oral ke tikus wistar perempuan / laki – laki. Perlakuan kurang lebih
14 hari. Hasil tidak ada Toksisitas terhadap parameter klinis dan morfologi. Tidak
ada Perubahan level aspartat amino transferase, alkali fosfat kreatinin dan
albumin.
l. Resep
- Batu Ginjal (Permadi, 2008)
1) Resep 1
- 10 g tempuyung kering
- 10 g meniran kering
- 10 g keji beling kering
- 10 g kumis kucing kering
- 10 g sirih kering
- 10 g daun avoked kering
- 10 g sambiloto kering
Rebus semua bahan dengan 5 gelas hingga tersisa 3 gelas air. Minum
gelas pada pagi, siang, dan sore hari (1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan). Lakukan setiap hari hingga sembuh. Catatan: jika tanaman
digunakan dalam bentuk segar, jumlahnya 2 kali lipat atau 20 g.
2) Resep 2
- 1 sdm bubuk kumis kucing
- 7 batang meniran beserta akarnya
Rebus bahan dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum ½ gelas
3 kali sehari. Jangan lupa untuk meminum banyak air.
3) Resep 3
- 1 genggam daun kejing beling
- 4 tongkol jagung muda
Rebus semua bahan dnegan 2 liter air hingga tersisa 1 liter air. Setelah
dingin, saring lalu minum pada pagi dan sore hari masing-masing ½
gelas.
4) Resep 4
- 50 g keji beling
- 7 batang meniran segar
- 7 lembar daun ungu
Rebus semua bahan dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas
Dinginkan dan saring. Minum 1 gelas 3 kali sehari.
- Diuretik (Dalimartha, 2006)
a. Merebus daun segar keji beling segar sebanyak 25-50 gram dengan 4 gelas air.
b. Menunggu sampapi tersisa setengahnya.
c. Menunggu hingga dingin, lalu disaring dan diminum setiap hari.
- Batu Empedu (Hariana, 2013)
a. Mencuci 5 lembar daun keji beling segar, 7 lembar daun ungu segar.
b. Merebus semua bahan dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.